Sunday 26 February 2023

PERENCANAAN gerenasi PENERUS

Kehidupan ini tak dapat melepaskan diri dari perencanaan. Akan pergi ke pasar, akan berangkat ke kantor, ke masjid, harus pergi kemana saja harus beraktivitas apa saja, harus disusun rencana. Setidaknya untuk mendukung rencana itu ditetapkan antara lain; kendaraannya apa, perlengkapannya apa yang diperlukan dan menentukan pilihan jalan yang akan dilalui. Orang akan menikah juga berencana, jarang terjadi yang ujuk-ujuk lalu nikah. Begitu juga setelah menikah akan punya generasi penerus itupun direncanakan, walau kadang yang terjadi diluar rencana karena kita berencana Allah jua yang menentukan. Baik dipetik seuntai kata orang bijak: “Kita punya rencana, Allah juga punya rencana. Akan tetapi, sehebat apapun kita merencanakan sesuatu, tetap rencana Allah lebih indah dari yang kita kira”. “Perencanaan generasi penerus”, lebih penting dari sekedar “keluarga berencana”. Kedua istilah itu sama2 merupakan “rencana”. Keluarga berencana yang populer dicanangkan di Indonesia sejak tahun 1970 terbentuk LKKBN, dengan semboyan 2 anak sudah cukup, titik beratnya pada kuantitas. Sedang “perencanaan generasi penerus” titik beratnya kepada kualitas. Setiap keluarga berusaha merencanakan agar anak keturunan mereka kelak berkualitas, berapapun jumlah anak2 yang dikaruniakan Allah kepada keluarga yang bersangkutan, harus direncanakan sebagai generasi penerus yang berkualitas, Allah di dalam (Al-Qur’an An-Nisa’ ayat 9), mengingatkan: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." Untuk kehidupan di dunia ini agar generasi penerus tidak hidup dalam kesulitan, direncanakan pendidikan yang baik, kondisi phisik dan mental yang prima, karena mereka akan hidup di era yang lebih kompetitif dari pada kita. Di dalam ayat di atas titik berat perencanaan agar mereka, generasi penerus tumbuh menjadi: 1. Hamba Allah yang taqwa. 2. Hamba Allah yang berbicara dengan tutur kata yang benar. HAMBA ALLAH YANG TAQWA. Kepada generasi penerus, hendaklah ditanamkan tentang 2 pondasi taqwa ialah: 1. Melaksanakan semua perintah Allah dan 2. Menjauhi segala larangan Allah. Berikutnya kepada generasi penerus harus ditanamkan pemahaman 6 Pilar taqwa ditegakkan terdiri atas: 1. Iman (mengimani seluruh rukunnya), 2. Islam (melaksanakan seluruh rukunnya), 3. Ilmu, terus menerus mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. 4. Ikhsan (senantiasa berbuat baik sesama manusia), 5. Ikhlas (apapun yang dilaksanakan hanya karena Allah) dan 6. Istiqamah (konsisten terus menerus dalam beramal, tidak hanya musiman), Sehingga generasi penerus memiliki 5 identitas taqwa yaitu: 1. Dermawan, 2. Emosi yang stabil, 3. Berhati lembut (mudah memaafkan), 4. Senantiasa berbuat baik dan 5. Selalu bertobat memperbaiki diri bila melakukan kesalahan. HAMBA ALLAH YANG BERBICARA DENGAN TUTUR KATA YANG BENAR. Tutur kata yang benar meliputi; hanya ber-kata2 yang sopan, dari lisannya tidak melukai perasaan orang yang mendengarnya. Tidak menjadi sumber hoaks dan fitnah, apa yang dikatakannya sejujurnya. Begitu penting “perencanaan generasi penerus”, sebab Allah memberikan peringatan kepada semua orang tua, bahwa anak2 berpotensi menjadi 5 keadaan: 1. Menjadi musuh; , ْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْ ۚ dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; .......… (QS. At-Taghabun ayat 14) 2. Anak berpotensi melalaikan Ortu dari mengingat Allah; يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَاۤ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Munafiqun ayat 9) 3. Anak juga berpotensi sebagai COBAAN; وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ "Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan......" (QS. Al-Anfal ayat 28). 4. Anak2 sebagai penolong di alam kubur dengan do’a mereka; إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim nomor 1631). 5. Anak sebagai investasi dunia dan/akhirat; إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَءَاثٰرَهُمْ  ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ "Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz)." (QS. Ya-Sin ayat 12). Anak2 merupakan bekas2 yang ditinggal, kalau mereka menjadi hamba Allah yang Taqwa maka sebagai investasi di akhirat nanti. Dimana orang tuanya senantiasa mendapat imbas ketaqwaan yang dilakukan anak2, terus mengalir kepada orang tuanya yang telah berada di alam kubur. Atas dasar hal2 tersebut di atas adalah sangat penting untuk menyusun “perencanaan generasi penerus” agar mereka nantinya bertaqwa kepada Allah, berbhakti kepada orang tua, berguna bagi agama nusa dan bangsa. Selain berikhtiar dengan langkah2 yang nyata untuk mewujudkan hal2 yang terbaik “perencanaan generasi penerus”, mari juga kita berdo’a: رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Sya’ban 1444 H. 26 February 2023. (1.107.23).

Monday 20 February 2023

UANG tak dibawa mati, tapi ke kematian perlu UANG

Seorang teman akrab saya puluhan tahun, sudah tergolong kaya. Keseharian hidup sohib saya ini, sibuk siang dan malam mencari uang dengan bekerja keras. Maaf cerita, sampai-sampai agaknya melupakan ibadah kepada agama yang dianutnya. Apa saja yang diusahakannya membuahkan hasil, alias mendatangkan uang, barang kali kalau orang lain dengan usaha seperti sohib saya ini ndak akan berhasil, setidaknya hasilnya tidak sebernas sahabat saya yang satu ini. Sampai ada kawan saya yang lain berkomentar bernada bercanda “kalau dia yang olah, pasirpun akan bernilai bagaikan permata” Suatu hari, sebab dianya kawan akrab begitu lama, saya berani urun rembug memberitahukan yang bersangkutan agar dalam mencari uang tetap harus ingat waktu-waktu untuk ibadah, saya bilang itu kepadanya, harta benda tak akan dibawa mati. Saya harus akui bahwa sohib saya ini usahanya mencari harta, sepanjang pengetahuan saya dengan jalan yang legal, tidak merugikan pihak lain. Dalam hal ini agaknya bekal landasan berpikir spiritual beliau cukup tinggi, minus “ibadah mahdah”, tetapi lumayan rajin beribadah sosial. Sepanjang penilaianku sohib saya ini, sepertinya disisi mencari uang dianya sangat mengamalkan ayat 188 Al-Baqarah: وَلَا تَأْكُلُوٓا أَمْوٰلَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبٰطِل “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang bathil…...” Walau, ketika dalam suatu kerja sama diriku dengannya menangani suatu proyek misalnya; dianya yang paling besar dapat bagian. Hal ini juga wajar, kebanyakan proyek dialah yang mendapatkan, dan bagusnya sebelum proyek dimulai sudah dibicarakan lebih dahulu tentang pembagian hasil, jika ada diantara teman yang diajak kerja sama tak berkenan sejak awal dengan pembagian, dapat quit secara baik. Boleh dibilang teman ini dalam hal bagi hasil bersemboyan “lebih baik cek-cok didepan, ketimbang cek cok dibelakang”, kendati ada juga partner yang ngedumel. Tapi si partner akhirnya terima ikutan proyek teman saya ini, apalagi kalau pas lagi sedang sepi proyek di tempat lain. Bagusnya karena sudah dibicarakan diawal, peroyek demi proyek kerjasama team berjalan lancar. Saran urun rembug saya tentang harus ada perimbangan “Berfikir materialis”, yang dimiliki kawan ini, dengan “Berfikir spiritual” khususnya “ibadah mahdah”, persiapan menuju mati, dia jawab: ”Memang harta benda dan uang tidak dibawa mati, tapi kan untuk menuju mati itu perlu uang”, jawab sohib saya ini. Sejak itu saya tak pernah ulangi lagi mengemukakan pendapat itu kepada yang bersangkutan. Beberapa lama kemudian sekitar pukul 2 dinihari, sohib saya ini menelpon, bahwa dianya ada di ruang UGD, dari (suatu rumah sakit kelas VIP). Sohib ini mengatakan melalui telepon: “Sangat mengejutkan saya dikatakan dokter, saya terkena cancer harus segera dioperasi. Padahal saya ini, tidak merokok, tidak peminum alkohol, makan-minum teratur dan bergizi”. Keesokan harinya saya kunjungi yang bersangkutan, kemudian atas pertimbangan banyak teman dan keluarga beliau, dianjurkan untuk mendapatkan second opinion ke dokter lain, rumah sakit lain. Ternyata dokter kedua juga berpendapat sama dan menyarankan segera diambil tindakan operasi. Dasar sohib ini banyak uang, maka diambil langkah untuk berobat keluar negeri. Singkat cerita lebih enam bulan dilakukan pengobatan keluar negeri, memang tidak dioperasi, tetapi dilakukan pengobatan yang serius. Pulang dari luar negeri, ternyata penyakit semakin berat. Dengan alasan ikhtiar untuk penyembuhan, yang bersangkutan sepulang dari luar negeri tidak langsung pulang ke rumah sendiri. Sohib saya ini saya antar terus ke rumah sakit, dipilih rumah sakit yang paling VIP, dengan biaya yang begitu mahal. Baberapa bulan lagi di rumah sakit sampai akhirnya sohib saya ini menutup mata, tanpa dapat pulang lagi kerumah beliau yang mewah itu, langsung diantar ke “rumah masa depan”. Begitu Sohibku ini meninggal ku teringat kembali akan ucapan almarhum ”Memang harta benda dan uang tidak dibawa mati, tapi kan untuk menuju mati itu perlu uang” Benar juga bahwa harta benda dan uang yang dikumpulkan almarhum cukup membiayai yang bersangkutan menuju kematian, dengan ikhtiar pengobatan yang maksimal dan berbiaya tinggi. Alhamdulillah masih banyak lebihnya, untuk waris yang ditinggalkan. Berobat enam bulan lebih ke luar negeri bukan sedikit biayanya. Sepulang dari luar negeri harus dirawat di rumah sakit kelas paling utama, ku beberapa kali menjenguk ruang rawatnya bagaikan sebuah rumah. Tersedia ruang sendiri berikut tempat tidur bagi keluarga penunggu, ada semacam dapur, ada ruang tamu. Tentu biayanya tak sedikit, cocok sekali dengan ucapan almarhum. Benar juga ucapannya tentang "menuju kematian perlu banyak uang ternyata rupanya menjadi do’a yang di ijabah Allah". Ketahuilah pembaca yang bijak. kata2 yang kita ucapkan akan berpengaruh besar pada masa depan diri kita. Ketika kita berucap dengan seuntai kata, se-olah2 diri kita membuat cita-cita kita sendiri di masa yang akan datang. Hal tersebut kita rujuk hadist berikut ini: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رُضْوَانِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahanam dengan kata-katanya itu”. (HR Bukhari, Ahmad, dan Malik). Manusia normal memang secara kodrati dibekali 3 "landasan berfikir" yaitu: 1. Landasan berfikir material. 2. Landasan berfikir intelektual. 3. Landasan berfikir spiritual. Akan amanlah masyarakat ini bila setiap orang menerapkan sekaligus tiga landasan berfikir tersebut secara harmonis tanpa diambil sebagian2. Insya Allah pengamal 3 landasan berfikir itu akan bahagia dunia akhirat Juga bila ke tiga2nya landasan berfikir ini diamalkan secara proporsional, menyeluruh, akan disegani pesaing dan jadi panutan orang banyak. LANDASAN BERFIKIR MATERIAL. Yaitu tidak diharamkan mengagungkan hal yang bersifat material dan harta benda. Yang diburu dalam hidup menghimpun sebanyak-banyaknya uang, benda, harta. materi. Akan tidak baik jadinya jika mengabaikan Landasan berfikir intelektual (LBI) dan Landasan Berfikir spritual (LBS). LANDASAN BERFIKIR INTELEKTUAL. Landasan berpikir Intelektual, memberikan arah berfikir secara rasional, di dalam nya ada tata nilai kewajaran di masyarakat, mengacu pada norma ilmu pengetahuan, dstnya. Kata kuncinya "legal-illegal", "etis-tak etis", "wajar-tak wajar". LANDASAN BERFIKIR SPIRITUAL, Landasan berpikir spiritual sebagai alat ukur, apakah aktivitas memburu benda denga “LBM” tidak bertentangan dengan norma agama, dstnya. Serta tidak bertentangan dengan landasan berfikir intelektual. Kata kunci landasan berfikir spiritual "halal-haram". Sebagai acuan 3 landasan berfikir tersebut di atas, baik kita simak petunjuk Allah dalam surat Al-Qasas 77 berikut ini: وَابْتَغِ فِيمَآ ءَاتٰىكَ اللَّهُ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ  ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا  ۖ وَأَحْسِنْ كَمَآ أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ  ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْأَرْضِ  ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." Begitu antara lain salah satu contoh proses menuju mati yang dialami sahabatku dalam paparan kisah di atas, sesuai sekali dengan ucapannya. Apakah ucapannya itu tercatat sebagai do'a. Wallahu 'alam bishawab. Mungkin pantas dicermati (QS. Al-Isra' ayat 53). وَقُلْ لِّعِبَا دِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ "(Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik)". Mudah2an kisah teman ini dapat menjadi bahan masukan buat kita yang masih menjalani hidup dan nunggu antrian dipanggil menghadap Ilahi. Semoga maut menjemput kita sesuai doa kebanyakan kita yang selalu dilantunkan sesudah shalat. "............... وَ رَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ ...............". ".............taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut........." والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 30 Rajab 1444 H. 21 February 2023. (1.106.23).

Sunday 19 February 2023

Simpul-simpul TALI Silaturahim

Tali pusat atau “funiculus umbilicalis” adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tali pusat inilah merupakan tali silaturahim pertama antara si janin dengan ibundanya. Begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Tali silaturahim kedua antara Ibu dengan bayinya bersambung, malah dengan dua hubungan yaitu puting susu ibu kiri dan kanan. Dengan penuh kasih sayang ibu menyusui bayinya, sementara si bayi ketika dianya sudah dapat memelekkan matanya, sambil menyusu menatap wajah ibu dengan penuh harap akan perlindungan. Tali silaturahim dalam wujud tampuk susu ibu ini sesuai ketentuan agama Islam berlangsung hingga 2 tahun. “………………..وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ أَوْلٰدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ  ۖ لِمَنْ أَ رَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ  " "Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna……………….”. (QS. Al-Baqarah ayat 233). Di dalam rumah, terjalin selanjutnya simpul tali silaturahim ketiga yaitu dengan ayah, dan siapa saja yang ada dalam keluarga tersebut. Bayi setelah menjadi anak, akan mulai bermasyarakat dengan lingkungan kediamannya, ketemu dengan anak2 sepermainan, selanjutnya diusia 4, 5 tahun sekarang ini anak2 mulai masuk PAUD, lanjut ke TK, SD. Sekolah terus bagi ORTU yang mampu anak disekolahkan sampai ke perguruan tinggi. Simpul2 silaturahim berlanjut sejak dari PAUD sampai perguruan tinggi, sampai pula dengan kolega teman sekerja. Begitu banyak teman sepermainan, teman sesekolah yang kini sering di istilahkan se alumni. Tali silaturahim ini, dengan ayah bunda dan keluarga sudah jelas tak boleh terputus apapun yang terjadi, karena pertalian darah. Ada pepatah “Tetak air tak akan putus”. Juga hendaknya simpul2 silaturahim seperti tersebut diatas diluar keluarga sedarah tidak boleh terputus. Walau dalam perjalanan hidup ada yang berstatus sosial lebih baik. Karena memang “retak tangan tidak sama”. Kadang teman sepermainan, teman seangkatan ketika sekolah menjadi orang penting, sementara ada juga yang bernasib kurang baik. Silaturahim tidak boleh diputus hanya sekedar berbeda jurusan, pada hal satu angkatan. Berbeda kelas pada keluaran dari sekolah yang sama, seyogyanyalah silaturahim harus terpelihara. Prinsip dasar silaturahim harus terjalin, walaupun tadinya pernah bermusuhan. Perlu diteladani bagaimana sikap Nabi Muhammad kepada Wahsyi orang yang pernah membunuh dengan sadis paman beliau di perang Uhud; Hamzah. (pernah kutulis di 4 artikelku terakhir berjudul “Dikabulkankah Do’a” nomor 905, 3 Maret 2022). Dengan menyimak perjalanan hidup kita dari sejak janin sampai hampir mendapat titel almarhum/almarhumah ini, kita pupuk terus simpul2 silaturahim, bagi orang2 yang pernah bersama dalam kehidupan kita, jangan sampai diputuskan hanya lantaran hal2 tertentu, perhatikan ancaman Allah dipetik di bawah ini bagi orang yang memutuskan tali silaturahim di surat Muhammad ayat 22 dan 23 dibawah ini: فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِى الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوٓا أَرْحَامَكُمْ "Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (ayat 22) أُولٰٓئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمٰىٓ أَبْصٰرَهُمْ "Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya." (ayat 23). TALI PALING KUAT, TALI SILATURAHIM. Tali dibuat untuk pengikat. Jangan disimpul agar lurus. Jika silaturahim terjalin kuat. Tak ada soal tak dpt diurus. PINTU PALING HEBAT, PINTU HATI. Orang Pati pergi melaut. Cari ikan menebar pukat. Kalau hati sudah bertaut. Meskipun jauh terasa dekat. Semoga Allah senantiasa mengeratkan simpul2 silaturahim di antara kita والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 29 Rajab 1444 H. 20 February 2023. (1.105.23).

Wednesday 15 February 2023

Muatan RUH Manusia

Ruh, bukan hanya dimiliki oleh manusia, tetapi juga tumbuh2-an dan juga hewan. Bedanya adalah: Tumbuh2-an dan Hewan fungsi Ruh hanya menghidupkan, menumbuhkan, mengembang biakkan. Bagi Hewan fungsi Ruh ditambah dengan Nafsu dan insting. Sedangkan untuk manusia muatan di dalam RUH terdiri dari: Akal, Qalbu dan nafsu. AKAL. Akal, dengannya manusia dapat beraktifitas, memilih apa yang harus dilakukan dari berbagai pilihan yang tersedia, untuk memilih yang terbaik. Akal bertumbuh kembang sesuai kedewasaan manusia diikuti pengalaman dan juga pendidikan. Fungsi akal: Sarana berpikir untuk menilai kebenaran, selanjutnya apa yang harus dilakukan, guna mencegah dari perbuatan yang merugikan. Dalam menentukan kebenaran, tuntunan Allah dalam Al-Qur’an : الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu” (QS. al-Baqarah: 147) Bagaimanapun dewasanya seseorang, berapa banyakpun pengalamannya, sepanjang apapun gelar kesarjanaannya, bila Akal hilang dari Ruh yang ada di jasmani ini, maka itu semua hilang tak ada artinya. Seorang teman penulis, semasa Akalnya belum hilang, demikian piawainya transfer knowledge sebagai instruktur, wujud dari banyak ilmu pengetahuannya. Tetapi suatu saat terkena sakit, Akal nya menghilang (bukan gila), yang bersangkutan sama sekali tak sanggup lagi beraktifitas, kecuali sekedar hanya berjalan dan makan/minum mempertahankan hidup. Sampai2 namanya sendiripun dia sudah tidak tau lagi jangankan menulis dan membaca. Ini buktinya Akal demikian penting fungsinya dalam tubuh. Kalau kita mau mentafakuri ini, seharusnyalah kita dmkn bersyukur atas nikmat Allah. (QS Ar-Rahman) diulang 31 kali: فَبِاَيِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" QALBU. Qalbu yang dapat membuat orang mengenal rindu cinta dan kasih sayang, rasa iba dan kasihan. Dapat dibayangkan bila manusia sudah kehilangan Qalbu ini, dia akan sama dengan hewan. Manusia akan menjadi musuh bagi manusia lain, manusia akan sadis, kejam, bringas bila tidak ada Qalbu di dalam rohnya. Menelaah adanya Qalbu buat manusia dan tidak diberikan Qalbu buat hewan dan tumbuhan ini, maka kitapun paham bahwa Ruh manusia yang memiliki Qalbu ini akan kekal, tidak seperti Ruhnya hewan. Sebab ruh manusia yang membuat manusia dapat berbuat baik, ruh dengan Qalbu didalamnya sekaligus berpotensi membuat manusia menjadi penjahat. Sebab manusia dibekali Allah dengan potensi menjadi taqwa dan fujur. فَاَلْهَمَهَا فُجُوْ رَهَا وَتَقْوٰٮهَا "maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya". (QS. Asy-Syams ayat 8). Berbuat kejahatan ada balasannya di akhirat kelak. Berbuat kebaikan dengan ikhlas karena Allah akan didapat ganjarannya di kampung akhirat. Ruh yg kekal inilah akan dibungkus jasmani yg dibangkitkan di hari pembalasan. NAFSU. Melalui nafsu lahirlah: a. Keinginan, muncul kemauan untuk memperoleh sesuatu yg lebih. Keinginan bersifat jangka pendek. Keinginan yg akan diraih mendatang mrpkn keinginan jangka panjang adlh cita2. b. Cita-cita, keinginan yg akan diperoleh dimasa mendatang. Untuk mencapainya melalui pentahapan. Semangat terpacu untuk mencapai cita2. c. Kehendak, kemauan yg kuat untuk mewujudkan keinginan, mewujudkan cita2. Lengkap dengan strategi dan teknik langkah2 agar keinginan dan cita2 itu terwujud. Dengan nafsu diarahkan akal, manusia dari generasi ke generasi peradabannya bertambah maju. Ketahuilah bahwa akal dan nafsu tak kan berfungsi bila siempunya akal dan nafsu sudah tidak lagi memiliki Ruh. Akal dan nafsu yang tidak dikendalikan oleh qalbu kadang melahirkan produk yang tidak bermanfaat untuk kemaslahatan orang banyak, malah hanya untuk kepuasan diri sendiri atau kelompok sendiri. Tetapi nafsu yang diarahkan akal dikendalikan qalbu taqwaha outputnya bukan saja untuk siempunya Ruh Akal Qalbu dan Nafsu itu sendiri tetapi untuk kemaslahatan ummat. Akal tanpa taqwa akan tak sempurna melihat kebenaran, bagaikan mata yang tak mendapat cahaya tak dapat melihat apapun. Setahun lagi kita akan memilih pemimpin. Semoga Allah (yg membolak balikkan hati) يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ Mantabkan dan tetapkan hati pemilik hak memilih dari bangsa ini dapat memilih pemimpin yang Nafsunya diarahkan Akal dikendalikan Qalbu yang taqwa. Dengan demikian dapat segera membawa bahtera bangsa menuju Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur. والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Bekasi, 24 Rajab 1444 H. 15 February 2023. (1.104.23).

Sunday 12 February 2023

GUNA-GUNA, PELET dan SIHIR

Masalah Guna-guna, Pelet dan Sihir tergolong soal ghaib. Tetapi ke-ghaib-annya condong dikendalikan syaitan dan jin jahat. Oleh karena itu penangkal Guna2, Sihir dan Pelet harus berlindung kepada yang Maha Ghaib yaitu Allah. Di era digital inipun Guna2, Pelet dan Sihir masih banyak juga dimanfaatkan orang. Konon Guna2, Sihir dan Pelet dapat pula untuk menggerakkan hati para pendukung dalam rivalitas pemilihan di alam demokrasi ini. Wallâhu a’lam. Dari sudut pandang agama, masalah Guna2, Pelet dan Sihir diakui akan keberadaannya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ “Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik” (HR. Abu Daud no. 3883, Ibnu Majah no. 3530 dan Ahmad 1: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Dan Allah SWT berfirman: وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ "dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)". (QS. Al-Falaq: ayat 4). Jenis Pelet dan Sihir: 1. Sihir Hakiki : Yaitu sihir yang ada kenyataannya, mempengaruhi badan, sehingga menjadikan sakit, atau membunuh (disebut dengan tenung, santet, teluh, dan semacamnya) atau memisahkan dua orang yang saling mencintai (ini disebut shar), atau mengumpulkan dua orang yang saling membenci (disebut"‘ath-f", aji pengasihan, pelet, dan semacamnya). 2. Sihir Takh-yili : Yaitu tukang sihir menggunakan kekuatan daya khayalnya, lalu ia menggambarkan khayalan-khayalan, atau tiruan-tiruan, atau bentuk-bentuk, lalu ia tampilkan kepada indra orang-orang yang melihat, sehingga orang-orang yang melihat seolah-olah melihatnya ada pada kenyataan, padahal itu tidak ada. 3. Sihir Majazi :Yaitu kejadian yang samar sebabnya karena dilakukan dengan kecepatan gerakan tangan, atau muslihat ilmiah, atau kedustaan, atau penemuan-penemuan yang diketahui oleh tukang sihir itu sebelum orang-orang lain. Inilah yang disebut dengan sebagian sulap, sebab sulap sendiri ada merupakan trik jika diketahui rahasianya, setiap orang dapat melakukannya. Pembaca, masyarakat logis realistis sekarang sudah semakin cerdas. Tentu sudah dapat menyaring masuk akal sehat atau tidak kemampuan seseorang yang katanya sanggup berbuat sesuatu yang bernuansa ghaib. Untuk percaya atau tidak. Meskipun masih juga kita liat tayangan TV orang tertipu dukun yang ngaku sanggup menggandakan uang. Dalam pada itu ketika menggunakan logika sehatpun tak usahlah kita menantang misalnya; Guna2 Pelet dan Sihir itu tak sanggup mengena ke diri kita, karena keberadaan Guna2,Pelet dan Sihir itu memang ada. Kata kuncinya jangan Taqabur, berlindunglah kepada Allah yang berkuasa Mutlak, dunia dan akhirat. Sebagai Ilustrasi: Ketika kami tinggal di suatu kota di Jatim 50 tahun lalu pernah terkena sihir. Kejadiannya pas adikku sudah sedang siap2 shalat dzuhur. Mukenah sudah hampir dikenakan. Tiba2 ada tukang jual beras keliling berteriak "beras2". Pas Pedaringan kami hampir kosong. Si adik mengurungkan shalat, minta tukang beras mampir. Adikku beli beras 15 liter. Langsung disukatkan si tukang beras ditempatkan di wadah Baskom. Usai transaksi si adik shalat dzuhur. Usai shalat, beras dipindahkan ke Pedaringan. Adikku kaget kenapa beras 15 liter sedikit sekali. Penasaran disukat kembali ternyata beras itu hanya lebih kurang 4 liter. Mendapat laporan si adik, kutanyakan kepada teman sekantor keesokan hari, mereka katakan itulah sihir yang namanya GENDAM. Ampuh juga tu Gendam, orang memiliki wudhu siap untuk shalat saja masih kena dimakannya. Mungkin ini peringatan juga buat si Adik, kalau sudah siap shalat jangan ditunda. Biarkanlah beras berlalu, kan masih bisa beli ke warung. Lain lagi ilustrasi berikut ini; dikira ulah Pe-melet, Di suatu desa (45 km an) dari kampungku, enam puluhan tahun lalu, beberapa wanita kehilangan CD di jemuran. Konon CD dapat dijadikan ramuan untuk Pelet dan Sihir. CD wanita yang sudah pernah dipakai itu, ditambah dengan ramuan tertentu dapat sebagai media memelet wanita. Lama juga penduduk menunggu berita dari seantero kampung adakah wanita yang terpelet, ternyata tak terjadi. Misteri CD itu terkuak ketika pemotongan Sapi di hari raya Idul Adha. Puluhan CD wanita ada dalam perut Sapi. Di kampung itu Sapi tidak diberi tali, Sapi bebas berkeliaran. Rupanya si Sapi dalam hidupnya suka melahap celana dalam wanita di jemuran penduduk, ketika ditinggal pergi, kerja kesawah, maklum penduduk rata2 petani. Selesai nyuci jemuran disedaikan di "Sesatang"; (bahasa setempat untuk jemuran), bisa berupa beberapa utas rotan atau kawat tak karat diikatkan diantara dua tonggak. Letak Sesatang di pekarangan rumah. Setelah menyedaikan jemuran, ditinggal ke ladang. Ee begitu pulang,…. CD pada hilang. Bahwa Guna-guna, Pelet, Sihir dan Gendam dalam kenyataannya memang ada, keberadaannya di dunia ini sudah demikian lama. Dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 102 bahwa sihir telah ada sejak masa kerajaan Nabi Sulaiman diajarkan oleh dua malaikat “ Harut dan Marut”. (Silahkan lihat ayat tersebut), ijinkan saya mengutip penggalan ayat yang panjang itu:  وَمَا هُمْ بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ “……….Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah………..”. Semoga Allah melindungi kita semua dari Guna-guna, Pelet dan Sihir dengan senantiasa taat kepada Allah. والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Bekasi, 22 Rajab 1444 H. 13 February 2023. (1.103.23).

AKHIRAT itu ada.

Semua agama mengajarkan kpd penganutnya ttg adanya alam akhirat. Sebelum hadir agama berkitab suci datang ke dunia ini, sejak adanya makhluk penduduk bumi berjuta abad yang silam, makhluk yang bernama manusia sudah yakin tentang alam ghaib. Manusia tlh percaya akan adanya alam dimana menjadi tempat akan berhimpun semua jiwa sesudah menjalani hidup di dunia fana ini. Hal itu dapat diketahui dari bukti-bukti bahwa nenek moyang kita dulu telah mempunyai ritual ibadah, sebagai wujud perhambaan kepada Sang Pencipta dan Penguasa alam ini, agar nanti setelah jiwa berpisah dengan raga (meninggal dunia), arwah diterima di tempat yang baik di alam akhirat sana. Logika saja tidak cukup, teknologi pun ndak akan mampu menguak kehidupan akhirat, karena kehidupan akhirat (menurut keyakinan orang beragama, apapun agamanya) adalah tentang alam ghaib, alam sesudah kita mati. Alam tak kasat mata, selama kita di dunia ini. Setelah nanti di hari akhirat barulah terbelalak mata orang2 yg tidak percaya seperti di infokan Al-Qur'an: وَا قْتَـرَبَ الْوَعْدُ الْحَـقُّ فَاِ ذَا هِيَ شَا خِصَةٌ اَبْصَا رُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ۗ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُـنَّا ظٰلِمِيْنَ "Dan (apabila) janji yang benar (hari Berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata), "Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim."" (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 97) Ditengah-tengah orang yang percaya dengan alam akhirat, tidak sedikit pula sejak berabad silam dan tak kurang Jumlahnya sampai sekarangpun orang yang ragu-ragu akan kebenaran adanya alam akhirat. Bahkan ada sekelompok manusia yang sama sekali tidak percaya akan alam akhirat. Sulit memang meyakinkan bagi yang tidak percaya itu, sebab memang belum pernah ada orang yang “berkunjung ke akhirat kemudian pulang lagi ke dunia”, layaknya pergi berwisata. Hanya atas dasar informasi dari kitab2 suci agama. Satu2nya manusia yg pernah diperlihatkan sekilas kehidupan akhirat adalah Rasulullah Muhammad ﷺ , ketika peristiwa Isra' mi'raj. Persoalannya kalau tdk percaya kitab suci, kalau tdk percaya Nabi2 dan Rasul2, mau bagaimana lagi. Soal orang tak percaya kehidupan akhirat itu bukan barang baru, bukan baru sekarang-sekarang ini, sudah luaama sekali, Cuma versi mengekspresikan ketidak percayaannya saja yang berbeda. Contoh: Dulu; lbh empat belas abad silam, tatkala Nabi Muhammad ﷺ mengemukakan tentang kehidupan akhirat dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an berhubungan dengan kehidupan akhirat akan dihuni. Manusia mau tidak mau, rela atau terpaksa, setiap jiwa manakala sudah berpisah jiwa dengan raga akan ke akhirat. Dimana raga nantinya akan tinggal sementara di dunia fana dalam tanah dan jiwa akan hidup kekal di alam BAKA sambil menunggu mahkamah Allah Ta’ala. Ketika itupun sudah banyak orang yang tak percaya akan alam akhirat. Tersebutlah 2 orang penting yang termasuk cendekiawan dan pemimpin dari kelompok masyarakat waktu itu, yaitu Ubay bin Ka’ab dan Al-Ash bin Wail. Kedua pemuka masyarakat itu selain tidak percaya bahwa orang-orang yang telah mati berabad-abad silam akan hidup kembali di kampung akhirat, juga akan memanfaatkan keterangan Rasulullah Muhammad ﷺ. tentang akhirat itu untuk membicarakannya di kalangan masyarakat guna menjatuhkan reputasi Nabi Muhammad ﷺ dengan logika dan “ilmu” mereka. Kedua orang itu pulang setelah bubaran dari mendengar da’wah Rasulullah Muhammad ﷺ , mereka pergi ke kuburan yang sudah lama di sekitar tempat tinggal mereka. Kuburan digali dan tulang belulang dari kuburan itu dibawanya kehadapan Rasulullah ﷺ. seraya itu tulang belulang yang sudah lapuk itu diinjak-injaknya hingga hancur menjadi debu. Lalu mereka berkata di hadapan Rasulullah ﷺ. “ENGKAULAH YANG MENGATAKAN BAHWA ALLAH AKAN MENGHIDUPKAN KEMBALI”? Untuk menjawab tantangan itu, malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah di surat Yasin 77-81. Untuk mempersingkat tulisan ini dipetikkan ayat 79 dan 81. قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْۤ اَنْشَاَ هَاۤ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمُ  "Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk," (QS. Ya-Sin Ayat 79) اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰۤى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗ بَلٰی وَهُوَ الْخَـلّٰقُ الْعَلِيْمُ "Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui." (QS. Ya-Sin 36: 81) Bagi kedua orang ini, jawaban itu cukup membuat mereka tak dapat membantah lagi. Kaum quraisy yg belum Islam ketika itu, mereka sdh bermodal dasar mengimani; bahwa dirinya, bumi dan langit serta apa yang dilihatnya, udara yang dihirupnya buah-buahan yang dimakannya, air yang diminumnya yang menciptakan dan menyediakannya adalah Allah. Ini sudah jadi modal utamanya hanya saja mereka tidak mengimani alam akhirat. Sepertinya mirip fenomena sebagian ummat manusia di zaman kini dg kaum Quraisy zaman lampau; ngaku percaya Tuhan, tapi tak percaya akhirat. Naaah; kalau ada orang ndak yakin dengan keberadaan alam akhirat, cacatlah keimanannya. Naudzubillahi min dzalik. Kita do’akan semoga Allah menurunkan hidayah kepada mereka. آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Bekasi, 21 Rajab 1444 H. 12 February 2023. (1.102.23).

Wednesday 8 February 2023

KELAPA SAWIT

Kelapa Sawit adalah makhluk Tuhan kelompok tumbuh2an juga memiliki Roh. Fungsi roh bagi tumbuh2an hanya untuk "menumbuhkan", oleh sebab itu maka disebut dengan "tumbuh2an". Roh tumbuh2an tidak punya nafsu, seperti halnya kelompok hewan dan manusia. Karena tumbuh2an tidak punya nafsu, untuk berkembang biak melalui buah. Bunga menjadi buah sebagian tumbuhan harus dibantu penyerbukan oleh serangga. Singkong dan sejenisnya berkembang biak dibantu manusia dengan stek. Satu lagi sifat tumbuh2an, mereka tidak dapat pindah sendiri dari satu tempat ketempat lain. Mereka pindah harus dengan bantuan manusia atau hewan. Contoh Kelapa sawit dengan nama latin (Elaeis guineensis) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat dan Afrika Tengah) karena pertama kali ditemukan di hutan belantara Negara tersebut. Kelapa sawit pertama masuk ke Indonesia pada tahun 1848, dibawa oleh orang Belanda; Dr. D. T. Pryce, dua benih dari Bourbon, Mauritius dan dua benih lainnya berasal dari Hortus Botanicus, Amsterdam, lalu ditanam di Kebun Raya Bogor. Eeeee ternyata tumbuh subur dan berbuah. Selanjutnya buahnya di tanam pertama si Sumatera kemudian berkembang sampai sekarang juga di Kalimantan, jadilah Indonesia penghasil utama produk Sawit di dunia. (Tulisan ini tidak ingin lebih jauh membahas sejarah “Sawit”……. Cukup panjang lebar…..). Bahasan dikembalikan kepada “Tumbuh2 juga memiliki Roh”. Ilmu tentang soal Roh tidak diketahui oleh manusia. Jangankan Roh nya tumbuh2an, Roh manusia itu sendiri manusia tidak tahu. Allah wartakan dalam Al-Qur’an surat Al-Isyra 85: وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًۭا “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". Di suatu daerah dengan radius kurang lebih dua kilometeran, sekitar 15 tahun yang lalu tumbuh subur tanaman kelapa (kelapa biasa, kelapa gading dll bukan sawit). Terakhir ini semua kelapa di daerah tersebut mati tidak tahu apa sebabnya. Melalui telaah iman, peristiwa matinya tanaman Kelapa tersebut dapat dipahami bahwa ROH dari Kelapa di daerah ditulis di atas dicabut oleh Allah. Sesuai informasi Al-Qur’an bahwa kasus matinya suatu jenis tanaman keras disuatu lahan dahulupun pernah terjadi sehingga diabadikan dalam Al-Qur’an: لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ  ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ  ۖ كُلُوا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُۥ  ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ "Sungguh, bagi kaum Saba' ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun."" (QS. Saba' 34: Ayat 15) فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَىْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ "Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon “Asl” dan sedikit pohon “Sidr." (QS. Saba' 34: Ayat 16) أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَسَلَكَهُۥ يَنٰبِيعَ فِى الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِۦ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا أَلْوٰنُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ حُطٰمًا  ۚ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِأُولِى الْأَلْبٰبِ "Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 21). Masalahnya, terjadi kemusnahan kebun2 tersebut mengacu ayat di atas lantaran penduduk negeri Saba pemilik kebun “berpaling” dalam pengertian tidak taat kepada Allah, serta tidak bersyukur. Juga diingatkan Allah kepada pemilik kebun jangan bersikap “takabur” seperti ayat dibawah ini: وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ قَالَ مَآ أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هٰذِهِۦٓ أَبَدًا "Dan dia memasuki kebunnya dengan sikap merugikan dirinya sendiri (karena angkuh dan kafir); dia berkata, "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya," (QS. Al-Kahf 18: Ayat 35) Sebab bukan mustahil kebun sawit di satu daerah, sekarang tumbuh subur dapat saja tiba2 mati kering menguning, apabila penduduknya “berpaling”, (tidak taat kepada Allah), “tidak bersyukur” dan “takabur”. Untuk menjaga keberkahan hendaklah direnungkan peringatan Allah Surat Al-A'raf (7) Ayat 96: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Semoga Allah menjadikan penduduk negeri ini semakin meningkat keimanan dan ketaqwaannya, tidak “berpaling”, selalu “bersyukur” dan jauh dari “takabur”. والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 18 Rajab 1444H – 9 February 2023. (1,101.02.23)

Monday 6 February 2023

CIUM-TANGAN

Serial sinetron mengisahkan tentang suatu RW yang warga perempuannya banyak yang menjadi pahlawan devisa jadi TKW di luar negeri. Ketua RW nya bila bersalaman, tangannya selalu dalam posisi tertelungkup, siap untuk dicium oleh yang menyalaminya. Budaya mencium tangan saat bersalaman merupakan salah satu bentuk tradisi masyarakat Indonesia diterjemahkan sebagai penghormatan. Mencium tangan biasanya dilakukan oleh anak kepada orang tuanya, istri kepada suaminya, murid kepada gurunya, santri kepada kiyainya, dan anak muda kepada orang yang lebih tua. Kutonton TV waktu suasana Idul Fitri di Mekkah, mereka ketika bersalaman dengan orang yang lebih tua tidak mencium tangan, ada kulihat beberapa orang mencium bahu (kayaknya yang dicium bahunya itu pejabat). Rupanya raja KSA mengumumkan: "Saya mengumumkan dari tempat di mana saya berdiri, penolakan penuh atas masalah itu (cium tangan). Saya meminta semua orang melakukannya secara semestinya - menahan diri untuk mencium tangan kecuali terhadap orangtua, sebagai bentuk penghormatan pada mereka," kata Raja Abdullah, seperti dimuat Al Arabiya, Selasa (20/8/2013). Sebagian orang tidak bersedia, atau bahkan menyalahkan tradisi ini, dengan asumsi bahwa mencium tangan merupakan salah satu bentuk kepatuhan dan ketundukan mutlak kepada orang yang dicium, sementara kepatuhan dan ketundukan mutlak seharusnya hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Lalu, bagaimanakah pendapat para ulama tentang hukum mencium tangan saat bersalaman? Para ulama berbeda pendapat tentang hukum permasalahan ini, ada yang membolehkan dan ada juga yang tidak membolehkan dengan argumentasi masing2. (Argumentasi2 tsb., tidak saya muat di artikel ini……..karena panjang lebar). Pertama; ulama mazhab Hanafi dan mazhab Hambali menegaskan, hukum mencium tangan saat bersalaman adalah mubah. Kedua; Ulama mazhab Syafi’i menganggapnya sunnah. Ketiga; Sedangkan ulama mazhab Maliki menghukuminya makruh, jika tujuannya untuk kesombongan. Namun, jika tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan didasari agama, ilmu, atau kemuliaan pemilik tangan, maka hukumnya mubah. Namun para Imam ada yang memberikan syarat-syarat agar mencium tangan tetap dalam koridor yang dibolehkan, syeikh Al-AlBani berpendapat, beberapa syarat dalam mencium tangan kepada seorang alim: 1. Tidak dijadikan kebiasaan, yakni tidak menjadikan si alim tersebut terbiasa menjulurkan tangannya kepada para murid dan tidaklah murid untuk mencari berkahnya, ini karena Nabi jarang tangannya dicium oleh para sahabat, maka ini tidak bisa dijadikan sebuah perbuatan yang dilakukan terus menerus sebagaimana yang kita ketahui dalam Qawaidul Fiqhiyah. 2. Tidak menjadikan seorang alim sombong, dan melihat dirinya hebat. 3. Tidak menjadikan sunnah yang lain ditinggalkan, seperti hanya bersalaman, karena hanya bersalaman tanpa cium tangan merupakan perintah Rasul. Salah satu hadits tentang bersalaman dikutip dibawah ini; fadilah berjabat tangan sebagaimana disampaikan Nabi SAW dalam haditsnya: عَنْ سَلْمَانِ الْفَارِسِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:"إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا لَقِيَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فَأَخَذَ بِيَدِهِ تَحَاتَّتْ عَنْهُمَا ذُنُوبُهُمَا، كَمَا تَتَحَاتُ الْوَرَقُ مِنَ الشَّجَرَةِ الْيَابِسَةِ فِي يَوْمِ رِيحٍ عَاصِفٍ، وَإِلا غُفِرَ لَهُمَا، وَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُهُمَا مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ" - رواه الطبراني Dari Salman Al-Farisy RA,Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya sesama muslim kemudian keduanya berjabat tangan, maka akan gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun kering di hari angin bertiup kencang. Ataupun jika tidak, maka dosa-dosa keduanya akan diampuni walaupun seumpama sebanyak buih di lautan." (HR. Turmudzi, Abu Daud dan Ibnu Majah). Naaah;……. terakhir ini Pandemi Covid sudah hampir hilang, mari kita giatkan lagi menyebarkan salam dan bersalaman, semoga dengan demikian dosa2 berguguran. والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 16 Rajab 1444H – 7 February 2023. (1,100.02.23)

Sunday 5 February 2023

IBADAH tidak seperti MATEMATIKA

“Ini acara arisan bukan pengajian”, begitu komentar salah seorang ibu dalam suatu komunitas arisan suatu perhimpunan. Komentar itu, lantaran beberapa ibu tampil dengan dandanan tidak berpakaian muslim, pada hal ibu yang menanyakan kepada si ibu duduk berdekatan dengannya, kapan ketika disuatu pertemuan majelis taklim melihat para ibu2 dimaksud sudah menggunakan Jilbab. Dia tau betul kawan akrabnya itu seorang muslimah (di dalam hatinya kok sekarang buka jilbab lagi). Karena semuanya kawan akrab maka beranilah berbisik ke salah satu dari ibu2 itu untuk cari tau. Ternyata dikomentari seperti di awal kalimat. PENDAPAT MATEMATIKA. Nah dalam case ini, ada pula yang berpendapat bahwa kebaikan untuk seseorang “mendapatkan keridhaan Allah” tidaklah hanya dari pakaian saja, tapi dari beberapa faktor. Yang berpendapat begini mengibaratkan misalnya total nilai yang akan dikumpulkan untuk mendapatkan “keridhaan Allah” itu = “100”. Boleh jadi skor 100 itu berasal dari: “99 + 1”, atau “80 + 20”, atau “10 + 90” dan seterusnya. Katakanlah soal berpakaian bernilai sangat minim, ekstrimnya sampai minus, namun bila kebaikan2 lainnya dimaksimalkan, maka orang yang berpaham “Matematika” ini menyimpulkan; toh juga berhasil mendapat nilai 100 atau bahkan lebih. Banyak ditemukan hadits2 yang memberikan perumpamaan suatu ibadah dengan ganjaran berlipat, atau setara dengan………..: Terbatasnya ruangan, dipetik salah satu hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini: صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173.) Bila menganut paham “Matematika”, seseorang yang sering ber-umrah saban tahun, telah banyak mengkalkulasi jumlah shalat, maka umpamanya setelah pulang berumrah-berhaji yang bersangkutan tidak istiqamah shalat setiap waktu, berdasarkan pendapat ini akan tercover oleh keutamaan shalat yang telah dia miliki. Sesungguhnya tidaklah demikian, soal kalkulasi ibadah tidak tunduk dengan kaidah “Matematika”. Jika sepulang haji, sepulang umrah yang bersangkutan malah berhenti atau jarang shalat, karena menghitung sudah banyak saldo shalat, tetap saja berdosa karena dosa meninggalkan shalat: حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthâ (shalat Ashar). Dan berdirilah untuk Allâh (dalam shalatmu) dengan khusyu”. [Al-Baqarah/2: 238] Shalat harus tetap dipelihara (dilaksanakan), dalam perjalanan, dalam keadaan apapun, dalam peperangan sekalipun, termasuk dalam keadaan sakit. Contoh lain: biar orang telah rajin melaksanakan shalat syuruq (dimana ada hadits) yang menyatakan ganjaran pahalanya sama dengan “haji + umrah”, tidak berarti kewajiban hajinya menjadi gugur, bila yang bersangkutan mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk berhaji, maka haji harus dilaksanakan. Berikut adalah salah satu hadits yang mendasari amaliyah dikerjakannnya shalat sunnah syuruq. عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda, “Barang siapa yang shalat pagi hari (subuh) secara berjamaah, kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah ta’ala hingga terbitnya matahari, kemudian ia shalat dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala mengerjakan haji dan umrah. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Turmudzi) Hadits ini dikatakan oleh Imam Turmudzi sebagai “Hasan Gharib”, yaitu bahwa menurut Imam Turmudzi, sanad hadits ini “hasan” artinya tidak mencapai derajat shahih. (Pembahasan derajat hadist tidak dimuat ditulisan ini). Kembali ke perihal “Jilbab” adalah suatu amaliyah yang secara tegas di atur dalam surat An-Nur di satu ayat, yaitu ayat 31 demikian panjang: وَقُل لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا  ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوبِهِنَّ  ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمٰنُهُنَّ أَوِ التّٰبِعِينَ غَيْرِ أُولِى الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ  ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ  ۚ وَتُوبُوٓا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.". Sedang aurat perempuan kita merujuk kepada: يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ قُل لِّأَزْوٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلٰبِيبِهِنَّ  ۚ ذٰلِكَ أَدْنٰىٓ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ  ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 59). Atas dasar dalil dan bahasan diatas, dapat diketahui bahwa menutup aurat adalah suatu kewajiban. Setiap kewajiban harus dilaksanakan. Sepertinya tak akan tertutupi secara “matematika” dengan kebaikan2 lain yang dilakukan. Kebaikan lain insya Allah akan tetap diperhitungkan oleh Allah disurat Az-Zalzalah:  فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8) Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” Namun pelanggaran menutup aurat ini juga tetap diperhitungkan. Buat setiap muslim dan muslimat diseru Allah agar melaksanakan ajaran Islam secara keseluruhan. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara keseluruhan. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat 208). Semoga kiranya kita terus menerus dapat meningkatkan iman dan taqwa sehingga dapat melaksanakan seluruh amalan agama Islam secara كَافَّةً, (keseluruhan). والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 15 Rajab 1444H – 6 February 2023. (1,099.02.23)