Wednesday 29 April 2020

BERUNTUNG atau BUNTUNG

Bicara soal nasib, ditemui dlm hidup ini dua kutub ekstrim. Beruntung atau Buntung. Diantara dua kutub tsb ada yg pertengahan, dekat ke beruntung atau pertengahan dekat ke buntung.

Ada orang mengalaminya kedua kutub tersebut. Ada juga sih, manusia sejak tampil ke dunia ini sdh di kutub yg BERUNTUNG terus sampai akhir hayat. Sejak lahir sdh dimuliakan sampai dewasa langsung di "Raja" kan.

Tak kurang orang yg sejak lahir sampai mati di kutub BUNTUNG. Banyak juga orang yg dari awal kehidupan menderita kemudian di masa tua senang sentosa. Sebaliknya ada juga orang yg semula hidup mewah serba berkecukupan, di akhir kehidupan meredup jatuh pailit.

Menyadari bahwa senang susah dlm hidup adalah taqdir dari Yg Maha Kuasa, maka panduan iman, dlm kondisi apapun ikhlas menjalaninya........... Lebih jauh iman mengarahkan ttg bgmn seharusnya berperilaku ketika BERUNTUNG atau BUNTUNG.

a. Bila mendapat keberuntungan. dianya bersyukur. Karena yakin sekali bahwa keberuntungan yg diperoleh, datang dari Allah. Pribadi beriman tidak mau termasuk kelompok kufur nikmat seperti disebut dlm al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 243:
اِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰـكِنَّ اَکْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْکُرُوْنَ
(Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur).

b. Bila berhasil, bila sukses tidak berbangga diri, dianya menyadari di keberhasilannya ada campur tangan Allah. Orang beriman meresapi betul petunjuk Allah.
( وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُم =
(dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu)

Selanjutnya
( وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ =
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri) Al-Hadid 23.

c. Bila mengalami musibah, dianya mengembalikan kepada Allah; innalillahi wainna ilaihi rajiun. Mengikuti panduan Allah,
الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَالُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)".
(Al-Baqarah; 156).

Allah menjajikan 3 hal apabila kita mengembalikan kepada-NYA sesuatu musibah dg ber "ISTIRJAA" seperti atas. 3 janji itu termuat di Al- Baqarah 157 yaitu:
1. Ampunan, atas segala dosa.
2. Rahmat, kasih sayang Allah.
3. Petunjuk, jalan keluar dari musibah.

اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
"Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

d. Bila menerima kesusahan, dianya bersabar seraya berdoa, seperti diajarkan Rasulullah; dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnus Sunni dari Anas Radhiyallahu ’Anhu, bahwa  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan doa:

 اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Artinya: “Ya Allah, tiada yang mudah, kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah, jika Engkau menghendakinya jadi mudah.” (HR Ibnu Hibban).

e. Bila dalam keadaan kekecauan; dianya tenang/tidak panik, sambil berserah diri kpd Allah, lalu berdo'a ( رَبَّنَاۤ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا = Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran).

Kadang memang Allah uji manusia dg kegelisahan, ketakutan pokoknya ketidak nyamanan hidup.
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَالْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْن
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar".
(QS. Al-Baqarah ayat 155)

f. Bila gagal tidak terlalu kecewa, tetap berbaik sangka kepada Allah. Seraya mengoreksi diri penyebab kegagalan itu. Apakah karena kurang ikhtiar atau karena ada ketakaburan dlm diri hingga Allah tak berkenan.
( وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ.
= dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri).

Selanjutnya tak berkepanjangan menyesali kegagalan itu.
(لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ = Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu
Al-Hadid 23.

Perilaku tersaji butir "a" sampai "f" di atas mrpkn antara lain perilaku Mukmin sejati, seperti disabdakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.

Sudahkah kita berperilaku "Mukmin sejati" itu. Semoga kalau blm seutuhnya, kita mulai dapat melakukan pendekatan kearah tersebut. Aamiin.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
Jakarta, 7 Ramadhan 1441 H.
30 April 2020.

Tuesday 28 April 2020

SELAMAT dunia AKHIRAT

Di bulan Ramadhan yg penuh berkat.
Berkenaan Korona sedang mewabah sejagat
M. Syarif Arbi mengaturkan salam hormat.
Bukan bermaksud memberi nasihat.
Ini sekedar urun pendapat.
Bila diri  ingin  selamat.
Hidup dunia sampai akhirat.
Dalam beramal luruskan niat.
Bertransaksi  sesuai akat.
Kpd orang tua hendaklah berhidmat.
Kpd yg muda bimbing yg cermat.
Anak cucu kpd Allah, dididik taat.
Kpd teman janganlah berkhianat.
Kpd tetangga jiran, atur tabiat.
Kpd yg kaya, iri dengki dihati ndak boleh tertambat.
Kpd yg miskin jangan diumpat.
Kpd guru menaruh hormat.
Kpd murid tidak ambil manfaat.
Bila terlanjur berdosa lekas bertobat.
Bila sakit segeralah  berobat.
Berbuat baiklah selagi sehat.
Berbuat jahat jangan terlibat.
Prasangka buruk jauhkan bagaikan timur dan barat.
Berghibah tak usah dibuat.
Bekerja giat selagi kuat.
Sesibuk apapun jangan tinggalkan shalat.
Ramadhan wajib berpuasa  sbg konsekwensi tlh berikrar dg syahadat.
Harta sampai haul dan nisab jangan lupa berzakat.
Berhaji bagi yg mampu mrpkn keawajiban yg mengikat, jangan ditunda segera berangkat.
Berniaga jangan kurangi timbangan dan sukat.
Smg Allah, selalu memberi kita rahmat.

Smg shaum kita semua di hari ke enam ini dpt terlaksana dg cermat.
Memperoleh limpahan pahala dijumpai nanti di akhirat, didunia berdampak jiwa raga yg sehat.

Ya Allah Yaa Bashir, Allah yang Maha Melihat.
Kaum muslim shaum di kondisi wabah sedang melanda ummat.
Mariii, setidaknya para pembaca tulisan ini, kita bertaubat.

اَنْتَ وَلِيُّنَا فَا غْفِرْ لَـنَا وَا رْحَمْنَا
"Engkaulah (yaa Allah)  pelindung kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat". Al-A'raf 155.

Memohon musibah wabah ini segera kiranya Allah angkat.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 6 Ramadhan 1441 H.
29 April 2020.

Monday 27 April 2020

PENEN hasil SHAUM

Hari ini sdh hari ke LIMA  Ramadhan 1441H, masih dlm kondisi PSBB Korona (Jakarta dan sekitarnya) sdg dijalani. Di hari pertama tlh kutulis "Shaum berbuah Takwa". Hari kedua kutulis "Pemupukan Shaum", hari ketiga tulisanku berjudul "Perawatan Shaum" sbg langkah ke 5, dari 7 langkah Shaum Ramadhan.

Ketika memasuki Ramadhan 1441H sehari sblmnya kuturunkan tulisan "Menyiapkan shaum Ramadhan". dg formulasi persiapan itu 7 langkah:
1. Pemilihan bibit.
2. Penyediaan lahan.
3. Sistem tanam
4. Pemupukan
5. Perawatan
6. Pemanenan
7. Perlakuan pasca panen.

Langkah 1, 2 tlh kutulis sehari menjelang Ramadhan  dan langkah 3 tlh kutulis hari pertama, langkah ke 4 kutulis dihari kedua shaum Ramadhan, langkah ke 5 kutulis di hari ke 3 kemarin dulu mudah2 ada manfaatnya.
Kini memasuki hari ke LIMA  shaum Ramadhan 1441 H, kuteruskan ke langkah berikutnya yaitu langkah ke 6.

ad 6. PEMANENAN Shaum.
Sama seperti tulisan2 kemarin, bila shaum Ramadhan diibaratkan "Tanaman"......Setiap penanam, mesti berharap tanamannya berhasil panen terbaik,stlh melalui proses langkah 1 sampai 5.

Panen shaum dpt dikelompokkan "Panen harian" dan "Panen raya" di 1 Syawal.

Panen shaum harian.
Perjalanan seharian sejak ssdh sahur sampai berbuka. Tiap diri dpt mengevaluasi perkiraan bgm nilai shaum masing2 hari ini.

Lisan, berhasilkah menahan ghibah dan marah.
Mata sdh berhasilkah dikendalikan untuk tdk melihat yg membatalkan shaum.
Telinga, sdhkah dijauhkan dari mendengar yg tdk manfaat.
Pokoknya semua indra dan raga seberapa jauh dikendalikan untuk yg baik, mendengar, membaca, melihat dstnya.

Seberapa jauh kebaikan, sedekah, infak yg dilakukan hari ini.
Hati, seberapa jauh sdh focus berfikir positif, dan mohon ampun kpd Allah.

Kiranya tiap diri dpt memberi nilai hasil "panen harian" shaum masing2 ketika berbuka. Hasil evaluasi di gunakan untuk re-planning shaum ke esokan harinya, spy "panen harian" hari2 seterusnya nilainya semakin baik.

Panen Raya Shaum.
Akumulasi hasil shaum harian terhimpun di malam takbiran. Setiap diri dpt merenungkan kembali nilai shaum masing2 secara keseluruhan. Boleh juga menggunakan skala tertentu untuk memberi nilai dari kualitatif menjadi kuantitatif. Misalnya dg matrik didpt angka nilai rata2 shaum kita atas dasar akumulasi "panen harian" dihimpun di "panen raya". Disinilah baru ketahuan apakah awak ini keluar sebagai pemenang merayakan Idul Fitri.

Hasil evaluasi dpt dipergunakan:
a. Berdo'a mhn ampunan Allah bila terdpt banyak kekurangan, sambil memohon agar diberi kesempatan ketemu lagi Ramadhan yad untuk lbh baik lagi.
b. Buat penyusunan rencana ibadah shaum yad, pembelajaran apa penyebab terjadi kecacatan shaum yg telah lalu.

Tentulah hitungan kita tak kan seakurat hitungan Allah, tapi setidaknya di dunia ini kita sdh ikhtiar mengukur shaum yg kita lakukan paling tidak gunanya a.l. seperti "a" dan "b" di atas. Di akhirat nanti bakal Allah perlihatkan seluruh amal kita, tentu termasuk shaum:
اِقْرَأْ كِتٰبَك َ ۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا ۗ 
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu."
(QS. Al-Isra' 17: ayat 14)

Tentang evaluasi diri mandiri sejak di dunia, baik di camkan kata bijak Ummar bin Khattab:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوها قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، وَتَأهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ

“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal”

Cukup dulu ulasan ttg "Pemanenan Tanaman Shaum", terkait shaum
 Ramadhan. اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
Perlakuan pasca panen Shaum Ramadhan disusulkan di tulisan yad.

Smg Shaum Ramadhan kita yg dilaksanakan dg perawatan yg hati2,  diiringi penuh keikhlasan, dievaluasi setiap hari, nanti diakumulasikan diakhir Ramadhan, dg panen yg terbaik serta diterima oleh Allah. Tentu kita sll berdo'a agar diberikan kesehatan dan usia. La hau la wala quwwata illa billah. Aamiin.

Smg Allah menerima taubat kita semua ummat manusia di dunia ini dan mengijabah do'a kita. Agar musibah ini segera berakhir. Aamiin

Smg shaum kita hari ini dpt terlaksana sebaik-baiknya, dosa2 kita diampuni Allah dan do'a kita di ijabah. Diberi Allah kekuatan untuk berpuasa di hari2 selanjutnya dan diberi kesempatan berbuat kebaikan. Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 5 Ramadhan 1441 H.
28 April 2020.

Sunday 26 April 2020

PERAWATAN SHAUM

Hari ini sdh hari ke tiga Ramadhan 1441H dlm kondisi PSBB Korona (Jakarta dan sekitarnya) sdg dijalani. Di hari pertama tlh kutulis "Shaum berbuah Takwa". Hari kedua kutulis "Pemupukan Shaum" sbg langkah ke 4 dari 7 langkah Shaum Ramadhan.

Ketika memasuki Ramadhan 1441H sehari sblmnya kuturunkan tulisan "Menyiapkan shaum Ramadhan". dg formulasi persiapan itu 7 langkah:
1. Pemilihan bibit.
2. Penyediaan lahan.
3. Sistem tanam
4. Pemupukan
5. Perawatan
6. Pemanenan
7. Perlakuan pasca panen.

Langkah 1, 2 tlh kutulis sehari menjelang Ramadhan  dan langkah 3 tlh kutulis hari pertama, langkah ke 4 kutulis dihari kedua shaum Ramadhan,  mudah2 ada manfaatnya.
Kini memasuki hari ke tiga shaum Ramadhan 1441 H, kuteruskan ke langkah berikutnya:

ad 5. PERAWATAN Shaum.
Sejalan dg tulisan2 kemarin, shaum Ramadhan diibaratkan "Tanaman"......Setiap penanam, mesti berharap tanamannya berhasil panen terbaik. Untuk itu tanaman bgt abis ditanam tentu tdk di tinggal bgt saja, tapi hrs dirawat.

Sdh sama maklum bahwa merawat lbh sulit ketimbang menaman. Seperti halnya membangun, lbh mudah dari pada merawat. Baik membangun gedung, membangun rumah tangga, membangun persahabatan  dll; perawatan lbh sulit dari memulai, ........tetapi perawatan bgt menentukan...........

Perihal Merawat Shaum meliputi
a. Perawatan shaum.
b. Perawatan ibadah ikutan.
c. Perawatan pasca.....

ad.a. Perawatan shaum.
Kadang ditengah sdg shaum, tak jarang di menit2 terakhir terjadi sesuatu yg membatalkan. Sbg salah satu contoh: Di situasi stay at home, PD dan SD inipun dpt terjadi: Tiba2 ada panggilan masuk di HP kurang 15 menit lagi azan maghrib.  stlh salam saling berbalas........
Penelpon: "Masak si ........ si anu tu kan baru aja ........ sdh ..........."
Penerima tlp: "....... iya memang ...... dasar ....... ".
Naah terjadi ghibah kan... Inilah contoh GAGAL RAWAT shaum.
Banyak contoh hal2 yg membatalkan/mengurangi nilai shaum dpt terjadi di awal hari kadang terjadi di menit2 terakhir. Pembaca mungkin tak sedikit contohnya. Padahal diingatkan Allah di Al-Hujurat 12.
وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا
dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?

ad.b. Perawatan ibadah ikutan.
Shaum lazim diikuti ibadah2 sunnah ikutannya. Seperti shadaqah/infaq, membaca Al-Qur'an dll.
Di suasana PSBB Korona ini dpt saja terjadi GAGAL RAWAT shaum ibadah ikutan itu,misalnya:
ada tlp dari Saudara atau Sahabat. Stlh salam dan berbasa-basa.....
Penelpon: Alhamdulillah di hari ke .... saya sdh sampai di juz ...... anda bgmn?
Penerima tlp tak mau kalah:
"Saya juga sdh sampai di juz ...... dan Alhamdulillah meskipun dari rumah,..... pake E-Banking saya dpt ikutan nyumbang buat .........".
Bgt kadang ndak terasa, persoalannya sering terjadi juga saudara atau sahabat bertanya, maksudnya baik untuk cek kondisi saudara atau kawan. Tapi dg alhamdulillah terucap ibadah yg sdh dilakukan. Dpt saja ini jadi pengurang nilai bahkan penghapus nilai ibadah itu.

Allah mengibaratkan:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَا نٍ عَلَيْهِ تُرَا بٌ فَاَ صَا بَهٗ وَا بِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْـكٰفِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Baqarah ayat 264)

ad. c. Perawatan pasca.....
Stlh Ramadhan berakhir, tak jarang dlm kenyataan. Seorang yg ketika Ramadhan, shalat wajib dilaksanakan penuh, tepat waktu. Diiringi ibadah derivative-nya. Bgt usai shalat Idul Fitri, shalat mulai belang bonteng dan/atau tak tepat waktu lagi.

Pernah ku berkunjung nginap disuatu daerah bbrp hari sblm Idul Fitri sampai bbrp hari sesudahnya. Shalat tarawih masjid berkapasitas 4000 jamaah itu hampir penuh. Apalagi Idul Fitri jamaah tumpah ruah sampai ke jalan. Dzuhur hari pertama 1 Syawal terdengar adzan menggema di masjid tempat shalat Idul Fitri tak jauh dari ku menginap. Kudatangi masjid tersebut ternyata sepi, hanya ada beberapa orang. Rupanya azan suara rekaman. Stlh adzan usai dan shalat sunnah. Seseorang agaknya penjaga masjid berbisik kpd ku nyuruh maju jadi imam, sambil mengatakan "Pengurus masjid dan imam sedang berlebaran (dg dialek setempat)". Maksudnya lagi bersilaturahim ke sanak keluarga. Shalat waktu di masjid dikalah berlebaran.

Disinilah pentingnya perawatan pasca shaum Ramadhan. Tidak sedikit orang yg sanggup berpuasa tapi tak sanggup merutinkan shalat. Maha benar Allah mensyinyalir bahwa shalat itu memang berat kecuali......:

وَا سْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ وَاِ نَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ 
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh BERAT kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,"
(QS. Al-Baqarah ayat 45)

Berpuasa tdk dinyatakan Allah berat, malah telah berpuasa juga orang2 sebelum kita2 sekarang.

Perawatan pasca shaum berikut; adlh bgmn konsinten mempertahankan perilaku selama shaum dlm kehidupan ssdh Ramadhan. Justru disinilah terlihat buah taqwanya shaum Ramadhan.

Cukup dulu ulasan ttg "Perawatan Tanaman", terkait shaum Ramadhan. اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
Pemanenan dan Perlakuan pasca panen Shaum Ramadhan disusulkan ditulisan yad.

Smg Shaum Ramadhan kita yg dilaksanakan dg perawatan yg hati2,  diiringi penuh keikhlasan diterima oleh Allah. Aamiin.

Smg Allah menerima taubat kita semua ummat manusia di dunia ini dan mengijabah do'a kita. Agar musibah ini segera berakhir. Aamiin

Smg shaum kita hari ini dpt terlaksana sebaik-baiknya, dosa2 kita diampuni Allah dan do'a kita di ijabah. Diberi Allah kekuatan untuk berpuasa di hari2 selanjutnya dan diberi kesempatan berbuat kebaikan. Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 3 Ramadhan 1441 H.
26 April 2020.

Saturday 25 April 2020

Pemupukan Shaum

Hari kedua Ramadhan 1441 dlm kondisi PSBB Korona (Jakarta dan sekitarnya) sdg dijalani. Di hari pertama tlh kutulis "Shaum berbuah Takwa". sbg langkah ke 3 dari 7 langkah Shaum Ramadhan.

Ketika memasuki Ramadhan 1441H sehari sblmnya kuturunkan tulisan "Menyiapkan shaum Ramadhan". dg formulasi persiapan itu 7 langkah:
1. Pemilihan bibit.
2. Penyediaan lahan.
3. Sistem tanam
4. Pemupukan
5. Perawatan
6. Pemanenan
7. Perlakuan pasca panen.

Langkah 1, 2 tlh kutulis sehari menjelang Ramadhan  dan langkah 3 tlh kutulis hari pertama shaum Ramadhan, mudah2 ada manfaatnya.
Kini memasuki hari kedua shaum Ramadhan 1441 H, kuteruskan ke langkah berikutnya:

ad 4. PEMUPUKAN.
Sejalan dg tulisan2 kemarin, shaum Ramadhan diibaratkan "Tanaman"......Setiap penanam, mesti berharap tanamannya berhasil panen terbaik. Untuk itu tanaman bgt abis ditanam tentu tdk di tinggal bgt saja, tapi di pupuk dan dirawat.
Adapun pupuk tanaman Shaum Ramadhan kita namakan pupuk "Tiga.I".
1. I yg pertama : Ilmu.
2. I yg kedua     : Ikhsan.
3. I yg ktiga       : Ikhlas.
Tiga I ini hrs mrpkn kesatuan yg tak dipisahkan.

Pupuk yg pertama ILMU:
Shaum tidak berilmu, bakal tak tau apakah secara hukum fiqih, shaum yg dilaksanakan sdh menenuhi syarat. Semua ibadah hrs dijalankan dg ilmu. Tentu kita tdk mau sdh melaksanakan shaum, tak sesuai seperti yg diajarkan:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718).

Idealnya di bulan Ramadhan ini sangat cocok waktunya meningkatkan ilmu dg menghadiri majelis2 pengajian dan pengkajian guna memperdalam ilmu agama. Akan tetapi berkenaan wabah virus Korona masjid2 di berbagai kota menghentikan sementara kegiatan tsb. Namun kita bersyukur di era digital kini, banyak ilmu yg dpt di akses melalui Dumay......... Tentunya sblm dipetik, disaring dulu melalui acuan pokok; "Al-qur'an dan hadits".

Pupuk yg kedua IKHSAN:
Berbuat baik, sekaligus mengurangi perbuatan yg tdk baik.
Di era PSBB ini sepertinya agak terbatas juga perbuatan baik dpt dilakukan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِا لْعَدْلِ وَا لْاِ حْسَا نِ وَاِ يْتَاۤىِٕ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ وَا لْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
(QS. An-Nahl ayat 90)

Ramadhan lalu misalnya berbuat baik dpt menyediakan berbuka puasa, baik untuk BUKBER atau sediakan ke masjid2. Kini agaknya jadi terbatas. Mungkin sbg peluang menyantuni pihak yg terdampak, misalnya dg sembako, tapi ini sulit dilakukan secara pribadi hrs terorganisir, hrs ada sejumlah orang yg siap untuk menjalankannya. Sementara bagi Lansia dan punya penyakit kronis sdh hrs betul2 taat stay at home.
Peluang ikhsan bagi Lansia dan berpenyakit (rentan tertular), adlh menghindari berbuat tidak baik. Misal dg memberikan contoh terbaik buat generasi muda yg sdg sama2 stay at home. Menghindari ghibah. Sesuai kemampuan, menularkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yg baik, kepada .... siapa yg dpt dijangkau..... Mudah2an dg menyampaikan buah pikiran seperti tulisan ini dicatat Allah sbg IKHSAN.

Pupuk yg ketiga IKHLAS.
Telah ditulis di atas bahwa ketiga pupuk ini hrs diaduk jadi satu tidak terpisah.

Biarpun amal sdh dilakukan sesuai kaidah ilmu, bila berniat tdk baik dan didalamnya tidak dg ikhlas hasilnya akan nihil. Berbuat baik tanpa ilmu, dpt saja dikira tlh berbuat baik, malah sebaliknya. Berbuat baik sdh sesuai ilmu, namun tidak ikhlas jangan harap berbuah. Ikhlas tapi tidak didasari ilmu dan tdk dg maksud baik, jelas malah jadi tdk manfaat.

Mari kita tingkatkan penguasaan ilmu pengetahuan. Berbuatlah baik (Ikhsan) semampu kita dan landasi dg niat ikhlas karena mengharapkan keredhaan Allah semata.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَاۤ اُمِرُوْۤا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ ۗ 
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)."
(QS. Al-Bayyinah ayat 5)

Hadits Riwayat An-Nasa’I no. 3140, dishahihkan Al-Albani:

إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang murni hanya untuk-Nya, dan dicari wajah Allah dengan amalan tersebut.”

Cukup dulu ulasan ttg "Pemupukan Tanaman", terkait shaum Ramadhan. اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
Perawatan, Pemanenan dan Perlakuan pasca panen Shaum Ramadhan disusulkan ditulisan yad.

Smg Shaum Ramadhan kita yg dilaksanakan dg ilmu,  diiringi kebaikan dan penuh keikhlasan diterima oleh Allah. Aamiin.

Smg Allah menerima taubat kita semua ummat manusia didunia ini dan mengijabah do'a kita. Agar musibah ini sgr berakhir. Aamiin

Smg shaum kita hari ini dpt terlaksana sebaik-baiknya, dosa2 kita diampuni Allah dan do'a kita di ijabah. Diberi Allah kekuatan untuk berpuasa di hari2 selanjutnya dan diberi kesempatan berbuat kebaikan. Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 2 Ramadhan 1441 H.
25 April 2020.

Thursday 23 April 2020

Shaum berbuah Takwa

Memasuki Ramadhan 1441H kemarin tlh kuturunkan tulisan "Menyiapkan shaum Ramadhan". dg formulasi persiapan itu 7 langkah:
1. Pemilihan bibit.
2. Penyediaan lahan.
3. Sistem tanam
4. Pemupukan
5. Perawatan
6. Pemanenan
7. Perlakuan pasca panen.

Langkah 1 dan 2 tlh kucoba menulisnya, mudah2 ada manfaatnya. Kini memasuki hari pertama shaum Ramadhan 1441 H. kuteruskan ke langkah berikutnya:

ad 3. SISTEM TANAM.
Yaitu bgmn pelaksanaan shaum itu,.......... ada beberapa pilihan. Menurut Iman Al-Ghazali ada tiga model.
a. Shaumul 'aam. Intinya adlh  puasa perut dan syahwat.
b. Shaumul khusus. Intinya yg dipuasakan perut, syahwat, + pancaindra dan anggota tubuh.
c  Shaumul khususul khusus. Puasa total: perut, syahwat, pancaindra, anggota tubuh juga hati dan fikiran.

Nah sistem puasa macam mana yg dipilih,  tentu masing2 individulah yg menentukan sesuai kesanggupan. Hasil akhir, adlh di tangan Allah semata yg Maha Tau. Kita ikhtiar selanjutnya berserah diri kepada-NYA.

Sekali lagi mari kita berikhtiar untuk memilih sistem puasa sebaik-baiknya, karena banyak orang yg berpuasa tak dpt apa2 kecuali Lapar dan Dahaga.

Sabda Rasulullah SAW,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ
“Betapa banyak orang berpuasa namun balasan dari puasanya hanyalah lapar dan dahaga semata. Dan betapa banyak orang melakukan shalat malam (tarawih dan witir) namun balasannya dari shalatnya hanyalah begadang menahan kantuk semata.” (HR. Ahmad no. 8856, Abu Ya’la no. 6551, Ad-Darimi no. 2720, Ibnu Hibban no. 3481 dan Al-Hakim no. 1571. Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata: Sanadnya kuat).

Kalaulah ingin digali hikmahnya, ketika mewabahnya virus Korona ini, kita lbh berpeluang untuk mencapai model puasa yg terbaik karena:

*Physical/dan social distancing mengkondisikan kita tidak berinteraksi langsung dg orang lain, agaknya mengurangi risiko menilai orang lain dan bnyk lagi potensi dosa terhindar dg tdk berkumpul banyak orang.

*Terbatasnya kegiatan, mengurangi kemungkinan dosa anggota tubuh, indra, lisan, hati dan fikiran dari tak sengaja berbuat dosa.

*Fikiran menjadi lbh terfocus ke- kuasaan Allah yg bgt hebat. Hanya dg menurunkan mahluk-NYA berbentuk virus; kalang kabut Raja yg paling kaya sekalipun di dunia, negara yg paling kuat dan canggih sekalipun persenjataannya. Ilmuan yg paling hebat dan tinggi sekalipun ilmunya.

*Sadarlah kita bahwa hanya dg do'a dg mengharap Allah mengabulkan mencabut virus ini, barulah manusia terbebas dari musibah yg dahsyat ini.

Cukup dulu ulasan ttg "Sistem Tanam", terkait shaum Ramadhan. اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
Pemupukan, Perawatan, Pemanenan dan Perlakuan pasca panen Shaum Ramadhan disusulkan ditulisan yad.

Smg Allah menerima taubat kita semua ummat manusia didunia ini dan mengijabah do'a kita. Agar musibah ini sgr berakhir.

Smg shaum kita hari ini dpt terlaksana sebaik-baiknya, dosa2 kita diampuni Allah dan do'a kita di ijabah. Diberi Allah kekuatan untuk berpuasa di hari2 selanjutnya dan diberi kesempatan berbuat kebaikan.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 1 Ramadhan 1441 H.
24 April 2020.

Menyiapkan shaum Ramadhan

Hari Jum'at besok  اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
Ummat Islam mulai shaum Ramadhan 1441.H.

Buah shaum  adlh takwa. Melalui tamsil buah, ibarat tumbuhan, untuk berbuah hrs ditanam. Tanaman agar berbuah sesuai harapan hrs dilakukan:
1. Pemilihan bibit.
2. Penyediaan lahan
3. Sistem tanam
4. Pemupukan
5. Perawatan
6. Pemanenan
7. Perlakuan pasca panen.

ad. 1. Pemilihan Bibit.
Karena yg bakal berpuasa adlh diri kita masing2, kalau sukses shaum shg jadi takwa juga diri kita masing2 yg merasakan dan Allah tentunya yg paling tau. Dg dmkn sebetulnya yg jadi bibit adlh diri kita sendiri. Jadi sblm mulai shaum Ramadhan siapkanlah diri sebaik-baiknya agar ibadah dpt terlaksana dg baik.

Untuk menyiapkan diri tsb. setidaknya ada 2 langkah pokok y.i. persiapan rohani dan jasmani.
1. PERSIAPAN ROHANI.
     a. Memohon ampun kpd Allah atas kekurang ta'atan, perbuatan dosa selama ini. Selanjutnya bertaubat, bertekad bulat dan kuat untuk ta'at kpd Allah.
     b. Adlh kebiasaan yg baik, sblm mulai Ramadhan kitapun minta maaf kpd handai taulan, karib kerabat. Bila butir "1.a", urusan dg Allah. butir "1.b." ini urusan kita sesama manusia.
Bila dua hal ini tlh dilaksanakan maka "bibit yg akan disemai" di Ramadhan, secara ROHANI tlh siap.

2. PERSIAPAN JASMANI.
     a. Ikhtiar pemeliharaan kesehatan, utamanya yg sdh memiliki penyakit kronis, sebaiknya ikhtiar siapkan obat dan ikuti protokol menjaga kesehatan yg ditunjuki ahlinya.
     b. Sejauh mungkin, sesuai kesanggupan, persiapan segala sarana pendukung ibadah shaum. idealnya, persiapan logistik.......

Ingat masa masih remaja dulu di kampung halaman. Ketika itu blm musim pakai kompor, apalagi kompor gas, kompor minyak tanah aja belum umum. Memasak makanan pakai kayu bakar. Awal Sya'ban sdh menyiapkan dan menjemur kayu bakar untuk Ramadhan agar nanti bulan Ramadhan tdk ada kegiatan physik yg berat cari kayu bakar. Bgt  juga bahan2 yg akan dimasak, sudah dibuat tepung beras dan tepung beras ketan dll.

Nah kalau "bibit"  shaum ini tlh disiapkan, langkah ke 2  menyiapkan penyediaan lahan:

Ad 2. PENYEDIAAN LAHAN.
Tersedia lahan berupa
1. Shaum itu sendiri
2. Shalat berjamaah di masjid mulai rawatib dan juga qiyamul lail (sayangnya lahan yg satu ini tahun ini tak dpt ditanami di bbrp tempat karena mencegah meluasnya wabah...........)
3. Tadarus dan mengkaji Al-Qur'an dan ilmu agama.
4. Memperbanyak shadaqah, infaq
5. Nanti akhir Ramadhan zakat fitrah.
6. Banyak juga yg berzakat harta di bulan Ramadhan sbg hitungan tahunnya.

AD 3, 4 s/7 ........اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
menyusul...........................(terlalu panjang bila dijadikan satu artikel)

Berkenaan dg ad "1.b", SAYA MOHON MAAF LAHIR dan BATHIN.
Saya yg sering mengunjungi para pembaca dg artikel2, dg sdh saya publish sampai hari ini 616 artikel, adlh pasti ada terbuat salah tulis yg mungkin mengusik perasaan diantara pembaca. Percayalah, kalaupun terjadi itu tdk disengaja. Sekali lagi MOHON MAAF LAHIR dan BATHIN.

Sesungguhnya Allah memerintah memberi maaf, bahkan nilai memberi maaf lebih tinggi dari shadaqah yg ......

قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ وَا للّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun."
(QS. Al-Baqarah ayat 263).

Smg Allah, sgr menghilangkan wabah virus korona ini, agar ummat Islam dpt melaksanakan Ibadah Ramadhan sebaik-baiknya.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 30 Sya'ban 1441.H.
23 April 2020.

Tuesday 21 April 2020

WASPADA MUSIBAH

Siapapun kita mendapatkan kesempatan yg sama hidup di dunia ini yaitu sehari semalam 24 jam. Aktivitas masing2 lah yg membedakan alokasi waktu itu terasa singkat atau panjang.

Stay at home dlm upaya memutus penyebaran virus Korona ini misalnya; juga di rasakan beragam oleh masing2 individu, masing keluarga.

Dalam keadaan normal saya alokasi waktu itu dirasakan tergantung:

* Tingkat kemakmuran masing2  lah yg membedakan alokasi waktu itu menyenangkan atau sangat menyedihkan.

*Faktor usia juga menentukan, manula beda dg usia enerjik, ketika memanfaatkan waktu.

*Kesehatan besar sekali perannya dlm merasakan waktu.

*Kadar kemampuan masing2 bersyukurlah menentukan bahagia atau tdk bahagia kehidupan masing2 sepanjang hari selama hidup ini.

Kadang dlm mengejar sukses, mengejar karier, mengejar cita-cita banyak  yg lupa bahwa dlm waktu 24 jam sehari semalam dpt saja terjadi apa yg diingatkan Allah di 3 ayat berikut:
اَفَاَمِنَ اَهْلُ الْـقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَّهُمْ نَآئِمُوْنَ
"Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?"
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 97)
اَوَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَّهُمْ يَلْعَبُوْنَ
"Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?"
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 98)
اَفَاَمِنُوْا مَكْرَ اللّٰهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 99).

Warning Allah di 3 ayat ini seharusnyalah manusia semua senantiasa waspada bahwa dlm waktu 24 jam yg kita ada didalamnya bencana dpt saja terjadi.

Bencana/siksa baik menimpa diri pribadi, keluarga, kampung/desa, kota dan negara bahkan dunia ini. Contoh sekarang, mewabahnya virus Korona.

O.k.i. apapun kegiatan kita dan apapun status sosial kita. Pilihan kita adalah berserah diri kpd Allah. Dan selalulah waspada dg tetap menyandarkan diri kpd Allah; sebab bencana/siksa dpt terjadi kapan saja tak peduli kita sdg terlena dlm kesuksesan dan suka cita, atau dlm keterpurukan dan duka nestapa.

Virus Korona yg ndak dpt diliat kasat mata itu, bgt menghebohkan dunia. Mungkin salah satu hikmahnya mudah2an lah  orang yg tak percaya Allah yg Maha Ghaib jendela hatinya terbuka, jadinya percaya akan maha hebat kekuasaan Allah.

Virus tak kasat mata saja dpt merontokkan pertahanan negara yg bgt kuat sekalipun. Memang wujud virus ini biarpun tak terlihat kasat mata tapi tampak dg alat modern, sdgkan Allah dg alat se modern apapun tak kan nampak oleh mata, kecuali hanya dpt dilihat dg "Iman".

Bagi yg pernah melecehkan iman kpd Allah, kpd hari akhir, ini bukti membuat insyaf dan bertaubat.
Musibah ini;  bukti nyata bahwa manusia itu lemah tak mampu berbuat apa2 atas kekuasaan Allah.

Negara yg menindas sesama ummat manusia ingin menguasai bangsa lain. Negara yg menindas warganya sebangsa hanya karena berbeda keyakinan dan etnis;,,,,, berhentilah. Selanjutnya bertekad untuk bersama-sama memakmurkan dunia ini.

Allah memang hiasi dunia ini tdk hanya dg satu ummat saja.
وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ لَجَـعَلَـكُمْ اُمَّةً وَّا حِدَةً وَّلٰـكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَاۤ اٰتٰٮكُمْ فَا سْتَبِقُوا الْخَـيْـرٰتِ
Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. At-Taubah 48.

Dengan demikian, ummat manusia yg berbeda bangsa dan suku, berbeda agama dan keyakinan;  Allah kehendaki (merujuk ayat di atas) adlh untuk "berlomba-lombalah berbuat kebajikan".

Demikian smg ada manfaatnya.
Hari ini tinggal beberapa hari lagi kita bagi kaum muslimin dunia akan melaksanakan ibadah Ramadhan yaitu berpuasa dg segala amalan2 penyertanya. Smg Allah mencabut musibah ini diseluruh dunia agar ummat Islam di bumi ini dpt ibadah Ramadhan dg se-baik2nya.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 29 Sya'ban 1441.H.
22 April 2020.

Sunday 19 April 2020

SE IRIS merusak BISNIS.

Penjual daging sapi di suatu pasar tradisonal sdh berdagang berbilang tahun, pelanggan dikelompokkan 4 pembeli:
1. Pembeli sesekali,
2. Pembeli tetap setiap hari,
3. Pembeli tetap berkala (bbrp hari sekali atau sepekan sekali).
4. Pembeli musiman (menjelang hari raya keagamaan).

Kelangsungan usaha seorang penjual, sangat tergantung pembeli. Bila mana saban hari banyak pembeli, untung didapat modal bertambah. Namun jika dari hari ke hari pembeli terus berkurang, dalam tempo tak terlalu lama akan terpaksa berhenti berdagang.

Dmkn juga penjual daging Sapi di  pasar tradisional tsb, sdh pengalaman bertahun-tahun di lokasi suatu pasar, ybs membuat perencanaan stok daging harian di hari-hari tertentu, atas dasar rata2 volume penjualan.

Beberapa bulan terakhir  si abang daging heran, pelanggan yg biasanya sbg pembeli tdk mampir ke lapaknya. Pelanggannya banyak pindah belanja di penjual daging  bbrp lapak darinya. Padahal dia stok dagingnya sdh dipadan sesuai kebiasaan.

Rupanya masalahnya soal "SEIRIS".

Sbg pedagang daging sapi sdh puluhan tahun dg sekali iris hampir dpt dia memastikan berapa jumlah daging yg akan dinaikkan ke mangkuk timbangan. Bila pelanggan beli daging seperempat kg misalnya, sekali iris hampir pasti pas, atau banter kurang sedikit.

Beberapa bulan terakhir ini untuk menambah keuntungan; si abang daging, kpd setiap pelanggan membeli dg berat tertentu (umpamanya seperempat kg), diirisnya pertama kali 225 grm sesuai klas daging yg ditunjuk pembeli, kekurangan 25 grm diiriskan lagi daging kwalitas dibawah dari yg ditunjuk pembeli. Melalui langkah itu si abang daging dpt menjual daging kw 2 kebawah, secara bersamaan dan proporsional ikut ke daging kw 1. Setiap penjualan 1 kg daging kw 1 dia dpt mencampur 4 x 25 grm = 100 grm daging kw 2.  Benar juga kalau terjual 10 kg daging kw 1 katut laku 1 kg kw 2, kw 3 dstnya.

Kebijakan niaga si abang daging menambah keuntungan, memang. Sebab daging kw 2 apalagi 3 harganya dibawah kw 1.
Tetapi akibatnya satu persatu pelanggan berhenti sambil menceritakan pengalaman "seiris daging" kpd sesama pelanggan.

Si abang ndak tau bahwa dlm bisnis perlu dipelihara PELANGGAN SETIA.
Pelanggan setia akan bersikap "4 M":
1. Membeli berulang-ulang; jadinya,  jadi pelanggan tetap.
2. Memberi tau calon pembeli baru, dg informasi yg positip akhirnya jadi pelanggan tetap.
3. Membela; jika misalnya ada sementara pihak menyebar informasi hoax ttg bisnis yg di-setiai-nya.
4. Mikir-mikir kalau mau beli ditempat lain, kecuali tempat langganan sdg tdk tersedia.

Si abang mengecewakan pelanggan, konsekwensinya pelanggan menceritakan pengalaman ke sesama pelanggan dan bahkan ke calon pelanggan.

Kalau abang daging ini berdagang atas dasar syar'ie, tidak berani mencampur kw 1 dg kw 2 dstnya kecuali sejak akad semula pembeli memang pesan kw 2 dstnya dmksd, tentu harganya beda (lebih murah)
Allah SWT berfirman:
ْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَآءَهُمْ ............َ 
"....................Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun.........."
(QS. Al-A'raf: Ayat 85)

Kalau si abang daging, atau siapapun pedagang, pebisnis,  memegang teguh pedoman berniaga berdasarkan tuntunan agama, insya Allah akan dpt mempertahankan pelanggan SETIA.

Pelanggan setia inilah yg memperkuat akar bisnis, bisnis apapun. Untuk mencari pelanggan baru, perjuangan hrs lbh gigih, mungkin juga biaya akan lebih tinggi, ketimbang memelihara pelanggan lama yg setia.

Dlm transaksi di waktu normal, pembeli menyaksikan barang dan timbangan barang yg akan dibeli.
Di era PSBB, kami di Jakarta kalau belanja Ikan, daging, sayur dan bumbu dapur, di pasar tradisional-pun menggunakan sarana W.A.
Kini penjual diuji ke jujurannya, agar tdk ditinggalkan pelanggan.

Rasulullah mengingatkan (HR Muslim)
 مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّى »
(barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami).

Dmkn sekilas kecurangan. Sedikit saja; hanya SE IRIS dapat menghancurkan BISNIS. Ini dpt dijadikan tamsil untuk bisnis apapun, untuk kegiatan apapun bila di dalamnya ada ketidak jujuran maka akan berujung kpd ketidak beruntungan.

Ramadhan 1441 H. tinggal hitungan hari dari sekarang. Salah satu pelajaran yg mestinya dipetik dari shaum (puasa), adlh kejujuran. Keluarga dirumah yg sahur bersama ndak bakalan tau bila si Bapak siang harinya masuk di restoran bertabir. Bila tidak dilandasi ke jujuran, si Bapak yg masuk restoran bertabir tadi, sampai dirumah berbuka puasa lagi dg keluarga.

Smg Ramadhan tahun ini dpt dijalani ummat Islam dlm keadaan nyaman, aman, terbebas dari wabah virus Korona. Agar dpt beribadah maksimal.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 27 Sya'ban 1441.H.
20 April 2020.

Tuesday 14 April 2020

Dialog imajiner ROH dan JASAD

Sejak ndak boleh keluar rumah, stay at home terkait korona,  jalan pagi setiap hari sejaman jadinya terhenti. Hanya berjemur di pelantaran tempat jemuran di lt 3. Tempatnya ndak luas, ndak kena buat jalan2, praktis hanya buat berjemur.

Beberapa tahun ini amalan jalan di bawah sinar matahari sblm pukul 10 an cukup menyegarkan. Nampaknya dpt ngendalikan diabet yg hinggap 20 thn lalu.

Pintu kereta resmi berpalang pintu sekitar 300 mtr dari rumah. Guna menapaki sejaman jalan pagi supaya ndak bosan, melewati pintu kereta lanjut ke jalan protokol. Menyusuri trotoar keliling, sampai lagi ke rumah sdh 45 menit, tinggal nambah 15 menit mutar di kompleks.

Nyebrang ke rumah  selain di pintu berpalang resmi, ada juga pintu tak resmi yg biasa digunakan penyeberang pejalan kaki. Pintu ini k.l. 20 mtr dari rumah. ....
Singkat memang, tapi cukup berbahaya karena rel ganda. Satu dari arah Utara ke Selatan dan satunya dari arah sebaliknya. Tanpa bunyi lonceng tanda kereta akan lewat.

Sbg ilustrasi keberbahayaannya nyebrang pintu tak resmi, saya pernah mengalami. Toleh kiri-toleh kanan,  yakin hanya satu rangkaian kereta yg lewat, dari utara...... Awakpun bgt rangkaian kereta lewat melangkah nyebrang........
Baru saja melewati jalur yg barusan dilewati kereta, tau2nya rangkai kereta dari selatan sdh hampir lewat. Entah bgmn tadi ketika toleh kiri toleh kanan kereta dari selatan ndak terlihat dari kejauhan.....

Isi dada rasanya hilang, jantung berdetak kencang. Untung reflek masih ada, tarik langkah dan tertegun berdiri tak jauh dari badan kereta api berlari kencang. Terpaan anginnya, refleks mata di pejamkan hidung ditutup.

Sampai dirumah, tinggal lemas, lunglai sambil minum air untuk pengurang stres, hampir jadi almarhum. .......

Dalam renunganku stlh nafas normal:

Pertama; bahwa kalaulah sampai ku ketabrak kereta, mungkin Roh ku akan menyesali diriku; "kurang ikhtiar". Wong ada pintu kereta resmi berpalang pintu, dijaga petugas, didahului tanda bunyi sblm palang pintu di tutup. Kenapa tidak lewat pintu itu saja, lbh aman. Biar agak repot sedikit lantaran jauh 300 berbanding 20 mtr.

Kedua; Mungkin Roh ku akan mengatakan; "itu sudah taqdir". Sblm nyebrang kau kan sdh ikhtiar, toleh kiri toleh kanan, kau kan tak lihat ada dari kejauhan kereta dari selatan ndak terlihat olehmu. Itu kan tak senganya namanya.

Ketiga; atas dialog Roh yg kedua aku mungkin dpt katakan kpd Roh;
Ku akui bahwa aku kurang ikhtiar, seperti anda (Roh), katakan,..... tetapi begini saja untuk menilai diriku matiku bunuh diri atau bukan bunuh diri:

a. Kalau ketika kereta pertama dari utara itu lewat kmdn aku sengaja membenturkan diriku ke badan kereta, atau ketika beberapa detik kereta akan lewat sengaja ku nyebrang, itu aku tergolong bunuh diri. Karena aku tau, tlh melihat kereta itu akan lewat.

b. Umpamanya aku tertabrak kereta yg kedua dari selatan, Roh dan Jasadku terpisah mrpkn  taqdir. Karena benar2 tidak melihat.

Kejadian bbrp tahun y.l. di pintu kereta tdk berpalang itu menginspirasi ku,...... dg merebaknya wabah virus yg di namai Korona.

Jakarta menerapkan PSBB sejak Jum'at 10 April 2020. Jasadku sudah terbangun 70 tahun dimana didalamnya ada Roh. Kusadari bahwa di jasadku ada pula penyakit kronis seperti kukemukakan di atas. Kata ahli kesehatan, orang yg seusiaku dan punya penyakit kronis diabet, rentan thdp virus ini dan daya tahan tubuhnya lemah. Banyak case bila tertular Korona,  tak tertolong kelompok ini.

Oleh karena itu sdh sejak 20 Maret 2020 sblm diterapkannya PSBB  di Jakarta aku sdh berikhtiar tdk lagi keluar rumah.

Langkah itu kulakukan justru menyadari bahwa, Jasadku adalah Allah yg membangun, jadi milik Allah. Roh juga Allah yg memberikan ke jasadku diusiaku 120 hari dlm kandungan Ibuku, jadi Roh ku Allah juga yg empunya.

Namun aku harus pelihara sebisa mungkin Jasad milik Allah ini, agar tidak ditegur Roh ku seperti dalam DIALOG IMAJINER dg Jasad ku nanti, seperti yg ku coba mengibaratkannya.

Umpamanya ku bersikap tetap aktif keluar, tdk mengindahkan ketentuan stay at home sbg ikhtiar ikut berpartisipasi memutus mata rantai penyebaran virus Korona. Boleh jadi bila sampai tertular, aku oleh Roh ku dlm dialog dikelompokkan seperti "ketiga a".

Memang maut pasti datang tak ada yg dpt mengelak. Musibah adlh taqdir Allah. Namun sbg manusia hrs berikhtiar untuk menuju taqdir Allah yg lbh baik.

Sikap berdiam diri dirumah dlm ikhtiar memutus mata rantai penyebaran virus, inipun cukup berdalil seperti banyak diungkap oleh para ustadz2 di TV dan Medsos.

Petunjuk umum ttg wabah dari Rasulullah menurut hadits Buhkari dari Abdurahman bin Auf. Barangkali hadist ini dpt dijabarkan untuk physical/social distancing.

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)

Menarik sikap  Amru bin Al-Ash, menyikapi wabah Tho'un Amwas di Syam. Wabah sedang berjangkit didlm kota. Untuk memutus penyebaran wabah  Amru bin Al-Ash sbg pengganti 2 orang gubernur pendahulunya wafat kena wabah itu, dg mengajak rakyat berpencar ke atas gunung2. Dlm kisah itu dua orang pemimpin pendahulunya yg wafat terkena wabah yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah dan Muadz bin Jabal.

Dmkn sekedar renungan dlm ikhtiar menyikapi wabah virus yg dijuluki Korona ini.  Mari tak henti2nya selain ikhtiar, kita berdo'a smg Allah sgr hilangkan virus ini dari muka bumi agar kita dpt lbh banyak beramal kebajikan dan lebih aman dlm beribadah.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
21 Sya'ban 1440.H.
14 April 2020.

Sunday 12 April 2020

MEMINTA versi Burung CENCALE

Masa kecil ku blm se canggih kini, radio saja yg punya jarang2. Bgt juga listrik blm masuk desa. Paling senang bila bermalam/nginap di rumah Datuk, sekitar 10 Km, cukup jauh ukuran dahulu dari rumah Ortuku, dpt dibilang desa. Listrik jalan di kampung Datuk belum ada seperti di sekitar rumah Ortuku.

Bgt malam tiba rumah Datuk hanya diterangi lampu Pelita. Paling senang tidur dekat Datuk. Selain hilang dari rasa takut juga asik mendengar dongeng sampai tertidur.  Dongeng2 Datuk banyak yg bermuatan nasihat, bermakna: bgmn nanti dlm bergaul, sikap yg seharusnya dlm berkomunikasi dll.

Dongeng2 itu kadang tidak logis, misalnya hewan dapat ngomong, bahkan ngomong antar hewan lain species. Tapi sekali lagi, stlh direnung sekarang, ada pesan moral yg dalam di dalam tu dongeng.

Burung CENCALE (dulu jaman kami SR untuk ejaan melayu agar membacanya pas penuturan setempat, huruf "E" diberi garis dibawah, maka bunyi huruf "E"   diucapkan dg gigi merapat tertutup) itu nama burung dlm dongen Datuk.

Salah satu diantara sekian banyak dongeng Datuk:
Di suatu musim paceklik semua hewan pemakan biji2an sulit mencari makan. Pohon2 banyak yg meranggas. Termasuklah burung CENCALE sulit mendptkan makanan.

Induk Cencale punya dua ekor anak beranjak remaja, si Julak dan si Bungsu. Kesulitan makanan sdh dmkn membuat tembolok kempes. Julak dan Bungsu tiap hari merengek terus, padahal sdg kuat2nya makan.

Disaat yg sdh kepepet Induk CENCALE, menyuruh si Julak untuk meminjam padi ke TIKUS GANTUNG. Dinamakan "Tikus Gantung", Tikus ini sejenis Tikus yg hari2 mainnya dipohon. Untuk mudahnya disebut Tikus Gantung, sebab mainnya di atas pohon bergelantungan. Rumah Tikus Gantung tetap di lobang dlm tanah. Lobang dlm tanah sekaligus dijadikan gudang nyimpan persediaan makanan. Beda dg burung Cencale ndak nyetok makanan. Rezeki Cencale hari ini habis ini hari juga, besok cari lagi.

Betul2 sdh habis ikhtiar, berangkatlah hari itu si Julak disuruh ibunya mohon pinjaman Padi ke Tikus Gantung betina. Ketika ketemu, Julak pun menyapa Tikus Gantung betina:

"Hai Nek Tikus Gantung, disuruh Mak ku meminjam Padi".

Tikus Gantung betina menjawab:
Enak aja mau pinjam, ........
Bilangkan ke mak kau,........
Aku ndak malas cam mak kau.....
Orang nebas aku ikut nebas.....
Orang nandur aku ikut nandur....
Orang nggurun aku ikut nggurun...
Hanya orang membakar jak ku masuk lobang.........

Ndak macam Mak kau .....
Tiap hari cuma ngoceh .......
Loncat loncat kesana kemari .....
Cuma membanggakan bulu di dade...

(bulu dada burung Cencale ada warna putih indah di atas tembolok).
(Cencale burung yg loncat2 dan berkicau cukup rame utamanya pagi hari).

Soal bulu dada dan kicauan Cencale ini yg di singgung Tikus Gantung betina sbg bahan ejekan.

Al hasil dg tangan hampa si Julak melapor ke induknya sambil nangis....

Induk burung Cencale bertanya ke si Julak, bgmn caramu ngomong. Si Julak ngulangi caranya ngomong. Juga menirukan jawaban Tikus Gantung betina, ngejek, menghina Induknya.

Besoknya si Bungsu di suruh Induk nya mencoba lagi menghadap Tikus Gantung betina, dg diajari induknya cara ngomong.

Betul juga esok pagi si Bungsu ketemu Tikus Gantung betina di sedahan pohon. Si Bungsu menyapa sambil berdendang.

Nek ayu nek ti.
Duduk berjuntai kaki.
Bulu ikal bakal di beauty.
Disuruh Mak meminjam padi.

Rupanya Tikus Gantung betina merasa tersanjung kmd menjawab:

Eee nak manis dari mana datang.
Suaramu  merdu lagian lantang.
Ambil lah cupak ambillah Gantang.
Kalau habis nanti silakan datang.

(Cupak/Gantang; alat takaran padi. secupak = 1/4 Gantang).

Naah........ singkatnya diplomasi si Bungsu berhasil

Rupanya dg bahasa si Julak yg to the point tak mengena untuk minta pinjaman.

Ternyata untuk meminta,.... perlu lemah lembut sopan, sbg adab meminta atau memohon. Seperti yg dilakukan si Bungsu.

Ini rupanya muatan dongeng Datuk. Nanti kalau cucu2 beliau besar hrs pandai2 berkomunikasi. Apa lagi untuk meng gol kan suatu maksud.

Bagi kita ummat2 beragama tentulah punya adab bgmn cara berdo'a,  dg santun, merendahkan diri, penuh harap. Agama Islam, meminta ke pada Allah juga haruslah dg sopan santun.

Allah mengajarkan ketika meminta kepada Allah (berdo'a), adabnya a.l:
1. Harus dg rendah hati.*
2. Harus dg suara lembut.**
3. Harus dg rasa takut kpd Allah.***
4. Harus dg penuh harap.****
refer Al-'Araf 55 dan 56:
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut.
 وَا دْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًا
Berdoalah kepadaNya dg takut dan penuh harap.

*"Rendah hati" dlm pengertian menyerahkan diri kpd Allah, karena hanya Allah yg berkuasa atas segala sesuatu. Mungkin kata "MELAWAN", hrs diselaraskan dengan makna "rendah hati" ini misalnya dg kata: "Kita bersama berikhtiar menghindari ........ semoga dg izin Allah akan berhasil".
**Suara lembut; tentu dg tdk berteriak2, apalagi kini kita dlm rangka "stay at home", ibadah di rumah. Di kala shalat tahajud saat2 waktu baik berdo'a. Alangkah ........ jika dengan suara keras, malah khawatir justru .....mengganggu orang lain .... dan .... terperangkap riya.
***Takut kpd Allah, tentu ingat dosa dan mhn ampunan....taubat, berusaha untuk tdk mengulangi dosa2.
****Penuh harap, bahwa yakin do'a di ijabah Allah. Yakin hanya Allah yg sanggup mengabulkan do'a, dg cara Allah.

Berkenaan dg itu mari kita berdo'a, agar wabah yg sdg melanda dunia sekarang ini dihilangkan Allah. Kita tdk tau do'a siapakah diantara kita yg diijabah Allah. Mari masing2, berandil ikut berdo'a.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.

Friday 10 April 2020

Ikhtiar, Berserah diri dan Berdo"a.

Penduduk Makkah ndak tau bahwa yg menghancurkan tentara bergajah Abrahah nama Burung itu adalah Burung Ababil. Merekapun ndak tau bahwa senjata burung2 itu berupa batu. Suku Quraisy penghuni Makkah waktu itu juga tak tau batu yg dibawa burung2 itu panas membakar stlh dibidikkan ke pasukan Abrahah.

Orang yg bakal memberitahukan detail mengenai burung2 tsb yaitu nabi Muhammad s.a.w., baru terlahir 50 hari stlh peristiwa itu. Nabi Muhammad saw stlh diangkat menjadi Rasul barulah diberi tau Allah bahwa yg dikirim Allah itu namanya burung "Ababil". senjatanya "batu".
Batu tersebut stlh dilepaskan dari mulut dan kedua kaki burung ditujukan kesasaran,  memiliki daya pemusnah yg luar biasa.

Allah memberitahukan tentang pasukan burung Ababil melalui surat al-Fiil. surat ke 105 dlm 5 ayat.

Kalau disimak dari peristiwa ini, bahwa Allah menurunkan bantuanNYA stlh pemimpin Quraish Abdul Muthalib MENYERAH ndak mampu melawan lagi dg daya dan logika yg dimiliki. Kakek Nabi Muhammad saw itu dikesempatan terakhir di depan pintu Ka'bah menyerah kpd Tuhan, terkenal dg do'a penyerahan diri beliau sbb:

Yaa rabbi la arjuluhum siwaakaa =
Ya Tuhanku! Tidak ada yg kuharap selain Engkau.

Yaa rabbi famna' min hum himaakaa = Ya Tuhanku! Tahanlah mereka dengan benteng Engkau.

Inna 'aduwwalbaiti man 'aadaaka = Sesungguhnya yg memusuhi rumah ini adalah musuh Engkau.

Innahum lab yaqanharuu quwaa kaa = Mereka tidak akan dapat menaklukan kekuatan Engkau.

Slth berdo'a menyerah diri kpd Tuhan, diajaknya seluruh rakyat Makkah menyingkir ke bukit2 disikitar Ka'bah. Melihat dari jauh bgmn kedigdayaan pasukan Gajah meruntuhkan Ka'bah.

Yg terjadi adlh beribu burung datang tiba2 melemparkan sesuatu, singkatnya porak poranda, luluh lantak tentara Abrahah.

Kuncinya sepertinya adlh:
1. Logika; Abrahah terlalu kuat untuk dilawan (tak mungkin).
2. Ikhtiar; Negosiasi sdh tak mungkin, tinggal menghindar.
3. Berserah diri kepada Tuhan, dg berdo'a.

Do'a diijabah,........... dlm bbrp saat saja pasukan yg dmkn besar kuat dan terorganisir musnah.

Contoh kedua; Ihktiar dan do'a.
Perang Badr dg kekuatan pasukan tak imbang, Nabi Muhammad saw dan sahabat berikhtiar, mereka bermusyawah menentukan titik; "mencegat musuh atau bertahan" yg kmdn pendapat sahabat bernama HABAB bin MUNDZIR diterima Rasulullah, ditentukan di Badr.

Selanjutnya Rasulullah berdo'a:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
“Ya Allah Azza wa Jalla, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763)

Dari kedua contoh ini kiranya layak diambil pelajaran bahwa:
1. Ihktiar tetap hrs dijalankan
2. Bukan MELAWAN,  tapi MENYERAH  diri kpd Allah. Di dlmnya tentu tersirat makna mhn ampun dan menyatakan tidak ada kekuatan yg dpt menolong kecuali Allah.
3. Sambil BERSERAH diri itu, berdo'a mhn pertolongan Allah.

Kembali seperti do'a Abdul Muthalib diijabah Allah pada detik2 yg sdh menegangkan. Dkmn juga do'a Badr pun dikabulkan Allah, ketika perang sdg berkecamuk.

Bgt mungkin yg hrs dilakukan seluruh ummat yg percaya adanya TUHAN, Ber-SERAH dirilah kpd Allah dalam IKHTIAR dan DO'A.

Bagi ummat Islam seluruh dunia mari bertaubat dan berdo'a.

Yaa Allah,....... Ramadhan yg kami nanti-nanti tinggal hitungan hari.

Yaa Allah ampuni dosa kami di Jakarta tidak melaksanakan shalat Jum'at berjamaah di masjid2 untuk ikhtiar kami memutus penyebaran wabah ini. Smg di bagian lain di Indonesia, dunia ini masih ada ummat Islam yg dpt shalat Jum'at berjamaah di masjid2 dan kabulkan do'a mereka.

Yaa Allah tolong di Ramadhan nanti jangan Engkau tutup Rumah2mu (masjid2). Kami ingin seperti Ramadhan yg lalu memakmurkan masjid2 dg lebih intens berjamaah 5 waktu, dg shalat malam berjamaah, dg mengaji dan mengkaji Alqur'an dan ilmu agama.

Yaa Allah perkenankan kami  berzakat, berinfak, bersedekah, melaksanakan amalan sunnah lainnya di bulan suci Ramadhan.

Yaa Allah perkenankan kami menutup Ramadhan dg shalat Idul Fitri mensyiarkan agamaMu.

Yaa Allah izinkan lagi kami meningkatkan ukhuah dan silaturahim ssdh Ramadhan nanti.

Yaa Allah hanya kpdMu kami berserah diri dan memohon ampun serta berdo'a.

Yaaa Allah untuk itu semua, demi kekuasaan MU dan Ramadhan yg agung dan suci, tolong hilangkan wabah dan musibah virus yg kami tak mungkin mampu MELAWANnya ini, kecuali hanya Engkau jua yg mampu menghentikannya.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jum'at 17 Sya'ban 1441 H.
10 April 2020.

Wednesday 8 April 2020

"Tak JUM'ATan Karena KORONA"

Berkenaan dg physical/social distancing guna memutus mata rantai penyebaran virus Korona, masjid di sekitar kediamanku sdh 3 Jum'atan tdk malaksakan shalat Jum'at.

Selama hidupku stlh ku sanggup mengingat, hal begini blm pernah terjadi. Andaikan bisa membangunkan eyangnya eyang buyut dari kuburnya, rasanya pengin nanya: "zaman beliau2 yg NB dijajah bangsa lain apa pernah terjadi libur
Jum'atan". Jawabnya mungkin tidak pernah Jum'atan libur.

Keadaan ini memang lebih khusus, para ulama2 kenamaan yg memberikan keyakinan bahwa di situasi seperti ini seharusnyalah shalat Jum'at berjamaah di masjid diliburkan, dg maksud sprt di awal tulisan.

Betapa tidak, virus Korona,....... yg namanya virus kan ndak kelihatan. Kita ndak dpt tau jamaah yg datang jum'atan walau segar bugar apa di tubuhnya, di tangannya, partikel di nafasnya, di jidadnya melekat virus yg siap pindah dan membiak ke orang lain.
Ok lah jamaah di jarangkan misalkan berjarak 2 meter. Eee kalau ybs di jidadnya ada virus, ditangannya ada virus, dikakinya ada virus, logikanya ketika dia sujud pindahlah virus ke keramik atau dari sajadahnya ke keramik lantai masjid dst menggelinding.

Waduuuh seraaam yaaa. Begitu logika manusia. Ada yg bilang "kalau Allah tak kehendaki ndak kan apa2". Benar statement tsb., tapi kita2 ini sbg manusia selagi dpt menghindar lbh baik menghindar. Karena kita ndak tau kehendak Allah buat "kita orang" seperti apa.
Kalau tdk dpt lagi apa boleh buat, makanya dlm case seperti ini Rasulullah memberi petunjuk:

Disarikan dari hadits berikut. Sebaiknya kita tidak ngumpul, diam ditempat. Dalam hal ini kita ndak tau apakah kita atau orang lain sdh terpapar:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Kadar iman sering turun naik, begitu pula kadar taqwa. Shalat Jum'at adlh saat berhimpun orang beriman untuk me-NGECAS kembali imannya untuk menuju ke taqwaannya; stlh dipake sepekan.  Karena demikian pentingnya Taqwa bagi orang beriman, berulang kali diingatkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an. 

Allah mengingatkan akan hal Taqwa, dapat diambil makna bahwa beriman dan bertaqwa itu sendiri;  terpisah.

Misalnya dalam banyak ayat dikatakan “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah …………”.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ
Kalau begitu orang yang beriman belum tentu taqwa, tetapi orang yang taqwa tentulah karena dianya beriman. Pengertian selanjutnya bahwa dalam kehidupan beragama tak cukup hanya beriman saja, tetapi haruslah bertaqwa.

Para ustadz sering, untuk memudahkan pengertian, taqwa diartikan “mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah.

Mengerjakan segala perintah dengan titik tekanan SEMAMPUNYA, sedangkan menjauhi larangan Allah dengan titik berat SEKUAT TENAGA”.

Begitu pentingnya akan perihal Taqwa tersebut, ummat Islam (terutama yang lelaki) sepekan sekali shalat Jum'at. Di khotbah Jum'at diingatkan oleh Khatib Jum’at mengenai peningkatan ketaqwaan tersebut. Bahkan Khatib WAJIB berpesan mengenai taqwa itu, karena menjadi SYARAT KHUTBAH diantara syarat yang LIMA untuk syarat Khatib berkhutbah. Jika pesan taqwa itu tidak tersampaikan maka tak terpenuhi syarat Khatib berkhutbah.

Nah kembali ke virus Korona; kitapun mengerjakan perintah semampu kita. Tidak dapatnya kita ke masjid Jum'atan bukan bermaksud ingin melalaikan, bukan menganggap ringan kewajiban itu, tapi kondisinya berdasarkan ilmu manusia cukup membahayakan.

Menurut Ustadz ..... ada kaidah fiqih yang berbunyi:

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ

“Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada Mengambil sebuah kemaslahatan.”

Menurut ilmu manusia d.h.i. ahli kesehatan bahwa di kondisi mewabahnya virus Korona, kita ndak boleh berkumpul, jaga jarak. Agar tdk tertular atau menularkan.

Naah kalau bgt patut kita camkan
Al-Baqarah 195.
 وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ  ۛ  وَاَ حْسِنُوْا

"dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri",

Kalau Jum'atan kan harus ngumpul........ 
Ada yg ngusulkan; nanti jamaah di jarangkan, sblm masuk diperiksa suhu, disediakan cuci tangan (hand sanitizer). Anak2 dibatasi masuk.

Perlu diketahui, mengatur orang banyak itu tdk mudah. Sudah diumumkan aturan2 tsb misalnya,.......... insya Allah masih saja yg tdk mentaatinya. Buktinya sdh diwanti-wanti tidak saja tertulis tapi di umumkan sblm khatib naik mimbar bahwa HP harus di silent kan atau di matikan....... Eee pas khatib sdg serius khotbah kadang ada HP yg bunyi; lagu dang dut pula.

Mungkin dpt sbg penghibur bahwa wabah virus inikan sbg sesuatu yg menghalangi shg kita ndak dpt beribadah shalat Jum'at sbgmn biasa, barangkali hadist ini dpt sedikit menghilangkan kesedihan kita.

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari).

Insya Allah bagi yang saban Jum'at tak pernah absen, kecuali beralasan syari'e, mudah2an Allah tetap mencatat pahala shalat zuhur kita di rumah sbgmn shalat Jum'at kita di masjid. Aamiin.  Sambil berdo'a smg Allah mengampuni.

Semoga Allah segera menghilangkan musibah virus korona ini dari muka bumi, agar ummat Islam dpt melaksanakan ibadah Ramadhan dg sebaik-baiknya. Aamiin.

Aamiin. Barakallahu fikum,
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
Jakarta 15 Sya'ban 1441 H.
8 April 2020.

Sunday 5 April 2020

MENGACA diri dari KORONA

Jenuh memang, kalau sdh terbiasa beraktivitas suruh berdiam di rumah. Ketika masih ngantor dulu, banyak diantara pembaca yg berperilaku; misalkan sakit di suruh istirahat dokter 3 hari, kalau dua hari udah enakan, hari ketiga masuk kantor. Bukan lantaran rajin, tapi jenuh kalau diam di rumah.

Pembaca..........!  mungkin pernah rawat inap di RS. Ada lho pasien saking ndak betah, merasa udh enakan "pulang paksa", padahal mnrt dokter msh perlu dirawat bbrp lama lagi, hingga betul2 pulih. Pemicunya juga jenuh, manusia perlu beraktivitas.

Berbicara soal aktivitas, sambil di situasi "stay at home" ini baik untuk kita  "Mengaca diri" secara garis besar point2 aktivitas yg pernah kita jalani. Bila perlu sejauh-jauhnya misalnya sejak masih sekolah: es er, es em pe, es em a, perguruan tinggi, masuk dunia mencari nafkah sampailah sekarang.

Dari tahapan aktivitas sekolah sampai dunia kerja, hingga kini itu, selama "stay at home" dpt di review perjalanan hidup selama ini, guna mohon ampun kpd Allah atas segala salah dan khilaf. Waktu sekolah kecurangan apa yg pernah dilakukan. Melalaikan ibadah dll. Waktu kerja kesalahan apa yg pernah dilakukan baik dlm konteks hablum minallah dan hablum minannas.

Ketika putraku  th 2008 pelantikan dan pengambilan sumpah di FK di YK, kbtlan kumewakili Ortu mahasiswa untuk menyampaikan sambutan. Di materi sambutanku, selain terimakasih dan mohon maaf kpd semua pihak a.n. mahasiwa, juga tak lupa kusampaikan mohon titip salam kepada pemilik kantin sekolah, utamanya warung tradisional sekeliling kampus "mohon dihalalkan bila anak2 kami ada makan kue2 atau gorengan yg kurang membayar".

Ku teringat dulu masa sekolah, kadang ada teman yg makan kue/gorengan 4 dilaporkan cuma 2. Kalimat ku itu di respond  hadirin, mahasiswa terlantik/tersumpah, dosen dan undangan dg "geeer"........ ketawa serempak. Ini indikasi hal semisal makan 4 bayar 2 itu mungkin terjadi juga diangkatan putra kami yg dilantik/disumpah itu???.

Lalu kupesankan "ntar bila kalian yg merasa pernah ............,sudah berduit nanti datang lagi ke warung, temui pemilik minta halal benaran dan penalty diri dg memberi tukang warung duit yg lbh besar........ hitung2 bayar hutang + bunganya. Hadirin kembali kompak ketawa serempak ...... ...geeer.
Tapi sekarang saya a.n kalian minta halalkan dulu, sebab umur siapa yg dpt mengukur.

Berdiam diri di rumah sekarang ini dlm rangka Korona, sambil review kehidupan masing2 diri kemudian bertaubat.
Allah mengingatkan, bahwa apalagi amal yg kurang baik,..... kecurangan........, mendzalimi orang......., sedangkan PENDENGARAN, PENGLIHATAN dan HATI NURANI saja akan dimintai pertanggungan jawab di hari perhitungan kelak:

اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا
Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Al Isyra' 36).

Banyak ayat Al-Qur'an yg mengingatkan bahwa Allah tdk lalai dg apa yg pernah kita lakukan:

وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Juga dapat kita jadikan rujukan ketika "stay at home"  seperti  hadits berikut ini:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ: امْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ.

Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, apakah jalan keselamatan itu?”.

Beliau menjawab, “Jaga lisanmu. Tinggallah di rumahmu. Tangisilah dosa-dosamu”. HR. Tirmidziy dan beliau menyatakan hadits ini hasan.

Dari hadist itu ada tiga pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

*Pertama: Menjaga Lisan*

Berkaitan dg virus Korona, hindari kata-kata yang bernada protes atau tidak terima dengan keberadaan covid-19. Sebab yang menakdirkan wabah ini adalah Allah Yang Maha Bijaksana. Lebih baik lisan digunakan untuk berdzikir, berdoa dan membaca al-Qur’an. Juga mendidik keluarga dg tauziah2 agama mumpung pas ngumpul.

Analog dg lisan, sekarang ini dg adanya sosmed; waspada pula awak menukil atau men share berita yang belum jelas kebenarannya. Banyak info yang berseliweran di media sosial yg blm tentu kesahehannya. Jangan sampai awak pula berperan aktif dalam menyebarkan hoaks. Apalagi yang mengakibatkan kepanikan orang banyak.

Pesan Nabi dlm hadits di atas yg;
*Kedua: Tinggal di rumah*

Mengisolasi diri di rumah saat ini adalah sikap terbaik. Dalam rangka upaya menjaga diri dari ketertularan atau menulari orang lain. Sehingga tidak mencelakai diri sendiri atau mencelakai orang lain. Insya Allah keadaan ini hanya untuk sementara waktu saja. Gunakan antara lain Untuk "Mengaca Diri".

Butir ke Ketiga dari hadits di atas *Menangisi dosa*

Kesibukan rata-rata hari-hari "stay at home" ini berkurang drastis. Suasana hening adalah waktu yang pas untuk merenung. Menyadari tumpukan dosa yang menjulang tinggi. Lalu menyesal sembari menangisi dosa-dosa tersebut. Review amal, Mengaca Diri seperti kutulis di atas.

Azab Allah berupa bencana yg dahsyat, merujuk kpd ummat2 terdahulu, terjadi akibat dosa manusia. Sehingga cara mengakhirinya adalah dengan bertaubat kepada Allah.
وَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِۦ فَحَاسَبْنَـٰهَا حِسَابًۭا شَدِيدًۭا وَعَذَّبْنَـٰهَا عَذَابًۭا نُّكْرًۭا
"Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan". (Surat At-Talaq ayat 8).

Ramadhan 1441 H, tinggal hitungan hari. Yaaa Allah yaaa Rabbi. Kasihanilah ummat Islam dibumi ini. Kami ingin Ramadhan nanti dpt lebih meningkatkan amal ibadah kami. Dapat kembali memakmurkan masjid dg shalat 5 waktu, shalat tarawih berjamaah, tadarus Al-Qur'an, mengaji dan mengkaji ajaranMu. I'tikaf dan amalan sunnah lainnya. Tolooong yaaa Allah tarik kembali Virus Korona ini. Jika memang betul ini murkaMu karena kesalahan sebagian ummat manusia. Kami ummat Islam bertaubat mohon ampunan kepada Engkau yaa Allah.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta 12 Sya'ban 1441 H.
5 April 2020 M.
Artikelku yg  ke 608.

Friday 3 April 2020

Celah BERSYUKUR disela KORONA

Andaikan Virus Korona ini terjadi sblm Allah turunkan ilmu INTERNET kpd manusia, belum adanya TV dan komunikasi canggih seperti sekarang; waduuuh betapa ruwetnya kehidupan ini.

Tanpa kecanggihan informasi orang dari tempat epicentrum, datang ke daerah yg masih aman ndak diketahui. Kini masing2 tempat dpt memantau pendatang, lalu di karantina. Bgmn kita tdk bersyukur?

Andaikan blm ada medsos, tentu blm memungkinkan belanja online. Syukurnya kini walau hrs stay at home, dpt belanja dari mulai sembako sampai sayur mayur dan camilan. Bgmn kita tdk bersyukur?

Sbg pekerja formal, biarpun ndak masuk kantor, pekerjaan dpt dari rumah melalui internet.
Bgmn kita tidak bersyukur?

Siswa dan Mahasiswa diliburkan, melalui kecanggihan komunikasi, guru/dosen tetap dpt memberikan pelajaran kpd murid dan mahasiswa melalui internet. Bgmn kita tidak bersyukur?.

Celah bersyukur berikutnya ada sebuah keluarga yg selama ini tdk pernah ngumpul karena dg kesibukan masing2. Kini dpt kumpul shalat berjamaah di rumah, kepala keluarga menjadi imam. Bgmn kita tdk bersyukur?

Semua celah bersyukur ini mengingatkan kita ke firman2 Allah di surat Al-Baqarah 28 dan bbrp ayat surat Arrahman:
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِا للّٰهِ
(Bagaimana kamu ingkar kepada Allah).
فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰن
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Cuma tentunya bagi grobag sayur, pedagang gorengan, putu, bakso, martabak dan pencari nafkah non formal lainnya, sedikit mengalami kesulitan. Namun percayalah Allah mesti memberikan jalan rezeki;

وَمَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. (Hud ayat 6).

Tentulah segalanya akan lbh mudah kalau musibah ini cepat berlalu.

Oleh sebab itu, marilah kita terus bermohon kpd Allah agar musibah virus ini segara di angkat Allah. Diikuti bertaubat. Dengan bahasa masing2. Kita tidak tau mungkin diantara pembaca ada yg do'anya dikabulkan Allah.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jum'at 10 Sya'ban 1441
3 April 2020.

Thursday 2 April 2020

IKHTIAR dan DO'A atasi Korona.

Ketika dilanda wabah Pandemi spt skrg ini sikap bijak yg hrs dilakukan manusia adlh:
1. Ikhtiar untuk keluar dari musibah
2. Mencari sumber wabah.
3. Introspeksi.

ad 1.
Telah dilakukan oleh setiap negara terpapar, termasuk di negara Indonesia tertular sudah...... wong namanya Pandemi. Tapi upaya memperkecil penduduk yg tertular dg serangkaian ikhtiar ....... pembaca sdh dengar tiap hari.

ad 2.
Sumber wabahpun seluruh dunia sdh tau dari mana asalnya, selanjutnya kelihatannya sepakat memberikan dua nama untuk virus ini; Corona dan Covid 19.

ad 3.
Pencarian sumber dimaksud ad 2. untuk sebagian besar pihak hanya sampai di:

*Sumber yg kasat mata,........ mengenalkan wujud mahluk tsb dan bgm cara penularannya.
*Fakta jutaan orang di dunia terpapar, banyak yg menemui ajal tetapi ada juga yg sembuh. 

*Sumber dari landasan logika, sumber dari penelitian ilmiah rupanya virus tsb berasal..........
masuk ke tubuh melalui ......... masa inkubasi .....sekian hari. Yg meninggal karena ........... yg sembuh sebab......... immunitas tubuhnya baik dll.

Tetapi sepertinya mayoritas ilmuan, mayoritas pakar belum mencari sumber dari segala sumber. Sebab dari segala sebab, Yang Maha sumber, dari segala sumber dan Yang Maha penyebab dari segala penyebab.

Mahluk Virus ini siapa yg ciptakan? Mengapa Virus ini diciptakan?
Immunitas tubuh bagi yg sembuh, oleh siapa? Yakin semua pihak sdh tau, tapi kadang berat secara tulus mengakui, seraya merendahkan diri kepada Allah.

Masih sering terdengar, stlh dikemukan langkah2 penanggulangan: ".................... lalu ditutup dg kalimat .............. kita "PASTI bisa".
Sedikit bahkan nyaris atau tanpa melibatkan Yang Maha Penyebab.

Dikisahkan dlm Al-Qur'an Surat Al-Kahfi,Allah menegur Nabi Muhammad s.a.w. lantaran berkeyakinan akan sesuatu yg PASTI, menjanjikan "datanglah besok pagi", kpd penanya ttg: "berapa lama pemuda2 tertidur di gua Kahfi".  Allah menegur:
وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَايْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا 
"Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, Aku pasti melakukan itu besok pagi,"
(QS. Al-Kahf ayat 23). dan
اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ  اللّٰهُ ۖ 
"kecuali (dengan mengatakan), Insya Allah".
(QS. Al-Kahfi ayat 24).

Padahal blm pasti besok pagi Allah turunkan wahyu untuk memberitahukan lamanya pemuda2 tsb tertidur di gua Kahfi. Nabi Muhammad berjanji "Besok pagi" tanpa kata2 insya Allah.

Apatah lagi kita2 ini, bukan Nabi, sepertinya kurang tepat jika menyatakan kata "PASTI" tanpa menyertakan seperti Al-Kahfi 24
اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ  اللّٰهُ

Mungkin selain ikhtiar2 konkrit juga harus banyak yg menghimbau untuk mendekati Yang Maha Penyebab; caranya dengan pendekatan Religi:

Introspeksi diri masing2. introspeksi sbg kelompok masyarakat.
instrospeksi sebagai bangsa.
Dosa apa kiranya membuat MURKA Allah, Yang Maha penyebab sesuatu yg terjadi di bumi dan di langit.

Langkah berikutnya mengoreksi diri memohon ampunan, bertaubat.
Kemudian tutuplah setiap statemen yg memberitahukan langkah penanggulangan dengan insya Allah dan Do'a. Bgt juga masing2 diri, masing2 kelompok masyarakat, masing2 bangsa stlh bertaubat lalu berdo'a.

Jangan remehkan do'a. Sebab bila do'a diijabah Allah apapun dpt terjadi.

بَدِيْعُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَ اِذَا قَضٰۤى اَمْرًا فَاِ نَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
"(Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu."
(QS. Al-Baqarah ayat 117)

Oleh karena itu dalam sebuah hadits, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ وَأَبْخَلُهُمْ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ

“Manusia paling lemah adalah orang yang paling malas berdoa (kepada Allâh). Dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil memberi salam” (HR. At-Tabrani)

Allah memerintahkan setiap hambanya untuk memanjatkan do'a kepadaNya.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghâfir ayat 60).

Pendekatan TAUBAT dan pendekatan DO'A adlh pendekatan kpd YANG MAHA PENYEBAB yaitu Allah.

Terkait penanganan wabah covid-19, contoh pendekatan kpd Allah adalah: taubat, tawakal, doa, dzikir dan yang semisal. Dalil-dalil al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan bahwa berbagai langkah tersebut bila dijalankan, akan mencegah dan mengakhiri bencana. Dengan izin Allah.

Sedangkan usaha ikhtiar lahiriahnya adalah: mencuci tangan menggunakan sabun, mengenakan masker, menciptakan vaksin dan yang serupa, Social distancing, physical distancing tidak ada kontradiksi antara dua pendekatan itu. Justru bisa direalisasikan seiring sejalan.

Namun, dari dua pendekatan tersebut, yang efeknya lebih dahsyat adalah pendekatan kpd Allah.

Karena langkah-langkah pendekatan kpd Allah  bersumber dari wahyu Allah juga. Al-Qur’an dan Hadits. Yang tidak mungkin dan tidak pernah keliru.

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Artinya: “Kebenaran itu dari Tuhanmu. Maka jangan sekali-kali engkau termasuk golongan yang meragukannya”. Al-Baqarah 147.

Sedangkan upaya-upaya ikhtiar lahiriah, dasarnya adalah eksperimen manusia. ‘Ijtihad’ yang berpeluang untuk keliru. Hal ini diakui, bahkan oleh para ahli sekalipun. Walau prosentase kekeliruannya bisa besar atau kecil, peluang salah itu tetap ada.

Jadi, prioritaskanlah pendekatan kpd Allah. Namun jangan tinggalkan langkah-langkah ikhtiar lahiriah. Bukan berarti untuk pendekatan kpd Allah itu kita hrs berkumpul beramai-ramai dlm suatu majelis shg mengabaikan Social/physical distancing.

Sebab jaga jarak dan jangan kumpul2 itu sendiri ketika ada wabah, merunut hadits berikut:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Sebaiknya kita tidak ngumpul, diam ditempat. Dalam hal ini kita ndak tau apakah kita akan jadi sumber penular atau orang lain sdh terpapar menularkan kpd kita:

Juga kiranya dpt jadi acuan:
Al-Qur'an Albaqarah 195.
 وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ  ۛ  وَاَ حْسِنُوْا

"dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri",

Yakinlah, bahwa Allah akan segera mengakhiri masa-masa sulit ini!

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengingatkan,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak serius dan lalai”. HR. Tirmidziy dan dinilai hasan oleh al-Albaniy.

Dmkn pembaca, keadaan memang mencekam, jalan2 sepi, belanjapun sdh sulit, ketemu pengantar paket atau pengantar  belanjaan online aja kita ragu, khawatir apa dia sdh tertular, dmkn juga mungkin dia khawatir juga apa kita sdh tertular. Tapi kita tidak boleh panik, ikhtiar tlh dijalankan bersama, kita punya Allah tempat menggantungkan diri dg bertaubat dan berdo'a. Marilah gunakan Kamis malam Jum'at ini dstnya kita tingkatkan dzikir dan munajad kpd Allah agar virus korona ini ditarik Allah dari permukaan bumi. (Kita ndak tau do'a siapakah yg diijabah Allah)

Ya Allah berikan kesempatan ummat Islam dunia meningkatkan ibadah dlm bulan suci Ramadhan dan seterusnya tanpa gangguan wabah apapun juga termasuk virus Korona.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
9 Sya'ban 1441 H.
2 April 2020.