Thursday 31 May 2018

Waktu BEDA tiap orang

Lama dan sebentar adlh ukuran waktu.....
Seorang pemuda dlm proses PDKT, ditanya "apa lama sdh nunggu". Kata si pemudi yg janjian akan pergi bersama, si pemuda nunggu di atas kendaraan di pengkolan jalan. Padahal kontak W.A. udh 35 menit lalu. Mungkin akan beda rasanya bagi mrk berdua lama waktu 35 itu.
Boleh jadi si pemuda merasa bgt lama, cuma untuk jaga PDKT yg baru terjalin, dg muka manis "ngaaak, aq baru saja nyampe" ujar si pemuda (diplomasi nyenangkan ati si bakal).
Sementara si pemudi boleh jadi singkat sekali 30 an menit itu, ber dandan rasanya grasa- grusu, maklum mau tampil prima agar ndak bercacat buat si calon..
Nah itulah ukuran waktu lama atau sebentar sangat beda tiap orang tergantung situasi dan kondisi. Waktu nonton sepak bola dan waktu nunggu keluarga di UGD rumah sakit, beda.
Perpajangan waktu 3 menit bagi kesebelasan yg menang 1-0, rasanya lama sekali, sementara buat yg kalah waktu itu bgt singkat.
Baiklah,.......... ttg ukuran waktu ini qt rentang buat renungan puasa Ramadhan hari ke 8 ini.
Tiap orang kan merasakan perbedaan lamanya waktu dari pk 04.35 sampai 17.47 (daerah DKI Jkt). Buktinya tadi ktk saya pulang nemankan istri dari pasar, terliat seorang yg saya tau dianya shalat di Masjid, tapi dia terang-terangan nyedot rokok nongkrong di panggir jalan. Ini potret yg merasa lama berpuasa.
Nanti di akhirat kelak (tentu buat yg iman), perasaan setiap individu beda ktk menunggu pengadilan akhirat, nunggu di alam kubur.
Allah SWT berfirman:
يَوْمَ يَدْعُوْكُمْ فَتَسْتَجِيْبُوْنَ بِحَمْدِهٖ وَتَظُنُّوْنَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا
"yaitu pada hari (ketika) Dia memanggil kamu, dan kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, (rasanya) hanya sebentar saja kamu berdiam (di dalam kubur)."
(QS. Al-Isra' surat 17: Ayat 52)
Sedangkan waktu tunggu di pengadilan akhirat seperti diriwayatkan dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَجْمَعُ اللهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُوْمٍ قِيَامًا أَرْبَعِيْنَ سَنَةً شَاخِصَةً أَبْصَارُهُمْ يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ الْقَضَاءِ
“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam kepadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib, no.3591). Matahari didekatkan dengan jarak satu mil sehingga manusia benar-benar mengalami kesusahan dan kesedihan.
Ketika kesusahan yang mereka rasakan semakin memuncak, akhirnya mereka mencari orang yang dapat memberikan syafa’at, agar Allah Ta’ala segera mempercepat keputusan-Nya. Mereka pun akhirnya berusaha mendatangi Nabi Adam, kemudian Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa bin Maryam untuk meminta syafa’at darinya, namun mereka semua menolaknya. Pada akhirnya mereka datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk meminta syafa'at dari beliau. Dengan izin Allah Ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan syafa'at kepada umat manusia, agar mereka diberi keputusan. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4712 dan Muslim, no. 194 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Ini model waktu tunggu yg mungkin akan dialami beda-beda menurut perasaan setiap qt, barangkali tergantung syarat yg ditentukan agama ttg bgmn mendptkan fasilitas syafaat (pertolongan) dari Rasulullah, diantaranya menjaga puasa qt yg sdg qt jalankan ini sebaik-baiknya. Smg .........wallahu 'alam bishawab.
L/k mhn dimaklumi dan dimaafkan. Wslm. M. Syarif Arbi

No comments:

Post a Comment