Monday 21 May 2018

Amal yg tak di sengaja.

Kita sdh sering dengar setiap amal ibadah baru bernilai, bila didahului dg niat. Adakah amal yg tak disengaja juga bernilai.
Lebih terinci lagi ibadah dlm arti ritual penyembahan, pengabdian kpd Allah di kenal dlm terminologi agama "ibadah mahdah" hanya bernilai jika terpenuhi syarat:
1. Adanya perintah dari Allah atau Rusulullah untuk mengerjakan ibadah tsb.
2. Pelaksanaannya 'itibar (mengacu) pada contoh dari Rasulullah.
3. Niat ihlas dilaksanakan hanya untuk Allah semata.
Ramadhan ini tentu shaimin dan shaimat tlh memenuhi syarat dimaksud.
Ibadah mahdah mrpkn hubungan manusia kpd Allah jg lazim disbt hamblum minallah.
Semenara itu Islam mengajarkan harus menjalin hubungan baik sesama manusia (hamblum minannas)
....... فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۤ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
".................maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 1).
Dlm berinteraksi sesama ini kadang ada perbuatan baik yg kita lakukan tak sengaja berniat khusus, tapi berujung kebaikan buat orang lain. Bila setiap aktivitas yg kita lakukan pasang niat untuk mencari keredhaan Allah. Insya Allah mendptkan balasan kebaikan di sisi Allah.
Kuteringat seorang teman berseloroh menceritakan ttg pengadilan akhirat bagi "Seorang penceramah versus seorang supir ugal-ugalan". Ketika di pengadilan akhirat itu si penceramah tak mendptkan ganjaran apapun dari ceramahnya, karena dlm ceramahnya dianya sll bangga diri bahwa dianya ngajar dimana-mana secara terselubung mengisyaratkan bahwa dianya berilmu tinggi, sering dari mimbar menyebut bahwa penceramah lain kan blm pernah menyajikan ilmu seperti dirinya. Yg hebat lagi sering nganggap peserta dengar pencerahannya blm tau apa yg dipaparkanya. Agaknya ini penceramah lupa bahwa banyak ayat di Al-Qur'an menyebutkan Allah tak suka orang yg sombong dan membanggakan diri a.l.
لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ
"................Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 23)
Sementara itu si supir ugal-ugalan terkaget kaget ktika di mahkamah akhirat bahwa dpt setumpuk kebaikan yg sumbernya dari ktka dia nyupir ugal-ugalan. Rupanya saking takutnya para penumpangnnya, mereka semua berzikir nenyebut nama tuhan. Tuhan mengapresiasi para penumpang yg berzikir si supir dpt imbasnya sebab lantaran perbuatannya orang banyak menyebut nama Tuhan.
Mahkamah akhirat ttg Penceramah versus
Supir ini, hanya selorohan tdk berdalil agama. Tetapi baik juga buat renungan di hari KEEMPAT puasa kita Ramadhan 2439 H., ini agar kita sadar betul bahwa kita hanya berikhtiar ibadah baik mahdah maupun ghairu mahdah, hablum minallah maupun hamblum minannas dg niat baik menjaring ridha Allah, spajang sdh seseuai kaidah serahkan pemberian ganjaran kpd Allah.
Dialah yg menentukan yg mengetahui yg terselip dilubuk hati yg paling dalampun.
Jika tulisan ini dinilai manfaat, silahkan teruskan je calon pembaca lain. Insya Allah semakin banyak yg baca walau tdk komentar maupun jempol, smg disisi Allah mrpk catatan kbajikan kita. Aamiin. Barakallahu fikum. Waslm. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment