Tuesday 5 July 2022

Toilet Portable-Disposible

Menyambung tulisanku no. 985 topik "menyusuri Gurun Sahara" selama 13 jam. Sebetulnya bila terus menerus tanpa henti jarak tempuh tsb dpt dipersingkat, mungkin hanya 7 sampai 8 jam saja. Karena jarak Cairo-Taba menurut Geogle 414,3Km waktu tempuh mobil pribadi hanya 5 jam 4 mnt. Menurut guide jarak tempuh 750Km (mungkin jalurnya beda). Lagian perjalanan harus bbrp kali berhenti: 1. Antri di check point. 2. Memberi kesempatan ke toilet di Pom Besin atau toko setara mini market. 3. Menyaksikan "jejak rasul". Maqam Nabi Harun, Nabi Shalih, anak lembu Samiri dan lihat dari kaki G. Sinai, tempat Nabi Musa "bertemu Allah". 4. Menunggu konvoi, melintas stlh G.Sinai, konon dibuka selang 2 jam. (guide kami memilih meninggalkan G. Sinai pkl 18.00). Berhenti butir "1", sdh kukisahkan diartikel y.l. bis kami tak ada persoalan diperiksa, tapi tetap saja antri karena bukan hanya bis kami yg melintas. Berhenti di butir "2" urusan toilet, memang hal ini urusan kecil tapi penting. Apalagi diusia senja "tabung kemihnya" sudah mengecil. Hal ke toilet jadi urusan serius. 7 hari sblm berangkat, rombongan yg umumnya blm saling mengenal, pertama kali bertemu dlm kemasan acara "Technical Meeting", di Hotel Sofyan Tebet. Di kesempatan itu kuluncurkan 15 butir pertanyaan kpd presenter yg sekaligus bakal jadi "tour leader". Diantara pertanyaanku menyangkut soal toilet. Cukup jelas penjelasannya, bahwa: a. Bis dlm tour ini tak mungkin berhenti atas permintaan penumpang seperti bis antar kota antar provinsi di Indonesia. b. Bis umumnya tdk menyediakan toilet. Kalaupun ada tdk digunakan menghindari aroma tak sedap di perjalanan jauh dan lama itu. Jawaban ini menganulir penegasan ustadz yg ku kenal baik karena terjadual sbg khotib di Masjid yg saya bina. Ustadz ini sdh 5 kali ke Aqsha dan terakhir sebelum Pandemi, menginformasikan kpdku bahwa tiap bis jarak jauh, mesti dilengkapi toilet. Tour leader nyatakan ketika berpisah di Bandara Soeta, pengalaman beliau orang banyak tanya, biasanya sumber masalah dlm perjalanan, "ternyata Bapak tidak". Saya lupa infokan.kpd tour leader insting ingin tau saya bgt detail karena terakumulasi dari kilasan hidup saya: 1. Masa muda sbg wartawan ibu kota selama l.k. 7 tahun. Terbiasa untuk melihat masalah dg 5W + 1H. 2. Alih profesi diperbankan aktif selama 27 tahun. Menanamkan ke hati2an. 3. Purna tugas di bank, diangkat DIKTI sbg Dosen, dijalani 20 tahunan. Terbiasa buat pertanyaan yg singkat mengena, buat mahasiwa utamanya UTS dan UAS. Kepada para Guide di Mesir, Palestina dan Jordan juga dikesempatan tertentu kuajukan jg pertanyaan2 yg insya Allah bakal jadi bahan artikel. Tulisan2 ku khusus ttg perjalanan ini ku share juga ke Mr. Hamdi (Mesir). Mr. Nazzeh Mushasha (Palestina) dan Mr. Adnan Rawasydeh (Jordan). Mereka mengapresiasi artikel2 tsb terutama Mr. Hamdi; karena topik artikel masih di Mesir. Mr. Adnan mengomentari: "bgmn tentang Jordan?". Insya Allah Mr. Adnan.... akan saya publish kisah Jordan utamanya pengalaman di laut mati, saya sempat cuci muka di Uyun Musa. Kesan mendalam menjelajah Petra berjalan kaki dan pohon Sahabi. Berbicara ttg toilet, diusia lanjut seperti diungkap di atas kantong kemih sdh mengecil, frekuensi pipis akan lebih sering. Masalahnya ketika singgah di toilet, rumah makan, mini market, atau Pom bensin, belum tentu saat itu sdh mau kencing. Tentang tarif kencing dlm perjalanan itu seperti diumumkan guide bahwa sekali masuk toilet 1Usd untuk 4 orang. Kenyataannya ada juga 1 Usd 3 orang. Itu tidak masalah, karena bekal duit secukupnya ada. Anjuran Mr. Hamdi, ajak 4 orang giliran masuk toilet, kalau tdk dpt teman, Mr. Hamdi bercanda "maka bayar Usd 1, empat kali masuk toilet". Kesimpulan pertanyaanku di tanah air ttg toilet, kondisi diri yg tak dpt dipaksa kencing, tergantung sdh penuh atau belum kantung kemih. Seringkali kantung kemih penuh ketika bis sedang melaju. Maka dari tanah air sdh kusiapkan "Toilet Portable-Disposible". Bukan saja di perjalanan dlm bis bbrp kali, toilet ini pernah dua kali ku gunakan di Aqsha, 3 kali di pesawat terbang Doha-Qatar ke Soeta tiga kali. Di Aqsha toilet dmkn jauh. Dari depan masjid melangkah puluhan langkah menuju bangunan kubah emas, mendaki tangga....... berjalan lagi cukup jauh lbh 50 langkah, harus nuruni tangga lbh dari 10 trap? melangkah lagi menuju toilet lbh dari 100 langkah. Sampai di toilet blm tau pasti ada toilet yg bebas. Padahal tabiat pengen kencing lansia, bila sdh maunya tak dpt ditahan. Maka sempat dua kali "toilet portable yg disposable" itu di Aqsha berguna. Ssdh shalat subuh dan ssdh shalat Jum'at. Rahasia ini, hanya diriku dan istri yg tau, tapi kini ku buka smg dpt membantu para lansia yg akan tour ibadah yg jauh, tak dpt nahan kencing, tak dpt dipaksa kencing sblm kantong kemihnya penuh. Peralatan yg kami sediakan dari tanah air. Sejumlah kantong plastik transparan ukuran stngh kg. Di kantong celana senantiasa tersedia paling kurang 5 kantong dilipat kecil masing2 kantong dilengkapi dg 2 karet gelang. Siapkan satu pak kecil tissue basah. Teknik penggunaannya: Ketika sdh kebelet benar, masukkan kantong plastik ke celana, gunakan karet gelang agar tidak merembes kemana-mana. Bgt tuntas secara perlahan tissue basah yg sdh disiapkan, digunakan, sebab hrs dijaga kesucian pakaian, hingga layak buat shalat. Urine sdh tertampung, sementara disimpan di tas tenteng (jika di bis), sampai tempat pemberhentian buang ke tong sampah. Di pesawat terbang, masukkan ke kantong depan tempat duduk. Bila nampak toilet pesawat lampu depannya sdh hijau, langsung ke toilet membuangnya. Ketika di Aqsha ku duduk santai di bawah pohon Zaitun. Selesai urusan,....... pergi ke tong sampah. Di pesawat terbang, di bis teman yg duduk dibangku sederetpun tdk tau peristiwa itu. Di Aqsha usai shalat, orang2 banyak duduk santai dibawah pohon Zaitun. Kududuk bersama mereka, sama sekali mereka tidak tau. Langkah selanjutnya ke keranjang sampah yg tinggal bbrp langkah. Tentu teknik ini hanya available buat kaum pria lansia. Demikianlah setiap ada kesulitan tersedia jalan keluar. فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا  "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan," (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5) اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا  "sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 6) Semoga ada manfaatnya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 6 Dzulhijah 1443 6 Juli 2022 (986.07.22)

Monday 4 July 2022

Menyusuri Gurun Sahara

Lebih dari 13 jam tgl 21 Juni 2022, perjalanan bersejarah dlm hidupku bersafari di Gurun Sahara menumpang bis sejauh lebih kurang 750km (penjelasan guide). Perjalanan antar benua ini dimulai pkl 7.30 dari Cairo (Africa). Finish pkl 21.30. di Kota Taba perbatasan Mesir - Palestina (Asia). Banyak cerita perjalanan berkesan, singgah di beberapa tempat bersejarah, maqam nabi-nabi, gunung Sinai, menyeberang laut merah dan banyak lagi, tentu tak sanggup dibingkai hanya dalam satu artikel. Insya Allah akan kususun pangalaman ini dalam beberapa artikel akan ku publish dalam blog ku yang kini sudah mendekati nomor seribu. Di banyak tempat terdapat chek point, memeriksa penumpang dan barang bawaan oleh aparat. Alhamdulillahnya, rombongan kami tiap2 melewati (chek-point)2, kami tak wajib turun, untuk unjukkan passport, barang bawaan kamipun tidak diperiksa seperti sempat kami saksikan dari atas Bis beberapa Bis2 lain, diperiksa abis. Agaknya kemudahan ini lantaran kebijakan tour guide setempat mengatur dengan para pihak yg berwajib. Dari mobil sempat terlihat setiap berhenti di chek point; driver memberikan secarik kertas, setelah petugas membacanya, langsung memberi isyarat bis kami boleh berlalu. Menyoal chek point, kuteringat kami berlima umrah sebulan di bulan Ramadhan, ketika itu menggunakan visa di rekomendasi pejabat Saudi. Begitu juga, malah di setiap chek point yg biasanya di umrah2 saya sebelumnya; berhenti. Driver mobil yg kami tumpangi berlima dari Jeddah itu, hanya menekan klakson mobil "tin2". Tidak singggah di chek point. Cepat sekali tiba di Madinah, apalagi mobil dipacu kencang kadang jarum spido meter ke angka 170Km. Agaknya yang mengantar kami adalah petugas. Kini kami kunjungi masjidil Aqsha atas rekomendasi Rasulullah: لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَ رَامِ وَمَسْجِدِ ي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْ صَ “Tidak diusahakan sungguh2 melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu). Rute tour kami ke masjidil Aqsha ini dinamakan “Jejak Rasul”, karena dimulai dari Mesir, napak tilas nabi Musa dari Mesir menuju Palestina. Inilah rupanya alasan kenapa perjalanan kami ini tidak dimulai saja dari Jordan. Dalam perjalanan yang panjang menjelajahi gurun Sahara itu, rombongan sempat menyaksikan maqam nabi Harun dan Nabi Shalih, bekas tangan Samiri membuat sesembahan berupa anak lembu. Kepada kami juga diberi kesempatan bila ingin mendaki gunung Sinai oleh Tour Leader dan Guide setempat. Penawaran itu disampaikan beberapa jam sebelum kami sampai di kaki gunung Sinai. Saya merupakan anggota rombongan tertua, langsung angkat tangan mendaftarkan diri, diikuti oleh beberapa orang lainnya. Pikirku sekalian “mandi biar basah”, sudah jauh2 sekalian, semua kesempatan harus diambil, untuk tambah pengalaman hidup. Pihak penyelenggara program akan memfasilitasi, kami2 yang akan naik ke gunung Sinai. Sedangkan Rombongan lain akan terus dengan bis semula lanjut ke Taba. Kami yang akan naik ke G. Sinai, setelah turun akan di disediakan angkutan tersendiri. Sampai di kaki gunung diceritakan bahwa untuk naik ke gunung tempat nabi Musa menerima 10 perintah Tuhan itu harus menggunakan “Multi Modal Transport” (Pinjam istilah International Trade), yaitu dengan beberapa model angkutan. Mula2 naik sejenis “Angkot” ke stasion ONTA. Pendaki kemudian akan diangkut dengan Onta entah berapa jarak tempuhnya. Selanjutnya tersedia tangga ke puncak gunung dengan 750 anak tangga. Untuk mendaki anak tangga itu bagi ku yang sudah 70 keatas ini tentu akan menggunakan model angkutan berikut lagi, yaitu “digendong”, bahasa kampungku “berambin” (nempel dibelakang seseorang dengan tangan kebahu orang yang menggendong dan kaki melingkari pinggang penggendong). Akhirnya kuputuskan tidak ikutan naik ke G. Sinai. Lantas anggota rombongan yang juga tadinya angkat tangan, juga mengurungkan niatnya. Mentari sudah agak redup, kami serombongan utuh, naik bis melanjutkan perjalanan ke TABA. Sampai disini dulu kisah perjalanan menyusuri Gurun Sahara tgl 21 Juni 2022. Kisah selanjutnya insya Allah menyusul, setelah semalam setengah hari di hotel "Tolib" ditepi laut merah. Semoga seluruh anggota rombongan sehat afiat, mudah2an kesan positip perjalanan ini membekas dihati, berdampak lebih taat dan menguatkan iman dan taqwa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Dzulhijah 1443 5 Juli 2022 (985.07.22)

Ditepian Sungai Nil.

Tour ibadah kami ke Aqsha melalui Cairo di hari kedua (20-06-22) ditutup dg makan malam di tepian sungai Nil. Sebelumnya kami ditunjukkan Masjid Husein, dimana terdapat makam cucu Rasulullah Husein, shalat jama' qasar zuhur-ashar di Masjid Al-Azhar, lihat2 Pasar Khalili dekat masjid Husein. Masjid Al-Azhar adalah sebuah masjid yang dibangun oleh Panglima Jauhar Assiqilli di Cairo antara tahun 359-361 Hijriyah atau 970-972 Masehi atas perintah khalifah Muiz Lidinillah, dari Daulat Fatimiah. Masjid ini adalah masjid Islam yang paling terkenal sekaligus masjid kampus terbesar. Kapasitas 20,000 jamaah dibangun di atas tanah seluas 7.800 m2 (84.000 sq ft) Masjid ini dinamakan Al-Azhar memetik julukan "Zahra", Fatimah az-Zahra, putri Rasulullah ﷺ. Sudah begitu lama masjid ini berfungsi sebagai universitas. Mulai tahun 1961 berubah menjadi universitas modern yang memiliki beberapa fakultas. Diriku sempat berwawancara dg dua mahasiwa Al-Azhar asal Indonesia. Satunya dari Medan mahasiswa swadana baru 3 bulan. Satunya lagi dari Jatim sdh di Al-Azhar tahun ke empat. Kudapat informasi ttg biaya hidup mereka, sdg biaya kuliah gratis. Antara masjid Husein dan masjid Al-Azhar dipisahkan jalan yg cukup macet, mungkin itu sebabnya kedua masjid ini dihubungkan dg terowongan bawah tanah. Usai shalat, kami menuju masjid Husein ketika itu pkl 14. an. Mr. Hamdi guide mesir, menentukan titik kumpul nanti 2 jam lagi di sisi masjid Husein pertigaan jalan dengan pasar Khalili. Kusempatkan berziarah ke makam Husein cucu Rasulullah di dalam masjid. Pria dan wanita beda pintu masuk. Bbrp saat kusempat berhadapan dg makam Husein, selanjut pergi ke pasar Khalili, untuk nyampaikan pukul 16.00 waktu setempat. Sesuai waktu ditetapkan kami menuju acara penutup hari kedua di Cairo yakni makan malam di tepian sungai Nil. Sungai sepanjang 6.650 km, bersumber dari danau Victoria, yang merupakan danau yang terluas di Afrika. Sungai Nil mengalir ke Laut Mediterania melewati sejumlah negara yaitu: Ethiopia, Eritrea, Sudan, Uganda, Tanzania, Kenya, Rwanda, Burundi, Mesir, Kongo, dan Sudan Selatan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَاَ لْقٰى فِى الْاَ رْضِ رَوَا سِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَ نْهٰرًا وَّسُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ  "Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk," (QS. An-Nahl 16: Ayat 15) Kenangan yg tak terlupakan, sehingga banyak dibuat foto diantaranya dimuat penghias artikel ini. Semoga kenangan indah ini menambah tingkat kesyukuran kita semua, utamanya rombongan tour ibadah ke aqsha 18 s.d 28 Juni 2022. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 4 Dzulhijah 1443 4 Juli 2022 (984.07.22).

Papyrus

Papirus atau Papyrus dengan nama ilmiah Cyperus papyrus yaitu sejenis tanaman yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman Mesir kuno. Sebab tumbuhan ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. Rombongan tour ibadah ke Aqsha melalui Cairo dihari kedua (20-06-22) lewat tengah hari, kami disinggahkan ke perusahaan "Golden Eagle Papyrus" beralamat di Sakara Road -Before Ring Road Pyramids-Giza-Egypt, guna nambah pengetahuan tentang cikal bakal kertas. Rombongan dikumpulkan untuk mendengarkan presentasi petugas perusahaan tsb, ttg proses tanaman Papyrus menjadi kertas. Ingatanku dari Cairo menerawang ke kampungku, ada tumbuhan tumbuh di rawa di daerah kami, bahasa setempat tumbuhan itu disebut "Bundung". Kegunaannya dapat dianyam menjadi tikar, tas dan aneka kerajinan tangan. Postur tanaman "Bundung" beda2 tipis dg Papyrus, proses pengolahannyapun beda, yaitu Bundung melalui direbus dan dijemur. Sedang proses Papyrus menjadi kertas adalah: 1. Batang Papyrus yg bersisi tiga itu dikupas kulitnya. Nampak empulurnya mirip busa gabus pengemas paking alat2 electronic. Empulur Papyrus yg blm diproses bgt rapuhnya. Dapat di pisah2kan hanya dengan kuku. Di-cuil2 empulur tsb dpt dipisahkan menjadi bagian kecil2. 2. Empulur dicelupkan ke dlm air, langsung air terserap di empulur Papyrus. Sesaat kemudian, empulur diletakkan di atas landasan, digiling dg slinder, sampai air terserap, kering. Yang unik empulur yg sdh kering tergilas itu, begitu kuatnya. Tidak rapuh seperti kuungkapkan di butir "1". Untuk membuktikan kuatnya, ujung satu kupegang, ujung yg lain di pegang presenter, kami tarik sekuat tenaga empulur yg sdh direndam air dan digilas kering itu tidak putus. 3. Utas2 Papyrus yg sdh diproses "2", selanjutnya dianyam dg susunan horizontal dan vertikal, lebar sesuai selera, selaras dg potongan Papyrus yg diproses dg di press 4. Anyaman di press dg alat dengan tekanan, waktu tertentu. Papyrus sdh menjadi kertas yg dpt ditulisi. Tulisan tinta diatas lembaran Papyrus dapat dihapus dg dicuci, lembaran tidak rusak, hanya dikeringkan dg dijemur. Bukan main menakjubkan ciptaan Allah; tak terasa tergores didalam bathin menyakini kebenaran Al-Qur'an: رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَـٰذَا بَـٰطِلًۭا "Ya Allah semua yg Engkau ciptakan tdk ada yang sia2" (Ali Imran 191) Usai presentasi, pramuniaga "Golden Eagle Papyrus" segera menghampiri anggota rombongan kami menawarkan produk Papyrus mulai dari lukisan, kaligrafi dan ayat2 Al-Qur'an. Harganyapun alamaaak puluhan sampai ratusan dolar Amerika. Kulihat ada sebagian anggota rombongan yg berbelanja. Tour dilanjutkan ke masjid Ali dan benteng Salahudin al-Ayubi yg letak bangunan dilokasi berdekatan. Masjid Ali, Rumah ibadah ini mengambil nama dari sosok Muhammad Ali Pasha al-Mas'ud ibn Agha (1769-1849), seorang perintis Mesir modern. Sedangkan benteng Al-Ayubi, dibangun pada 1183 Masehi itu berfungsi untuk melindungi Kota Cairo Mesir dari serangan Tentara Salib. Matahari ketika itu sdh condong bbrp drajat diatas bangunan masjid, dg sinar keras, posisi kami dari depan bangunan shg sulit untuk membuat foto, menentang sinar mentari. Catatan menarik di lokasi ini ditemukan banyak pedagang asongan yg menjajakan kertas Papyrus bertuliskan ayat2 Al-Qur'an, harganya ada seperlima dari harga di perusahaan besar yg baru saja dikunjungi. Ingatanku pulang sejenak ke tanah air, belanja di mall, lbh mahal dari di toko tradisional. Terbayang "grosiran", terlintas pedagang K5. Wajar sih Toko besar tadi ber AC, mungkin kena juga pajak, sedang pedagang asongan dialam terbuka. Kualitasnya wallahu 'alam. Ada seorang mukimin Cairo, yg ikutan di bis kami, komentar: "kan saya sdh bilang........ nanti aja, beli ........., nanti ada tempat yg murah". Persoalannya bagi turis kan tdk tau, apa ditempat lain ada lagi ndak barang seperti itu. Apakah bis berhenti di tempat souvenir itu. Perjalanan kami selanjutnya di hari kedua di Cairo ditutup dengan singgah di Masjid Husein, dimana terdapat makam cucu Rasulullah Husein, shalat jama' qasar zuhur-ashar di Masjid Al-Azhar, lihat2 Pasar Khalili dekat masjid Husein dan makan malam di tepian sungai Nil. Insya Allah akan ditulis pada artikel berikutnya. Semoga kesan perjalanan ini membekas dihati memperkuat iman dan taqwa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 3 Dzulhijah 1443 3 Juli 2022 (983.07.22).

Awal Hari kedua di kota Cairo

Perjalanan kami untuk menuju Masjidil Aqsha melalui jalur Cairo di hari ke dua tanggal 20 Juni 2022 demikian padat terdapat 10 point kunjungan yaitu: 1. Pyramid-Spinx di kompleks Giza. 2. Ke toko tekstil, cotton dikabarkan dari kapas kualaitas terbaik. 3. Ketoko Parfum. 4. Ke toko kertas Papyrus, teknik membuat kertas tertua di dunia. 5. Masjid Ali, Rumah ibadah ini mengambil nama dari sosok Muhammad Ali Pasha al-Mas'ud ibn Agha (1769-1849), seorang perintis Mesir modern. 6. Benteng Al-Ayubi, dibangun pada 1183 Masehi itu berfungsi untuk melindungi Kota Cairo Mesir dari serangan Tentara Salib 7. Masjid Husein, dimana terdapat makam cucu Rasulullah Husein 8. Masjid Al-Azhar 9. Pasar Khalili. 10. Makan malam di tepian sungai Nil. Agar artikel tidak terlalu panjang akan ditampilkan secara bertahap. Kumulai tour di awal hari ke dua, di kota Cairo. Diawali kunjungan ke Pyramid dan Spinx di kompleks Giza. Perjalanan ke Kompleks Pyramid dan Spinx menumpang Bis tidak terlalu lama, hanya bilangan menit. Dalam perjalanan, di pembatas pinggir jalan terlihat parit lebih kecil dari ukuran selokan di Jakarta letaknya diatas tembok pembatas jalan dengan bangunan2, bersambung panjang sekali dan di sana-sini kini kelihatan terputus oleh dibukanya jalan ke bangunan. Guide menjelaskan bahwa dahulu parit kecil itu adalah saluran air dari sungai Nil ke kota, semacam saluran PDAM lah. Teknologi pada zaman itu saluran belum berupa lingkaran tertutup, apa lagi berbentuk pipa paralon seperti sekarang. Hal ini menunjukkan sudah tingginya peradaban bangsa Mesir waktu itu. Apalagi bila kita saksikan betapa uniknya pembangunan Pyramid. Teknologi parit saluran air ini ditemukan juga di sepanjang pinggir jalan di PERTRA Jordan yang juga telah kami kunjungi. Saya tidak ingin menanyakan ke guide di Mesir, kenapa air sungai Nil tidak dimanfaatkan ke masjid, semisal masjid di makam imam Syafi’e yang terkesan sulit air, ada sebagian restoran tidak menyediakan air minum buat tamunya. Pertanyaan ini saya pendam, karena setelah di hotel, kamar mandinya begitu mewah air, begitu juga ketika shalat di masjid Al-Azhar, perkara toilet dan berwudhu tidak bermasalah. Bayanganku tentang Pyramid sebelum melihat dari dekat, persis seperti gambar yang kulihat di tanah air, Pyramid dinding2mya berupa bidang datar. Setelah melihat Pyramid dari dekat, sedikit masuk akalku manusia sanggup membangun Pyramid tersebut, karena persegi empat dasar Pyramid lebih besar dari persegi empat bangunan diatasnya. Beda persegi empat atar lantai kurang lebih setengah potongan batu tumpukan bangunan di atasnya, begitu selanjutnya sampai ke puncak mengecil-mengecil dengan pola yang sama. Namun tetap saja merupakan karya manusia yang menakjubkan, sebab konon di tengahnya berongga untuk disemayamkan jasad Fir’aun. Selain itu yang menakjubkan sebongkah batu yang disusun, besar dan beratnya kata guide sama dengan seekor gajah dewasa. Ketika itu belum tersedia alat berat “Crane”, jadi secara manual. Okelah menyusun lantai dasar, bagaimana mengangkatnya dan menyusunnya dengan rapi dan teratur ke lantai2 berikutnya. Terdapat tiga Pyramid besar di lokasi Giza yaitu: Pyramida Menkaure, Pyramida Khafre dan Pyramida Khufu. Dari Pyramid terbesar kami dapat melihat pintu masuk ke Pyramid. Menurut guide ada pintu asli dan pintu palsu yang dibuat oleh pencuri harta yang ada dalam Pyramid. Sebelum makan siang di restoran, rombongan kami di arahkan ke toko penjual tekstil terbuat dari cotton asli kapas kualitas terbaik di Mesir dan juga dimampirkan ke perusahaan yang membuat parfum ramuan suku Badui Mesir. Di toko tekstil banyak juga diantara rombongan membeli aneka kaos beridentitas Mesir, mungkin untuk kenang2an. Adapun parfum, konon menurut presenter yang mempromosikan bahwa parfun itu non alkohol dan zat kimia. Parfum, diantaranya ada yang berfungsi sebagai pengobatan tradisional Badui, dikatakan antara lain dapat menyembuhkan asma, reumatik dan penyakit kulit. Dibandrol dengan harga enam digit atas sampai tujuh digit, menurut ukuran rupiah. Selanjutnya perjalanan di hari kedua di Cairo akan dilanjutkan lagi setelah makan siang, nanti akan mampir di lokasi pembuatan kertas Papyrus, dengan bahan baku tumbuhan Papyrus yang tumbuh subur di Sungai Nil. Insya Allah dilanjutkan di tulisan berikutnya. Semoga apa yang dilihat apa yang didengar, semuanya merupakan sarana menambah iman dan taqwa kepada Allah, karena maha besar Allah menjadikan aneka bangsa di dunia ini, aneka iklim, aneka peradaban untuk saling berhubungan baik. يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا  ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقٰىكُمْ  ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13) آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 2 Dzulhijah 1443 2 Juli 2022 (982.07.22).

Nilai suatu Tour

Tour ibadah tentu beda nilai dengan tour biasa, namun tour biasapun juga dapat bernilai ibadah. Sebaliknya tour ibadahpun dapat saja tidak bernilai ibadah. Kok bisa............ Iyaa berpangkal dari niat. Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ و إِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى ……………." “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. ………………..” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907] Demkian adanya perjalanan kami niat utama terpasang sudah bertahun-tahun ingin memenuhi anjuran Rasulullah mengunjungi 3 Masjid. Sebagian besar anggota rombongan kami, 2 masjid (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) sudah didatangi bahkan ada yang berulang. Jadi tujuan utamanya shalat di masjidil Aqsha. Sedangkan kunjungan ke berbagai tempat bersejarah adalah merupakan kembang2 penghias perjalanan. Dua orang pria anggota rombongan kami, tanpa alasan yang jelas oleh Israel ditolak untuk masuk Palestina. Hal seperti ini telahpun diinformasikan oleh penyelenggara tour sebelumnya (di tanah air). Sebagai konpensasinya kedua pemuda ini tour di Jordania, menunggu kami keluar dari Palestina, masuk ke negara Jordania. Insya Allah niat kedua pemuda ini, walau tidak sampai shalat/datang ke masjidil Aqsha telah disampaikan Allah. Kembali kepada ungkapan diatas, tentang nilai tour walau bukan untuk ibadah dalam artian shalat, dapat bernilai ibadah, seperti kunjungan kami ke berbagai tempat di Cairo hari pertama kedua dan ketiga adalah bernilai ibadah bila diniatkan untuk memenuhi seruan Allah dalam surat Al-An’am 11, An-Naml 69, Al Ankabut 20 dan Ar-Rum 42. قُلْ سِيرُ وا۟ فِى ٱلْأَرْضِ ثُمَّ ٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu". Disetiap ayat2 yang dipetik diatas itu berbeda tujuan mengadakan perjalanan di muka bumi itu, namun pada pokoknya untuk membuktikan kekuasaan Allah. Naah bila niat kita terpasang untuk menyaksikan, membuktikan kebesaran Allah, Insya Allah perjalanan kita, sebagai kembang-kembang, accessories tersebut bermakna ibadah, mengiringi perjalanan menuju tujuan utama shalat di Masjidil Aqsha. Rombongan kami di Cairo dipandu oleh guide yang kelihatan/kedengarannya syarat pengalaman dan ilmu yaitu Mr. Hamdi juga diikuti oleh Mr. Bandara yang menyambut kami dengan membagikan Visa sebelum masuk ke Imigrasi Mesir. Hari Pertama tgl 19 Juni 2022, bis kami meluncur di kota Cairo menuju restoran untuk makan siang. Di kiri jalan penuh dengan bangunan berkubah laksana masjid-mssjid (bila di Indonesia), rupanya itu adalah kuburan keluarga, sepanjang ber kilometer. Setidaknya mengingatkan kita sejak berzaman manusia itu sadar bahwa kematian adalah pasti, bangsa Mesir kunopun yakin bahwa hidup sesudah mati itu lebih penting ketimbang hidup di dunia fana ini. Bagi Raja-Raja dan keluarganya kuburan diutamakan dengan megah dalam bentuk pyramid, yang akan dikunjungi di hari kedua di Cairo tgl 20 Juni 2022. Sebelum masuk restoran telah diumumkan bahwa restoran yang akan disinggahi hanya menyediakan makanan, tidak menyediakan air minum. Menikmati makanan di restoran tersebut merupakan paket tanggungan penyelenggara tour. Ada juga anggota rombongan yang memesan minuman yang ditawarkan pramusaji restoran, misalnya aneka juice. Usai makan yang pesan minuman itu harus membayar sendiri, tentu harganya bila dirupiahkan akan mahal sekali contoh juice strawberry segelas kecil USD 3. Sekali lagi diniatkan ibadah tak masalah, perjalanan untuk mengetahui aneka ragam kelebihan dan kekurangan antar negara. Masalah yang cukup menarik; adalah WC di restoran untuk BAB tidak tersedia kran mengeluarkan air di ember dan gayung maupun shower untuk cebok. Setelah beberapa hari dipahami bahwa ada toilet yang cebok lansung memutar kran air menyemprot ke anus, tapi tidak sedikit toilet seperti di pesawat terbang yang hanya menggunakan tissue. Adalah bijak menurut saya, jika ketika Technical Meeting; hal2 kecil seperti ini diinformasikan, maklum para jamaah terdiri dari kumpulan yang heterogen. Usai makan di restoran dihari pertama itu kami menuju Museum tempat disemayamkan jasad Fir’aun. Diuraikan jelas tentang peninggalan2 kejayaan Fir’aun berupa barang2 peninggalan mereka di lantai satu, selanjutnya masuk ke dalam lantai dibawah tanah dengan suasana redup disitulah nampak jasad2 para Fir’aun sama sekali tidak diperkenankan memfoto. Ketika di lantai satu semua anggota rombongan mengenakan headset, untuk mendengarkan penjelasan guide. Agaknya dilokasi itu tidak boleh bersuara nyaring, konon katanya frekwensi suara akan mempengaruhi keawetan barang2 yang dipamerkan, termasuk roti Fir’aun yang sudah ribuan tahun itu. Apalagi ketika masuk ke lantai dibawah tanah tempat berbaring para Fir’aun sama sekali tidak boleh berbicara keras, ada peserta yang menempelkan tangannya di kaca pelindung jasad mummi segera ditegor pengawas. Secara berseloroh kutulis dalam perjalanan di share di anggota rombongan alasan menggunakan headset dan tak boleh berisik, khawatir para Fir’aun itu terusik dan bangun, tentu membuat repot semua pengunjung dan juga pemerintah Mesir. Kesan ku; bahwa ternyata Fir’aun itu secara phisik tidaklah besar tinggi seperti yang kubayangkan semula. Badannya rendah saja, rata2 mungkin sama dengan perawakan orang Indonesia. Akan tetapi meskipun kecil, karena memegang kekuasaan begitu besar pengaruh kekuasaannya, sanggup memperbudak bangsa Israel. Dianya dapat menghukum potong kaki dan tangan bersilang terhadap ahli sihir yang beriman kepada Tuhan Musa dan Harun, tanpa ada yang sanggup membantahnya. Seperti yang diabadikan dalam Al-Qur’an: قَالَ فِرْعَوْنُ ءَامَنْتُمْ بِهِۦ قَبْلَ أَنْ ءَاذَنَ لَكُمْ  ۖ إِنَّ هٰذَا لَمَكْرٌ مَّكَرْتُمُوهُ فِى الْمَدِينَةِ لِتُخْرِجُوا مِنْهَآ أَهْلَهَا  ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ "Fir'aun berkata, "Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini)." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 123) لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلٰفٍ ثُمَّ لَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ "Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya), kemudian aku akan menyalib kamu semua."" (QS. Al-A'raf 7: Ayat 124) قَالُوٓا إِنَّآ إِلٰى رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ "Mereka (para pesihir) menjawab, "Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami," (QS. Al-A'raf 7: Ayat 125). Dianya memerintahkan membunuh semua anak lelaki yang lahir bareng dengan Nabi Musa, tanpa satu kekuatanpun yang dapat merintanginya. Sampai diabadikan di surat Al-Baqarah 49, Al-A’raf 141 dan Ibrahim ayat 6: Dikutipkan Surat Al-A'raf (7) Ayat 141 وَإِذْ أَنجَيْنَـٰكُم مِّنْ ءَالِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ ۖ يُقَتِّلُونَ أَبْنَآءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَآءَكُمْ ۚ وَفِى ذَٰلِكُم بَلَآءٌۭ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌۭ Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu" Sebelum menuju hotel kami shalat jama’ qashar di Masjid yang terdapat makam Imam Syafi’e. Sesudah itu diantar makan malam (meskipun belum benar-benar malam, sebab di Cairo pkl 19 masih terang). Restoran “Soiree” kondisinya agak berbeda dari restoran pertama, disediakan prasmanan. Kemudian kami check in di Hotal Hilton, istirahat. Kuburan Imam Syafi’e, banyak diantara kami sangat menyayangkan. Seorang Imam besar yang dipanuti banyak negara ajarannya, tetapi kuburannya tidak terawat, begitu pula masjidnya, untuk berwudhu saja cukup sulit mencari kran air. Semoga dengan mengamalkan perintah Allah untuk berjalan di muka bumi, kita semakin yakin akan kebenaran dan kebesaran Allah, memperkuat iman dan taqwa. ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta 1 Dzulhijah 1443 H 1 Juli 2022 (981.07.22).

Hampir Gagal Lagi ke Aqsha.

18 Juni 2022, suatu hari yg sangat2 kami tunggu selama lbh dari dua tahun. Karena dua tahun yg lalu diusiaku lbh muda dari sekarang kami sdh mendaftar ke "Hudaya Safari" tour and travel. Untuk perjalanan ke Aqsha...... Lantaran pandemi covid tertunda perjalanan tsb. Bagusnya pihak "Hudaya Safari" ketika tak jelas Covid kapan berakhir, setoran kami dikembalikan 100%. Namun kami tetap mantap berniat, bila covid berakhir dan ada umur tetap ikut. Benar sekali, bulan Maret tgl 16 2022, kami daftar ulang, nyetor lagi ongkos perjalanan ke 3 negara tsb yaitu "Mesir, Palestina dan Jordan". seiring dg melandainya covid. Pada technical meeting (T.M.) tgl 1 Juni 2022, kuluncurkan 15 butir pertanyaan kepada calon tour leader (T.L.) perjalanan kami ke Aqsha dengan nama sandi "JEJAK RASUL" itu. Pertanyaan2ku itu terinspirasi atas pengalaman berhaji dan berumrah bbrp kali, setiap kali sll saja terdpt hal2 yang .................makanya perlu ditanyakan. Pada kalimat terakhir perpisahan stlh ambil bagasi di bandara "SOETA", tour leader kami katakan: "Saya sudah mapping biasanya anggota rombongan yg banyak bertanya di TM, dalam perjalanan nanti akan jadi sumber masalah, ternyata Bapak tidak". Ternyata permasalahan sblm dapat boarding pass (B.P.) berangkat ke Mesir jauh lbh berat dari pada untaian pertanyaan saya. Hampir saja malam tgl 18 Juni itu kami "balik kecangkang" alias batal berangkat. Penyebabnya secara singkat dpt saya tulis di artikel ini, pihak penerbangan tdk bersedia memberikan boarding pass (B.P.) karena rombongan kami blm memiliki visa negara tujuan. Keadaan memang dmkn, visa baru kami terima di bandara tujuan, di ruang sblm masuk imigrasi Egypt. Bgmn sampai tour leader menyakinkan pihak petinggi penerbangan, hingga bersedia bbrp menit sblm waktu boarding berakhir menerbitkan B.P. Kamipun tergesa-gesa masuk pesawat hampir tak duduk di ruang tunggu. Kronologis langkah jitu dari T.L. kami itu saya buat melalui "audio", wawancara sy dg T.L. Namun T.L. hanya izinkan saya publish audio itu di group rombongan dan perusahan tour travel ybs. Ahamdulillah kami sukses berangkat dan kini sudah pulang ke tanah air. Hampir saja perjalanan kami "gagal lagi". Antara "Jadi berangkat" dan "gagal berangkat", ditentukan di detik2 terakhir, berkat kepiawaian negosiasi T.L. kami. Juga tentunya atas do'a dari semua aggota rombongan, dan sanak keluarga yg ditinggalkan. Satu hal yg saya saluut thdp T.L. kami itu. Berita kemungkinan gagal itu, tidak diceritakannya ke satupun anggota rombongan ketika itu ter-ngantuk2 nunggu di Bandara. Sementara begitu mata dimelekkan; lihat jam dan koper blm bergerak numpuk di depan counter check in. Jika diceritakan bahwa akan gagal tsb, dpt dibayangkan kepanikan sejumlah 51 orang dlm rombongan. Baru disampaikan peristiwa tsb melalui wawancaraku kpdnya di Jordan, atas pertanyaanku kenapa kami baru masuk imigrasi Indonesia di bandara Soeta sdh detik2 terakhir akan boarding. Semoga perjalanan yg penuh dg perjuangan harap2 cemas ini, hikmahnya tersimpan kekal dihati masing2 rombongan untuk tambah mantab iman dan tinggi ketaqwaan kpd Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta 30 Dzulkaidah 1443 H 30 Juni 2022 (980.06.22).