Thursday 29 July 2021

TRAUMA Telor ASIN.

Seluruh Nusantara kenal telur asin. Biasanya telur asin adlh telur Bebek, meskipun telur Ayam juga dpt dijadikan telur asin. Telur asin sudah berusia cukup lama konon lahirnya sejak tahun 1950 an.


Entah sejak kapan dan siapa yg mulai pertama, meramu menu kalau nasi rawon pas sekali jika di tumpangkan di piring sajiannya sebelah telur asin. Kata yg suka travelling malam, bahwa menu "rawon telur asin" mencegah masuk angin dlm perjalanan.


Suatu keluarga di acara hari ke tujuh almarhum ortu mereka dikebumikan, menu akan dihidangkan tahlilan "Rawon", lengkap dg asesorisnya dilengkapi  sebelah telur bebek asin. Hari pertama dan ketiga tetangga hadir 27 orang. Makanya dibeli dari pasar tradisonal 14 butir telor asin lalu direbus. 13 dibiarkan utuh untuk di belah nanti. 1 butir dibelah,  sebelah yg sdh terbelah disimpan rapi di dlm kulkas. Yg sebelahnya rupanya sekalian dicicipi perancang saji guna memastikan kualitas telur asin bakal tamu ssdh ashar nanti apakah pas asinnya.


Ketika jam makan siang, anak bungsu dari 8 bersaudara anak almarhum, tidak makan serempak dg saudara yg lain, barusan dari luar rumah agaknya.  Si bungsu ambil piring nyiapkan makan siang sendiri. Lauk pauk tersedia cukup meriah, ada aneka masakan ayam dan juga ikan laut. Maklum saudara2 pas ngumpul di rumah ortu. Si bungsu iseng membuka kulkas. Didapatinya ada sebelah telur asin "nyeleneh" diantara sekumpulan telur asin yg msh utuh.


Tanpa usul, tanpa tanya, si telur asin sebelah,  sekejap pindah ke piring si bungsu "pas asinnya pikirnya" sambil nyendok nasi di piring.


Menjelang ashar peramu saji "kakak tertua" mulai ngatur adik2nya nyiapkan "menu rawon". Adik2 perempuan ada yg kebagian memanaskan, ada bagian nata piring, siapkan asesoris seperti bawang goreng, kecambah, cabe uleg, krupuk. Sedang yg lelaki siapkan menggelar tikar, menggeser kursi tamu selanjutnya siap2 terima tamu. Giliran si kakak buka kulkas untuk penyempurna terakhir menu rawon dg belahan telor asin.


Begitu kaget si Sulung, sebelah telur asin sdh raib. 14 telur kan bila dibelah dpt 28 belah, sudah dicicipi sebelah, tersisa 27 pas dg  persiapan piring 27.  Dia tanyakan siapa yg iseng menyembunyikan yg sebelah. Si bungsu dg tenang nyahut "saya tadi ambilnya buat lauk makan siang".


Kakakpun merepet panjang lebar, betul juga sih... si kakak.... dirumah itu ndak kurang lauk lain, ikan laut, ayam goreng, dan aneka sayur. Ee kenapa telur sebelah itu yg dihajadkan. Sempat ditengahi bunda dan saudara yg lain, "kan tinggal ganti telor bebek lain, walaupun ndak asin, karena beli ke pasar sdh tutup penjual telur pasar tradisional banter buka sampai pkl 13.00.


Namun mesin marah kakak sdh terlanjur starter ndak kan berhenti hanya karena saran saudara2nya yg lbh muda. Dia baru diam kalau sdh puas marahnya.


Kakak puas stlh marah tapi bagi si bungsu TELUR ASIN ITU MELUKAI HATINYA sampai kini walau sdh 25  tahun lbh. Trauma buatnya bila melihat telur asin yg sdh terbelah, apalagi disimpan dlm kulkas. Terngiang terus ditelinganya omelan si Kakak, walau setiap kali Idul Fitri sdh saling minta maaf. Tapi bermaaf2 an secara umum, tak ada menyebut khusus ttg sebelah telur asin. Lagi pula budaya negeri kita, biasanya yg minta maaf yg muda kpd yg tua. Tak lazim yg tua minta maaf duluan kpd yg muda. Kalaulah umpamanya si kakak ngomong di Idul Fitri "dik ku minta maaf ngomeli kamu soal sebelah telur asin", mungkin si bungsu langsung hilang traumanya. Karena yg minta maaf itu hrs yg muda dulu, itu tak pernah terjadi. Yang tua biasa nganggap wajar marahi adik2nya.


Si bungsu sejak usai makan sudah minta maaf "jungkir balik". Namun kakak ketika itu tetap merepet, ngomel, marah. Bagi si bungsu bgmn sdh telanjur dimakan, kalau boleh dia ganti.


Bagi kakak perancang saji di kisahkan di awal tulisan. Mungkin kedepan dpt mengendalikan amarah, sebab pihak yg terkena marah akan mengenang seumur hidup, walau sdh dimaafkan tapi luka dihati tetap membekas. Oleh karena itu  Nabi Muhammad berwasiat:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri].


Buat si bungsu, disarankan untuk jangan terus  menyimpan kekesalan hati itu berlarut-larut apalagi sampai puluhan tahun. Yg menderita diri sendiri, jadi trauma bila melihat sebelah telur asin. Padahal telur asin penyajiannya memang sering dibelah.

Baik sekali jika si bungsu menghafalkan dan meresapkan makna dari ayat 263 surat Al Baqarah.


قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ وَا للّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 263)


وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى

"pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti".


Justru kita dianjurkan untuk memberi maaf.  Ayat tadi menganjurkan untuk memberi maaf kpd siapa saja, walau mereka tdk minta maaf. Perbandingannya lbh baik dari sedekah yg diiringi tindakan menyakiti.


Memang minta maaf perlu supaya kesalahan kita kpd orang lain tuntas di dunia, tdk terbawa ke akhirat.


Semoga kita dpt mengendalikan marah, sekaligus menjadi orang pemaaf.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 17 DzulHijjah 1442 H.

27 Juli  2021.

(824.07.21). 

Mengenang Ayah dan Bunda.

Beragam cara anak2 mengenang mendiang ortu mereka. Rata2 anak2  (yg normal), merasa menyesal stlh ayah bunda tiada, mengapa kurang berbhakti kpd mereka. Terlebih bila awakpun sudah menua, apa yg pernah dialami ayah dulu, apa yg pernah dialami bunda dulu, mulai terasa di diri awak kini. Dulu pernah kesal kpd bunda, bila bicara sering minta diulang. Kini awak merasakan telinga tua rupanya sdh kurang pendengaran, nyesal pernah ngomong keras2 bagaikan membentak kpd bunda dulu.

Dulu agak heran, ayah kalau membaca dekat sekali mukanya ke kertas bacaan. Kini awak mulai merasakan, nyesal rasanya pernah membathin liat ayah membaca.


Sepeninggal ayah sekitar setengah tahunan, anak bungsu  merapikan almari buku ayah, di laci ketemu buku tabungan. Seingatnya ayah dulu kalau ngambil uang pensiun tdk model sekarang melalui tabungan di bank, lantas punya ATM. "Kenapa ada tabungan di salah satu bank BUMN?". ketika dibuka lumayan isinya, sepakat si bungsu dg saudara tua, di jadualkan ke bank. 


Sampai di bank; petugas  counter bank mengucapkan "innalillahi wainna ilaihi rajiun", baru kemudian menjelaskan prosedur pencairan tabungan almarhum. 


Petugas2 counter bank dan petugas front office lainnya kelihatannya bgt terkejut mendengar nasabah yg satu ini meninggal. Selanjutnya salah seorang mengatakan  "Pantasan Pak.......sdh cukup lama tdk pernah kesini". (pernyataan itu agaknya dibenarkan oleh petugas lainnya dg bahasa tubuh). :   "Beliau kalau kesini sering membawakan kami telur asin, cukup kami bagi2. Selain itu kalau pas musim mangga, beliau membawakan mangga mateng ranum2, hasil dari tanaman di pekarangan kata beliau". Jatuh juga air mata si sulung dan sibungsu........😔😔😔. 

Terbetik dihati kakak tertua ketika itu, "Nanti kalau ku pensiun, akan kuteruskan amalan ayah".


Si sulung dan bungsu tinggal sekota, saudara lainnya di lain kota.. ....... Almarhum ortu 20 tahunan, ngengon bebek alabio sampai ratusan ekor. Stlh beliau tiada, ternak berangsur menyusut tdk dilakukan peremajaan, ndak ada yg merawat akhirnya tdk produktif.


Masuk masa persiun, kakak tertua dipanggil "Kak-long" mulai lagi pelihara bebek buat kandang di pekarangan  belakang rumah. Baru ada belasan ekor, lumayan tiap pagi kini sdh mulai panen 5 sampai 6 butir. Ternak dikelola bersama, oleh kak-long dan adik yg paling bungsu. Sepakat telur diasinkan.  Kak-long mengatur adiknya si bungsu, anak, mantu dan cucunya serta dia sendiri hanya boleh makan telur asin 3 hari sekali dg porsi sebelah.


Sementara telur asin yg lainnya oleh kak-long disedekahkan ke orang, tetangga dan sahabat2nya, sesekali kenalan almarhum di bank. Dengan maksud  meneruskan amalan dan silaturahim almarhum ayah. 


Aktifitas itu terinspirasi pertama oleh informasi petugas bank. 

Yang kedua; bersedekah atas nama Almarhum ayah dan bunda.  Agar lebih terkesan mendalam dg sesuatu hasil dari usaha yg pernah dilakukan mereka. Ngengon bebek ratusan ekor tentu ayah tak mungkin sendiri, tentu dibantu bunda. Mengacu ke hadits:

Diriwayatkan  Bukhari Muslim, An Nasa'i dan Abu Daud dari Abdullah bin Abbas RA: 


أنَّ سعدَ بنَ عبادةَ رضي اللهُ عنه تُوُفِّيَتْ أمُّه وهو غائبٌ عنها فقال : يا رسولَ اللهِ إنَّ أمي تُوُفِّيَتْ وأنا غائبٌ عنها أينفعُها شيءٌ إن تصدَّقتُ به عنها ؟ قال : نعم . قال : فإني أُشهدُك أنَّ حائطي المِخرافَ صدقةٌ عليها


Bahwasanya Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Nabi SAW "Ibuku meninggal dunia. Apakah akan bermanfaat baginya apabila aku bersedekah atas namanya?" 


Beliau menjawab, "Yah." Dia berkata, "aku memiliki sebidang kebun. Aku mempersaksikan mu bahwa aku menyedekahkannya atas nama ibuku."


Si bungsu heran dg kebijakan kak-long, Kok telor asin lbh banyak disedekahkan ketimbang dimakan/dimanfaatkan sendiri.   Tapi dia tersadar atas anjuran agama ttg: yg jadi milik kita sesungguhnya hanya bila sesuatu yg dimiliki disedekahkan, bakal kita dapati di akhirat sana. 

Kalau telor asin yg dimakan ya jadi darah daging, sebagian jadi ampas dibuang. 

Bila telor dijual dibelikan sesuatu yg dipakai, akan usang. Telor  yg disedekahkanlah yg jadi milik kita di akhirat nanti.

Lagian, akan bosanlah lauk telor asin tiap hari. Cocoklah sdh 3 hari sekali takaran sebelah.


Buat kak-long dan sibungsu, saban kali mengantarkan sedekah telor asin, terbayang wajah ayah dan bunda. Diikuti dlm hati berdo'a buat mereka.


Selanjutnya Kak-long dan si bungsu serta juga kita semua para pembaca, mudah2an anak2, cucu2, cicit2 kita meneruskan amal  kebaikan apa saja sekecil apapun.  Sehingga menjadi salah satu sebab kita tergolong keluarga yg dpt berkumpul di akhirat nanti seperti yg dimaksud ayat  berikut ini:


جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَآئِهِمْ وَاَ زْوَا جِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَا لْمَلٰٓئِكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَا بٍ 

"(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;"

(QS. 13 Ar-Ra'd syat 23).


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 19 DzulHijjah 1442 H.

29 Juli  2021.

(825.07.21).

Monday 26 July 2021

Ke-BENAR-an tergantung SIKON.

Sudah menjadi kebiasaanku sejak lama,........ disaat olah raga jalan pagi selalu mengenakan masker.

Ketika, ngantar istri ke suatu bank, semula aku tidak ikut masuk. Stlh kendaraan di parkir, memanfaatkan waktu ku teruskan jalan pagi disekitar lokasi bank. Karena cukup lama istri blm keluar dari bank, ku ingin ngecek. Masuk pintu bank, satpam menyuruhku membuka masker. Satpam beralasan wajah tidak sempurna terlihat. 

Kini di musim covid, malah sebaliknya, bila masuk bank, kurang sempurna sangkutan/ posisi  mengenakan master saja di tegor.


Kuteringat tahun 1971an di Jakarta, waktu masih jadi wartawan ketika pulang pagi (usai piket malam di percetakan, waktu itu surat kabar masih dicetak dg teknik susunan huruf timah,  kadang dpt giliran bertugas ngontrol sblm naik cetak).  Mengendarai sepeda motor, lupa mematikan lampu karena tadi malam abis di pakai, di stop Polantas diingatkan untuk matikan lampu. 

Situasi sekarang beda lagi, ngendarai sepeda motor di jalan raya di Jakarta tidak nyalakan lampu, malah dipersalahkan.


Dari dua kasus yg kuangkat di atas ternyata kebenaran di dunia ini sangat nisbi, tergantung situasi dan kondisi. 

Kebenaran di suatu masa dianggap salah di masa yg lain. Kejanggalan suatu masa dianggap umum/lumrah dimasa yg lain. Kesalahan di suatu masa dibenarkan di masa yg lain. Kebenaran tergantung situasi dan kondisi pada masanya.


Kebenaran juga tergantung dari siapa yg menilai. Benar menurut seseorang, blm tentu benar menurut orang lain.  Benar menurut suatu kelompok atau kaum blm tentu benar menurut kelompok yg lain. Perbedaan ketika menentukan kebenaran inilah, yg sering membuat perselisihan,  sering berujung dibawa ke pihak yg dianggap adil (di dunia) untuk menetapkan "kebenaran" itu. 


Yg sedihnya jika penentu kebenaran itu berpihak kpd salah satu kelompok pencari "kebenaran". Kalau sdh yg dipercaya penentu kebenaran tdk netral dmkn, sudahlah......... alamat "kebenaran" itu tidak benar.  


Di tengah pandemi covid 19 ini juga bukan sedikit terjadi beda pendapat menetapkan kebenaran,  ttg protokol kesehatan misalnya. 


Bagi orang yg beriman acuan kebenarannya jelas; sesuai petunjuk Allah a.l. seperti (QS. Ali 'Imran ayat 60)

اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا  تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."


Orang beriman mengukur kebenaran atas dasar yg dituntunkan Allah dan RasulNya. 


Eeeee........masing2 pihak meng-klaim pula beriman, meng klaim juga menentukan/mencari kebenaran tlh sesuai petunjuk Allah dan RasulNya. 


Dlm hal seperti ini pulangkanlah kpd hati nurani.               اِنْ شَآءَ اللّٰه , hati nurani orang yg taqwa dan tawakal senantiasa di bimbing Allah, ditunjukkan jalan keluar (yg baik). (QS. At-Talaq ayat 2)

 وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا

"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,"


Upaya mendpt kebenaran ttg apa saja,  jika merujuk pada petunjuk Allah:


"..........فَسْــئَلُوْۤا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ


"...........maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui."

(QS. 21= Al-Anbiya ayat 7).


Soal kesehatan, penyakit, aneka, wabah dan virus, wilayahnya ilmu para dokter.  Sedang dokter, juga terbagi lagi dengan berbagai keahlian khusus. Ayat 7 Al-Anbiya di atas agaknya menyuruh kita untuk memilih kebenaran soal virus yg di tunjukkan dokter2 yg ahli pada bidang per virus an. 


Dlm konteks ini,   bersikap dlm menghadapi sesuatu kebenaran yg masih membimbangkan yg, hrs di taati:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

(QS.4 = An-Nisa' ayat 59).


Nah kalau begitu sebaiknya yg kita ikuti ttg fatwa kebenaran khususnya ttg virus corona atas rujukan ayat2 di atas adlh:


1. orang berilmu اَهْلَ الذِّكْرِ, mereka adalah para ulama yg menguasai ilmu ttg penjabaran petunjuk Allah dan Rasul-Nya. 

Jika terdapat dua kubu,(satu setuju prokes yg lain tdk setuju prokes) masing2 pun lengkap dg dalilnya maka pertimbangan berikut:


2. Ikuti apa yg ditetapkan pemimpin

وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ

karena mereka tlh diamanahi oleh masyarakat untuk mencari jalan terbaik untuk kemaslahatan ummat yg dipimpinnya.


3. ikuti petunjuk ahli dibidang kesehatan sesuai dg Al Anbiya 7 di atas.


Smg hati nurani kita semua masih hidup shg masih sanggup menetapkan baik dan buruk, benar dan salah, setidaknya untuk diri sendiri dan keluarga buat sandaran guna mohon ampun kpd Allah.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

Ya Allah tunjuki kami yg benar itu benar serta sanggup mengikutinya. Tunjuki kami yg salah itu salah sehingga mampu menjauhinya.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 16 DzulHijjah 1442 H.

26 Juli  2021.

(823.07.21).

Thursday 22 July 2021

Manusia Mudah Terperdaya.

Pebisnis merugi adakalanya karena teman bisnis ingkar janji. Meskipun tdk kurang ikhtiar sblmnya tlh dibuat kontrak tertulis memenuhi syarat kontrak:

1. Jelas ttg bisnis apa.

2. Jelas legalitas masing2 pihak.

3. Jelas diatur hak dan kewajiban masing2 pihak.

4. Diatur penalty bagi pihak yg wanprestasi.


Kalau gagal lantaran hal2 diluar dugaan tak mampu dihindarkan, apaboleh buat, meskipun mungkin kecewa, tapi bukan terperdaya istilahnya.


Terperdaya adlh bila  sesuatu yg direncakan,  terjadinya  diluar keinginan, mengecewakan, merugikan, tidak mengenakkan, bahkan kadang menyakitkan oleh pihak lain.

Boleh jadi penyebab terperdaya: 


1. Karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi. 

Tentang yg terjadi esok memang tak diketahui persis. Oleh karena itu tdk mengetahui partner bisnis, atau pihak yg dipercayai, nantinya bakal ingkar janji, bakal memperdaya. 


2. Karena manusia harus berusaha. Manusia secara kodrati untuk memenuhi kehidupan harus berusaha, berkegiatan. Lain dg makhluk lainnya hanya dg ikhtiar minimal alam tlh menyediakan kebutuhan mereka. Makanya burung tak nyiapkan lumbung buat nyimpan makan, sapi, kambing tak perlu simpan digudang, makan harian mereka. Tumbuhan, tumbuh sesuai dg lahan yg cocok buatnya. Beda dg manusia hrs simpan untuk cadangan kehidupan esok lusa dan bahkan anak cucu. Oleh karena itu hrs giat usaha. Berusaha apapapun hrs melibatkan pihak lain yg kadang memperdaya.


3. Karena mengabaikan pengalaman. Ada juga orang terperdaya dlm banyak hal mengulang kejadian yg hampir sama dg apa yg pernah di alaminya (misalnya 5 tahun lalu). Kadang dg propaganda sesaat yg lbh meyakinkan, lantas percaya lagi dg pihak yg pernah memperdaya.


4. Karena gemar sanjungan. 

Tidak sedikit orang terperdaya oleh kelihaian pihak memperdaya memuji dan menyanjung. Termakan sanjungan, bersedia menyerahkan sesuatu untuk di kelola oleh penyanjung. Ujung2nya diperdaya, kepemilikan beralih kpd pihak penyanjung.


Dkmn antara lain penyebab manusia terperdaya. Kalaulah yg terperdaya itu adlh orang perorangan dampaknya masih tdk seberapa. Kalau yg terperdaya itu adlh suatu bangsa oleh bangsa lain, penderitaan berkepanjangan dirasakan anak cucu ber-generasi2.......

3 abad lbh kita terjajah satu dan lain karena terperdaya, penyebabnya antara lain salah satu atau bbrp faktor tsb diatas.


Perihal memperdaya adlh pekerjaan syaitan, baik langsung maupun tdk langsung........

Langsung, yaitu model syaitan memperdaya dg membisikkan ke diri kita sendiri. Sedangkan tidak langsung bermediakan pihak lain. Manusia bertitik lemah salah satunya gampang terperdaya,

وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفًا

karena manusia diciptakan (bersifat) lemah."

(QS.4 = An-Nisa' ayat 28).


Dalam pada itu syaitan terus menerus mendatangi manusia untuk diperdaya dari segala arah:

ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ......."


"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. ........."

(QS.7 = Al-A'raf ayat 17).


Diantara model perdaya syaitan, menjadikan terasa indah kejahatan yg dilakukan.

قَا لَ رَبِّ بِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُ زَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَ رْضِ وَلَاُ غْوِيَـنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ 

"Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,"

(QS. 15 = Al-Hijr ayat 39)


Apapun tujuan pihak yg memperdaya orang lain adlh untuk mendptkan keuntungan diri sendiri atau kelompoknya, padahal Allah telah memberikan rambu2 tentang harta orang lain:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِا لْبَا طِلِ اِلَّاۤ اَنْ تَكُوْنَ تِجَا رَةً عَنْ تَرَا ضٍ مِّنْكُمْ ۗ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. .........."

(QS. 4 = An-Nisa' ayat 29).


Semoga kita tidak terperdaya, ataupun menjadi pihak yg memperdaya. Bgt pula harapan kita agar bangsa kita tdk diperdaya oleh bangsa2 lain, cukup sdh nenek moyang kita menjadi bangsa terjajah karena antara lian diperdaya bangsa lain.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

12 DzulHijjah 1442H.

22 Juli 2021.

(822.07.21).

Saturday 17 July 2021

Kasih sayang Ayah Bunda.

Begitu besar kasih sayang ayah dan bunda kpd kita. Ketika kita sakit agak berat. Kadang ada ayah-bunda yg berdo'a kalau boleh dia yg menggantikan penderitaan sakit itu. Anak ditunggui, dirawat dg sepenuh hati dan jiwa. Tapi......

giliran ayah-bunda yg sakit anda pas berada di luar kota. Kalaulah anda datang mungkin anda akan ketar-ketir, kok ortunya ndak sembuh2, padahal pekerjaan anda lama ditinggalkan. 


Dlm case ini, kebanyakan ayah atau bunda yg sakit malah dg ikhlas menganjurkan anda tinggalkan dia dlm keadaan sakit, menyuruh kembali ke pekerjaan anda, demi masa depan anak cucu mereka.


Maka ada pepatah dikampungku "Kasih ayah-bunda sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah". Yang namanya galah terbatas panjangnya (banter 5 meter), kalau terlalu panjang malah tak berfungsi. Sedang jalan panjang, selalu sambung bersambung.

 

Ketika kita masih kecil, bahkan sampai kita tlh tua beranak beristri, bila kita sakit ortu berdo'a "cepat sembuhkan anakku, bila perlu berikan penyakit itu kpdku". 


Sementara jika ayah bunda sdh sakit berat ada anak yg berdo'a: "Kalau sekiranya penyakit ortuku ini msh dimungkinkan sembuh, tlg segeralah sembuhkan. Umpamanya tdk mungkin sembuh lagi; tlg mudahkan maut menjemputnya agar tak lama dlm penderitaan".


Mungkin diantara pembaca termasuk orang  beruntung, sampai tua stlh anda mapan msh dpt merawat, berbuat kebaikan kpd Ortu. Memfasilitasi ybs beribadah sampai membiayai berangkat haji. Ketika ayah atau bunda sakit sempat mendampingi, mentalkinkan ayah atau bunda menjelang maut. Memimpin shalat jenazah sampai memasukkan ke liang lahad.


Atau sebaliknya, mungkin ada pembaca termasuk kurang beruntung; ketika anda tlh sukses ayah-bunda tlh tiada. Anda pun tlh berhaji dan umrah berulang kali. 

Dlm pada itu ........

Mengenang ayah-bunda dahulu pas hidup di zaman susah, jangankan membayar BPH (Biaya Pergi Haji), sekedar Akikah  ketika anda lahir saja, konon kabarnya ada Ortu blm melaksanakan. Apalagi memotong hewan kurban seperti akan berlangsung bbrp hari yad.


Seorang pengusaha suskses, penuh haru teringat mendiang ayah dan ibu. Rupanya dianya termasuk kurang beruntung. Tak sempat berbhakti kpd kedua  Ortunya. Sejak berangkat dewasa sdh meninggalkan kampung halaman merintis kehidupan. Ayahanda meninggal ia sedang berada di luar negeri, sampai ke kampung tinggal datangi pusara. Bunda berpulang hanya sempat menshalatkan dan memakamkan. Itupun jenazah harus ditunda diberangkatkan dari rumah duka, menunggu dianya tiba.


Walaupun umpamanya anda termasuk orang yg sanggup berbhakti kpd ayah-bunda seperti terpapar di atas. Blmlah sanggup membalas kebaikan ayah dan bunda. Blm lah sepadan dg pengorbanan dan perjuangan mereka merawat kita masih kecil, membesarkan kita.


Apalagi bila anda termasuk kelompok yg tak berkesempatan berbhakti kpd ayah bunda seperti diumpamakan di atas. Tentu tinggal rasa penyesalan dan haru saja bila mengenang mendiang ayah dan bunda. 


Akan tetapi msh terbuka ikhtiar kita berbhakti kpd ayah-bunda yg tlh tiada. Baik yg baru saja meninggal dunia atau tlh bgt lama. Anda blm terlambat berbhakti kpd almarhum/almarhummah. 


Syeh Mahmud Azib dlm buku "amalan yg bermanfaat bagi mayit", terbitan Pustaka al-Kautsar jkt. hal 55 s/d 105, menguraikan ada 11 perbuatan kita yg bermanfaat buat mendiang Ortu.


Diantara 11 amalan tsb. selain terus-menerus berdo'a mhnkan ampunan untuk buat ayah dan bunda. Bersedekah a.n. mereka mrpkn salah satu dari 11 amalan manfaat untuk mendiang ayah-bunda. Banyak hadits ttg hal tsb. di tulisan ini saya kutip salah satunya.


Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,


أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا


“Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari no. 2756).


Perumpamaan diungkap di atas, ada anak yg sempat ber bhakti kpd ayah-bunda dan ada juga anak yg tdk sempat berbhakti kpd ayah-bunda, tentu diantara dua kutub itu ada yg sedang2an. 


Pasnya tingkat kebhaktian anda, andalah yg tau persis. Yg jelas selama hayat masih dikandung badan kesempatan kita berbhakti kpd ayah-bunda masih terbentang.


Dikesempatan menyembelih hewan kurban bbprp hari yg akan datang nanti, agaknya baik jika diniatkan kurban "untuk diri sendiri untuk keluarga kita baik yg masih hidup maupun sdh tiada dan tentu juga buat ayah-bunda. Hal ini dpt kita jadikan rujukan utk diteladani apa yg tlh dilakukan Rasulullah Muhammad  ﷺ  berkurban untuk diri dan keluarga dan bahkan untuk ummat.


Dipetik salah satu hadits mengenai hal tsb dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: “ضَحَّى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَرَّبَ أَحَدُهُمَا فَقَالَ بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذَا مِنْ مُحَمَّدٍ وَأَهْلِ بَيْتِهِ، وَقَرَّبَ الآخَرُ فَقَالَ: “بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذَا مِنْ عَمَّنْ وَحَّدَكَ مِنْ أُمَّتِي 

Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Rasulullah ﷺ ‘ menyembelih dua ekor kambing kibasy yang berwarna putih dan bertanduk. Beliau menyembelih yang seekor seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu dan untukMu, kurban dari Muhammad dan keluarganya.” Lalu Beliau menyembelih yang seekor lagi seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu dan untukMu, qurban dari siapa saja yang mentauhidkanMu dari kalangan umatku.”


Semoga melalui kebaikan apapun yg kita lakukan dpt mrpkn wujud bhakti kepada ayah dan bunda.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

7 DzulHijjah 1442H.

17 Juli 2021.

(821.07.21).

Do'a di masa Covid.

Pengeras suara masjid bbrp kali belakangan ini, mengumumkan berita duka. 

اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ


Kalau yg diumumkan di masjid dekat rumah, mestinya si fulan atau fulanah yg meninggal adlh warga sekitar masjid. Umumnya mereka adlh sahabat handai,  ada yg jamaah, ada yg warga se RW atau RW tambiran yg semasa hidupnya saling kenal, setidaknya pernah saling sapa.


Di suasana covid ini, jadinya tidak PD untuk berkunjung ke rumah duka. Utamanya bagi kami diatas 70 ini, tubuh tlh berisi bermacam penyakit kronis, semakin ciut hati untuk melayat ke sahabat yg duluan pulang........


Mati sih ndak lah takut, sama saja ditakutipun tetap tak dpt menghindar. 

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ كِتَـٰبًۭا مُّؤَجَّلًۭا

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. ........" 

(QS:Ali Imran 145).


Tapi hendaklah:

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ


“Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada Mengambil sebuah kemaslahatan.”


Dlm keadaan normal, suatu tradisi yg amat baik di RW tempat tinggalku. Setiap ada warga yg meninggal, tidak pandang agamanya, warga dari 18 RT di RW kami mengutus warganya datang ke rumah duka sbg tanda bela sungkawa, sedapat mungkin ikut berperan dlm prosesi jenazah. 


Malam harinya, sekali lagi tdk pandang agama yg meninggal, setiap RT mengirim bbrp warga berkumpul ke rumah duka diadakan acara sederhana sbg wujud guyub warga, menghibur keluarga yg berduga.


Tapiii......... berkenaan dg covid ini, dimana berkumpul berpotensi tertular dan atau menularkan, maka acara pelayatan itu tak dpt dilaksanakan.


Ketika tulisan ini diturunkan PPKM darurat sdh berjalan 11 hari s.d. 20 Juli nanti, di TV disiarkan ada kemungkinan diperpanjang.


Beruntung masih, setiap keadaan tidak normal, telah siap ketentuan tidak normal pula dlm pelaksanaan ibadah, termasuk urusan kematian.


Kewajiban atas jenazah bagi yg hidup yaitu:


Memandikan mayyit (غُسْلُهُ);

Mengkafankan mayyit (تَكْفِيْنُهُ);

Menyshalatkan mayyit (الصَّلَاةُ عَلَيْهِ); dan

Menguburkan mayyit (دَفْنُهُ).


Kewajiban ini mrpkn Fardhu kifayah, bila sdh dilakukan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban seluruh orang lain. 


Jadi bagi yg lanjut usia punya beraneka penyakit bawaan, kewajibannya tlh tertalangi, para petugas covid, buat jenazah yg meninggal karena covid. Tertalangi yg muda2 bagi jenazah yg meninggal normal.


Bagi lansia ujur (apalagi dimusim covid ini) bgt mendengar sahabat kenalan atau family dekat maupun jauh, mungkin baik sekali bila shalat ghaib untuk yg meninggal tsb. Karena shalat jenazah baik langsung dihadapan ada jenazah atau ghaib adlh mrpkn do'a. Sedangkan do'a yg hanya diketahui diri sendiri untuk orang lain sangat baik.  Merujuk kpd hadist.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ


“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga kebaikan yang sama.’” (HR. Muslim).


Allah juga memberi kita petunjuk bahwa dimungkinkan kita berdo'a untuk semua orang beriman tanpa sepengatuan mereka yg kita do'akan:


رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَلِـوَا لِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَّلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَا لْمُؤْمِنٰتِ ۗ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا تَبَا رًا

"Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran."

(QS. 71= Nuh ayat 28).


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

4 DzulHijjah 1442H.

14 Juli 2021.

(820.07.21).

Monday 12 July 2021

TUBUH ini JUJUR.


Ternyata  penyampaian informasi itu bukan hanya dpt dg lisan dan tulisan. Anggota tubuh juga dpt  menyampaikan pesan. Sering kita dengar "bahasa tubuh". 


Bahasa tubuh diekspresikan oleh seluruh bagian dari tubuh; seperti: mata, telinga, bahu, dahi, alis, dagu tangan, kaki, bahkan terakhir ini termasuk rambut.


Justru bahasa tubuh sangat orisinal sekaligus universal. Orisinal, dlm pengertian murni jujur jarang dpt di-buat2. 

Universal dlm pengertian, bahasa tubuh hampir seragam seluruh dunia. Contoh di negara dg penutur bahasa apapun, pernyataan salutasi dilambangkan dg  Jempol atau "ibu jari".  👍👍👍, senang dg👏👏👏 (tepuk tangan).


Menyatakan setuju hampir seluruh dunia dg "anggukan kepala". Walau ada juga negara "anggukan kepala", bermakna tidak setuju, misal Bulgaria.


Ketika masih jadi kayawan di salah satu BUMN. Model dulu, kami punya dana tak-tis, yg dpt digunakan untuk entertainment, untuk memberikan sumbangan termasuk kpd "peminta-minta berdasi". 

Khusus untuk peminta-minta ku sebut terakhir, datangnya mendadak, tanpa proposal, langsung menjadi tamu Bos ku. Dana tak-tis tsb wewenang pengeluarannya ada pada Bos, uangnya disimpan dlm brand kas dipercayakan pada ku sbg Kabag Umum. 


Untuk pengeluaran dana tak-tis pos2 lainnya prosedurnya melalui "catatan kpd Bos", stlh beliau Acc dpt dikeluarkan dalam hal ini punya cukup waktu mempertimbangkannya.


Khusus untuk "tamu bos" ku yg kusebut di atas, putusan acc dari Bos  ku  pengeluarannya,  riil menggunakan "bahasa tubuh".


Ada tiga jawaban yg ku sepakati dg bos ku bila bos bertanya di depan tamunya yaitu:

a. "Aduuuh maaf ya dana kami sedang kosong..... "  Jawaban ini bila bos tdk setuju memberikan dana buat sang tamu.

b. "Ada tapi hanya sekedarnya".... Jawaban ini bila bos setuju memberikan sekedar uang transpor buat si tamu.

c. "Ada pak perlu berapa"?.... Jawaban ini bila bos setuju membantu si tamu secara total.


Untuk menjawab "a",  "b" atau "c", tergantung tatapan mata sang Bos ketika memanggilku ke ruangannya di hadapan tamunya. Diriku paham betul "bahasa mata bos ku". Si tamu di jamin tdk mengetahui.


Alhamdulillah selama 3 tahun lebih bekerja sama dg bos ku yang satu itu tak pernah ku salah membaca bahasa tubuh beliau.


Petinggi adat di pedalaman kampungku doeloe sekali pernah memutus perkara untuk mengetahui bahasa tubuh dengan "Bakar Leban" dlm rangka mencari kebenaran. 


Kasus dua orang berperkara tentang sesuatu barang berharga. 

Masing2 pihak mengaku barang itu miliknya. Setelah upaya berupa sumpah dan saksi2 tak dpt memutus perkara, maka dipilih jalan keluar terakhir, "Bakar Leban".


Leban adlh jenis kayu yg keras, sangat baik sekali untuk bahan baku membuat arang.


Tekniknya. Dihadapan majelis adat dua orang bersengketa di hadapkan. Sepotong kayu Leban di bakar sampai membara. Selanjutnya di informasikan kpd kedua orang yg berperkara bahwa setelah api di kayu leban di padamkan,  bara leban tersebut dlm hitungan ditentukan, kedua orang yg bersengketa serentak hrs mengangkat  "bara leban"  ke hadapan penghulu adat, yg seorang di suatu ujung dan yang seorang lagi di ujung yg lain.


Orang yg berada dipihak yg benar, dg ritual dipimpin penghulu adat, niscaya tangan tidak mengalami luka bakar, sedangkan pihak yg salah tangannya akan luka bakar yg serius dan mengerang ke sakitan.


Menjelang moment bara siap diangkat, penghulu adat masih memberikan kesempatan terakhir bagi pihak yg berperkara untuk mengubah sikapnya.


Sejak mulai leban dibakar, pihak yg tdk benar, bahasa tubuhnya secara jujur sdh mengakui. Diekspresikan dari wajah yg pucat pasi takut, bibir goyang sendiri, tubuh gemetaran, keringat mengucur dll. Karena Tubuh ini Jujur. yang mampu berbuat tdk jujur hanyalah LIDAH.


Yg dmkn ini memberi bukti bahwa di dunia saja tubuh berlaku jujur apa lagi di mahkamah Allah di pengadilan akhirat nanti. Makanya benarlah bahwa di akhirat nanti seluruh anggota tubuh akan berbicara, di dunia ini saja kita sdh dpt buktikan kebenaran ayat2 itu .


Di pengadilan di akhirat nanti seluruh anggota tubuh menjadi saksi tentang semua perbuatan pemilik tubuh. Di informasikan Allah dlm Al-Qur"an:

اَلْيَوْمَ  نَخْتِمُ عَلٰۤى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَاۤ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا  يَكْسِبُوْنَ

"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

(QS. Ya-Sin ayat 65)


وَقَالُوْا لِجُلُوْدِهِمْ لِمَ شَهِدْتُّمْ عَلَيْنَا   ۗ  قَالُوْۤا اَنْطَقَنَا اللّٰهُ الَّذِيْۤ اَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَّهُوَ خَلَقَكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

"Dan mereka berkata kepada kulit mereka, Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami? (Kulit) mereka menjawab, Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan."

(QS. Fussilat ayat 21)


Do'a kita: Semoga diri kita, seluruh sahabat lingkungan kita, semua para pemimpin negeri  kita menjadi orang2 yg jujur, karena pada hakekatnya manusia tercipta dari tubuh yg jujur. Semoga dg kejujuran itu negeri ini menjadi makmur, bala bencana termasuk virus corona oleh Allah ditarik mundur.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi

2 DzulHijjah 1442H

12 Juli 2021.

(820.07.21). 

Nilai Kebenaran.

Teringat ketika ku masih bertugas sbg wartawan di ibu kota era tahun 70 an. Ku pernah ditugaskan mengcover berita bidang hukum dan kriminal. Terkait tugas tsb bahan beritaku di Pengadilan dan Kepolisian. 


Mengasyikkan juga mengikuti persidangan, dimana menyaksikan  orang mencari keadilan di meja hijau........ 


Ketika mendengarkan tuntutan Jaksa, si terdakwa benar2 tampak se-jelas2nya kesalahannya. 


Kesempatan berikutnya mendengarkan tangkisan pembela. Dalam tangkisan pembela terdengar bahwa si terdakwa benar2 tidak bersalah........ 


Hakimlah nanti setelah proses persidangan berlangsung beberapa kali lalu memutuskan "kebenaran" tsb berupa vonis.


Berbicara soal kebenaran dan keadilan, kadang adil blm tentu benar, bgt juga benar blm tentu adil. Dmkn sulit menyelaraskan keadilan dan kebenaran.


Contoh ekstrim adil yg tidak benar:


Dikisahkan dalam suatu kebijakan, seorang memutus perkara: “perihal dua orang ibu bersengketa atas seorang bayi”. Masing-masing ibu mengaku bahwa bayi itu miliknya. 


Singkat kisah ketika dibawa ke Pemutus Perkara, diputuskan si bayi dibelah dua. Salah seorang ibu dengan spontan menerima keputusan itu, dia merasa keputusan itu adil, dia tega melihat kenyataan sibayi dibelah dua. 


Sementara ibu yang satunya lagi, tidak tega melihat kenyataan sibayi dibelah dua dan menyatakan rela bayi itu diserahkan saja ke ibu yang tega bayi di belah dua itu. 


Pemutus perkara  justru memutuskan bahwa ibu yang tidak tega itulah yang berhak atas bayi yang disengketakan itu. 


Agaknya pembuat keputusan memutuskan bayi dibelah dua itu hanya sbg sarana buat mencari keadilan. Pemutus perkara ingin tau siapa ibu yg sebenarnya, sebab ibu yg sebenarnya tak akan tega anaknya terbunuh lantaran di belah dua.


Meskipun kisah ini mungkin fiktif, sekedar dongeng, tampak dalam kasus ini “berani karena salah”, “takut karena benar”.  Sekaligus membuktikan bahwa tak selamanya benar  pepatah yg berbunyi  "Berani karena benar, takut karena salah".


Contoh benar tapi tidak adil.


Keluarga punya 3 orang anak. Anak yg tertua sdh di perguruan tinggi, anak nomor dua siswa sltp dan si bungsu masih di TK.


Dari anggaran tersedia buat anak2, di distribusikan buat si sulung 60%, buat si tengah 25% dan si bungsu hanya 15%. Tindakan Ortu ini tidak adil bila adil itu diartikan sama rata, masing2 anak atas dasar adil sama rata, berhak 33%. Walau TIDAK ADIL tindakan Ortu ini BENAR, pendekatannya atas kebutuhan si anak.  Mahasiswa lbh banyak keperluan ketimbang masih di sltp dan di TK. Jadi benar blm tentu adil.


Berbicara ttg keadilan antara manusia,  petunjuk umum Allah;


"............. ۙ وَاِ ذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّا سِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِا لْعَدْلِ ۗ ............."

"...........dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. ........."

(QS. 4 = An-Nisa' ayat 58).


Sedangkan kebenaran:


اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."

(QS. 2 = Al-Baqarah ayat 147).


Oleh karena itu apabila terjadi selisih paham ttg menilai, menetapkan keadilan dan kebenaran merujuklah kpd petunjuk Allah dan RasulNya (An-Nisa 59).


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا


"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."


Akhir2 ini di pendemi covid 19, berseliweran berita beda pendapat. Ambil satu sisi beda pendapat tentang ibadah di rumah ibadah. 


Masing2 yg beda pendapat bukannya tdk merujuk/kembali spt dimaksud An-Nisa 59. Tetapi perbedaan tsb muncul karena beda menafsirkan dan beda memberikan nilai dari kualitas hadits2 acuan. 

Penulis tidak dlm kapasitas dpt menilai yg mana pihak yg paling benar. Agaknya tak cukup ilmu untuk itu. Namun mhn ijin sekedar ingin sharing; bahwa faktor yg mampu menengahi beda pendapat ini adlh:

1. Petunjuk Allah dlm Al-Qur'an.

(اَطِيْـعُوا اللّٰهَ)

2. Petunjuk Rasulullah, melalui sunnah, hadits2. (وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ )

dan hal ini letaknya pada kualitas dari hadits2 yg dirujuk. Para ulama yg kompetenlah yg patut diikuti dlm memahami, bila cukup dalil2 yg shahih atas fatwa mereka.

3. Putusan pemegang kekuasaan yg dipercaya memimpin ummat  (وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ).


Semoga Allah menunjuki yg benar itu benar dan diberikan kemampuan mengikutinya. Semoga Allah menunjukkan yg salah itu salah serta diberi kekuatan menjauhinya.


اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ. ،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi

30 Dzulkaidah 1442H

(819.07.21).

Thursday 8 July 2021

Mengelola KIKIR.

Kikir adlh suatu pembawaan kodrati manusia. Penyebab utamanya, karena:

1.Harus berusaha untuk mendapat kebutuhan hidup, tdk datang begitu saja.

2. Persiapan hari esok. Kebutuhan hidup yg tlh diperoleh, selain buat sekarang, dipersiapkan untuk hari2 esok dan buat anak2.

3. Cinta berlebihan thdp harta. Khawatir kehilangan harta yg sudah dipunyai yg mendapatkannya dg susah payah.


ad. 1. Harus berusaha.

Sebetulnya sih tidak semua kebutuhan hidup manusia itu harus diusahakan. Oksigen, kita tak perlu usaha, tinggal hirup, tlh di sediakan Allah cuma2. Belakangan ini saja jadinya oksigen harus di konversi dg uang, bagi penderita covid terutama yg isoman. Begitu juga sinar matahari didapat tanpa usaha yg berarti. 

Sedangkan kebutuhan; makan, pakaian dan tempat tinggal, semuanya didapat dg usaha. Kadang dg usaha susah payah baru berhasil. Ini menjadi penyebab, ketika ingin mengeluarkannya teringat akan jerih payah mendapatkannya.


ad. 2. Persiapan hari esok.

Tak seorangpun mengetahui ttg hari esok; rezeki-jodoh-maut. Karena itu maka manusia bergiat terus berusaha cari rezeki, untuk keperluan tsb butir 1 di atas, sebab maut tdk diketahui. Kalau umur panjang, ....kan perlu persiapan hari tua. Juga mempersiapkan 

buat membekali anak. 


ad. 3. Cinta berlebihan thdp harta.

Bila cinta berlebihan thdp harta, membuat takut berpisah dg harta yg sdh dimiliki, menjadikan diri menjadi kikir. Padahal ukuran perbuatan baik apabila seseorang sanggup memberikan harta yg dicintainya......:


لَنْ تَنَا لُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗ ........"

"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. .............."

(QS. 3 = Ali 'Imran ayat 92).


Untuk mengelola sifat kikir ini mungkin dpt ditempuh; merubah pola motivasi ketika berusaha. Tanamkan tekad ketika berusaha, apapun usaha kita,  sbg ibadah. Sejak semula setiap usaha sbg ibadah tsb sudah di niatkan untuk diinfakkan sebagian. Bila perlu sdh ditentukan sekalian sekian persen untuk infak. Selebihnya disimpan, ditahan untuk keperluan sbg dimaksud butir 1 dan 2 di atas.


Sebab berinfak juga diberi petunjuk oleh Allah tidak boleh terlalu boros perhatikan ayat 67 Al-Furqan


وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًۭا

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian". 


Semoga kita dapat mengendalikan sifat kikir yg memang dari sononya sdh melekat (inherent) pada manusia seperti di tegaskan Allah di Al-Isra" 100.


قُلْ لَّوْ اَنْـتُمْ تَمْلِكُوْنَ خَزَآئِنَ رَحْمَةِ رَبِّيْۤ اِذًا لَّاَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْاِ نْفَا قِ ۗ وَكَا نَ الْاِ نْسَا نُ قَتُوْرًا

"Katakanlah (Muhammad), "Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya." Dan manusia itu memang sangat kikir."


Sbg upaya mengendalikan sifat kikir selain merubah motivasi usaha dan pembaruan tekad/niat di atas juga bagus diamalkan do'a.


اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ


(Allahumma inni a‘udzu bika minal bukhli)

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 28 Dzulkaidah 1442 H.

8 Juli 2021.

(818.07.21). 

Tuesday 6 July 2021

Benarkah kita PEMBANTAH.

Manusia terlahir ke dunia ini, tlh dibekali dengan sejumlah sifat. Di dalam Al-Qur'an dibukakan secara terang sifat2 tersebut, satu diantara sifat itu adalah PEMBANTAH.


Membantah; dlm pengertian tdk mau menerima yg diberitahukan. Malah melaksanakan apa yg jelas2 dilarang. 


Begitu banyak perintah Allah di dlm al-Qur'an, tapi dibantah oleh manusia secara terang2an. Pembantahan dg wujud mengabaikan perintah2 tsb diikuti alasan pembenaran.


Ambil saja satu contoh yaitu perintah harian Allah, shalat 5 waktu. Masih banyak orang berstatus Islam, membantah, tidak melaksanakan dengan beragam alasan pembantahan diantara:


1. Merasa hati belum tenang, masih banyak masalah. Ybs berpendapat, shalat harus tenang "percuma shalat kalau tidak khusyuk", begitu bantahan ybs.


2. Merasa masih muda masih sibuk, nanti kalau sdh tua nanti baru di gebyar kerjakan semua ibadah bukan saja shalat. Demikian bantahan ybs.


3. Ada juga model bantahan orang sedang ditempat kerja ketika diajak shalat oleh temannya, "takut pakaian ndak bersih. Nanti aja di rumah sekalian di jamak".


Begitulah antara lain ditemui bantahan thdp perintah harian Allah.  Juga banyak aneka alasan, bantahan untuk perintah2 Allah lainnya.


Allah abadikan ttg sifat manusia suka membantah di surat Al-Kahf 54.


وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰ نِ لِلنَّا سِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ ۗ وَكَا نَ الْاِ نْسَا نُ اَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا

"Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah."


Pembaca mungkin punya pengalaman mendengarkan bantahan dengan versi2 yg lain.


Diharapkan, melalui pengetahuan ttg sifat manusia suka membantah tsb. Semoga kita setidaknya dpt mengurangi kalau dihinggapi sifat suka membantah, syukur kalau kedepan sanggup meniadakan sifat membantah akan perintah2 Allah.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 26 Dzulkaidah 1442 H.

6 Juli 2021.

(817.07.21).

Sunday 4 July 2021

USIA tak diHARAPKAN.

Rata2 kemungkinan hidup orang Indonesia 71,51 th, orang Malaysia 76 th, dan orang Singapura 83,15 th. Dmkn menurut keadaan tahun 2018. 


Era pandemi covid 19 masuk tahun ke dua ini blm diketahui lagi rata2 kemungkinan hidup di tiga negara tsb di atas.


Sebetulnya secara jujur, setiap orang tidaklah ingin hidup terlalu tua2 amat. Hanya lirik lagu yg "aku ingin hidup seribu tahun lagi".

Hidup lama2 amat,  terlalu tua, akan nyusahkan anak cucu dan juga diri sendiri.


Sacara alami, manusia semakin menua organ2 tubuhnya semakin ringkih selanjutnya tdk berdaya. Memang dmknlah adanya manusia diciptakan Allah.


وَا للّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰٮكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰۤى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـئًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ

"Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa."

(QS. 16 = An-Nahl ayat 70).


Kalau dpt memohon kpd Allah agar hidup ini tdk sampai di usia yang tidak diharapkan:

اَرْذَلِ الْعُمُرِ

(usia yg lemah tidak berdaya).

Umumnya diusia tsb:

* Bergerak sampai sdh dipapah setidaknya berkursi roda.

* Ingatan sudah menurun bahkan hilang seperti disebutkan ayat di atas. 

لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـئًا

(tidak mengetahui lagi sesuatu yg pernah diketahui).


Jangankan ilmu atau pengetahuan yg lama2. Manula pikun ada yg ngaku belum dikasih makan, padahal piring dan sendoknya makan masih basah (baru saja makan).


Dalam hubungan itu ada ikhtiar do'a yg di ajarkan Rasulullah Muhammad  ﷺ, adalah berlindung kepada Allah dari pikun, digandeng dengan berlindung dari pengecut, fitnah dunia dan terhindar dari siksa kubur:


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ


Allahumma inni a’udzubika minal jubni wa a’udzubika an uradda ila ardzalil umuri wa a’udzubika min fitnatid dunya wa a’udzubika min adzabil qabri


Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu kepada serendah-rendahnya usia (pikun), aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia, dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur (HR Bukhori).


Pengecut, berpotensi menjadikan manusia mensekutukan Allah, bila takut kpd selain Allah melebihi takut kpd Allah.


Pikun juga mrpkn fitnah dunia, membuat repot orang lain, berpotensi menjadikan sanak keluarga berbuat dosa, ngrundel merawat.


Adzab kubur harus senantiasa dimohon untuk dilindungi Allah, dengan segala upaya yaitu taat kpd Allah selama hidup.


Semoga Allah mengabulkan do'a tsb di atas.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 24 Dzulkaidah 1442 H.

4 Juli 2021.

(816.07.21). 

Thursday 1 July 2021

IPTEK minus IMTAQ.

Bumi ini sdh cukup lama terkembang. Bangsa2 penghuni bumi ini sejak dulu telah banyak mencatat kejayaan. Bekas2 pembangunan mereka juga msh banyak kita dpt saksikan. Ditanah air kita saja, dmkn megahnya bbrp candi. Cukup mengagumkan kecanggihan teknik mereka membangun. Menandakan tinggi budaya dan canggih teknelogi mereka. Blm lagi bgm membangun Piramida di Mesir, tentu arsiteknya, peralatannya hebat.


kalau bgt, ummat manusia dahulu kala sdh pernah mencapai kejayaan dlm teknologi, budaya serta patut diduga ilmu pengetahuan mereka sdh tinggi. Sampai sekarang, masih ada ketinggian teknologi ber-abad2 lalu itu masih mrpkn teka teki bagi ilmuan masa kini.  Setidaknya teknologi mereka di zaman silam cukup mampu memudahkan kehidupan mereka pada zamannya.


Telaah sederhana ini barangkali dpt menyadarkan kita bahwa:

1. Bumi ini sdh ada bgt lama jauh sblm kita ini tercipta.

2. Kemudian bumi ini dihuni manusia ribuan generasi sblm kita, dg tingkat budaya dan teknologi yg berangsur tinggi dan khusus teknolgi sampai pada tingkat yg oleh ilmuan skrg masih blm diketahui persis.

3. Kita2 yg sekarang penghuni bumi ini semula tak ada, semula tak berwujud benda apapun juga, lalu terjelma melalui proses lahir, anak2, remaja, dewasa, tua renta.

4. Bumi ini selanjutnya akan kita tinggalkan stlh dihuni sekian puluh tahun, ganti generasi, entah berapa lama lagi dg kemajuan teknologi yg blm dpt diprediksi. Walau karena tak ada yg abadi "si bumi" inipun nanti berhenti. Kiamat bahasa agama.


Bicara masalah pernah dicapai teknologi yg tinggi sampai2 disebut keajaiban dunia misalnya saja contoh di atas.  Brobudur di tanah air kita dan Piramida di Mesir. Pertanyaannya kenapa teknologi tsb di golongkan ajaib,  disebut ajaib karena tak diketahui persis detail teknik membangunnya. 

Pertanyaan berikut, kenapa teknologi tsb tdk diturunkan ke generasi berikutnya. Umpamanya diturunkan tentu saja ilmu itu diketahui dan malah dpt dikembangkan skrg ini. Jawabannya mungkin ada generasi terputus antara generasi yg berteknologi tinggi tsb dg generasi berikutnya. Sihingga ilmunya tdk dpt diturunkan.


Ayat2 berikut ini barangkali dpt menjadi referensi. Bahwa Allah  pernah menghadirkan di bumi ini umat yg canggih teknologinya, bekas peninggalan sampai saat ini masih dpt kita saksikan. Mereka yg sarat memiliki Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dihancurkan Allah karena mereka tdk beriman dan bertaqwa (IMTAQ). 


وَكَمْ اَهْلَـكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْنٍ هُمْ اَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوْا فِى الْبِلَا دِ ۗ هَلْ مِنْ مَّحِيْصٍ

"Dan betapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, (padahal) mereka lebih hebat kekuatannya daripada mereka (umat yang belakangan) ini. Mereka pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah tempat pelarian (dari kebinasaan bagi mereka)?"

(QS. Qaf 50: Ayat 36)



اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِمَنْ كَا نَ لَهٗ قَلْبٌ اَوْ اَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيْدٌ

"Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya."

(QS. Qaf 50: Ayat 37).


Umat2 yg pernah "hebat" itu dibinasakan Allah, pada pokok penyebabnya adlh karena ingkar kpd ketentuan2 Allah. Jadi kehidupan di dunia ini akan hancur bila IPTEK minus IMTAQ.


Umat generasi kita sekarang dan yad. betapapun canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bila ingkar thdp Allah, mudah saja bagi Allah menghancurkan kita satu atau bbrp generasi. Sbg contoh dua tahun belakangan ini. Covid 19 melanda dunia.  Negara yg kuat ekonominya, negara yg canggih teknologinya, negara yg modern keahlian ilmu kesehatannya, negara yg kuat pertahanan keamanannya, semuanya terpuruk dan hampir tidak berdaya melawan mahluk Allah tak kasat mata dinamakan virus corona.


Mari kita kembali kejalan Allah, sbg apapun diri berfungsi ayo berkonstribusi mentaati perintah Allah. 

Sbg pemimpin berlakulah adil, jangan ingkari janji2. 

Sbg rakyat yg dipimpin, jagalah keamanan dan ketertiban. 

Sbg orang kaya jangan pelit. 

Sbg ahli agama tularkan, amalkan ilmu, katakan yg benar itu benar yg salah itu salah menurut ilmu yg anda ketahui. 

Sbg orang miskin bersabarlah, biar hidup pagi sore tak sampai, janganlah sampai iman tergadai, apalagi terjual.


Smg Allah masih menyelamatkan generasi kita ini dg memberikan jalan keluar mengatasi problem2 yg melanda dunia, termasuk diantaranya virus corona.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 20 Dzulkaidah 1442 H.

30 Juni 2021.

(814.06.21).