Wednesday 2 May 2018

SE IRIS menghancurkan BISNIS

Kelangsungan usaha seorang penjual, sangat tergantung pembeli. Bila mana saban hari ada pembeli, untung didapat modal bertambah. Namun jika dari hari ke hari pembeli terus berkurang, dalam tempo tak terlalu lama akan gulung tikar.
Penjual daging Sapi di pasar tradisional misalnya, punya 4 kelompok pembeli:
1. Pembeli sesekali,
2. Pembeli tetap setiap hari,
3. Pembeli tetap berkala (bbrp hari sekali atau sepekan sekali).
4. Pembeli musiman (menjelang hari raya keagamaan).
Sbg penjual daging sapi yg sdh pengalaman bertahun-tahun di lokasi suatu pasar, tentu sudah membuat perencanaan stok daging harian dan hari-hari tertentu dimaksud.
Beberapa bulan terakhir si abang daging heran, pelanggan yg biasanya sbg pembeli tdk mampir ke lapaknya. Padahal stoknya sdh dipadan sesuai kebiasaan.
Rupanya masalahnya soal "SEIRIS".
Ceritanya begini: Bila pelanggan beli daging seperempat kg misalnya, sbg pedagang daging sapi sdh puluhan tahun dg sekali iris hampir dpt memastikan berapa jumlah daging yg akan dinaikan ke mangkuk timbangan.
Beberapa bulan terakhir ini untuk menambah keuntungan; si abang daging, kpd setiap pelanggan membeli dg berat tertentu (umpamanya seperempat kg), diirisnya pertama kali 200 grm sesuai klas daging yg ditunjuk pembeli, kekurangan 50 grm diiriskan lagi daging kwalitas dibawah dari yg ditunjuk pembeli. Melalui langkah itu si abang daging dpt menjual daging kw 2 kebawah, secara bersamaan dan proporsional ikut ke daging kw 1. Benar juga kalau terjual 20 kg daging kw 1 katut laku 1 kg kw 2, kw 3 dstnya.
Kebijakan niaga si abang daging menambah keuntungan, memang. Tetapi akibatnya satu persatu pelanggan berhenti sambil menceritakan pengalaman "seiris daging" kpd sesama pelanggan.
Si abang ndak tau bahwa dlm bisnis perlu dipelihara PELANGGAN SETIA.
Pelanggan setia akan bersikap "4 M":
1. Membeli berulang-ulang; jadinya, jadi pelanggan tetap.
2. Memberi tau calon pembeli baru, dg informasi yg positip akhirnya jadi pelanggan tetap.
3. Membela; jika misalnya ada sementara pihak menyebar informasi hoax ttg bisnis yg disetiainya.
4. Mikir-mikir kalau mau beli ditempat lain.
Kalau abang daging ini berusaha atas dasar syar'ie, tidak berani mencampur kw 1 dg kw 2 dstnya kecuali sejak akad semula pembeli memang pesan kw 2 dstnya dmksd, tentu harganya beda (lebih murah)
Allah SWT berfirman:
ْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَآءَهُمْ ............َ
"....................Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun.........."
(QS. Al-A'raf: Ayat 85)
Kalau si abang daging, atau siapapun pedagang, pebisnis, memegang teguh pedoman berniaga berdasarkan tuntunan agama, insya Allah akan dpt mempertahankan pelanggan SETIA.
Pelanggan setia inilah yg memperkuat akar bisnis, bisnis apapun. Untuk mencari pelanggan baru, perjuangan lbh kental, mungkin juga biaya akan lebih tinggi, ketimbang memelihara pelanggan setia.
Smg pembaca yg arif dan beriman, sbg apapun peran kita dlm hidup ini dpt mempedomani ajaran agama, sebab ajaran agamalah yg akan membahagiakan hidup di dunia dan akhirat. Barakallahu fikum, walkahu 'alam bishawab, wassalamualaikum wr.wb. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment