Wednesday 30 November 2022

Kecenderungan Manusia

Kecenderungan manusia dalam hidup ini dapat dikelompokkan: 1. Menyukai pasangan hidup. 2. Menginginkan keturunan, 3. Menumpuk Harta benda. 4. Memiliki kendaraan2 yang bagus. 5. Mempunyai Investasi dimana-mana. Menyukai pasangan hidup. Adalah manusiawi, setiap manusia normal ingin mempunyai pasangan hidup yang akan bersama-sama dalam menjalani kehidupan ini. Dimulai dari ketertarikan, diikuti kesesuaian, selanjutnya terbentuklah sebuah keluarga. Tentunya bagi penganut2 agama memenuhi kecendrungan ini sesuai dengan koridor yang dituntunkan oleh agama masing2. Menginginkan keturunan. Tidak sedikit pasangan yang telah lama menikah, demi mendapatkan keturunan harus berobat dengan biaya tinggi. Banyak didengar seorang wanita muda berkarier cemerlang yang sudah lebih lima tahun menikah tidak memperoleh keturunan. Dianya rela melepaskan pekerjaannya mengikuti saran ahli kandungan. Setelah melepaskan semua kesibukan pekerjaannya dikaruniai keturunan. Selanjutnya setelah memperoleh anak terus tidak bekerja demi mengasuh anak, sampai dapat ditinggal bekerja kembali. Ini bukti bahwa “menginginkan keturunan” jauh lebih penting daripada karier. Andaikan keinginan butir 1 dan 2 tidak melekat di diri manusia, tentu keberadaan manusia tidak akan berlanjut sampai kini. Menumpuk harta benda. Kecenderungan ke 3 manusia menumpuk harta benda, dikarenakan adanya persiapan untuk hari hari mendatang. Logika manusia, harta benda yang ditumpuk tersebut, akan dapat dinikmati nanti di hari2 esok, apabila kesempatan/kemampuan menumpuk harta telah berkurang atau hilang. Juga berhubungan erat dengan kecenderungan ke 2, mempersiapkan untuk diwariskan bakal menopang kehidupan anak2 keturunan. Memiliki kendaraan2 yang bagus. Kecenderungan ke 4 manusia ini, disebabkan oleh dua faktor pokok: 1. Ingin mempermudah transportasi, agar dalam menjalani seluruh aktivitas hidup menjadi mudah. 2. Adanya sifat manusia ingin berbangga, lebih dari orang lain. Dalam hal inilah sampai terjadi orang memiliki kendaraan2 yang mewah. Tidak pula cukup hanya sebuah. Mempunyai investasi di-mana2. Dipengaruhi oleh rasa khawatir hari2 mendatang. Ingin meninggalkan kepada anak keturunan agar mereka hidup senang. Ditambah ingin berbangga dan melebihi orang lain, maka manusia tak akan puas2nya menumpuk harta, selalu berinvestasi di-mana2. Semua kecenderungan ini, wajar sebagai manusia. Allah sebagai pencipta manusia sudah memberitahukan kecenderungan setiap manusia tersebut, seperti tersurat di (QS. Ali 'Imran ayat 14) زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنٰطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعٰمِ وَالْحَرْثِ  ۗ ذٰلِكَ مَتٰعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُۥ حُسْنُ الْمَئَابِ "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.". Halal-halal saja sebagai manusia, kita menjalani lima kodrat kecenderungan kita tersebut, asalkan tetap dalam penduan dan petunjuk agama. Karena sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanya sementara. Mau tidak mau, kita harus sudahi hidup ini dan akan mempertanggung jawabkan segala cara pemenuhan kecenderungan kita tersebut. Oleh karena itu Allah mengarahkan kita agar memiliki keseimbangan dalam berupaya memenuhi kecenderungan dimaksud (QS. Ali 'Imran ayat 15) قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ  ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَا وَأَزْوٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوٰنٌ مِّنَ اللَّهِ  ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ ۢبِالْعِبَادِ "Katakanlah, "Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya." Naaah bagaimana caranya setelah memehuni 5 hasrat kecenderungan hidup kita di dunia itu, namun di akhirat nanti tetap akan ditemukan kebahagiaan??? Harus dilakukan dalam kesibukan kita memenuhi 5 hasrat kecenderungan itu agar tetap dalam koridor agama adalah dengan: 1. Benar2 beriman. Dibentengi iman akan ada kendali bagi setiap manusia dalam memenuhi kecenderungan hasratnya. Iman dapat membedakan hak dan bathil. وَلَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَـٰطِلِ “Janganlah kamu memakan harta diantara kamu dengan jalan yang bathil…..” (Al-Baqarah 188) 2. Mohon ampunan Allah. Sebagai manusia, tak akan luput dari berbuat salah, sengaja maupun tidak sengaja, makanya senantiasa memohon ampun kepada Allah. 3. Mohon perlindungi dari azab neraka. Orang beriman menyadari sepenuhnya bahwa terselamatkan manusia dari azab neraka hanya berkat kasih sayang Allah. وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًۭا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ “……….Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya……...”. Surat An-Nur ayat 21. 4. Taat terhadap perintah Allah يٰـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul ……...." (QS. An-Nisa': ayat 59) 5. Dermawan. Berulang kali di Al-Qur’an mengarahkan manusia untuk berlaku dermawan, karena dermawan akan mempererat hubungan antar manusia yang berdampak memperkuat ketaqwaan kepada Allah. Salah satu ayat mengingatkan tentang dermawan: وَأَنْفِقُوا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلٰىٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِينَ "Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."" (QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 10) 6. Selalu telah bangun sebelum shalat subuh. Artinya orang yang bangun sebelum shalat subuh, jelas diharapkan melakukan shalat tahajud, memohon ampun. Bukan dalam artian terbangun tapi tidak beribadah dan mohon ampun kepada Allah, oleh karena itu ditutup ayat 17 Ali Imran dengan وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ Keenam syarat tersebut diatas tersimpul pada (QS. Ali 'Imran: ayat 16 dan ayat 17) الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ "(Yaitu) orang-orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka."" الصّٰبِرِينَ وَالصّٰدِقِينَ وَالْقٰنِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ "(Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar." Adalah tidak salah dan tidak masalah setiap diri memenuhi kecenderungan hasrat manusia yang sejatinya memang sudah ditanamkan Allah atas diri setiap insan. Akan tetapi haruslah tetap senantiasa dalam norma2 yang ditetapkan agama, agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia sampai ke akhirat. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 7 Jumadil Awal 1444 H. 1 Desember 2022. (1.067.12.22).

Sunday 27 November 2022

CIRI atau IDENTIAS hamba ALLAH

Allah memberikan informasikan dalam Al-Qur'an tentang ciri atau identitas “hamba Allah”: Pertama; tidak sombong, rendah hati, dalam berinteraksi di masyarakat, mampu membalas kejahatan dengan kebaikan. وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَىاَضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا "Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "salam,"" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 63) Kedua; Suka bangun untuk shalat malam وَا لَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَا مًا "dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 64) Ketiga; senantiasa berdo’a agar dijauhkan dari neraka. وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَا بَ جَهَـنَّمَ ۖ اِنَّ عَذَا بَهَا كَا نَ غَرَا مًا  "Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,"" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 65) Keempat; gemar berinfak, namun tidak berlebihan. وَا لَّذِيْنَ اِذَاۤ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَا نَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَا مًا "Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 67). Kelima; tidak mensekutukan Allah, Keenam; tidak membunuh orang, Ketujuh: tidak berzina, وَا لَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِا لْحَـقِّ وَلَا يَزْنُوْنَ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَا مًا  "dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 68) Kedelapan; tidak memberikan kesaksian palsu, Kesembilan; mengihindari bergaul dengan orang yang berbuat tidak berfaedah, Kesepuluh; menjaga kehormatan diri, وَا لَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَ ۙ وَ اِذَا مَرُّوْا بِا للَّغْوِ مَرُّوْا كِرَا مًا "Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 72) Kesebelas; mau menerima peringatan ayat2 Allah وَا لَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوْا عَلَيْهَا صُمًّا وَّعُمْيَا نًا "dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 73) Keduabelas; selalu berdoa agar pasangan (suami/istri) dan keturunan sebagai penyenang hati dan dijadikan pemimpin bagi orang2 bertaqwa. وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا "Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 74). Demikian ciri2 atau identitas orang2 sebagai “hamba Allah”, selanjutnya agaknya patut kita periksa diri, sudah sampai dimanakah diri kita masing2 memiliki ciri2 atau identitas tersebut. Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai “hamba Allah” yang taqwa. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 4 Jumadil Awal 1444 H. 28 November 2022. (1.066.11.22).

Friday 25 November 2022

SIAPAKAH mendo’akan kita sesudah MATI

Maaf artikel ini panjang……….., cocok buat bacaan diwaktu luang………, bila tak dimuat semua tak mencapai makna. Untuk yang sibuk lewatkan saja…….., intinya hanya sekedar ngingatkan kita bahwa kita diingat banter sampai genersi ke empat. Di daerah kelahiranku, silsilah keturunan yang ku-tau, hanya beberapa generasi; kebawah yaitu: anak, cucu, buyut, cicit. Generasi ke atas, ayah-bunda, nenek-datuk, uyut, moyang, antah. Oleh karena itu ijinkan di tulisan ini kupinjam istilah terminology bahasa Jawa tentang silsilah yang menurutku relatif lebih lengkap; untuk garis keturunan ke bawah: Anak (generasi ke dua). Cucu (keturunan ketiga). Cicit (keturunan keempat). Canggah (keturunan kelima). Wareng (keturunan ke keenam). Udhek-udhek (keturunan ke tujuh). Gantung siwur (keturunan ke delapan). Cicip moning (keturunan ke sembilan). Petarangan bobrok (keturunan ke sepuluh). Gropak senthe (keturunan ke sebelas). Gropak waton (keturunan ke duabelas). Gendheng (keturunan ke tigabelas). Mana ada manusia abad lalu dan abad ini yang sempat lihat apalagi menimang generasi ke tujuh. Jadi ungkapan hartanya banyak cukup untuk tujuh turunan, benar2 hebat tu kekayaan. Suatu hari ada saudara sepupu bertanya "siapa yaaa nama ayah-ibu dari Nenek-Kakek kita?". Bertanyalah ke paman2 yang lebih tua, baru diketahui. Jadi apalagi meredaksikan dalam do'a nama dari Ortunya Kakek, Ortunya Nenek, namanya saja kita sdh ndak tau. Dengan sedikit menyanda' soal "turunan" ini, mungkin dapat mengingatkan diri ini: * Bahwa hidup di dunia banter2nya sampai punya cicit. * Bahwa yang bakal tau tentang kita banter2nya hanya yaah sampai cicitlah. * Bahwa begitu kita meninggal yang bakal kirim doa buat kita.... banter2nya anak2, cucu2, cicit2. * Bahwa setelah anak mati, cucu mati, cicitpun mati, ...... siapa lagi yg kirim do'a buat kita, kayaknya ndak ada lagi orang berdo'a khusus membayangkan wajah diri kita. * Bahwa kalau begitu perlu dipikirkan supaya setelah generasi ke empat pun habis semua, kita masih ada tambahan pahala sesudah mati. Terinspirasi dari hadits: عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim). Kalau begitu dua diantaranya y.i: Amalan jariah dan ilmu yg bermanfaat perlu ditingkatkan, karena dua item ini bertahan relatif lama. Walau semuanya itupun juga tidak kekal. Apapun bekas2 peninggalan kita setelah kita mati, termasuk anak keturunan, akan tetap tercatat. firman Allah: اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰ ثَا رَهُمْ ۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْۤ اِمَا مٍ مُّبِيْنٍ "Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz)." (QS. Ya-Sin ayat 12) Amalan jariah selama masih digunakan, kita masih dapat manfaat walau jasad sudah jadi tanah. Namun jika karena satu dan lain sebab tidak digunakan lagi............. Ilmu yang diamalkan, tentu yang lebih kekal adalah memberikan ilmu tentang agama. Sebab kebenaran ilmu agama tetap lestari sampai kiamat, sepanjang turun temurun di suatu komunitas tsb masih beragama....... Kalau kelak mereka sudah tidak beragama lagi yaah........abis juga,,,..... karena siapa lagi yang me ngamalkan ilmu tsb. Makanya selama masih hidup harus ditanamkan kekuatan iman kepada generasi penerus supaya agama tetap dianut di negeri ini. Si ayah, si ibu, ngajari anaknya sembayang mengaji, diamalkan. Kemudian diturunkan lagi ke cucu, oleh anak kita, diturunkan ke cicit oleh cucu kita dstnya, agar ilmu agama ini diamalkan sampai hari kiamat. Dengan demikian awak penghuni alam barzah ribuan tahunpun masih dpt memetik manfaat dari ilmu yang diamalkan itu, insya Allah. Apakah ilmu agama (Islam), tetap lestari sampai kiamat, wallahu 'alam. Allah memang menjamin Islam ini tetap langgeng di dunia اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr ayat 9) Terpeliharanya Al-Qur'an, berarti terpeliharalah Islam yg diajarkan Al-Qur'an itu, tetapi tidak ada jaminan terpelihara di kediaman kita....... Spanyol 7 abad lamanya penduduknya beragama Islam, kini tinggal kenangan. Karena itu ikhtiar melestarikan ilmu agama jangan disepelekan agar tetap bertahan sampai kiamat. Bukan mustahil, kalau nanti pengajaran ilmu agama tidak dianggap penting, berangsur tergerus keimanan generasi penerus, per-lahan2 ajaran agama tak diamalkan lagi. Terhentilah aliran pahala kita sesudah mati, padahal misalnya kiamat masih lama lagi. Kalaulah Islam ini tetap bertahan sampai hari kiamat di negeri kita ini, walaupun keturunan generasi kita Gendheng (keturunan ke tigabelas) dan seterusnya, tidak ingat lagi akan nama kita, apalagi wajah kita. Namun gerenasi yang akan datang masih akan tetap mendo’akan kita setiap shalat setidaknya 9 kali sehari semalam ketika duduk tahiyat: السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِين “semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh” Jika kita dulu semasa hidup jadi orang saleh, maka saban orang shalat tercakuplah kita dalam do’a mereka. Selanjutnya kalaulah masih tetap ada orang Islam di dunia ini, maka setiap hari Jum’at setidaknya seluruh jamaah Jum’at dipimpin khatib berdo’a untuk kita yang sudah berabad di alam barzah dengan do’a: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، Seluruh jamaah Jum’at dipimpin khatib mendo’akan untuk mengampunkan dosa seluruh muslimin dan muslimat baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Semoga anak, cucu, cicit, dan seluruh zuriat keturunan kita tetap konsisten menganut agama. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 3 Jumadil Awal 1444 H. 27 November 2022. (1.065.11.22)

Thursday 24 November 2022

NGAMEN

Kehidupan lain yang memproduksi barang, ataupun jasa yang dapat dinikmati secara phisik di DKI Jakarta, demikian beragam. Boleh dikata apabila mau berusaha selalu terbuka untuk mendapatkan penghasilan. Diantara model usaha itu seperti halnya tukang sayur, penjahit kelililing dan pengipas sate. Pengamen juga menempatkan diri mereka sebagai salah satu kegiatan memproduksi jasa, sepertinya mereka memposisikan diri sebagai “jasa hiburan”. Walau ada sebagian menilai mereka “mengganggu”, karena itu dari pada kehadiran mereka berlama-lama, segera saja dirogohkan recehan. Profesi ini cukup banyak yang menekuninya, lebih banyak ketimbang profesi disebut lebih dahulu disebutkan di atas. Karena justru penghasilannya cukup menjanjikan. Dari berita-berita dilansir media, penghasilan pengamen di DKI dapat berkisar ratusan ribu sampai sejutaan perhari. Wilayah operasi profesi pengamen, di lampu pengatur lalu lintas, dulu……..di dalam bis-bis kota, di pintu toko-toko di warteg dan juga dari pintu ke pintu rumah. Tidak kurang Pemda DKI ada perda no. 8 tahun 2007 yang mengatur bahwa dikenakan sanksi bagi pengamen di jalan-jalan juga kepada yang memberi uang kepada pengamen, karena dapat mengganggu ketertiban umum. Oleh karena itu sering dilakukan razia, tapi habis dirazia, muncul lagi. Bermacam sarana yang dipergunakan untuk ngamen, mulai dari alat musik, seperti gitar, gendang, bahkan hanya botol diisi pasir dan tidak jarang ada yang sedikit modal dengan menggendong radio tape berisi kaset lagu-lagu. Atau menyewa orang buta dan tidak sedikit menyewa bayi untuk digendong sebagai media ngamen. Teknik mengamenpun macam-macam diantaranya: Sebelum adanya Transjakarta, bila kita naik bis kota ada seorang atau beberapa pemuda di dalam bis kota setelah mengucapkan selamat siang atau salam agama; salah seorang, langsung nyerocos “saya baru saja keluar dari penjara, dihukum karena menodong, dari pada saya kambuh lagi tolong bagi yang punya receh berikan buat saya untuk sekedar penyambung hidup”. Kontan saja para penumpang terutama kaum wanita, tak banyak pikir merogoh tas cari uang logam apalagi lihat tampang seram ybs dan tato menghiasi pergelangan sampai ke siku. Alhamdulillah kini, bila naik Komuter line, bis Transjakarta, sudah terbebas dari pengamen. Pengamen di jalan umum di pemberhentian lampu pengatur lalu lintas, di jembatan penyeberangan orang, ada pula model pengamen memelas dan menghiba, dengan wajah sayu dan sedikit menyandang cacat diiringi seorang pebayu (pembantu=menuntun), bahasanya sederhana, kasihan pak, untuk makan-untuk makan sambil tangannya ditadahkan atau membawa wadah untuk nampung logam dari yang hatinya iba. Tidak terhitung jumlahnya yang memilih lahan operasi dari toko-ke toko dari gang ke gang pintu ke pintu dengan berbagai model antara lain tersebut di atas. Banyak komersialisasi cacat phisik kadang dibuat-buat, kakinya borok padahal diperban dengan tape singkong. Menggendong anak kecil dan pura-pura buta dan macam-macam cacat. Kalaulah penghasilan per hari pengamen di Jakarta ada diantaranya berpenghasilan kotor raturan ribu perhari seperti diberitakan di media. Berarti sebulan; jauh lebih tinggi dari gaji seorang ASN strata S1 yang baru masuk. Tidak heran kalau pekerjaan ini diminati banyak orang. Terdapat beberapa kawasan masih di sekitar DKI yang penduduknya mengambil bidang kalau ini boleh disebut profesi yaitu pengamen atau pengemis. Alasan umum mereka adalah dari pada menjadi maling, merampok, lebih baik ngamen. Hasilnyapun tidak sedikit. Dari pada bekerja membanting tulang memeras keringat belum tentu hasilnya sebegitu menjanjikan. Modal utama pekerjaan ini hanya berani merendahkan harga diri. Bagi yang menjaga harga diri itulah mereka yang mengambil bidang “Kipas-kipas”, membantu jualan sate di trotoar sesudah ashar sampai pukul 10 malam, “Goyang-goyang kaki”, menjadi penjahit keililing, masuk gang keluar gang, mempermak pakaian, ganti retsleting celana, “jalan-jalan pagi”, mendorong gerobag belanjaan. Kelompok disebut terakhir menjiwai pedoman hidup yang diajarkan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam; salah satu diantaranya: مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِىَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِى وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ “Seseorang yang selalu meminta-minta kepada orang lain, di hari kiamat ia akan menghadap Allah dalam keadaan tidak sekerat daging sama sekali di wajahnya” (HR. Bukhari no. 1474, Muslim no. 1040 ). Sekanjutnya meyakini betul bahwa semua mahluk dijamin rezekinya oleh Allah: وَمَا مِنْ دَآبَّةٍ فِى الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا  ۚ كُلٌّ فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍ "Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud ayat 6). Oleh karena itu bagi orang2 yang khawatir memperoleh balasan tidak mengenakkan di hari kiamat nanti dan juga enggan harga dirinya “ternadirkan”, serta yakin atas jaminan Allah di surat Hud ayat 6 di atas, banyak juga mereka lebih baik memilih jadi pemulung. Lama kelamaan jadi pemulung, bila sudah bermodal meningkat jadi pembeli barang bekas dengan sarana gerobag. Lebih meningkat lagi karier sebagai pemulung adalah pengumpul barang bekas, yaitu membeli dari para pemulung biasanya bos pemulung ini sudah punya lahan untuk menimbun barang-barang bekas. Mata pencaharian seperti ini belum mendatangkan hasil yang baik bila dikerjakan di daerah-daerah kecil di Indonesia. Hanya Jakarta-lah kota yang agaknya benar-benar menjanjikan untuk usaha pengumpulan barang bekas, itulah sebabnya maka Jakarta jadi kebanjiran penduduk. Tiap sehabis mudik, jumlah warga yang masuk Jakarta mesti ada peningkatan dibanding jumlah yang keluar Jakarta ketika mudik. Semoga Allah memberikan Jalan rezeki yang halal-thayyiban-penuh keberkahan. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 1 Jumadil Awal 1444 H. 25 November 2022. (1.064.11.22).

Tuesday 22 November 2022

“NGOCO tho lee, Kowe iku anak e SOPO”

Puluhan tahun lalu, tepatnya pertengahan tahun 1992, oleh institusiku bertugas, kami sekeluarga dimutasi ke Jakarta. Dalam pergaulan keseharian kami bertemu dengan berbagai kelompok masyarakat. Salah satu diantaranya ketemu dengan suatu keluarga anak2 mereka masih sedang bertumbuh, anak tertua sudah duduk di kelas satu es em pe, ayahnya pegawai rendahan di sebuah perusahaan swasta. Suatu hari si anak berdialog dengan Bapaknya: “Bapak; saya minta uang, nanti setelah pulang sekolah, mau langsung ke kolam renang, abis berenang mampir makan ke Mac D, ama teman-teman, juga mau mampir ke mall beli tas”…………... Si Bapak;…….. lama tidak menjawab sampai anaknya menghampiri sang Bapak 4 orang anak itu. Begitu anaknya mendekat, si Bapak berbisik kepada anaknya: “Ngoco tho lee, kowe ikuuu anak eee sopo”. Terjemahan bebasnya “Coba ngaca lah naak kamu itu anaknya siapa” yang maknanya kira2: “cobalah ukur sendiri kamu itu anaknya siapa, kenapa kok bergaya kayak anak orang yang ayahnya serba mampu”. Ungkapan ini sama persis hakikat maknanya dengan bahasa di kampung ku "GAGAP GA' TULANG RUSUK". Agaknya si anak tersadar bahwa si Bapak tak mungkin ngasih uang sesuai kebutuhan, kolam renang, sekaligus makan di Mac D dan juga beli tas. Jumlah uang yang tidak sedikit. Dengan lemas si anak berjalan ke ruang depan menanti temannya menjemput. Ketika teman-temannya menghampirinya si anak menjelaskan Ortunya tidak mengijinkan. Kasihan memang dengan ini anak, tapi dirinya mulai belajar bahwa hidup ini tidak sama, tiap anak sama duduk di bangku es em pe; tapi dirinya anak siapa harus disadari, karena setiap Bapak/Ibu (Ortu) tidak sama kemampuannya. Zaman kini, anak2 sekolah sejak Paud, TK, SD, SMP, SMA, berpakaian seragam, itu saja sudah cukup membebani ORTU zaman now. Tidak seperti kami zaman lampau. Tidak kenal PAUD, TK, langsung masuk SR (Sekolah Rakyat). Selama bersekolah sejak dari SR sampai SMA siswa tidak wajib berpakaian seragam. Jadi ORTU tidak ada pengeluaran biaya membeli seragam. Di SR alat belajar Batu tulis dan Grip yang dibagikan di sekolah. Pokoknya ringanlah beban ORTU nyekolahkan anak zaman lampau itu. Alhamdulillah, bocah es em pe puluhan tahun lalu itu, berkat mau menyadari "GAGAP GA' TULANG RUSUK" atau "Ngoco tho lee, kowe iku anak e sopo", kini sudah nenjadi Sarjana Tehnik berpenghasilan baik, sudah berumah tangga, telah menghadirkan beberapa orang cucu untuk Ortunya yang pernah mengingatkannya "Ngoco tho lee, kowe iku anak e sopo" Sepertinya kepada anak2nya pesan Bapaknya "Ngoco tho lee, kowe iku anak e sopo";. tetap membekas di dirinya. Biarpun dia cukup mampu jika anaknya minta seperti ketika dia masih es em pe dulu anak2nya dididik hidup sederhana, tidak semua apa yang diminta anaknya diperturutkan. Barangkali sikap Ortu yang tidak begitu saja memperturutkan maunya anak ini patut jadi acuan, karena kita tidak tau persis guratan nasib putra-putri kita dimasa depan. Tidak sedikit anak orang kondang kaya terpandang sepeninggal Ortunya berkehidupan susah. Sebaliknya banyak kasus, Ortunya yang melarat anak cucu keturunannya menjadi orang berada dan kenamaan. Allah ingatkan kehidupan ini tak baik kalau berlebihan, harus sederhana. Makan dan minum lah ( وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا), tapi jangan berlebihan( وَلَا تُسْرِفُوْا).- QS. Al-'Araf ayat 31. Sampai dalam bersedekah/berinfaqpun Allah beri petunjuk di surat Al-Furqan ayat 67: وَالَّذِيْنَ اِذَاۤ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا "orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar" Malah kita diajarkan berdo'a: ;رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِيْۤ اَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (QS. Ali 'Imran ayat 147). Semoga kita dapat mewariskan ke generasi penerus hidup sederhana walau dalam berkecukupan, sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, selalu mengikuti petunjuk Allah s.w.t. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 27 Rabiul Akhir 1444 H. 22 November 2022. (1.063.11.22).

Sunday 20 November 2022

Menyingkap PROSEDUR KERJA malaikat MAUT

Kuteringat ketika masih dibangku es em aa mulai kelas satu sampat tamat tahun 1969. Waktu itu di malam hari diriku bertugas sebagai penyiar Radio Daerah Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, mengudara baru lebih setahun. Pemilik2 radio di kabupaten kelahiranku begitu tertarik mengikuti gelombang Radio Daerah mereka itu. Sayangnya teknologi waktu itu belum secanggih kini, sehingga penerimaan kurang sempurna misalnya "storing", "hilang datang", volume membesar mengecil sendiri. Suatu hari pas ketika sedang berpangkas rambut, kudengar sendiri pemangkas rambut ku memberi penjelasan kepada pasien pangkas rambut yang sedang duduk menunggu. Beberapa orang pasien rambut menunggu sedang mendiskusikan kurang baiknya penerimaan mereka terhadap Radio Daerah. Tukang pangkas rambut dengan penuh keyakinan menjelaskan bahwa penyebab kurang baiknya penerimaan, karena terlalu banyak yang nyetel radio secara bersamaan. Saran-nya penggemar Radio Daerah, kalau pengen penerimaannya bagus, agar nyetel radio bergiliran. Logika pemangkas rambut, gelombang siaran radio misalnya berjumlah 100 lembar, kalau di pakai oleh 300 radio, maka kualitas penerimaan masing2 radio tinggal sepertiga, jadi ndak sempurna. Untuk lebih meyakinkan, Pak pemangkas katakan "maklumlah radio daerah kita ini kan baru, jumlah pancarannya belum banyak". Belum sebanyak pancaran RRI di Jakarta, atau RRI Pontianak. Pernah di masjid di sekitar kediaman kami terdengar pengumuman tentang berita duka sampai beberapa orang. Jadi di seluruh Jakarta tentu lebih banyak lagi, begitu pula kalau dihimpun seluruh dunia jelas jumlahnya ratusan ribu orang atau jutaan. Ibu2 pengajian, pernah bertanya kepada Ustadz: "Tadz, malaikat maut (Izrail), itu banyak ya????. Logika berfikir ibu yang bertanya kepada Ustadz tentang prosedur kerja malaikat maut, mirip dengan logika Pemangkas rambut yang kukisahkan di atas. Rupanya pertanyaan ini dikaitkan dengan banyaknya orang meninggal dunia serentak. Logika si penanya, betapa sibuknya tu malaikat, bila hanya sendirian. Tugas si pencabut nyawa itu, bukan hanya antar kota, antar benua, tapi seluruh dunia. Bagaimana cara Malaikat Maut Menjemput. Logika Ibu penanya tugas malaikat pencabut nyawa juga seperti itu. Jalan pikirannya lantas bertanya bagaimana caranya si malaikat melaksanakan tugasnya. Wajar berlogika seperti itu, karena membayangkan cara bergeraknya malaikat diukur seperti manusia terbatas ruang dan waktu. Penjelasan teknis pelaksanaan tugas Izrail, tidak dirinci dalam Al Qur'an misalnya pada surat As-Sajdah ayat 11. قُلْ يَتَوَفّٰٮكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ "Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan." Cara bertugas Izrail, tentu tidak sama dengan logika manusia........... Perkara kecanggihan teknologi saja, 60 tahunan lalu dengan sekarang sudah jauh berbeda. Salah satunya, media para pembaca, membaca tulisan ini, belum terbayang ketika itu. Kini dalam keadaan bersamaan seluruh pembaca dapat melihat di medsos artikelku ini. Dulu waktu di daerahku mengudara siaran radio daerah sekitar th 1967, di kotaku belum ada siaran Televisi, baru dengar kabar bahwa di Jakarta sudah ada. Sebelum ditemukan teknologi TV, orang belum terbayang bagaimana caranya pertandingan sepak bola piala dunia di Qatar, dalam saat yang sama dapat di tonton di dalam kamar tidur. Naaah begitu lah agaknya soal tugas malaikat Izrail. Dapat saja dianya dapat bergerak masuk ke jiwa2 manusia yang sudah sampai ajalnya secara bersamaan, sebagaimana masuknya sinyal2 ketika secara bersamaan dapat mengakses suatu message di medsos. Sebagaimana halnya dulu sebelum orang menemukan teknologi perekaman suara dan gambar sekaligus, apa yang diberitahukan Allah dlm Al-Qur'an; mungkin hanya diyakini dengan iman. Tapi kini dengan sebuah flash disk temuan manusia, dapat disimpan video peristiwa ber hari2. Apalagi flash disk ciptaan Allah. Maka ayat2 dibawah ini telah diyakini tidak saja dengan iman tetapi sudah dengan ilmu. وَكُلَّ اِنْسَا نٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰٓئِرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖ ۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰٮهُ مَنْشُوْرًا "Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka." (QS. Al-Isra' ayat 13) هٰذَا كِتٰبُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِا لْحَقِّ ۗ اِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ "(Allah berfirman), Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Jatsiyah ayat 29). Seiring kemajuan tehnologi, kita semakin yakin dengan "iman dan ilmu" kebenaran informasi Al-Qur'an bahwa rekaman catatan hidup manusia sejak lahir sampai mati berikut perbuatannya se-detil2nya tercatat sempurna, akan diperlihatkan di akhirat nanti. Kemajuan teknologi juga kiranya telah dapat menjawab bagaimana kira2 tugas Izrail, si penjemput maut. Wallahu 'alam bishawab. يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ "Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami pada agama-Mu”. Jadikanlah hati kami terbuka untuk mengimani semua yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, guna memperbaiki amal ibadah kami sebelum Izrail datang memanggil. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 25 Rabiul Akhir 1444 H. 20 November 2022. (1.062.11.22).

Thursday 17 November 2022

RAHASIA sakit bagi MANULA

Hampir setiap manula punya penyakit kronis, ada yang sekaligus empat penyakit, misalnya buat kaum lelaki, terkena Diabetes, Prostat, Darah tinggi, gangguan pencernaan. Begitu pula kaum nenek-nenek, kena penyakit persendian, kolesterol, migrain, pencernaan dan macam-macam lagi penyakit kronis lainnya. Walau tak sedikit juga manula berusia di atas 70, di atas 80 masih sanggup nyetir mobil sendiri, sehat afiat. Tapi ini hanya sebagian kecil. Ternyata bagi yang berpenyakit kronis itu ada rahasia hikmah yang terkandung di dalamnya. Karena selalu dirundung sakit, dirinya tak henti-hentinya berdzikir, tak henti hentinya mengingat Allah siang dan malam. Tentu hal itu merupakan kesempatan yg diberikan Allah, akan membawa kebaikan bagi kehidupan akhirat yang bersangkutan. Sedangkan manusia mau tidak mau, suka tidak suka, pasti akan memasuki kehidupan akhirat melalui pintu gerbang maut, baik yang sakit-sakitan akhirnya meninggal, juga yang sehat-sehat dapat saja langsung tiba-tiba meninggal.  Ada teman yang sering sakit-sakitan, lantas dianya sebagai manusia, kadang mempertanyakan, kenapa do’anya untuk minta kesembuhan belum juga terijabah. Guna menjawab pertanyaan teman di atas, bagus dijadikan acuan contoh cerita seorang yang sedang makan di sebuah rumah makan ketamuan pengamen. Sedang asik, menikmanti makanan yang dipesan, apalagi dengan pasangan, datang seorang pengamen membawa alat pengiring nyanyian ala kadarnya berupa botol Aqua diisi pasir. Meluncurlah dari mulutnya tembang yang tak tentu karuan bait dan syairnya dibalut oleh suara yang sember/sumbang tak enak mendarat di telinga. Mungkin bila seseorang itu adalah anda, anda akan segera merogoh kantong mengambil recehan ala kadarnya, agar si pengamen lekas pergi, atau berguman “maaf-maaf”, supaya pengamen cepat berlalu. Bagaimana kalau yang datang ngamen, seorang lelaki tampan berpakaian sopan didampingi pula seorang perempuan cantik berpakaian rapi. Si lelaki memain kan alat musik yang enak didengar suaranya, sementara pengamen putri menembangkan lagu, kebetulan lagu nostalgia anda yang sangat anda gandrungi. Tentu anda tidak segera merogoh kantong untuk mengabulkan tujuan dari si pengamen untuk mendapatkan upah atas jasanya yang tak dipesan itu. Anda mungkin akan menunggu sampai lagu itu sampai syair terakhir. Dapat juga terjadi jika benar-benar anda menikmati lantunan suara dan iringan musiknya, anda akan pesan lagi satu lagu lain yang juga nostalgia anda. Itulah perumpaan bagi do’a seorang manula yang mungkin belum dikabulkan dengan kesembuhan. Allah yang mempunyai hak mutlak mengabulkan do’a, menyenangi do’a anda yang sakit-sakitan itu. Allah yang mempuyai kuasa mutlak mengijabah do’a menyenangi dzikir-dzikir anda setiap saat menjelang berakhirnya usia anda, agar nanti terkumpul do’a anda itu untuk dikabulkan nanti di akhirat kelak. Pantas sebagai bahan renungan peringatan Allah dalam surat Ar-Ra’d 22 dalam konteks salah satu syarat orang2 yang akan dimasukkan kedalam surga bersama orang shaleh dan seluruh keluarganya adalah orang yang sabar dalam menantikan anugerah Allah: “……………………………."وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِم "Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya,………...” Dalam hal berdo’a, dengan penuh kesabaran menantikan akan terkabulnya do’a. Jika do’a belum terkabul dengan sabar menerima ketentuan Allah tentang penyakit yang diderita, dengan tetap berprasangka baik terhadap Allah. Selanjutnya atas penyakit yang diderita; melalui prasangka baik terhadap Allah, bahwa boleh jadi penyakit yang diderita akan membawa hikmah kebaikan untuk si penderita sakit. Kadang hikmahnya itu baru diketahui dikemudian hari. Sebagai bahan renungan baik dicermati surat Al-Baqarah ayat 216: وَعَسٰىٓ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ  ۖ وَعَسٰىٓ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ  ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون………………………..” “……...Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." Guna lebih membesarkan hati bagi pembaca manula yang mungkin berpenyakit kronis, sudah ikhtiar maksimal, do’a-pun optimal telah dipanjatkan namun belum juga sembuh; baik dicermati hadits berikut ini: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari no. 5660) Dengan diketahuinya RAHASIA penyakit sebagian MANULA seperti sedikit dikemukakan di atas, kiranya menjadikan semangat kesabaran kita para manula yang mungkin tengah mengalami sakit-sakitan. Ketahuilah bahwa bagaimanapun juga semuanya akan berakhir, yang penting berakhir dengan keadaan baik, bahasa agama “husnul khatimah (حسن الخاتمة)”. Semoga MANULA, umpamanyapun digandrungi penyakit2 kronis, tetap dapat menggunakan sisa2 nafas yang diberikan Allah untuk dapat beribadah semampunya sekurangnya berdzikir. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 22 Rabiul Akhir 1444 H. 17 November 2022. (1.061.11.22)

Tuesday 15 November 2022

KESEMPATAN buat MANULA

Baik dibaca oleh para “manula” Boleh juga dibaca pra “Lansia” Tidak dilarang membacanya “para pemuda”. Kalau terbaca oleh anak menjelang dewasa insya Allah tdk akan berbahaya. Seorang temanku sekitar duapuluh lima tahun lalu, kini sudah tiada, sering mengeluhkan, kalau malam sekitar pukul dua atau tiga dini hari terbangun dan tak dapat tidur kembali. Keluhan temanku yang usianya 10 tahunan lebih tua dariku itu kukomentari “abang patut bersyukur berarti Allah memberi kesempatan abang untuk lebih banyak shalat malam, agar abang banyak berzikir”. Jawabanku itu dijawab senyum serta mengatakan: “mulai,……., mulai,…… mulai masuk sindirannya”. Memang sobatku ini paling akrab denganku dan banyak membantuku ketika aku masih merintis hidup ini, beliau kurang aktif shalat, namun do’aku semoga Allah mengampuni segala dosanya, menerima amal kebaikannya yang lain. Banyak kebaikan lainnya dalam hubungan kemasyarakatan dan persahabatan, utamanya dengan ku. Allah tentu akan memperhitungkan semuanya dengan baik, sebab Allah akan memperhitungkan segala kebaikan kendati hanya sebesar atom sekalipun. Orang dengan usia manula, sebagian besar telah berkurang kelelapannya tidur di malam hari, ku tak punya data konkrit, berapa persen manula sering terbangun malam seperti sohibku itu. Tetapi banyak cerita rekan-rekan di usia enampuluhan keatas mempunyai kebiasaan terbangun tinggal sepertiga malam terakhir itu, termasuk tetanggaku yang kebetulan bukan seagama. Ada juga temanku (enampuluhan) menceritakan, bahwa dianya memanfaatkan terbangunnya tengah malam, membaca buku-buku dan juga menyusun tulisan buku. Banyak sudah karya tulis temanku itu terpublikasi, berkat sering terbangun diujung malam. Sayangnya itu teman tidak menggunakan untuk shalat malam dan berzikir seperti saranku buat salah seorang sahabatku. Namun tentu saja apapun kegiatan yang dilakukan seperti menulis buku layaknya temanku yang satu ini, semoga bila diniatkan untuk ibadah, Insya Allah mendapatkan nilai kebaikan dari Allah SWT. Aamiin. Walaupun belasan judul buku temanku ini bukan buku-buku agama seperti karya Imam Ghazali. Biasanya buku2 bukan buku ajaran agama, “up to date” nya, sangat tergantung waktu. Tidak akan sesuai lagi setelah 5 sampai 10 tahun yang akan datang. Andaikanlah buku-buku agama, tentu merupakan amalan jariah yang manfaatnya dinikmati penulis terus menerus walau telah berpulang ke rahmatullah. Lagi pula buku-buku ilmu pengetahuan duniawi, dalam hal nyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, buku-buku yang dapat diajadikan acuan harus terbaru, sekurangnya terbit 5 tahun sebelum tanggal karya ilmiah yang akan disusun. Jadi besar kemungkinan buku-buku temanku itu kini tak lagi akan ikut dalam pusaran buku beredar di khasanah perbukuan. Sementara temanku itu tak mungkin merevisinya karena telah lebih dari sepuluh tahun wafat. Beda dengan buku-buku agama, setua apapun buku itu akan masih relevan untuk dijadikan referensi. Kapan sih, manusia itu tergolong manula? Mengacu kepada usia manusia zaman sekarang adalah rata2 70 an tahun, menurut BPS rata2 AHH (angka harapan hidup) penduduk Indonesia 73,5 tahun (data tahun 2021). Rasulullah SAW sendiri pernah mengabarkan usia kebanyakan umatnya yang berkisar antara 60-70 tahun. عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ رواه الترمذي Artinya, “Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.’” (HR At-Tirmidzi). Oleh karena itulah barangkali usia 40 tahun sudah masuk usia yang oleh Allah dlm surat Al-Ahqaf 15 sudah dianjurkan untuk mulai berdo’a seperti ini: رَبِّ أَ وْ زِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَـٰلِحًۭا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِين "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Naaah saudaraku pembaca yang budiman utamanya manula, mari pergunakan kesempatan terbangun lewat tengah malam yang diberikan Allah untuk dapat dipergunakan menambah pundi2 amal berupa dzikir dan shalat merupakan penyempurnaan hubungan baik kepada Allah (hablum minallah). Selanjutnya di siang hari terus menerus menabur kebaikan sesama manusia dan mahluk Allah merupakan perbaikan hubungan sesama manusia (hablum minannas). Semoga Allah mengangkat kita di tempat yang terpuji (مَقَامًا مَّحْمُودًا). آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 20 Rabiul Akhir 1444 H. 15 November 2022. (1.060.11.22)

Thursday 10 November 2022

Sembilan Pesan ke Anak Cucu

Sembilan perkara dilupa jangan. Spy diakhirat tetap sekenaungan Dalam surga penuh kenikmatan. Semua generasi dlm keturunan. Pertama. Tepatilah janji kepada Allah. Taati semua yang diperintah. Segala larangan jangan dijamah. Jauhkan diri dari syirik dan fitnah. Kedua. Janji sesama jangan ingkari. Sekecil apapun harus tepati. Karena itu jangan mudah berjanji. Janji tak lunas terbawa mati. Ketiga Silaturahim selalu hubungkan. Kalau renggang segera tautkan. Insya Allah rezeki Allah murahkan. Usiapun akan Allah panjangkan. Keempat Takut kpd Allah, dg mendekat. Beribadah kian semakin taat. Berbuat baik kpd masyarakat. Buat bekal nanti ke akhirat. Kelima Hari perhitungan nanti diakhirat. Hendaklah selalu di ingat-ingat. Kalau berdosa segera bertobat. Agar tak nampak dihari kiamat. Keenam Perilaku diri haruslah sabar. Doa tak kabul usahlah gusar. Asalkan telah jalankan ikhtiar. Ikhlas terima takdir tergelar. Ketujuh Shalat 5 waktu usah ditinggal. Awal waktu agar diusahakan. Tak ada alasan buat menyangkal Sakit, bepergian tetap kerjakan Kedelapan Laksanakan sedekah dan infak. Sembunyi2 ataupun tampak. Perintah ini hendaklah disimak. Dilaksanakan manfaatnya banyak. Kesembilan Balas kejahatan dengan kebaikan. Amalan tersulit dari yg delapan. Cerminan akhlak orang beriman. Hati jernih mudah memaafkan. Terinspirasi dari Al-Qur'an. Ar-Raad 20 s/d 23 jadi acuan. Semoga jadi bahan renungan. Manfaat meninggikan iman. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 15 Rabiul Akhir 1444 H. 10. November 2022. (1.058.11.22)