Monday 21 February 2011

MERAIH RAKHMAD ALLAH.

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarkatuh.

Setiap orang yang beriman di dalam Islam, tentu sangat berharap sekaligus berkepentingan akan Rakhmad Allah. Karena hanya dengan Rakhmad Allah kehidupan di dunia ini akan selamat dan diahirat nanti akan bahagia,

Untuk mendapatkan Rakhmad Allah harus mempunyai hati yang bersih. Upaya untuk membersihkan hati ialah dengan terus menerus mendekatkan diri kepada Allah. Cara mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan banyak berzikir.

1. Bagimana membersihkan hati.

a. Berprasangka baik terhadap Allah dan Rasul-Nya dengan selalu bersyukur. Sikap hidup seseorang menerima apa saja yang dialaminya diperolehnya dengan berbaik sangka kepada Allah. Salah satu kekotoran hati atau penyakit di dalam hati adalah seseorang yang merasakan bahwa apa yang diterimanya tidak adil, padahal apa saja yang diterima oleh manusia di kehidupannya didunia ini adalah pemberian Allah. Orang yang percaya akan keadilan Allah terhadap dirinya, tidak akan pernah mengeluh, protes atas apapun yang diterimanya, sebagai apapun ia berfungsi, ia akan jalani apa adanya dengan ikhtiar yang cukup kemudian berserah diri kepada keputusan Allah. Sebab ia yakin betul dengan infromasi Alqur’an seperti termuat dalam surat Al Hadid (surat 57) ayat 22-23.

22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira*] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,

*]. Yang dimaksud dengan terlalu gembira: ialah gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah.

Dua ayat dipetik di atas menjadi pedoman bagi orang yang hatinya bersih untuk tetap berbaik sangka kepada Allah atas apapun yang diterima, apapun yang dialaminya, setelah melaksanakan ikhtiar yang cukup sebagai sunatullah.

Orang yang hatinya bersih selalu bersyukur, berterimakasih kepada Allah atas anugerah apapun yang diterimanya. Sementara itu orang yang hatinya bersih tidak akan membandingkan anugerah Allah yang baik/istemewa terhadap orang lain, dengan apa yang dianugerahkan Allah untuk dirinya karena ia takut betul tergolong orang yang hatinya berpenyakit seperti dimuat di dalam Allqur’an Surat An-Nur (surat 24) ayat 50 sebagai berikut:

50. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.

Orang yang di dalam hatinya ada penyakit, ragu-ragu atau takut-takut Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka. Jadi, seseorang yang bersih hatinya, yakin benar bahwa Allah senantiasa adil terhadap dirinya, ketentuan-ketentuan rasul diikuti sungguh-sungguh karena dipercaya bila diterapkan/dijalankan seluruh apa yang ditentukan rasul tidak akan menzalimi dirinya.

b. Tidak munafik

Munafik adalah prilaku tidak sesuainya pengakuan lahir dengan apa sebenarnya di dalam bathin. Tidak satunya keimanan dengan perbuatan dan ucapan. Seorang yang mengaku beriman di dalam Islam, tapi sesungguhnya ia musuh Islam dari dalam. Jelas orang mnafik hatinya kotor. Hati kotor jauh dari Rahmad Allah, kerena hatinya berpenyakit seperti di isyaratkan Allah dalam surat Al-A’raf (surat 8) ayat 49 :

49. (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya." (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

c. Tidak berdusta

Penyakit hati yang harus diobati agar manusia pemilik hati itu mendapat curahan Rahmad Allah adalah menghindarkan diri dari berdusta. Karena berdusta adalah penyakit hati, jelas seperti diberitahukan Allah di surat Al-Baqarah (surat 2) ayat 10:

10. Dalam hati mereka ada penyakit**], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Asbabun nuzul

**]. Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.

d. Tidak menyebar kemungkaran

Kerusakan yang terjadi di atas dunia ini banyak terjadi karena ulah tangan manusia. Kerusakan disebabkan manusia berbuat mungkar yaitu melanggar aturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Orang yang selalu menghindari perbuatan mungkar hatinya akan bersih. Setiap sekali seseorang berbuat kemungkaran di dalam hatinya akan terekam catatan kemungkaran tersebut, lambat laun hatinya penuh dengan catatan kemungkaran dan sudah sulit untuk membersihkannya lagi. Tukang mungkar sering membantah sendiri keinginannya untuk bertobat, “akh sudah terlanjur, tak mungkin kesalahanku diperbaiki” hati mereka sudah tertutup. Allah telah memberi kita petunjuk bahwa jangan berbuat kerusakan dimuka bumi surat Al-Qashas 77 :




dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

e. Ikhlas

Ketika Allah menegaskan bahwa Iblis dilaknat Allah, terjadi dialog antara Iblis dengan Allah yaitu permintaan Iblis untuk menjerumuskan keturunan Adam, kecuali terhadap hamba Allah yang Ihlas. Seorang yang ihlas berbuat baik beramal dan beribadah hanya kerena Allah semata. Syarat ihlas inilah diterimanya amal ibadah, membuat hati menjadi bersih. Dialog tersebut termuat dalam surat Shad 82-83


82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka

f. Bebas ghibah, kecuali yang halal.

Ghibah adalah amalan lisan, yaitu mempergunjingkan orang, membicarakan sesuatu tentang orang lain dimana pembicaraan itu dilakukan ketika orang yang dibicarakan tersebut tidak mendengar, tidak ditempat yang sama dengan pembicara (ghaib). Topik pembicaraan tersebut jika orang yang dibicarakan mendengarnya tidak menyukainya, kebanyakan tentang keaiban orang tersebut. Untuk menjaga kebersihan hati peliharalah diri dari berbuat ghibah kecuali gihabh yang halal yaitu:

i. Bila teraniaya/terzalimi

Terpaksa mengatakan sesuatu perbuatan keji seseorang ketika diri teraniaya/terzalimi. Mengatakan sejujurnya siapa yang menganiaya atau menzalimi, sehingga terjadi apa yang sedang terjadi pada dirinya. Atau meceritakan siapa orang yang menganiaya seseorang lain diluar dirinya dan merinci bagaimana cara orang yang menganiaya atau menzalimi tersebut melakukan perbuatannya.

ii. Memberi kesaksian didepan pengadilan

Dalam hal menjadi saksi, diperkenankan bahkan diperintahkan oleh agama untuk memberikan kesaksian yang sebenar-benarnya tentang apa yang dilihat, didengar, diketahui atas suatu kejadian yang diperoses dalam persidangan pengadilan. Walau kerena kesaksian itu harus membuka aib atau perbuatan seseorang yang orang tersebut tidak senang mendengarnya.

iii. Pertanyaan di majelis ilmu

Ghibah dihalalkan untuk mencari jalan keluar pemecahan masalah dengan membuka aib seseorang, misalnya dengan tidak menyebut nama sebenarnya guna memperjelas case yang ditanyakan di dalam suatu majelis ilmu. Umpamanya seorang jamaah majelis ilmu bertanya pada gurunya: “saya punya teman mentalak isterinya, kejadian tersebut sudah berulang. Talak yang pertama rujuk dinikahkan ulang oleh walinya. Selang beberapa lama cerai lagi dan kali ini yang bersangkutan sesumbar bahwa tidak akan kembali lagi. Sesumbarnya itu diucapkan kepada saudara-saudara kandung dirinya dan saudara-saudara kandung mantan siterinya, kepada bekas mertuanya bahwa ia telah mentalak isternya bukan hanya 3 bahkan dengan talak 1000. Alih-alih kini yang bersangkutan kembali lagi. Apakah pernikahan mereka terakhir ini syah “

Case tersebut dikupas tuntas oleh guru di majelis ta’lim tersebut, mungkin dengan memberikan contoh-contoh hadist tidak tertutup kemungkinan yang dijadikan contoh peristiwa serupa yang pernah terjadi dimasa Rasulullah. Dalam hal ini tentu meng-ghibah pelaku peristiwa diriwayatkan dalam hadist tersebut. Aada 2 pihak yang meng-ghibah disini yaitu: Si jamaah ta’lim membuka aib temannya, sedang ustadz menceritakan, orang muslim terdahulu mungkin sahabat Rasulullah, mungkin sahabat dari sahabat Rasulullah yang dicontohkan dalam hadist atau dalam uraian untuk rujukan penjelasan. Tetapi ghibah ini halal adanya.

iv. Contoh dalam berda’wah

“Dimasjid Al-ANU. pernah terjadi dalam suatu shalat berjamaah, makmum kecurian tasnya berisi dompet dan hand phone, terjadinya karena si makmum melangkah kedepan menggantikan makmum lain yang keluar karena batal di rekaat kedua, tas ditinggal di shafnya semula. Untung selesai shalat, makmum maling itu masih dapat ditangkap di area parkir motor. Taunya simaling adalah si Fulan. seorang mahasiswa”. Demikian seorang ustadz memberikan contoh dalam berda’wah untuk menjelaskan bagaimana cara-cara berjamaah yang benar sementara terhindar dari kecurian. Bagaimana salah satu faedah shalat tercapai, yaitu terhindar dari berbuat keji dan mungkar, kenapa si maling walau shalat, tetap saja masih berbuat keji, dstnya. Ini model ghibah dalam rangka da’wah.

v. Gelar seseorang, tanpa diungkap kurang dikenal

Manusia diciptakan Allah punya identitas sendiri yang bagaimanpun banyak persamaannya dengan orang lain mesti ada bedanya untuk menandakan ia bukan orang lain. Kadang seseorang menanyakan tentang seorang teman yang sudah agak lama tidak datang berjamaah. Untuk menjelaskan siapa yang dimaksud kadang disebutkanlah ciri khas orang tersebut yang kalau dituturkan dihadapan orang yang bersangktan mungkin kurang disenangi. Si anu yang bibirnya yang agak tebal itu, atau si anu yang jalanya pincang. Oh si Fulan belo (karena matanya agak lebar) dstnya.

Larangan ghibah secara tegas diungkapkan Allah di dalam Alqur’an surat Alhujurat (surat ke 40) ayat 11

11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[2] dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

[1]. Jangan mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.

[
2]. Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: hai fasik, hai kafir dan sebagainya.

2. Bagaimana cara berzikir yang dituntunkan Allah

  1. Lidah diikuti hati.

Ucapkan dengan lidah kalimat-kalimat zikir yang dituntunkan Allah dan Rasulullah diikuti dengan hati sejalan dengan kalimat-kalimat zikir tersebut. Banyak orang berzikir tetapi tidak diikuti hati, sehingga manfaat zikir tersebut tidak menyentuh kalbu yang bersangkutan dan ujungnya tidak mengubah perilaku yang bersangkutan, walau nayatanya setiap hari ia berzikir.

  1. Merendahkan diri

Memposisikan diri sebagai hamba di hadapan Allah, mengingat dengan sungguh-sungguh Allah sebagai pencipta diri ini yang tadinya tidak ada, yang tadinya tidak dapat disebut apapun. Dijadikan Allah dengan penuh keajaiban, dilahirkan kedunia ini dengan penuh keajaiban. Dibesarkan dari bayi sampai dewasa dan tua dengan kadar ukuran. Tidak merasa bahwa apa yang dipunyai adalah hasil upaya sendiri, melainkan menyadari bahwa semua apa yang dipunyai adalah hanya karena kudrat dan iradat Allah semata.

  1. Perasaan takut

Kepada Allah penuh dengan ketundukan dan takut sehinggga tak berani mengerjakan apa yang dilarang Allah dan penuh takut dalam artian melaksanakan semua perintah Allah sekuat tenaga, Takut akan kemurkaan Allah. Disini bedanya takut dengan mahluk dan takut kepada Allah. Takut kepada mahluk menjauh/menghindar sedangkan takut kepada Allah justru mendekat.

  1. Jangan suara keras

Pengucapan zikir dengan lembut tidak dengan suara keras, karena yakin walau dengan lembut Allah pasti mendengar. Dikhawatirkan dengan suara keras dapat mengganggu orang lain dan paling khawatir lagi dengan suara keras akan tersisip di dalam hati ingin diketahui orang bahwa diri ini ahli zikir. Atau kalau-kalau timbul di dalam hati orang yang mendengar berkata-kata: Orang itu berzikir di keras-keraskan biar dianggap taat padahal siapa yang tidak tau dia .........dts”. Kalau dugaan hati orang ini ternyata tidak benar kan kasihan dia sudah berbuat dosa kepada kita tanpa disadari, padahal pemicunya adalah lantaran kita berzikir dengan suara keras itu tadi.

  1. Pagi dan petang

Amal anak manusia yang paling disuka oleh Allah adalah dilakukan secara rutin, biarpun kecil, apalagi besar. Karena dengan amal baik secara rutin menutup kemungkinan kekotoran atau amal buruk dapat masuk. Bila berzikir pagi dan petang sekurang-kurangnya kelalaian terhadap perintah Allah dan kealfaan melanggar larangan Allah menjauh. Sebab selesai mengingat Allah di pagi hari, kemudian tarohlah setelah itu karena kesibukan dunia sehingga lupa akan Allah, tapi setelah petang hari kembali ingat Allah lagi, setidaknya menyadari akan kesalahan dan kealfaan yang telah dibuat ketika sedang tidak mengingat Allah, kemudian langsung dapat bertobat. Amalan baik apa saja bila dilakasanakan rutin akan menyenangkan, sedangkan kalau hanya dilaksanakan sekali-sekali biarpun banyak kurang manfaatnya. Contoh orang mandi setiap pagi dan petang setiap hari, tentu badan segar dan bersih. Tetapi sebaliknya jika mandi sebulan sekali, walau setiap kali mandi menghabiskan waktu yang lama untuk berendam dengan sabun yang demikian wangi, tetap saja tidak akan bersih dan segar setelah lama waktu sesudah mandi tersebut.

Petunjuk berzikir seperti tersebut di atas dapat dicermati surat Al-A’raf (surat ke ) ayat 205:

205. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

Dan Hadist Abu Musa Al-Ansyari RA, dikutip dari Tafsir Al Azhar Zuz IX hal 232-233, buah pena Prof DR Hamka.

“Berkata Ibnu Katsir: “Lantaran itu sebaiknya janganlah berzikir itu dengan bersorak sorai atau suara keras” Diriwayatkan dari Abu Musa Al Ansy’ari r.a. berkata dia: “Diangkat orang suaranya tnggi-tinggi karena berdo’a dalam suatu perjalanan, Maka bersabda Nabi Muhammad s.a.w. terhadap mereka: “Hai sekalian manusia! Tahanlah diri kalian, karena kalian tidak menyeru orang tuli dan tidak pula Dia Ghaib. Yang kamu seru ini adalah Maha Mendengar lagi sangat dekat, lebih dekat kepdamu daripada duduk kendaraanmu sendiri”.

Demikian, perbanyaklah zikir mengingat Allah, karena:

Surat Ar-Raad (surat ke 13) ayat 28

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Wasalamualaikum Warahmatulahi Wabarkatuh

Friday 11 February 2011

SPT BAGI PENSIUNAN TAK ADA USAHA SAMPINGAN ADALAH PEMBOROSAN

Sejak tahun 2009 setiap pensiunan harus menyampaikan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan), sehubungan dengan itu yang bersangkutan harus mempunyai NPWP. Bagi pensiunan yang punya kegiatan prodoktif lainnya, atau mempunyai penghasilan lain selain pensiun, tentu ketentuan ini akan bermanfaat untuk dapat menjaring pendapatan negara berupa pajak atas penghasilan tambahan yang bersangkutan.

Akan tetapi untuk pensiunan yang hanya berpenghasilan dari pendapatan pensiun dari eks pemberi kerja, tentu pengisian SPT tersebut merupakan suatu pemborosan, sedangkan sedikitpun tidak mendatangkan pendapatan untuk negara, kecuali yang memang sudah disetorkan oleh eks pemberi kerja, melalui pemotongan manfaat pensiunan setiap bulan. Pemborosan tersebut untuk setiap orang dapat diperkirakan perhitungannya adalah:

No.

Uraian

Jumlah Rp

1.

Perangko pengiriman bukti pemotongan pajak oleh eks pemberi kerja

2.000,--

2.

Photo copy bukti pemotongan pajak oleh eks pemberi kerja

150,--

3.

Transpor ke KPP terdekat dari pensiuanan, asumsi di Jakarta dapat naik bus way, tanpa kendaraan lagi ke shulter bus way

7.000,-

4.

Photo copy isian SPT untuk arsip ybs

300,--

5.

Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya kantor dana pensiuan pemberi kerja, diperhitungan asalan

200,--

6.

Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya kantor Pelayanan pajak ketika menerima SPT dari si pensiuan, diperhitungkan asalan.

200,--

7.

Biaya pengarsipan, dihitung perkiraan.

150,--

Jumlah

10.000,--

Biaya pada butir 1 dan 5 dikeluarkan oleh eks pemberri kerja, sedang lainnya dikeluarkan oleh pensiunan yang bersangkutan. Biaya butir 6 dan 7 oleh negara cq KPP.

Pengeluaran biaya tersebut adalah perhitungan untuk satu orang pensiunan. Saya belum punya data berapa jumlah pensiunan di Indonesia. Data saya miliki jumlah pensiunan di eks tempat pemberi kerja dimana saya dapat pensiun, yaitu jumlah pensiunan sampai akhir tahun 2010 adalah 8.600 orang lebih. Dari data tersebut maka jumlah uang yang harus diboroskan tanpa manfaat adalah 8.600 x Rp 10.000,-- = Rp 86.000.000 (Delapan puluh enam juta rupiah) setahun. Kecil memang, tapi kan ini hanya dari satu yayasan dana pensiun, saya menduga seluruh Indonesia jumlahnya puluhan kali dari jumlah tersebut. Berkenaaan dengan itu, sepantasnyalah bahwa ketentuan pengisian SPT dan mewajibkan pensiuan yang hanya berpenghasilan dari pensiunan, selayaknya ditinjau kembali untuk dirubah menjadi tidak wajib mengisi SPT tahunan dan tidak wajib mempunyai NPWP.

Betul, jumlah pemberorasan tersebut tidak dipikul oleh pensiauan sendiri, tidak juga dipikul oleh pemerintah sendiri, tetapi sekurang-kurangnya ada tiga pihak yang memikulnya yaitu eks pemberi kerja (Dana Pessiun), pensiuanan yang bersangkutan dan pemerintah dalam hal ini KPP. Alangkah baiknya jika dana yang diboroskan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembangunan negara ini, misalnya pembangunan gedung sekolah dan inpra structur lainnya.

Semoga tulisan ini terbaca pihak yang berkepentingan, dan sependapat dengan kebenaranannya.