Tuesday 24 September 2019

Hari gini masih ada yg terTIPU berkedok puasa dan do'a.

Pukul tujuhan pagi, ART masih sibuk ngepel, menggulung karpet diruang tamu untuk ngepel lantainya. Ibu rumah tangga (IRT) barusan terima W.A.,  sahabat lama IRT, mau kunjung. Si Ibu ngorder ke ART "nanti pkl 10 an bakal ada tamu, saya pergi pengajian dulu pkl 9an saya pulang".
Pulang ngaji IRT, bawa gorengan bakal tamu, bahan2 sayur.
"Bi' nanti buat juga tempe orek ya", pesan IRT. Beberapa saat stlh membuka kulkas,  Bibik ART lapor: "Tempenya tinggal sedikit sekali"...
...
Laporan Bibik ART, terdengar oleh Bapak Rumah Tangga (BRT).
BRT nyahut: "tempe sedikit itu, nanti masukkan tudung saja nanti saya mantrai biar jadi banyak".

Candaan BRT tadi lantaran bbrp hari lalu, ART menceritakan bahwa uang gajiannya bulan lalu di serahkan ke orang "pintar" untuk digandakan.

Padahal sdh dmk sering di media disiarkan kabar, berbagai model penipuan berkedok agama. Tapi sampai hari gini msh saja ada orang yg ketipu "penggandaan uang".  Bgt pula ART yg satu ini, ketika menerima gajinya bln pertama. Dia minta ijin pergi kpd IRT, baru pulang setelah sore hari. Bulan kedua bgt lagi, IRT ingin tau dan menanyakan kemana si ART pergi dan keperluannya. Rupanya ybs pergi ke suatu tempat dimana ada orang "pintar" yang sanggup menggandakan uang. Uang jasanya sbg ART sebagian besar disetorkan ke orang "pintar" tersebut. Menurut si "pintar" uang tersebut dimasukkan ke dalam kotak dan oleh si "pintar" tersebut, dipuasakan, di do’a kan  kemudian nanti 4 bulan yad akan berlipat menjadi 10 kali lipat bahkan lebih, tergantung makbulnya do’a dan amal serta ketulusan hati, kejujuran si pemilik uang. Syaratnya; sabar, tak boleh banyak tanya, nanti si orang "pintar" lah yang nanti memberi kabar kapan matengnya uang gandaan itu.

Bagi si ART tsb, berlipat Jumlah uang ini memang sangat di butuhkan, enam bulan mendatang akan menikahkan anak, tentu butuh banyak uang. Diharapkan uang yang disimpan hari ini di “kotak ngamal” katanya itu nanti beberapa bulan yad sudah berlipat ganda. mudah2an cepat mateng, karena katanya si dukun tak boleh banyak nanya, nanti bila sudah sampai waktunya akan diberitau. Walau waktu setor pertama,  katanya si dukun selambatnya 4 bulan dari tanggal setor sudah mateng.

Mendengar info dmkn, sadarlah Ibu Rumah Tangga bahwa ART nya mungkin terjebak penipuan berkedok “puasa dan do’a” berkedok agama.

Dijelaskan oleh Ibu Rumah Tangga bahwa uang tidak mungkin digandakan, itu mustahil. Sebab uang kan bernomor seri, meskipun sama sama lembaran seratus ribu, tapi setiap lembar dibedakan oleh nomor serie yang tak sama satu dengan lainnya. Jika ada yang sama nomor serinya maka uang itu salah satu ada yang palsu.

ART menjawab, “biar ndak apa2 kalau pun nomor serinya sama yang penting banyak”. lebih jauh dia menjelaskan, bahwa sudah beberapa orang lain yang berhasil uangnya berlipat setelah dimasukkan “kotak ngamal” orang "pintar" itu. Ibu RT, nimpali “kalau ternyata semua uang itu asli, nomor serinya beda-beda, berarti ada uang ditempat lain yang dipindahkan ke dalam "kotak ngamal" sakti sersebut. "kalau bgt maka jadinya mencuri dari pihak lain”.

Ada pihak mebenarkan bahwa memang ada orang2 yg berilmu punya kesaktian. Pendpt pihak yg menyakinkan kesaktian penggandaan uang itu  merifer (merujuk) kisah nabi Sulaiman tersurat pada An-Naml ayat 38 sampai 42.

Ketika nabi Sulaiman menanyakan kepada seluruh staf ahli pemerintahnya, tentang siapakah yg sanggup memindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba' ke istana nabi Sulaiman di Palestina.

قَا لَ يٰۤاَ يُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ
"Dia (Sulaiman) berkata, Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?"
(QS. An-Naml ayat 38)

Menjawablah ifrit ia sanggup memindahkannya sebelum nabi Sulaiman beranjak dari tempat duduknya. (An-Naml 39)
 اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَا مِكَ

Lebih canggih lagi ada orang yang berilmu sanggup memindahkan singgasana itu sebelum Nabi Sulaiman mengerdipkan mata.
 اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَ
(An-Naml 40).

Jadi itu singgasana betul2 pindah. Dari tempat asal singgasana di negeri Saba' ke Palestina. Di Saba' sdh tdk ada lagi singgasana, karena sdh pindah secara phisik ke Palestina.

Kesimpulan ini dikuatkan oleh permintaan Nabi Sulaiman stlh singgasana itu dihadapannya.

Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)." (An Naml 41).

قَا لَ نَكِّرُوْا لَهَا عَرْشَهَا نَـنْظُرْ اَتَهْتَدِيْۤ اَمْ تَكُوْنُ مِنَ الَّذِيْنَ لَا يَهْتَدُوْنَ

Bukti bahwa Singgasana itu memang benar pindah terbukti diakui oleh Ratu Balqis sbgmn (An-Naml 42)

فَلَمَّا جَآءَتْ قِيْلَ اَهٰكَذَا عَرْشُكِ ۗ قَا لَتْ كَاَ نَّهٗ هُوَ ۚ 
"Maka ketika dia (Balqis) datang, ditanyakanlah (kepadanya), Serupa inikah singgasanamu? Dia (Balqis) menjawab, Seakan-akan itulah dia".

Dapat dipindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba' ke Palestina dalam sekejap mata,
inilah didalilkan oleh mereka bahwa ada orang yg berkemampuan menggandakan uang. Kesaktian menggandakan uang, jauh lebih kecil ketimbang memindahkan singgasana.

Dlm kisah itu jelas bahwa, singgasana itu bukan digandakan, bahhan di ayat 41 nabi sulaiman minta diadakan perubahan thdp singgasana itu, agar dpt meguji nanti Ratu Balqis apakah masih dpt mengenalinya,
Informasi ini memberikan kabar bahwa bukan menggandakan yang terjadi, tetapi memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Jadi singgasana itu asli.

Nah….. kembali ke uang, kalau didapat dlm “kotak ngamal” penggandaan itu, uang semuanya asli, maka berarti ada uang dari tempat lain yg dipindahkan ke “kotak ngamal” itu. itu sama sekali mustahil. Kalau juga terjadi dengan bantuan kekuatan ghaib atau kekuatan apalah namanya berarti mencuri dari tempat lain. Dan pencurian adalah tidak halal.

Kalaulah penggandaannya berupa seperti copian sehingga banyak uang dengan nomor seri yang sama, maka penggandaan itu adalah pemalsuan.

Dinegara manapun PENCURIAN dan PEMALSUAN INI tindakan melawan hukum, apa lagi dalam ketentuan agama.

Nah.... dalam Masyarakat, walau sudah disiarkan di berbagai media tentang penipuan berkedok “Do’a” ini, masih saja ada masyarakat yang terperangkap dalam penipuan ini.  Oleh karena itu dikesempatan yang baik ini, mari kita pahami bahwa agama ini bukan agama yang percaya dengan tahayul dan mistik. Untuk mendapatkan harta, harus melalui proses. Proses mendapatkan harta harus halal.
Smg makin banyak ummat ini yg sadar, bahwa penggandaan uang,  dg kekuatan ghaib, menjadikan sesuatu menjadi emas, dengan dimasukkan kedalam kotak dengan ritual puasa dan do’a, itu mustahil.
Smg ummat ini semakin cerdas. Aamiin.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Saturday 21 September 2019

HUTANG

Kehidupan sbg karyawan di sektor formal, jumlah penghasilan sdh terukur, tunduk kpd waktu dan posisi. Waktu terima penghasilan tiap bulan hampir pasti. Besarannya penghasilan berapa, orang lain dpt me reka2 sesuai pangkat jabatan (posisi). Kadang besarnya penghasilan tak ditentukan prestasi. Rajin malas sama penghasilan dimiliki.

Karyawan dimaksud, bila berkehendak memiliki sesuatu melebihi skala gaji, hurus ditempuh dg jalan mengangsur. Dikenal dg KREDIT. Di negeri yg taun depan pasti lebih mahal dari tahun2 lalu, membeli barang investasi dg kredit sangat menguntungkan.

Ku pernah membeli rumah KPR type 70,  40 tahun lalu dg masa cicilan 15 tahun harga rumah waktu itu 2 juta 998 ribu rupiah. Cicilan per bulan 26 ribu 680 rupiah.
Tahun pertama, cicilan terasa bgt berat, tahun kedua sdh mulai terbiasa, tahun ketiga nilai cicilan mulai terasa kecil, tahun ke empat cicilan dmkn terasa ringan. Tahun kelima sdh sanggup dilunasi semua. Karena nilai uang bgt turun, sdgkan nilai kredit tetap terpatok pada nominal.

Dikalangan kolegaku dulu ada semacam semboyan "Hidup tanpa berhutang bagaikan langit tiada berbintang". Oleh sebab itu rekan sekerjaku dulu, hidup dihiasi dg hutang berbagai jenis keperluan hidup selain KPR, juga sepeda motor dan barang2 dlektronik, perlengkapan rumah tangga semua dicover dg pembayaran menyicil alias kredit.

Kredit dg lembaga tertentu, relatif lbh mudah mentrasirnya, bila umpamanya si penerima kredit sblm lunas meninggal dunia. Bahkan di akad kredit tercatat siapa ahli waris, yg akan bertanggung jawab atas hutang.
Persoalan akan rumit bila hutang piutang bukan dg lembaga resmi, antar pribadi, semakin rumit lagi bila tanpa adanya saksi. Padahal masalah hutang dalam kaedah agama, bila seorang meninggal dunia blm selesai hutangnya adlh menjadi masalah besar.

Kesimpulan ku bahwa bukan penganut agama yg sama dg ku saja yg menanamkan keyakinan pada umatnya bahwa hutang itu jadi masalah kalau sampai mati belum lunas.

Ketika ku masih tugas dulu, seorang penerima kredit (ybs tdk seagama dg ku), suatu hari ku di tlp oleh keluarga ybs untuk datang kerumah debitur tsb. Rupanya ybs terbaring sakit, di hadapan istri dan anak2nya ybs menegaskan bahwa dianya punya hutang di instansi tempatku bekerja dan minta kalau dia mati agar dilunasi. Tak berapa lama ssdh dibitur meninggal dunia, ahli warisnya melunasi hutang almarhum. Saluut ku kpd nasabahku yg walau tak seagama dg ku, bgt hati2nya masalah hutang.

Di agamaku:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai utang dilunasi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam Musnad-nya (II/440, 475, 508); Imam at-Tirmidzi dalam Sunan-nya (no. 1078-1079); Imam ad-Darimi dalam Sunan-nya (II/262); Imam Ibnu Mâjah dalam Sunan-nya (no. 2413); Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 2147).

Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 6779).

Agaknya agar kita yg masih bugar, mari kita ingat2 apa kita masih ada hutang. Daripada ditagih di akhirat lbh baik selesaikan di dunia, atau wasiatkan ke ahli waris kpd siapa dan berapa hutang anda. Sepertinya baik disimak kisah mengenai hutang berikut ini:

Dari Jabir bin Abdillah RA., berkata, “Seorang laki-laki meninggal dunia dan kami pun memandikan jenazahnya, lalu kami mengafaninya dan memberi wangi-wangian. Kemudian kami letakkan untuk dishalatkan oleh Rasulullah SAW. di tempat khusus jenazah. Kemudian azan shalat pun berkumandang. Beliau pun datang bersama kami dengan melangkah pelan kemudian bersabda, ‘Barang kali rekan kalian ini punya utang?’

Mereka menjawab, ‘Ya, dua dinar !’ Maka Rasulullah pun mundur, beliau berkata, ‘Shalatkanlah rekan kalian ini.’

Lalu berkatalah salah seorang dari kami bernama Abu Qatadah,  “Wahai Rasulullah utangnya yang dua dinar itu atas tanggunganku!’

Maka Rasulullah SAW. berkata kepadanya, “utang itu menjadi tanggunganmu? Tertanggung dari hartamu? Dan si mayit terlepas daripadanya?”

Abu Qatadah menjawab, “Ya!”

Maka Rasulullah SAW. pun menyalatinya dan setiap kali Rasulullah bertemu dengan Abu Qatadah beliau selalu berkata, “Apakah utang dua dinar itu telah engkau lunasi?” Hingga pada akhirnya Abu Qatadah mengatakan, “Aku telah melunasinya wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah berkata, “Sekarang barulah segar kulitnya!’” (HR. Ahmad, Hakim dan Baihaqi).

Masalah membayar hutang tekait erat dg KEMAMAUAN dan KEMAMPUAN. Diantara dua faktor ini Kemauan (niat sungguh2) adlh yg paling penting. Bila ada kemauan in sya Allah kan terbentang jalan.

Smg Allah melindungi kita semua dari lilitan hutang yg tak terselesaikan.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Wednesday 18 September 2019

Kemana perginya BE BU HUNG dan RESAYAN

Kearifan lokal desa2 dahalu, bbrp jenis pekerjaan anggota masyarakat dipikul bersama. Diantara contoh konkrit, di masyarakat adat di pedesaan, ketika nandur (nanam) padi, menggurun (membersihkan) rumput pengganggu padi, termasuk panen. Juga ketika mendirikan rumah. Petani/penduduk setempat bergotong royong, dimana pemilik lahan sawah, pihak yg mendirikan rumah tak perlu membayar tenaga orang2 yg membantunya. Pemilik sawah/rumah hanya menyiapkan makan siang dan minuman. Pengerahan tenaga, kadang lintas desa melibatkan bbrp desa tetangga. Pihak yg dibantu merasa berhutang tenaga kpd orang2 yg pernah membantu. Desa juga yg dibantu oleh desa tetangga bila suatu saat desa yg pernah membantu mengirimkan 10 orang, dari desa wajib membalas sekurangnya setimpal disaat desa yg pernah membantu berkegiatan sama.

Desa asalku mengerjakan pekerjaan secara bersama ini di istilahkan "BE BU HUNG". Di suatu desa di pulau Jawa disebut "RESAYAN",  masihkah kearifan "Be bu hung"  dan "Resayan" ini di pedesaan kita.

Kuingat di desaku khusus manen padi anggota "Be bu hung", sambil mengetam padi berbalas pantun. Jadi asiik, tak terasa matahari condong untuk isterahat dan makan siang bersama. Lahirlah pakar2 pemantun,  riuh dg gelak tawa oleh jenakanya bait2 pantun. Bgt enak makan siang bersama tsb. walau lauknya sederhana sekedar ikan peda' dan sayur umbut. Ajakan jeda ISOMA dan mulai kembali acara BE BU HUNG tak kurang kadang diulas dlm puisi pantun dan gurindam yg menyenangkan.

Konon di P. Jawa  makan siang peserta "Resayan", khusus ketika menanam padi kpd peserta diberi sebungkus makanan namanya "Bentel", porsinya banyak, kadang bersisa tak habis dimakan ditempat, dibawa pulang.

Kapan mulai kerifan lokal ini berlangsung blm punya referensi sejarah yg pasti. Yg jelas sdh berabad silam. Sepertinya istiadat ini produk asli nenek moyang kita walau sejalan benar dg ajaran agama y.i. "Bertolong-
-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan".
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَا لتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِ ثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ

(QS. Al-Ma'idah surat ke 5: Ayat 2)

Kini kearifan lokal ini sudah jarang ditemukan. Kalaupun masih ada scope nya menyempit sebatas kalangan karib kerabat tdk lagi mendesa, tdk lagi antar desa. Pertanyaannya "kemana perginya BE BU HUNG??". Kemanakah larinya "RESAYAN??". Pembaca lah mungkin dpt menjawabnya.

Salam hormat
M. Syarif Arbi.

Monday 16 September 2019

SLIP NYAMBUNG

Subuh itu, imam yg biasa, detik-detik terakhir qamat blm terlihat. Majulah jamaah yg sesekali terbiasa jadi imam. Di rakaat pertama imam membaca surat 93, Ad-Dhuha.

Di rekaat kedua imam membaca surat 107 Al-Ma'un, sampai ayat 4,

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ ۙ 
"Maka celakalah orang yang sholat,

[sambungnya mestinya ke ayat 5, yaitu orang yang lalai terhadap sholat]"

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَا تِهِمْ سَاهُوْنَ ۙ 
"(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya,"

mungkin tdk sengaja slip nyambung ke ayat 4 surat 106, Quraisy
الَّذِيْۤ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ
"yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan."

Ayat 5 surat Al-Ma'un dan ayat 4 surat Quraisy, sama2 dimulai dg
الَّذِيْۤ
Itu mungkin jadinya slip nyambung.

Ada suara makmum, mungkin di shaf 2 agak kanan mengucapkan "subhanallah".

Diriku makmum shaf pertama persis di belakang imam. Terlintas juga fikiran ku ingin membetulkan bacaan ayat ke 5 surat Al-Ma'un tapi khawatir malah merusak konsentrasi sang imam (kutau jam terbangnya).

Ayat ke 4 Al-Ma'un dibaca lancar. Ayat sambungan yg slip ke surat Quraisy ayat 4 dibaca si imam  juga lancar.

Dalam konteks ayat yg dibaca dlm sholat,  mengacu ke penggalan QS. Al-Muzzammil surat ke 73: ayat 20)
 فَا قْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰ نِ
maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an.

Maka menurutku sah saja si imam tadi apalagi secara tak sengaja menggenapi surat Al-Ma'un ayat 4, melanjutkan dg surat Al-Quraisy seayat (ayat 4).

Secara terjemahan sambungan itu jadi memang ndak koneks. Jadinya seperti ini:
"(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya,"
"yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan."

Kuteringat langgar (mushola) kecil di suatu desa dikampungku masa kanak2. Suatu maghrib imam yg biasa,  berhalangan.
Satupun jamaah sdh dorong2an ndak ada yg PD jadi imam. Akhirnya jamaah  langgar kecil itu ada yg sblm pulang shalat dulu di masjid, masing2. Ada juga yg ngambil sikap shalat sendiri-sendiri di rumah.

Karena kejadian subuh itu,  menjadi sebab kubuka lagi dari album masa kecilku ttg sebuah potret perjemaahan sholat masa kecilku lbh setengah abad lalu.

Berkenaan dg itu di masjid2 yg kini diriku diberi peran membina, kuusahan pengkaderan imam. Jamaah2 yg potensial jadi imam,  diberi kesempatan maju jadi imam, agar yg bersangkutan jadi terbiasa.

Ttg slip baca, adlh biasa, justru bila jam terbang ngimam sdh banyak akan mengurangi "grogi", sebab grogi kadang juga membuat terjadi kesalahan, semisal: slip salah sambung, panjang pendek mad, mahraj huruf, jumlah rakaat dsbnya.
Latihan, pembiasaan jadi imam penting.

Agaknya saya kurang sependapat adanya seorang imam tetap masjid yg fasih, hafalannya banyak, usiapun lanjut, menyatakan "SELAMA SAYA MASIH ADA, HANYA SAYA YG BOLEH JADI IMAM". Hal ini tdk membangun kader, satu dan lain ybs dpt saja terperangkap "sombong" atau "riya" menganggap diri paling fasih, paling alim, paling sempurna, paling .....dll.

Dpt dipahami bila blm terbiasa, mungkin lantaran grogi, terkait jam terbang ada yg suaranya jadi keluar tak normal. Bisa saja si imam salah melafadzkan huruf ع(‘ain) dibaca alif, atau ء‘ (hamzah). Huruf ق (qaf)
dibaca ك(kaf).
Yg dmkn itu dpt dikoreksi, kalau tak dicoba bgmn mengetahui untuk mengoreksinya.
Ada memang yg sdh tak dpt dikoreksi lagi ibarat bambu sdh jadi betung tak dpt dilentur lagi. Ya sdh yg begini tdk potensial jadi iman, smg ybs juga memahaminya.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Friday 13 September 2019

PREDIKSI ......sah tampa NIKAH

PREDIKSI....sah tanpa NIKAH.

Prediksi ini terinspirasi karena belakangan ini ada yg berpendapat bahwa hubungan suami istri walau tak NIKAH adlh SAH, asalkan memenuhi bbrpa syarat.

Kalau sdh dibebaskan hubungan bagaikan suami istri tanpa nikah, maka di-Prediksi salah satunya seperti ini:

Di ruang tunggu bandara, seorang pemuda dlm rangka tugas dari kantornya.  Tertegun dia beberapa sa'at, denyut nadinya meninggi karena tak sengaja pandangannya tertumbuk pada lelaki setengah baya duduk di kursi sudut ruangan dihadapan, bbrp langkah darinya.

Kebetulan kursi disamping orang itu kosong. Pemuda itupun pindah duduk ditempat kosong dekat si lelaki kira2 berusia empat puluhan thn lebih itu.

"Lumayan dingin AC disini agak kurang". Gumam si pemuda dg suara ndak terlalu nyaring.

Kenapa dia ngomong bgt, pikir si pemuda kalaulah orang disekitar tak ada yg komentar ndak apa2, kan cuma ngomong sendiri. Jadi ndak malu2 amat, ketimbang tanya seseorang ttg dingin atau tidak dingin udara ruangan, yaaa kalau orang yg ditanya menjawab, kalau tidak kan malu banget.

Bapak disebelah ngomentar: "Saya tadi juga duduk disitu" sambil menunjuk area tempat tadinya si pemuda duduk. "Kena langsung semprotan AC, jadi dingin sekali".

Dialogpun jadinya berlanjut:

Bapak: adik mau kemana?

Pemuda: Saya akan ke ........(menyebutkan kota tujuan).

Bapak: Ooo yaa, kalau bgt kita tak setujuan. Saya sebentar lagi boarding.

Pemuda: betul pak, ....... saya kalau tdk delay mungkin 45 menit lagi.

Bapak: Anda dari daerah .........(menyebutkan nama bbrp daerah).

Pemuda: lahir di .............(menyebut nama daerah). Sdh lama netap disini sejak kuliah sampai kerja.

Bapak: saya pernah tugas di daerah anda 3 tahunan lah. Tepatnya anda di dikampung apa.

Pemuda: Dikampung .......(disebutkan).

Bapak: Orang tua anda masih disana?.

Pemuda: Ooo, mereka sdh tiada.

Bapak: waduh, maaf ya !

Selanjutnya terdengar.......
"Para penumpang tujuan ......., pesawat ....... penerbangan nomor ....... dipersilahkan masuk ke pesawat melalui pintu.........." (demikian terdengar pengumuman di ruang tunggu bandara). Si Bapak langsung berdiri nyangking tas jinjing, antri dipintu ruang tunggu menuju pesawat udara, tdk pula sempat salaman. Apatah lagi saling sebut nama.

Bgt singkat kedua orang ini bertemu. Baru saja sempat berdialog bbrp kalimat, si bapak sdh hrs boarding.

Di pesawat terbang si bapak masih mikir, jangan2 dia anakku. Sayang tadi lupa nanya lbh lanjut nama ibunya. Akhir tugasku di daerah itu pernah "berkenalan" dg seorang gadis. Kalau hubungan itu jadi anak, maka seusia pemuda itulah. Ada si terlintas olehnya mau tanya kerja pemuda itu di institusi apa,  tak sempat,  juga mungkin tak etis; "pikir si bapak, masa' berbincang singkat kok udah KEPO".

Sementara si anak sambil nunggu boarding dan juga di pesawat masih terpikir "apa dia ayah kandungku".  Tapi pikiran itu......... di tip ex,  karena mnrt Bunda bahwa ayah sdh meninggal. Bunda ketika si pemuda msh anak2, pernah cerita "ayahmu bukan orang asli disini (menyebutkan nama daerah),  meninggal kecelakaan laut". Selama ini soal siapa dan dimana ayah sdh titik. Si anak blm pernah liat ayahnya walau hanya foto, maklumlah hubungan .... luar nikah ndak punyalah simpanan foto. Sekarang buat si pemuda tergugah lagi mikirkan ttg ayah, stlh  bertemu  seorang Bapak;  wajahnya, warna suaranya, bagaikan copy paste dg dirinya. Sayangya namanyapun blm sempat nanya.

Ini tulisan hanya mencoba membuat suatu prediksi. Bila seks diluar nikah boleh2 saja, bukan mustahil khayalanku diatas semakin banyak terjadi. Mungkin sekira 30 tahun mendatang andaikan dibenarkan orang berhubungan seks bebas tanpa nikah, bgt banyak pemuda-pemudi berumuran 25 tahunan ndak jelas ayahnya. Tiba2 ketemu di tempat umum dg lelaki yg membuahi ibunya.

Karena masalah dmkn sdh di anggap wajar, maka jadi lumrah disikapi biasa2 saja.

Mungkin terjadi seorang ayah kebetulan ketemu pemuda mirip dirinya atau mirip wanita yg pernah dibuahinya, ditempat umum. Misalkan stlh berdialog dipertemuan tak sengaja ditempat umum itu,  kmdn disimpulkan cocok mereka ayah dan anak. Sianak berkata:  "Ooo jadi bapak adlh ayah saya". Si ayah juga bilang: "rupanya kamu anak saya". Tak ada air mata haru menghiasi perpisahan mereka. Keduanya meneruskan urusan masing2. Tidak memandang perlu untuk ketemu lagi apalagi mempertemukan ayah dan bunda.

Ketahuilah bahwa sebenarnya anak dlm pandangan agama bukan sekedar akibat hubungan lelaki-perempuan, bukan hanya sekedar penyaluran nafsu kebutuhan biologis.   Tapi  anak harus jelas siapa ayahnya. Kalau ibunya si jelas siapa ibunya karena keluar mesti dari perut si ibu.
Kejelasan nasab anak penting dlm kaidah agama karena
anak berpotensi 5 hal bagi orang tua y.i.:
1. Sbg investasi, (Yasin ayat 12)
وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْ
"Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan)".

Anak yg ditinggalkan, perbuatan baik mereka jadi penambah kebaikan buat ortunya walau sdh di alam barzah.

2. Sbg penolong kehidupan akhirat, (Nuh 28) bila anak yg shaleh, kita sdh meninggal ataupun msh hidup bila anak kita berdo'a
 رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَلِـوَالِدَيَّ

3. Sbg cobaan (al-Anfal 28).
وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ  وَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗۤ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar".

4. Sbg musuh (At-Taghabun 14)
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْ ۚ
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka".

5. Sbg pembuat lalai ibadah (Munafikun 9).

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَاۤ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi"

Dari kelima potensi ini, terlihat dua berpotensi baik dan dua berpotensi kurang baik serta satu berpontensi 50%-50% yaitu potensi cobaan. Kalau cobaan itu dapat kita atasi maka akan menjadi kebaikan dan sebaliknya jika cobaan itu tidak dapat diatasi akan mencelakakan.

Nah, bgmn kalau anak tak jelas nasabnya. Ortu  terutama ayah bgmn nanti dpt mengarahkan anak untuk menjadi anak yg shaleh mrpkn investasi dunia dan akhirat. Bgmn nanti apakah si anak akan mendo'a kan ayahnya stlh si ayah mati wong ayahnya ndak tau. Yg terjadi itu anak akan menjadi investasi bencana di kehidupan akhirat bila anak tadi jadi anak yg gemar bermaksiat pula, kmdn meneruskan lagi kehidupan seks bebas. Jadilah masyarakat kocar kacir. Dpt saja terjadi pemuda dan pemudi se ayah karena tak tau asal keturunan, mereka melakukan hubungan layaknya suami istri melahirkan anak lagi. Makin ndak genah..........
Aaah cukup sampai disini, karena banyak sekali yg dpt kita PREDIKSI bila seks bebas di anggap sah.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Thursday 5 September 2019

BENAR dan SALAH

Soal kebenaran, sangat relatif. Kadang seseorang berpendapat sesuatu adlh BENAR. Sdgkan orang lain dg segala argumentasi menyatakan itu SALAH.

Terakhir ini heboh ada yg berpendapat hubungan seperti suami istri pria wanita diluar nikah, dpt diBENARkan asalkan.............(hal tsb. terpublish di Medsos).

Dlm kaitan BENAR dan SALAH inilah makanya tiap suku dari suatu bangsa punya standar yg berlaku ttg BENAR dan SALAH, terangkum dlm adat istiadat mereka.

Komunitas di masyarakat/instansi/institusi juga ada aturan BENAR dan SALAH, tertulis maupun tak tertulis diketahui oleh anggota masing2.

Setiap negara terdapat standar BENAR dan SALAH, termuat dlm Undang2.

Saya teringat  ke masyarakat di pedalaman daerah kelahiran saya dahoeloe (+/- setengah abad lalu).

Di komunitas masyarakat adat yg nota bine mereka ketika itu masih menganut "kepercayaan nenek moyang".

Sekedar ilustrasi, bahwa dahoeloe rumah penduduk di pedalaman daerahku, model panggung, bgt tingginya rumah, orang dewasa dpt dg leluasa berjalan dikolong rumah tak usah membungkuk. Tangga masuk kerumah terbuat dari kaju bulat yg trap2nya di takuk/diceruk (dilukai) untuk pijakan kaki.

Bila penghuni rumah pergi semua, tangga bulat diputar bagian yg ada takuknya menghadap tanah, bagian yg licin polos berada atas, sbg pertanda penghuni tak ada dirumah.  Walau rumah didesaku kini tdk lagi bermodel panggung tapi menjadi bahasa kiasan  daerahku, bila semua penghuni rumah bepergian semua  disebut "TINGKAP TANGGA" (bhs daerahku "tingkap" = tiarap). Jadi "tingkap tangga", tangga rumah ditiarapkan artinya penghuni sdg pergi semua, tdk ada dirumah.

Kembali ke hubungan diluar nikah, komunitas desaku itu dahoeloe punya ketentuan adat:
Apabila seorang lelaki mengunjungi rumah panggung itu, dimana di dalam rumah panggung ada seorang wanita, tetapi tdk ada suaminya/saudara/penghuni rumah. Selanjutnya si lelaki yg berdiri di tanah (tidak naik kerumah), ber-omong2 panjang (lelaki di tanah, perempuan dirumah) ini sdh masuk katagori zinah, bahasa setempat ZINAH = NGAMPANG. Kedua insan ini tlh melanggar  hukum adat terkena NGAMPANG KERING. Tersangka dibawa ke pengadilan adat disertai saksi yg melihat dan pengakuan terdakwa. Pengadilan menjatuhkan hukuman, biasanya berupa denda.
Padahal mereka blm berduaan di suatu ruangan jauh dari berhubungan suami istri diluar nikah, baru saja ngomong2 sdh terkena fasal NGAMPANG KERING.

Mungkin dasar pemikiran yg membuat hukum adat, kedua insan ini berpotensi ber Zinah. Rupanya hukum adat, mencegah per Zinahan (hubungan...... diluar nikah) dg mengenakan pelanggaran, walau blm berzinah baru saja mendekati ZINAH. Apalagi kalau terjadi perZinahan.

Kalau hubungan diluar nikah itu menghasilkan anak maka si anak yg tak berdosa itu disebut ANAK KAMPANG (anak diluar nikah).

Kearifan adat mempasalkan sbg pelanggaran MENDEKATI ZINAH, sepertinya pas benar dg aturan setiap agama perihal zinah ini dilarang. Islam malah mendekati zinah saja dilarang, apalagi zinah.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَا حِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
(QS. Al-Isra' surat 17 ayat 32).

Keburukan perzinahan, pembaca sdh maklum banyak artikel yg tlh mengupas tuntas. Diantara keburukannya adlh:

Akan maraknya penyakit kelamin akibat seks bebas. Jika jadi bayi, ortu tanpa nikah dan juga keluarga menanggung aib. Kadang bayi dibuang di tempat sampah. Hubungan diluar nikah bakal menghasilkan anak yg tak jelas siapa bapaknya. Berujung tatanan keluarga dlm masyarakat amburadul. Kalau hubungan suami istri diluar nikah dilegalkan, bukan mustahil saudara seayah akan hubungan luar nikah lagi, bgmn si anak.  Kucing si lain, biarpun pejantannya tiap musim reproduksi gonta ganti, ketuan siapa bapaknya diliat dari corak bulunya.

Bila "Pergaulan Bebas" warga di bangsa kita banyak yg setuju. Kita khawatir "Pergaulan Bebas" lalu dianggap BENAR. Pihak yg mencegah "Pergaulan Bebas" lantas dianggap SALAH misalnya dilebel "Kono", "Kolot",  "Panatik", "Ketinggalan zaman". Nauzubillahi min dzalik.

Memang dlm tatanan masyarakat, soal BENAR dan SALAH adlh relatif, adlh nisbi. Namum bagi setiap pemeluk agama, ketentuan agama masing2 lah acuan ke BENAR an. Buat Islam ke-KEBENAR-an dari Allah. Didapati  bbrpa kali dlm Al-Qur'an, ttg ke-BENAR'an  pada  surat Albaqarah 26 dan 147, Ali-Imran 60, Al-Kahfi 29. Kupetik salah satunya:
اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Ali 'Imran surat ke 3 ayat 60).

Ke-BENAR-an selain mengacu apa yg tlh ditentukan Allah. Di surat al-Hujurat ayat 7, Allah tegas kan bila TIDAK mengikuti Rasulullah Muhammad. Maka kita akan menemui kesusahan.
وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ فِيْكُمْ رَسُوْلَ اللّٰهِ ۗ لَوْ يُطِيْعُكُمْ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنَ الْاَ مْرِ لَعَنِتُّمْ
"Dan ketahuilah bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dia menuruti (kemauan) kamu dalam banyak hal, pasti kamu akan mendapatkan kesusahan".

Rasulullah melarang perzinahan. Jadi bila banyak ummat manusia ini mem-BENAR-kan Pergaualan Bebas, mem BENAR-kan hubungan seperti suami istri tanpa nikah, yg selama ini atas dasar Al-Qur'an dan petunjuk Rasulullah, sangat di-SALAH-kan. Maka terimalah nanti KESUSAHAN.

Apa yg Rasulullah tunjukan hal tsb BENAR maka benarlah dan oleh Rasulullah diberitahu SALAH, maka hal tsb salah. Perintah Allah tsb. (walau Rasulullah Muhammad kini sdh tiada, beliau tetap di tengah2 kita melalui al-hadist) dmkn ayat 7 Al-Hujurat di atas.

Smg Allah menjauhkan ummat manusia didunia ini mem-BENAR-kan hubungan seks bebas dan per-ZINAH-an. Tetap memandang hubungan seks bebas dan per-ZINAH-an tsb. adlh SALAH.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 3 September 2019

SENYUM memperlambat TUA

Senyum dan Cemberut adlh dua kutup tampilan wajah manusia. Ada yg katakan orang yg murah senyum, tak mudah cemberut, akan "memperlambat tua".

Mungkin "Resep Memperlambat tua" ini didasari bahwa:
Di wajah manusia, ada yg pernah  ngitung dikendalikan 60 otot. Ada juga yg menjumlahkan otot wajah kita itu 88. Kedua pengitung otot wajah ini meskipun beda jumlah temuan otot diwajah, tapi mereka sependapat bahwa CEMBERUT lbh banyak otot yg difungsikan dari pada untuk mengekspresikan seulas SENYUM.

Kata yg ngitung otot wajah 60, untuk senyum hanya perlu 17 otot, sdgkan untuk cemberut perlu 43 otot.
Untuk yg menjumlah otot wajah 88,  katanya buat senyum 26 otot, sdg untuk cemberut 62 otot.
Jadi seyum penggunaan otot wajah lbh sedikit, oleh sebab itu memperlambat peNUAan.

Lebih jauh kata yg pernah neliti:
Selain hanya menggunakan sedikit otot, tersenyum juga dapat memberikan manfaat lebih, untuk orang tersebut dan orang-orang disekitarnya seperti memberikan energi positif serta mengubah suasana hati menjadi lebih baik bagi pe-NYENYUM.

Kalau dulu, bila kita meliat dari kejauhan orang tersenyum sendiri, agaknya kita jadi khawatir ybs mulai koslet. Tapi sekarang sdh biasa kita disuguhkan pemandangan orang senyum sendiri, ketawa ter-bahak2 sendiri, rupanya dia sdg komunikasi melalui HP langsung nempel di kuping.

Senyum; bernilai ibadah bila ihklas.
Senyum; si sakit menjadi umpas.
Senyum; meredakan hati yg panas.
Senyum kadang; permusuhan menjadi tuntas.
Dengan senyum pakaian rapi menjadi pantas.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“ (HR. at-Tirmidzi no. 1956),

Senyum adalah anugerah Ilahi yang tak ternilai. Senyum ini rupanya hanya dikaruniakan untuk manusia. Mahluk lain tidak punya senyum:
* Contoh kucing jantan dan betina mereka melaksanakan naluri berkembang biak tanpa melalui senyum bahkan dengan seperti “berkelahi” terlebih dahulu.
* Kalau ada monyet senyum, anda pasti kan kaget mungkin takut.

Bagi manusia dengan senyum-lah ternyata kehidupan kita dimulai.
Kedua orang tua kita berawal dari senyum jadi mempelai.
Diakui atau tidak, hampir seratus persen kita ini terlahir ke dunia dimulai dengan SENYUM katika kedua orang tua kita kali pertama berkenalan.
Selanjutnya kedua orang tua kita melanjutkan sampai ke pelaminan dan atas kehendak Yang Maha Kuasa, jadilah kita.
Senyum dapat menjadikan hati yang keras menjadi lunglai.
Senyum dapat membuat parasaan tegang menjadi santai.

Banyak kita yang tak menyadari, salah satu nikmat anugerah yang diberikan Allah maha pencipta untuk manusia adalah SENYUM.

Bila anda seorang karyawan, bertemu dengan bos atau atasan, beliau dengan muka yang kusut tanpa tersenyum maka akan timbul tanda tanya apa yang salah dengan diri anda.

Demikian juga bila anda bertemu dengan sasama rekan dan kerabat, diawal pertemuan dimulai dengan cemberut tanpa senyum, suasanya akan membuat tidak betah.

Begitu anda bertamu, tuan rumah menerima anda tanpa senyum, mungkin anda akan cepat pamit.

SENYUM, baik untuk diri dan orang lain sekaligus bernilai ibadah. Wallahu 'alam bishawab.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Korelasi Ilmu, Rezeki dan Amal

Tiga hal yg penting buat manusia menjalani hidup dunia ini termasuk bekal untuk ke akhirat nanti adlh: ILMU, REZEKI dan AMAL.

ILMU.
Untuk mencari rezeki memenuhi kebutuhan hidup, manusia perlu memiliki ilmu pengetahuan. Contoh sederhana memasak makanan saja perlu ilmu. Nasi akan kelembekan atau kekerasan bahkan tak mateng, bila si
pemasak ndak berilmu memasak. Roti atau kue dpt saja bantat, bekir, ndak jadi, kalau sipengolah tdk berilmu ttg membuat roti. Pokoknya seluruh pemenuhan kebutuhan hidup didunia ini perlu ILMU.

Untuk akhirat juga hrs berilmu.
Contoh sederhana; sholat tanpa ilmu cenderung keliru. Puasa tanpa ilmu mungkin tak dpt apa2 kecuali lapar dan dahaga. Zakat tanpa ilmu tak tau nisab dan kapan berzakat. Haji, sblm berangkat  dilakukan manasik haji, agar si calon haji menguasai ilmu ibadah haji. (QS: mujadilah ayat 11), memberi tau kita:
 اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

Di kehidupan dunia, orang berilmu
apapun ilmu itu, asalkan ilmu dlm rangka kebaikan, akan ditingkatkan Allah derajatnya (demikian ayat di atas). Berkaitan dg itu diajarkan Rasullullah do'a untuk ilmu:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim:2722, an-Nasa’i VIII/260). (171).

Contoh sederhana ketinggian derajat orang yg berilmu. Misalnya dlm membangun bangunan phisik. Seorang Arsitektur ilmunya lbh tinggi dari Mandor. Tukang lbh rendah ilmunya dari Mandor. Tukang lbh tinggi ilmunya dari Kernet. Penghasilan mrkpun tentu beda sesuai dg ilmu yg dimiliki.

Ilmu beribadah. Seorang tinggi ilmu dlm beribadah in sya Allah ke- diterimanya ibadahnya lebih dekat, ketimbang yg mengetahui ilmu ibadah hanya sekedarnya. (wallahu 'alam bishawab, diterima atau ditolak suatu ibadah mutlak hak Allah). Perbandingan ini hanya berdasarkan ilmu manusia. Dlm pada itu "Allah menentukan siapa yg dikehendakiNYA". a.l. tersirat di QS: Al-Baqarah 284, Ali Imran 74 dan 129:

يَّخْتَصُّ بِرَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
"Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memiliki karunia yang besar."

Betapapun tinggi ilmu ibadah seseorang, kadang ybs ndak tau persis apakah ibadahnya ihlas karena Allah,........ hanya Allah yg tau. Apakah ibadahnya hanya karena mengharap sesuatu dari selain Allah, semisal sanjungan dan gelar (riya tersembunyi atau disengaja) atau se-mata2 karena penghasilan (harta/duit)..... Inipun hanya Allah yg tau.
Jadi Allah lah yg menilai ibadah seseorang. Sebab itu do'anya:
 عِلْماً نَافِعاً
وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
REZEKI.
Perolehan rezeki bukan saja sekedar untuk mempertahankan hidup, tetapi juga dlm rangka peningkatan ibadah. Zakat hanya dilakukan oleh orang berharta yg sampai nisab. Haji tak mungkin tanpa biaya, baik oleh sendiri maupun dibiayai pihak lain. Biaya sumbernya dari rezeki. Sumber rezeki halal dan harus وَرِزْقاً طَيِّباً

AMAL
Agar amal diterima, harus dilaksanakan sesuai perintah Allah dan petunjuk Rasulullah, karenanya harus tau Ilmunya. Juga amal harus dari rezeki yg HALAL. Dg dmkn jelaslah korelasi ILMU, REZEKI dan AMAL.

Oleh karena itu bagus diamalkan usai sholat subuh berdo'a seperti diajarkan Rasulullah:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni).

Kenapa do'a itu diamalkan Rasulullah Muhammad s.w.t. ssdh shalat subuh?. Barangkali karena subuh adlh dimulainya hari. Dng dmkn harapan kita semua smg Allah memudahkan kita mendptkan ilmu yg bermanfaat, rezeki halal dan baik serta dpt beramal dg benar sesuai perintah Allah dan tuntunan Rasulullah dari sumber rezeki yg halal dan baik, setiap hari dan diterima Allah. Terus menerus sampai akhir hayat. Aamiin.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.