Wednesday 2 May 2018

Menyoal AJAL suatu bangsa.

Sempat beberapa hari di SOSMED sahut-sahutan tentang prediksi tahun sekian bubarnya negara kita tercinta.
Sbg anak bangsa yg terlahir stlh alam Republik Indonesia Merdeka, tentu tak hendak kalau negara ini bubar. Ayah kami yg kini tlh tiada termasuk salah seorang "Veteran Pejuang Kemerdekaan" negeri ini. Tentu mereka mendiang para pahlawan tak kan rela bangsa ini bubar.
Bagi orang beriman dan percaya dg apa yg diinformasikan Allah. Hal tersebut bukan soal sikap OPTIMIS atau sikap PESIMIS, RELA atau TIDAK RELA, tapi sudah sunatullah. Yg kekal Abadi hanya Allah, selain itu pasti kan berakhir.
Untuk itu izinkan saya mebgutip ayat-ayat Al-Qur'an berkenaan dg itu:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 34)
لِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۗ اِذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
"Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."
(QS. Yunus 10: Ayat 49)
مَا تَسْبِقُ مِنْ اُمَّةٍ اَجَلَهَا وَمَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ
"Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(-nya)."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 5)
مَا تَسْبِقُ مِنْ اُمَّةٍ اَجَلَهَا وَمَا يَسْتَـأْخِرُوْنَ
"Tidak ada satu umat pun yang dapat menyegerakan ajalnya, dan tidak (pula) menangguhkannya."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 43)
وَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَلِيَـعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
".............................Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 140)
Dari informasi wahyu oleh pencipta sekaligus pemilik bumi langit dan alam semesta ini dipetik di atas, seharusnya kita faham bahwa tak perlu dipersoalkan kemungkinan Indonesia akan bubar, sebab itu dpt saja terjadi. Sekali lagi bukan soal optimis atau pesimis. Bukan soal rela tak rela. Sejarah mencatat bangsa-bangsa besar dahulu pernah ada, kini juga tinggal kenangan, sudah bubar.
Yg perlu masing-mssing kita sesuai bidang/proffesi/peran, mempertahankan agar kebubaran itu tidak cepat berlangsung. Harus dipertahankan kalau bisa sampai nanti "langit digulung" atau kiamat. Merah Putih tetap berkibar NKRI tetap utuh dan tumbuh kuat berakar.
Semangat tsb wariskan ke anak cucu agar memelihara republik ini. Generasi penerus berikut juga harus mewariskan ke generasi dibawahnya agar mempertahankan kelangsungan hidup bangsa ini.
Jangan sampai kita di generasi sekarang justru membuka peluang mempercepat bubarnya bangsa ini dg perilaku tak terpuji a.l.:
Membiarkan atau malah ikut dlm korupsi.
Tak berpihak kepada anak negeri, dlm memberikan kesempatan berusaha, mengisi lowongan kerja, malah memihak kpd asing. Ini akan melemahkan moral anak bangsa. Diantara anak bangsa terpaksa barangkat keluar negeri menjadi jongos dinegeri orang. Sebab kalau pun tinggal di dalam negeri, kalau adapun lowongan kerja hanya berposisi menjadi kuli.
Mengutamakan korporasi, ketimbang individu rakyat kecil. Adakalanya kita liat tertayang di tv sekelompok rakyat yg mengusahakan tanah leluhur nenek moyang mereka, harus kalah dg korporasi (Perusahaan Perkebunan) swasta yg mendapat izin atas tanah itu dari pemerintah. Karena memang penduduk/rakyat kecil secara individu memiliki tanah, karena berbagai keterbatasan mereka, tak punya bukti surat kepemilikan tanah dari negara. Mereka, hanya tau, mereka lahir di tanah itu, turun temurun mereka beladang huma disitu. "Nenek- kakek dan ari-ari (placenta) kami dikubur di wilayah ini"; Pikir mereka, "bagaimana jadi tanah ini bukan kami yg punya".
Hukum tdk tegak, kadang tegas, keras hanya pada yg lemah. Sementara lemah lembut kepada yg kuat.
Kesenjangan ekonomi berjurang ternganga begitu lebar dan dalam. Rakyat miskin, bukan DIENTASKAN malah DITETASKAN dari waktu ke waktu semakin banyak.
Banyak dana yg seharusnya dipergunakan mempercepat pembangunan, untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa ini, justru banyak terkuras untuk mempertahankan kekuasaan "pengurus-pengurus" bangsa.
Belum lagi dirusaknya para pemuda geresasi penerus, oleh gencar masuknya NARKOBA.
Dimikian sebagian kecil yg harus diperjuangkan untuk dikondisikan dengan baik oleh kita semua sesuai kadar kemampuan. Agar bangsa ini bertahan selama-lamanya. Walau kita imani bahwa yang kekal hanya Allah s.w.t. selain itu pasti akan berakhir.
Smg bangsa ini amam makmur sejahtera dibawah lindungan Allah s.w.t. Baldlatun tayibatun warrabbun ghafur.
Smg sampai kapanpun tanahnya masih kita yg punya.
Smg sampai kapanpun airnya masih kita yang punya.
Smg stlh penjajah diusir 72 th yl. JANGAN malah terkondisi mengundang penjajah baru yg perlahan tapi pasti mencengramkan kuku.
Amien. Wslm M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment