Sunday 27 September 2020

Firdaus Diwariskan Kepada: (Bagian Pertama)

 Setiap orang yg percaya agama, yakin bahwa hidup ini tidak berakhir begitu mati. Akan ada kehidupan lagi ssdh mati justru abadi, bukan hanya 60, 70, 80, 90 tahun,........... tapi panjaaang tak akan berakhir lagi. Di kehidupan ssdh mati itu setiap insan beragama mesti berkeinginan keadaan/tempat yg se-baik2nya dikenal di terminology agama adlh SURGA.


Rupanya surga tersedia beberapa type, satu di antaranya type FIRDAUS. Untuk mendaftar ke Surga harus diikhtiarkan di dunia ini dg ibadah/amal shalih (walau ketentuan akhir mutlak hak Allah). Bagaimana cara mendaftar untuk memesan Surga Firdaus?


Melalui referensi Al-Qur'an dpt kita lihat ada 5 syarat mendaftar ke Surga Firdaus:

1. Shalat khusyuk, konsisten.

2. Pelihara lidah.

3. Tunaikan zakat.

4. Sex sesuai aturan

5. Pelihara amanah.


SHALAT KHUSYUK, KONSISTEN.


Syarat PERTAMA mendaftar di surga Firdaus ttg Shalat mencakup 2 hal:

a. khusyuk:

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خَاشِعُوْنَ  

"(yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya," 

(QS:Al-Mu'minun ayat 2)


Perihal shalat khusyuk ini  

Allah pun tau kalau khusyuk itu 

tidak mudah (QS: Albaqarah 45).

وَاِ نَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ

Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,".


Dalam pada itu Allah pertanyakan perihal khusyuk di Al-Hadid 16:

اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ

"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah"


Dengan dmkn khusyuk itu adlh sesuatu yg berat tapi harus diusahakan, setidaknya untuk memenuhi sepersepuluh syarat memesan Surga Firdaus. 


Di atas disebutkan ada 5 syarat. Shalat syarat pertama terdiri 2 faktor "khusyuk" dan "konsisten". Secara matematis bila sdh khusyuk; baru terpenuhi syarat sepersepuluh dari 5 syarat tsb.  (seperlima dibagi dua), karena msh ada syarat konsisten.


b. Konsisten.

Khusyuk belum cukup, kalau tidak konsisten (istiqamah). Misalnya pas bulan Ramadhan, shalat taat tak tinggal waktu, ditambah lagi dg shalat2 sunnah tak ada tersisa. Amalan sunnah lainnya pun tak tertinggal.  Katakanlah seluruh shalatnya khusyuk. 


Bgt usai shalat Idul Fitri, sdh lupa nyimpan sajadahnya dimana. Lbh sibuk silaturahmi ketimbang laksanakan shalat berjamaah di masjid tepat waktu. Begini model tidak konsisten. 


Dalil shalat hrs konsisten mrpkn syarat surga Firdaus dpt dilihat di Al Mu'minun ayat 9:

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ 

"serta orang yang memelihara shalatnya".


Shalat hrs tetap dilaksanakan dg konsisten dlm keadaan bgmnpun.

Shalat khusyuk + konsisten, barulah terpenuhi salah satu dari 5 syarat mendaftar sbg penghuni Surga Firdaus dibarengi dengan 4 syarat lainnya sbgm disebut diawal. 


Bila tlh terpenuhi 5 syarat2 tsb., maka di ayat 10 dan 11 Al-Mu'minun Allah janjikan:


اُولٰٓئِكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ  

"Mereka itulah orang yang akan mewarisi,".

الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَ  ؕ  هُمْ فِيْهَا  خٰلِدُوْنَ

"(yakni) yang akan mewarisi (Surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya."


Adapun syarat ke 2, 3, 4 dan 5 ini terlalu panjang jika dimuat sekaligus, اِنْ شَآءَ اللّٰهُ dilanjutkan artikel berikut.


ُاللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعْ وَمِنْ وَقَلْبٍ لا يَخْشَعْ وَمِنْ عَمَلٍ لَا يُرْفَعْ وَمِنْ نَفْسٍ لَاتَشْبَعْ وَمِنْ دُعَاءٍ لَايُسْتَجَبُ لَه


“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, amal yang tidak terangkat, nafsu yang tidak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 9 Safar 1442 H.

26 September  2020.

(699.09.20).

Firdaus Diwariskan Kepada: (Bagian ke dua)

Melanjutkan tulisanku judul di atas (Bagian Pertama) ttg syarat mendaftar ke Surga Firdaus.

Adapun syarat2 tsb seperti tlh ditulis, atas dasar Alqur'an surat Al-Mu'minun ayat 2 sd 11. yaitu:


1. Shalat khusyuk, konsisten ( tlh dimuat di bagian pertama artikel ku ke 699).

2. Pelihara lidah.

3. Tunaikan zakat.

4. Sex sesuai aturan

5. Pelihara amanah.


Di tulisanku yg ke 670 ini (di blogspot dan FB sejak ikutan di Dumay)  kulanjutkan dengan syarat mendaftar Firdaus berikutnya. 


Pelihara LIDAH.

Lidah adalah organ tubuh manusia konkrit, nyata terlihat, tertanam di rongga mulut. Lidah mrpkn juru bicara hati, sekaligus produk lidah berdampak ke hati. Sdgkan hati adlh perangkat abstrak tubuh manusia, tetapi produk konkrit hati dmkn dahsyat. Justru dari apa yg terbetik di hatilah memancar melalui lidah.


Terdapat dua besaran produk lidah:

1. Berdampak positif.

2. Berdampak negatif.


ad.1. Produk lidah berdampak positif antara lain:

* Dzikir dari hati keluar ke lidah, termasuk membaca Al-Qur'an.

* Memberi nasehat, pencerahan mengajak ke berbuat amal baik dan mengajak meninggalkan kemungkaran.

* Menjawab pertanyaan untuk memberikan petunjuk jalan dlm artian orang mencari alamat. Juga dlm artian menjawab pertanyaan orang mencari jalan yg benar dlm rangka ibadah kpd Allah.

* Memberikan kesaksian dlm kebenaran.

* Mengapresiasi seseorang dlm kebaikan, spy ybs lbh baik lagi.



ad. 2. Produk lidah yg berdampak negatif antara lain:

* Berdusta dg sengaja, bertujuan tdk baik.

* Berjanji, tetapi di hati sdh tau itu janji palsu akan diingkari.

* Bergunjing, berghibah (kecuali yg dihalalkan).

* Berdebat bukan mencari kebenaran tetapi hanya mencari menang berargumen.

* Berbangga diri, bahwa diri paling.......

* Mencela, baik orang ataupun sesuatu ciptaan Allah.

* Ngenyek, mengejek, merendahkan orang lain.

* Berdo'a untuk keburukan buat orang yg baik.


Menggunakan lidah untuk hal2 negatif Inilah agaknya yg dimaksudkan dg kalimat pendek ayat ke 3 surat Al-Mu'minum;


وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ 

"dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,"

(QS. Al-Mu'minun: Ayat 3)


Tdk ngomong sia-sia. Dpt memilih saatnya diam dan kapan saatnya bicara. Ideal sekali, bila lidah dpt dipergunakan untuk hal2 yg positif, bukan sebaliknya untuk hal2 yg negatif.


Dengan lidah, orang dapat mengucapkan kata-kata yang menyejukkan, menentramkan jiwa, mendamaikan. Dalam pada itu dengan lidah, orang dapat meluncurkan kata-kata yang menyakitkan, kata-kata yang mengajak permusuhan dan bahkan peperangan, dengan lidah hati terluka lebih hebat lukanya dari ditusuk sebilah keris. Dengan kata-kata orang yang tadinya rukun dapat menjadi berselisih paham kemudian bentrok.


Ku pernah menulis di FB dan blogspot, tentang tiga hal yang TIDAK dapat ditarik, yaitu: 


pertama; anak panah yang meluncur dari busurnya. 


Kedua; kata-kata yang diucapkan lidah, baik atau tidak baik, kalau salah ucap biarpun diikuti sejuta maaf tak akan dapat memasukkan kembali ucapan itu ke dalam mulut. 


Ketiga; tulisan yang telah terpublikasi di dunia maya ini, tetap tersimpan dan dapat dilihat kembali. 


Contohnya tulisan saya yang lalu oleh FB dikeluarkan lagi sebagai kenangan pada tanggal saya mempublikasi tulisan itu. Apapun isi tulisan itu ndak dapat dibatalkan, apabila tulisan sudah di publish sudah bukan milik penulis lagi tapi sudah milik public.


Selanjutnya dari hatilah manusia mempunyai perasaan yang halus, mempunyai pekerti yang baik, menaruh belas kasihan, dengan hati pula dapat diukur ikhlas tidaknya seseorang.  Sementara itu dengan hati pula orang dapat menjadi kejam, orang dapat berbuat curang, menyakiti orang lain, iri dengki dan segala macam penyakit hati yang membuat kerusakan buat orang lain bahkan masyarakat.


Begitu hebatnya lidah, kadang dengan lidah dapat menggerakkan hati. Seeorang yang sedang stress, putus asa, akan mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari gedung bertingkat tinggi. 


Seorang Polwan menghampirinya dari jendela tak jauh dari si stress sudah siap melompat. Dengan satu gerakan saja dunia ini berakhir buat orang yang mau bunuh diri itu. Dengan kata-kata bijak yang mampu menggugah hati si nekad. Perlahan-lahan ditariknya langkahnya mundur menuju jendela, tempat si Polwan dengan tenang menunggu..........., Taaap, tangannya meraih tangan Polwan yang sanggup menggerakkan hati ybs mengurungkan niatnya. Ini semua adalah peranan lidah yang dengan lidah itu meluncur kata-kata bijak si Polwan yang arif  yang sanggup meluluhkan hati orang yang sudah putus asa itu.


Oleh karena itulah maka hati-hatilah menggunakan lidah. “Lidah lebih tajam dari sebilah pedang”.  Sebab kalau kata-kata yang sudah dikeluarkan bagaimanapun caranya tidak dapat ditarik kembali, walau dengan bermiliar maaf. 

“luka ditangan dapat dibebat. 

luka di hati bagaimana dan kemana mencari obat” 


Patut kiranya  kita cermati pesan nabi Muhammad saw, pada hadist berikut:


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.



Man kana yukminu billahi wal yaumil akhir, fal yakul khairan au liyashmut (“Barangsiapa  yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata  yang baik atau hendaklah diam.”) (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).


Bila tlh terpenuhi 5 syarat2 tsb., maka di ayat 10 dan 11 Al-Mu'minun Allah janjikan:


اُولٰٓئِكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ  

"Mereka itulah orang yang akan mewarisi,".

الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَ  ؕ  هُمْ فِيْهَا  خٰلِدُوْنَ

"(yakni) yang akan mewarisi (Surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya."


Adapun syarat ke 3, 4 dan 5 syarat mendaftar SURGA FIRDAUS, terlalu panjang jika dimuat sekaligus......., اِنْ شَآءَ اللّٰهُ dilanjutkan artikel berikut.


Pembaca!!!, mari kita selalu memelihara lidah dari digunakan untuk yg tak bermanfaat, atau mengundang mudharat, selanjutnya ayo kita berdo'a:


اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَمْتِي فِكْراً وَنُطْقِي ذِكْراً


Allâhumma-j‘al shamtî fikran wa nuthqî dzikran


Artinya: “Wahai Allah, jadikanlah diamku berpikir, dan bicaraku berdzikir.”

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 10 Safar 1442 H.

27 September  2020.

(670.09.20).

Thursday 24 September 2020

Berhasil Versi Dunia dan Akhirat.

 Ketika sekolah dulu; musim ujian ada istilah "posisi menentukan prestasi". 

Lokasi duduk ketika ujian, misalnya berdekatan dg teman yg pintar; dapat tanya atau nyontek. Lokasi duduk jauh dari pengawas; dimungkinkan "ngerpek". 

Hasil tentu diharapkan jadi baik, bernilai B+ atau bahkan A. Namun proses atau caranya sedikit.........


Mungkin tdk termasuk anda pernah menjalani proses "prestasi tergantung lokasi" di atas. Tapi anda barangkali pernah menyaksikan teman seangkatan anda. Ada teman yg nulis kerpe'an di paha. Ada teman buat kerpe'an gulungan kertas diselipkan di pinggang spy mudah mencabutnya. Sblm ujian pengawas umumkan "siapa yg mau kencing silahkan, ditunggu. Bgt ujian dimulai, keluar ruangan dianggap selesai". Teman yg satu ini kebelet langsung acung telunjuk selanjutnya ke toilet. Ujian pun mulai, pas jawaban sebagian ada di kerpe'an. Dicari di sekeliling pinggang tu gulungan menghilang. Rupanya jatuh di toilet ketika kencing tadi. Jadinya ini teman tolah toleh. Teman group belajar yg tau rencana kerpe"an, dg bhs bibir: "maenkan kerpe'annya". Dijawab dg isyarat tangan terbuka menuju lantai diikuti telunjuk diacungkan kedepan tunduk kebawah, maksudnya "Kerpe'an jatuh ketika kencing.


Setelah tamat sekolah, peristiwa itu jadi kenangan indah selama sekolah. Kini usai sekolah jadi bahan candaan pengakrab persahatan diketemuan alumni.


Dmkn juga dlm kompetisi ........apapun di masyarakat, menang...... tapi prosesnya...... caranya yg ..........


Umpamanya sepak bola: "diving" di kotak finalty, wasit kbtln ndak tau itu "diving", lalu nunjuk titik putih dan gool............... menang. ......

Konon di piala dunia  pernah terjadi "gool pakai tangan".


Bgtlah dunia: kadang yg penting hasil,  tak perduli proses atau cara.

Ada yg mengistilahkan keberhasilan dg proses yg tak benar itu dg istilah: "tujuan menghalalkan cara".


Di dunia tujuan menghalalkan cara ini banyak terjadi, dalam kancah apapun.......... silahkan pembaca meng-analog-kan dg peristiwa lain, apa saja. Mungkin pernah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi lagi.


Beda dg parameter "berhasil versi Akhirat". Keberhasilan akhirat hrs ditentukan oleh proses atau cara yg benar. Adapun hasil sesungguhnya nanti diserahkan kpd Allah............. 

Sebab biarpun sdh dilaksanakan dg proses yg benar, diterima suatu ibadah adlh hak Allah. Namun dmkn diberikan acuan tata cara agar keberhasilan suatu ibadah untuk akhirat, misalnya; 


1. Tunduk, mengacu pada contoh Rasulullah. Teknis melaksanakan suatu ibadah haruslah seperti yg pernah dicontohkan Rasulullah ﷺ.


2. Tunduk kepada waktu.Contoh:

     * Shalat ditentukan waktu2 tertentu, tidak sah kalau blm masuk waktu.  Shalat Jum'at ya hari Jum'at. Bahkan ada waktu2 yg dilarang shalat.

      * Shaum wajib, waktunya siang hari bulan Ramadhan.

      * Zakat mal terpenuhi haul dan nisab. Zakat fitrah di ujung Ramadhan batas sampai sblm shalat Idul fitri.

       * Haji ditentukan pada tgl tertentu bulan Dzulhijjah.


3. Tunduk kepada tempat.

       * Tempat shalat wajib, bagi laki2 diutamakan berjamaah di masjid.  Ada tempat2 yg dilarang shalat.

       * Tempat menyalurkan zakat ditentukan siapa yg berhak.

       * Tempat berhaji hanya satu, yaitu di kota Makkah, bahkan sampai detil: lokasi miqat dimana, tawaf dimana, wukuf dimana, mabid di mana, melempar jumrah dimana, sa'ie dimana. Semua tempat2 tlh ditentukan.


Sebetulnya mencapai keberhasilan di duniapun sdh ada aturan2 cara2 prosesnya. Namun di dunia dpt saja keberhasilan dicapai dengan "tujuan menghalalkan cara". Dengan akal2an, tipu2 dan sgl macam pokoknya mencapai hasil.


Sedang tujuan akhirat kalau mau berhasil harus tunduk dan patuh dg prosedur dan proses yg tlh ditentukan. Bila tidak sesuai, maka tidak sah. Sudah sah saja blm tentu diterima kalau pelaksanaan bukan ikhlas karena Allah semata.


فَمَنْ كَا نَ يَرْجُوْا لِقَآءَ رَبِّهٖ فَلْيَـعْمَلْ عَمَلًا صَا لِحًـاوَّلَايُشْرِكْ بِعِبَا دَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا


Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya."(QS. Al-Kahf ayat 110).


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ


Allahumma inni a’udzubika an usryrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima la a’lam


“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 7 Safar 1442 H.

24 September  2020.

(698.09.20).


Tuesday 22 September 2020

WARISAN Ke Generasi Penerus.

Tidak semua orang menikah, dikaruniai Allah keturunan. Salah satu bukti kekuasaan Allah, bahwa ternyata tak selamanya di dunia ini berlangsung umum.................


Menikah akan memperoleh anak, tak semua orang tlh menikah dikarunia anak.

Oleh karena itu anak dari pernikahan dipandang sbg anugerah sekaligus amanah titipan Allah yang harus dijaga, dibina dengan sebaik-baiknya agar mereka menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa. 


Dua tugas pokok yg dibebankan Allah kepada Ortu thdp anaknya.


1. Menyelamatkan anak2 keturunannya di dunia.

2. Menyelamatkan anak2 keturunannya di akhirat.


Menyelamatkan anak2 di dunia.


Memberikan bekal untuk menjalani hidup di dunia. Pendidikan, serta sgl macam sarana kehidupan, agar tidak meninggalkan keturunan yg lemah stlh Ortu tiada.


وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ............

"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, ..........."

(QS. An-Nisa' ayat 9).


Menyelamatkan anak2 di akhirat.


Allah mewajibkan kepada setiap orang untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari adzab neraka. 


Karena itu setiap waktu sbg Ortu harus berikhtiar dan berdo’a agar anak cucu keturunan terhindar dari adzab Neraka:

رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَا بَ جَهَـنَّمَ

(Ya Tuhan kami, jauhkanlah adzab Jahanam dari kami)


Suatu perintah dari Allah agar diri dan keluarga terhindar dari neraka.

(QS: At-Tahrim ayat 6).


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌۭ شِدَادٌۭ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.


Sebab; tak jarang sebuah keluarga taat beribadat ayah bundanya, giliran anak mereka ada diantaranya yang tersesat jalan. 


Tersesat mereka disebabkan faktor lingkungan di luar rumah. Diantara penyebabnya kesalahan orang tua sendiri memasukkan anaknya ke lingkungan yg berbeda akidahnya dengan dirinya. Misalnya dlm rangka membekali pendidikan; anak disekolahkan ke sekolah yg sudah jelas beragama lain dari agama yg dianut dirinya. 


Namun bisa juga terjadi, orang tua sudah berupaya sedemikian rupa memagari kemungkinan masuknya pengaruh di luar lingkungan keluarganya,  entah bagaimana ada juga diantara anaknya yg tersesat jalan. Kalau sudah demikian berarti sudah diluar kemampuan, ikhtiar sudah dijalankan,........ tetapi kenyataan berbicara lain. Oleh sebab itulah disamping berusaha sekuat tenaga memberikan nilai-nilai akidah kepada anak dan mendindingi mereka dari hal-hal yang akan mempengaruhi untuk tersesat. Hendaklah selain ikhtiar maksimal sangat penting berdo’a untuk keturunan:


 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا


"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa".


Karena kita hanya sanggup sebatas berikhtiar yg punya ketentuan adlh Allah. Beberapa Nabi saja anak dan istrinya tidak seakidah dengan mereka. Apatah lagi kita.  Termasuk Rasulullah Muhammad ﷺ tak berhasil mengajak paman pelindung beliau yg disayangi dan menyayangi Rasullah ﷺ.


 لَا قُوَّةَ اِلَّا بِا للّٰهِ

"tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah".


Yang penting kita mengetahui bahwa kpd generasi penerus haruslah diikhtiarkan diwariskan:


1. Ilmu dunia; buat bekal mereka mengarungi hidup, agar tidak menjadi keturunan yg lemah ter-marginal-kan di tengah masyarakat.


2. Ilmu agama; agar kelak di alam ssdh mati tdk terkelompok orang yg terkena adzab Neraka.


رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku  (anak) yang termasuk orang yang saleh."

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 5 Safar 1442 H.

22 September  2020.

(697.09.20).

Sunday 20 September 2020

USIA SENJA.

Di usia senja  harus diraih.

Mati,  bukan berarti berhenti.

Taat ibadahlah harus dipilih.

Bakal bekal diakhirat nanti.


Gerbang masuk ke usia senja sepertinya adlh di umur 40 tahun, kenapa bgt;  dapat dikemukakan se-kurang2-nya 3 alasan berikut:

1. Rata2 hidup manusia.

2. Usia manusia stlh zaman nabi Muhammad SAW.

3. Usia 40 tahun dlm Al-Qur'an.


Rata2 hidup manusia.


Ambil saja contoh, orang Indonesia rata2 hidupnya adlh 71,48 th. (perhitungan terpublish 26 Sept. 2019). Dg dmkn usia 40 tahun sdh menjalani hidup 55.94%. Sisa masa hidup sdh kurang dari separo y.i.  tinggal 44.06%. Jadinya pantas bila usia 40 tahun manusia sdh memasuki gerbang "usia senja", karena sisa hidup lbh sedikit dari hidup yg sdh dijalani.


Usia stlh zaman Nabi Muhammad SAW.


Usia Nabi terdahulu panjang2 misalnya; Nabi Nuh AS berumur 950 tahun, walau ada juga berusia pendek seperti Nabi Sulaiman AS 52 tahun.


Rasulullah ﷺ. hanya berusia 62 tahun (570-632M), beliau pernah mengabarkan usia kebanyakan umatnya yang berkisar antara 60-70 tahun.

 عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ رواه الترمذي  

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah.ﷺ bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.” (HR At-Tirmidzi).


Nabi Muhammad SAW; meninggal diusia 62 tahun, maka usia 40 tahun bagi Rasulullah.ﷺ rielnya 64,5% dari masa hidup beliau. Oleh karena itu usia 40 tahun buat Nabi Muhammad  ﷺ   adlh usia senja. Sebab di usia 40,  Rasulullah  ﷺ  sdh tinggal 35,5% lagi sisa hidup. Maka 40 tahun bagi Nabi Muhammad ﷺ sbg usia mateng mulai mengemban tugas kerasulan dan sekaligus termasuk usia senja.


Usia 40 tahun dlm Al-Qur'an.


Kepada manusia yg sudah mencapai usia 40 tahun, Allah ada berwasiat (QS: Al-Ahqaf ayat 15)

"..........حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۙ قَا لَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ


..........sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim."


Butir2 wasiat Allah buat manusia diusia 40 tahun atas dasar ayat tsb:


1. Agar berdo'a spy sanggup mensyukuri nikmat.........baik untuk diri mapun yg dinikmati kedua Ortu.

2. Berdo'a agar mampu berbuat baik yg diredhai Allah.

3. Berdo'a mohon kebaikan kpd diri,  berkesinambungan sampai anak cucu, cicit......

4. Bertobat atas sgl dosa (tentunya selama hidup yg dijalani sdh 40 tahun) selanjutnya bertekad tdk lagi mengulangi dosa di usia sisa, spy sejalan dg butir 2 dan 3.

5. Berserah diri kpd Allah sbg orang muslim.


Dg dmkn usia 40 tahun adlh seharusnya saat start yg lbh intensif akan 5 hal tsb di atas. Ini mengisyaratkan bahwa dimulainya masuk ke gerbang USIA SENJA adlh umur 40 tahun.


Memang, banyak juga di antara kita, mungkin pembaca, kini usianya di atas 40 tahun. Misalnya 50, 60, 70, 80 tahun ....... Berarti anda tlh lewat gerbang senja usia, sdh betul2 MANULA.


Diusia 50an:


Ketika usia mulai menua.

Organ tubuh terasa renta.

Sedikit ingat, banyak lupa.

Sakit sedikit sangat terasa.


Mulai terkena penyakit2 kronis.

Makan tak layak lagi yg manis2.

Iklim dan cuaca menjadi bengis.

Penyakit datang sulit ditangkis.


Selanjutnya masuk usia 60an:


Di usia ini mulai merenung.

Akan masa,  datangnya  pasti.

Kemana lagi akan berujung.

Kalau bukan menuju mati.


Di usia diatas 40 tahun satu persatu teman sebaya, keluarga mereka ngirim kabar berita duka.


Apalagi sdh masuk usia 70an, manusia normal mestinya sudah memikirkan bahwa:


Karib kerabat, sanak saudara.

Anak dan istri, termasuk harta.

Hanya antarkan, hingga pusara.

Amal ibadah, bakal teman setia.


Dg dmkn tak ada jalan lain. Investasi akhirat hrs dibikin.

Selama hidup, oh tak mungkin.

Dunia ditinggal semakin yakin.


Jangan sampai nanti stlh maut dijalani, sdh di alam kubur terjadi penyesalan, seperti terungkap di banyak ayat Al-Qur'an, antara lain: Al-A'raf 53, As-Sajadah 12, Al-An'am 27-28. Pada pokoknya isi permohonan orang menyesal stlh mati diterangkan di ayat2 di atas  seperti di bawah ini, dikutip dua diantaranya y.i. di QS: Al-Mu'minun dan Ibrahim:


رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ

لَعَلِّيْۤ اَعْمَلُ صَا لِحًـا فِيْمَا تَرَكْتُ

Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.(QS:Al-Mu'minun 99,100).


رَبَّنَاۤ اَخِّرْنَاۤ اِلٰۤى اَجَلٍ قَرِيْبٍ ۙ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَـتَّبِعِ الرُّسُلَ

Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan (kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.

(QS: Ibrahim ayat 44).


Harapan tentunya di usia berapapun kita hrs senantiasa siap, sebab maut kapan saja dpt terjadi. Apalagi yg sdh masuk ke Usia Senja.


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّا بُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi."


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 3 Safar 1442 H.

20 September  2020.

(696.09.20).

Friday 18 September 2020

Dimanakah PROFESI yang cocok.

Mengamati kehidupan ini tak habis2nya dpt dikomentari. Kadang ditemukan sesuatu yg di luar dugaan; lantas tercetus kata: 


*Ndak menyangka yaaa............ dulunya hanya anak........ jadinya terkenal mendunia.


*Ndak menyangka ya....... usahanya dulu .......... tukang ...... sekarang jadi.........


*Seusai kuliah melamar kerja di instansi .......... tidak lulus test masuk. 

Eee tau2 .............. siapa nyangka,...... oleh yg berwenang thdp tempat kerja yg dilamar 5 tahun lalu itu, mengangkat dirinya jadi Direktur Utama instansi tsb. Masih sempat ketemu dg pewawancara yg menganggapnya tak layak jadi karyawan di instansi tsb., tentu jadi anak buahnya. Betul juga, dia tak layak sbg karyawan, malah cocoknya sbg Direktur Utama.


Bgtlah guratan nasib seorang manusia. Tak ada yg mengetahui sblmnya, besok bakal jadi apa.


Dmkn pula akan hal rezeki, 

Ku jadi ingat kisah memancing Udang Galah di tepian Sungai Kapuas.


Besoknya kalender merah,  ba'da Isya, dua orang sekantor janjian mancing Udang Galah. Satunya senior dan satu lagi yunior (dlm kepangkatan selisih 3 jenjang).


Tiba di lokasi, yunior tentu mempersilahkan senior milih posisi duduk,  untuk melabuh pancing.


Belum berapa lama yunior sdh berulang kali mendaratkan Udang Galah dimasukkan ke wadah perlengkapan mancing.


Sementara Senior blm satupun Udang Galah yg nyenggol pancingnya. Dapat k/l  30 menit, senior usul tukar posisi,  didugaannya "posisi nentukan rezeki". 


Tak ada pilihan, yunior manut,..... namun dasar rezeki enggan tertukar, terus menerus si yunior narik senar pancingnya nyantol Udang Galah.


Senior penasaran, minta tukaran pancing dg yunior. Lagi2 yunior patuhi, karena diapun merasa heran, sekalian ingin tau "apakah pancing menentukan hasil".


Rupanya malam itu Udang Galah lagi ogah ke pak senior, satupun Udang Galah tak dpt dimuat di wadahnya.


Pukul 11 malam sbgmn kesepakatan sblm berangkat memancing, hrs pulang. Kalau ke malaman nanti bakal gundah keluarga mereka di komplek perumahan. 


Tiba2 si Senior memanggil yunior:


"Jhon  !!!, coba kesinikan kantong udangmu, ku pengen liat......".


Dg penuh hormat, yunior nenyerahkan wadah udang,  ke Senior.


Senior: "Banyak juga dapatmu ya.............. "


Sejurus kmdn mulut wadah di balikkan, diarahkan ke Sungai Kapuas, sampai kosong tak bersisa seekor udangpun. Udang Galah kembali berenang ke habitatnya.


Senior: "Supaya kita stand kosong2, back to basic". 


Stlh hening sejenak, terdengar derai tawa kedua rekan sekantor kebetulan tinggal sekomplek ini. 


Buat mereka hasil pancingan bukan tujuan mereka, memancing hanya mrpk hiburan, tak ayal peristiwa malam itu di waktu istirahat di kantor jadi bahan candaan, jadi buah tutur ber-pekan2.


Buat Bapak2 berdua ini mancing bukan mata pencarian, hanya hiburan. Tapi buat pemancing sbg mata pencarian, akan mudah memahamkan "hikmah rezeki tidak diketahui lbh dahulu".


Sbtlnya sih tentang apa kesudahan  seseorang sampai akhir hidup sdh ditentukan oleh yg Maha Kuasa sblm lahir ke dunia. Namun tak satupun orang dpt mengetahuinya.


 إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ،


“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk نُطْفَةً) 

lalu menjadi segumpal darah  ( عَلَقَةً) selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi segumpal daging (مُضْغَةً)   selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: 

rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Bgmn andaikan manusia tlh tau terlebih dahulu  kesudahan taqdirnya. Misalkan saja mengenai Rezeki.


Andaikan sdh tau bahwa hari itu, biar bgmnpun gigihnya usaha tdk akan berhasil, maka ybs tentu memilih tdk beraktivitas. 


Justru dg adanya aktivitas, walaupun tak berhasil, tetap saja membuat berputar roda perekonomian. 


Dlm case memancing misalnya: Perginya orang memancing; lahan rezeki penyedia umpan pancing, mata usaha bagi pengrajin Joran pancing dan segala peralatan pancing, jadi dagangan toko alat2 memancing. 


Setiap kegiatan seorang manusia akan berpengaruh untuk bergeraknya manusia lain dan makhluk lain.


Demikianlah Rezeki, Nasib masing2 orang akan menemukan jalannya bila sampai waktunya.


Karena tiap orang tak tau sblmnya ttg rezeki dan nasib masing2. Kadang dlm menekuni bidang usaha, sarana mencari rezeki, melalui mencoba beberapa bidang kegiatan. Seorang cocok bidang tertentu, gagal di bidang lain, akhirnya menemukan usaha, sarana cocok baginya mencari rezeki masing2  bidang. 


Lantaran usaha/kegiatan tertentu blm tentu cocok untuk semua orang, maka muncul-lah aneka profesi di dunia ini. Dg dmkn terjadilah interaksi antar manusia guna saling melengkapi, saling membutuhkan.


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang baik serta halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 29 Muharram 1442 H.

17 September  2020.

(695.09.20).



Wednesday 16 September 2020

Meraih BERKAH dari MUSIBAH.

Pesiunan Karyawati sebuah BUMN, walau terakhir tugas menjabat jabatan lumayan, tapi bgt pensiun Nenek itu tdk langsung "gantung kunci..........".


Berbekal hobby memasak, si Nenek, berkat kenalan, dpt buka kantin di sebuah Universitas.

Gegara covid 19, kuliah virtual,  kantin tutup. 


Nenek; sudah terbiasa ada kegiatan, dibawa santai2 rasanya badan pegal semua.


Stlh PSBB dpt 2 bln,  timbul gagasan baru.  Mula2 Nenek 6 cucu ini, siapkan masing2 menu 5 porsi, bahan beli on line. Dijajakan pake medsos. Pikirnya kalau ndak laku juga tak kan mubadzir buat anak cucu.


Eeee ternyata laku....... Pesanan melebihi persiapan, ya langsung bahan baku esoknya ditambah dan seterusnya, bgt ada pesanan dimasak, kirim dg Ojol. Malah jadinya lbh fresh. 


Ahamdulillah omzet malah lbh dari ketika berkantin di kampus. PSBB terpenuhi, kegiatan tetap jalan, langganan tetap setia. 


Nenek ini membuktikan kebenaran janji Allah:

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۙ 


اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۗ 

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"


"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."


(QS. Al-Insyirah ayat 5 dan6).


Ternyata dibidang kegiatan "Penyedia Makanan" yg digeluti Nenek stlh Pensiun;

"Ditengah Musibah dapat Diraih Berkah".

Sebab logika Nenek, biarpun Stay at Home, manusia mesti tetap makan.


Si Nenek lantaran sudah lama hidup, dalam hidupnya sll pengen ngamalkan petunjuk Allah. 


Makanya selepas masa bhakti di sektor formal, dianya berkiprah jadi "Tukang Masak". Dia tak canggung nekuni bidang yg sama sekali melenceng dari pendidikan dan riwayat pekerjaannya dulu. 


Sebab si Nenek ini terpanggil 

untuk mengamalkan 

QS  Al-Insyirah ayat 7.

فَاِ ذَا فَرَغْتَ فَا نْصَبْ ۙ 

"Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),"


Untuk masuk ke instansi lain tak terbuka jalan buat beliau, makanya guna mengamalkan ayat di atas dipilih jadi pengusaha "Makanan Siap Santap".


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ،

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan usia jompo".

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 27 Muharram 1442 H.

15 September  2020.

(694.09.20).

Monday 14 September 2020

Musibah Datang di Undang???

Melanjutkan dua judul tulisanku y.i.: "Musibah sebagai ujian" dan "Musibah sebagai Hukuman", di kesempatan ini dicoba menjawab "Apakah Musibah ini karena ULAH tangan manusia". Dengan kata lain bahwa kedatangan musibah itu apakah memang Datang di undang oleh manusia.


Kembali Musibah Covid 19 apakah karena ulah tangan manusia???

Tak mudah menjawabnya. Ada sih tulisan yg mengkaitkan virus Corona dg .......kebiasaan manusia mengkonsumsi hewan tertentu. Agaknya praduga ini blm kuat pembuktiannya.


Kalaupun dpt dikatakan bahwa Virus Corona ini datang diundang manusia; mungkin cocoknya sbg undangan tak langsung.


Dlm pengertian diundang tdk langsung, akan kembali lagi Covid Corana Sbg Hukuman Allah disebabkan 4 hal yg mengundang murka Allah seperti di tulisanku sblm ini kemarin, penyebabnya yaitu: 1. Menukar Nikmat Allah, 2. Ingkar kpd Allah, 3. Mendustakan ayat2 Allah  4. Menentang Allah dan RasulNya.


Mengacu judul   tulisan ini di atas  bila kita liat Musibah2 yg datang karena diundang oleh manusia sendiri, sesuai  seperti di terangkan Allah:

di Surat Ar-Rum ayat 41


ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).


Musibah datang diundang manusia dimungkinkan oleh 3 pihak pengundang yaitu:


1. Diundang Pribadi

2. Diundang oleh orang banyak.

3. Diundang Penguasa.


Musibah diundang PRIBADI.


Seperti seseorang mengkonsumsi obat2 terlarang. Musibah dapat saja datang cepat; dapat juga datang setelah lama sebagai pengguna. Musibah obat terlarang dpt juga berupa ketergantungan dan tak jarang musibah berupa sanksi hukum. 


Seseorang memakan makanan, meminun minuman, yg oleh logika kesehatan kurang baik. Hidup tdk disiplin. Dampaknya berupa musibah, baru datang stlh usia tertentu. Timbul gangguan Paru, muncul darah tingggi, jantung, pencernaan, diabet dll. 

Walau musibah ini tdk mutlak (semua kembali seizin Allah). Sebab tak sedikit orang perokok sejak remaja sampai tua aman2 saja paru dan jantungnya. Banyak pula orang yg makan, minum apa saja sepanjang halalan, buatnya tetap taiyiban sampai tua, tdk ada keluhan.


Musibah yg diundang diri, bila berperilaku menyimpang. Misalnya ringan tangan, panjang tangan, berlidah tajam, berhati kejam, pendendam. Berakhlaq buruk, berlaku culas terhias pula dg malas. Insya Allah musibah akan datang lambat atau lekas, bagi diri ybs tak jarang berimbas buat orang lain terutama sanak keluarga.


Musibah diundang orang banyak.


Musibah karena manusia sendiri merusak Alam, memutus eko system makhluk hidup.  Berakibat banjir, tanah longsor. 


Hutan digunduli, hujan tak tertampung hutan, jadilah banjir. Hutan rusak penghuni hutan terganggu kehidupannya ada yg terputus eko systemnya. Berakibat hewan2 mengganggu manusia....


Di perkotaan, banjir terjadi banyak disebabkan ulah tangan manusia membangun tak perhitungkan lingkungan, buang sampah sembarangan .........


Sedangkan bencana berupa Gempa Bumi, Angin Puting Beliung,  kayaknya mutlak kehendak Allah.

Besar kemungkinan mrpk Ujian Allah atau Hukuman Allah.


Musibah diundang Penguasa.


Musibah; bila yg mengundang adlh Penguasa dampaknya, lbh luas dari yg diundang oleh rakyat banyak. Bukan saja sgl bencana alam akan tetapi dpt berupa berakhirnya suatu Negara.

Bgmn model undangan penguasa bagi kedatangan musibah???.

Baik dicermati  QS: Yunus 23 


فَلَمَّاۤ اَنْجٰٮهُمْ اِذَا هُمْ يَبْغُوْنَ فِى الْاَ رْضِ بِغَيْرِ الْحَـقِّ ۗ يٰۤـاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلٰۤى اَنْفُسِكُمْ ۙ مَّتَا عَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۖ ثُمَّ اِلَـيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

"Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kezaliman di Bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia. Sesungguhnya kezalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."


Bahwa bangsa2 di dunia, banyak yg "diselamatkan Allah", dlm wujud kemerdekaan, kebebasan, kemakmuran, maka jika berbuat ke zaliman di muka bumi............bahaya (musibah) akan menimpa.


Adapun yg paling berpeluang melakukan kezaliman adalah penguasa. Karena kalau rakyat jelata siapa yg akan dizaliminya, banternya ambil barang orang (mencuri) buat ganjal perut.


Tujuan kezaliman jelas untuk mendptkan kenikmatan duniawi seperti kemewahan, kemegahan, dicadangkan investasi sampai cucu-cicit, dll.


Oleh karena itu maka yg berpeluang besar melaksanakan kezaliman  adlh penguasa pengaturan negara dan penguasa mengatur perekonomian hajad hidup orang banyak. 


Jadi bila sdh penguasa mengundang musibah dg model di atas tunggulah musibah akan datang bahkan dlm bentuk yg lbh dahsyat y.i. hancurnya negara seperti disebutkan QS: Al Isra' 16:


وَاِ ذَاۤ اَرَدْنَاۤ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu)."


Pribadi undang musibah, dg melakukan hal2 tsb di atas, bencana terkena hanya untuk diri, banter untuk keluarga dan orang sekitar.


Orang banyak undang musibah, melalui perilakunya, bencana datang bentuk banjir, tanah longsor, rusak eko system, mungkin bencana alam musiman.


Bila penguasa mengundang musibah, melalui kezalimannya, akan datang bencana alam tak terduga dan bahkan hancurnya negara. 


اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ، وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ، وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ

وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا


“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku.

Dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami"


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 26 Muharram 1442 H.

14 September  2020.

(693.09.20).

Saturday 5 September 2020

MUSIBAH sbg HUKUMAN:

 Sambungan tulisanku ttg "Musibah sebagai Ujian". Kali ini kuturunkan tulisan "Apakah musibah covid 19 ini mrpkn hukuman Allah". 


Kalau hukuman;  timbul pertanyaan kenapa Allah menghukum. Lalu layakkah ummat manusia di dunia akhir2 ini mendapat hukuman Allah. 


Sepertinya baik dilihat 4 (empat) kriteria ummat manusia yg layak menerima hukuman Allah:


1. Mereka yg menukar nikmat Allah ............... justru untuk bermaksiat kpd Allah.

وَمَنْ يُّبَدِّلْ نِعْمَةَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُ فَاِ نَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ

Barang siapa menukar nikmat Allah setelah (nikmat itu) datang kepadanya, maka sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya."

(QS. Al-Baqarah ayat 211).


Misalnya nikmat Allah berupa kekuasaan dan kekuatan, kekayaan, kejayaan dan kesehatan, justru nikmat2 Allah itu bukannya dipergunakan untuk ibadah, malah untuk memudarkan agama Allah. Misalnya; negara yg kuat, malah bernafsu ingin menghilangkan etnis tertentu yg diciptakan Allah, menekan agama tertentu yg minoritas di Negaranya. Menzalimi warga negaranya yg minoritas itu ketika menjalan ibadah mereka....... Kekayaan  bukannya  dibuat menyantuni orang miskin malah untuk ber-foya2 dan bermaksiat, dstnya......... kesehatan............, kewenangan....... jabatan........

Mereka menukar nikmat dg khianat......


2. Mereka yg mengingkari ayat Allah.

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۗ وَا للّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَا مٍ ۗ 

Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat. Allah Maha Perkasa lagi mempunyai hukuman."

(QS. Ali 'Imran ayat 4)


Ayat2 Allah tertulis di kitab suci, dianggap sepi tidak diyakini kebenarannya, bahkan dianggap menghambat kemajuan. Justru berupaya menjauhkan manusia dari memahami ayat2 Allah. Mempersulit perkembangan sekolah2 agama, membatasi pengkajian ayat2 Allah. Agama dikatakan sbg penghambat.......


Sedang ayat2 berupa sunatullah di alam semesta, hanya dipandang sbg hukum alam, bukannya di-imani sbg kekuasaan Allah.


3. Mereka yg mendustakan ayat2 Allah.


كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَ ۙ وَا لَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ كَذَّبُوْا بِاٰ يٰتِنَا ۚ فَاَ خَذَهُمُ اللّٰهُ بِذُنُوْبِهِمْ ۗ وَا للّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ

"(Keadaan mereka) seperti keadaan pengikut Fir'aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat hukuman-Nya."

(QS. Ali 'Imran ayat 11)


Point ini lbh ekstrim lagi, ayat2 Allah dianggap dusta. Apa yg diungkapkan ttg kehidupan ssdh mati misalnya; dianggap ramalan belaka.

Ada pula konon; suatu bangsa di dunia yg dikabarkan, saking tidak sukanya dg ayat Allah ada yg membakar kitab suci. Belum lagi yg terang2an mengatakan ayat2 tertentu tdk benar demi tercapainya maksud tertentu.


4. Mereka yg menentang Allah dan Rasulnya.


ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ شَآ قُّوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۚ وَمَنْ يُّشَآ قِّ اللّٰهَ فَاِ نَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ

"Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."

(QS. Al-Hasyr ayat 4).


Dipermukaan Bumi ini ada negara yg tidak bertuhan. Tidak sampai hanya tdk percaya Tuhan saja, tetapi memusuhi warga negaranya yg beragama, mereka dizalimi teramat sangat. Mareka yg berkuasa tdk takut dg Allah; Tuhan dari warganegaranya yg memeluk agama. Mereka ini menantang Allah pemilik agama dan Rasul yg mengajarkan kepercayaan beragama. Maka hukumannya keras seperti di akhir ayat.


Jika dmkn apakah covid 19 ini mrpk hukuman Allah???. 

Tinggal kita cocokkan dari 4(empat) kriteria di atas, apakah sdh sepantasnya Allah menghukum ummat manusia sekarang ini.


Kalaulah covid 19 ini mrpkn hukuman Allah, maka pertanyaannya kenapa hukuman ini terkena buat seluruh manusia di planet Bumi ini. Bukankah tidak semua bangsa yg melakukan seperti diingatkan Allah dg 4 (empat) indikator di atas.


Ternyata Allah memberitahukan, bahwa apabila azab diturunkan Allah tdk hanya terkena kpd pihak yg melanggar ketentuan2 di 4 ayat di atas tetapi akan terkena juga kpd yg tdk melakukan, rujukannya baik dicermati ayat 25 surat Al-Anfal:


وَا تَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَآ صَّةً ۚ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ

"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya."


Jadi kita2 bangsa yg tdk zalim, tdk menukar nikmat dg khianat. Kita  bangsa yg tdk ingkar thdp ayat2 Allah. Kita sbg pribadi dan sbg bangsa tdk mendustakan ayat Allah. Kita sbg pribadi sbg bangsa tdk menentang Allah dan Rasulnya, Juga ikut terkena azab Allah. Kenapaaa??


Sebab kita semua baik sbg pribadi maupun sbg bangsa hidup di Bumi yg sama, bila terjadi kemungkaran mestinya hrs ikut mencegah. Bila mencegah tdk kuat dg tangan atau kekuasaan, hendaklah setidaknya mencegah dg lisan. Bila dg lisanpun sdh tak berdaya mencegah dg do'a, dg hati. 


Mari introspeksi;   ketika umat Islam dibelahan Bumi lain di zalimi, apakah bangsa2 yg mayoritas penduduknya beragama Islam, apakah sdh melaksanakan ajaran ketika melihat, mendengar kemungkaran dg 3 (tiga) langkah tsb di atas???


Setidaknya sbg tanda ikut mencegah; apakah sbg bangsa pernah menyampaikan kutukan?, atas kezaliman thdp akidah Islam,  termasuk kezaliman thdp etnis tertentu di negara lain. 


Mungkin untuk mencegah dg kekuatan terkendala banyak hal, selain memang tak sanggup. Bagi pribadi2 masing2 apakah secara intens tlh ikut berdo'a kpd Allah untuk mohon agar saudara2 se- iman di negara lain yg terzalimi terbebas dari kezaliman tsb.


Inilah mungkin sebabnya kenapa azab itu terkena kepada  semua bangsa, termasuk kpd bangsa kita walau mungkin tdk terindikasi 4 (empat) syarat mendapat hukuman Allah tsb di atas.  Seperti di ingatkan Al-Anfal 25 dikutip di atas.


Karena mungkin, sekali lagi mungkin kita semua sbg pribadi blm mengikuti petunjuk Rasulullah Muhammad ﷺ sebgmn hadits berikut:


عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.


Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” [HR. Muslim].


Smg Allah mengampuni dosa2 kita yg selama ini mungkin,........ sekali lagi mungkin cuek thdp kemungkaran. Selanjutnya stlh Allah mengampuni dosa2 kita itu, segera Allah hilangkan azab covid 19 ini.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 17 Muharram 1442 H.

5 September  2020.

(692.09.20).

Thursday 3 September 2020

MUSIBAH sebagai UJIAN

Sebutir pasir bergulir diterpa ombak ditepi pantai, selembar daun lepas dari tangkainya di pohon melayang jatuh, tak luput dari pengetahuan Allah. Begitu tertanam keyakinan bagi orang beriman.

Apalagi anugrah dan musibah tentunya  hanya dpt terjadi seizin Allah.


Persoalannya barangkali perlu ditelisik; apakah musibah itu benar2 dari Allah murni, atau terjadi dikarenakan diundang oleh ulah tangan manusia.


Sebab di informasikan di kitab2 suci, dan ditegaskan Al-Qur'an ttg musibah yg ditimpakan kepada kaum 'Ad, kaum Tsamud, kaum Shodom, kaum Fir'aun. Musibah buat mereka ini adlh bala' yg diturunkan Allah karena perbuatan mereka ingkar kpd Allah.


Agaknya kita juga wajar bila memandang musibah pandemi virus Corona ini dari bbrp sudut pandang:

1. Apakah musibah ini sbg ujian Allah buat memperingatkan ummat manusia.

2. Apakah musibah ini hukuman Allah, buat ummat manusia.

3. Apakah musibah ini ditimpakan Allah karena ulah tangan manusia.


Semua alternatif sudut pandang di atas cukup kuat dalilnya:


SEBAGAI UJIAN:


اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"

(QS. Al-'Ankabut ayat 2)


وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."

(QS. Al-'Ankabut ayat 3)


Allah sungguh akan menguji manusia, sbgmn orang2 sblm kita sekarang, tlh melalui ujian2. Tak kurang semua Nabi mengalami ujian. Salah satu contoh: Nabi Ibrahim menerima bbrp kali ujian yg amat berat diantaranya:

* Akan dibakar hidup2........

* Diperintah menyembelih anak......


Kekuatan utama para Nabi lolos dan lulus dlm ujian adlh "TAWAKAL".


Misalnya Nabi Ibrahim, beliau tidak tau apa yg harus dilakukan sampai detik2 terakhir akan dilempar ke dlm api berkobar....... Logika manusia, habislah cerita seorang Ibrahim menjadi abu. 


Nabi Ibrahim tdk tau sblmnya bahwa Allah akan suruh Api di Surat Al-Anbiya ayat 69.


"...... يَـٰنَارُ كُونِى بَرْدًۭا وَسَلَـٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ"

"Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim".


Menghadapi eksekusi dibakar hidup2 itu, Nabi Ibrahim se-mata2 hanya tawakal dan berserah diri kpd Allah, apapun jadinya.


Bgt juga tatkala melaksanakan perintah menyembelih Ismail, putranya. Kedua Nabi ini tidak diberitahu oleh Allah sblmnya bahwa akan diganti dg hewan sembelihan. Mereka berdua berTAWAKAL dan berserah diri kpd Allah secara bulat2  dlm melaksanakan perintah Allah. "ya sudah; kalau memang dmkn kehendak Allah jalani saja".  Ini sungguh suatu ujian yg dahsyat............. Taunya, Allah mengganti dg sembelihan yg besar. Kronologis peristiwa dilukiskan Al- Qur'an surat As-Saffat 100 sampai 107.


Dg Alternatif sudut pandang UJIAN, boleh jadi Covid 19 adlh mrpk ujian Allah. Kalaulah covid 19 ini UJIAN maka yg diuji seluruh ummat manusia di dunia ini. Karena semua bangsa terdampak, baik negara makmur perekonomiannya, negara kuat persenjataannya, negara canggih teknologinya, negara yg banyak ilmuwannya, semua lemah daya menghadapi ujian Allah ini.


Orang beriman tetap berprasangka baik terhadap Allah, karena semua yang diciptakan Allah tidak sia-sia, رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا   ( “robbana maa halaqta hadza bathila”), (Alqur’an Ali Imran 191). 


Oleh karena itu orang beriman introspeksi diri, apakah musibah covid 19 ini mrpkan UJIAN dari Allah, sekaligus sbg peringatan dari Allah. Selanjutnya instrospeksi, serta menggali hikmah apa yg terkandung dlm UJIAN dan peringatan ini.


Indikasi bahwa covid ini dipandang sbg ujian sepertinya memenuhi syarat karena:

1. Lantaran virus ini, kita serba ketakutan akan bepergian, tak tau lagi siapa yg menularkan, siapa yg akan tertular.

2. Perekonomian mulai terasa sulit, terhambat segala macam usaha.

3. Keamananpun mungkin akan terganggu, kesulitan ekonomi dpt saja merangsang kejahatan.

4. Kematian; ketika tulisan ini di publish di dunia sdh 863ribu kehilangan jiwa.


Pas benar seperti diterangkan Allah dlm Al-Baqarah 155:


وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ۙ 

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"

(QS. Al-Baqarah ayat 155)


Jalan keluar yg tunjukkan Allah pertama adlh sabar dan selanjutnya berserah diri kepada Allah. Tentu dg meningkatkan ketaatan diikuti selalu berdo'a memohon agar musibah ini segera diangkat Allah.


الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَا بَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَا لُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِ نَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ ۗ 

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."

(QS. Al-Baqarah ayat 156).


Bagi  orang yg berserah diri dan berTAWAKAL  kpd Allah,    maka   اِنْ شَآءَ اللّٰهُ , Allah akan memberikan:

Ampunan,  Rahmat dan Petunjuk, seperti janji Allah.


اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

"Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

(QS. Al-Baqarah ayat 157).


Demikian tulisan ini, dilihat dari sudut pandang Musibah sebagai ujian. Sedang sudut pandang Musibah sbg Hukuman dan Musibah karena Ulah tangan manusia  اِنْ شَآءَ اللّٰهُ  dipublikasi selanjutnya.


بِسْمِ اللهِ الَّذِىْ لاَيَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلاَرِضِ وَلاَ فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ


“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu itu tidak berbahaya di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Mengetahui.”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 15 Muharram 1442 H.

3 September  2020.

(691.09.20).