Sunday 27 October 2019

KWALITAS IMAN

Dlm ukuran kwalitas atau MUTU IMAN dpt dibedakan jadi 3 Kwalitas (3 KW).
a. KW 3, iman biasa,
b. KW 2, iman pertengahan, 
c. KW 1, iman yg special.

IMAN BIASA.
Yang pas buat pengertian "iman biasa" dari parameter kwalitas  baik kita tengok dialog Rasulullah vs Malaikat Jibril dlm suatu majelis dihadiri para sahabat:

Jibril bertanya kpd Rasulullah:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ
“Kabarkanlah kepadaku, apa itu iman?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Engkau beriman kepada (1) Allah, (2) malaikat-Nya, (3) kitab-kitabNya, (4) para Rasul-Nya, (5) hari akhir, dan beriman kepada (6) takdir, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk.” (HR. Muslim no. 8).

Mengacu ke batasan iman di atas, jika seseorang telah meyakini 6 perkara tsb dianya sudah termasuk orang yg beriman. Walau orang itu tidak melaksanakan ibadah. Ekstrimnya jikapun orang itu melanggar larangan2 agama. Tetapi bila salah satu saja pondasi iman ini tak ada di dlm keyakinan seseorang maka termasuklah dia orang tak beriman.

IMAN PERTENGAHAN
Di strata iman pertengahan, seseorang tidak saja hanya yakin akan 6 perkara pada kwalitas orang "iman biasa", tetapi telah melaksanakan kebaikan2 dlm rangka menyempurnakan dan membuktikan imannya. Dpt sbg rujukan QS Albaqarah 177:

لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَا لْمَلٰٓئِکَةِ وَا لْكِتٰبِ وَا لنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰ تَى الْمَا لَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَا لْمَسٰكِيْنَ وَا بْنَ السَّبِيْلِ ۙ وَا لسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَا بِ ۚ وَاَ قَا مَ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّکٰوةَ ۚ وَا لْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا ۚ وَا لصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ ۗ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

IMAN SPECIAL
Kwalitas iman berikutnya "iman special" ialah bila seseorang bukan saja yakin/percaya thdp 6 perkara rukun iman, bukan saja hanya merealisasikan kebaikan (Al Baqarah 177). Ditambah lagi dengan mempunyai tanda2 seperti disebut dlm QS: Al Anfal ayat 2 dan Fatir ayat 29 serta Al-Hujurat ayat 15.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِ ذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَا دَتْهُمْ اِيْمَا نًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ۙ 
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"
(QS. Al-Anfal ayat 2)

dan...

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَا رَةً لَّنْ تَبُوْرَ ۙ 
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,"
(QS. Fatir ayat 29).

serta...

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَا بُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."
(QS. Al-Hujurat ayat 15)

Tulisan di atas secara singkat dpt disarikan bahwa:

Iman ber-KWALITAS biasa.
Yakin akan 6 perkara rukun iman. Satu saja tdk diyakini, maka tidak berimanlah orang itu. Misalnya ndak percaya adanya hari akhir, menyatakan keadaan hari akhir itu hanya angan2 dan ramalan belaka, karena tak seorangpun yg sudah ngalaminya. Kalau sdh dmkn rukun imannya cacat, termasuk orang ini tidak beriman. Ybs tak termasuk dlm "Iman Kwalitas Biasa".

Iman ber-KWALITAS pertengahan.
Selain yakin rukun iman yg 6 perkara juga melaksanakan serangkaian kebaikan seperti:

* Dermawan; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta,dan untuk memerdekakan hamba sahaya. 
* Melaksanakan sholat. 
* Menunaikan zakat.
* Menepati janji apabila berjanji. 
* Sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan.

Iman ber-KWALITAS special.
Meliputi apa yg ada di kwalitas iman biasa dan iman pertengahan ditambah lagi dengan:
* Apabila disebut nama Allah gemetar hatinya.
* Apabila dibacakan ayat-ayat Alqur'an kepada mereka, bertambah (kuat) imannya.
* hanya kepada Allah mereka bertawakal,"
* Kalau berinfak dg diam-diam dan terang-terangan tetapi tdk mengharapkan pujian sanjungan orang, hanya mengharapkan keredhaan Allah.
* Tidak ragu2 berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah.

Naaah pembaca, sudah sampai dimanakan kwalitas iman kita. Hanya Allah yg mengetahui.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Sunday 20 October 2019

Minus dan Plus melihat ke ATAS

Nilai minus melihat ke atas.
Arti kiasan melihat ke atas; adalah mengacu kepada orang yg lebih ....... dari diri yg melihat. Perilaku ini dlm berbagai kasus akan membuat sengsara, sebab tak kunjung puas. Karena yg atas tak berbatas, di atas yg di atas masih ada lagi yg di atas. Di atas langit masih ada langit. Akhirnya tak bakal puas biar sampai segala daya upaya sdh terkuras. Bgt sisi minus melihat ke atas dlm arti kiasan. Dalam arti sebenarnyapun melihat ke atas dlm berjalan, bila terus2an bakalan kesandung.
Melihat ke atas diartian kiasan lainnya, kalau sdh keterlaluan; dlm hal saingan tak tersaingi berujung ke iri hati. Iri hati berpotensi menyusahkan diri sendiri. Orang yg di iri i tenang2 saja, sementara yg iri berujak hati.

Allah ingatkan bagi pe ngiri:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَا لِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗ وَسْئَـلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.
(QS. An-Nisa' ayat 32).

Nilai Plus melihat ke atas.
Namun sisi positipnya melihat ke atas memotivasi untuk terus mengejar guna berupaya mengejar yg di atasnya. Malah mantab kalau lihat keatas orang berbuat baik, ingin menyainginya justru sikap ini di anjurkan.

Seperti tersurat di dlm Al Baqarah ayat 148 dan Maidah ayat 2:
مُوَلِّيْهَافَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ
Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

Rasululllahpun berpesan dlm hal apa iri hati yg benilai Plus,  justru dianjurkan.

Abdullah bin Mas’ud r.a., ia berkata bahwasannya Nabi saw. pernah bersabda,

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَآخَرُ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا.  رواه البخاري.

Tidak boleh ada rasa iri dengki kecuali kepada dua orang, yakni orang yang diberikan Allah harta, lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran dan orang yang diberikan Allah suatu hikmah (ilmu), lalu ia menerapkannya dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari).

Dmkn, dalam arti sesungguhnya melihat adalah fungsi indera mata. Dalam arti kiasan,  melihat dng mata bathin. Justru penglihatan mata bathin ini dampak MINUS nya luar biasa, bila tak pandai2 menyikapinya. Sebaliknya akan bernilai PLUS yg luar biasa pula jika bijak menyikapinya.  Yg bijak menyikapi mata bathin, adlh hanya orang  yg dibathinnya tertanam iman dan taqwa.

Wallahu 'alam bishawab.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Saturday 19 October 2019

HADIAH dalam TUGAS

Kakek yg satu ini sdh 20 tahunan pensiun. Uang pensiun saban bulan kini telah merosot tajam. Bukan nominalnya yg turun, bahkan tiap taun walau sedikit masih naik. Tapi daya beli uang pensiunnya yg menukik turun tajam ketimbang di awal2 tahun si kakek pensiun. Untungnya si kakek ada pemasukan tiap bulan, anak2 mentransfer melalui bank.

Dikarenakan hampir tiap bulan datang ke bank ngambil atau sekedar ngecek kiriman dari anak2 sdh masuk, jadinya akrab dg bbrpa karyawan front office bank.

Ke bank tangan kosong terasa ndak nyaman juga buat kakek, ini dirasakan terlebih di kurang lebih 5 tahun sblm beliau meninggal dunia.

Ada saja buah yg dibawanya sbg buah tangan buat satpam dan mbak2 di counter depan bank. Sehari dua sblm ke bank si kakek (kini almarhum) sdh memetik dari kebunnya buah yg akan dibawanya, tergantung musim. Kadang Jambu, kadang Jeruk, kadang Mangga, sesekali Pisang, kadang juga Lengkeng. Jambu, tidak kurang dari 5 jenis tumbuh di kebun halaman rumah kakek yg luas itu. Bgt juga pisang, aneka jenis.

Petugas front office bank sempat tertanya dlm hati pak tua yg biasa datang bawa buah di minggu pertama saban bulan kok lama ndak keliatan.

Terkaget mereka ketika sekitar 4 bulan kemudian datang bbrp ahliwaris mengurus saldo rekening almarhum. Tak seorangpun diantara petugas bank mendengar kabar duka itu. Diantaranya ada yg mengisahkan kpd pewaris, perihal kebaikan almarhum, sambil memproses adm pemindahan hak atas saldo yg masih tersisa. Memang 4 bln belakangan tak ada lagi transfer masuk.

Amalan meramu buah sebelum ke bank oleh almarhum, tdk diketahui istri beliau apalagi anak2 yg sdh tdk lagi serumah.

Kisah ini kutulis terinspirasi ketika membaca semboyan di suatu instansi layanan Publik "No KKN, No Tipping, No. Suap".
APAKAH buah tangan almarhum Kakek tadi terkatagori KKN, TIPPING?; Suap sii jelas ndak lah ngkali.

Patut dianggap sang kakek ihlas sedekah buah itu, buktinya istrinyapun ndak tau dia nyiapkannya. Lagian dianya ngarungi buah naikkan ke tengah sepeda motor bebeknya lumayan usaha beliau. Smg kebaikan almarhum dihitung pahala disisi Allah. Aamiin.

Dlm konteks kisah ini ingatanku kembali ke tulisanku sdh ku publish setahun lalu berjudul "GARATIFASI"
antara lain:

Anna laka hadza? (ini dari mana engkau dapat?)
Bgtu pertanyaan khalifah Umar bin khathab kpd Abu Hurairah setelah melihat sesuatu barang yg ada pada diri Abu Hurairah sepulang dari melaksanakan tugas menggumpulkan zakat di suatu daerah. Abu Hurairah menjawab: "ini barang hadiah dari salah seorang pembayar zakat untuk diriku". Dengan tegas Khalifah Umar bin Khathab memerintahkan agar barang itu ikut dikumpulkan bersama barang-barang zakat lainnya. Karena mnrt Umar, Abu Hurairah tak mungkin mendapatkan hadiah itu kalau bukan lantaran dia ditugaskan sebagai pemungut zakat. Hal ini mengacu pada ketetapan Allah di ayat 161 surat Ali Imran"
وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ اَنْ يَّغُلَّ ۗ  وَمَنْ يَّغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ  ۚ  ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
"Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya dan mereka tidak dizalimi."

Suatu ketika pengawas baitul mal menghadiahkan seuntai kalung emas kepada puteri Umar bin Abdul Azis. Khalifah bertanya kpd putrinya ketika melihat kalung itu tergantung dileher si putri "anna laka hadza". Stlh diberi tau si putri asal tu kalung, segera disuruh tanggalkan seraya dikembalikan ke baitul mal. Kpd si putri dibacakan ayat 161 Ali Imran di atas, sbg ancaman.

Ketetapan Allah ini lah yg menjadi rujukan penyelenggara negara wajib melaporkan harta kekayaannya agar diketahui dari mana sumber harta tersebut. "ANNA LAKA HADZA". Sebab kalau sumbernya dari terkait jabatan perolehan tsb termasuk yg dikenal skrg "gratifikasi". Terimalah kelak risikonya di hari kiamat nanti dia membawa barang hasil "gratifikasi" itu. Padahal ktka itu tak seorangpun sudi menerima barang biarpun dikembalikan, sebab masing2 sibuk dg urusan dosa dan pahala yg sdg dihitung.

Kembali ke buah "buah tangan" almarhum kakek, sepertinya tidaklah sama seperti yg diterima Abu Hurairah dan putri halifah Umar bin Abdul Aziz. Mereka berwujud barang (asset), sedangkan yg dihadiahkan almarhum kakek, buah2an yg untuk bukan hanya yg tugas melayani langsung, lagian langsung dapat dimakan. Kakek bawa banyak, tak jarang seluruh karyawan kantor cabang bank di kecamatan itu kebagian semua tu buah.  Sekali lagi smg perbuatan almarhum kakek dinilai Allah sbg kebaikan. Aamiin.

Kisah ini agaknya baik buat acuan bagi yg kini msh sdg menjabat atau berurusan dg publik. Nah buat kita yg sdh purna tugas, tentu merenung, "dulu gmn waktu msh tugas". Pernahkan terima gratifikasi, pernahkah terima parcel ketika lebaran/tahun baru, ulang tahun. Pernahkah dikirimi buah atau kue ulang tahun. Laaah kita serahkan Allah saja, minta ampunanNya sambil diiringi berbuat baik selagi bisa. Wallahu 'alam bishawab.

Smg kita termasuk dlm firman Allah surat al Ahzab 71
يُّصْلِحْ; لَـكُمْ اَعْمَالَـكُمْ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
"niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu".
Wassalam. M. Syarif Arbi.

Thursday 17 October 2019

TERGESA yang DIANJURKAN

Walau sifat keter-gesa2 an diantaranya kadang berakhir dg penyesalan  jika tidak dikendalikan, namun ada 5 jenis ter-gesa2 yg justru dianjurkan:

1. Menjamu tamu, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)

2. Mengurus jenazah, Menyegerakan jenazah sebagaimana tertera di dlm dalil berikut ini,
;عن أبى هريرة رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم; قَالَ: أَسْرِعُوْا بِالْجَنَازَةِ فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُوْنَهَا إِلَيْهِ وَ إِنْ يَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُوْنَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah di dalam (mengurus) jenazah. Jika ia orang shalih maka kebaikanlah yang kalian persembahkan kepadanya, tetapi jika ia tidak seperti itu maka keburukanlah yang kalian letakkan dari atas pundak-pundak kalian”. [HR al-Bukhoriy).
Juga jenazah yg berlama tdk dimakamkan bukan mustahil mengganggu kesehatan masyarakat.

3. Menikahkan anak perempuan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِينَهُ فَزَوِّجُوهُ ، إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْفِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ

“Jika datang kepada kalian seorang pelamar putri kalian yang kalian ridhai akhlaknya dan agamanya maka nikahkanlah, jika kalian tidak melakukannya maka akan terjadi fitnah (bencana) di muka bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shahih Ibni Majah)

4. Membayar hutang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلاً قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِىَ ثُمَّ قُتِلَ مَرَّتَيْنِ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ

“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.” HR. Ahmad , An Nasa’i , Ath Thabarani dalam Al Kabir, Syaikh Al Albani mengatakan: hasan. Lihat Shahihul Jami’.

5. Bertobat.
Bersegeralah bertobat kepada-Nya sebelum pintu tobat tertutup rapat. Sesungguhnya Allah tidak menerima tobat seorang hamba apabila ruhnya telah menepi di tenggorokannya. Sedang maut tiap saat mungkin datang menjemput dan bila maut tlh datang tobat tak berguna lagi, Allah berfirman:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْئَانَ وَلاَالَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُوْلاَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

“Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertobat sekarang.’” (Q.s. An-Nisa: 18).

Sedangkan keter-gesa2an selain 5 jenis disebutkan  di atas hendaklah dikendalikan.

Memang ter-gesa2 adalah sifat manusia, semakin ketara di kota2 besar. Orang ter-gesa2 menuju tempat beraktivitas. Ke ter-gesa2an ini sedikit agak beda di suasana pedesaan. Di perkotaan kadang lantaran ketergesaan ini, orang gampang berucap/berbuat yg tdk terpuji. Pas dihadapan kendaraan lampu pengatur lalu lintas baru menyala merah, tancap gas. Untuk membenarkan diri, ybs dlm hati "ah lampu merahnya baru menyala, belum benar2 merah".
Sementara itu, andaikan pengendara dari arah lain terganggu karena ulah si penerabas lampu merah, pengendara terganggu, kadang ada yg menurunkan kaca mobilnya, kemudian meluncurlah kata2 tak senonoh bahkan "mengeluarkan isi kebun binatang", dialamatkan ke si penerabas.

Si penerabas, jelas bersalah tak memperhatikan keselamatan lalu lintas, jika alasan hanya ter-gesa2, tentu pertanggung jawabannya akan berlanjut sampai ke akhirat, apalagi bila sampai menyusahkan/mencelakakan pihak lain. Kecuali mungkin karena membawa orang sakit berpacu waktu ke gawat darurat, smg dpt dimaafkan.

Sedang orang terdampak, juga kelak diakhirat akan dimintai pertanggung jawaban atas kata2/ucapan yg tak senonoh itu. Sebab tak sepatah katapun yg luput dari rekaman flash disk Allah, kelak akan diputar kembali:
اِقْرَأْ كِتٰبَك َ; كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu"
(Al-Isra' ayat 14)

Tapi apa boleh dikata, kita ini manusia yg sejak semula tercipta sebagai mahluk yg ter-gesa2. Pencipta kita menginfokan, manusia diciptakan ter-gesa2
;وَكَانَ الْاِنْسَانُ عَجُوْلًا
Al-Isra 11
خُلِقَ الْاِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ
Al-Anbiya 37

Demikian, smg dpt dipetik manfaat dari uraian singkat ini.
Aamiin. Barakallahu fikum.
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Monday 14 October 2019

Melintang Patah Menbujur Lalu

Di barisan pengantar jenazah ada sekelompok pemuda mengenakan kaos hitam di bagian belakang tertulis "Melintang Patah Membujur Lalu".

Sohibku dari kampung kelahiranku, ikut hadir di acara pemakaman itu, W.A. kpdku menanyakan kausa kata istilah kampungku yaaang tertulis di kaos pemuda2 itu. 

Generasi muda kampungku mungkin sdh banyak yg kurang familier dg istilah itu. Kujawab kpd sohibku yg biasa disapa "Bang Long', oleh saudara2nya itu bahwa ada bbrp pengertian  makna dari "Melintang Patah Membujur lalu".

Pengertian Pertama.
Suatu sikap pantang menyerah. Kalau dlm perjalanan ada yg melintang menghalangi, di trabas terus sampai yg melintang/ menghalangi tersebut patah2. Supaya arus pergerakan terus meluncur maju sampai ke tujuan.

Bila halangan itu posisinya membujur (bahasa setempat; bujur = lurus), halangan itu di dorong terus bersama arus pergerakan sampai ikut sampai ke tujuan.

Mirip, walau ndak sama benar dg semboyan "Rawe2 rantas malang2 putung". Kira2 makna istilah tsb terakhir: "yang nyangkut di brantas, yg menghalangi dipotong". Letak bedanya dg "Melintang Patah Membujur Lalu". Bahwa dlm perjuangan ada juga yg se ide, sependapat, sefaham, yg dmkn didorong, diajak sbg mitra untuk capai tujuan.

Lain lagi dg ungkapan "iyo kan nan di urang, lalu kan nan di awak". Kira2 maknanya menghidari perbedaan pendapat, untuk capai tujuan "win-win solution", sama sama enak. Benarkan pendapat orang lain yg tak sependapat dg kita, namun dlm penerapannya kombinasikan/sinergikan dg pendapat kita dg titik berat penerapan pendapat kita dominan.

Pengertian ke dua dari; "Melintang Patah Membujur Lalu".
Melakukan koreksi terhadap yg salah (melintang). Mengapresiasi yg sdh berbuat baik untuk bergerak bersama-sama menuju ke-kebaikan. Singkatnya mencegah kemungkaran, mengajak berbuat  kebajikan.

Menyeru/mengajak berbuat ma'ruf
 ( وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ)
Mencegah mungkar.
(وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ)
Lengkapnya seperti tersurat dlm (QS: Ali 'Imran syat 104)

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Sblm kuakhiri tulisan ku ini, ku mhn maaf bila tlh mengambil ungkapan "Rawe2 Rantas Malang2 Putung" dan "iyo kan nan di urang lalu kan nan di awak", jika tak sesuai terjemahannya, satu dan lain karena ku bukan penutur aslinya.

Smg perkumpulan pemuda dg kaos bertuliskan "Melintang Patah Membujur Lalu", dlm artian positif salaras maknanya dg 2 (dua) pengertian di atas.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Sunday 13 October 2019

Tas JINJING

Mengorek ingatan masih dinas dulu. Seorang karyawan ngedumel usai ngantongi uang rapel jasa produksi: "paling istriku beli tas lagi". Lanjutnya: "yg namanya tas pak, ndak cukup satu rak lemari pakaian, cocoknya dibuat satu lemari khusus TAS JINJING".

Kumengerti Tas Jinjing stlh dijelaskan mintra kerjaku yg istrinya gemar ngoleksi tas. Yaitu tas yg sll menyertai bila ibu2, kaum perempuan; ke pertemuan, arisan, kondangan, pergi ke tempat kerja, juga ke pengajian. Termasuk travelling.

Kolektor tas jinjing, memilih tas jinjing yg dibawanya dipatut dari gaun yg dikenakan, sepatu bahkan kadang lipstik dan asesoris lengan dan telinga. Cukup repot, pematutan mungkin harus dirancang bbrp waktu sblm berangkat. Karena gonta ganti tas, bukan mustahil ada identitas, kartu2 yg lupa terbawa. Bgtlah hobby mungkin juga mode bagi pihak yg agak berkecukupan. Sepertinya hobby dan mode yg dmkn ini tak ada yg salah, sah2 saja, dia tdk merugikan orang lain. Bahkan mungkin memperlaris penjualan tas.

Akan bermasalah jika penampilan "si serasi" dg tas, gaun, asesoris bermaksud pamer, berbangga bahwa dianya punya banyak tas jinjing, tas sll serasi.

Lbh bermasalah lagi bila "si serasi", mencela orang lain yg lantaran tak punya banyak tas, tampil dianeka kesempatan tas jinjingnya itu2 saja. "Bu itu tasnya itu melulu".

Jangan sampai masuk kelompok orang ber-megah2 spt diingatkan Allah dlm (QS. At-Takatsur ayat 1 dan 8).
اَلْهٰٮكُمُ التَّكَا ثُرُ ۙ 
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,"

ثُمَّ لَـتُسْئَـلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
"kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)."

Juga jangan sampai perilaku menyediakan barang2 keperluan menjurus kpd mubazir/pemborosan. Sebab mubazir/pemborosan adlh:
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَا نُوْۤا اِخْوَا نَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
(QS. Al-Isra' ayat 27)

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Wednesday 9 October 2019

Antara BANGGA dan SYUKUR

Siapa dulu Bapaknya..........
Siapa dulu Gurunya......
Siapa dulu ..........dlsbnya
Ini suatu ungkapan mewakili bangga.
Smg kalaupun pernah terucap, hanya sbg candaan tak masuk ke hati.
لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِا للَّغْوِ فِيْۤ اَيْمَا نِكُمْ وَلٰـكِنْ يُّؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوْبُكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ
"Allah tidak menghukum kamu karena sumpahmu yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun."
(QS. Al-Baqarah syat 225)

Soal sumpah saja kalau tdk sengaja, tdk dari niatan dihati lagikan tdk dihukum Allah. Apatah lagi pernyataan "Siapa dulu ......." , seperti di atas.
Tapi untuk jaga2, barangkali sebaiknya mulai dikurangi ucapan2 setara itu.

Untuk yg sudah terlanjur, kita minta ampunan kpd Allah.
 وَيَسْتَغْفِرُوْنَهٗ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"dan memohon ampunan kepada-Nya? Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Bangga, mengungkapkan perasaan puas atas prestasi yg tlh dicapai, dpt berupa prestasi diri sendiri, boleh jadi prestasi anak2 atau orang tua, keluarga. Tak jarang kita ikut bangga bila kelompok, groups bahkan anak bangsa yg berhasil menorehkan prestasi berskala internasional.

Dikenal istilah bangga diri (ujub). Selain itu ada bangga diiringi rasa syukur. Ada kesamaan pada keduanya dalam diri pemiliknya.

Bangga, bila diri merasa bahwa prestasi yang ia capai adalah sebagai kemampuan diri, menafikan Allah menyertai usahanya menjadi sebab keberhasilannya. Bangga seperti akan bermuara ke SKMBONG, ini dicela Allah disebut An Nisa 36, Al Qasas 76,
Lukman 18, Al-Hadid 23.
; اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا

(Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri).

Sedangkah orang yang pandai bersyukur, ia tidak pernah merasa bahwa prestasi yang ia capai adalah mutlak kemampuan diri, ia tidak lupa bahwa sebenarnya ada pihak lain (teman, guru ortu dll) ikut berperan dan Allah menyertai dlm menentukan keberhasilannya. Sampai-sampai kalau ia sukses menjalankan ibadah, banyak berbuat kebaikan, orang bersyukur memandang inipun berkat kekuatan yg dianugerahkan Allah. Tidaklah membagakan ibadah dan kebaikannya, karena dianya tidak tahu apakah ibadah serta kebaikannya itu diterima Allah atau ditolak Allah.

Bersyukur juga dapat kita artikan sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah SWT baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan. Dengan ucapan: syukur ,,,
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
(Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam)

Bersyukur dengan tindakan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
Bagi hambanya yg bersyukur Allah janjikan di Al-Qur'an surat Ibrahim ayat 7

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ; لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
(Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat)

Demikian, smg kita dpt lbh hati2 dalam berbangga jangan sampai tdk bersyukur, shg terperosok menjadi SOMBONG.
Begitu juga hati2 dlm bersyukur,  jangan sampai dalam syukur itu terselip di hati bahwa syukurnya karena kehebatan diri, maka syukur ydmk termasuk ke katagori berbangga diri.

Aamin. Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Sunday 6 October 2019

Manfaat INGAT dan LUPA

Di desa terpencil yg penduduknya tdk padat serta keamanan msh prima, ternak Sapi dan Kambing tiada bertali. Bgt petang hari kelompok ternak tsb.menggerombol menuju rumah tuannya masing2 dan tidur dikandang yg disiapkan pemilik. Ini bukti hewan mempunyai daya ingat.

Dari fenomena alam ini diketahui bahwa bukan hanya manusia yg punya daya INGAT dan sifat LUPA, rupanya hewanpun juga sangat kuat ingatannya. Dalam pada itu sifat lupa hewan dlm hal2 tertentu dmkn hebat. Ada pepatah "hanya Keledai terperosok di lobang yg sama", si Keledai lupa tempat lobang dia pernah terperosok. Ngulang terperosok lagi.

Sekelompok Ayam sekitar pkl 17.20 mereka sdh kembali ke tempat istirahat mereka. Itu berlangsung terus saban hari menjelang maghrib. Selanjutnya mereka menyusun diri puluhan ekor tak saling gusur ditempat masing2. Ini pertanda daya ingat ayam cukup tinggi. Kebersamaannyapun begitu kental.

Dalam pada itu sifat lupa ayam juga tinggi. Ku duduk di teras depan bersantai di pagi atau dihari siang. Beberapa ekor ayam naik ke teras rumah, kadang sambil ninggalkan kotoran (telek). Mereka ku usir dg benda senemunya dilempar sesuatu, lalu menjauh. Eee sebentar lagi sdh lupa, datang lagi.Diusir lagi, lupa lagi.

MANUSIA

Allah SWT menganugerahkan pada diri manusia, sifat lupa, selain itu Dia juga melekatkan sifat ingat.  Banyak sekali manfaat dua sifat tersebut sehingga menjadikan manusia sebagai makhluk yang sangat istimewa di muka bumi ini.

Berkat daya ingat, berkembang ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan daya ingat lahir ketentuan yg disepakati bersama jadi aturan hidup bermasyarakat disuatu bangsa dan pergaulan antar bangsa. Timbul perdagangan dan transaksi di dlm suatu negara dan antar negara. Ini bedanya daya ingat manusia dan hewan. Daya ingat manusia dinamis, ingatan yg lalu dikreasikan untuk lbh baik lagi bagi keperluan hidup, shg berubah dari waktu ke waktu menuju lbh baik. Sedangkan hewan ingatan mereka statis, dari dulu ayam tidur bertengger. Dari dulu, sekarang insya Allah sampai nanti burung Pipit membuat sarang; bahan, desain dan ukuran tetap seperti itu. Beda dg manusia, membangun rumah; desain, bahan, model berkembang terus dari zaman ke zaman.

Berkat sifat lupa, manusia dpt bangkit kembali bila diri dirundung duka nestapa dan derita, kegagalan usaha. Berkat sifat lupa, lahirlah maaf, dg melupakan kesalahan orang lain. Justru dlm kaidah agama, harus melupakan kesalahan orang, kendati yg bersalah tdk meminta maaf. Memberi maaf adalah lebih utama dari pada sedekah. (Al-Baqarah ayat 263)

قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun".

Hewan lupa, benar2 lupa, sesuatu yg mengancam dirinyapun bila tlh berlalu mereka lupa. Sesuatu yg mungkin mencelakakan itu dpt saja dia lalui/temui sama sekali tdk mereka waspadai. Contoh di atas Keledai dpt terperosok di lobang yg sama.

Manusia menyelaraskan INGAT dan LUPA. Manusia tetap mengingat sesuatu yg walau sdh bgt lama dilupakannya. Misalnya sesuatu yg membahayakan, sesuatu yg pernah mengecewakan, sesuatu yg pernah menggagalkan, tetap diingat agar bila ketemu macam itu tdk terulang kembali.

Bila seseorang berjanji tak di tepati. Si ingkar janji tak kan dipercaya seumur hidup. Bahkan orang tertentu, akan memberitahukan si pengkhianat janji kpd orang lain agar waspada, jangan percayai janji2 si pengingkar janji itu supaya tidak ikut tertipu. "Sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya".

Bgt lengkap sifat yg dianugerahkan Allah kpd manusia, dianugerahi LUPA agar tidak larut dlm duka nestapa, dpt memaafkan. Dikaruniai sanggup meng-INGAT supaya menjadikan hal2 yg tlh lalu jadi acuan dimasa depan, guna kemajuan.  Patut disyukuri serta dijalani dengan tawakkal.

Sifat INGAT jenis hewan manfaat untuk manusia, sangat terasa di pedesaan. Ternak ayam, bebek, kambing, sapi, disore hari pulang ke kandang.

Sifat LUPA hewan juga manfaat untuk manusia. Sapi pembajak sawah penghela grobak, sapi penarik Karapan segera lupa selesai berkegiatan, betapa keras lecutan cambuk memacu mereka bergerak.
Kuda penarik delman dan tunggangan, mereka segera melupakan selesai lari, betapa kerasnya cambuk tuannya ketika sedang memacu mereka, padahal mereka sdh berlari maksimal.

Ini semua karunia dan nikmat Allah untuk manusia yg tak dapat di dustakan.

Wallahu alam bishawab.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Friday 4 October 2019

LANSIA

Soal usia ndak dpt pesan, hak kita hanya jalani saja. Kadang sakit tahunan, blm juga dijemput maut. Eee tau2 ada yg ndak kedengaran sakitnya terdengar berita duka. Tutup usia tak pilih tua tak pilih muda, bila ajal sampai tak dpt ditunda.
Yang sering jadi masalah apabila umur terlalu panjang. Apa lagi jika umur panjang itu diiringi sakit2an, pikun, akan menyulitkan keluarga dan juga diri sendiri.
Makanya ada do'a diajarkan Rasulullah, agar tdk mengalami usia tua sulit beramal.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa meminta perlindungan dengan do’a,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ

“(Artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati, aku meminta perlindungan pada-Mu dari usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari sifat kikir atau pelit).” (HR. Bukhari, no. 6371).

Bgt upaya mohon kpd YG KUASA dg do'a, diikuti ikhtiar2 untuk hidup sehat, namun apa boleh buat, bila awak ditakdirkan umur panjang sampai bgt tua. Di usia tua umumnya uzur mulai menerpa, melangkah sdh tidak lagi kuasa, selanjutnya duduk di kursi roda. Kadang ingatan pun turun menjadi pikun. Kini giliran keluarga, anak cucu yg wajib merawatnya.

Berat memang merawat orang tua, ketimbang merawat bayi. Orang tua kian hari keadaannya makin memburuk, sedangkan bayi kian hari semakin mandiri.
Sementara itu bayi sampai anak2 dapat diatur. Sdg ortu kadang banyak ngelantur. Sudah makan dibilang belum, mudah nenyudutkan anak2 yg mengasuh kurang perhatian. Cenderung cerewet.

Oleh karena berat/repot merawat ortu, Nabipun memotivasi anak yg merawat ortu mereka yg sdh renta dg surga.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat yaitu dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.

رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346].

Jadi sebetulnya keberadaan Ortu manula di dalam asuhan, adlh mrpkn pintu surga bagi anak2 mereka. Tentu ikhlas dan sabar sbg kuncinya. Sebab sedikit saja kepleset jadilah anak durhaka, malah menjauh dari surga. Karena Allah perintahkan:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
(QS. Al-Isra' ayat 23).

Seorang anak, di hari2 libur mendorong ortunya yg sdh renta di kursi roda, untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Ndak jauh si,..
.... hanya dihalaman depan rumah. Sesekali tangan kiri-kanan ortu di-angkat2, senam ringan. Ortu betanya: rumah didepan itu sekarang siapa?.
Putri: bang Harun Mah.
Ortu: burung Beo nya bagus ya.
Putri: iya Mah.

Suasana hening, sesekali putri menyeka dahi bunda yg mulai berkeringat.

Ortu bertanya lagi: rumah didepan sekarang siapa?.
Putri: kan saya tadi udah bilang, bang Harun, mamaah. (sudah agak kesal).
Ortu, diam, agaknya dia mulai merasa jawaban pertanyaannya mulai tak ihlas.

Tapi yg namanya USKUN, sekira 10 menitan tanya lagi: rumah di depan bagus ya siapa sekarang?
Putri: ah bosan mah, tanya'nya itu2 melulu.
Nah, si putri ndak lulus ujian kesabaran, merawat ortu usia pikun. Me rifer ke Al-Isra 23 dikutip di atas, tak boleh membentak bahkan kata2 "ah", saja ndak boleh.

Sekitar pukul satu dini hari, lelaki lumayan tua juga udah kepala enam, dianya terbangun, namanya dipanggil beberapa kali. Ternyata suara dari kamar ibunya yg sdh setahun belakangan ini sakit2an banyak di kamar dari diruang lain di rumah. Ketika dihampiri, ibunya bilang "Is,....Mak pengen makan "Putu Buluh".

Pak Ismawan, langsung mengiyakan dan ganti pakaian. Beberapa saat kemudian terdengar dia membuka pintu rumah dan pintu pagar. Si Mak pun lega dan terlelap tidur lagi. Padahal pak Ismawan hanya buat nyenangkan hati se Emak, yg penting "siap laksanakan", mana ada penjual "Putu buluh" pukul 1 dini hari. Pak Ismawan nimbrung dulu di pos ronda nunggu masjid buka menjelang subuh. Stlh shalat subuh berangkat ke pusat jajan di Pasar Senen, membelikan pesanan Emak seporsi 10 butir. Sampai di rumah Mak sdh bangun. Langsung kue Putu Buluh di suguhkan si istri kekamar berikut wedang kopi kesukaan Emak. Ternyata sebutir kue Putu buluh hanya dicuil sedikit saja ndak sampai seperlima. Sementara sisanya yg 9 + 4 perlima butir,  jangan sekali kali diambil dari kamarnya kecuali kalau si Emak sdh nyuruh,.....bisa jadi marah besar.

Ini contoh profil Lansia yg harus dipahami, dan contoh profil seorang anak yg memahami prilaku Emak nya yg lansia.

Buat kita yg usia mulai lanjut agaknya baik diamalkan do'a HR. Buhari di atas:
"............a.l.  وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ....."
meminta lindungan dari "usia pikun".

Buat pembaca yg masih muda2, berpotensi akan menghadapi ortu berusia lanjut. Bahwa pintu surga kuncinya sdh ada di tangan anda, kecelakaanpun siap menanti anda (lihat HR Muslim dan Ahmad serta QS: Al-Isra 23 diatas).

Jika benar, dari Allah dan RasulNya, jika tdpt kekeliruan karena kukuranganku, mhn maaf karenanya.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.