Friday 23 February 2018

Membentengi Genarasi Penerus dari dampak negatif kemajuan teknelogi informasi.

Enam solusi yg kupapar tawarkan untuk membentengi sbgmn judul di atas.
Sempitnya ruang FB dan W.A. enam solusi tsb. ku publish bertahap.
Bahwa dmkn pesatnya teknologi informasi, bila dahulu penggemar tontonan dewasa seronok harus cari medianya ngumpet-ngumpet, bisik-bisik dg pedagang CD; sekarang dpt dilihat ditelapak tangan. Fenomena ini buat anak-anak sangat berbahaya bagi remajapun masih berbahaya. Persoalannya bgmn ORTU harus menyikapinya. Barangkali solusi untuk MEMBENTENGI generasi penerus dari dampak negatif kemajuan teknologi informasi tersebut adalah:
1. Perencanaan
2. Penyeleksian informasi
3. Pengarahan
4. Pendampingan
5. Pembagian waktu
6. Pemberian alternatif
PERENCANAAN
Kehidupan ini tak dpt melepaskan diri dari perencanaan. Akan pergi ke pasar, akan berangkat ke kantor, ke masjid, harus pergi kemana saja harus beraktivitas apa saja, harus disusun rencana. Setidaknya untuk mendukung rencana itu ditetapkan a.l. kendaraannya apa, perlengkapannya apa yg deperlukan dan menentukan pilihan jalan yg akan dilalui.
Orang akan menikah juga berencana, jarang yg ujuk-ujuk lalu nikah. Bgt juga setelah menikah akan punya generasi penerus itupun direncanakan, walau kadang yg terjadi diluar rencana karena kita berencana Allah jua yg menentukan.
Anak sbg generasi peneruspun lahir, kembali si Ortu sedini mungkin menyusun rencana diproyeksikan jadi apa tu anak nantinya kelak.
Jangan salahkan Allah, jika anak stlh tumbuh dewasa tdk menyenangkan, karena tlh diingatkan Allah bahwa anak memang berpotensi menjadi musuh,
, ْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْ ۚ
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; ..........
(QS. At-Taghabun 64: Ayat 14)
Anak berpotensi melalaikan Ortu dari mengingat Allah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَاۤ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 9)
Anak juga berpotensi sbg COBAAN
وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan......"
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 28)
Untuk kehidupan di dunia ini agar generasi penerus tidak hidup dlm kesulitan, direncakan pendidikan yg baik, kondisi phisik dan mental yg prima, kerena mereka akan hidup di era yg lbh kompetitif dari pada kita. Oleh karena itu Allah mengingatkan:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 9)
Itu perencanaan untuk hari esok di dunia. Tapi yg namanya hari esok bukan hanya hari esok dlm arti hari sesudah hari ini saja. Tetapi hari ssdh hidup didunia ini yaitu di hari akhirat. Sehingga perencanaan yg diajarkan Allah untuk kita dunia dan akhirat tsb
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)
Bgtlah salah satu solusi membentengi generasi penerus dari dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi y.i. PERENCANAAN, dg menyiapkan mereka dengan ilmu, iman dan taqwa agar dengan sendirinya mereka dpt menyaring informasi
Yg tepat untuk keperluan mereka sesuai pertumbuhan kejiwaan sejak usia dini, anak-anak, remaja dan dewasa. Pada jenjang pertumbuhan kejiwaan itu Ortu membentengi generasi penerusnya dg melakukan pemantauan, pengawasan dan pengarahan informasi apa yg boleh dilihat dan yg tdk boleh dilihat mereka, agar tercapainya Perencanaan mau diproyeksikan jadi apa putra-putri mereka kelak.
Hal tersebut akan dirinci disolusi berikut "PENYELEKSIAN INFORMASI". insya Allah dilanjutkan yang akan datang.
Smg kita dpt menjelmakan rencana kita buat generasi penerus kita, terbenteng dari pengaruh negatif kemajuan teknologi informasi. Amin. Barakallahu fikum, waslm M. Syarif Arbi.

DENGKI (5/5) sambungan dari tulisan Dengki 1/5 sampai Dengki 4/5)

Dengki Hubungan kekeluargaan.
Masyarakat kita di Indonesia, adalah model masyarakat yang masih kental hubungan kekeluargaan. Keluarga dekat adalah anak-anak paman dan tante bahkan sampai garis keturunan keempat kelima, masih dianggap keluarga. Banyak segi positipnya memang, tetapi tak kurang pula sisi negatifnya. Misalkan salah seorang atau sekelompok dari yang masih dianggap keluarga itu kebetulan berada di posisi atas dalam strata sosial, katakanlah jadi pejabat terpandang dan banyak harta. Sanak famili kadang diantaranya ada yang malah menjauh karena menganggap si sukses tadi sombong, tidak perdulian dengan sanak famili. Si sukses disebabkan banyak teman dan handai serta relasi sudah tidak sempat memberi perhatian untuk sanak famili sendiri.
Kalau bukan ada hubungan kekeluargaan dengan mereka, orang lain sukses malah mereka tidak ambil perduli, kalau keluarga sendiri yang sukses justru hasad/irinya setengah mati. Penyakit dengki/hasad yang melekat di hati keluarga yang kurang sukses, kadang sampai mendo’akan “yang kurang baik” kepada si sukses.
Bila kebetulan suatu saat si sukses benar-benar jatuh, maka sanak famili yang merasa dianggap sepi sewaktu si sukses berjaya, sangat bersyukur. Ini bentuk penyakit hasad/dengki yg seyogyanya dijauhi.
Penyakit sombong ini bab lain lagi dilingkaran penyakit hati. Yg menarik orang yg sombong juga ndak suka dg orang yg sombong, terbukti ndak ada persatuan sesama orang sombong.
Ketahuilah sifat ini tdk disukai Allah;
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 36)
Di usia ku yg sdh cukup lama ini, banyak menyaksikan kenyataan orang diawal sampai pertengahan hidup melejit sukses karier dan ekonomi. Ada diantara orang sukses tsb. sblm sukses begitu ramah dan kekeluargaan, bgt sukses berubah jadi sombong. Bgt jatuh, orang dmkn akan lebih merana ketimbang orang yg hidupnya datar-datar saja, sebab banyak diantara keluarga tdk respek thdp mantan orang sukses itu karena selalu teringat akan kesombongannya dikala berjaya.
Yg menyedihkan, ada juga diantara orang sukses sebetulnya tdk sombong, tapi dinilai sombong oleh sbgn keluarga, inipun wujud dari dengki/hasad itu. Mereka yg menstempel "sombong" hanya lantaran iri/dengki/hasad thdp kesuksesan itu.
Dlm kasus ada kluarga kaya, sukses lantas sombong, kemudian "jatuh", sikap yg bijak adalah menerima dg baik kembali dia di keluarga. Hendaklah bersemboyan begini:
Kalau orang tengah sukses banyak relasi dan kawan. Bila sdh tdk berjaya lagi, dikala relasi dan kawannya telah menjauh, bgmnpun sanak kerabat yg bertalian darah tak akan dpt diputuskan. Kata pepatah Melayu "Tetak air tak kan putus". (Maksud pepatah= air tdk dpt dipotong, sama dg pertautan hubungan keluarga)Demikian akhir tulisan mengenai Dengki/hasad yg tersusun enam kali tayang. Smg kita dpt menekan penyakit hati yg satu ini (Dengki/hasad/iri). Agar dpt tenang menjalani hidup di dunia dan di akhirat nanti duterima Allah ditempatkan di tempat se baik-baiknya di sisi-Nya.Amien.
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnha dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Waslm M.Syarif Arbi.

DENGKI (4/5), sambungan dari (DENGKI 1/5, 2/5, 3/5, dan 3/5a.).

DENGKI Orang yang masih sekeluarga
Tetua kami di tanah melayu Kalimantan Barat punya pepatah:
“Kelapa setandan tak sama jatuhnya”.
“Ada yang hanya sampai beluluk”
“Ada yang jadi santan di belanga”
“Ada yang cengkir airnya diteguk”
Kelapa menjadi buah, melalui proses mayang terbungkus mancung kelapa (bungkus bunga kelapa), kemudian mayang terurai terjadi penyerbukan oleh serangga dan angin, jadilah beluluk (pentil calon buah kelapa). Tidak semua mayang menjadi beluluk, tidak semua beluluk menjadi buah kelapa, lebih dulu dimakan tupai. Setelah jadi buah kelapa, tak jarang baru saja ada air di dalamnya belum ada daging kelapa, masih cengkir, sudah dilobangi tupai, atau ada pula orang ngidam ingin minum air kelapa cengkir, diambilkan beberapa buah kelapa cengkir dari tandannya. Setelah buah agak berdaging, ada pula orang yang suka kelapa muda yang baru berdaging sedikit, ada juga yang ingin kalau dagingnya sudah agak tebal (dogan kelewat) tapi belum keras. Ada pula kelapa sudah tua baru dipetik untuk diambil santannya dimasak dalam belanga atau dijadikan kelapa kopra. Ada juga yang sampai tua jatuh sendiri, kemudian menjadi bibit. Begitu falsafah setandan buah kelapa.
Tapi tak banyak orang yang menyadari bertamsil kepada alam ciptaan Allah. Kakak adik sekeluarga saling hasad dan iri hati, tidak senang kalau saudaranya sukses, malah berupaya untuk menjatuhkannya dengan tingkatan-tingkatan stadium saya kemukakan di atas (Dengki 1/5). Belum lagi berhasad dengki mengenai pembagian waris. Satunya menganggap pihak
dia yang lebih berhak atas warisan yang itu, sedang dia (saudaranya) dulu masih orang tua hidup sudah dapat lebih banyak, disekolahkan sampai keluar negeri, “tidak seharusnya ia dapat juga, karena sudah banyak menghabiskan uang almarhum Papah”. Kata saudara yang ingin pembagian lebih banyak. Banyaklah problem yang membuat kadang adik beradik menjadi tidak akur. Pangkalnya adalah penyakit hasad.
Dengkipun dpt disulut oleh merasa beda kasing sayang Ortu. Dikisahkan Al-Qur'an ttg Nabi Yusuf. Dizalimi saudara-saudaranya lantaran iri/dengki.
اِذْ قَالُوْا لَيُوْسُفُ وَاَخُوْهُ اَحَبُّ اِلٰٓى اَبِيْنَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ ۗ اِنَّ اَبَانَا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنِ
"Ketika mereka berkata, Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata,"
(QS. Yusuf 12: Ayat 8)
Tapi kalaulah tdk karena hasad/dengki saudara-saudaranya itu, Yusuf blm tentu dia dibuang kesumur. Kalau tdk dibuang kesumur tak mungkin diambil kafilah yg ambil air kmdn dijual sbg budak ke Mesir. Kalau tdk jadi budak di Mesir mana mungkin dibeli pembesar Mesir. Seterus ktm Zulaihah, dpt ujian selingkuh, masuk penjara. Di penjara diketahui ilmu yg dilebihkan Allah kpd Yusuf, selanjutnya jadi pembesar negeri Mesir.
Kedengkian kakak beradik dpt juga terjadi lantaran peran pihak ketiga. bila sdh menikah umpamanya; ada campur tangan suami atau isteri dari mereka yang bersaudara yang menghimbau/ngompori dari belakang, per-hasad-an semakin seru. Banyak kita dengar kakak adik sampai kemeja hijau lantaran soal warisan, itu masih jauh lebih baik, ada yang saling bermusuhan sampai tua. Naudzubillahi min dzalik.
Dmkn sekedar contoh perumpamaan, smg pembaca dan kita semua tdk termasuk kedalam contoh. Selalu ingat bahwa dunia hanyalah:
ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." (Akhir ayat 20 surat Al-Hadid)
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Untuk itu mhn dimaklumi

DENGKI 3/5a. Sambungan DENGKI (1/5, 2/5 dan 3/5)

Dengki sesama Peniaga.
Pedagang sesama pedagang, biasanya pedagang barang sejenis. Misalnya tukang cendol dg tukang cendol, sesama tukang Ba'so, tukang gorengan, ketoprak.
Persaingan antar sesama pedagang dpt saja terjadi dimana saja.
Tahun 2000 saya pernah berkunjung ke Saudi melaksanakan umrah bersama dua anak saya, isteri serta Ibunda dan Adik. Rombongan kami termasuk keluarga saya hanya 17 orang. Program ziarah rombongan kami sangat efektif dan santai karena bis besar disediakan untuk kami sungguh leluasa. Di Madinah program tour umrah kami adalah mampir di pasar korma tak jauh dari masjid nabawi (ketika itu). Singkat cerita bis besar yang kami tumpangi itu parkir dilahan parkir diarahkan oleh Mutawwif (pemandu wisata) di depan sebuah toko. Katakanlah misalnya persis di depan toko Blok A4.
Namanya rombongan, mereka berkeliaran melihat-lihat korma di beberapa toko dan akhirnya banyak diantaranya yang belanja korma di toko blok A6, A5 dan bahkan ada di A3. Rupanya pemilik toko A4 tidak terima, parkir di depan tokonya belanja di toko lain. Si pemilik dan kerani toko A4 tak segan-segan menyamperi pemilik toko A5, A6 dan A3 marah-marah. Saya baru menyaksikan mereka ribut bertengkar masing-masing seperti kontes urat leher, dada dengan dada sampai bertemu, anehnya kedua tangan mereka di taruh di belakang pinggang. Jadi tidak terjadi saling pukul. Kami tidak paham apa yang mereka pertengkarkan itu, apalagi bertengkar dalam bahasa arab, ngomong perlahan saja sedikit sekali perbendaharaan bahasa arab kami. Yang terpikir buat kami cepat-cepat kembali ke bis dan cabut dari daerah itu, takut juga kalau terjadi apa-apa di negeri orang. Tahulah kami pokok soal mereka beradu dada dan urat leher itu stlh di jelaskan mutawif. Toko yg keparkiran bis kami tak terima toko-toko lain melayani pembeli, mnrtnya calon pembelinya direbut. Mestinya para calon pembeli belanja di toko miliknya, buktinya parkir di lahan depan tokonya.
Bgt suatu potret persaingan pe bisnis terjepret ndak sengaja oleh rombongan kami di negeri "korma". Seharusnya mrk memahami, bahwa takaran rizki dari sononya oleh sang pemberi rezeki sudah di atur ndak kan ketukar. Dpt kita simak banyak sekali peringatan Allah bahwa hak Allah lah menaburkan rezeki kpd seluruh mahluknya baik kita lihat satu diantaranya:
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌ
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26)
Kisah di atas memberi kesan:
1. Hasad/dengki juga ada di hati pddk di suatu negeri yg nota bine relatif bnyk yg faham Alqur'an karena bhs mrk.
2. Hukum dmkn ditaati setidaknya takuti (kalau mukul orang penjara kabarnya kan di dpt). Beda dg negeri kita gampang sekali adu jotos, kadang jiwa melayang hanya karena sedikit salah faham. Pedagang korma tadi milih naroh tangannya masing-masing ke blkng pinggang drpd terlanjur mukul. Semboyan mrk mungkin "biar pecah dimulut drpd lengan bicara, msk penjara".
Smg kita semakin yakin bahwa rezeki dari Allah dan tlh terjatah. Ikhtiar wajib ttp jangan menganbil hak orang lain.
Dmkn, smg ada faedahnya. Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

DENGKI (3/5), sambungan DENGKI (1/5 dan 2/5).

DENGKI Orang satu profesi.
Hasad/dengki sangat mudah hinggap pada kelompok orang seprofesi, sebab dengan profesi yang sama sering terjadi ada yang populer ada yang biasa-biasa saja dan bahkan hampir tidak dikenal. Ambil contoh profesi sebagai seorang ustad. Ada ustad yang bila berceramah, para pendengarnya terkagum kagum, berjam lamanya dia berceramah orang tak ada yang bosan. Kemana mana sering diundang ceramah sampai mendapat julukan penceramah kondang. Sementara itu ada ustad juga yang seilmu dan mungkin lebih tinggi ilmunya, tapi memang bakat masing-masing, rupanya cara penyajian beda dan tidak sepopuler si ustad kondang. Tak jarang si ustad ini pun dihinggapi penyakit hasad, tandanya lantas misalnya menyindir “ceramah bukan untuk mendapatkan tepuk tangan seperti sebagian ustad yang memasukkan humor dalam ceramahnya” ujar si ustad dalam suatu ceramahnya. Lanjutnya lagi “Kalau saya tidak, saya sampaikan sesuai apa adanya”. Demikian contoh gaya ustad yang juga terkena penyakit dengki/hasad. Jangan dikira penyakit ini hanya diderita oleh orang awam, tak jarang hinggap kepada ustad dan juga imam shalat. Bukan tidak mungkin seorang imam shalat ketika mengimami waktu membaca bacaan shalat dalam hati terbetik perasaan halus “begini membaca yang benar ndak seperti si anu yang sekarang jadi ma’mum kalau dia jadi imam” ini juga karena dengki/hasad, sebab si anu rival sesama imam tadi sering ditunjuk jadi imam. “Biar dia mendengar contoh bacaan yang pas”, sambung bathin si imam yg terhinggap penyakit hasad/dengki.
Eee,,........menyangkut soal penyakit bathin ini dihawatirkan bukan hanya kena ke orang awam. Bahkan dpt, mungkin di idap oleh orang yg strata imannya super top sekalipun. Sekaliber Abu Bakar saja masih diajarkan Nabi Muhammad s.a.w. do'a "Allahumma inni a 'uzubika an usyrika syain wa ana 'alamu wa astaghfiruka lima la ya'lamu (maaf jika melatinkannya tak pas benar) artinya "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu sedang aku mengetahui dan aku mohon ampun terhadap apa yg tdk aku ketahui" (Dr. Salman bin Fath, 20 Pintu Riya, hal 49 penerbit CV Arafah Group Solo, refer: Imam Bukhari "Al Adab Al-Mufrad" (716) dan At-Tarmidzi dlm "Nawadir Al-Usul" (IV/224 ........ ).
Jadi kalau bgt konon lagi kita zaman kini. Sahabat Nabi paling utama, halifah ssdh Nabi yg pertama itu saja, diajari do'a dmkn oleh nabi. Agar terhindar dari penyakit mensekutukan Allah. Mensekutukan Allah dlm arti luas termasuk tdk mengindahkan larangan-Nya agar jangan dengki/hasad atas anugerah Allah kpd orang lain.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 32)
Maka potensi untuk mempunyai perangai dengki/hasad pun ada harapan hinggap ke pada siapa saja.
Sebagai ikhtiar barang kali bagus juga kita amalkan do'a yg diajarkan nabi kpd sahabat beliau Abu Bakar tsb di atas dan juga do'a yg diajarkan Nabi Hadist Riawat Muslim dari Ibnu Arqam r.a. (Mukhtaarul Ahadist hal 1070-1071) antara lain redaksinya "Allahumma 'Ilmin yan fa', waqalbin la yahsy'a, wamin nafsin la tas ba'u, wamin do'au layastazabulaha" (ya Allah lindungi aku: dari ilmu yg tak manfaat, dari hati yg tdk khusu' dan dari nafsu yg tak kunjung puas dan dari do'a yg tdk di ijabah).
Smglah dg kita mengetahui penyakit jiwa berupa dengki/hasad ini jadi berihtiar mengendalikan diri dg berdo'a dan bertekad sungguh-sungguh, sebab syaithan mengincar kita dari berbagai sudut. Namun yakinlah Allah memberikan perlindungan-Nya.
Perhatikan tekad Syaithan surat Sad 82-83 berikut ini:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,"
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.
Dmkn. insya Allah kan disambung Dengki (3/5a). Barakallahu fikum. Wsslm M. Syarif Arbi

Tuesday 13 February 2018

Alah BISE kerne BIASE

Anakku ktka sdg mkn bersama di mj mkn, sambil cerita. Seniornya dokter, kini kerja di suatu rumkit besar. Dianya diam-diam mlkkan survey kecil-kecilan ttg org sdg sakratal maut. "Oh seru itu sela ku". 1000 org sdh disurveynya dlm kurun waktu 7 tahun. Org yg sakratal maut itu ditalkinkan dg kalimat tauhid kl dianya muslim. Sbb ada hadist "man kana akhirul qalam Lailahailallah dhaharul zannah" (brg siapa akhir kalimat yg diucapkannya Laillahailallah berhak akan surga). Ternyata mnrt teman sejawatnya tadi, hanya 70 org dr 1000 0rg yg lidahnya sanggup bergoyang menirukan kluarga atau pendampingnya membisikkan di telinganya kalimat tauhid tsb.
Dokter tsb tertarik untuk mencari tau bgm pola hdp yg 70 org itu dn juga mencari pembanding pola hdp 70org yg lidahnya tak snggup bergoyang, bibirnya mampu bergerak menyebut kalimat tauhid. Rupanya org yg sanngup menyebut kalimat tauhid ktk maut dtg menjemput, smsa hdp ahli ibadah. Sdgkan yg tak bisa lidahnya maupun bibirnya berkumit mnyebut Lailahailallah, slm hdpnya bukan akhli ibadah.
Langsung kutimpali informasi anakku itu. "Manusia dlm keaadaan kritis, kaget, dianya scara reflek mengucapkkan apa yg biasa dia ucapkan". Contohnya mamahmu kl sdg ngupas bawang tiba-tiba ndak sngaja pisau kena jari. Jika dia se hari hari biasa ngucapkan astaghfirullah, masya Allah atau Lailahailallah, maka itulah yg akn terucap. Tpi kl org biasa nyebut jangkrik, ya ampiuun atau sumpah serapah mk ucapan-ucapan itulah yg kluar dari mulutnya. Makanya biasakan berzikir, agar ktk sakratul maut ucapan zikir itu yg kluar dari mulut. Sebab tak seorangpun yg hidup tak didatangi maut. Ada pepetah Nenekmu "ALAH BISE KERNE BIASE" di bhs Indonesia kan "KALAH BISA OLEH BIASA". Artinya kebiasaan mengalahkan kemampuan. Orang mampu mengucapkan sesuau, orang mampu berbuat sesuatu tapi bila tidak terbiasa, dlm keadaan mendadak, dibawah tekanan, maka ketrampilan itu tak kan muncul lantaran kurang latihan.
Bgtu kira-kira, JANGAN HARAP kalau qt jarang shalat, jarang zikir, sehari hari berglimang maksiat, menghembuskan nafas terahir dng kalimat tauhid. Jadi ujung dari hadist tadi juga mengandung pengertian bahwa orang ahli ibadah, orang yg ahli zikir dan orang yg di dlm kehidupannya beramal shaleh jualah yg berhak akan surga.
Ku ber ujar ke anakku: "Namun anakku kutitip pesan ke seniormu yg survey tersebut, bahwa blm tentu orang yg sakratalmaut selain yg 70 respondennya itu tak sanggup lidahnya mengucapkan kalimat tsuhid. Mungkin saja bibirnya tak berkumit atau bergerak mengucap La Ilaha Ilallah, bibirnya terkatup namun lidahnya bergoyang (tak tampak dari luar) lidahnya turun naik melafadzkan "La ila ha ilallah".
Sebab tanpa membuka bibirpun, (boleh dicoba), kalimat tauhid itu dpt di laksanakan oleh gerakan lidah. Namun kembali lagi bahwa orang yg mungkin sanggup lidahnya bergoyang menyebut kalimat tauhid itu, hanyalah apabila pemilik lidah sering latihan melalui shalat dan zikir spt diungkapkan di atas. "ALAH BISE KERNE BIASE"
Smglah qt nanti ktk sakratulmaut kalau tak danggup lagi bibir, lidah qt masih sanggup bergetar, bergerak diikuti irama hati yg ihlas, tulus La ila ha ilallah. Sehingga berhaklah kita mendapat sambutan Allah:
يٰۤاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى
وَادْخُلِيْ جَنَّتِى
"Wahai jiwa yang tenang!
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
dan masuklah ke dalam surga-Ku"
(QS. Al-Fajr 89: Ayat 27, 28, 29 dan 30)
Billahi taufiq wall hidayah. Wadsslamualaikum wr.wb. M. Syarif Arbi.

BAROMETER KESABARAN

Suatu hr di suatu tikungan jln kampung sempit di jkt, mobil anda tiba tiba disrempet bajay. Menyadari bajaynya nyerempet mobil anda si supir berhenti di pinggir jalan tak jauh dr dpn mobil anda. Ybs membungkuk dg sopan menghampiri anda seraya mohon maaf, dia katakan tadi ndak punya NIAT untuk nyerempet, "tidak sengaja pak, sy tadi buru buru, agak ngelamun. sedari tadi blm dpt sewa pak, sumpah sy ndak ada NIAT nyrempet".
Bbrp hr kmdian anda naik spd motor, tiba tiba ddhului mobil, stlh mendhului anda, terlihat kaca mobil diturunkan, penumpang mobil kmdian meludah, kbwa angin ludahnya mengenai muka anda. Anda tancap gas ngejar mobil, krn jln di jkt macet mobil terkejar. Anda totok totok kaca mobil sumber ludah. Pemilik ludah ngaku dia meludah. Dia juga mengatakan Tidak ada NIAT meludahi anda seraya minta maaf.
Kalau anda jadi yg punya mobil yg dsrempet bajay, apakah anda maafkan pngmudi bajay? Kalau anda jadi pngmudi spd motor, apakah anda dpt memaklumi pnmpang mobil yg tdk ada niat meludahi anda?
Jk diukur dg BAROMETER KESABARAN angka brp skor kemarahan anda ke pngmudi bajay dn brp skor kmarahan anda pnmpang mobil. Sebab pengemudi Bajay dan driver/penumpang mobil beda strata/beda status sosial.
Seseorang pernah minta nasehat kpd Rasulullah Muhammad s.a.w. Bbrp kali ybs minta nasehat, dinasehati bbrp kali pula dg kata yg sama "LA TAGHDHAB" (jangan marah). H.R. Buhari & Muslim dari Abu Hurairah r.a. (Balaghul Maram hal.760).
Bbrp th lalu. Sblm program BPJS, kuberobat ke dokter spesialis penyakit dlm. Mendaftar ssdh ashar, dg mksd agar tak terlalu malam pulang, sebab pasien tu dokter bgt ramai maklum si dokter adlh profesor, walau tarifnya tinggi pssien mludak.
Sampai pkl 22 lewat aku blm juga di panggil. Istriku sdh 4 x ngulang tanya ke suster ngatur pasien masuk ke dokter, mendpt jawaban sama y.i. blm .... tunggu dipanggil.
Setelah yg ke 5, diusut persoalannya, rupanya map status saya blm dinaikan dari ruang arsip ke meja suster pengatur panggilan pasien. Bukan lantaran tak ketemu itu status, tapi tdk dicari. Kejadian itu membuat ku marah besar di hadapan sang Prof. Si prof panggil semua suster terlibat dan memarahinya. Sblm masuk ke dokter stlh marah besar tensi darahku naik tajam atasnya sampai 170. Aku bukan pengidap darah tinggi, khusus hari itu dlm keadaan marah ternyata tekanan darah naik. Disinilah rupanya makna "Jangan marah", dimaksud Rasulullah s.a.w. Karena jika kita terbiasa marah, makapun darah terus-terusan tinggi. Kalau sering tinggi, posisi ketinggian itu dihawatirkan tak mau turun lagi. Si pemarah berpotensi kena hypertensi.
Dlm menghadapi situasi yg memicu kemarahan karena ulah orang lain (contoh pengemudi Bajay, penumpang mobil, dan paramedis salah atur di atas). Sepertinya kita harus mengingat Allah SWT berfirman:
قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 263)
Namun kita ini nanusia yg kadang tak dpt menahan amarah. Smg kita dpt membawa terus ke mana-mana BAROMETER KESABARAN.
Barakallahu fikum. Wallahu 'alam bishaeab. Wassalamualaikum wr.wb. M. Syarif Arbi.

DENGKI (2/5), sambungan DENGKI (1/5)

Dalam satu komonitas.
Penyakit ini menghinggapi orang dalam suatu komunitas, orang yang ia dengki kepadanya adalah sesama sekelompok. Hampir tidak perduli dengan komunitas lain, walaupun di komunitas lain itu orang sesukses apapun. Orang sekampung, orang satu perusahaan, orang satu institusi, orang satu profesi, orang yang masih sekeluarga dan hubungan kekeluargaan.
Orang sekampung.
Tanda 0rang pendengki/hasad Ia tidak suka menyaksikan orang sekampung dengannya mencapai kesuksesan, dicari cacat celanya, karena dialah katanya yang paling tau mengenai orang yang sukses itu, bagaimana ia dulu. Dari riwayat dan asal usul si sukses itu, seharusnya sangat tidak wajar ia sukses, dulunya begini, dulunya begitu dan lain sebagainya. Pokoknya dia merasa tidak terima atas kesuksesan orang sekampung dengannya.
Orang satu perusahaan/orang satu institusi.
Penyakit dengki sangat mudah hinggap di kalangan orang-orang dalam satu perusahaan.
Ketika menempuh pendidikan, umumnya bareng dalam jumlah yang sama, naik kelas/tingkat barsamaan, hanya satu dua dalam jumlah yang kecil sekali tak berhasil. Lain halnya dengan di lapangan pekerjaan. Ada kata-kata bijak diungkapkan untuk mahasiswa ketika selesai kuliah.
Pernah kusampaikan dlm sambutan mewakili ortu mhs di wisuda anakku:
“Untuk sukses dan berprestasi ketika kuliah harus jadi mahasiswa yang pandai”
“Untuk sukses dan berprestasi di masyarakat harus jadi orang yang pandai-pandai”
Jadi di masyarakat, di tempat kerja seseorang tidak hanya dituntut “pandai” tetapi rupanya harus dituntut dengan “dua pandai” atau pandai-pandai.
Di masyarakat dan di dunia kerja, orang naik jabatan, meningkat karier tidak lagi sama meskipun satu angkatan. Sama-sama masuk dengan pendidikan yang sama, seseorang melejit kariernya, sedangkan yang lain biasa-biasa saja. Orang yang kebetulan bernasib tidak semujur temannya yang melonjak kariernya itu, jika mengidap penyakit dengki/hasad, sungguh sangat menderita. Tinggal tergantung tingkat dengki/hasad yang bersangkutan pada stadium mana dari 4 (empat) stadium yang kutulis sblm ini (lihat Dengki 1/5). Makin tinggi stadiumnya makin berat keadaan orang itu, tidak jarang harus mengorbankan apa saja. Di instansi/institusi perusahaan kadang tidak jarang yang bersangkutan, bila juga tidak berhasil mencapai tujuan pemenuhan dengki/hasad itu, ia berhenti keluar dari suatu pekerjaan dan pindah ke tempat lain.
Bukan tidak ada setelah yang bersangkutan pindah ke tempat bekerja lain, dapat menyaingi rivalnya di tempat bekerja lama, bahkan lebih berjaya. Tidak pula jarang terjadi, setelah pindah malah terpuruk. Tapi bagi si penyandang dengki/hasad walau terpuruk yang penting puas dihati.
Ini yang sering kunasihatkan buat anak-anakku dimeja makan, jangan turutkan perasaan dengki/hasad yang ada di hati. Manusia memang berpotensi punya sifat itu, karena dari sononya manusia di lengkapi dg nafsu dan nurani. Nafsu sering mengajak ke "fujuraha" dan nurani mengajak ke "taqwaha". Seperti informasi Allah:
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا
"maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 8)
Bila nafsu diturutkan akan merusak diri. Jika melihat teman sekerja sukses, syukuri dan ikut berbahagia. Yang penting bekerjalah yang terbaik yang kita bisa, kesuksesan itu, siapa yang bakal melejit kariernya itu adalah sudah dipilih oleh yang menciptakan kita.
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)
Kalau kita sudah bekerja yang terbaik yang kita dapat lakukan itu sudah cukup untuk menyelamatkan dunia dan akhirat.
Barakallu fikum. Wallahu 'alam bishawab
Wassalamualaikum wr.wb. M. Syarif Arbi.
Bersambung ....... Dengki (3/5)

DENGKI (1/5)

Entah berapa banyak jumlah jenis penyakit manusia secara phisik, tentu itu ranah para dokter untuk berusaha mencarikan obat penyembuhnya. Walau makin tahun makin banyak saja penyakit baru yang muncul belum diketahui obatnya, sementara banyak jenis penyakit lama yang sampai hari ini belum juga diketahui obatnya.
Manusia tercipta dari phisik dan jiwa, roh dan jasmani. Sebagaimana jasmani, jiwapun adakalanya sakit. Diantara penyakit jiwa yang jelas nampak adalah “hilang ingatan”. Sedangkan sakit jiwa selain “hilang ingatan” itu tadi tidak kalah banyaknya dibandingkan dengan penyakit phisik. Bahkan menurut penelitian di Jerman (Radio Jerman “deutsche welle” bahasa Indonesia pagi 08-02-12) bahwa lebih 50% penyakit phisik bersumber dari jiwa, perasaan dan pikiran.
Pengobatan sakit phisik kebanyakan ke dokter alamatnya, sedangkan penyakit jiwa sebagian terbesar tidak dapat dilimpahkan ke dokter, terutama penyakit jiwa dalam artian rohani penyembuhannya dimungkinkan dengan keyakinan agama.
Salah satu penyakit rohani dalam terminologi agama penyakit DENGKI/hasad, yaitu seseorang yang tidak senang mendengar atau melihat orang lain senang/mendapatkan kebahagiaan. Sangat bahagia/senang bila melihat, mendengar orang lain menderita kerugian, kesusahan.
(Tulisanku mengenai HASAD ini bila sajikan sekaligus bgt panjang mencapai 5 hlm folio spasi rapat. Makanya dipublish 5 kali. Ini Hasad 1/5)
Untuk menilai apakah diri anda sedang mengidap penyakit hasad silahkan introspeksi apakah diri anda termasuk berperangai dengan kecenderungan:
1. Senang melihat orang lain susah, susah melihat orang senang. Bersyukur kalau orang mendapatkan musibah/kerugian/bencana. Bersedih hati jika orang mendapatkan keberuntungan/kebahagian.
2. Berusaha agar orang lain menjadi susah, berusaha agar kesenangan orang lain menjadi hilang.
3. Berusaha agar orang lain menjadi susah bila perlu mencelakai orang lain itu, merampas kesenangan orang lain agar pindah kesenangan/kebahagiaan itu kepadanya.
4. Berusaha agar orang lain susah, walaupun karena itu ia juga ikut susah dalam bathinnya biar sama-sama susah. Berusaha menghilangkan kesenangan orang lain walaupun dengan hilangnya kesenangan orang lain itu dianya sendiri tidak menjadi senang.
Smglah kita orang yg beriman terjauh dari hasad alias dengki itu. Orang beriman diajarkan Allah agar ber do'a terjauh dari dengki dg do'a sbb.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَـنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَاۤ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
"(Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang)."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 10)
Bersambung ......Dengki (2/5).
Barakallahu fikum, wallahu'alam bishawab. Wassalamualaikum wr.wb. M. Syarif Arbi.

Saturday 10 February 2018

TANGGA ke LANGIT (1)

Lama sudah konotasi orang beragama bahwa, alam akhirat itu adanya di LANGIT, biru di atas kepala kita, siang terdapat matahari, malam bergayut bulan dan bintang-bintang. Belakangan ini memang pengertian langit, sudah tidak lagi diartikan dengan akhirat, tapi sudah banyak di artikan sebagai cakrawala yang ada di atas penglihatan kita. Namun arti langit sebagai akhirat, sebagai alam ghaib tetap saja, masih sampai sekarang.
Fir’aun, dulu beranggapan bahwa Tuhan nabi Musa adanya di langit, sehinga tersurat dalam Al-Qur’an di surat Al-Qashash ayat 38. Fir’aun memerintahkan pejabat kepercayaannya; HAMAN untuk membangunkan “tangga ke langit” untuk melihat Tuhannya Musa.
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰۤـاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَـكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْ ۚ فَاَوْقِدْ لِيْ يٰهَامٰنُ عَلَى الطِّيْنِ فَاجْعَلْ لِّيْ صَرْحًا لَّعَلِّيْۤ اَطَّلِعُ اِلٰٓى اِلٰهِ مُوْسٰى ۙ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّهٗ مِنَ الْـكٰذِبِيْنَ
"Dan Fir'aun berkata, Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta."
*)Maksudnya: membuat susunan bata menjadi bangunan yg tinggi.
Sebenarnya; jika mau naik ke langit secara hakikat melihat alam ghaib, atau berwisata ke akhirat, maka tangganya bukan dari batu Bata seperti logikanya Fir’aun tetapi tangganya adalah ROH DAN JASMANI kita sendiri.
Bila tangga kelangit terbuat dari bambu atau kayu, maka ada dua balok atau dua bambu sebagai tempat anak tangga disusun. Salah satunya adalah ROH dan yang lainnya adalah JASMANI.
Roh berfungsi Menghidupkan, Menumbuhkan dan Mengembang biakkan.
Sedangkan Jasmani berasal dari tanah berfungsi sebagai tempat bersarangnya ROH dan terpasangnya Panca indra.
Adapun anak tangganya ada 8, adalah: AKAL, KALBU, NAFSU, PENGLIHATAN, PENDENGARAN, PENCICIPAN, PENCIUMAN dan PERABAAN.
Akal berfungsi:
a. Mengingat. Kemampuan ini dipunyai semua mahluk yg berjiwa termasuk hewan. Dg mengingat; burung merpati, ayam, itik, sapi, kambing, kembali ke kandang. Manusia diberi daya ingat melebihi hewan. Dg daya ingat inilah seorang anak kecil berangsur memahami lingkungannya dan memiliki kecerdasan, merupakan cikal bakal mengenal Tuhan, memaklumi bahwa yg ghaib itu ada.
b. Berfikir; untuk memilih, memutuskan apa yg hrs dilakukan, hrs diambil dlm hidup ini. Anak-anak fikirannya blm jalan. Dikisahkan Nabi Musa lbh memilih "bara" ketimbang "emas" tatkala diuji Fir'aun, menguji keberakalan bocah Musa.
Dg berfikir manusia sadar dari mana dia datang dn kemana kesudahannya hidup ini, oleh karenanya menyiapkan diri akan kematian. Hidup ssdh mati adlh alam ghaib sama ghaibnya keberdaan kita sblm lahir. Hanya tercerna dg anak tangga berfikir, cabang dari akal.
c. Mencari sebab akibat; melalui cabang akal yg satu ini manusia dpt percaya akan adanya pencipta. Teknik yg paling dasar guru agama di SR kita dulu memasukkan ke akal kita bahwa "tak mungkin ada kotoran cecak di lantai dlm ruang kelas ini, kalau tak pernah ada cecak yg masuk kelas ini". Kata guru agama. Bumi ini tak mungkin ada bila tak ada yg menciptakan.
d. Menghayal. Imajinasi dimiliki oleh anak manusia sejak dini, perhatikan anak yg baru lancar ngomong, dia sdh dpt merajut cita-cita kalau dia besar nanti. Miskipun cita-citanya sangat sederhana sesuai perkembangan akalnya.
D.h.i. sang Pencipta tlh memberi informasi kpd manusia:
menginformasikan bahwa manusia diberikan akal berangsur-angsur melalui 3 tahap y.i. Pendengaran, Penglihatan barulah Hati Nurani, (kecerdasan akal untuk bergikir).
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 78)
Akal saja tak mampu naik ke langit, bila tdk menggunakan anak tangga berikutnya y.i. iman, wilayah Kalbu, kita kan masukkan di tulisan berikut.
Anak tangga ke langit yg ke dua "KALBU".
Kalbu........... (bersambung). Anak tangga ke 3 ..........dst sampai 8, insya Allah diteruskan dikesempatan mendatang. Mengingat ada pembaca yg saran sebaiknya artikel yg panjang disusun bersambung.
Demikian smg bermanfaat. Barakallahu fikum

Wednesday 7 February 2018

Kemuliaan di usia 80-90 th.

Seuntaian do'a di ajarkan Rasulullah Muhamnad s a.w. menurut hadist riwayat
Imam Muslim dari Zaid ibnu Arqam r.a.(Mukhtaarul Ahadst hal 1070-1071) di dlm do'a itu tersisip permintaan terhindar 7 perkara y.i.:
[ ]Kekikiran
[ ]Ketuaan
[ ]Siksa kubur
[ ]Ilmu yg tak bermanfaat
[ ]Hati yg tak khusuk
[ ]Hawa nafsu yg tak terkendalikan
[ ]Do'a yg tak terkabul
Mhn diberikan ketakwaan dan kesucian diri.
Hadist dg butir butirnya dikutip di atas dihubungkan dg hadist H.R. Imam Ahmad dari Anas bin Malik. " pengelompokan umur. Tlh kutulis sblm ini, mulai usia 40, 50, 60, dan 70. Kini giliran menyoal karunia Allah bagi orang yg konsisten dlm Islam memcapai usia 80 sampai 90 th.
Usia 80 th; diterima Allah segala kebaikannya dan dijauhkan dari kejelekan.
Usia 90 th; Allah ampuni dosanya yg lama dan yg baru, dinamai Asirullah di bumi Nya dan dia mendpt safaat bagi keluarganya.
Usia 80-90 tahun adalah usia TUA. Sdg kan orang sdh tua akan makin bnyk keterbatasan, ujur, lemah phisik dan kadang lemah pula mental. Memang ada lansia diusia ini masih sanggup nyetir mobil, msh sanggup beraktivitas, tapi ini tak banyak, katakanlah pengecualian. Oleh sebab itu; Allah kabarkan;
وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُـنَكِّسْهُ فِى الْخَـلْقِ ۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ
"Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?"
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 68)
Kebanyakan lansia diusia 80-90 kembali lagi perangainya spt awal kehidupan alias anak-anak dg tambahan; pelupa, penglihatan pudar, pendengaran samar, kadang salah ngerti. Gampang pula tersinggung. Agaknya disinilah yg dimaksud hadist "menjadi safaat bagi keluarganya". Karena keluarga yg merawat pabila penuh kesabaran dan keihlasan, justru keberadaan ortu lansia menjadi safaat bagi keluarga yg merawat.
Hal tersebut dikuatkan ucapan Rasulullah "Waraghima anfu rajulin adraka abawaihi indahul qibaru au ahadahuma falan yudkhilahul jannah" (terjemahan bebas: sangat merugi seseorang lelaki apabila punya dua ortu atau seorang diantaranya lanjut usia, tetapi tidak menjadi jalan baginya mendapatkan surga). H.R. Abu Said Al Maqburi dari Abu Hurairah. r.a.
Do'a yg minta dhindarkan dari ketuaan diatas, tentunya dimaksud ndak usah tua tua amatlah karena bakal nyusahkan anak cucu. Juga dimaksud, kalaupun sampai tua ndak usah sampai pikunlah.
Seorang jamaah menghampiriku usai shalat jum'at. Rupanya meteri khutbahku ttg ortu lansia hari itu pas benar dg keadaan bundanya, usia di atas 85 th.
Manakala dikunjungi, bundanya mengadu bahwa dia tidak diberi makan oleh kemenakan yg merawatnya. Padahal ktk menyalaminya dan tentu mencium tangannya, bau bumbu gulai masih melekat ditangannya. Jamaah tadi ngambil sikap memanggil kemenakan yg ngerawat seraya menegurnya, mengomelinya. Si bunda terlihat lega. Teknik pura-pura ini sdh disepakati dg kemenakan. Karena semua sdh mengetahui si nenek semenjak mulai pikun, sdh makan, ngaku blm makan.
Banyak lagi perilaku lansia yg pikun, tak cukup ruang ini menulisnya. Yg jelas sikap jamaah tadi, rutin menjenguk bundanya dlm perawatan saudaranya dan kesabaran kemenakan ngerawatnya itu mrpk poros surga. Karena Allah mengingatkan kita semua agar memaklumi lansia:
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰٮكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـئًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ
"Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 70)
Smglah kalau kita panjang umur, jangan panjang panjang amat. Kalau pun panjang umur smg tak sampai pikun. Nyusahkan anak cucu. Amien.
Barakallahu fikum. Wallahu 'alam bishawab.

Keistimewaan mencapai Usia 70 th.

Sblm ini tlh kuturunkan tulisan ttg pengelompokan usia 40, 50, 60, dari sudut mendptkan anugrah karunia Allah. Kesempatan ini mengenai keistimewaan mencapai usia 70.
Acuan juga dari hadist riwayat imam Ahmad dari Anas bin Malik. Potongan hadist itu jika diambil khusus usia 70 th maka bunyinya
"Maa min 'abdin (mu'amarin) ya' muru fil Islam: faiza balagha sab'ina sanatan ghafarallahulahu maa taqaddama min zanbihi wamaa ta akhara wasummiya asirullahi wa ahabbahu ahlas sama'i. Terjemahan bebasnya "Bila seorang hamba konsisten dlm menjalankan Islam sampai mencapai usia 70 th Allah ampuni dosanya yg dahulu dan yg sekarang dan digelari dia ASURULLAH (orang dlm tawanan/pengawasan Allah) serta akan mencintainya penduduk langit (malaikat). ".
Jarang orang seusia 70 th masih sehat afiat seluruh perangkat phisiknya. Berkenaan dg itu maka segala aktivitas banyak terbatas, tepatlah kalau bagaikan "tawanan". Tapi tawanan dlm konotasi baik yg nawan Allah. Dlm tawanan dimaksud ybs leluasa untuk aktivitas Ibadah dlm krterbatasannya. Walau mungkin kesigapan dan kafiat teknik beribadah sdh banyak tak bgt sempurna lagi. Contoh orang muda shalat berdiri, si gaek sdh shalat duduk. Yg muda sanggup berpuasa jangan- jangan di usia itu ada yg sakit-sakitan, ndak dpt berpuasa, lalu bayar fidiah. Insya Allah ibadah pak/mak tua ini walau kwantitas mungkin turun tapi isnya Allah kwalitasnya tinggi, sebab upaya untuk pelaksanaan ibadah harus dilaksanakan lebih susah payah ketimbang masih muda. Tentunya sdh lbh ihlas, karena mau tak mau di kondisi yg sdh banyak ketidak berdayaan jelas lebih pasrah. Pasrah inilah agaknya memuluskan ihlas. Sedangkan ihlas inti ibadah. Hanya yg ihlas dlm ibadah terhindar dari campur tangan iblis, dpt kita liat pada dialog Allah vs iblis berikut:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,"
(QS. Sad 38: Ayat 82)
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."
(QS. Sad 38: Ayat 83).
Yg terpilih diantara mereka adalah yg muhlasin yg ihlas melaksanakan ibadah karena Allah semata.
Tepatlah kiranya hadist di atas bahwa masuk umur 70 sdh sbg TAWANAN ALLAH DIBUMI, sdh pasrah hanya kpd Allah, maklum sdh dlm tawanan segala perbuatan dlm pengawasan yg menawan y.i. Allah dan Allah mesti mengarahkan yg terbaik buat TAWANAN NYA
Smg kita-kita yg kini menjelang usia 70 sampai ke usia itu, shg meraih Asirullah. Smg yg sdh 70 sampai ke usia 80 sebab di usia 80 ditambah Allah lagi keutamaan itu, insya Allah kan kita bahas dItulisan mendatang.
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Untuk itu mhn dimaklumi sekaligus dimaafkan, satu dan lain karena kekurangan pengalaman dan ilmu ku. Barakallhu fikum. Wallahu 'alam bishawab

DAUN dan MADU

Di era sosmed ini menyoal sarana penyembuhan banyak di publish testimoni tentang obat dari buah-buahan, dedaunan, cairan yg berhasiat menyembuhkan penyakit.
Menjadi obat penyakit tertentu melalui mencampur atau memproses buah atau daun untuk diminum atau untuk obat luar.
Dapat juga terjadi daun atau buah menjadi PLACEBO (sembuh sendiri atau tersugesti) oleh media yg dipakai.
Suatu model penyembuhan dg buah atau daun; apakah sembuh karena zat yg terdpt dlm buah/daun itu atau karena orang terkena sakit sdh merasa terobati.
Dikalangan pemancing di tepian sungai di kampungku. Sering terjadi kecelakaan mancing. Bgt kail diangkat dpt ikan yg PETI' nya (duri di punggung ikan) tak sengaja terkena tangan ketika melepas ikan dari mata kail. Ada ikan tertentu "PETI'nya sangat berbisa.
Biasanya mancing ditepian sungai jarang dilakukan sendiri, berdua, bertiga bersama teman sehoby. Tiba tiba salah seorang terkena PETI' ikan, spontan kaget berteriak: "oey aku kena peti' ambilkan daun CENGKODOK". Teman yg disebelahnya dg sigap mengambilkan daun (sembarang daun yg terdekat) dg mengucapkan "ni daun Cengkodoknye". Si terkena Peti" langsung menyambar daun dari tangan temannya segera daun digosokkan ke luka terkena peti'. Dg percaya penuh "daun Cengkodok" menyembuhkan sengatan Peti' ikan , beberapa saat kemudian rasa sakit, bisa peti' itupun hilang, mancingpun diteruskan sampai waktu yg disepakati.
Cengkodok (sejenis tumbuhan semak, daunnya kecil-kecil buahnya manis kelat, rendah pohonnya, anak 8-10 tahunanpun dpt memetik buahnya. Setelah makan buah Cengkodok lidah dan bibir seperti berusan terkena tinta).
Kata yg empunya cerita:
1. Daun Cengkodok adalah pengapesan bisa Peti' ikan.
2. Ketika terkena Peti' ikan minta tlg teman (kalau ada) mengambilkan daun, sembarangan daun juga boleh, asal mengucapkan "ini daun Cengkodok".
3. Si terkena Peti' hrs langsung mengambil dari temannya daun itu, tanpa protes/tanya, yakin itu daun Cengkodok dan digosokkan ke luka sengatan Peti' sampai daun lumat.
Bgt ihktiar yg dpt dilakukan dlm kondisi di tempat pemancingan tentu jauh dari mendptkan pertolongan medis modern. Namun bagi kita insan Qur'ani tentu yakin betul, yg menyembuhkan itu adalah Allah, sedangan daun Cengkodok mrpkn ihtiar:
Do'a nabi Ibrahim diabadikan:
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
"dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,"
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 80)
Selanjutnya menyoal MADU.
Madu bgt berhasiat, banyak penyakit yg dpt diobati dg Madu. Tentu dimaksud disini adalah "Madu asli". Ada yg berkelakar untuk mengetes asli atau tidaknya Madu, bawa saja pulang ke rumah, bila ibunya anak-anak marah, dialah madu asli.
Akan kesahehan bahwa madu adalah obat tidak di sangsikan lagi sebab, Allah SWT berfirman:
ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۗ يَخْرُجُ مِنْۢ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ فِيْهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
"kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan, lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 69)
Tentu tdk semua penyakit obatnya Madu, sebab dlm ayatpun "Didalamnya terdpt obat yg menyembuhkan bagi manusia". Kini ditenggarai luka tertentu juga dpt dipercepat sembuhnya dg menggunakan madu.
Kembali kita ke (QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 80), dua orang luka yg mirip sama, yg satu sembuh dg terapi madu yg satunya belum sembuh juga.
Demikian yg terpikir olehku, sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya. Untuk itu mhn dimaklumi sekaligus dimaafkan, satu dan lain karena kurangnya ilmuku. Walahu 'alam bishawsb. Barakallahufikum.

GERHANA BULAN

Pas akhir bulan pertama th 2018 miladiyah, bertepatan bulan purnama Jumadil awwal 1439 H., terjadi gerhana bulan diistilahkan media "super blue blood moon". Andaikan bulan dpt ditanya mungkin dia ndak tau kenapa gerhananya kali ini diberi nama begitu.
Konon gerhana bulan sprt tadi malam, langka, terjadi 150 tahun sekali. Yg lalu konon th 1886. Kalau diukur dg usia kemungkinan hidup bangsa awak yg hanya 72.2 th., yaah 2 kali lenbih dikitlah. Artinya anak yg lahir digerhana malam tadi butuh 2 kali mati dan 2 lahir kembali baru liat lagi gerhana bulan macam malam tadi.
Alhamdulillah ummat Islam di Indonesia menyambut peristiwa itu dg takbir, dg shalat, dg berdo'a, dan bersedekah sesuai kadar kemampuan masing-masing.
Yang menarik, gerhana bulan kali ini jamaah shalat gerhana bulan tidak seperti di gerhana bulan sebelumnya. Jamaah bgt mbludak. Masjid (1km dari rmhku) atas dasar pengalaman yl disediakan snack sebnyk 150 kotak maksudnya sekedar untuk menetralkan lapar bagi jamaah yg biasanya ssdh shalat isya makan malam, karena shalat gerhana cukup lama diperkirakan dg khutbahnya krg lebih 60 menit. Padahal shalat gerhana ssdh isya. Ternyata jamaahnya lebih 1000, diantaranya wanita sktr 20%.
Rupanya jamaah yng membludak bukan saja di masjid di jl percetakan Neg. No. 1 Jkt pusat itu saja. Masjid di dekat rumahkupun jamaahnya sampai hrs masang karpet di jalan. Walau pengumuman bahwa akan ada shalat gerhana baru diumumkan waktu menjelang magrib. Kalau masjid yg 1 km dari rumahku itu (dimana ku dipercaya sbg ketua pembina) memang sdh lebih seminggu diumumkan dan dipublikasikan pakai pengumuman dinding sekalian pake gambar ustazd yg jadi khatib dan imamnya, ya wajar kalau rame jamaah yg tau.
Menurut kabar didaerah seluruh tanah airku ini khusus tahun ini dmk antusias ummat Islam berjamaah shalat gerhana di masjid.
Boleh donk aku melayangkan lamunanku ke gerhana bulan "super blue blood moon" yg akan datang, jadi 150 th lagi.
Lamunanku: 150 th yad, masih ada kah dinegeriku ini orang shalat gerhana, artinya masih adakah pemeluk Islam. aku jelas ketika itu sdh jadi almarhum dan mungkin namakupun org tak pernah tau lagi.
Islam dng al-Qur'annya memang di jamin Allah akan langgeng sampai hari kiamat. Seperti di tegaskan Allah
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 9)
Tapi jaminan ini agaknya untuk didunia, tetapi bukan di jamin untuk negeri kita. Akankah msh ada anak cucu kita memeluk agama Islam terpulang kepada ikhtiar kita yg hidup sekarang. Mampukah kita menurunkan akidah agama Islam ini ke anak cuvu kita.
Fenomena dan aromanya terakhir ini kian mencemaskan. Ramenya jemaah di masjid agaknya tak sekaligus sbg indikator kualitas keberagamaan meningkat.
Sdh banyak orang yg menitipkan Allah di masjid. Mulai memisahkan agama dg aktivitas keseharian. Ktka berinteraksi dlm masyarakat kaidah agama tak diacu. Lantas kejahatan terjadi dlm berbagai sektor dan lapangan kegiatan. Tak jarang melibatkan orang berilmu tinggi terlibat korupsi.
Nah kalau begini apakah gerhana "super blue blood moon" yg akan datang msh adakah shalat gerhana bulan di masjid kita????
Smg lamunanku itu tak terjadi, yg terjadi malah kedepan bangsa ini makin menjadi bangsa yg relegi warganya menjadikan TUHAN sbg pendampingnya dimana saja dirinya berada bukan hanya di masjid, tetapi dlm bekerja di kantor atau dijalan di instansi dan institusi, berdagang dipasar dan sgl bursa. Dng demikian menjadi takwa dan Allah menurunkan keberkahanNya, keturunan yg shaleh dan shalihah. Amien.
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Untuk itu mhn dimaklumi sekaligus dimaafkan, satu dan lain karena kekurangan pengalaman dan ilmu ku. Barakallhu fikum. Wallahu 'alam bishawab.

MOU daun SIMPOR vs DAUN JATI.

Udh kucoba bawa tampang tanaman "Simpor" ke Jawa. Tanaman ini tumbuh sendiri banyak di kampungku. Kucoba tanam di Jatim juga di Jakarta di halaman rumah, tetap ndak mau tumbuh.
Banyak pedagang buah, kue basah, makanan segera dimakan, ikan dan udang, serta kalau blanja bumbu dibungkus pake daun Simpor ini. Begitu nyamannya pihak penjual dan pembeli menggunakan pembungkus daun Simpor ini, waktu itu blm dikenal plastik. Dipangkal daun bertulang agak keras. Jadi komoditi yang akan dibungkus dimasukkan di tengah daun yg cukup lebar itu, dilipat dari kiri dari kanan dan dari ujung daun terahir pangkal daun yng keras sekaligus buat pengunci dg ditusukkan. Beres sdh ndak usah pake diikat atau dicarikan biting untuk merapatkan bungkusan. Sesampai dirumah pembungkus dibuang, pasti larut dg tanah tdk seperti plastik yg ratusan taunpun tetap tak hancur, merusak lingkungan. Daun Simpor RAMAH LINGKUNGAN.
Di pedesaan di Jawa kumenyaksikan duluu pembungkus untuk hal yg kusebutkan di atas digunakan daun Jati. Lebar dan tebal daun kurang lebih sama dg daun Simpor.
Bila anda berkendara malam hari di pedesaan di Jawa (duluu), akan meliat pemandangan kompoi ibu-ibu setengah baya menggendong daun Jati. Saking banyaknya gendongan tu daun, bila tampak belakang tak nampak penggendongnya. Guna menghindari kecelakaan (barangkali). Dikiri kanan gendongan daun Jati di sisipkan obor. Pemandangan cukup indah pawai obor di hutan jalan pedesaan menjelang dini hari. Destinasi mereka tentu pasar tradisional sblm fajar pengguna pembungkus tersebut pedagang di pasar.
Pikiran ku melayang ke daun Simpor di kampungku. Andaikan SIMPOR bibitnya kutanam dn tumbuh di Jawa. Bgmn nasib daun Jati. Padahal itu Simpor tumbuhnya cepat sekali. Umpamanya Jawa hutannyapun dipenuhi Simpor maka pembungkus beralih ke Simpor.
Eee lamunanku itu diingatkan bahwa dikalangan tumbuhanpun agaknya ada semacam "Persaingan Usaha yang sehat" mungkin mereka dulu seblm diciptakan Allah sdh ada semcm MOU (perjanjian kesepahaman untuk memilih tempat tumbuh) agar tdk saling mengganggu.
Jadi tamsil pula kiranya, bahwa segala sesuatu dikehidupan ini ndak elok bila dimonopoli. Giliran kita sbg pejabat nampaknya ndak usah ikut jadi pengusaha. Giliran kita jadi tenaga pendidik kalaupun bisa nukang pas ada bucor yg akut di kediaman anda panggillah tukang. Kecuali kalau pas bocornya hanya genteng kegeser, masih bisa ditangani sendiri.
Misalnya anda ustadz walaupun ktk di psantren pernah blajar montir, serahkanlah ke bengkel, itung-itung bagi rezeki. Demikian seterusnya. Yg jelas diantara DAUN SIMPOR DAN JATI di dpt pelajaran bahwa Allah ciptakan semuanya tiada yg sia-sia, nyamuk, lalat, hujan dg banjirnya, kemarau dg mersiknya air laut menjadi garam dan tumbuh Simpor di kampungku dan Jati di Jawa. Semuanya ini membuat kita terpesona dan terpana atas kebesaran Allah sehingga teringatlah dg ayat 191 surat Ali Imran:
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
" Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini SIA-SIA; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
DEMIKIAN renungan daun Simpor dan daun Jati. Smg ada faedahnya buat pembaca yg arif.
Barakallahu fikum.Wassakamualaikum wr.wb.