Monday 30 March 2020

Virus VS Ikan Asin

Boleh juga kata2 bijak seniorku ketika ku belum lama masuk jadi pegawai bank (1973). "Kalau ingin bertahan sbg pegawai bank harus:
* Bertelinga, telinga kuwali.
* Bermata, mata ikan asin".

Orang tua2 di kampungku ada juga  adagium sama ttg telinga kuwali, maknanya "tidak mau mendengarkan masukan dari orang lain". Beda makna "telinga kuwali" seniorku: "kalau mendengar omelan nasabah biar lewatkan saja, bolong seperti telinga kuwali. Jangan masukkan ati, apalagi dibawa pulang".

Menyoal "telinga kuwali" banyak yg mampu melaksanakan. Selama 27 tahun ku sbg pegawai bank baru sekali kusaksikan temanku yg tak kuat menahan emosi. Tapi teman yg satu ini tetap mempertahankan "telinga kuwali", ketika di dalam kantor. Dia tidak melawan diomeli nasabah. Begitu nasabah keluar, dia keluar juga dari pintu lain. Dicopotnya dasinya, di simpannya kartu identitas kepegawaiannya. Begitu ketemu nasabah diluar area perkantoran langsung dihampirinya, krah baju nasabah dibawah leher dipegangnya dan...... gedebuk......

Nama saya ........di luar kantor saya bukan pegawai bank kalau mau dilanjutkan cari saya ...... alamat saya di............ atau kau mau ketemu dimana......

Selanjutnya ku ndak tau lagi kelanjutannya.

Menyoal "Mata ikan asin", maksudnya jangan tergoda lihat tumpukan uang. Ikan Asin matanya terbuka lebar tapi ndak nyandak apa2. Maklum di bank kerja dg urusan duit.

Soal ini banyak juga rekan2 kami yg ndak berhasil. Ada bbrp diantaranya off/dipecat tidak dg hormat karena tergoda duit dg berbagai modus.

Kembali ke soal "Ikan asin". Dianya baru dpt diasinkan setelah dia di darat, mati. Ikan di laut, dimana justru dari lautlah sumber  bahan garam (asin), Ikan laut begitu di tangkap dagingnya tidak asin. Padahal dari mulai telor sampai masuk jaring nelayan atau kena pancing, dianya berada di air asin.

Di situasi sekarang, berseliweran berita  berbagai model termasuk virus Korona. Memang kadang perlu pakai telinga kuwali, dlm hal mendengar berita2 hoaks.
Tentu pakai telinga benaran bila berita dari sumber yg resmi.

Perlu bermata ikan asin dlm hal membaca tulisan di medsos yg tak jelas sumbernya agar jangan salah bersikap. Tapi pasang mata benaran nonton berita resmi.

Satu lagi dpt di petik dari hal ikan. Dianya tak ketularan asin, biar sekelilingnya air laut yg asin.

Smg diri kita termasuk yg Allah kehendaki terlindung dari terpapar virus Korona ini, bagaikan ikan tak terimbas asin meskipun dikelilingi air laut yg asin.  Aamiin.

Allah maha kuasa mendindingi/ menyelamatkan siapa yg dikehendakiNya.
 فَاَ نْجَيْنٰهُمْ وَمَنْ نَّشَآءُ وَاَ هْلَكْنَا الْمُسْرِفِيْنَ
"Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki, dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas."  (Al-Anbiya ayat 9)

Kita sbg ummat abad ini agar tidak tergolong akhir kalimat Al-Anbiya 9 di atas sebaiknyalah bagi yg terlanjur melecehkan iman kpd Allah, meremehkan agama,  bertaubat. Karena Allah Maha penerima taubat.

Bagi negara2 yg membiarkan penindasan, upaya pemusnahan golongan atau etnis, padahal negara tersebut mampu berbuat. Bertaubatlah, diikuti janji  dan tekad y.a.d. akan membela pihak tertindas,  terdzalimi dimanapun, di negara manapun.

Bagi negara2 yg melakukan penindasan bangsa lain, melakukan upaya pemusnahan etnis di negerinya sendiri. Kini harus bertaubat dan selanjutnya berjanji dan bertekad untuk mengayomi semua warga bangsanya. Karena Allah memang menciptakan manusia ini aneka ummat. lihat Hud 118
وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَـعَلَ النَّا سَ اُمَّةً وَّا حِدَةً
(Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu),

dan An-Nahl 93.
وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ لَجَـعَلَكُمْ اُمَّةً وَّا حِدَةً
(Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat saja).

Bagi negara2 yg sdh mulai mengulangi perangai kaum LUTH, bertaubatlah, selanjutnya bertekad ssdh wabah ini, berhenti total dari perilaku kaum Luth dg menerbitkan peraturan larangan keras akan hal tsb.

Bagi para alim ulama, sepertinya juga harus bertaubat, kalau misalnya selama ini cuek saja, dlm hatipun umpamanya tdk pernah protes dan membantu lewat berdo'a............... atas penindasan dan kedzaliman negara2 dimaksud di atas.

Juga para alim ulama, pemuka agama apapun hrs bertaubat bila berdiam diri saja ketika umpamanya ada orang melecehkan/meremehkan simbol2, keyakinan agama.

Bagi ajaran Islam mencela agama, mencela keyakinan agama apapun dilarang Allah dengan kata "JANGAN":

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًا بِۢغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْ

"Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan". (Al-An'am ayat 108)

Ketahuilah bahwa Allah maha pengasih maha penyayang, bertaubatlah bersama-sama, kita semua, termasuk yg secara sengaja atau tidak sengaja/keprucut melontarkan statemen ttg:
*  Misalnya  terucap meragukan  keyakinan agama2 tentang akhirat.
* Misalnya mencela simbol2, busana sesuatu agama yg tentu tdk melanggar adab, 
* Misalnya mencela teknis retual suatu agama sblm melaksanakan ibadah.
* Misalnya terlanjur mengemukakan bahwa agama adalah musuh............menghambat kemajuan.

Ayo mari bertaubat, selagi nafas masih ada. Sebagai manusia, Nabi dan Rasul saja pernah khilaf dan salah apalagi kita sbg manusia biasa. Allah menyenangi orang yg bertaubat dan membersihkan diri.
 إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ
(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri). Al-Baqarah 222.

Mudah2 an dg bertaubat dg hati yg tulus semua pihak, Allah akan hilangkan virus Korona ini.

Sementara ikhtiar kita jalankan, jalan yg tak kalah penting memohon kpd Allah dg bertaubat dan berdo'a.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 6 Sya'ban 1441 H.
30 Maret 2020.

Thursday 26 March 2020

BELALANG dan KORONA

Teman sebayaku usia 70 han, tentu masih ingat Kabupaten tempat kita lahir, Ketapang Kal-Bar, pernah diserang Belalang (aku lupa tahun pasnya kira2 1967 han). Seingatku ketika itu aku sambil sekolah es em a, malamnya jadi penyiar RDK (Radio Daerah Kab. Ketapang).

Begitu banyaknya Belalang, jalan menuju Kecamatan2 penuh Belalang. Konon kata berita dari luar kota (maklum waktu itu transportasi dan kumunikasi blm seperti sekarang), Belalang begitu banyaknya sehingga rumah beratap daun Nipah, dimakan Belalang sampai tinggal lidi. Apalagi tanaman dan tumbuhan jelas habis dilahapnya.

Bupati waktu Itu, sampai menggalakkan seluruh lapisan masyarakat dengan "Operasi Belalang".  Diberikan hadiah bagi rakyat menyetorkan Belalang diwadahi karung, satu kilogram dibayar. (akupun lupa  berapa pas tarifnya kl ndak salah serupiah per kilogram).

Yang menjadi pertanyaanku dari dulu sampai sekarang belum terjawab dg nalar (tanpa berfikir RELIGI), DARI MANA ASAL ITU BELALANG ketika mereka datang menyerang???. KEMANA PERGINYA milyaran Belalang itu stlh mereka MENGHILANG????.
Sebab ketika dikumpulkan dlm karung sdh berton-ton, bukan berkurang.

Pertanyaan tsb. hanya dpt di jawab dengan teropong IMAN.

Dmkn juga agaknya virus Korona yg tengah mewabah ini. Allah lah yg MENDATANGKANNYA. Kemudian kepada Allah jua kita harus memohon MENGHILANGKANNYA.

Makanya selain ihtiar, mariii.....🤝🤝🤝🤝 kita semua bertaubat dan berdo'a, kiranya semoga Allah berkenan segera MENGHILANGKAN virus Korona ini.

Dengan memohon ampun.  Tdk bermaksud mendekte Allah, semoga Allah Hilangkan virus Korona ini dari dunia sblm Ramadhan tiba.

Ya Allah di Ramadhan y.a.d. kami ingin saum yg lebih baik dari tahun2 sebelumnya.

Ya Allah kami ingin melanjutkan kebiasaan kami memakmurkan masjid dg shalat berjamaah, shalat tarawih, tadarusan dan i'tikaf.

ya Allah kami ingin tutup Ramadhan dg shalat ied mensyiarkan kebesaranMu.

Ya Allah kami ingin lbh mempererat silaturahim, dg infak, sadakah dan zakat fitrah yg semuanya itu hanya mungkin dg Kau izin kan kami berhimpun tanpa physical distancing, tanpa social distancing.

Ya Allah kini ibadah haji dinegeri kami antri berbilang tahun. Tolong Buka kembali negara tempat Ka'bah berada, agar jemaah haji tahun ini dpt berhaji. Kasahani ya Allah calon TamuMu yg tlh bgt lama menunggu.

Ya Allah kabulkan lah do'a kami baik yg terucap maupun yg hanya terbesit di hati kami.

Hari ini masjid di sekitarku di Jkt Pusat tak satupun menggelar shalat Jum'at.
Ya ......Allah ampuni jika ini mrpkn dosa kami. Engkau tau Ya Allah kami bukan takut dg Korona. Tapi takut membahayakan diri kami atau membahayakan orang lain. Smg kami benar mengamalkan laranganMu:
وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ
"dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri (Al-Baqarah 195)".

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
Jum'at 3 Sya'ban 1441 H.
27 Maret 2020 M.

TAUBAT dan DO'A Korona.

Umpamanyalah, sekali lagi umpamanyalah, misalkanlah,  Virus Korona ini mrpk tentara Allah; seperti Al Fath 7
وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ
(Dan milik Allah bala tentara langit dan bumi).

Upmamanyalah virus Korona di kirim Allah menghukum ummat manusia. Seperti Al-Ma'idah 49.
فَاِ نْ تَوَلَّوْا فَا عْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَـعْضِ ذُنُوْبِهِمْ
(maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka).

Umpamanyalah Bala' ini  karena kesalahan dan dosa ummat manusia. Seperti Asy-Syura ayat 30.
وَمَاۤ اَصَا بَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ ۗ 
"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).

Maka tak ada kekuatan yg dpt melawannya, biarpun  seluruh manusia dan jin dibumi ini bersatu.

وَمَاۤ اَنْـتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْاَ رْضِ ۚ وَمَا لَـكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
"Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari siksaan Allah) di bumi, dan kamu tidak memperoleh pelindung atau penolong selain Allah."
(QS. Asy-Syura ayat 31)

Oleh karena itu hanya dg ber'doa memohon pertolongan Allah, yg dpt menghilang virus Korona di bumi ini.

Untuk meraih pertolongan Allah, ummat manusia hendaklah bertaubat, lalu berdo'a.

Bagaimana cara bertobat ???

Manusia pertama bertaubat kepada Allah adlh Nabi Adam.

Karena memang beliaulah manusia pertama berdosa. Termakan propaganda/hoaks Iblis, Nabi adam dan Hawa terperdaya lalu berbuat dosa. .....

Allahpun murka, Adam dan hawa mendpt setidaknya 3 sanksi:

1. Diusir dari Surga ke Bumi.
قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًا
Al-Baqarah 38 (Kami berfirman, Turunlah kamu semua dari surga!).

2. Dipisahkan begitu lama........

3. Hidup di bumi tidak mudah, segala keperluan hrs dg berusaha. Tidak seperti di surga semua sdh tersedia.

Mereka  tak tau apa yg hrs dilakukan. Kalaulah Allah tdk memberi petunjuk, maka cara bertaubat dan berdo'a pun Adam dan Hawa blm tau. Allah dg kasih sayangNya mengajari  beberapa kalimat untuk bertaubat dan berdo'a:
فَتَلَقّٰۤى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَا بَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّا بُ الرَّحِيْمُ
"Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima taubatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(Al-Baqarah ayat 37)

Kalimat yg diajarkan itu ialah:
قَا لَا رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِ نْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
"Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
(Al-A'raf ayat 23)...

Nabi Yunus juga melakukan kesalahan karena meninggalkan kaumnya (lari dari medan tugas) karena kesal kaumnya tdk mau menerima seruannya. Allah mengatur sanksi buat nabi Yunus ditelan ikan. Kalau tdk diterima taubatnya,  dikabulkan do'anya Nabi Yunus akan ttp diperut ikan sampai kiamat.

Pertobatan dan  do'a itu tersurat di Al-anbiya 87.
وَ ذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَا ضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّـقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَا دٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ 
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdo'a dalam keadaan yang sangat gelap, Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."

Do'a diiringi taubat Nabi Yunus:
لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
"(Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim)."

Ummat nabi Musa bertaubat, dg cara disuruh bunuh diri.
وَاِ ذْ قَا لَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَکُمْ بِا تِّخَا ذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْاۤ اِلٰى بَا رِئِكُمْ فَا قْتُلُوْۤا اَنْفُسَكُمْ ۗ ذٰ لِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ عِنْدَ بَا رِئِكُمْ ۗ فَتَا بَ عَلَيْكُمْ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّا بُ الرَّحِيْمُ
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertaubatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima taubatmu. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang."
(Al-Baqarah ayat 54)

Buat ummat pasca Musa malah bunuh diri dilarang (An-Nisa 29)
وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَنْـفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُمْ رَحِيْمًا
"(Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu)."

Lalu kita2 ini bgmn cara kita bertaubat dan berdo'a agar wabah virus Korona ini dihentikan Allah menebar bencana???.

Nabi Adam dan Hawa, dosa mereka berdua. Nabi Yunus dosanya sendiri. Umat Nabi Musa dosa kelompok, suatu komunitas. Nah zaman kini, di bumi ini. Sepertinya ada 3 golongan pembuat dosa:

1. Dosa individu, bagaikan Nabi Adam, Hawa dan Nabi Yunus.

2. Dosa suatu bangsa, keinginan menindas bangsa lain, keinginan memusnahkan etnis tertentu, padahal Allah ciptakan berbagai etnis, berbagai agama dibumi ini. Tidak boleh ada keinginan memusnah suatu etnis atau agama. لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ (tidak ada paksaan memeluk agama = Al-Baqarah 256).

3. Dosa ummat manusia sedunia dg berbagai tingkah-polah yg tdk diperkenankan Allah.

Mungkin pertaubatan menyeluruh harus dilakukan oleh seluruh manusia penghuni bumi ini, selanjutnya berdo'a. Mudah2 an dng dmkn Allah menarik kembali virus Korona ini. Sebab Allah lah yg menghidupkan dan mematikan.
وَا للّٰهُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ
(Allah menghidupkan dan mematikan).

Setelah bertaubat, selanjutnya.....
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah ayat 153)

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 24 March 2020

DO'A dan KORONA

Do'a mrpk senjata orang beriman. Berikhtiar saja tanpa berdo'a,  ustazd bilang namanya takabur.
Pernah kutulis judul "do'a mustajab dapat menahan Matahari".
Semoga do'a para alim ulama, ustadz/ustadzah, do'a kita semua agar virus ini ditarik Allah dari bumi ini, di ijabah Allah. Aamiin.

Semua pemeluk agama paham
berdo'a saja tanpa ikhtiar, tidak realistis, contoh dlm menghadapi virus korona ini. Sbg manusia yg dibekali Allah akal. Berkembang ilmu pengetahuan tentang bgmn ikhtiar yg harus dilakukan oleh Negara, oleh rakyat dlm mencegah tertular atau menularkan virus korona ini. Antara lain dg ikhtiar Physical distancing, Social distancing. Tidak keluar rumah, jaga jarak bila bertemu sesama. Inilah mungkin maksud Allah mengingatkan kita:

وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ
(dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri) Al-Baqarah 195.

Berbicara antara do'a dan ikhtiar dalam keadaan se-hari2; contoh ketika kita makan, nasi sdh dipiring saja bila tdk dg ikhtiar disuap, tak mungkin dg di do'akan masuk ke mulut.

Soal sesuap nasi itu apakah benar jadi rezeki kita, itu sdh bukan kuasa kita. Bisa jadi nasi yg disuap sesuap itu tak dpt ditelan, terpaksa dikeluarkan misalnya karena tercampur sesuatu stlh dikunyah terasa aneh.

Bgt pula virus korona ini dengan do'a saja tak cukup untuk kita dpt terhindar. Sementara itu juga ikhtiar saja tanpa berdo'a, jangan yakin dulu, mungkin saja ikhtiar kita tak berhasil. Pada akhirnya kuasa Allah yg menentukan. Disinilah peran do'a.

Dapat sbg tamsil saya kemukakan: Setelah sesuap nasi dan lauknya masuk ke mulut, jangan merasa hebat dulu. Jangan menganggap semua proses sesuap nasi menjadi darah, menjadi daging, menjadi tenaga; ketahuilah hal itu adalah BUKAN hasil usaha kita sendiri.

Ketahuilah bahwa setelah ditelan tu makanan, proses cerna dlm lambung dan usus, memilahnya jadi darah, tenaga, urine dan faeces semua itu bukan hasil usaha kita, melainkan kuasa Allah.

Buktinya; anak dan Ibu serta si Bapak, makan di meja yg sama, menu makananpun sama. Si Bapak makan makanan itu membuat gula darahnya naik, si Ibu makan makanan itu menaikkan cholesterol. Sedangkan bagi si anak karena organ cernanya masih baik, pankreas berfungsi baik, ginjal dan semua "organ proses" dlm tubuhnya masih bekerja sempurna, makan makanan itu menjadikan dia tumbuh sehat.

Naaah dari renungan sederhana ini sadarlah kita bahwa kuasa kita sangat amat terbatas. Soal makan saja hanya sampai di pangkal kerongkong kuasa kita.
Itulah sebabnya bgt penting berdo'a sblm makan, (Allahumma bariklana fima razaqtana waqina adzaban naar) agar makanan tsb terproses dg baik oleh alat cerna yg hanya kuasa Allah saja yg dpt memfungsikannya dg baik.

Bgt pula agaknya ketika virus korona ini sedang mewabah begini, marilah selain ikhtiar juga hrs diiringi dg do'a. Patut juga diusulkan kpd para pihak yg mengumumkan langkah2 ikhtiar, alangkah bagus bila ditutup dengan seuntai kata2 do'a yg tulus kpd Allah. Sbg bukti bahwa  kpd Allah kita menyerahkan diri.

Bagi penganut faham realistis berargumen bahwa: sepanjang makanan itu sehat, dikonsumsi teratur dan terukur maka akan menyehatkan tubuh.

Statemen itupun agaknya dpt terbantahkan; bila anda menyaksikan tunawiswa, kadang makan makanan yg jauh dari sehat bahkan cenderung kotor misalnya sisa makanan yg sudah kadaluarsa mungkin saja basi.

Pekerja buruh kasar karena situasi dan kondisi tempo-tempo makan nasi dg tangan tak dicuci. Buktinya kedua klompok yg kita ambil contoh ini bugar segar saja, manapaki hidup sampai waktu yg ditentukan Allah. Justru yg sering sakit orang "gedongan", padahal sblm makan, tangan dicuci, peralatan makan steril. Tapi msh saja terserang berbagai penyakit.

Di renungan soal makan ini saja kita sdh dpt merasakan sekaligus menyaksikan betapa hebatnya kekuasaan Allah mengatur pencernaan manusia.Beda dg alat cerna hewan walau hewan itu omnivora (makan apa saja seperti manusia) tapi jarang liat hewan diare.

Seolah-olah tak sama
alat cerna orang "gedongan" dg orang "glandangan",  itu buktinya bahwa alat CERNA adalah diluar kekuasaan manusia. Demikian juga virus korona ini, betul2 kuasa Allah yg mendatangkannya, selanjutnya dg kekuasaan Allah pula nanti dia hilang. Kita manusia sebatas berikhtiar dan jangan lupakan ber-do'a.

Kalau bukan pertolongan Allah, makanan yg kita masukkan ke lambung kita bukan mustahil mengandung racun, bakteri, jamur dll yg dpt membuat diare, keracunan dan berbagai penyakit. Virus inipun hanya mungkin berhenti dg kuasa Allah.

Pantas Allah nyatakan kalaulah bukan karena pertolongan-Nya, kita  tak kan selamat di dunia ini.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ  تَوَّابٌ حَكِيْمٌ
"Dan sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (niscaya kamu akan menemui kesulitan). Dan sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Maha Bijaksana."
(QS. An-Nur ayat 10).

Bukan saja makanan, minuman yg kita teguk tak selamanya bebas dari segala sesuatu yg dpt saja membuat kita menderita sakit. Kini virus korona sekarang ini dari berita2 TV maupun medsos kabarnya dpt menular melalui antar manusia dan dpt juga bermedia benda.

Smg Allah menuntun kita agar selalu mengingat-Nya di segala kesempatan termasuk ketika bahagia, juga ketika sdg mewabahnya virus korona ini.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi..

Sunday 22 March 2020

Kapan Virus Korona ini Hilang ???

Tak ada yg dpt menduga kapan virus korona ini hilang. Virus Korona tak kasat mata, tapi terbukti dia ada, terbukti dia punya daya binasa yg dahsyat. Virus inipun tak tau bahwa dia dinamai korona.

Landasan berfikir berpondasi imam, bahwa ada sesuatu yg menciptakan virus ini. Si virus menurut iman di ciptakan oleh pencipta alam ini, yaitu Allah.

Kenapa Allah ciptakan virus ini, menurut cara berfikir iman sekurangnya dpt diliat dari dua sisi:
1. Memberi manfaat kepada manusia. رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا
(tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Ali Imran 191)
2. Merupakan peringatan atau azab lantaran dosa.
فَاِ نْ تَوَلَّوْا فَا عْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَـعْضِ ذُنُوْبِهِمْ
((Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka)). Al-Ma'idah 49

ad.1.
 أَنَّهُ قَالَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Setiap penyakit ada obatnya.
Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim).

Dengan sebab adanya virus ini terpacu para ahli bidang kesehatan untuk berupaya  menemukan obat. Timbulah segala aktivitas ........... menggerakkan perekonomian, serta derivative-nya.,,,......🎁🎁🎁

ad. 2.
Dengan dasar mencari jalan keluar melalui pintu religius, adlh ummat manusia hrs introspeksi diri apakah tlh banyak ketentuan Allah dilanggar membuat Allah murka. Apakah sdh terlalu banyak perbuatan2  zalim dilakukan ummat manusia antar sesama. Apakah sdh makin banyak manusia tak percaya akan Allah yg menciptakan dirinya dan alam semesta. Kini Allah buktikan sanggup menciptakan mahluk pemusnah tak kelihatan, oleh manusia dinamakan virus korona.
Apakah sdh banyak orang yg sesumbar akhirat dan alam ghaib itu hanya ramalan dan hayalan oleh tukang ramal masa depan yg blm tentu kebenarannya karena blm pernah kesana.

Nah kini Allah buktikan yg ghaib itu ada, tak kasat mata, tapi dahsyat kemampuannya mendatangkan malapetaka. Kehidupan ummat manusia dari segala segi, jiwa, ekonomi, sosial, dpt berantakan lantaran mahluk ghaib ciptaan Allah yg maha ghaib itu.

Kembali dengan landasan berfikir iman, tiada lain kuncinya memohon kpd yg menciptakan virus korona itu, agar virus ini segera dihilangkan. Terminology iman permohonan kpd Allah itu namanya ber-DO'A.

Pertama
Berdo'a agar cepat Allah beri petunjuk kpd para ahli kesehatan untuk menemukan obat penangkal virus tersebut.

Kedua
Berdo'a kiranya Allah segera menarik kembali TENTARANYA yg oleh manusia dinamai virus korona, karena:
وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ
Al-Fath ayat 7:
(Dan milik Allah bala tentara langit dan bumi).

Virus ini tadinya benda mati, oleh Allah dihidupkan sbg tentara Allah meng azab manusia (Al-Ma'idah 49 dikutip di atas). Maka hanya kepada Allah pula kita dpt memohon agar mematikan virus korona ini karena;

Allah SWT berfirman:

لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Hadid ayat 2)

Surat At-Taubah ayat 116

إِنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۚ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍۢ
Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.

Tinggal sekarang masalah kapan do'a ini dikabulkan Allah???. Sebab tanpa kekuatan Allah janganlah manusia sombong lagi, tak akan dapat membuat virus ini hilang.

Jangan sombong lagi tidak percaya yg ghaib, ..... apa belum cukup, bukti ke ghaib an virus ini. Jangan sombong tentang akhirat..........Memang akhirat blm ada bukti, kiamat belum terjadi. Tapi dg tanda2 ini apakah masih juga akan mengatakan akhirat itu ramalan masa depan. Apakah tetap sombong berpendapat kiamat itu sesuatu yg tak kan terjadi. Apakah tetap sombong berpendapat agama adlh musuh ..............suatu bangsa dan menghambat kemajuan.

Agar do'a dikabulkan Allah, bertaubatlah manusia yg sombong2 itu. Bertobatlah nanusia yg menindas/menzalimi sesama manusia. Bertobatlah suatu bangsa yg ingin memusnahkan keberadaan etnis tertentu dlm bangsanya. Ketahuilah etnis apapun dlm suatu bangsa bukan untuk dimusnahkan, karena mereka adalah ciptaan Allah.

Selain do'a, tentu ihtiar mesti dijalankan. Kiranya cukup tegas petunjuk Rasulullah seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Boleh jadi hadist di atas dpt dijabarkan dg:
Selain tdk pergi ke daerah wabah, tidak keluar dari daerah wabah, juga Physical distancing, juga termasuk bila sudah mewabah sekota, jangan kumpul2, jangan keluar rumah.

Bagi yg mengikuti himbauan pemerintah untuk sementara tidak shalat berjamaah di masjid, menghindari ketularan dan menularkan. Mari kita cermati hadist berikut buat bahan mempertimbangkan;

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari).

Mungkin hadist di atas dpt diterjemahkan. Kalau diri terbiasa shalat berjamaah ke masjid. Kini lantaran kehawatir mendatangkan musibah (menularkan atau tertular). Tidak shalatnya diri ini berjamaah sementara di masjid ketika penyakit sdg mewabah, dlm hal dmkn tetap tercatat sbgmn kebiasaan awak (berjamaah), dikondisi normal. semoga. Aamiin.

Ya Allah jika virus ini tentaraMu,
yang Engkau perintahkan menghukum kami.  Terima tobat kami.
Sungguh tak ada suatu kekuatanpun baik dilangit maupun dibumi yg sanggup malawannya.

Hanya kepada Engkau jua ya Allah kami mohon pertolongan menarik tentaraMu ini kembali.
اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Ampuni salah dan dosa kami, sehingga membuat Engkau murka ya Allah. Selanjutnya tolong hilangkan virus ini, kami sdh menyerah, kami sudah takluk dibawah kekuatan-Mu, sungguh kami tak berdaya melawan virus korona ini. Hanya kepada Mu ya Allah kami minta pertolongan.

Ya Allah.......... tolong segeralah hilangkan virus korona ini.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Saturday 21 March 2020

MENYANTUNI ORTU

(Artikel ke 600).

Suasa virus Korona di Jkt cukup,
.....😴😴😴. Istriku terjadwal harus dilakukan tindakan operasi gigi, Senin tgl 16 Maret. Ternyata tak dpt dilaksakan karena suasana RS sdmkn rupa, semua pasien berkasus sama dg istriku dijadual ulang. Istriku kejadual hari Jum'at 20 Maret.

Pagi sblm pkl 7, tgl 20 Maret kami sdh tiba di poli gigi RS. Keadaan bgt sepi. Kursi ruang tunggu yg isinya 3 kursi sebaris, di tengah2 di pasang lak ban melintang agar ndak dpt diduduki. Jadi sebaris hanya mungkin duduk dua orang. Ini rupanya dlm rangka "social distancing".

Tak berapa lama aku duduk menunggu (sambil nulis artikel di HP; sbg kebiasaanku spy nunggu tak terasa lama) datang seorang suster berdiri dihadapanku. Dengan nada agak membentak "Bapak ngapain kesini". Cukup terkaget diriku, kututup HP lalu ku jawab "Ngantar istri suster !!".
Suster: Mana istrinya !!
Aq : Itu yg pake jilbab agak merah.
Suster: Ini zona merah, sdh dua rekan kami kena. Kalau ndak sdh janji ndak usah kesini.

Memang sejak kemarin ku sdh ngomong sama istri, sebaiknya diundur. Tapi istri sdh ndak kuat, leher kanan, bahu kanan sampai belikat  kanan sdh sakit dampak dari gigi yg sdh dirawat 5 kali di RS tsb diputus dokter harus dicabut. Kamis 19 Maret ditelpon RS, dipertegas, "kalau sdh terjadual silahkan datang".

Istriku duduk di depan loket pendaftaran, sedang aku duduk jauh, mungkin 15 meteran. Pasien bgt sepi kuliat hanya 4 orang duduk di kursi tunggu depan loket, saling berjauhan.

Habis dialog itu, si suster jadinya ngambil posisi duduk sederet kursi denganku dipisah lak ban. Jadinya suster senior ini terlibat ngobrol. Rupanya pasien sdg ndak ada. Ybs banyak waktu. Antara lain beliau menceritakan anak dan menantunya dg berbagai problemnya. Entah kenapa beliau percaya curhat dg ku, sampai nyangkut soal ekonomi, santunan anak dan mantu buat beliau dan suaminya yg kini sudah lama purna bhakti.

Curhatan Suster ini membuat ku terinspirasi menulis "ARTIKEL KU YG KE 600" ini.  Tentang kasus Ortu punya anak setengah lusin. Boleh dikata anaknya "jadi" semua. Masing2 menyantuni Ortu dg bermacam pola.
*1. Ada anak yg saban bulan ngirim duit transfer ke rekg Ortu, tdk besar, mungkin cukup buat listrik, air dan bumbu dapur.
*2. Ada yg hampir tiap bulan datang ke kediaman Ortu, diinventarisirnya keperluan makan minum sebulan si Ortu langsung dibelanjakan wujud barang.
*3. Ada pula yg tiap mau lebaran ngasih duit lumayan, cukup buat bbrp bulan beli lauk.
*4. Ada anak yg saban bulan bayarkan iuran BPJS kls 1, berikut kalau pas Ortu sakit si anak ngirim lagi untuk biaya wira-wiri.
*5.  Ada yg ngontrol kediaman Ortunya. Pokoknya yg menyangkut perawatan kediaman Ortu jadi urusan si ini anak.
*6. Anak satu ini paling kaya sendiri, kalau ngasih duit besar sekali, biasanya by hand waktu lebaran atau pas menjenguk Ortu. Mungkin dia ngitung kalkulasi biaya hidup sebulan diberikan langsung bbrp bulan sekian bulan sampai akan ngasih duit lagi.

Si Ortu rupanya tidak senang pemberian ini anak, tapi tak pernah diungkapkannya. Pasalnya anak paling kaya ini, uang pemberian dimintainya pertanggungan jawab pengeluaran untuk apa saja. Ortu tdk senang dikontrol begini, lalu sedikit sekali uang pemberian si kaya dibelanjakan. Pemberian berikut ya sedikit, wong sisa duit masih banyak. Sebetulnya si Ortu mau nolak pemberian ini tapi menjaga perasaan anak dan mantu, biarlah dia sendiri menahan rasa.

Nah dari kasus2 di atas pembaca mungkin dpt berkaca bila diposisi sbg anak. Ingat bahwa kata Nabi Muhammad s.a.w. HR. Abu Said Almaqburi dari Abu Hurairah "Waraghima anfu rajulin adraka abawaihi 'indahul kibaru au ahadahuma falam yudhilul jannah" (terjemahan bebas=sungguh seorang anak sangat merugi bila mendapati dua atau seorang Ortunya sdh tua, tidak menjadi jalan buatnya menuju surga).

Allah wanti2 hrs berbuat baik kpd Ortu di banyak ayat a.l.:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسٰنَ بِوَالِدَيْهِ ۚ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
(QS. Luqman ayat 14).

Juga ada model Ortu yg kebetulan masa kakek neneknya msh sempat dinikmati bersama. Si anak mengirim transfer,  untuk mudahnya di alamatkan ke Ayah. Ketika uang diambil dari bank, kpd si Ibu ia katakan: "ini kiriman anak kita untuk ku, nanti kalau kau perlu minta ke aku". Uang digunakannya bebas, untuk sedekah dll. Si istri jadinya "makan hati". Ketika pas si anak2 pulang lebaran Ibunya lapor. Anak2 ter-heran2, karena mereka tau betul ketika mereka msh kecil, gaji ayah bgt diterima dari kantor langsung semuanya di serahkan bunda. Rupanya usia tua membuat tabiat jadi berubah. Transfer berikutnya anak2 sepakat mengirim dg dua nama; satu ke ayah satu ke bunda. Merekapun bergilir hari pergi ke bank mencairkan transfer. Ini mungkin salah satu tanda bahwa dpt terjadi orang berusia lanjut berperangai kembali seperti anak2 lagi "ini punya ku". Allah informasikan (Yasin 68)
وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

(kembalikan dia kepada kejadian(nya) = anak kecil lagi).

Dlm pada itu bila kita sdh/akan berposisi sbg calon manula. Jaga diri, ikhtiar dan   berdo'a kpd Allah agar jangan pikun.

Bila posisi jadi anak, ikhlaslah dlm menafkahi / bersedekah apalagi ke orang tua, jangan seperti contoh anak ke 6, ingat pesan Allah:
قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ  يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ  وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun."
(QS. Al-Baqarah ayat 263).

Ketahuilah bahwa manula sudahlah rentan dalam raga. Diiringi pula rapuh dalam jiwa. Mudah, sangat mudah sekali tersinggung, apalagi kalau yg menyinggung anak kandung sibiran tulang. Begitu berat derita bathin beliau.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Friday 20 March 2020

FOKUS Ketika IBADAH

Di era persaingan kehidupan dunia dewasa ini menjadikan manusia harus serba sibuk. Tak jarang orang mampir ke masjid, berharap agar pelaksanaan ibadah yg diikuti cepat selesai, sebab sudah di tunggu oleh suatu aktivitas yg hrs dilaksanakan.

Tak heran bila khusyuk mereka kpd Allah baik ketika shalat, maupun ketika mendengar ceramah agama dlm pengajian, mulai berkurang bagi sebagian orang.

Dalam shalat, hati sebagian besar tidak menghadap Allah. Fikiran terbang melayang pada program ssdh shalat nanti.

Bila ikuti pengajian, tak jarang apa yg disajikan si ustadz hanya terdengar se-bagian2 karena mata sibuk ke HP.  Jari jemari terus menari merespond message dlm HP.

Hal dmkn telahpun disinyalir  Rasulullah s.a.w. dlm sabda beliau: INNA AWWALA MAA YUR FAU' MINANNASIL KHUSYUK (Susungguhnya yg mula diangkat Allah dari hati manusia ialah rasa khusyuk itu). Dmkn seperti yg didengar Syaddad bin Aus. saya kutip dari tafsir Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka, juzu 27 halaman 289*).

Ath Thabrani meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَوَّل مَا يُرْفَعُ مِن هَذِهِ الأُمَّةِ الْخُشُوعُ حَتَّى َلَا تَرَى فِيهَا رَجُلًا خَاشِعًا

"Yang pertama kali diangkat dari umatku adalah khusyu’, sehingga engkau tidak akan melihat seorang pun yang khusyuk".

Khusyuk dlm terminology Islam dpt diartikan konsentrasi/fokus ibadah kpd Allah semata, bukan karena yg lain selain Allah.

Perintah khusyuk ini, tidak serta merta bersamaan bgt Islam datang. Sblm keharusan khusyuk dlm shalat, makmum jamaah shalat zaman permulaan Islam, kadang masih berbincang, misalnya nyusun rencana ssdh shalat.

*)Menurut khabar dari Abdullah bin Mas'ud perintah khusyuk baru di tegaskan Allah stlh 4 thn mereka menerima Islam, ternukil dlm surat Al-Hadid ayat 16:

اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَـقِّ ۙ

Artinya: Belumkah datang masanya bagi orang-orang yg beriman, bahwa akan khusyuk hati mengingat Allah dan apa yg DIA turunkan dng kebenaran.

Jeda 4 tahun dari lahir Islam ke perintah khusyuk, mhn maaf bila saya jadikan tamsil, guna memaklumi anak2 tdk khusyuk ketika shalat berjamaah di masjid.

Pendidikan shalat mulai usia 7 th, wajarlah kalau anak2 usia 6, 7 th, kadang masih suka bercanda. Karena 3, 4 tahunan lagi diusia 10 tahunan barulah shalat hrs dg agak keras didisiplinkan buat mereka.

Tapi harapan kita, terutama imam dan pengurus masjid, hendaklah terus menerus mengingatkan kpd anak2 kita agar jangan bercanda ketika shalat.

Jujur kita akui, jamaah dewasa saja masih harus terus-menerus diingatkan. Buktinya imam shalat, tak bosan2nya berseru "Rapat kan dan luruskan shaf. Tlg yg didepan penuhkan dulu, baru shaf berikutnya. Isi shaf yg masih kosong".

Tidak otomatis.....shaf rapat dan lurus, shaf masih aja mengular, masih aja ada yg renggang, belum lagi yg berperilaku membuka kaki terlalu lebar. Mestinya shaf muat untuk 3 orang, cuma dpt 2 orang.

Akibat tdk khusyuk dlm shalat di beritahukan buat kita semua, dilanjutan ayat 16 al-Hadid tadi:
  وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ  وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik."

Menurut ayat di atas, tidak khusyuk dlm shalat, HATI bakal menjadi KERAS selanjutnya menjadi orang FASIK.  Naudzubillahi min dzaliik.

Saudaraku pembaca,..... bila kita tlh berusaha khusyuk ketika shalat, ternyata masih blm berhasil sepenuhnya. Jangan terlalu berkecil hati, yg penting usahakan maksimal, sebab KONON di zaman Rasulullah, dari berbagai artikel dipublish, bahwa pernah para sahabat "lomba khusyuk" shalat dg hadiah Jubah Rasulullah. Lebih jauh di artikel2 tsb mengisahkan,  Ali bin Abi Thalib yg semula yakin bakal khusyuk, ternyata di detik2 terakhir sblm salam teringatlah beliau akan jubah yg mana bakal Rasulullah hadiahkan. Dg dmkn di riwayat itu dikisahkan bahwa  Ali bin Abi Thalib tidak khusyuk 100% dalam shalat berupaya khusyuk itu.

Nah saudaraku......... apalagi kita yg sudah jauh 14 abad lbh dari zaman Rasulullah, dapat dipahami jika dlm shalat ndak dpt sepenuhnya khusyuk.

Merujuk pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah 45-46.

وَاِ نَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ 
"Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (Al-Baqarah 45)

الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَ نَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
"(yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (Al-Baqarah 46).

Butir2 pesan dari ayat 45 dan 46 surat Al-Baqarah tsb:

Bahwa shalat hrs khusyuk,  Allah tau khusyuk itu berat.
Oleh karena khusyuk itu berat, Allah memberi petunjuk untuk khusyuk diayat 46:
*. Yakin ketika shalat diri ini sdg berhadapan dg Allah.
*. Yakin bahwa diri ini akan kembali kpd Allah (mati).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis (pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahya. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud).

Kita serahkan saja kpd Allah, karena Allah lah yg berhak memberi nilai pahala shalat kita. Yang dpt kita lakukan hanya berusaha shalat se khusyuk mungkin. Melakukan shalat sesuai dg syarat dan rukun mengacu kpd yg dicontohkan Rasulullah. Pengetahuan cara2 shalat sesuai contoh Rasulullah, kita terima dari guru2 ustadz2 yg membimbing kita shalat. Ditambah lagi dg mengikuti pengajian2. Dari hari ke hari berusaha terus menambah ilmu (ttg shalat khususnya) dari berbagai sumber yg memberikan dalil Al-Qur'an dan Hadist.

Smg kita masa kini dng banyak mendengar dakwah dan mengaji serta mengkaji Al-Qur'an semakin tinggi ilmu shalat kita dan semakin meningkat ke-khusyuk-an kita.

Aamiin. Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Wednesday 18 March 2020

IBU MEDIATOR

Seorang ibu lanjut usia, ketika masih usia produktif, suami dan dianya sendiri tdk bekerja di sektor formal, makanya tdk ada pensiunan buat dirinya maupun dari mendiang suaminya. Alhamdulillah Ibu ini bernasib baik, 6 putra/putrinya lumayan bhakti, sehingga kehidupan masa tua bersumber dari pemberian anak2 yg berkecukupan.

Sifat umum seorang Ibu, sepanjang masih bugar,  tetap tdk suka ikut tinggal dirumah anak2, milih rumah sendiri. Biarpun hanya tinggal sebatang kara.

Ibu ini sebagian anaknya "berada" sebagian lagi "kurang mampu". Bgtlah suratan nasib, walau saudara sekandung peruntungan beda2.

Banyak kita dptkan informasi dari Allah dlm Al-Qur'an tentang perihal rezeki masing2 orang berbeda seperti ayat berikut:
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ  وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki).

Alhamdulillah anak2 yg "mampu",.... saban bulan supply dana kpd si Ibu.

Ada pepatah "Kasih IBU sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah".
Ibu figur utama yg menggantikan Orang Tua di pepatah tsb. Jadi dpt diterjemahkan kasih ORTU tak luntur sepanjang hayat dikandung badan. Sedang kasih anak terbatas sepanjang galah. Galah dipegang pangkalnya terlihat ujungnya, kadang tak nyampe jika menjolok yg tinggi. Adapun jalan, semakin dijalani semakin panjang, bila jalannya buntu, terbentang jalan lain untuk dilalui.

Pemberian dari anak2nya yg  "berkecukupan" diam2 dialihkannya ke anak2nya yg "kurang mampu". Anak2 yg "mampu", terheran-heran iuran mereka kadang bgt cepat habis. Namun si IBU tetap merahasiakan pengalihan bantuan kpd anaknya yg "kurang mampu" itu ke sumber dana. Baru diketahui stlh beliau berpulang kerahmatullah,  informasi diketahui  dari anak2nya yg kurang mampu.

Ketika acara kumpul2 anak dan cucu memperingati hari wafatnya BUNDA MEDIATOR ini. Anak tertua yg kebetulan salah satu yg kurang mampu yg saban bulan mendapat subsidi ditunjuk adik2nya untuk memimpin berdo'a
.
Redaksi do'anya selain:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā. Artinya, "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."

Juga disisipkan permohonan kpd Allah agar; subsidi yg diberikan Almarhummah saban bulan bagi dirinya untuk cucu2nya diganjar Allah dg pahala berlipat ganda.

Anak2 yg saban bulan memberikan dana buat IBU ini, baru paham apa sebabnya dana yg mereka berikan tiap bulan tdk membuat ibu ini banyak simpanan. Tidak membuat Ibu ini bermewah dlm belanja. Barulah mereka paham bila di tenggarai uang almarhumah tiap bulan hampir habis. Baru para anak yg jadi donatur paham, kenapa almarhumah Ibu bila ada keperluan insidentil senantiasa perlu dipasok dana lagi.

Dmkn profil perjalanan hidup seorang Ibu, kasih sayangnya kepada anak2nya sepanjang usianya.

Smg kisah ini menggugah hati kita2 yg masih punya Ibu agar menta'ati wasiat Allah berbakti kpd ORTU terlebih Ibunda. Karena Allah tak sembarangan ber WASIAT. Tapi dikhususkan untuk Ibu Allah ber WASIAT dlm Surat Al-Ahqaf ayat 15:

وَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا

"Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan".

Yg masih punya Ortu jangan sia2kan kesempatan meraih surga melalui ayah dan ibu yaitu berbakti kpd mereka. Yg  Ortunya sdh tiada, jangan lupa berdo'a setiap usai shalat. Mintakan ampunan buat mereka, mintakan rahmat Allah kpd mereka, sekurangnya dg redaksi di atas.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Sunday 15 March 2020

PERANGKAP Iblis berpintu IKHLAS.

Ahli ibadah; beramal hanya se mata mata karena Allah. Tiap hari tak pernah lupa bersedekah. Lidah sll bergoyang berzikir dan bibirnya selalu basah dlm kalimat tayyibah . Tentu tak usah diragukan lagi ibadah wajib olehnya dilaksanakan dng baik dan khusyuk karena Allah, sedangkan ibadah yg sunah saja hampir tak pernah luput.

Tapi tatkala dirinya mulai merasa ketaatan dan keikhlasannya beramal/beribadah itu diketahui orang, menjadi perbincangan masyarakat, ybs menjadi termotivasi meningkatkan frekuensi amal/ibadahnya.

Sedekah yg biasanya 10rb setiap hari, ditingkatkan jadi 20rb sampai 30rb. Zikir yg biasa dilakukan diperbanyak dan pengucapannya diperjelas. Pokoknya semenjak diketahui orang akan amal/ibadahnya ybs meningkatkan amal/ibadahnya baik kualitas maupun kuantitas. Jika sdh spt ini PERANGKAP IBLIS pintunya telah MENGANGA untuk diarahkannya kepada ahli ibadah yg ikhlas itu tadi. Iblis punya PERANGKAP BERPINTU IKHLAS yg siap untuk memerangkap orang-orang ikhlas dlm beribadah.

Karena kasih sayang Rasulullah kpd ummatnya, beliau ajarkan do'a untuk menghindari PERANGKAP IBLIS, kpd sahabat utamanya ABU BAKAR.

Abu Bakar yg begitu kuat imannya saja,  perlu do'a ini, apalagi kita2 ini yg imannya mungkin tak seujung rambutpun bila dibanding dari Abu Bakar sahabat utama Nabi Muhammad s.a.w, itu.

Abu Bakar adalah orang beriman pertama, demikian kuat imannya tak disangsikan lagi. Tetapi Nabi mengajarinya do'a ini. Tentu do'a itu dimaksudkan Nabi Muhammad s.a.w. bukan hanya untuk Abu Bakar namun untuk kita semua agar terhindar dari  PERANGKAP IBLIS yg masuk dari pintu IKHLAS.

Do'a tsb sbb:

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
Allahumma inni a'udzu bika an usyrika bika syaian waana a'lamu waastaghfiruka lima laa a'lamu.

Ya Allâh! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan (syirik) yang menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa-apa yang tidak aku ketahui.

(Iman Bukhari dlm AL ADAB AL MUFRAT dan At Tirmidzi dlm NAWATIR AL USUL).

Smg kita terlindung dari PERANGKAP IBLIS dari PINTU IKHLAS.  Aamiin.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
21 Rajab 1441.H./16 Maret 2020.
Sambil menemani Istri perawatan Gigi di RSGS Jkt.

Friday 13 March 2020

BERBOHONG yang MASLAHAT

Ada pepatah "Piring di Rak saja  bersentuhan".
Begitu pula suasana dlm satu komunitas yg rutin bertemu, hampir saban hari berkumpul. Bisa jadi di sekolah, seangkatan kuliah, apalagi teman sepekerjaan. Sering terjadi "bersentuhan", dlm arti beda pendapat sampai ke perselisihan yg tegang.

Dua orang kepala bagian di kantorku dulu (k/l. 30 th lalu)  pernah bersitegang, sampai adu phisik.

Tak pantang rupanya buat dua kolegaku itu walau  yg satu pria yg satu wanita, berkelahi sampai dipisah anak buah di jam kerja. Begitulah kalau emosi sdh memuncak tak terkendalikan, pertimbangan akal sehat sepertinya terkesampingkan.

Kantor kami berlantai tiga, tanpa lift. Kepala kantor berkamar di lantai II, sdg diriku sbg Kabag Personil di lantai III.

Dmkn seriusnya kondisi berantem kedua rekan sejawatku itu, sampai terdengar ke kamar kepala kantor, dmkn juga diriku. Hampir bersamaan kami turun ke lantai satu untuk mengecek kegaduhan tsb. Ketika kami tiba dilokasi acara berantem sudah usai. Rupanya mereka dipisahkan oleh bbrp pegawai dan Satpam. Yang tersisa ucapan masing2, membenarkan diri.

Kami bedua terbungkam, tanpa dpt bertanya apapun, kecuali mendengarkan penjelasan singkat Bpk Wakil kepala kantor sbg saksi mata, yg ruang kerjanya dibatasi kaca transparan dg area kegaduhan.

Kepala kantor mengajakku ke ruang kerjanya, sambil geleng kepala, di raut mukanya terpancar amarah.   Beliau perintahkan "Telex ke Pusat, rekomendasikan keduanya Mutasi dan Demosi". Waktu itu komunikasi tercanggih adlh Telex. Telepon kadang TUSBUNG.

Kuberanikan diriku menyampaikan dg sopan didahului perkataan mohon maaf, inti yg kukatakan "Tidak bijak mengambil kebijakan disaat sdg marah".

Pikiranku kok  teringat kpd hadits Riwayat Bukhari. Walau waktu itu bunyi hadits kukutip dibawah ini tdk kubacakan
يَقُولُ لاَ يَقْضِيَنَّ حَكَمٌ بَيْنَ اثْنَيْنِ وَهُوَ غَضْبَانُ.

"Hakim jangan memutus perkara dlm keadaan marah".

Namun Alhamdulillah bosku menyambut dg senyum, ....😃😃😃
dalam anggapanku beliaupun pernah tau hadist tsb. Karena ybs adlh pemimpin kantorku yg agamis.
 "Ya sdh....... bgmn baiknyalah.....kita bicarakan besok". Dmkn bosku,.......🥉🥈🥇 kamipun siap2 pulang.

Ibarat masakan sudah bermalam, akan berubah. Bgt juga persoalan kegaduhan kemarin esok hari sdh mendingin walau belum basi. Masih jadi perbincangan. Bahkan ada pegawai yg menirukan: "yg satu berperan jadi ibu yg satu jadi Bapak, bagaikan pelaku aksi kemarin petang itu. 

Siang keesokan hari, sbg kabag personil,  kuajukan konsep kpd bos, agar salah satu Kabag itu di pindah ke kantor kami sub cabang sekota dg kami. Wewenang pemindahan itu ada di Kepala cabang, tanpa harus melapor ke kantor pusat.

Selang bbrp bulan dari kejadian, kepala kantor dipromosikan ke cabang lbh besar di kota lain. Sblm kepala kantor serah terima dg penggantinya sepekan lagi, sbg kabag personil harus menyiapkan memori "sertijab". Adlh sesuatu yg memalukan jika kepala cabang yg baru nanti menerima warisan ada masalah ketidak akuran dua orang bawahan langsungnya, staf inti dari team manajemen di kantor yg dia pimpin.

Rupanya pada dasarnya setiap orang jiwanya merasa tak nyaman bila ada perseteruan apalagi dlm setempat kerja. Keinginan untuk islah sebetulnya ada di-masing2 pihak. Cuma kadang, untuk mulai minta maaf dmkn berat, karena masing2 diri merasa diri paling benar. Atau gengsi untuk minta maaf duluan; "wong dia yg salah kok saya hrs minta maaf".
Jalan islah akan mudah bila ada pihak perantara (mediasi)

Kita sbg orang ketiga oleh Allah  diwajibkan untuk:
فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَهُمَا
(maka damaikanlah antara keduanya) QS Alhujurat ayat 9.

Terjadilah pembicaraan kami dg kepala kantor. Instruksi kepala kantor kpd ku:
"Adakan pendekatan kpd kedua pihak, bila perlu dg sedikit "Berbohong".

Kpd Ibu Kabag ku sampaikan se- olah2 ada pesan dari Bpk. Kabag seterunya, bahwa dia menyesal mengaku salah dan mohon maaf. Model sama kusampaikan kpd Bpk Kabag.

Walau dg berbagai komentar keduanya bersedia saling maaf me maafkan.

Pertemuan islahpun di atur waktunya, di ruang kerja Bapak Kepala kantor cabang, dimana diriku ikut hadir.

Indah betul suasananya mereka saling mengikis dendam, berjabatan tangan.  Sampai masing2 dimutasi ke kota lain hubungan per-koleha-an mereka ttp terjalin. Kepala cabang baru mendapatkan team kerja yg harmonis. Kepala cabang lama pindah di promosi ke cabang baru yg lebih besar berangkat tanpa beban soal itu. Petistiwa ini akan jadi pengalaman berharga buatnya memimpin di cabang baru.

"Berbohong" demi mendamaikan sesama manusia. Diperkenankan Allah.
 اِصْلَا حٍۢ بَيْنَ النَّا سِ
(ishlahi bainan nasi),

Rujukannya adlh surat QS. An-Nisa': ayat 114.

لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰٮهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَا حٍۢ بَيْنَ النَّا سِ ۗ وَمَن يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَا تِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُـؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا
"Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar."
(QS. An-Nisa' ayat 114).

Bahwa kadang dlm pergaulan hidup ini banyak kejadian2 yg terjadi sebetulnya tdk diinginkan antara lain seperti kisah ini.

Bersyukur bahwa Allah dan RasulNya memberikan petunjuk kpd kita dlm menyelesaikan masalah2 termasuk bila perlu dg sedikit BERBOHONG.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 10 March 2020

Isi WAKTU agar tidak MERUGI

Berapapun usia anda kini tak kan mungkin balik lagi ke usia anda sblmnya. Contoh bagi anda yg kini sdh berusia 50an, tak mungkin lagi kembali ke masa sedang menyiapkan sarana hidup di usia 20an.   Masa2 muda itu tlh jauh ditinggalkan tdk mungkin didatangkan lagi, kecuali dlm mimpi.

Waktu tak akan pernah mengulang.  Sehingga Allah sampai bersumpah

وَا لْعَصْرِ ۙ 
"Demi masa."
اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ ۙ 
"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS 103. Al-'Asr ayat 1-3).

 “Demi waktu sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi":
• Kecuali manusia yang BERIMAN.
• Kecuali manusia yang melakukan AMAL KEBAIKAN
• Kecuali manusia yang saling mengingatkan akan KEBENARAN
• Kecuali manusia yang saling mengingatkan mengenai KESABARAN”

Dari empat point untuk menghindari kerugian tersebut adalah: “saling mengingatkan, nasihat menasihati akan KEBENARAN dan KESABARAN”.

Wujud saling mengingatkan tersebut, kini terbentang luas dengan adanya media sosial, di dunia maya. Kita dapat melaksanakan saling nasihat menasihati dalam KEBENARAN dan KESABARAN yang sekaligus merupakan AMAL KEBAIKAN dalam rangka IMAN kepada Allah itu.

Artikel tentang apa saja dalam rangka itu, baik dalam rangka MUAMALAH, juga termasuk diantaranya nasihat KEBENARAN dan KESABARAN dalam IBADAH keagamaan masing-masing ummat, tergantung di komunitas apa anda berada. Asalkan tulisan tidak menyinggung seseorang, menyinggung kelompok atau golongan, insya Allah akan diapresiasi, oleh pihak manapun juga, sekaligus merupakan ibadah.

Yang namanya manusia, bak kata pepatah “rambut di kepala sama hitam, isi kepala lain-lain”, maka kadang artikel yang anda tulis masih saja ada kemungkinan pembaca yang menyindir tulisan anda, bahkan tak suka.

Blm lama ini artikelku dibawah judul "Tajamnya Jari". Ee ada juga pembaca yg komentar "miring". Tapi sudah,.............☺☺☺ tak kubalas komentarnya dg dasar pemikiran seperti kutulis berikut.

Ada juga yang ikut membaca, tidak komenter, tapi dihati mungkin memberikan penilaian kepada anda  menganggap anda tak sepantasnya/belum pantas menulis artikel itu karena ybs tau “kartu anda”, tau asal usul anda, tau masa lalu anda. Juga ada teman satu group misalnya; yang mengklasfikasi anda tdk kompeten, ilmu baru segitu kok beraninya menulis  mengingatkan akan kebenaran. "Emangnya dia sdh benar apa???".

Ada pula pembaca yg dg tegas menyatakan untuk dirinya tdk usah dikirimi artikel sejenis nasihat  menasihati dlm kebenaran dan kesabaran seperti ini. Yaaah...... kalau ybs tdk bersedia dikirimi tak kukirimi lagi, nomornya saya catat manual di buku, siapa tau esok lusa perlu silaturahim dgnya. Sdgkan  di HP kuhapus agar tak lupa, terlanjur salah kirim.

Semua itu adalah tantangan untuk melaksanakan butir butir yang di ingatkan Allah dalam surat Al-Ashr surat 103 dalam Al-Qur’an seperti disitir di atas.

Doktor Salman Bin Fadh dalam bukunya berjudul “Isyruna Thariqatan Lir-Riya” yang diterjemahkan Mutsanna Abdul Qahhar, menyebutkan bahwa RIYA itu ada 20 pintu.

Pada pintu ke empat, disebutkan bahwa  TIDAK BERAMAL KARENA MANUSIA  termasuk pintu Riya.  Mengacu kepada pendapat ini maka bila lantaran takut menulis artikel lagi tentang nasihat menasihati untuk KEBENARAN dan KESABARAN, kita hentikan karena khawatir tanggapan penilaian yang kurang positip, komentar miring dari pembaca, maka kitapun sudah masuk ke pintu ke empat dari RIYA. 

Dalam tulisan itu Doktor Salman mensitir pernyataan dari Al-Fudhail bin ‘Iyadh: “TIDAK BERAMAL KARENA MANUSIA ADALAH RIYA, BERAMAL KARENA MANUSIA ADALAH SYIRIK, SEDANGKAN IKHLAS ITU ADALAH  ALLAH  MEYELAMATKANMU DARI KEDUANYA”.

Lebih jauh dicontohkan, seorang berkemampuan memberikan tauziah, berkemampuan berkhutbah, berkemampuan untuk menulis artikel-artikel tentang saling mengingatkan akan KEBENARAN dan KESABARAN, tetapi timbul kekhawatiran kalau-kalau penulisan artikel tersebut menyebabkan jadi pembicaraan, menjadikan komentar dan sanjungan dari para pembaca. Lantaran ketakutan itu jalan keselamatan yang dipilih berhentilah yang bersangkutan meneruskan penulisan artikel-artikel tentang KEBENARAN dan KESABARAN tersebut disebabkan takut akan RIYA. Justru inilah salah satu perangkap Iblis untuk mendorong yang bersangkutan masuk ke pintu RIYA.

Solusi yang baik adalah dengan tetap membiasakan mengerjakan amalan tersebut, bertauziah atau berkhutbah, menulis artikel-artikel mengingatkan kebaikan kebenaran dan kesabaran disertai dengan niat yang tulus karena Allah semata, tidak mengharapkan komentar orang lain, baik berupa pujian/sanjungan  begitu pula santai saja jika dicela.

Nah kalau begitu, kita lanjutkan menulis artikel-artikel kebaikan ini, asalkan sekali lagi baik diulangi, artikel harus memenuhi syarat; tidak menyinggung diri seseorang, tidak menyinggung kelompok tertentu, pokoknya tidak mengundang masalah, baik buat diri maupun orang lain. Tidak mengharapkan komentar berupa salutasi, pujian dan sanjungan.

Semoga usia ini bermanfaat, berapapun usia kita, waktu tidak pernah dapat ditarik mundur, umur tidak akan bertambah, setiap saat berkurang. Mari gunakan sisa usia untuk kebaikan setidaknya menyerukan kebaikan. Aamiin.

Wallahu 'alam bishawab.
Barakallahu fikum,
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Sunday 8 March 2020

Pentingnya Perhatian

Seorang ayah kerjaannya bgt sibuk, pulang kantor masih kerja lagi nulis atau ngadapi laptop di meja. 

Anak balita putrinya ingin sekali  memamerkan kemampuannya melipat kertas, untuk jadi dompet, jadi kipas, jadi pesawat, yg tadi di ajari guru Paud.

Diraihnya sesekali kaki ayahnya yg tengah konsentrasi duduk dikursi kerja. Ayah sambil sesekali menggoyangkan kaki, maksudnya agar tangan si putri lepas, sambil ngomong :"Sebentar sayang ayah lagi kerja niii. Besok pagi harus jadi".

Setelah berkali-kali usahanya meminta perhatian si ayah akhirnya Putri tertidur di lantai tak jauh dari meja kerja ayahnya diruang tengah.

Bunda kemudian menggendong Putri dibaringkan ke tempat tidur.
Bundapun tdk pula sharing kpd ayah, seharusnya dpt membagi perhatian untuk anak, jangan perhatian terlalu terkosentrasi kpd pekerjaan.

Mungkin dlm tidurnya dia ber mimpi mendapat apresiasi dari ayahnya. Dia pun lega dan esok ke group paud lagi, dia akan belajar sesuatu yg lain lagi untuk di pamerkan ke ayah.

Mungkin juga dlm tidurnya si Putri bermimpi, menangis sejadi-sejadinya lantaran hasil karyanya yg ia banggakan tdk mendpt penghargaan dari si ayah. Dlm mimpinya; si ayah malah merusak mainan yg tlh dibuatnya dg susah payah itu.

Bangun tidur Putri kecewa, hampir dia tak mau ikutan sekolah, kalau tidak malu dg teman2 sebaya di sekitar kediaman, rasanya malas Putri berangkat.

Hari itu di Paud, Putri murung, mengundang tanya pengasuh Paud, namun dia tak mau ungkapkan masalah ganjelan hatinya.....
Hari2 dilalui Putri tanpa motivasi..
.......... bgmn pertumbuhan jiwanya........

Al-Aqraa bin Harits melihat Nabi Muhammad mencium al-Hasan lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan disayangi.”

Kasih sayang antara lain ditunjukkan dg seperti contoh Rasulullah, tetapi juga dlm wujud perhatian.

Agaknya masalah ketidak seimbangan perhatian Nabi Yacob terhadap anak2nya lah penyebab  Nabi Yusuf dizalimi oleh saudara2nya. Nabi Yacob memberikan PERHATIAN lebih kpd Yusuf dan Bunyamin (saudara seibu-sebapak), ketimbang saudara2nya yg lain, dari lain ibu. Diabadikan dlm Al-Qur'an. surat Yusuf ayat 9.
٭قْتُلُوْا يُوْسُفَ اَوِ اطْرَحُوْهُ اَرْضًا يَّخْلُ لَـكُمْ وَجْهُ اَبِيْكُمْ وَ تَكُوْنُوْا مِنْۢ بَعْدِهٖ قَوْمًا صٰلِحِيْنَ
"Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar PERHATIAN ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik.".

Selanjutnya masalah bgmn seharusnya membagi PERHATIAN.

Nabi Muhammad s.a.w. diarahkan Allah dpt kita simak lengkap dlm Al-Qur'an surat ke 80; Abasa. kita kutipkan  ayat 6 dan 10 dan 11:
فَاَ نْتَ لَهٗ تَصَدّٰى ۗ 
"maka engkau (Muhammad) memberi PERHATIAN kepadanya,"
(Ayat 6).
Nabi Muhammad s.a.w. lbh memperhatikan pembesar  Quraisy, dari pada seorang buta.
فَاَ نْتَ عَنْهُ تَلَهّٰى ۚ 
"engkau (Muhammad) malah mengabaikannya."
(ayat 10)

Sikap dmkn ditegur Allah di ayat 11:
كَلَّاۤ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ 
"Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,".

* Kisah sikap ayah thdp putrinya di atas.
* Petunjuk Rasulullah wujud bentuk kasih sayang dg memberikan PERHATIAN kpd putra-putri.
* Peristiwa yg benar2 terjadi di abadikan dalam Al-Qur'an dikutip di atas.
Dmkn pentingnya PERHATIAN bagi pertumbuhan jiwa anak.
Dmkn pertingnya PERHATIAN dlm keharmonisan keluarga.
Dmkn pentingnya PERHATIAN dlm hubungan sosial kemasyarakatan.

Smg kita menjadi arif dan bijak dlm mengelola PERHATIAN, selaras dg situasi, kondisi sesuai petunjuk Allah dan RasulNYA.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Saturday 7 March 2020

PENDENGARAN

Pernahkah anda terfikir,........😯😪 kemudian bertanya kpd diri sendiri "kenapa saya dapat mendengar?".
Mungkin jawaban sederhana... "karena saya punya telinga".

Tapi......😀😀, ada juga orang yg punya telinga ternyata sama sekali ndak dpt mendengar disebutlah mereka dg "Tuna Rungu".

Sidikit rinci jawaban.........😄😄😄 "suara masuk dari telinga makanya dpt didengar,  karena suara masuk ke gendang telinganya normal diproses oleh otak". Bagi yg gendang telinga terganggu, boleh jadi berkurang pendengaran atau tdk dpt mendengar sama sekali.

Jalan gentas jawabannya: "orang dpt mendengar bila alat dengarnya berfungsi".

Buktinya,........🔊🔊🔊🔊 orang pendengarannya normalpun adakala bila tidur sangat pulaaasss. Jangankan suara orang lain yg membangunkannya, bunyi alarm di letakkan dekat telinganyapun tak kedengaran.

Nah..... kalau bgt, jika maulah tafakur sebentar jadinya  lantas semestinya terfikir di hati ini bertanya "siapakah yg memfungsikan "indra dengar" itu.

Melalui iman sepertinya terjawab:
Merujuk kpd informasi Al-Qur'an diperoleh kabar bahwa Allahlah yg memberikan pendengaran
 وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ
seperti tersurat pd surat An-Nahl 78, Al-Mu'minun 78, As Syajadah 9 dan Al-Mulk 23.
dikutip satu di antaranya:
وَهُوَ الَّذِيْۤ اَنْشَاَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصَا رَ وَا لْاَ فْئِدَةَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
"Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur."
(QS 23. Al-Mu'minun ayat 78).

Dari bunyi 4 ayat yg kita rujuk itu, sebetulnya, setelah kita tau betul siapa yg menjadikan berfungsinya pendengaran kita itu. Seyogyanya haruslah kita BERSYUKUR. sebab akhir dari ayat2 itu Allah katakan
قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
("sedikit sekali kamu bersyukur.").
Wujud syukur itu antara lain  ialah dg mempergunakan PENDENGARAN itu sesuai dg kehendak Allah. Menghindar dari mendengarkan hal2 yg dimurkai Allah, menghindar dari mendengarkan ajakan bermaksiat, menghindar dari mendengarkan perkataan yg tdk berguna. Semua apa yg kita dengar nanti di yaumil akhir akan dimintai pertanggungan jawab; ingat peringatan Allah di ayat berikut:

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
(QS 17. Al-Isra' ayat 36).

Smg Allah peliharakan kita, sehingga termasuk orang yg bersyukur atas nikmat PENDENGARAN yg diberikan Allah. Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi..

Wednesday 4 March 2020

Perencanaan GENERASI Penerus

Kehidupan ini tak dpt dilepaskan dari perencanaan. Akan pergi ke pasar, akan berangkat ke kantor, ke masjid, harus pergi kemana saja harus beraktivitas apa saja, harus disusun rencana. Setidaknya untuk mendukung rencana itu ditetapkan a.l.:
* kendaraannya apa,
* perlengkapannya apa yg diperlukan  dan menentukan pilihan jalan yg akan dilalui.

Akan menikah juga berencana, jarang yg ujuk-ujuk lalu nikah. Bgt juga setelah menikah akan punya generasi penerus itupun direncanakan, walau kadang yg terjadi diluar rencana karena kita berencana Allah jua yg menentukan.
Ada seuntai ungkapan:
اَلنَّاسُ بِالتَّفْكِيْرِ وَ اللهُ بِالتَّدْبِيْرِ
“Manusia hanyalah berpikir (merencanakan), tetapi Allah jualah yang menentukan”

Anak sbg generasi penerus kembali si Ortu sedini mungkin menyusun rencana, diproyeksikan jadi apa tu anak nantinya kelak. Stlh ikhtiar maksimal berdo'a kpd Allah, ingat ungkapan di atas.

Ikhtiar memproyeksikan anak untuk menjadi orang baik2, hrslah diupayakan maksimal. Jangan sampai nanti menyalahkan Allah, jika anak stlh tumbuh dewasa tdk menyenangkan. Allah tlh mengingatkan  bahwa jika anak salah mengasuhnya dpt berpotensi menjadi musuh,
, ْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْ ۚ
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; ..........
(QS. 64, At-Taghabun ayat 14).

Juga anak berpotensi melalaikan Ortu dari mengingat Allah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا  لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَاۤ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚ  وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ  فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
(QS. 63. Al-Munafiqun ayat 9).

Ortu sibuk siang malam mencari nafkah guna mencukupi kebutahan hidup si anak dlm artian materiel, tetapi tdk diimbangi dg memenuhi kebutuhan anak2 disisi mental dan spiritual. Akhirnya Ortu lalai terhdp Allah (عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ). Anak2 pun tipis pemahamannya  ttg Allah. seperti diingatkan Al Munafiqun 9 di atas.

Anak juga berpotensi sbg COBAAN
وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ 
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan......"
(QS. 8 Al-Anfal ayat 28)

Untuk kehidupan di dunia ini agar generasi penerus tidak hidup dlm kesulitan, direncanakan pendidikan yg baik, kondisi phisik dan mental yg prima, karena mereka akan hidup di era yg lbh kompetitif dari pada kita. Oleh karena itu Allah mengingatkan:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ  ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
(QS. 4 An-Nisa' ayat 9)

Uraian diatas antara lain perencanaan untuk hari esok di dunia. Tapi yg namanya hari esok dlm pengertian IMAN bukan hanya hari esok dlm arti hari sesudah hari ini saja. Tetapi hari ssdh hidup di dunia ini yaitu di hari akhirat. Sehingga perencanaan yg diajarkan Allah untuk kita, adlh untuk dunia dan akhirat.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. 59 Al-Hasyr ayat 18)

Oleh karena itu maka  perencanaan untuk generasi penerus tdk hanya untuk kehidupan di dunia, tetapi juga akhirat. Walau disadari apapun,........,..... bgmnpun baik perencanaan kita realisasinya blm tentu sesuai rencana. Kembalikan lagi ungkapan:
اَلنَّاسُ بِالتَّفْكِيْرِ وَ اللهُ بِالتَّدْبِيْرِ
“Manusia hanyalah berpikir (merencanakan), tetapi Allah jualah yang menentukan”.

Yang penting, bagi kita setelah berikhtiar maksimal, senantiasa mengiringi dg do'a:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
(Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa). (Al Furqan 74). Aamiin.

Jika anak cucu yg telah kita rencanakan bakal jadi orang2 baik melalui upaya maksimal dan juga tlh pula diiringi dg do'a; ..... pada kenyataan tidak sesuai harapan, tak usah terlalu kecewa, sebab Nabi Ibrahim sajapun mengalami............ walau beliau pernah bedo'a sbb:
رَبَّنَا وَا جْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَـكَ وَ مِنْ ذُرِّيَّتِنَاۤ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ.
(Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak-cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu). (Al-Baqarah 128).
Namun kenyataannya anak cucu beliau tdk semuanya اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ
.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.