Saturday 31 December 2022

Burung berpantun di batas tahun

31 Desember tahun dibatas. Esok hari tahun inipun tuntas. Bagi burung takkan dibahas. Lebih sibuk, telornya menetas. Adat burung2 bagus ditiru. Tahun baru mereka tak libur. Berhura-hura tidaklah perlu. Bagus evaluasi diri dg tafakur. Burung Gagak terbang berkawan. Terbang sejoli burung Merpati. Apalah daya kita rakyat rendahan. Paling hanya do'a di dalam hati. Terbang layang burung Gagak. Beda gayanya burung Merpati. Liat yg tertindas, mereka berlagak. Seolah membela sampai mati. Burung Balam terbang melayang. Burung beo melompat lompat. Siang malam usai sembayang. Berdo'a kezaliman, berhenti cepat. Burung Perkutut didalam sangkar. Walau sudah jinak dilepas jangan. Kalau meliat yang buat mungkar. Cegahlah segara dengan tangan. Burung tekukur terlihat gugup. Adu suara dalam pertandingan. Liat mungkar tangan tak sanggup. Cegahlah mungkar dengan lisan. Burung Merpati dikasih makan. Terlalu banyak sampai berlimpah. Ingkari dg hati suatu kemungkaran. Sebagai pertanda iman yg lemah. Burung pipit hinggap didahan. Mengincar padi akan dimakan. Piculah semagat di tahun depan. Beribadah dan berbuat kebaikan. Pantun burung ini ku gubah. Suatu wujud ayat2 kauniyah. Semoga dapat menjadi ibrah. Untuk dipetik sebagai hikmah. Kalau tak suka jangan dicaci. Jika sukapun usahlah dipuji. Ini sekedar penghibur hati. Buat pembaca, saya hormati. Jakarta, 31 Desember 2022. 7 Jumadil Akhir 1444 H. Salam hormat M. Syarif Arbi.

Friday 30 December 2022

PERANDAIAN

Tinggal sehari lagi tahun 2022 akan jadi tahun kemarin, banyak peistiwa telah dilalui. Tentu tidak semua hasil yang dicapai, dirasakan memuaskan muncullah peradaian. Rasanya masih banyak kekurangan dalam beribadah, rasanya masih sangat sedikit berbuat kebaikan. Hidup ini tak terlepas dari berandai-andai. Model perandaian dapat di bagi: Pertama; perandaian ke belakang, mengenai masa lalu, contoh seperti tahun lalu. Kedua; perandaian ke depan, perihal waktu yang akan datang. PERANDAIAN KE BELAKANG. Banyak juga orang yang suka nyesali masa yang sudah lewat. Nyesali kejadian yang telah lalu atau sudah dibelakang. Hujan panas selalu bergilir. Kadang panas kadang hujan. Sudah lepas jangan dipikir. Baiklah fokus kemasa depan. Mengenang masa lalu, perlu memang, untuk sebagai pelajaran agar tak mengulangi kekeliruan yang sama. Tapi hati2 ada berandai kebalakang yang malah berdosa; يٰـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَكُوْنُوْا كَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقَا لُوْا لِاِ خْوَا نِهِمْ اِذَا ضَرَبُوْا فِى الْاَ رْضِ اَوْ كَا نُوْا غُزًّى لَّوْ كَا نُوْا عِنْدَنَا مَا مَا تُوْا وَمَا قُتِلُوْا ۚ لِيَجْعَلَ اللّٰهُ ذٰلِكَ حَسْرَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَا للّٰهُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗ وَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh. (Dengan perkataan) yang demikian itu, karena Allah hendak menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Ali 'Imran ayat 156). Jadi jangan menyesali, misalnya salah ambil keputusan. Biarpun karena keputusan itu jadinya pahit, apaboleh buat, sudah terlanjur. Tak mungkin jarum masa diputar mundur. Jika keputusan itu berupa dosa, bertaubat. Jika keputusan itu salah membuat rugi, evaluasi jangan terulang. Rasulullah Muhammad ﷺ memberikan sebuah konsep dalam menghadapi masa belakang dan masa depan. Hal ini tergambar jelas dalam sebuah sabda beliau: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : “الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ” Diriwayatkan dari Abu Hurairah raberkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan dalam keduanya ada kebaikan. Semangatlah untuk melakukan hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Dan ketika sesuatu menimpamu maka janganlah kamu katakan: “Seandainya dahulu aku melakukan hal yang ini maka akan terjadi seperti ini dan itu” tapi katakanlah: “Ini adalah takdir Allah dan apapun yang Dia kehendaki pasti akan terjadi” karena kata-kata “Seandainya (Lau)” akan membuka amalan setan.” (HR. Muslim 4186, Ibnu Majah 76) PERANDAIAN KE DEPAN. Membuat perencanaan masa depan, cita-cita......... Halal2 saja diandai saat sekarang untuk sesuatu esok, pekan depan, bulan depan, tahun depan dstnya. Untuk dunia. Hidup tanpa cita2 bagai kendaraan tak ada kemudi. Justru cita2 itu penting agar semangat hidup tinggi. Perkara berhasil atau gagal itu adalah urusan Allah. Andai2 ke depan yang maha penting bagi orang beriman adalah hari depan akhirat. Tak seorang yang tidak kesana, baik yang percaya ataupun yang tidak percaya, pasti akan ke akhirat. Makanya khusus mengenai, per-andai-an ke depan akhirat ini Allah perintahkan: يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr ayat 18). Allah juga mengajari manusia untuk ber-andai2. وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَ رْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَا مٌ وَّا لْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Luqman ayat 27). Ber-andai2 yang positif justru إِن شَآءَ ٱللَّهُ berpahala, misalnya ber-andai tentang masa depan anak2 keturunan kita: وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 9). Semoga, masa depan kita penuh terisi dengan kebaikan, masa lalu; umpamanya dosa Allah ampunkan, umpamanya merugikan kedepan Allah ganti dengan keuntungan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 6 Jumadil Awal 1444 H. 30 Desember 2022. (1.081.12.20).

Wednesday 28 December 2022

PETUAH dan PITUTUR Ujung TAHUN

2 hari lagi tahun 2022 berakhir. Tidak terasa hari-hari bergulir. Hidup diisi kadang tanpa pikir. Muncul sesalan bila tergelincir. Pembaca ku ajak agak sekilas. Simak petuah cukup berkelas. Tuturan tetua bermakna luas. Enak di telaah juga dibahas. "Tanah Melayu” asal petuah. Tempat bermula kami berumah. Kab. Ketapang berpenduduk ramah. Di Provensi Kal-Bar itu daerah. Selanjutnya begini siempunya madah: Luruskan niat jangan menyalah. Arif dan bijak dalam melangkah. Cerdas menyimak pesan petuah. Pintar mengambil simpul masalah. Cekatan berunding bijak bersiasah. Bila agama sudah mulai dilarung. Hanya harta, dunia menjadi ujung. Bgmnpun hidup takkan beruntung. Bagai bahtera terkatung-terkatung. Diakhirat tak ada tempat pelindung. Adat orang tua memberi petuah. Agar anak cucu tak salah polah. Hidup tentram bersalut berkah. Terjauh dari bermacam masalah. Tetua kita di tanah jawapun juga punya pitutur. Jika direnung bermakma sangat dalam, tersusun begitu teratur. Baik kukutipkan semoga jadi bahan kita bertafakur: "Rino wengi mung mburu ndunyo. Njur lali karo agomo. Ojo phodo ngresulo ndak gelis tuwo. Wong yen nrimo uripe dowo. Wong suloyo urepe rekoso". Terjemahan bebas: Siang malam memburu dunia. Lalu lupa kepada agama. Jangan ngeluh yang menyebabkan cepat tua. Orang yang menerima apa adanya hidupnya panjang. Orang yang serba merasa kurang hidupnya berat. Catatan: Hebatnya kata "harta" dan kata "dunia", dalam bahasa jawa hanya dibedakan dengan huruf "N". "Ndunyo" artinya "Dunia". "Dunyo" artinya "Harta" Jadi dunia dan harta sangat dekat, kakak adik nampaknya. (mhn maaf jika salah alih bahasa, lantaran saya bukan penutur asli, koreksi diterima setulus hati). Bait2 pesan tetua kita baik di ranah melayu dan tanah jawa pas kiranya buat renungan akhir tahun 2022 yang merupakan tahun masih mencekam dikarenakan covid 19 baru saja melandai di dunia, diakabarkan masih ada. Tahun 2022 terisi banyak bencana, mudah2 tahun 2023 perlindungan Allah untuk dunia ini semua. Smg diri ini mengaca diri apakah di tahun yang sebentar lagi dilalui awak masih saja: * Mengejar harta dan dunia semata, tak peduli lagi halal haram hantam. * Apakah sudah mulai meninggalkan ajaran2 agama. * Apakah masih kurang bijak dalam berbuat. Ingat petuah di atas: *Harus peduli terhadap pesan dan petuah. *Pandai2 mengambil kesimpulan terhadap fenomena alam dan masyarakat. *Tidak hanya mau menang sediri. Agama berpesan: وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qasas ayat 77). Kita diperintahkan untuk mencari harta demi kelangsungan hidup di dunia dan sebagai sarana ibadah, guna mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat. Namun diingatkan: وَ مَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗ وَلَـلدَّا رُ الْاٰ خِرَةُ خَيْرٌ لِّـلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ "Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS. Al-An'am ayat 32) Demikian, semoga kita sehat afiat di tahun2 mendatang. Dapat hidup aman dalam mencari rejeki, aman juga beribadah. Sanggup menjalani perintah Allah dan nasihat serta petuah para tetua kita. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Jumadil Akhir 1444H. 29 Desember 2022. (1.080.12.22 ).

GILIRAN ber JAYA

Tujuanku hari itu, ingin pulang ke kediaman kami di kampung seberang. Ku toleh kiri kanan bahkan sampai ku cari ke warung2 seputar pangkalan penyeberangan (bahasa daerahku "kalan tambang"), tak seorangpun kuliat. Kulangkahkan kakiku menuju ke pinggir sungai, ternyata ada sampan kecil tertambat lengkap dengan dayung (pengayoh bahasa kampungku). Spontan kunaiki sampan itu, kulepas talinya, kudayung menuju seberang. Soal mendayung sampan meskipun tidak terlalu mahir, aku sudah terbiasa, merupakan ketrampilan yang harus dimiliki "anak tepian sungai" sezaman denganku. Kuamati di tumpukan property si empunya di dalam sampan, terdapat sebungkus gula pasir setengah kiloan, agaknya pemilik sampan meninggalkan sampannya untuk melengkapi belanjaannya di pasar setengah kilometeran dari “kalan tambang”…... Sesampai di seberang ku dapati salah seorang yang pekerjaannya se-hari2 sebagai pendayung sampan memungut sewa dari penumpang ("penambang", istilah setempat). Setelah nego, dia bersedia menggandeng sampan itu kembali ke tempat asalnya, nanti setelah penumpang perahu miliknya penuh, dia menuju ke seberang. Untuk bantuannya itu keberikan balas jasa 20 ribu rupiah. Baru saja aku melangkah beberapa tindak dari pinggir sungai menuju rumah kami sekitar satu kilometer dari “kalan tambang”, kakiku menyentuh bantal guling, sampai batal gulingku jatuh dari tempat tidur. Kulihat jam di depan kamar mandi tak jauh dari tempat tidur kami, menunjukkan pukul 02.30., rupanya itu dinihari. Agaknya alam bawah sadarku kembali ke masa kecil sampai remajaku, berdiam di tepian sungai Pawan. Sungai Pawan yang membelah kotaku dengan kecamatan sekitarnya, dulu dibawah tahun 1980, hanya mungkin diseberangi dengan sampan atau perahu bermesin. Kini sudah terbaring jembatan menghubungkannya. Dengan adanya jembatan itu sejumlah kawan2ku dulunya “penambang” entah kerja apa, sebab hampir tak ada lagi pengguna jasa menyeberangkan orang, kendaraan, menggunakan jasa mereka. Jembatan penyeberangan telah meng kanibal mata pencarian "Penambang". Kejayaan Penambang pun habis waktunya fungsinya digantikan jembatan. Era 2000 an menjamur di kota2 besar wartel kemudian warnet. Eee sekarang produk itu mati dengan sendirinya di kanibal oleh hand phone canggih, bukan saja dapat nelpon tapi dapat internetan, video call. W.A. Instagram…….. Masih segar ingatanku, tahun 1970 an hanya rumah orang tertentu yang terpasang telepon, saking khususnya rumah yang terpasang telepon tertulis “ada telepon”. Kejayaan warnet kini dipergilirkan oleh mobile phone, populer dengan nama “HP”. Sebelum era telepon digital yang diputar, ketika ku bertugas di Surabaya 1973, telepon di kota terbesar kedua di Indonesia itu, bertelepon harus disambungkan oleh operator Telkom, dengan menyebutkan “Utara nomor..” atau “Selatan nomor..”. Sekarang sudah hampir semua rumah tangga sudah menghentikan berlangganan telepon kabel. Transportasi berbasis online kini di Jakarta juga kota2 besar agaknya sudah mengkanibal angkutan konvensional taxi termasuk angkot dan Bajay. Begitu pengakuan supir taxi angkot dan Bajay. Walau pengusaha menyikapi dangan menurunkan setoran. 3 Tahun lalu, “T.T.” seorang pengemudi Bajay mengantarkanku dari rumah ke Stasiun K.A. Gambir mengisahkan sebelum tersaing oleh transportasi online, setoran Rp 130 ribu, sekarang diturunkan jadi Rp 80 ribu/hari. Tapi,..; sambungnya: "lebih mudah cari Rp 130 ribu ketimbang Rp 80 ribu". Masuk di akal, Bajay pasti kalah bersaing dengan "online transport", sebab dari rumahku ke Gambir (3 tahun lalu sebelum BBM naik) cuma belasan ribu ndak usah nawar. Bang T.T. supir Bajay dari rumahku ke Gambir semula pasang tarif Rp 25 ribu, setelah nego dapat Rp 20 ribu. Jelas aman, nyaman dan murah pakai "on line". Nah kejayaan moda transportasi konvensional kini tengah digilirkan dengan moda transportasi berbasis online. Belakangan sudah banyak komoditi yang dapat dibeli dengan tidak banyak lagi melangkahkan KAKI, cukup dengan JARI…... Alamat sebentar lagi gedung toko2 serba mewah akan kekurangan pengunjung, lambat laun harus menerima kenyataan, pergiliran kejayaan, karena pelanggan akan beralih "belanja menggunakan JARI". Mall yang dibangun besar2 indah jika tidak diikuti inovasi pelayanan, bakal sepi pelanggan. Komoditi apa saja, mulai dari makanan, alat electronik, pakaian, perabot tukang dan perabot rumah tangga semuanya dapat dipesan dengan JARI. Begitupun keberjayaan kekuasaan suatu bangsa, suatu dinasti, mesti di pergilirkan, sejarah dunia mencatat hal tersebut secara lengkap. Pernah berkuasa dinasti DAWUD, terkenal dengan anaknya SULAIMAN. Menyusul Raja Namrud, Fir’aun, Kaisar Romawi dan dinasti2 Kekaisaran Cina. Dengan demikian adalah alami jika yang berkuasa selalu ganti berganti. Di negeri kita ada istilah zaman ORLA, Zaman ORBA, Zaman Reformasi dan zaman2 apa lagi, pasti Ke JAYAAN itu akan di PERGILIRKAN. Menyoal tentang pergiliran berjayanya suatu produk, keberjayaan suatu bangsa, keberjayaan suatu dinasti, bila disimak tuntunan Al-Qur'an memang merupakan sunnatullah, Allahpun memberitahukan: وَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَلِيَـعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman”. (Ali Imran ayat 140) Penggalan dari ayat ini, memberikan informasi, kejayaan dan kehancuran memang diatur oleh Allah termasuk juga kejayaan berwujud kekuasaan. Kadang bila diliat seorang Raja disebuah kerajaan yang berkuasa dan kuat dalam berbagai sudut, sepertinya tak mungkin tergantikan. Yang terjadi sebaliknya Kaisar dan Raja yang besar bagaimanapun juga jatuh, dipergilirkan. Begitu pula suatu produk, akan habis masa tenarnya, kemudian digantikan produk yang lainnya. Itu semua dikondisikan Allah agar manusia semakin hari semakin cerdas, karena terus menerus berinovasi. Sekaligus untuk menguji orang yang beriman, apakah dengan jatuhnya produk yang sedang ia geluti, ybs. berputus asa atau tawakkal kemudian lanjut berikhtiar mencari karunia Allah lainnya yang tersedia demikian banyak. Juga untuk menguji orang beriman apakah akan mengkultuskan seseorang yang sedang berkuasa, menyanjung, memujinya setinggi langit, sehingga se-olah2 sudah tidak ada lagi yang lebih baik dari diri si penguasa yang sedang berkuasa, atau hanya yakin dan percaya bahwa satu2nya ALLAH, berkuasa mutlak tak tergantikan. Sedangkan kekuasaan kejayaan manusia pasti dipergilirkan. Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminassyaitan. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri dari padanya). Barakallahu fikum. Wallahu 'alam bishawab. وَ الْسَّــــــــــلاَمُ M. Syarif arbi. Jakarta, 4 Jumadil Akhir 1444 H. 28 Desember 2022. (1.079.12.22)

Sunday 25 December 2022

Cobaan KESUKSESAN

Umumnya, lazim dipahami bahwa cobaan adalah sesuatu yang menyakitkan. Padahal kesuksesan, keberhasilan, kebahagiaan, kejayaan; sering diwakili oleh kata “kenikmatan” juga merupakan wujud dari cobaan. Banyak orang yang berhasil lulus dalam ujian atas suatu yang menyakitkan, tidak menyenangkan. Tetapi justru banyak orang yang tidak lulus dicoba dengan kesuksesan, keberhasilan, kebahagiaan, kejayaan, kenikmatan. Jikalau kita ingin menghitung nikmat Allah takkan sanggup kita menghitungnya sampai keluar penegasan Allah di dua ayat dikutip dibawah ini surat 14 (Ibrahim) ayat 34 dan surat 16 (An-Nahl ayat 18) وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَظَلُومٌۭ كَفَّارٌۭ “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Secara rinci, sekalipun dengan peralatan secanggih apapun; nikmat Allah tak dapat dihitung, namun besarannya bolehlah kita ambil beberapa diantaranya yaitu secara umum: Nikmat kesehatan, Nikmat umur, nikmat kesempatan. Secara khusus kepada sedikit orang diberikan Allah nikmat: 1. Kekayaan berlimpah, 2. Jabatan, kekuasaan, pengaruh yang luas. 3. Anak2 keturunan yang sehat2, cerdas berprestasi, dipersiapkan untuk mengelola kekayaan yang berlimpah agar tak habis sampai puluhan keturunan. Anak2, cucu2 dan kalau memungkin sampai cicit2 keturunan secara berkesinambungan berkuasa sampai kiamat. Semua nikmat Allah yang diberikan kepada sedikit orang, diantaranya diformulasikan di atas digambarkan dalam Al-Qur’an: إِنَّمَآ أَمْوٰلُكُمْ وَأَوْلٰدُكُمْ فِتْنَةٌ  ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar." (QS.64 = At-Taghabun, ayat 15) وَمَآ أُوتِيتُمْ مِّنْ شَىْءٍ فَمَتٰعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا  ۚ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقٰىٓ  ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ "Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti?" (QS. 28 = Al-Qasas, ayat 60). Atas kenikmatan2 yang Allah berikan kepada manusia, baik kepada kita semua sebagai orang kebanyakan, maupun bagi sedikit orang yang memperoleh anugerah kekayaan, jabatan, dan keturunan yang baik tersebut di atas, akan dimurkai Allah bilamana tidak bersyukur. Dalam hal ini Allah me-wanti2 di dalam Al-Qur’an surat 14 (Ibrahim) ayat 7: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" Dalam sejarah peradaban manusia diriwayatkan bahwa terdapat anak manusia yang mendapatkan anugerah kekuasaan yang belum pernah diberikan Allah kepada manusia sebelumnya dan juga tak akan diberikan Allah kepada orang sesudahnya yaitu “Nabi Sulaiman”. Mengenai kekuasaan Nabi Sulaiman, diberikan Allah dengan mengabulkan do’a Nabi Sulaiman tersebut, sampai diabadikan dalam Al-Qur’an surat Shad ayat 35 sampai 37: قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ  ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِى بِأَمْرِهِۦ رُخَآءً حَيْثُ أَصَابَ وَالشَّيٰطِينَ كُلَّ بَنَّآءٍ وَغَوَّاصٍ "Dia berkata, "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi."" (ayat 35) "Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya," (ayat 36) "dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam," (ayat 37) Atas kekuasaannya yang begitu hebat itu, Nabi Sulaiman tidaklah berbangga diri, tidaklah sombong, namun tetap bersyukur kepada Allah seperti terukir dalam Al-Qur’an surat ke 27 (An-Naml) ayat 40. قَالَ الَّذِى عِنْدَهُۥ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ  ۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُۥ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ  ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ  ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ "Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia."" Di ayat 40 An-Naml di atas diketahui bahwa sehebat-hebatnya kekuasaan Nabi Sulaiman, masih memerlukan bantuan pihak lain untuk mewujudkan kemauannya yaitu “seorang yang mempunyai ilmu dari kitab”. Setelah kemauannya terwujud, Nabi Sulaiman tidak lupa bersyukur kepada Allah, selanjutnya memandang hal tersebut sebagai ujian kesyukurannya kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi hamba2-Nya yang pandai bersyukur. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 2 Jumadil Akhir 1444 H. 26 Desember 2022. (1.078.12.22)

Saturday 24 December 2022

Menyikapi COBAAN

Siapa saja, dalam kehidupan ini pasti pernah atau sedang atau akan mendapatkan cobaan. Bentuk cobaan pada dasarnya ada dua yaitu: cobaan yang menyakitkan dan cobaan yang menyenangkan. Kedua jenis cobaan ini berdampak hampir sama. Banyak orang yang tidak berhasil mengatasi cobaan menyakitkan, luntur imannya. Tidak sedikit pula orang yang terjerembab kelembah nista karena mendapat cobaan kesenangan. Khusus cobaan yang menyakitkan Allah mengingatkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 155: وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوٰلِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ  ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِينَ "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," Bentuk cobaan yang menyakitkan menurut ayat di atas dikelompokkan menjadi 5 macam cobaan yaitu: 1.Ketakutan, 2.Kelaparan, 3.Kehilangan harta benda, 4.Kehilangan jiwa, 5.Kegagalan usaha, dilambangkan di dalam ayat kekurangan buah-buahan. Lebih jauh dapat disetarakan dengan kegagalan panen, dengan demikian bermakna kegagalan dalam usaha. KETAKUTAN Belakangan ini, rasa aman sudah semakin tidak dapat dinikmati oleh masyarakat. Naik angkot khawatir ketemu penodong, bahkan untuk kaum wanita lebih sedih lagi, selain penodong, juga pemerkosa. Di toko-toko/supermaket yang buka 24 jam dikabarkan sering terjadi rampok. Di perkampungan selalu diintai maling. Curanmor saban hari jadi berita. Belum lagi berbagai model penipuan; mulai dari penipuan investasi bodong, penipuan via medsos, melalui HP. Semua ini masuklah dalam musibah yang ditegaskan ayat 155 dari surat Al-Baqarah di atas. KELAPARAN. Adalah menyangkut perekonomian, jadi bila kini segalanya naik, kemampuan beli untuk memenuhi urusan perut sudah semakin sulit dengan naiknya harga segala yang berhubungan dengan dapur, mulai dari gas untuk memasak, bahan bakar kendaraan untuk pengangkutan makanan naik, diikuti semua kebutuhan hidup naik, ini suatu cobaan yang telah disebutkan di ayat dikutip di atas. Masih banyak saudara kita makan hanya sekedarnya, belum dapat membuat kenyang memenuhi standar kebutuhan kalori. Secara umum kita patut bersyukur belakangan ini cobaan akan makanan ini tidak mendera untuk seluruh masyarakat. Tidak seperti halnya pernah terjadi disuatu periode di masa lampau di negeri kita ini, keperluan hidup utama seperti beras susah dicari. Bagi pembaca yang sudah berusia tujuhpuluh tahun lebih, tentu masih merasakan dalam era tahun enampuluhan bangsa kita pernah mengalami kesulitan menyeluruh. Walau ada uang tetapi beras yang susah didapat. KEHILANGAN HARTA Adapun cobaan ketiga dapat dipetik dari ayat di atas adalah “Kehilangan harta benda”. Cobaan ini boleh jadi terkait dengan tidak aman dalam kehidupan bermasyarakat. Berhubungan erat dengan cobaan kedua yaitu banyak anggota masyarakat yang lapar. Sehingga apa boleh buat harus memenuhi kebutuhan mendasar berupa makan dengan mengambil harta orang lain, bila perlu merampok dan menghilangkan nyawa orang lain. Kehilangan harta benda dapat juga terjadi lantaran musibah dan bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi, angin puting beliung. KEHILANGAN JIWA. Sedangkan cobaan yang keempat berupa kehilangan jiwa. Bagaimapun panjang usia kita, sudah pasti akan datang suatu saat jiwa berpisah dari raga. Keluarga yang ditinggalkan mendapat musibah atau cobaan berupa “kehilangan jiwa” orang yang disayangi, atau bahkan dia adalah tulang punggung keluarga, sebab dari diri yang kehilangan jiwa itulah diharapkan sumber penghidupan. KEGAGALAN USAHA. Terakhir atau yang kelima cobaan yang diabadikan dalam ayat tadi adalah “kegagalan usaha”. Petani gagal panen, pengusaha merugi, pedagang sulit pembeli. Semua cobaan ini kadang terkait satu dengan lainnya, saling pengaruh dan berhubungan seperti diungkap di atas. Itulah bentuk-bentuk cobaan yang pernah dialami, atau mungkin akan dialami, atau mungkin sedang dialami kita sebagai individu dan mungkin sebagai bangsa. Sebelumnya sudah diberitahukan oleh pencipta alam ini dan pencipta diri kita manusia yang menghuni sementara alam dunia ini pada ayat-ayat di atas. SOLUSI MENYIKAPI MUSIBAH. Allah memberikan solusi mengatasi cobaan/musibah di atas melalui ayat-ayat 153 dan 156 surat Al-Baqarah dengan tiga langkah yaitu: SABAR, SHALAT DAN BERSERAH DIRI. Langkah pertama; SABAR. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah ayat 153) Sabar, bilamana mendapatkan musibah menyakitkan/menyedihkan/menyusahkan, tidaklah bersedih terlalu dalam, sehingga berputus asa seakan-akan tidak mau hidup lagi. Memandang dunia ini sudah gelap, tidak lagi mau berikhtiar untuk hidup. Karena menerima musibah itu, sampai menjauhkan diri kepada Allah. Sementara itu jika mendapat cobaan musibah yang menyenangkan, dapat mengekang diri agar tidak pongah, menepuk dada dan mengekang diri tidak menggunakan kesenangan itu justru untuk berbuat maksiat  terhadap Allah. Jangan sampai lantaran kenikmatan diterima dari Allah justru meninggalkan ibadah kepada Allah. Langkah kedua;SHALAT. Dalam pengertian, dalam keadaan apapun, dalam keadaan mendapatkan cobaan yang menyakitkan/menyedihkan maupun cobaan yang menyenangkan dan menggembirakan, tetap shalat sebagai wujud bertaqwa kepada Allah, tetap menjalankan perintah Allah dan tetap menjauhi larangan Allah. Langkah ke tiga; BERSERAH DIRI. Seperti tersurat pada ayat ke 156 surat Al-Baqarah: الَّذِينَ إِذَآ أَصٰبَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)." (Al-Baqarah ayat 156) Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil. Bukan tidak mungkin, terutama dalam menghadapi cobaan yang menyakitkan, menyedihkan, berupa ketakutan, kelaparan, kematian dan kehilangan harta, kegagalan usaha yaitu sulit mendapatkan rezeki. Kita sudah bersabar dan berikhitar, kita sudah shalat dalam rangka bertaqwa dan berdo’a, tetapi belum juga kunjung datang penyelesaian, belum juga kita dapat keluar dari kemalangan-demi kemalangan. Bila tidak diikuti dengan langkah ketiga ini yaitu berserah diri, disitulah nanti orang tersebut akan terjerumus kepada kelunturan iman. Akan keluar dari mulutnya atau mungkin sampai kehatinya bahwa percuma sudah sabar, percuma sudah bertaqwa, tetapi tetap juga suasana tidak berubah. Mendingan kalau begitu kumenyeberang saja kepada keyakinan lain yang membawa kemusyrikan. Semoga kita semua pembaca makalah ini yang insya Allah mempunyai iman yang kuat, tidak akan luntur imannya bila menerima cobaan dan makanala mendapatkan musibah tersebut cepat-cepat mengembalikannya kepada Allah S.w.t., dengan kalimat berserah diri atau kalimat ISTIRJA “INNALILLAHI WAINNA ILAIHI RAJIUN”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. Terjemahan dari ayat 157 surat Al-Baqarah berikut ini. أُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ  ۖ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ Semoga Allah senantiasa membimbing kita menjadi manusia yang sabar, shalat dan berserah diri. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 1 Jumadil Akhir 1444 H. 25 Desember 2022. (1.077.12.22)

Wednesday 21 December 2022

GEMPA

Gempa bumi dengan kedalaman 10 km yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB. Gempa ini dirasakan hingga Bandung, DKI Jakarta, Tangerang, Rangkasbitung, dan Lampung. Seorang ustadz; pengasuh pesantren di Cianjur, beberapa tahun membangun bangunan permanen ruang belajar, asrama dan masjid di lokasi musibah. Gedung rampung pertengahan November 2022, direncanakan Desember 2022 akan ngundang sahabat kolega ustadz dari Jakarta dan pejabat setempat untuk peresmian bangunan baru berbiaya 6M tsb. Manusia berencana Allah jua yang menentukan, musibah datang terutama seperti gempa tak dapat diprediksi. Hanya dalam hitungan detik bangunan dibangun 3 tahun lebih itu hancur tak mungkin untuk direnovasi tambal sulam, kecuali dihancurkan baru dibangun kembali. Mungkin yang masih dapat digunakan adalah kubah masjid. Untungnya tak seorangpun santri beliau jadi korban. Menurut arti bahasa musibah adalah kejadian yang tidak diinginkan berkonotasi duka, menyedihkan, mengecewakan. Boleh jadi terkena penyakit, menderita kerugian, kehilangan sesuatu barang atau orang yang disayangi. Termasuklah gempa bumi. Menurut pemahaman religi makna musibah dapat dilihat dari dua sisi. Di satu sisi musibah dapat berwujud seperti termaktub di kalimat di atas dengan konotasi melahirkan duka. Disisi lain musibah dapat datang bersampul kesenangan, kebahagiaan dan kesuksesan. Musibah dalam arti apapun, merujuk Al-Qur'an, berulangkali disebutkan bahwa musibah tak terjadi tanpa izin Allah. Untuk mendukung renungan ini, dikutip ayat 22 dan 23 surat Al Hadid. مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَهَا; اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. Di ayat 22 diketahui bahwa musibah apapun baik yang menyedihkan maupun menggembirakan semuanya telah tercatat sebelum terwujud. Kemudian dijelaskan Allah di ayat 23. 1. Agar kita bila mendapat musibah yang menyedihkan, tak menyenangkan tidak terlalu bersedih hati berkepanjangan. Harusnya bersabar dan berdo'a agar musibah berlalu, dengan demikian mendapat musibah justru insya Allah mendapat pahala disisi Allah. 2. Giliran dapat musibah yang membahagiakan, menyenangkan, tidaklah lupa diri, lupa bahwa kebahagiaan, kesenangan itu anugrah Illahi yang sepantasnya untuk disyukuri. Dengan demikian kebahagiaan tidak disalah gunakan, tidak sombong, sebab Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. Dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya”. Ustadz yang pesantrennya hancur karena musibah gempa Cianjur tersebut memandang bahwa: Pertama; musibah ini adalah sebagai ujian Allah dipetik surat Al-Ankabut ayat 2 dan 3: أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ  ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِينَ "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?" (ayat 2} "Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." (ayat 3) Kedua; Hikmahnya semakin insyaf bahwa betapa besarnya dan dahsyatnya kekuasaan Allah. Bangunan phisik yang dibangun lebih dari 3 tahun dengan biaya milyaran rupiah, cukup dalam waktu ukuran detik hancur berantakan. Dalam konteks bahan2 bangunan seperti: besi beton, semen, pasir, dan segalanya untuk proses membangun adalah Allah yang menciptakan. Analoginya bagaikan diingatkan Allah seperti didalam surat Al-Waqi’ah 63 sampai 65: أَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُونَ ءَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ الزّٰرِعُونَ لَوْ نَشَآءُ لَجَعَلْنٰهُ حُطٰمًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ "Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam?" (ayat 63) "Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?" (ayat 64) "Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu akan heran tercengang," (ayat 65) Ketiga; semakin sadar bahwa bumi dan langit serta semua isinya termasuk diri2 ini adalah milik Allah, sehingga meluncurlah kalimat yang dipetik dari ayat 156 surat Al-Baqarah: الَّذِينَ إِذَآ أَصٰبَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)." Semoga ujian musibah ini, menambah kuat iman bagi yang terdampak langsung, maupun warga bangsa yang jauh dari lokasi bencana. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 28 Jumadil Awal 1444 H. 22 Desember 2022. (1.076.12.22)

Tuesday 20 December 2022

SILANG SENGKETA

Berbicara tentang silang sengketa, ternyata bukan monopoli milik manusia, hewan walau dengan species yang sama juga sering bersengketa. Hanya saja pemicu sengketa beberapa jenis hewan, terbatas soal teritorial, makanan dan memperebutkan pasangan. Pemicu sengketa antar manusia, lebih kompleks ketimbang hewan. Sengketa teritorial bagi manusia, bukan saja terjadi antar perseorangan, sesama saudara kandung, perseorangan dengan perusahaan, bahkan antar negara. Marak sekarang sengketa tentang tanah tempat berumah, sengketa lahan perkebunan. Di satu sisi penduduk asli di pedalaman telah lama mengusahakan suatu lahan (tanpa memiliki legalitas sertifkat kepemilikan), harus bersengketa dengan suatu perusahaan besar yang mendapat HGU. Sengketa antar negara; tapal batas, kepemilikan suatu pulau, sering menjadi sengketa negara satu dengan negara yang lain saling klaim kepemilikan. Sengketa makanan, buat manusia lebih luas lagi menyangkut soal rezeki. Tak jarang saling sikut, kadang berujung korban jiwa. Sengketa tempat usaha, contoh kecil sengketa lahan parkir, sampai ke masalah sengketa merek dagang. Bagi manusia sengketa terpicu soal pasangan tidak sevulgar pada hewan, namun tetap ada walau sangat sedikit. Dampaknyapun kadang luar biasa, sampai menghilangkan nyawa. Sering juga berakhir di meja hijau. Sengketa tidak kalah serunya buat manusia, perkara sengketa beda pendapat, sengketa beda pilihan. Di suatu negara demokrasi, beda pendapat dan beda pilihan ini dihormati, seyogyanya tidak meruncing jadi sengketa. Sengketa TIDAK berpotensi terjadi bila masing2 kubu taat kepada aturan “kelola perbedaan” yang telah disepakati. Beda pendapat manusia satu dengan manusia lain adalah merupakan bawaan lahir. Sampai2, anak manusia terlahir kembar identik saja tidak seluruh pendapat dan pilihan mereka sama, apalagi manusia lain ibu-bapak, lain daerah tempat dilahirkan. Maka sangat wajar berbeda pendapat, lumrah berbeda pilihan. Allah menjadikan manusia ini tidak satu, berbeda-beda pendapat, ayat2 yang erat dengan pembahasan ini baik dikutip berikut ini: وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وٰحِدَةً  ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat)," (QS. Hud 11: Ayat 118) وَلَوْ شَآءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وٰحِدَةً وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتٰىكُمْ  ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ  ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُون Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan," (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48) وَلَوْ شَآءَ اللَّهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةً وٰحِدَةً وَلٰكِنْ يُدْخِلُ مَنْ يَشَآءُ فِى رَحْمَتِهِۦ  ۚ وَالظّٰلِمُونَ مَا لَهُمْ مِّنْ وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ "Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia jadikan mereka satu umat, tetapi Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung dan penolong." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 8) Perbedaan pendapat, perbedaan pilihan adalah sunatullah terjadi buat kita manusia, namun hendaklah dikelola dengan baik, sesuai kesepakatan bersama dengan itikad baik. Artinya masing2 dengan penuh kejujuran tanpa kecurangan mentaati kesepakatan bersama itu. Karena apabila perbedaan pendapat, perbedaan pilihan itu menjadikan suatu masyarakat “silang sengketa” akan menghabiskan energi sehingga kekuatan suatu bangsa akan menjadi hilang. Perhatikan peringatan Allah berikut ini: "........... وَلَا تَنَا زَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ ............." ",,,,,,,,, dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang ..........." (QS. 8 = Al-Anfal ayat 46). Bagi ummat Islam, Allah secara khusus memberikan petunjuk untuk “mengelola perbedaan pendapat” seperti ayat berikut ini: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِى الْأَمْرِ مِنْكُمْ  ۖ فَإِنْ تَنٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْأَاخِرِ  ۚ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59). Bangsa kita yang dalam waktu tidak terlalu lama lagi akan menghadapi “pesta demokrasi” dimana akan marak terjadi perbedaan pendapat, perbedaan pilihan. Semoga Allah memberikan petunjuk dan melindungi kita semua, sehingga terhindar dari silang sengketa. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 26 Jumadil Awal 1444 H. 20 Desember 2022. (1.075.12.22)

Sunday 18 December 2022

Perang NURANI dan HAWA NAFSU

Bagaimanapun kuatnya mental pemaksiat di lubuk hati yang paling dalam setiap diri tersimpan nurani yang tak dapat menerima maksiat. Bila berbuat maksiat, nurani bergelora menyalahkan hawa nafsu, jasad dan jiwa menjadi medan pertempuran Nurani dan Hawa Nafsu. Berakibat diri menjadi resah. Maksiat, jasad menjadi lemah. Kakipun terasa susah melangkah. Jiwa juga ikut menjadi resah. Kadang berkata kelu dilidah. Bila hati resah & bimbang. Nafsu & nurani sdg perang. Siapakah yg jadi pemenang. Tergantung iman & pikir panjang. Sebab manusia memang diciptakan Allah dengan potensi kebaikan dan potensi keburukan, mari simak Al-Qur’an surat 91 (Asy-Syams) ayat 8: فَأَلْهَمَهَا فُجُو رَهَا وَتَقْوَىٰهَا “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” Manakala maksiat telah terlanjur dilakukan, berkecamuk di dalam bathin pemaksiat, antara potensi sifat “fujuraha”, dengan sifat “taqwaha”. Out put nya adalah RESAH. Dalam hal nurani menjadi pemenang, pemilik jasad akan menyesal telah berbuat maksiat, selanjutnya akan bertaubat. Beruntung sekali pemaksiat telah bertaubat jauh sebelum berakhir hayat, karena dijamin dosa maksiatnya diampuni Allah: قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا  ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ "Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 53). Ketika nafsu menjadi pemenang, akan terjadi terhadap ybs: terhalang menerima ilmu tentang agama, mendustakan ayat2 Allah, tidak percaya hari kiamat (dianggap ramalan dan dongeng). Maksiat demi maksiat dilakukan oleh budak hawa nafsu tersebut sehingga tertutup hatinya oleh maksiat yang mereka lakukan untuk bertaubat dan berbuat kebaikan; seperti diungkapkan Al-Qur’an surat 83 (Al-Muthaffifiin ayat 11 sampai 14): الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ وَمَا يُكَذِّبُ بِهِۦٓ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ إِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ ءَايٰتُنَا قَالَ أَسٰطِيرُ الْأَوَّلِينَ كَلَّا  ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوبِهِمْ مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ "(Yaitu) orang-orang yang mendustakan hari Pembalasan" (ayat 11) "Dan tidak ada yang mendustakannya (hari Pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa,"(ayat 12) "yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, "Itu adalah dongeng orang-orang dahulu.""(ayat 13) "Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka."(ayat 14) Orang yang Nuraninya telah dijajah oleh hawa nafsunya ini, dalam kesendirian, dalam keheningan, tetap merasakan “keresahan”, sebab naluri yang terlekat di dirinya yaitu “taqwaha”, tetap akan muncul. Namun karat maksiat yang timpa menimpa yang dilakukannya akan membuat ybs membutakan mata hatinya, menulikan telinga hatinya. Semoga Allah masih memberikan kesempatan buat kita untuk merenungkan masa datang yang tinggal sedikit terbentang di sisa usia untuk dapat bertaubat dan mengejar karunia Allah seperti diingatkan Allah dalam Surat Ali-Imran ayat 133 : ۞ وَسَ ا رِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 25 Jumadil Awal 1444 H. 19 Desember 2022. (1.074.12.22)

Wednesday 14 December 2022

HIDUP dan MAKAN.

Orang yang bijak memposisikan “Makan untuk Hidup”, bukan “Hidup untuk Makan”. Bila diinventarisir persoalan hidup ini dapat dikelompokkan menghadapi persoalan2: 1. Pemenuhan kebutuhan hidup. 2. Keamanan. 3. Keharmonisan hubungan keluarga. 4. Interaksi sesama manusia. PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP. Kebutuhan dasar manusia yaitu terdiri: makan minum, pakaian dan perumahan. Guna memenuhi kebutuhan dasar ini, tidak semua orang dapat dengan mudah. Ada kelompok yang “makan pagi menggenangkan, memikirkan apakah makan petang nanti”. Ada kelompok orang yang berpikir/ berusaha keras “nanti siang makan apa”, karena belum punya bahan makanan, belum punya uang untuk membeli makanan. Sementara ada yang sama berpikir “nanti siang makan apa”, bukan tidak punya bahan makanan bukan tidak punya uang, tapi kelompok ini ingin ngalih rasa sudah bosan dengan makanan tertentu. Kelompok yang berkecukupan ini sampai juga dipikirkan “makan di mana”, di restoran mana, menu apa. Dalam koridor agama Islam; makanan/minuman harus memenuhi 3 (tiga syarat) yaitu: Halalan, Thayyiban dan Secukupnya (tidak berlebihan). HALALAN, Halalan harus memenuhi 3 (tiga) hal yaitu: Pertama; Unsur makanan/minuman harus halal menurut ketentuan agama Islam, surat Al-Ma'idah ayat 3: حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. ………………...” Akan hal minuman, Surat Al-Ma'idah ayat 90: يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَـٰمُ رِجْسٌۭ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَـٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. Kedua; Cara pengolahan selain tidak boleh tercampur barang yang zatnya haram. Hewan yang halal saja akan menjadi haram bila proses penyembelihan tidak tunduk kepada aturan yang ditetapkan di ayat 3 Al-Ma’idah diatas. Ketiga; Cara perolehan barang yang dimakan dan diminum. Meskipun secara Zatnya halal, cara pengolahannya halal, bila diperoleh dengan cara yang tidak halal maka makanan dan minuman tersebut jatuhnya haram. Misalnya makanan dan minuman diperoleh dari hasil perjudian, hasil mencuri, merampok dan korupsi. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَأْكُلُوٓا أَمْوٰلَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبٰطِلِ إِلَّآ أَنْ تَكُونَ تِجٰرَةً عَنْ تَ رَا ضٍ مِّنْكُمْ  ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا أَنْفُسَكُمْ  ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa' ayat 29) THAYYIBAN. Berbicara makanan/minuman yang Thayyiban akan menyangkut: Manfaat dari makanan tersebut, apakah cukup sehat dan membuat jadi sehat, menjelma jadi kekuatan. Selanjutnya apakah makanan tersebut tidak mendatangkan mudharat. Contoh dalam satu keluarga, boleh jadi si ayah sudah tidak layak lagi makan/minum yang banyak mengandung gula lantaran sudah menderita diabet. Si Ibu tidak masalah makanan mengandung gula, tetapi tidak layak makan yang banyak mengandung minyak, kolesterolnya tinggi. Sedangkan anak2 mereka semua makanan/minuman masih thayyib buat semua rasa. Lain lagi kakek-nenek (yang tinggal serumah), tak boleh makanan asin sebab akan kumat darah tinggi. Sehingga dapat terjadi terhidang di meja makan mereka berbagai type makanan yang thayyib buat masing2. Maka ketika makan bersama di meja makan, masing2 mengambil menu yang thayyib buat dirinya. Kadaluarsa juga menjadi hal yang perlu diperhatikan tentang makanan dan minuman, sebab akan menyangkut kesehatan dan membahayakan pengkonsumsinya. يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِى الْأَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah ayat 168) SECUKUPNYA (TIDAK BERLEBIHAN) Volume makanan/minuman yang dikonsumsi harus sesuai kewajaran, Surat Al-A'raf ayat 31 mengingatkan: ۞ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍۢ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. Siapapun orangnya telah berupaya agar hidup tenang dan sehat apabila dalam mengkonsumsi makanan/minuman telah dapat terpenuhi syarat tersebut di atas. Persoalan kehidupan diinventarisir sejumlah 4 (empat) di atas, dalam artikel nomor ini agar tidak terlalu panjang hanya dapat disajikan “Pemenuhan kebutuhan hidup”, itupun baru menyangkut “Pangan”, sedangkan “Sandang” dan “Papan”, belum terjamah. InsyaAllah akan disentuh di artikel berikutnya. Demkian juga Persoalan Kehidupan: Keamanan, Keharmonisan hubungan keluarga dan Interaksi sesama manusia, akan menyusul di artikel2 selanjutnya. Semoga kita semua diberikan Allah kemampuan untuk mendapatkan, mengkonsumsi makanan/minuman yang halalan, thayyiban, tidak berlebihan dan mubarakan. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 21 Jumadil Awal 1444 H. 15 Desember 2022. (1.073.12.22)

Monday 12 December 2022

ARAH KEHIDUPAN

Sekian banyak manfaat yang dapat dirasakan menganut suatu agama, salah satu diantaranya yaitu: “TERARAH dalam MENJALANI HIDUP”. Yaitu memperoleh arah: 1. Bagaimana berumah tangga. 2. Sikap di rumah tangga. 3. Tata cara bersosialisasi dengan keluarga. 4. Bersosialisasi dalam bermasyarakat. 5. Menempatkan diri dalam berbangsa-bernegara. BERUMAH TANGGA: Memulai kehidupan berumah tangga, mempersatukan lelaki dan perempuan dalam ikatan pernikahan. Arahan aturan ini mengikuti aturan agama. Supaya nanti jelas nasab keturunan dari anak2 melalui pernikahan. Semua agama mengatur cara pernikahan. Contoh; agama Islam misalnya ditetapkan 5 rukun nikah: Mempelai laki-laki. Mempelai perempuan. Wali nikah untuk perempuan. Dua orang saksi laki-laki. Dan Ijab kabul. Tidak ada nikah laki-laki dengan laki-laki. Tidak ada nikah sesama perempuan. Tidak pula boleh lelaki dan perempuan setelah sama2 mau, lalu nikah sendiri tidak berwali tanpa 2 (dua) orang saksi lelaki. Ijab-kabul merupakan penyerahan dan penerimaan tanggung jawab dari wali si mempelai perempuan kepada mempelai lelaki. Mahar (mas kawin), walau tidak termasuk dalam rukun nikah, justru diperintahkan Allah (lihat An-Nisa’ ayat 4). وَاٰ تُوا النِّسَآءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ فَاِ نْ طِبْنَ لَـكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـئًـا مَّرِیْـئًـا "Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati." Hadits: - حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ بن دينار عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال لرجل تجوج ولو بخاتم من حديد (رواه بخاري) “Telah berkata Yahya, telah berkata Waqi’ dari Sufyan dari Abi Hazim bin Dinar dari Sahal bin Said as-Sa’idi bahwa Nabi berkata:” hendaklah seseorang menikah meskipun (hanya dengan mahar ) sebuah cincin yang terbuat dari besi”(HR. Bukhori) SIKAP DI RUMAH TANGGA. Di rumah tangga, agama mengatur struktur organisi dalam rumah tangga, dimana suami sebagai kepala keluarga wajib mencari/memberi nafkah, istri sebagai ibu rumahtangga memelihara hak2 suami dan mengasuh anak2 mereka nanti. Istri taat kepada suami sesuai koridor agama. Suami melindungi istri penuh kasih sayang......... اَلرِّجَا لُ قَوَّا مُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَا لِهِمْ ۗ فَا لصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ وَا لّٰتِيْ تَخَا فُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَا جِعِ وَا ضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِ نْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلِيًّا كَبِيْرًا "Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa' ayat 34) TATA CARA BERSOSIALISASI DENGAN KELUARGA. Berkeluarga, agama juga mengatur lengkap status berkeluarga setelah nikah, tentang: Adab terhadap mertua, adab seorang istri terhadap adik kakak saudara suami. Adab adik kakak saudara istri terhadap suami. Adab adik kakak saudara suami terhadap istri. Bagaimana seharusnya sikap ayah bunda terhadap anak2 mereka. Bagaimana adab anak2 seharusnya terhadap ortu mereka. BERSOSIALISASI DALAM MASYARAKAT Bermasyarakat, agama mengatur bagaimana hubungan harus terjalin baik dengan tetangga, sekalipun tidak seagama ..…salah satu petunjuk: ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim) MENEMPATKAN DIRI DALAM BERBANGSA-BERNEGARA Agama juga menuntun bagaimana sebagai rakyat, juga agama memandu bagaimana seharusnya sebagai pemimpin. (QS. An-Nisa' ayat 59) يٰـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu…….” awal (QS. An-Nisa' ayat 59) Selanjutnya, antara pemimpin dengan rakyat yang dipimpin, bukan tidak mungkin terjadi beda pendapat. Dari lanjutan ayat 59 An-Nisa, dipahami bahwa terbuka kemungkinan untuk “yang dipimpin = rakyat” mengajukan kritik kepada pemimpin mereka, karena terjadi beda pendapat antara pemimpim dengan rakyat. Dalam hal ini diberikan jalan kaluar oleh agama :  فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْل Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." akhir (QS. An-Nisa' ayat 59) Pokoknya komplit-lit di atur dalam agama, makanya begitu hebat MANFAAT BERAGAMA. Tentunya yang ideal bila masing-masing pemeluk agama menganut agama secara kaffah. Di agama Islam perintah Allah begini: يٰاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَاۤ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syetan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah ayat 208) Semoga Allah menjadikan kita berhasil mengikuti petunjuk agama dalam menjalani hidup ini. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 18 Jumadil Awal 1444 H. 12 Desember 2022. (1.072.12.22)

Wednesday 7 December 2022

Model Amal Shaleh

Ditinjau dari sarana yang dipergunakan untuk melakukan "amal shaleh", boleh dibagi menjadi 2 (dua) yakni: 1. Amal shaleh IMMATERIAL. Amal shaleh relatif tanpa menggunakan harta. Bentuk amal berupa tenaga, pemikiran, ide atau gagasan, dzikir, juga termasuk sholat. 2. Amal shaleh MATERIAL. Amal shaleh menggunakan harta yaitu sedakah, infak, nyumbang bencana alam, nyumbang pembangunan sarana ibadah, sarana pendidikan dan sarana kemaslahatan umum, zakat, juga termasuk haji. Dari kedua model amal shaleh ini agaknya ganjaran yang diperoleh pun berbeda. Amal shaleh tanpa harta tertuju kepada kemaslahatan ummat atau ibadah sosial lazim disebut kebaikan, diganjaran Allah dengan 10 kali lipat; مَنْ جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا "Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya". (Al-An'am 160) Sedangkan bila beramal shaleh dengan harta diganjar Allah 700 kali lipat; مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ; كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji". (Al-Baqarah 261) Begitu hebatnya perbandingan amal shaleh IMMATERIAL dibanding amal shaleh MATERIAL berwujud harta, 1 berbanding 70. Hal itu karena manusia memang cenderung sayang kepada harta, makanya diberikan motivasi yang tinggi. قُلْ لَّوْ اَنْـتُمْ تَمْلِكُوْنَ خَزَآئِنَ رَحْمَةِ رَبِّيْۤ اِذًا لَّاَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْاِ نْفَا قِ ۗ وَكَا نَ الْاِ نْسَا نُ قَتُوْرًا "Katakanlah (Muhammad), "Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya." Dan manusia itu memang sangat kikir." (QS. Al-Isra' ayat 100). Akan hal amal shaleh immaterial vs amal shaleh material, manusia terkelompok: 1. Banyak harta, maksimum amal shaleh. 2. Banyak harta, enggan beramal shaleh. 3. Miskin harta, maksimal beramal shaleh. Dalam hal amal material sesuai kemampuan. Memperbanyak amal shaleh immaterial. 4. Miskin harta, malas pula beramal shaleh. Sudahlah tidak bisa infak sedekah, enggan pula menolong orang dengan tenaga, tak pula rajin shalat. Perlu diingat, baik amal shaleh immaterial maupun amal shaleh material terdapat hal yang membatalkan amal shaleh tersebut. Pembatal utama amal shaleh immaterial adalah "riya". Sedangkan pembatal amal shaleh material selain "riya", juga di-sebut2 : يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَا نٍ عَلَيْهِ تُرَا بٌ فَاَ صَا بَهٗ وَا بِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْـكٰفِرِيْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah ayat 264) Marilah kita berlomba berbuat baik beramal shaleh immaterial, dengan harta juga tenaga, pikiran gagasan amal sosial lainnya. Beramal shaleh material bagi yang mampu. Sehingga ganjaran 700 kali lipat didapat, ganjaran 10 kali lipat pun juga tak luput. Namun hati2 jangan sampai dibatalkan sendiri. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 14 Jumadil Awal 1444 H. 8 Desember 2022. (1.071.12.22). Ditulis sambil nunggu di RS (kontrol rutin tiap bulan) di Poli Mata. Mulai pkl 08 pagi baru selesai pkl 13.30. Dokter sp Matanya terjadual tiba di RS tempat ku berobat pkl 11 siang. Pasien di quota 25 orang sdh menunggu, diantara pasien ada yang sudah datang pkl 05.30.

Tuesday 6 December 2022

KADAR suatu INFAK

Sudah agak lama terbit uang kertas pecahan dua ribu, “kemampuan bayarnya” saja yang sudah berkurang sejak awal dia muncul. Sepuluh tahun lalu pecahan dua ribu, sanggup untuk “membungkus” dua kue “Ca Kwe” yang dijajakan di trotoar2 disekeliling pasar tradisional Jakarta. Kini “kemampuan pecahan dua ribu”, sudah jauh berkurang, mungkin lantaran sudah “mulai menua”. Bila dia masih muda dulu selembar U.K. dua ribu sanggup menggaet 2 kue “Ca Kwe”, sekarang 5 helai U.K. dua ribu hanya sanggup menggaet 4 potong kue “Ca Kwe”. . Akhir Juni 2022, ketika pulang dari mengunjungi masjidil Aqsha singgah di Jericho – Palestina perbatasan Jordan, bis kami berhenti di toko souvenir, membeli kurma produk unggulan setempat merk dagang “Mejool” setelah tawar menawar, kemasan 1 kg kami dapat harga USD 10. Isinya sebanyak 40 butir, dirupiahkan 150 ribu, maka sebutir sekitar 3 ribu 750 rph dibulatkan rp 4.000 lah. Kurmanya besar2 sekitar 25 grm perbiji. Agaknya pantaslah dengan harganya. Kembali ke kemampuan bayar U.K. dua ribu, diadu dengan “Kurma Mejool” didapat sebelah kurma. Untungnya ada pesan Rasulullah Muhammad s.a.w. مَنْ اسْتَطَ اعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَتِرَ مِنْ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ "Siapa di antara kalian yang mampu melindungi dirinya dari api neraka meskipun dengan setengah biji kurma, maka hendaklah ia melakukannya." (H.R. Muslim no. 1687). Jadi jangan remehkan penginfak/penyedekah hanya mampu nominal 2rb, mereka atas dasar ihlas dan sanggupnya segitu, rutin pula; insya Allah akan mampu melindungi dirinya dari api neraka. Karena U.K. 2 ribu masih senilai sebelah kurma (Mejool). Tentu ukuran nilai infak dan sedekah akan beda NILAI, tergantung penghasilan orang yang berinfak/bersedekah. Seorang berpenghasilan 50jt/bulan dibanding dengan tukang "apalah"..... yang hanya berpengasilan 50ribu/hari. Hampir dapat diduga si tukang "apalah" ......, penghasilan 50rb/hari, nilai infak/sedekahnya tentu lebih tinggi dibanding orang yang berpenghasilan 50jt/bln jika infak/sedekahnya sama2 sebesar 2rb. Parameter nilai infak/sedekah berikutnya adlh "keihlasan". D.h.i. boleh jadi si berpenghasilan 50jt/bln mengeluarkan 2rb mungkin keihlasan ybs lebih tinggi, sebab 2rb ndak berarti apa2 buatnya. Namun bagi yang ngais rezeki hanya dpt 50rb/ hari, 2rb udh 4%, mengeluarkan duit segitu penuh perjuangan dan pengorbanan. Teringat kisah Semut dan Gagak sering di bawakan penceramah (walau konon tak merujuk dalil hadits apalagi Al-Qur'an), dimana semut membawa setetes air, untuk memadamkan api yg membakar Nabi Ibrahim. Hal itu dicemooh oleh Gagak, karena menurut Gagak bgt sia2 upaya Semut tak mungkin memadamkan api dg setetes air. Namun si Semut telah berbuat sesuatu sesuai kemampuannya. Sedekah/infak 2rb ......... (analog kisah Semut), merupakan wujud perbuatan baik seseorang sesuai kemampuannya.... Semoga dengan berapapun penghasilan kita, dalam kondisi apapun keadaan perekonomian kita, namun kita tetap dalam menjalankan perintah Allah. وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً “dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan” (Ar-Ra’ad 22 dan Al-Fathir 29). Selain itu dapat melaksanakannya secara istiqamah, walau misalnya hanya setiap hari dua ribu rupiah, karena Rasulullah Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim). Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 13 Jumadil Awal 1444 H. 7 Desember 2022. (1.070.12.22).

Monday 5 December 2022

MENYEMBUNYIKAN AIB

Andaikan AIB seseorang terbuka, barang kali orang2 yang semula sangat kagum dan menghormati orang tadi, tak akan menghargainya lagi. Selanjutnya orang yang terbuka AIB-nya tadi, tidak lagi merasa dirinya berarti di hadapan masyarakat. Berujung orang yang tadinya mengidolakan orang tersebut akan beralih idola kepada orang lain. Setiap manusia punya rahasia pribadi yangg tak ada seorangpun yang tau, kecuali dirinya sendiri dan Allah. Bagi yang iman kepada Allah yakin betul Allah tau rahasia pribadinya. Bagi yang tidak beriman kepada Allah menyangka hanya dirinyalah yang tau rahasia pribadinya. Tentu sebagai manusia tak kan suka kalau rahasia pribadi yang ditutupinya, diketahui orang. Rahasia pribadi itu meliputi semua keadaan, termasuk keburukan kita yang tidak tampak oleh orang lain diistilahkan AIB. Umumnya aib itu terjadi dimasa lalu, kalau boleh dikelompokkan AIB menjadi: 1. Aib dalam hal merintis hidup. Misalnya bagaimana dulu mendapatkan harta benda yang terhimpun sekarang, misalnya kini awak menjadi orang berharta banyak. Apakah mendapatkan harta, sebagian dengan cara yang curang, atau abu2. Sekarang, dikenal orang sebagai pebisnis yang sukses, tapi orang ndak tau dulunya mendapatkan modal berusaha ada diantaranya dengan cara yang membuat AIB kalau orang lain tau. 2. Aib Proses pendidikan. Umpamanya; dulu curang dalam menempuh ujian, melakukan upaya2 yang tidak legal ketika menyelesaikan pendidikan, sehingga memperoleh tanda selesai sekolah dengan jalan yang tidak biasa, ASPAL misalnya. 3. Aib ber-karier dalam bekerja. Misalnya; kesuksesan karier dibidang pekerjaan dilakukan dengan jalan tidak normal umpamanya; “menyuap, menyogok”, “menjilat keatas menginjak bawahan”. 4. Aib proses menikah. Sebelum pernikahan apakah dulu pernah terlanjur dalam “pergaualan bebas”…... Hampir tak ada manusia yang tak punya sisi jelek atau aib atau kekurangan di dalam perjalanan hidupnya. Sadar bahwa tiap diri punya aib tak mau terbuka, ditutup rapat2 agar ndak ada orang yang tau. Di agama Islam setiap kali shalat; berdo'a ketika duduk di antara dua sujud, dari 8 butir do'a, butir ketiga, واجبرني (wajburnii), "tutuplah segala aibku." Siapakah yang mampu menutup aib seseorang selain Allah? Bersyukur sebab meski aib kita banyaknya tak terkira, Allah telah menutupnya dari hadapan manusia. Bayangkan andaikan setiap aib yang dilakukan manusia itu Allah tampakkan?…….. Dalam do’a ini termasuk minta ditutupi segala kekurangan dalam pengertian kejelekan, perbuatan tak baik pernah kita lakukan merupakan aib kita diantaranya aib yang terjadi berupa empat kelompok di atas. Berbicara soal AIB, bukan saja aib diri yang harus ditutup rapat2, tetapi aib teman, aib orang lain wajib kita tutupi setidaknya jangan malah membukakan, mengumbar aib orang lain. وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ WAMAN SATARA 'ALA MUSLIMIN FIDDUN-YAA SATARALLAHU 'ALAIHI FIDDUN-YAA WAL AKHIRAH" (Dan barang siapa yg menutupi =aib= seorang muslim di dunia, maka Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat) (Hadits Riwayat Iman At-Tirmidzi). Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” [Shahih Muslim] Adapun aib diri sendiri secara tegas dilarang membukanya seperti hadits Muttafakun alaih dari Abu Hurairah r.a. setiap ummatku dimaafkan, kecuali orang-orang yg al Mujaahiriin. أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ Pengertian MUJAAHIRIIN adalah pamer dan bangga lakukan maksiat dan perbuatan dosa dilakukan tak diketahui orang tapi diceritakan kepada orang lain. Diantara kedzaliman dan kebodohan manusia terhadap dirinya sendiri adalah ia membuka aibnya padahal sebelumnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menutupnya. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهِرِةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِالْلَيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهَ اللهُ فَيَقُوْلُ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وُيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتَرَ اللهُ عَنْهُ “Setiap ummatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al Mujaahiriin yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan sebuah perbuatan pada malam hari kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya. Lalu laki-laki tersebut mengatakan, “Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk/jelek ini dan itu”. “Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh. Jelaslah sudah ajaran agama, bahwa AIB diri sendiri dan AIB orang lain WAJIB ditutupi. Kalau membuka AIB orang (misalnyapun AIB itu benar terjadi) saja dilarang, apalagi membuat berita tak benar tentang AIB orang (dikenal sekarang HOAKS), tentu sangat2 dilarang dan jelas itu bukan tuntunan agama. Semoga Allah mengampuni segala dosa kita baik yang sengaja maupun tidak disengaja. Semoga sahabat yang mengetahui aib kita turut menutupi aib kita dan semoga kita tidak termasuk orang MUJAAHIRIIN. Tidak termasuk orang yang suka membuka aib orang sebaliknya berusaha menutupi aib orang. Semoga kita tidak menjadi penyebar hoaks dan tidak pula menjadi korban hoaks. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 11 Jumadil Awal 1444 H. 5 Desember 2022. (1.069.12.22).

Sunday 4 December 2022

TAHAP TAU

Terdapat 5 tahapan "Tau". Tahap Pertama; Tidak tau. Bayi manusia begitu terlahir tak tau apa2, hidupnya tergantung orang sekelilingnya. Diantara sekian banyak bayi, adapula bayi yang kurang beruntung ,kelahirannya tidak diinginkan. Dia dibuang ditempat sampah. Kalau bayi itu bernasib baik ditemukan orang. Kadang sampai tua dia tetap tidak tau siapa ibu-bapaknya yang sebenarnya. Walau sudah jelas tak mungkin dianya ada di dunia ini tanpa ibu-bapak. وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًۭٔا (Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun), Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 78. Tahap Kedua; Ingin tau. Cucuku ketika baru pandai ngomong, rasa ingin taunya begitu besar. Apa saja di sekelilingnya dia tanyakan. Serutan kulit rotan dikursi rotan di rumahku ditanyakan "ini apa datuk?", begitu detil dia betanya terbuat dari apa, dari mana asalnya dst. Ingin tau itu disebabkan diantaranya; karena dianya belum pernah melihatnya. Setelah cucuku klas 4 SD, sekali waktu di ajak libur ke rumah uyutnya di suatu kecamatan di bilangan Jawa Timur. Cucuku tertarik melihat "obat nyamuk bakar", di rumah mereka tdk pernah menggunakan. Cucukupun bertanya, kini dia ingin taunya apa namanya, untuk apa. Karena dirumah mereka produk itu tdk pernah mereka gunakan. Ketiga; Mencari tau. Setelah anak2 bersekolah, mencari tau tidak lagi hanya dengan bertanya langsung dari apa yg dilihat, didengar, dirasakan. Proses mencari tau dengan mengikuti teori2 ilmu pengetahuan. Banyak hal2 yang belum pernah dilihat langsung, tetapi orang lain pernah melihatnya. Orang lain pernah merasakannya, orang lain pernah melakukan penelitian tentang sesuatu, selanjutnya dipublikasikan. Publikasi tersebut dapat diambil untuk sarana mencari tau. Boleh jadi juga untuk mencari tau dengan melakukan penelitian sendiri, merujuk kepada teori2 yang dinyatakan orang terdahulu. Makanya dokumen SK kenabian Muhammad s.a.w. itu dimulai dengan kalimat-kalimat “mencari tau” (Al-Qur’an surat ke 96: Al-'Alaq ayat 1-5) اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan," خَلَقَ الْإِنْسٰنَ مِنْ عَلَقٍ "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah." اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia." الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ "Yang mengajar (manusia) dengan pena." عَلَّمَ الْإِنْسٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." Proses “mencari tau” ini pernah dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim, bahkan yang dicari tau oleh Nabi Ibrahim adalah tentang TUHAN seperti diabadikan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-An’Am ayat 76,77 dan 78. Proses “mencari tau”, Nabi Ibrahim disudahi dengan petunjuk Allah, tentang siapa sesungguhnya Tuhan pencipta sekalian alam itu. Hal tsb diabadikan dalam Al-Qur’an قَالَ لَئِنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَ كُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّآ لِّيْنَ "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."" Keempat; Menjadi tau. Hasil dari tahap ketiga diatas, seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan. Berkat belajar dari teori2 para pendahulu. Oleh karena itu manusia yang belajar, bersekolah memungkin diusia relatif muda sudah banyak hal2 yang diketahui, karena dapat merangkum ilmu2 orang2 terdahulu. Perlu diketahui bahwa sampai habispun usia ini ilmu yang diturunkan Allah, tidak akan mungkin untuk dikuasai seorang manusia. Oleh sebab itu tak seorangpun yang dapat mengklaim dirinya paling berilmu. Terbentuklah cabang2 ilmu pengetahuan baik dibidang agama maupun dibidang ilmu2 pengetahuan dunia. Banyak manusia yang mengkhususkan diri dengan ilmu pengetahuan tertentu. Kelima; Memberi tau. Tahap terakhir tentang “TAU”, adalah memberitahukan apa yang sudah diketahui dengan mengajarkan kepada orang lain, atau mempraktekkan apa yang sudah diketahui dalam kehidupan. Menularkan ilmu pengetahuan adalah merupakan ladang kebaikan yang dapat dipanen terus menerus oleh pengajar, walaupun dia sudah tiada. Mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki untuk membantu orang lain, adalah sesuatu kebaikan yang dinilai baik oleh sesama manusia dan tentu mendapatkan ganjaran yang besar disisi Allah. Semoga sekecil apapun ilmu yang kita miliki bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, bernilai sebagai kebaikan pula disisi Allah. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 10 Jumadil Awal 1444 H. 4 Desember 2022. (1.068.12.22).