Sunday 23 October 2022

Sepeda Relly

Rekan sebayaku lewat 70 tahun mesti ingat "Sepeda Relly". Dikampungku dulu pemilik jenis sepeda ini bukan orang sembarangan, kalau dia bukan pejabat tinggi kabupaten, tentu dianya orang luas kebun kelapanya, atau punya toko besar. Pokoknya sepeda Relly lambang prestise, lambang orang berduit. Model sepeda Relly yang pernah kulihat semuanya di desain untuk dikendarai orang lelaki, karena antara tempat duduk ke arah stang pengemudi dihubungkan dengan besi silinder. Keistimewaan yang membuatnya beda dengan sepeda lain sejenis, bila dikendarai sepeda ini berbunyi " Tik-tik-tik", selama sepeda ini dikayuh. Sumber bunyi dari as roda belakang, di tengah as ada semacam alat dimasuki senar terhubung ke stang kemudi. Sepertinya senar itu berfungsi mengatur berat-ringan kayuhan, berkaitan dengan kecepatan. Lambang prestise ini dari waktu ke waktu terus berubah, belakangan lambang prestise adalah kepemilikan mobil mewah. Mobilpun tidak sekedar mobil mewah, tapi mobil mewah, tahun produksi terbaru jadi ukuran kekayaan. Dalam kaitan lomba kepemilikan lambang kekayaan itu, tak sedikit orang punya kesempatan korupsi, kesempatan menyalah gunakan wewenang tak sungkan2 memamerkan lambang kemewahan tsb. Sebagian ada yang sudah berujung pamer kemewahan mereka terhenti karena jadi terdakwa korupsi. Mobil2 mewahpun diusut dari mana asalnya, selanjutnya disita. Kecendrungan manusia untuk berbangga-bangga termasuk kemewahan kendaraan ini memang sudah sifat dari manusia, sampai2 Allah informasikan dalam Al-Qur’an diantaranya dalam surat Surat Ali-Imran ayat 14 dan juga surat Al-Hadid ayat 20: زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَـٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَـٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَـٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan*), binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) *) Era modern sekarang Mobil2 mewah. Lalu kepada orang2 beriman diingatkan Allah dengan ayat 20 surat Al-Hadid: اعْلَمُوٓا أَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ ۢبَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْأَمْوٰلِ وَالْأَوْلٰدِ  ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطٰمًا  ۖ وَفِى الْأَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوٰنٌ  ۚ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ إِلَّا مَتٰعُ الْغُرُورِ "Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." Apakah orang berduit jaman dahoeloe memiliki sepeda Relly, orang berduit jaman kini memiliki mobil mewah terus-menerus diperbaharui tahun produksinya,…………, salah. Tentu sama sekali tidak salah. Jika memang punya kemampuan, perilaku yang demikian itu sungguh manusiawi sehingga Allah beritahukan kepada manusia dalam ayat2 dikutip di atas. Akan tetapi yang jadi persoalan adalah cara memperolehnya, sepanjang diperoleh dengan cara yang halal, malah mungkin merupakan wujud bersyukur atas nikmat Allah yang telah menciptakan berbagai kemudahan dan kenikmatan. Apabila memperoleh kekayaan dengan cara yang bathil, di dunia saja kadang sudah diperoleh pembalasan yang memalukan dan menyedihkan, apalagi di akhirat nanti, Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari harta diperoleh dengan cara yang bhatil. Semoga Allah memberikan kita rezeki yang luas, halalan taiyiban serta berkah. Selanjutnya semoga kita selalu ingat bahwa dunia ini hanya sementara. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 28 Rabiul Awal 1444 H. 24 Okt. 2022. (1.050.10.22)

Thursday 20 October 2022

MENUJU IKHLAS

Ikhlas adalah kunci ibadah, karena ibadah bila tidak dilandasi oleh ikhlas maka nilai ibadah itu akan sia-sia sebab tidak diterima oleh Allah. Menurut arti bahasa “Ikhlas” adalah bersih dari kotoran. Menurut  istilah ikhlas adalah amal ibadah yang hanya mengharapkan ridha Allah semata, tidak mengharapkan pujian, penilaian baik dari orang lain atau dari masyarakat. Bagaimana menuju ikhlas tersebut, mudah2an langkah2 berikut ini dapat dicoba sebagai rujukan: Pertama; dengan mengosongkan pikiran disaat kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, dzikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Urusan dunia seringkali membuat bingung, sibuk, tak terpenuhi harapan, tak tercapai cita2. Dengan masih berat memikirkan urusan dunia, tak akan dapat melepaskan diri dari 4 hal yaitu: Kebingungan; untuk mencari jalan keluar dari problem hidup yang dihadapi, problem tak henti-hentinya silih berganti. Teratasi suatu problem timbul problem yang baru. Kesibukan berlangsung terus; selama masih hidup dan sehat tak habis2nya kesibukan itu. Kebutuhan tak terpenuhi; adalah tidak mungkin kebutuhan kita sebagai manusia semuanya terpenuhi, tetap masih ada saja kekurangannya. Cita2 tak tercapai; semua orang harus bercita-cita, namun tercapai tidaknya adalah merupakan hak Allah yang menentukan. Semua masalah tersebut, ketika sedang beribadah hendaklah diupayakan dilupakan terlebih dahulu. Usahakan bukan hanya ketika shalat saja menghayati petunjuk Allah di ayat 162 surat Al-An’am berikut ini, tetapi semua ibadah yang dilakukan dengan sungguh2 menyerahkan sholat, seluruh ibadah, hidup dan hanya untuk Allah: قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ  "Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam," Kedua; Jangan munculkan rasa riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Disadari bahwa setiap diri sering ingin muncul perasaan riya’ dan itulah bujuk rayu iblis, usahakanlah riya’ itu diusir jauh-jauh. Bagus diamalkan do’a yang diajarkan Rasulullah kepada sahabatnya Abubkar Ash Siddiq: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ "Allahumma inni audzubika an usyrika bika wa ana a'lamu wa astaghfiruka lima la a'lamu." Yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan menyekutukanMu di saat aku mengetahui dan aku mohon ampunan dari sesuatu yang aku tidak mengetahui." Ketiga; Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. اُعْبُدِاللهَ كَأَ نَّكَ تَرَاه وَكُنْ فِي الدُّ نْيا كَأَ نَّكَ غَرِيْبٌ أوْ عا بِرُ سبِيل “Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah dan jadilah kamu di dunia seakan-akan orang asing atau musafir” Insya Allah dengan ke tiga cara di atas ditambah satu lagi yang ke empat dibawah ini semoga anda dapat mencapai ikhlas. Keempat; Jangan lupa untuk berdo’a memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana do’a Nabi Ibrahim a.s,” dalam surat al An’am: 77   لَئِنْ لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّآل "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Semoga kita semua dapat beramal, beribadah dengan ihklas hanya karena Allah آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 24 Rabiul Awal 1444 H. 20 Okt. 2022. (1.049. 09.22)

Sunday 16 October 2022

Memaknai Air Susu Ibu

Melalui sudut pandang iman, bukanlah secara kebetulan air susu ibu itu tersedia, adlh atas karunia Allah. Buktinya bahwa air susu ibu baru keluar stlh si bayi lahir, sblmnya tdk ada. Lebih jauh mengenai maha sempurnanya Allah mempersiapkan rezeki buat manusia sesaat terlahir ke dunia. Atas dasar penelitian para ahli di banyak publikasi bahwa ternyata isi kandungan nutrisi air susu ibu yg melahirkan bayi laki2, berbeda dg ibu2 yg melahirkan bayi perempuan. Antara lain menurut DR. Katie Hinde, Ahli Biologi Evolusi di Harvard University seperti dikutip dari Emirates247, Minggu (16/2/2014) bahwa: "Ibu memproduksi resep biologis yang berbeda untuk putra dan putri," ASI untuk anak laki-laki biasanya sangat kaya lemak dan protein yang tinggi. Sebaliknya, susu untuk anak perempuan kurang kaya lemak, tapi tinggi kandungan kalsium pembentuk tulang. Ini menunjukkan betapa Maha telitinya Allah mengatur sampai detail. Berbeda kebutuhan nutrisi untuk bayi lelaki dg bayi perempuan. Allah mencukupinya sesuai keperluan dg dmkn benar2 Allah adlh Al-Muqiit (المقيت = Yang Maha Pemberi Kecukupan) seperti termuat di dalam ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ yg ke 39. Dari kenyataan atas dasar pengamatan bahwa rezeki yg disiapkan Allah bersamaan dg kita lahir diselaraskan pula, beda lelaki dan perempuan, ini menyadarkan kita bahwa: 1. Sesungguhnya rezeki kita sejak mulai kita keluar dari perut ibu sampai sblm masuk ke perut ibu pertiwi telah diatur Allah sesuai kebutuhan kita. Bila rezeki kita sdh habis terkonsumsi, maka habislah jatah hidup kita di atas bumi ini. 2. Setiap individu diberi rezeki beda2, diberikan atas dasar kebutuhan, seperti dikemukakan di atas, bayi laki2 nutrisi ASI buatnya lebih dari bayi perempuan. Karena nanti anak lelaki akan lbh banyak aktivitas fisiknya ketimbang anak perempuan. Lelaki terkondisi tenaganya hrs lbh kuat dari wanita. Demikianlah, lelaki secara kodrati dilebihkan Allah dari perempuan. "وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَا لِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ......................." "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan......................" (QS: An-Nisa 32). Oleh karena itu, maka dlm merajut kehidupan ini pria dan wanita agar mencapai kebahagiaan optimal, hrs bersinergi, sebab masing2 punya kelebihan dan kekurangan. Salah satunya dilambangkan Al-Qur'an dg "Pakaian" هُنَّ لِبَا سٌ لَّـكُمْ وَاَ نْـتُمْ لِبَا سٌ لَّهُنَّ "Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka". (QS: Al-Baqarah 187). Makna pakaian: 1. Pakaian sebagai pelindung, berarti saling melindungi. 2. Pakaian berfungsi penutup aurat, termasuk dlm pengertian aib, kekurangan dalam hal ini, pihak yg dilindungi agar tdk berdampak negatif. 3. Bahwa pakaian; bila kotor harus dicuci, jika kusut hrs disetrika, dirapikan agar si pemakai tetap nyaman dan juga berpenampilan yg baik. Ini berarti pria dan wanita yg sdh menjadi suami istri haruslah saling menjaga, bila terjadi kekhilafan, saling menasihati dlm tanda petik agar tdk "kotor" dan tdk "kusut/lusuh". Uraian singkat ini, kiranya dpt memfahamkan kita bahwa rezeki sejak lahir sudah disediakan Allah dg penuh ketelitian secara detail, sampai beda kandungan susu ibu buat bayi laki2 dan bayi perempuan. Dmkn juga stlh kita jadi manusia seutuhnya perkara rezeki juga sdh diatur lbh rinci lagi, bagi masing2 individu (berbeda). Perbedaan itulah menjelma jadi aneka bidang usaha. Ada yg jadi saudagar, ada yg pekerja. Ada yg bergerak dibidang jasa. Ada yg berkegiatan memproduksi barang. Ada yg berperan menyuguhkan ide2 yg berguna bagi kehidupan ummat manusia. Berbagai bidang, berbagai kemampuan aneka profesi akan menjadi bermanfaat untuk semua, bila bersinergi saling melengkapi saling isi mengisi, saling nasihat menasihati dlm kebenaran وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ Semoga Allah menjadikan kita hamba-NYA yg bersyukur atas rezeki yg telah dijatahkan buat kita. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 21 Rabiul Awal 1444 H. 17 Okt. 2022. (1.048. 09.22)

TAKUT RISIKO

Artikelku sering terangkai panjang. Agar makna terkandung tdk hilang. Untuk bacaan yg berwaktu luang. Bagi yg sibuk, tak suka; Lewatkan, daripada waktu terbuang. Lekas hapus biar ndak penuhi ruang. Manusia normal pasti takut terhadap risiko. Naluri manusia sadar maupun tidak sadar tetap berupaya menghindari risiko. Kendati semua orang paham bahwa ada risiko yang tidak dapat dihindari (seperti mati) semua orang pasti akan mati. Risiko yang ditakutkan oleh manusia umumnya terdiri dari dua risiko yaitu “Risiko murni/fundamental” dan “Risiko statis” Risiko murni/fundamental. Adalah risiko yang tidak disengaja, misalnya kebakaran, pencurian, penggelapan, bencana alam. Untuk menghindari risiko ini manusia secara naluri berusaha melakukan pengamanan sebelum risiko itu datang, dengan berhati-hati, waspada dan melakukan persiapan penanggulangan bila risiko itu datang juga. Banyak orang mengalihkan sebagian risiko2 tsb ke perusahaan asuransi. Risiko statis. Risiko yang tidak ada hubungan dengan perkembangan ekonomi dan IPTEK misalnya: Risiko hari tua Risiko Kematian. Risiko hari tua membuat manusia menyiapkan diri dengan menghimpun harta, selagi muda atau bekerja disuatu institusi yang memberikan jaminan masa tua. Tidak sama keberuntungan setiap orang menerima risiko hari tua ini. Yang sama adalah masing-masing berupaya menyiapkan diri. Ada orang yang bernasib baik, harta dihimpunnya di masa muda dapat dinikmati di masa tua sampai akhirnya ia meninggal. Sementara anak keturunannya berbakti kepada orang tuanya. Dalam pada itu ada orang yang kurang beruntung, tak berhasil menghimpun harta di masa muda untuk masa tua dan jikapun punya anak keturunan kurang dapat pula berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Anak tidak maksimal berbakti boleh jadi karena keterbatasan kemampuan atau karena faktor2 lain, misalnya terpengaruh oleh pasangan hidup mereka. Ada juga orang yang “punya kesempatan” menumpuk harta, terkumpullah harta yang diduganya sanggup dinikmati sampai tujuh turunan, agar diri anak cucu dan cicit tidak berisiko kemiskinan. Diantaranya ditayangkan di TV, kepemilikan harta sampai berbilang puluhan milyar dekat ke triliyunan. Saking banyaknya harta, tak masuk diakal diukur dari penghasilan. Belakangan baru diketahui apa yang dia kerjakan, berujung di bui untuk mempertanggung jawabkan. Risiko mati, semua manusia sadar bahwa dirinya bagaimanapun akan tutup usia, orang yang beragama diikuti insyaf, akan mengumpulkan bekal untuk kehidupan sesudah mati. Dipersiapkan bekal untuk menghadapi risiko mati: 1. Membawa bekal amal kebaikan (amal shaleh), untuk pendiding diri dari risiko azab diakhirat nanti. وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ  ۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ "Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 9) 2. Tidak menzalimi, atau melukai perasaan orang lain. Bilapun kadung terjadi, segera mohon maaf kepada yang terzalimi dan terlukai perasaannya. Mari kita lihat hadits tentang orang yang bangkrut di akhirat: فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ (رواه مسلم) “Orang yang menderita bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala shalatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan sebagainya. Tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya kemudian dicampakkannya orang itu ke dalam neraka. (HR. Muslim, No: 2581) 3. Meninggalkan amal jariyah yang bermanfaat untuk masyarakat, agar dapat menolong dari risiko setelah mati. 4. Memberikan pendidikan agama kepada anak keturunan, supaya awak terbebas dari tanggung jawab sebagai ORTU thdp anak. Juga do’a anak yang shaleh akan meringankan diri Ortu mereka dari risiko alam kubur. Penghindar risiko butir 3 dan 4 salah satu referensinya baik diambil hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631) Risko mati, baik yang takut maupun yang berani; yang takut yaa….mati , juga yang berani juga mati. Kematian pasti terjadi oleh karena itu sikap yang bijak adalah mempersiapkan bekal untuk risiko mati diantaranya 4 (empat) butir tersebut di atas. Semoga Allah membimbing kita mempersiapkan risiko kematian, sejak meng-akhiri hidup di dunia sampai memulai hidup kembali di alam akhirat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 20 Rabiul Awal 1444 H. 16 Oktober 2022. (1.047. 10.22).

Friday 14 October 2022

PRASANGKA

Prasangka dapat dibagi dua: Prasangka baik dan Prasangka buruk. Sejak bayi manusia sudah mempunyai pembawaan berprasangka buruk dengan konotasi pihak lain diluar dirinya harus disikapi dengan hati-hati, karena akan dapat mencelakakan dirinya. Begitu terlahir bayi akan menangis, karena merasakan sesuatu yang asing dari yang dirasakannya selama di dalam kandungan ibunya. Selanjutnya menangis dijadikan sarana baginya untuk menolong dirinya untuk bebagai keperluan, buat menyatakan lapar dan haus, menyatakan kondisi sekeliling tubuhnya kurang nyaman. Perkenalan pertama bayi terhadap manusia adalah orang-orang yang ada disekelilingnya, semula orang tersebut diduga akan membahayakan ternyata tidak, karena dari orang yang dekat dengan dirinya diperoleh minuman dan makanan serta memberikan kesegaran tubuh seperti memandikan, mengganti pakaian dan lain-lain keperluan. Timbullah prasangka baik darinya terhadap orang2 yang telah dikenalnya itu. Bila disuatu keadaan ada orang lain yang mencoba mendekatinya selain yang biasa ia kenal, maka prasangka buruk akan timbul bagi si bayi. Ia tidak langsung bersedia digendong, ia akan menangis sebagai ungkapan keraguannya untuk memberitahukan kepada orang yang biasanya ia kenal, bahwa ada yang tidak ia suka karena akan mengancamnya. Pembawaan manusia ini terbawa sepanjang hidupnya. Kadar prasangka tinggi rendahnya tergantung pengalaman yang dialami individu yang bersangkutan. Orang yang hidupnya di kota besar, prasangka buruk lebih tinggi dibanding orang yang tinggal di pedesaan. Rumah orang di kota besar, pintunya senantiasa tertutup dan bahkan berkunci siang malam, dilengkapi pula dengan pagar tinggi pintu pagar berkunci di atas pagar ada kawat berduri. Tidak ketinggalan ada system alarm dan CCTV. Sedang rumah orang di desa, kadang tidak ditutup di siang hari, tidak ada pagar tinggi dengan pengamanan kawat berduri dan alarm apalagi CCTV. Jikapun ada pagar kadang sekedar pembatas halaman dengan jalan dan tetangga kiri kanan dan belakang rumah. Di kota; bila ada tamu yang ingin berkunjung, sebelumnya konfirmasi dulu, sedang di desa tamu dapat langsung datang ke rumah. Di Kota jika ada seseorang diluar pagar menekan bel rumah, isi rumah tidak langsung membukakan pagar, karena penuh curiga. Bukan berarti orang di desa sama sekali meninggalkan kecenderungan manusia berprasangka buruk, hanya kadarnya lebih kecil dari orang kota. Penyebabnya adalah di kota penduduk lebih banyak sehingga tidak mudah saling kenal mengenal. Sifat bawaan lahir manusia berupa prasangka ini setelah dewasa hendaklah dapat dikelola seimbang antara prasangka yang baik dan prasangka yang buruk tergantung dihadapkan kepada siapa, dalam kondisi yang bagaimana. Rambu2 tentang prasangka boleh dijadikan rujukan surat Al-Hujurat 12 يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْم  ۖ "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, …………….." Bila sebagian prasangka itu dosa, tentulah diantara prasangka itu sebagian ada juga merupakan kebaikan, karena dalam kondisi tertentu diperintahkan untuk berprasangka tidak langsung percaya dalam hal menerima berita tertentu; refer pada surat Al-Hujurat ayat 6: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ ۢبِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًۢا بِجَهٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." Selain itu Allah memerintahkan kita hidup ini perlu senantiasa waspada atau ber-hati2; sebagai wujud ke-hati2an itu penerapannya melalui berprasangka tidak gampang menilai sesuatu itu baik-baik saja sebelum dilakukan pengecekan seperlunya. وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا  ۚ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوٓا أَنَّمَا عَلٰى رَسُولِنَا الْبَلٰغُ الْمُبِينُ "Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat) dengan jelas." (QS. Al-Ma'idah ayat 92) Semoga Allah memberikan kita kearifan dalam berprasangka, tidak mudah terprovokasi sehinga hidup ini dapat dilalui dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, selamat di dunia dan akhirat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 18 Rabiul Awal 1444 H. 14 Oktober 2022. (1.046. 10.22).

Wednesday 12 October 2022

Aku Tak Pernah Sekolah

Pagi sekali pkl 6.45 ku sdh tiba di loket pendaftaran sebuah Rumah sakit, memenuhi jadual ditetapkan 2 bulan lalu untuk menjalani pemeriksaan EMG. (Elektromiografi). Dipesani rumah sakit aku hrs datang selambatnya pkl 7 pagi. Begitu lama nunggu,..... pkl 8.10 baru dpt sep. selanjutnya nunggu lagi untuk tensi. Sampai pkl 12 belum juga ditensi, prosedur selanjutnya sebelum tindakan. Guna mengisi waktu agar tdk terlalu borring (pinjam istilah anak zaman now), lebih baik kutulis artikel berikut: Kuingat diusiaku separo dari sekarang; putra sulungku baru masuk TK. Bila aku bercerita ttg sekolah, sibungsu tdk percaya diriku pernah bersekolah. Ketidak percayaannya itu sampai pernah dia katakan: "kalau papah pernah sekolah mana kawan2 sekolah papah". Permintaan sederhana itu sulit buatku membuktikan, karena teman2 sekolahku SR sampai SMA semuanya di kampung, jauh dari domisili kami. Anak bungsuku tidak minta pengen lihat ijazah, apalagi mengecek ijazahku asli apa palsu, sama sekali belum terpikir bagi bocah 4 tahun kurang, dimana dia masuk TK aja dg status numpang, karena dia ingin ikutan abangnya masuk TK. Dia tdk mau sendirian di rumah. Beberapa minggu kemudian baru kuketahui, kenapa si bungsuku itu tak percaya diriku pernah bersekolah; dari isi dialog dia dg abangnya. Dalam perjalanan pulang mereka dua bersaudara di jemput mamahnya ber-cakap2. Penggalan dialognya: "bagaimana Papah duduk, kalau dia sekolah". Ketika itu postur tubuhku besar, dg tinggi 172 cm berbobot 84 kg, tdk seperti sekarang hanya 71,2 kg. Rupanya sibungsuku berpikir, tidak mungkin aku pernah sekolah, bagaimana mungkin papah bisa duduk, sedangkan kursi di sekolah kecil. Betul kursi buat anak TK hanya muat separo badanku. Cakrawala berpikir si bungsu, sesuai apa yg dilihatnya, dia blm pernah lihat kursi sekolah anak2 SD, SMP SMA dan mahasiswa. Itu sebabnya dia minta bukti secara gampang "mana teman papah", karena dia di sekolah ada banyak teman yg dpt jadi saksi kalau dia pernah sekolah. Bukti ijazah anakku sdh jelas tak akan minta, apalagi sampai nanya asli apa palsu. Sebab dianya belum ada pengetahuan ttg ijazah. Dengan demikian taulah kita bahwa berfikir manusia, dipengaruhi oleh apa yg pernah dilihat dan dialaminya, diketahui melalui membaca, menambah ilmu dan travelling. Oleh karena itu untuk memperluas cakrawala berfikir, hendaklah terus menerus kita menambah ilmu dan pengalaman dan juga berjalan di muka bumi. Perintah berjalan di muka bumi sampai diulang Allah 4 kali dalam Al-Qur'an: قُلْ سِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ ....... " Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi,..... " Smg kita diberikan kesehatan dan kesempatan agar dpt menambah ilmu, pengalaman serta masih kuat untuk mengamalkan berjalan di muka bumi guna menambah iman dan taqwa kpd Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 16 Rabiul Awal 1444 H. 12 Oktober 2022. (1.045. 10.22).

Tuesday 11 October 2022

Latihan KEJUJURAN

Pihak yg paling tau tentang jujur adalah: diri sendiri dan Tuhan (bagi orang beragama). Bagi rekan yang beragama Islam; shalat melatih JUJUR, walau tidak ada yang tau selain diri sendiri dan Allah, bila diri batal wudhu, biarpun sudah duduk di shaf terdepan langsung berwudhu kembali. Contoh: jamaah yang sudah lama duduk di dalam shaf menunggu dimulai shalat, batal wudhu karena KENTUT. Walaupun tidak ada orang yang tau dianya kentut, misalkanlah kentutnya tidak terdengar orang lain, tidak pula menimbulkan bau. Tetapi yang bersangkutan langsung berdiri menuju tempat wudhu. Perilaku jujur ketika persiapan shalat seperti ini, andaikanlah dapat diterapkan dalam seluruh aktivitas kehidupan, akan tidak ada lagi perbuatan kriminal, melakukan kejahatan , karena diri merasa diawasi Allah, terlatih jujur untuk diri sendiri biarpun orang tak mengetahui. Namun jujur pula harus diakui suatu kenyataan. Orang yang ikut shalat, ada juga melakukan tindakan yang tidak terpuji. Sering terdengar orang ikutan masuk masjid, ikut shalat kemudian memaling kotak amal, memaling sandal yang bagus. Perilaku “Jujur wudhu”, bagi pelaku kejahatan di masjid ini tidak berlaku untuk mereka. Agaknya pelaku kriminal ini masuk masjid sudah diawali dengan niat jahat bukan untuk shalat. Titik berat pembicaraan kita atas “Jujur jamaah dalam persiapan shalat”, bila batal wudhu seperti diungkap di atas. Jikalah perilaku Jujur ini diterapkan dalam kehidupan meliputi perkataan dan perbuatan, akan terhindarlah dari berbuat kejahatan. Sebagai renungan tentang konsekwensi tidak jujur, yang lagi marak di-akhir2 ini adalah suap-menyuap dan korupsi. Pantas dipetik hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ayat2 Al-Qur’an berikut: عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قاَلَ رَسُو لُ اللهِ – صَلَى اللهُ عَلَيْهِ ؤَسلَّمَ لَعَنْ اللهُ الرّاشِىَ وَالْمُرْ تَسِىَ فى الْحُكْمِ (رَوَاهُ اَحْمَدُ) Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasul SAW bersabda: Allah SWT melaknat penyuap dan yang di suap (HR. Imam Ahmad). Hadits ini dinyatakan shohih oleh syaikh Al-banani di dalam shohih At-targhib wa At-Tarhibll/261 no.2212. Perilaku ketidak jujuran berupa korupsi, begitu jalas larangan Allah dalam Al-Qur’an: وَلَا تَأْكُلُوٓا أَمْوٰلَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبٰطِلِ وَتُدْلُوا بِهَآ إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوٰلِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ "Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah ayat 188). يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَأْكُلُوٓا أَمْوٰلَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبٰطِلِ إِلَّآ أَنْ تَكُونَ تِجٰرَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ  ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا أَنْفُسَكُمْ  ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa' ayat 29). يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوٓا أَمٰنٰتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal ayat 27). Mari berusaha sekuat-kuatnya untuk berperilaku jujur. Jika suatu ketika berhadapan dengan kesempatan korupsi, kesempatan mengambil harta yang tidak halal, atau tindakan curang atau tidak jujur, mari bayangkan kita telah dilatih jujur bersikap ketika KENTUT dalam persiapan shalat. Semoga Allah mengampuni dosa kita, apabila telah terlanjur ada yang tak jujur. Membimbing kita agar seterusnya berperilaku jujur. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 15 Rabiul Awal 1444 H. 11 Oktober 2022. (1.044. 10.22).

Sunday 9 October 2022

Wujud Syaitan Pasar

Seorang Nenek membeli 4 Kg telor ayam seharga Rp 128 ribu. Menyerahkan pecahan 100 ribu dua lembar. "Saya buru2 mau beli yang lain lagi". Nenek ngomong ke pedagang: “minta bon saja dulu, ntar mungkin anak atau cucu saya yang ngambil”. Si pedagang buat bon serta memberikan uang kembalian, mungkin itu nenek ndak kuat nenteng telor 4 Kg, belum lagi belanjaan lain; pikir pedagang telor. Selang kurang lebih 15 menit, datang seorang pemuda menghampiri pedagang telor “bang-bang disuruh ngambil telor yang 4 kilo, sekalian susuknya”. Si Abang menatap wajah si pemuda sekejap dan bergumam “Bonnya mana?”. Pemuda itu spontan jawab, “Oooh tadi nenek ndak kasi bonnya ke saya”. Pedagang jawab “Kan tadi uang nenek 200, susuknya sudah diterima nenek”. Pemuda tadi nimpali “Baik bang kalau gitu telornya saja, maklum nenek2 mungkin sudah lupa”. Tak pikir panjang si pedang menyerahkan kantong berisi 4 kg telor kepada pemuda itu. Belum lama si pemuda tadi hilang dari pandangan ketutup sama sudut los pasar, datang seorang wanita muda suruhan si nenek menyerahkan bon ke penjual telor, untuk mengambilkan titipan telor, dengan helm masih lekat dikepalanya, keliatannya buru-buru. Si abang telor menjawab “kan tadi telah di ambil”, terjadilah adu penjelasan yang berujung si ibu muda tadi pulang lagi dengan tanpa telor, ke motornya. Selanjutnya menggonceng si nenek ke pasar bertemu pedagang telor. Benar ternyata, si abang telor di rugikan oleh seorang pemuda yang ketika terjadi transaksi tadi nguping, dihatinya kemasukkan syaitan pasar, seperti inilah salah satu “Wujud Syaitan Pasar”. Posisi pedagang telor, kalah kesepakatan; yang ngambil telor menyerahkan bon. Ternyata di pasar itu banyak sekali syaitan, kejahatan kecil2 mudah terjadi, antara lain copet, makanya setiap masuk pasar diajarkan Rasulullah do’a sebagai berikut: باسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ إنِّي أسألُكَ خَيْرَ هَذِهِ السُّوقِ وَخَيْرَ ما فِيها وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ مَا فِيهَا اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ أنْ أُصِيبَ فِيْهَا يَمِيْناً فاجِرَةً أوْ صَفْقَةً خَاسِرَةً “Dengan nama Allah, ya Allah, aku memohon kebaikan dari pasar ini dan kebaikan dari apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung dari keburukan pasar ini dan keburukan apa yang ada di dalamnya. Ya Allah, aku berlindung dari sumpah palsu dan transaksi yang merugikan.” Sepertinya pedagang2 di pasar tentunya termasuk tukang telor baik sekali masuk pasar dan ketika membuka lapaknya amalkan do'a ini. Setidaknya mrpkn wujud berserah diri kpd Allah. Tidak sedikit pedagang di pasar, demi melariskan dagangannya melakukan seperti di sebut di kalimat akhir do'a. Yaitu menggunakan sumpah, padahal hal itu jelas dilarang Allah: وَلَا تَتَّخِذُوٓا أَيْمٰنَكُمْ دَخَلًۢا بَيْنَكُمْ فَتَزِلَّ قَدَمٌ ۢبَعْدَ ثُبُوتِهَا وَتَذُوقُوا السُّوٓءَ بِمَا صَدَدتُّمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ  ۖ وَلَكُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ "Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan kaki(mu) tergelincir setelah tegaknya (kukuh), dan kamu akan merasakan keburukan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan kamu akan mendapat azab yang besar." (QS. An-Nahl ayat 94). Semoga, disetiap saat dan tempat kita semua senantiasa mengingat Allah, dengan demikian mudah2an Allah melindungi dari segala macam keburukan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 14 Rabiul Awal 1444 H. 10 Oktober 2022. (1.043. 10.22)

Thursday 6 October 2022

SIFAT INSANI

Artikel ini hanya untuk bahan bacaan bagi yang tidak sibuk. Bagi yang tidak punya waktu mohon lewatkan saja…………. (karena ada yang komentar tulisanku terlalu panjang). Manusia tercipta dengan sifat bawaan paling tidak dapat diinventarisir 5 (lima) sifat utama. Kelima sifat2 tersebut diberitahukan oleh Allah dalam al-Qur’an Pertama: sifat lemah. (وَخُلِقَ الْإِنْسٰنُ ضَعِيف) QS: An-Nisa 28. Karena sifat lemah manusia itulah, Allah menjadikan manusia makhluk sosial, dengan demikian dapat saling membantu mengatasi persoalan hidup. Allah berikan akal dan ilmu kepada manusia, meskipun manusia lemah, dengan ilmu dan akalnya dapat menyelesaikan berbagai persoalan. Contoh kecil dengan ilmu; barang yang ratusan bahkan ribuan kali berat badannya manusia sanggup mengangkatnya, gedung yang tinggi2 dapat dibangun. Peninggalan zaman berabad lalu yang menakjubkan pembangunan Candi2, Pyramid, sebagai bukti. Kedua: sifat suka membantah. (وَكَانَ الْإِنْسٰنُ أَكْثَرَ شَىْءٍ جَدَل) QS: Al-Kahfi 54. Anjuran agama, peraturan perundang-undangan selalu ada saja yang melanggarnya, bila tidak ada pihak yang mengawasi pelaksanaannya. Manusia cenderung untuk membantah mengikuti peraturan tersebut. Contoh kecil peraturan lalu lintas; “dilarang belok kanan”, bilamana tidak ada petugas yang mengawasi banyak saja pengendara yang membantah melanggar rambu2 tersebut. Ketiga sifat cenderung berbuat fasik. (keluar dari ketaatan kepada Allah) ( فُجُو رَهَ) QS: Asy-Syams 8. Manusia lebih condong kepada perbuatan yang melanggar ketentuan agama dan melanggar ketentuan hukum. Aktivitas2 perbuatan melanggar hukum dan melanggar ketentuan agama dianggap lebih cepat membuat bahagia. Tak sedikit anak2 muda bersemboyan “Takut dosa tidak merasa”. Tak kurang dahsyat ada semboyan orang yang sedang memiliki peluang berbuat fasik dalam mengumpulkan harta “kesempatan tak kan berulang”. Adalagi semboyan mencari rezeki “yang haram saja sulit apalagi yang halal”. Keempat: tergesa-gesa (خُلِقَ الْاِ نْسَا نُ مِنْ عَجَل) QS:Anbiya ayat 37. Manusiawi; manusia ingin sukses dengan cara instan, dalam berbagai demensi kehidupan. Kadang dengan ketergesa-gesaan ini, mengesampingkan proses. Mencari jalan pintas dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai sukses. Dibidang olah raga misalnya; tidak akan ujuk2 seseorang atau team olahraga meraih prestasi puncak, harus dilalui tahapan latihan dan jam terbang. Selain itu ada faktor lain yaitu kehendak Allah yang menentukan, makanya setelah memalui proses berserah dirilah kepada Allah. Mungkin musibah yang terjadi barusan di Stadion Kanjuruhan, disebabkan ramuan sifat manusia “suka membantah” ditambah dengan sifat “tergesa-gesa”. Membantah kenyataan, bahwa setelah 2 x 45 menit di tambah perpanjangan waktu, team kesayangan juga kalah, suporter fanatik membantah kenyataan. Dilanjutkan tergesa-gesa meluapkan bantahannya, sehingga terjadilah apa yang terjadi….. wallahu alam bishawab. Umpamanya ketika itu semua pihak menerapkan sifat manuasia yang kelima berikut ini, tentu insya Allah semuanya akan pulang dalam keadaan aman dan damai. Kelima: sifat cenderung berbuat taqwa. ( وَتَقْوَىٰهَ) QS: Asy-Syams 8. Namun didalam diri manusia dengan empat sifat di atas tersedia juga sifat berbuat taqwa. Adakalanya sifat yang kurang baik di atas turun-naik, posisinya tempo2 dimasuki sifat taqwa. Bagi manusia yang tempo2 ini, begitu berbuat dengan sifat2 tidak baik diatas lekas-lekas bertaubat. Walau tempo2 ngulang lagi, lalu bertaubat lagi. Namun tidak sedikit orang yang sedari muda sifat tawqa dominan pada dirinya sampai tua. Banyak juga orang yang sifat taqwa ini, muncul kuat di saat usia senja, sudah udzur. Fenomena ini, maaf terlihat di sebagian, sekali lagi sebagian masjid, jamaahnya sebagian besar para lansia. Anak2 muda disekitar tempat di sebagian masjid dimaksud masih dominan menggunakan sifat “membantah”, “fujur “dan “tergesa-gesa”, diikuti memperturutkan sifat “lemahnya” manusia dia atas. Demikian inventarisir sifat insani yan melekat didiri kita masing2. Semoga dengan mengetahui sifat diri kita sendiri, sangguplah kita mengevaluasi diri selanjutnya berupaya untuk dapat mendominankan sifat taqwa dalam diri kita sepanjang hari sampai ajal datang menjemput. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 10 Rabiul Awal 1444 H. 6 Oktober 2022. (1.042. 10.22)

Sunday 2 October 2022

Kesempatan Plus Kemauan Jadi Kejahatan

Ditayangkan disuatu TV, seorang ibu muda mencuri sebuah sepeda motor, berhasil dijualnya dengan harga dapat melunasi hutangnya pada tetangga dan ada tersisa sebagian untuk keperluan hidup. Ibu muda ini bukan seorang profesional maling sepeda motor, baru sekali ini berpengalaman melarikan sepeda motor orang lain. Dalam keadaan suntuk terlilit hutang, bingung,……………, ketika berjalan ke pasar, terlihat sebuah sepeda motor ditinggalkan pemiliknya di depan kompleks pertokoan, kunci motor masih melekat di kontak sepeda motor, tidak pula ada tukang parkir. Sedangkan pemilik motor jelas terlihat masuk ke sebuah apotik dengan pintu selalu tertutup karena gedung ber AC. Kesempatan muncul, motor dengan mudah dapat dikendarai, kunci nempel, men-staternya-pun mudah langsung bagaikan milik sendiri tak perlu melalui gerbang penjaga parkir. Sebetulnya kalaupun ada kesempatan seperti itu, jika tidak ada kemauan untuk melarikan sepeda motor itu, mestinya tidak akan terjadi. Malah kalau tidak punya niat jahat justru dengan sigap mengejar pemilik sepeda motor untuk memberitahukan bahwa motornya “kuncinya masih nempel” di sepeda motor. Atau segera mencabut kunci tersebut, mengejar pemilik, mengatakan “ini kunci motor”. Umumnya pemilik sepeda motor yang lupa seperti ini, akan berterima kasih. Walau dapat saja terjadi malah sebaliknya, apa yang dilakukan ke yang mengantar kunci dianggap orang yang ditolong tadi “usil urusan orang”. Namun bagi yang beritikad baik dan kuat iman-nya, biarlah apapun penilaian pihak pemilik sepeda motor, terserah yang penting telah berbuat baik. Kemauan Ibu muda dalam contoh case ini timbul, didorong keinginan mendapatkan uang segera untuk melunasi hutang. Kesempatan atau peluang tersedia yaitu sepeda motor tak terkunci, maka terlaksanalah perbuatan kejahatan. Dengan demikian setiap kejahatan adalah merupakan perpaduan KESEMPATAN plus KEMAUAN. Dengan kata lain KESEMPATAN plus KEMAUAN sama dengan KEJAHATAN. ( K + K = K ). Bukan saja kejahatan berupa pencurian, tetapi tindakan kriminal apapun, seperti Korupsi, Penipuan, Penggelapan termasuk Perampokan juga disebabkan adanya Kesempatan diiringi Kemauan. Tidak terkecuali perbuatan2 maksiat juga terjadinya karena ada “Kesempatan” dan “Kemauan”. Untuk meminimalkan “kesempatan”, Al-Qur’an memberi arahan, agar sedini mungkin hendaklah manusia menjauhi sesuatu yang memungkinkan untuk mendapatkan “kesempatan”. Terkenal dengan perintah “Jangan mendekati”, seperti terdapat pada surat al-An’am 151 dan al-Isra’ 32 وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.. ……………………….” “…..janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi,…..” وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ  ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." Karena dengan mendekati suatu “kesempatan” kemungkinan timbul “kemauan” akan menjadi besar. Dalam case di atas, sebetulnya Ibu muda itu tidak mendekati, tetapi tidak sengaja “terdekati” dengan “Kesempatan”, lalu timbul “Kemauan”, selanjutnya tidak menyia-nyiakan “Kesempatan” mewujudkan jadi “Kejahatan”. Bagi orang yang imannya kuat dianya tidak akan terjerumus berbuat kejahatan, walau menemukan “Kesempatan”. Justru kesempatan2, oleh orang beriman dianggap sebagai ujian. Seorang pejabat, terbuka kesempatan untuk memanfaatkan jabatannya guna memperkaya diri, bagi pejabat yang beriman tidak melakukannya dengan memposisikan “kesempatan” sebagai ujian. Bagi orang yang belum pernah diuji menjadi pejabat kadang sangat lantang mencela pejabat2 yang korupsi, komersialisasi jabatan dan perbuatan memperkaya diri. Tetapi banyak diantaranya, ketika suatu saat dapat “kesempatan” memangku jabatan, lantas “pengkritik” yang tadinya paling lantang, tidak tahan uji, malah dianya yang sangat getol memanfaatkan jabatannya. Seperti apa yang disinyalir Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut 2 dan 3: أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?" وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ  ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِينَ "Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." Dua ayat dipetik dari surat Al-Ankabut diatas, bagaikan mengingatkan bahwa seseorang yang belum pernah diuji dengan kesempatan, memang lebih gampang mengkritik orang2 yang sekarang mempunyai kesempatan yang melakukan kejahatan berupa menyalah gunakan jabatan memperkaya diri; misalnya. Belum tentu pengkritik itu bila dapat kesempatan, tidak melakukan hal yang sama. Namun semuanya akan dapat diminimalisir dengan benteng “iman” dengan selalu mengingat bahwa “kesempatan”, diposisikan sebagai ujian. Ayat diatas juga dapat disimpulkan: belum dapat dikatakan sesorang “kuat imannya” bilamana belum “teruji”. Seseorang berhasil membuktikan kuat imannya; apabila berada di tengah kemaksiatan, justru sanggup membasmi kemaksiatan, setidaknya tidak terlibat dengan kemaksiatan itu. Seseorang yang terbuka kesempatan melakukan kecurangan, punya kesempatan korupsi, tetapi berhasil membentengi diri dengan iman, tidak melakukan kecurangan dan korupsi. Semoga Allah memperkuat iman kita semua sehingga bila diuji dapat lulus dalam ujian2 iman tersebut. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 7 Rabiul Awal 1444 H. 3 Oktober 2022. (1.041. 10.22)