Friday 29 January 2021

Sukses di Lapak Dogan.

Enampuluhan taun lalu, blm banyak kecamatan yg ada sekolah setingkat es el te pe. Anak2 kecamatan kl mau "nyambung" (istilah daerahku ke sekolah yg lbh tinggi) stlh tamat es er hrs ke kabupaten. Kalau pengen ke es el aa, kadang ada kabupaten yg blm ada, maka hrs ke Provinsi. Kuliah jelas hrs ke ibu kota provinsi. Transportasi blm semudah skrg, jadi bila "nyambung", hrs pindah kediaman, pisah dari Ortu. Merantaulah jadinya.


Seorang pemuda lumayan beruntung terlahir di ibu kota kabupaten, dimana terdpt satu2nya es em aa. .....


Merantaulah pemuda bercita-cita tinggi ini  setamat es em aa dari kampung tanah kelahirannya ke ibukota Provinsi. Angannya, akan nyambung ke universitas. Tentang biaya perkara nantilah, pikirnya, yg penting dirinya siap kerja apa saja di rantau nanti, yg penting ada modal buat transpor. Lagian ketika itu biaya kuliah sangat msh relatif ringan.


Berat hati sebenarnya Ortu melepas kepergian anaknya yg baru saja beranjak dewasa. Padahal jaman itu izajah es em aa udah di terima di kantoran di kabupaten mereka, ndak usah pake beragam test.


Dasar ini anak ber-cita2 ingin punya titel, bulat niatnya ingin nyambung ke universitas. Dianya termotivasi, seorang pejabat kabupaten bertitel "BA", bertamu ke rumah pak lurah. Gadis2 pada ngintip dari balik tabir penyekat ruang tamu, sampai tabirnya putus talinya. (jaman itu lagi musim tabir penyekat ruangan keluarga dg ruang tamu pakai kain digantung dg tali).


Bgt hebatnya orang bertitel, digandrungi gadis2 remaja ketika itu. Ini pemuda ingin mencapai tu titel walau hrs merantau.


Untuk sangu merantau, oleh Ortu dijualkan padi hsl panen taun itu ratusan Gantang. Ayah pesan "nanti di ibu kota provinsi mungkin untuk nginap sementara kau cari teman ayah seperjuangan jaman revolusi, mudah2an masih hidup". (diberikan nama dan alamat yg di ketahui si ayah). Tambahan pesan: "kalau dpt kau tak usah lama2 tinggal disitu, karena pak lekmu itu bukan siapa2, sanak bukan saudara tidak, hanya kawan seperjuangan dimasa mempertahankan kemerdekaan".


Singkat cerita sesampainya di ibukota provinsi, si pemuda ketemu kediaman "teman seperjuangan ayah", diterima nginap dirumahnya. Beliau hidupnya juga pas2an, rupanya si pak lek usaha jualan makanan petang sampai malam hari. Naah kebetulan sementara dpt membantu pak lek mendorongkan gerobak, serta bongkar pasang tenda sblm dan ssdh dagang.


Ingat pesan Ortu jangan berlama-lama tinggal di rumah pak lek. Amanat itu tak lama kmdn terwujud, dapat kerjaan jadi krani di toko klontong. Jam kerja sih teratur, tapi seharian hampir ndak ada istirahat termasuk kalender merah. Ok-lah pikir si pemuda, untuk sementara, sekalian malam dpt disuruh nginap di toko. yg penting dpt batu loncatan dulu. Nanti cari pekerjaan lbh baik, barulah bila sdh cukup modal dan waktu memungkinkan "nyambung" sekolah jadi mahasiswa. Terbayang sesekali pulang kampung pake jaket almamater.


Perjalanan nasib,............. anak gadis pemilik toko kepincut-bersambut dg si pemuda. Rupanya hubungan berlanjut, sampailah harus menikah padahal "nyambung" blm terlaksana. 


Masalahnya tdk segampang itu Ortu gadis yg pemilik toko klontong itu ndak berkenan, karena sblmnya anak gadisnya itu dulu sdh dekatan dg seorang pemuda dg etnis dan agama yg sama, setamat es em aa nyambung sekolah dokter ke kota lain (kota tsb blm ada FK). Ayah si gadis sdh membayangkan punya mantu dokter, kok kini dapatnya krani.


Singkat cerita si perantau ini di usir, namun gadis sdh kadung kepincut jadinya ikut dan nikah berwali hakim dan sekalian ikut agama suami.


Nafkah hrs dicari, dg modal seadanya, juga terpaksa lapor Ortu dikampung minta dibantu. 


Dirintislah usaha jualan "Es Dogan" (pinjam bhs daerah si pemuda artinya es kelapa muda), didorong dg gerobak, terinspirasi dagangan pak lek tumpangan ketika mulai merantau. 


Cuma kalau pak lek jualan hanya malam, sdg pemuda ini boleh dibilang siang malam dan tlh dapat tempat tetap di suatu pengkolan prapatan di kota itu. 


Eee...... namanya rezeki tidak pandang TEMPAT tidak pula BERSUKAT. Usaha sukses sampai punya armada "es dogan" beranak buah lbh dari sepuluh. Akhirnya walau "nyambung jadinya urung", lumayanlah sdh punya rumah sederhana. 


Anak yg lahir kurang lebih dua th stlh nikah, kini berkat tekad bulat tlh dpt di sekolahkan di FK (kbltn sekarang di provinsi itu universitasnya sdh ada FK). 


Ketika wisuda ayah dan ibu si istri diberitahu dan dimintakan undangan. Namun pas tdk bersedia datang.


Peristiwa ini bagaikan menunjukkan kpd "Engkong dan Emak", naah dulu pengen mantu dokter, kini walau tak punya mantu dokter, punya cucu dokter.


Alur kisah ini, menujukkan bahwa apa yg dicita-citakan blm tentu berhasil seperti yg dicita-citakan. Namun bercita-cita itu penting untuk tergerak mencapainya. Ingin BERTITEL jatuhnya di LAPAK DOGAN. Boleh jadi cita2 dimasa kita tidak tercapai oleh Yg Maha Kuasa di wujudkan dimasa anak keturunan kita. Adlh penting bercita-cita, berusaha mencapainya lalu tak boleh diabaikan berdo'a,

karena Allah perintahkan:

وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ

(Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu). "QS: Ghafir ayat 60".


Ssdh itu serahkan kpd Allah hasilnya. Allah lbh tau yg terbaik buat kita masing2.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 16 Jumadil Akhir 1442 H.

29 Januari 2021

(729.01.21).

Tuesday 26 January 2021

KeBAIKan blm tentu berbuah BAIK.

Keterbatasan manusia diantaranya kadang salah dlm menilai. Tak jarang  perbuatan baik seseorang dinilai jelek. Apalagi di dlm menilai terbumbu cemburu, bersemi sentimen, bersemayam dendam.


Sebaliknya, jika sdh kadung senang thdp seseorang, seringkali apapun yg dibuat orang yg dicintai itu dinilai baik, sekalipun keliru, sekalipun salah.


Demikianlah manusia tdk sempurna, yg diketahuinya hanya kasat mata. Padahal pandangan matapun tak selamanya benar, tergantung bgmn dan dari mana melihatnya. 😎😎😎

Contoh: Rel Kereta Api sesungguhnya antara batangan rel yg kiri dg yg kanan berjarak sama, ketika kita berdiri di salah satu ujung,.... semakin jauh kita memandang sepertinya jaraknya semakin menyempit, tambah jauh seolah Rel berdempet menjadi satu. Bgtlah mata tak selamanya sesuai fakta. 🤣🤣🤣


Dalam keseharian,  kadang perbuatan baik kita, blm tentu dinilai baik, karena orang tak tau. Mending hanya tdk dihargai, kadang ada perbuatan baik malah dicerca orang, dinilai tak baik. 


Contoh kecil, seorang pemuda menegakkan kembali sepeda motor rebah (di area tak ada jurkir). Kebetulan  pemilik pas melihat ketika pemuda  baik ini sedang menegakkan motor itu,  malah dimarahi, dituduh dia yg menumbangkannya. Pemilik tidak melihat ketika sepeda motor itu tumbang, lantaran di parkir di tanah gembur, standar ambles. Lagi2 tdk melihat yg sebenarnya, jadinya salah tindak.⚠️⚠️


Penulis ketika msh berdinas dulu, di suatu daerah kbtln sbg kabag umum. Mobil dinas kalau pas ada tamu insidentil, misalnya;  sering susah ngaturnya untuk cukup keperluan dinas. Senin itu suatu bagian lain harus penuhi komitmen dg pelanggan, karena mobil dinas kosong, kupinjamkan mobil pribadiku. 


Sekitar pukul 11 an Bos datang dari Jakarta dijemput driver, dg mobil dinas khusus Bos. Mobilku sdg parkir di pinggir jalan (rute bandara-kantor), dikenali Bos (maklum kota kecil 35 th lalu mobil gampang dikenali). Si Bos berguman di dengar driver, "ngapain pak .....(nyebut namaku) hari gini ndak di kantor".


Nah kan....... perbuatan baikku bukan saja tdk dihargai, tak dinilai baik, bahkan dpt penilaian ngeluyur oleh si Bos.


Gumaman Bos kuterima infonya dari driver Bos, duduk perkaranya kujelaskan juga melalui driver Bos. Entah diteruskan atau tdk penjelasanku itu kpd Bos oleh driver, sampai diriku dan Bos masing2 pindah dinas ke daerah lain tak pernah ku konfirmasi.


Pelajaran yg kuperoleh, bila kelak ditakdirkan jadi Bos, agar aku tak bgt saja ambil kesimpulan menilai tdk baik anak buah. Apalagi anak buah, kan mereka sbg partner kerja. Bos tak berarti apa2 tanpa anak buah.


Agama memberi pedoman agar memutuskan, menilai sesuatu dg obyektif/adil walau terhdp orang atau kelompok yg tdk disenangi sekalipun. 


.......وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰ نُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْا

"........Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil........".

(QS: Al-Maidah ayat 8).


Lagian sblm memyimpulkan sesuatu termasuk melihat/ mendengar informasi hrslah "check and recheck" seperti di ajarkan pula oleh agama:


يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَا سِقٌ   بِۢنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا   بِۢجَهَا لَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

(QS. Al-Hujurat ayat 6).


Kurang akuratnya apa yg diliat dan didengar tanpa check and recheck, berpeluang salah memutuskan, sehingga merugikan orang lain yg kelak menjadi penyesalan.


Diriku  blm ketemu moment yg pas untuk menjelaskan langsung kpd Bos ku soal mobil tsb di atas, sampai lah kami berpisah pindah ke cabang berlainan masing2. 


Kunasihati diriku sendiri  sbg bawahan.  Pokoknya fokus saja bekerja se-baik2nya. Kalaupun atasan tak menilai baik, insya Allah smg dinilai kebaikan disisi Allah.


Allah akan selalu memberikan yg cocok buat kita, tak selalu memberikan yg menurut kita cocok. Sebab ada juga rekan yg selalu mendapat nilai baik dari atasannya kmd mendpt jabatan tinggi, kudengar ada diantaranya yg terperosok.......😥😥😥. 


Dmkn smg Allah memberikan yg terbaik buat kita.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 13 Jumadil Akhir 1442 H.

26 Januari 2021

(728.01.21).

Monday 25 January 2021

Perbekalan dunia dan akhirat.

Bepergian harus membawa bekal, baik bepergian di dunia apalagi ke akhirat. Bepergian di dunia dpt disebabkan bbrp alasan:

1. Bepergian dlm rangka pindah tempat tinggal, karena terkait mata pencarian.

2. Bepergian wisata.

3. Bepergian urusan bisnis.

4. Bepergian silaturahim.

5. Bepergian melaksanakan Ibadah (misalnya haji dan umrah).

Lantaran apapun bepergian di alam dunia di atas, mesti membawa Bekal/sangu. Apalagi bepergian ke akhirat.


Contoh bepergian ibadah Haji, Allah memberikan TIP khusus bekalnya:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِ نَّ خَيْرَ الزَّا دِ التَّقْوٰى

Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.


Bepergian di dunia,  walau pun tujuan pindah tetap ada harapan balik ke tempat asal. Tapi bila bepergian ke akhirat tak akan pulang lagi ke dunia. O.k.i. bepergian ke akhirat  harus berbekal/sangu yg lebih mantab.


Ayo kita bandingkan BEKAL/ SANGU bepergian di dunia dan bepergian ke akhirat.


EMPAT perbandingan antara bekal/sangu perjalanan di dunia dan ke akhirat yg kita bandingkan berikut ini:


PERTAMA, sangu/bekal dalam perjalanan di dunia, akan menyelamatkan kita dari sesuatu yang belum tentu terjadi. 

Contoh: seorang ibu rumah tangga berjalan ke pasar yang tidak jauh dari rumahnya, membawa payung karena cuaca mendung. Ternyata sampai pulang dari belanja, payung tidak digunakan karena hujan tidak jadi turun.....


Tapi perbekalan/sangu untuk perjalanan di akhirat, akan membentengi diri kita dari penderitaan yang pasti terjadi. Sejak masuk ke-alam barzah, sangu/bekal sudah mulai berguna sampai perjalanan menuju hari perhitungan. Alangkah malang dan menderitanya, bila di alam barzah (alam kubur) saja sudah mulai tidak punya bekal/sangu yang dapat membentengi diri dari siksa kubur yang dahsyat itu. Kalaulah siksa kubur itu tidak ada, tentulah Nabi Muhammad ﷺ tak kan ajari ummatnya setiap shalat sblm salam berdo'a:


اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ


“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qabri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal 

[Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal].” (HR. Muslim)


KEDUA, sangu/bekal dalam perjalanan di dunia, setidaknya akan menyelamatkan kita dari kesulitan sementara. Misalnya seorang dalam perjalanan membawa bekal makanan, pada saatnya lapar, makanan dimakan, terhentilah lapar selama waktu tertentu, kemudian pada saatnya lapar lagi. Sedangkan perbekalan untuk perjalanan akhirat, bekal yang dibawa akan menyelamatkan kita dari kesulitan yang kekal, tiada tara dan tiada habis-habisnya. Bekal di dunia bila habis dpt ikhtiar untuk menambah bekal. Sedang bekal diakhirat mau cari kemana tambahan bekal.


KETIGA, perbekalan dalam perjalanan di dunia akan menghantarkan kita pada kenikmatan, dan pada saat yang sama mungkin saja kita juga mengalami rasa sakit, keletihan dan kepayahan. Kadang bekal yang kita bawa tidak dapat digunakan lantaran rusak dalam perjalanan, atau hilang di perjalanan. Sementara perbekalan untuk perjalanan menuju akhirat, apabila perbekalan berupa kebajikan itu diterima dengan baik disisi Allah, maka bekal itu akan membuat kita terlepas dari marabahaya, terlindung dari kebinasaan dan siksa.


KEEMPAT, perbekalan dalam perjalanan di dunia memiliki karakter bahwa kita akan melepaskan dan meninggalkan sesuatu dalam perjalanan. Contoh: bila kita bepergian rekreasi misalnya, setelah bekal makanan di makan, mungkin bungkusnya atau ada bagian-bagian tertentu yang harus ditinggalkan. Sementara perbekalan untuk perjalanan di akhirat, memiliki karakter, kita akan lebih banyak menerima siksa jika bekal amal kemungkaran lebih banyak, dan mendapat kemudahan dan kenikmatan bila amal kebaikannya terterima Allah, tidak dapat ditinggalkan walaupun yang diperoleh siksa.  Sangat bahagia terus menerus bila yang diterima balasan kebaikan amal kita.


Sesungguhnya perjalanan itu cukup berat, dan masih banyak bekal yang perlu disiapkan. Semua kita pasti tau perbekalan yang sudah kita siapkan masing-masing. Jika kita anggap perbekalan itu masih kurang, tentu kita tidak akan rela seandainya tidak lama lagi ternyata kita harus segera menempuh perjalanan menuju akhirat itu. 


Mari kita renungkan, apakah masing-masing diri kita sudah menyiapkan bekal menuju negeri akhirat yang abadi tidak berujung itu.


Bila dikaji mendalam, bagaimanapun taatnya seorang beribadah, bagaimanapun dermawannya seseorang, kelak setelah melihat hasilnya di akhirat nanti yang  إِن شَآءَ ٱللَّهُ  ketika sakaratul maut diperlihatkan rekaman penjalanan hidup seseorang oleh Allah.


Orang yang banyak amal kebaikannya pun masih menyesal, kenapa beramal kurang banyak. 

Konon lagi orang yang kurang amal kebaikannya atau orang yang malah tidak melaksanakan perintah Allah tentu akan menyesal berkepanjangan.


Semoga Allah mudahkan kita menghimpun sangu/bekal ke akhirat agar jangan sampai ketika kedatangan maut berkata:


 رَبِّ لَوْلَاۤ اَخَّرْتَنِيْۤ اِلٰۤى اَجَلٍ قَرِيْبٍ ۙ فَاَ صَّدَّقَ وَاَ كُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."

(QS. Al-Munafiqun ayat 10)


dan juga:....

حَتّٰۤى اِذَا جَآءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَا لَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ 

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),"

(QS. Al-Mu'minun ayat 99)


Setelah dihadapkan ke siksa neraka barulah berkata:


يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰ يٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ


Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman."

(QS. Al-An'am ayat 27).


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 12 Jumadil Akhir 1442 H.

25 Januari 2021

(727.01.21).

Saturday 23 January 2021

Kegigihan Berusaha.

 Merintis usaha memang tidak mudah. Jangan dikira setiap usaha cocok untuk setiap orang. Pinjam istilah kampungku "Rasi2 an".


Cuma sayangnya ketika memulai usaha, kita ndak tau persis cocokkah usaha tsb. buat kita. Makanya lantas hrs mencoba. 


Benar sih, di era ilmu pengetahuan skrg, sblm memulai suatu usaha dpt di ikhtiarkan dengan "uji layak" (feasibility study). Namun layak mnrt ramalan study itu tdk menjamin 100%, ada faktor "X" kadang tak terduga jadi sandungan. Sehingga kemungkinan tak cocok tetap ada.


Kios di pasar tradisional, mulai buka toko berjualan sayur-mayur, k/l 6 bln ternyata terus merugi lantaran di kiosnya sepi pembeli. Sifat sayur yg rentan layu lama2 merugi...... 😥😥😥

Alih haluan jual kue basah dan gorengan. Rupanya juga tdk cocok, sepi pembeli. Sebagian gorengan sampai mengeras, kue basah sampai kadaluarsa. Ndak nutup modal......😙😙😙


Dg modal KEGIGIHAN USAHA, dicoba jualan camilan kemasan. Mulai dari "kuku macan" segala macam "kripik", berjenis "dodol", "aneka kacang", kadaluarsanya agak lama. Rupanya mata dagangan ini yg "RASI" (cocok buat dirinya).


Kulihat skrg usahanya bukan saja laris, tapi tiga kios bertambiran dg kios asal, tlh diisi oleh dagangan "Camilan", dilayani 4 karyawan dimana manajernya si pemilik ex kios  sayur yg ndak cocok itu. 


Potret lain orang memulai usaha. 


Sbgmn diketahui yg namanya dunia kerja formal penerimaan pegawai baru pake musiman. Pas awak tamat sekolah pas pula sdg "moratorium". Bbrp tahun kmdn dibuka lowongan, usia awakpun dah lewat. Ada sih kalau mau "outsourcing" tapi si pemuda yg dikisahkan ini ogah; katanya "masa tua kurang jelas".


Tamat sekolah dimusim moratorium dan outsourcing itu, seorang pemuda memberanikan diri usaha mandiri, terinspirasi ketika dia membayar STNK sepeda motornya, ngurus sendiri. 


Singkat cerita dimulainya nawarkan jasa nguruskan pembayaran STNK kendaraan teman2 dekat, om dan tante, saudara sepupu yg sdh mapan kerjanya. Selanjutnya merembet penawaran ke tetangga. 


Perhatiannya selalu lirik plat nomor kendaraan tetangga, kmdn mencoba menghubungi. Yaaah namanya juga usaha, kadang 10 hanya berhasil satu dua.

Siapapun  yg berhasil dia  tawari jasanya, dibuat "data base" nya. Pas mendekati tgl jatuh tempo, pemilik kendaraan dihubungi, sekarang sdh dg W.A. dulu dg S.M.S. dimulai dulu permulaan dg bertamu ke tetangga. 


Semula pemuda ini, setiap nguruskan STNK ndak netapkan tarif jasa, pemilik nitip uang mirip2 biaya lama. Bgt selesai kalau uangnya lebih dikembalikan, uang kurang diminta kekurangannya. Pemilik memberi balas jasa seikhlasnya.


Kini makin banyak orang yg nitip jasa pengurusan STNK, sampai dianya hrs mempekerjakan dua orang karyawan. Sekarang jasa ditetapkan baik untuk sepeda motor, untuk mobil. Tapi besarnya jasa cukup menarik bagi pemilik kendaraan, sebab hitung2 lbh kecil ketimbang biaya transport pergi ngurusnya sendiri. 


Sekarang usahanya bukan saja hanya ngurus memperpanjang STNK, tetapi juga ngurus balik nama, bahkan kadang jadi mediator jual kendaraan.


Dmkn sekilas dua contoh KEGIGIHAN BERUSAHA yg saya potretkan buat pembaca. Saya percaya bahwa pembaca banyak contoh2 yg lbh menarik.  


Allah tempatkan kita dibumi agar kita berusaha untuk mencari kehidupan, bahkan diperintahkan ssdh shalat harus segera bekerja. 


Sebetulnya Allah tidak perintahkan ada waktu libur (kalender merah) hrs terus bekerja, berusaha, kecuali berhenti ketika kita dipanggil shalat. Hal tsb dpt di petik di dalam Al-Qur'an: 


وَلَقَدْ مَكَّـنّٰكُمْ فِى الْاَ رْضِ وَجَعَلْنَا لَـكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ.........

"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu................"

(QS. Al-A'raf ayat 10).


فَاِ ذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَا نْتَشِرُوْا فِى الْاَ رْضِ وَا بْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ,,,,,,,,

"Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah ................:

(QS. Al-Jumu'ah ayat 10)


Smg dpt memotivasi KEGIGIHAN BERUSAHA bagi siapa saja yg kini tengah mencari RASI usahanya.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 10 Jumadil Akhir 1442 H.

23 Januari 2021

(726.01.21).

Friday 22 January 2021

Manakala GAGAL.

 

Orang yg mengalami ke-GAGAL-an tentu adlh orang yg ber-USAHA. Orang tak ber-USAHA, tentu tak dijumpai GAGAL. Kalau bgt supaya tdk GAGAL jangan ber USAHA. Tapi mau bgmn lagi, hidup normal harus berusaha, beraktivitas, berkegiatan.


BERBISNIS bisa GAGAL.

Dunia bisnis, berpeluang untuk menjadikan pelakunya sukses. Sebaliknya tdk sedikit pelaku bisnis gagal. Apakah kegiatan pebisnis ini sia2, stlh mengalami kegagalan?. Kadang malah belajar dari kegagalan itu, meraih sukses yg gemilang dikemudian hari.


PETANIpun berpotensi GAGAL.

Petani dg tekun merawat sawah/ tanamannya, kadang juga terjadi gagal panen. Secara finansial merugi, tak terbalas jerih payah. Keberhasilan pertanian memang betul lantaran baiknya mengolah tanah, perawatan sempurna,  cocok musim, tepat pupuk..... 

Tetapi bordo'a jangan abaikan. Usai berikhtiar bertani dan berusaha apapun jangan lupa mohon Allah menyertai. Jangan sampai seperti perumpamaan di QS: Al-Kahf 32 dan 42.


وَا ضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا رَّجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِاَ حَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ اَعْنَا بٍ وَّحَفَفْنٰهُمَا بِنَخْلٍ وَّجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا ۗ 

"Dan berikanlah (Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, dua orang laki-laki, yang seorang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara keduanya (kebun itu) Kami buatkan ladang."

(QS. Al-Kahf ayat 32)


وَاُ حِيْطَ بِثَمَرِهٖ فَاَ صْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلٰى مَاۤ اَنْفَقَ فِيْهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَا وَيَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ لَمْ اُشْرِكْ بِرَبِّيْۤ اَحَدًا

"Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu dia membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur roboh bersama penyangganya (para-para) lalu dia berkata, Betapa sekiranya dahulu aku tidak menyekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun."

(QS. Al-Kahf  ayat 42)


SEKOLAH  juga sering GAGAL.


Pelajar/mahasiswa, telah gigih belajar, bukan mustahil ada saja sebabnya menjadi gagal. Misalnya peraturan berubah, perekonomian, kesehatan, faktor alam dlsbnya. Jangan salah,...... tak sedikit orang yg gagal ketika sekolah sukses di masyarakat bahkan ada yg malah terkenal di dunia.


Bgtlah usaha tak selamanya berhasil mulus sesuai yg direncanakan. Juga apakah hasil usaha para peserta didik yg gagal ini sia2?.


Dari alur kisah terbentang serba sedikit di atas, dimaklumi bahwa kerja kita, upaya kita kadang tak berhasil. Kadang gagal sebagian, bahkan sering malah gagal total.


Keyakinan orang beriman bahwa apapun usaha/kerja untuk kebaikan, meskipun di dunia tdk memperoleh apa2 bahkan mungkin mendptkan cercaan, cemo'ohan. Sepanjang ketika mekakukan pekerjaan/ usaha tsb tlh dg niat ibadah kpd Allah, akan bernilai sbg kebajikan yg hasilnya akan dipanen kelak di akhirat.

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهٖ ۚ وَاِنَّا لَهٗ كٰتِبُوْنَ

"Barang siapa mengerjakan kebajikan dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari (disia-siakan), dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya".

(QS. Al-Anbiya ayat 94)


Dan.....

وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰى 

"dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)"

(QS. An-Najm ayat 40)


Serta......

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya".

(QS. Az-Zalzalah ayat 7).


Dmkn, usah takut GAGAL dlm berikhtiar. Sebab banyak kesuksesan karena kegagalan.


Setiap usaha/ pekerjaan untuk tujuan kebaikan (halal), maka melakukannya termasuk ibadah, keluarnya dari rumah terhitung fii sabiilillah. Rasulullah ﷺ  bersabda :


مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ، فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى نَفْسِهِ لِيُعِفَّهَا فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى التَّكَاثُرِ، فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ


“Barangsiapa yang berusaha/bekerja untuk menafkahi kedua orang tuanya, maka terhitung fii sabiilillah. Barangsiapa yang berusaha/bekerja untuk menafkahi keluarga yang menjadi tanggungannya, maka terhitung fii sabiilillah. Dan barangsiapa yang berusaha/bekerja untuk kehormatan dirinya sendirinya (agar tidak meminta-minta), maka terhitung fii sabiilillah. Akan tetapi siapa saja yang berusaha/bekerja untuk bermegah-megahan, maka terhitung fii sabiilisy-syaithaan (di jalan syaithan)” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 9/23 dan dalam Syu’abul-iimaan no. 3875, Al-Bazzaar dalam Kasyful-Astaar no. 1867, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 4214, dan yang lainnya; dishahihkan Al-Albaaniy dalam Ash-Shahiihah no. 2232].


Smg apapun usaha kita diredhai Allah jikapun gagal di dunia tercatat  sbg kebajikan di akhirat kelak.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 9 Jumadil Akhir 1442 H.

22 Januari 2021

(725.01.21).

Thursday 21 January 2021

PINTU-IMAN-BIMBANG.

Pembaca yg kbtln mengikuti tulisanku ttg “pintu masuk iman”, bahwa Iman masuk ke seseorang berpeluang dari 4 (empat) pintu, 3 (tiga) telah kutulis dalam 3 (tiga) kali terbit y.i: “Pintu Terpasang”, “Pintu Terangsang”, “Pintu Penentang” dan di kesempatan kali ini  kumuat tulisan iman masuk dari “Pintu Bimbang”.  Nama2 pintu tsb ku-istilahkan dengan akhir kata “ANG” sekedar memudahkan untuk mengingat.


IMAN MASUK DARI PINTU BIMBANG.

Pintu Bimbang, dpt dikelompokkan dua:

1. Bimbang karena menilai dari beberapa ajaran  keimanan dari beberapa jenis jalan keimanan, hingga ia sulit memilih jalan keimanan yang mana yang lebih benar, untuk diikuti. Sehingga jika yg bersangkutan lama mengambil keputusan maka pribadi seperti ini malah tidak melaksanakan ritual peribadatan dari keimanan yang manapun. 


Banyak diantaranya yg punya semboyan yg penting berbuat baik, tidak menyakiti orang. 


Padahal mengacu pada Al-Qur’an surat Al-Kahf ayat 103-105, bahwa berbuat baik saja hidup ini tidak cukup. 

قُلْ هَلْ نُـنَبِّئُكُمْ بِا لْاَ خْسَرِيْنَ اَعْمَا لًا ۗ 

"Katakanlah (Muhammad), Apakah perlu Kami beri tahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?"

(QS. Al-Kahf ayat 103)


اَ لَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا

"(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya."

(QS. Al-Kahf ayat 104)


اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًـا

"Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat."

(QS. Al-Kahf ayat 105).


Jadi barulah perbuatan baik itu di sisi Allah tdk sia2 apabila beriman kpd Allah dan percaya thdp ayat2 Allah.


2. Bimbang, sudah yakin terhadap suatu pilihan tetapi berupaya untuk membuktikan pilihannya itu lebih baik dari pilihan keimanan lainnya, dengan begitu dianya mencari dalil dan bukti-bukti referensi, belajar kesana kemari, sehingga mencapai kayakinan yang betul-betul bulat tak tergoyahkan lagi. Mungkin salah satu contoh bimbang yang ekstrim seperti terwakili dari keinginan nabi Musa melihat Tuhan seperti diabadikan dalam Al Qur’an, surat 7  (Al-A’raf) ayat 143.


وَلَمَّا جَآءَ مُوْسٰى لِمِيْقَا تِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗ ۙ قَا لَ رَبِّ اَرِنِيْۤ اَنْظُرْ اِلَيْكَ ۗ قَا لَ لَنْ تَرٰٮنِيْ وَلٰـكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَـبَلِ فَاِ نِ اسْتَقَرَّ مَكَا نَهٗ فَسَوْفَ تَرٰٮنِيْ ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًا ۚ فَلَمَّاۤ اَفَا قَ قَا لَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَ نَاۡ اَ وَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

"Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau. (Allah) berfirman, Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku. Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman."


Di kalangan kita tidak sedikit, ustadz dan ustadzah yg Iman masuk ke dirinya melalui pintu Bimbang. Kemudian mereka menjadi pendakwah2 kenamaan dg ilmu yg mumpuni.


Kelompok yg Bimbang dalam beriman ini dapat dibagi:


a. Asalnya bimbang dengan semua agama, malah tidak mau beragama, diantara kelompok ini ada yg punya kemauan menilai agama2 yg ada. Mungkin semula untuk mendustakannya. Namun stlh mempelajari dlm kebimbangan antara kebenaran dan dusta itu, masuklah iman di saat kebimbangan memuncak. Hidayah datang dan kemudian ybs jadinya betul yakin seyakin-yakinnya atas kebenaran iman yg dia pilih karena tlh melalui “uji kebimbangan” yg menghasilkan “hakkulyakin”.


b. Adapula yang bimbang, tapi tetap pegang suatu agama, sebab ybs yakin Tuhan itu ada, bahwa agama itu perlu, setidaknya untuk ngurus ketika Nikah dan Mati. Tapi kelompok ini bimbang apa benar agama yg dipegangnya. Makapun atas dasar kebimbangannya itu dia pindah-pindah agama, guna mengalami sendiri bgmn agama-agama yg dianutnya pindah-pindah itu. Kalau ybs beruntung, usianya cukup, sehingga pas dalam pengembaraan agama yang pindah-pindah itu mendapatkan Hidayah agama yang setidaknya mrpkn agama yang tidak ada kebimbangan didalamnya, paling tidak menurut diri ybs. 


Melalui pintu masuk iman apapun kita beriman, semoga kita teguh dengan iman kita sampai akhir hayat, dan menjelmakan keimanan itu dalam wujud amal perbuatan yang baik, sebab iman adalah abstrak dan pembuktiannya konkrit melalui amal perbuatan yang baik.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 8 Jumadil Akhir 1442 H.

21 Januari 2021

(724.01.21). 

IMAN dari pintu PENENTANG.

Di 2 (dua) tulisanku yl. ttg  masuknya iman dari pintu “TerpaSANG” dan dari pintu “TerangSANG”. Dari pintu manapun iman itu masuk, idealnya mencapai “TAQWA”. 


Sedangkan taqwa  melalui  4 (empat) Gerbang  yaitu:


1. “Gerbang Muslimin”. Ditandai 2 (dua) kalimat syahadat.


2. “Gerbang taqwa kedua “Mukminin”. Cirinya atas dorongan imannya tlh melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya.


3. Gerbang taqwa ketiga “Muhsin”, tandanya disamping ibadah juga menebar kebaikan untuk semua makhluk.


4. Gerbang tawqa ke empat “Mukhlisin”. Digerbang ini, seluruh ibadah dan kebaikan hanya mengharapkan ridha Allah, tidak mengharapkan pujian manusia. Beribadah dan berbuat baik, tidak perduli dipuji atau dicaci manusia.


Untuk masuk ke Gerbang2 taqwa, terlebih dahulu orang melalui GERBANG IMAN. 


Tersedia 4 (empat)  gerbang iman, adalah GERBANG: 

“Terpasang” dan “Terangsang” (telah ditulis artikel sblm ini). 

Gerbang: “Penentang” ku muat sekarang. 

Adapun gerbang “Bimbang”, insya Allah dimuat terakhir.


IMAN dari pintu PENENTANG.

Orang yang beriman karena justru tadinya sebagai penentang Islam. Orang seperti ini jika jiwanya berhasil ditundukkan oleh iman yang ditentangnya itu, kualitas imannya akan demikian tinggi dan bahkan sanggup mempelopori orang lain untuk beriman. 


Di zaman kini banyak ditemukan contoh, seorang yang tadinya tidak beragama malah melecehkan agama stlh tentangannya dijawab oleh keimanan yang ditentangnya dan jawaban itu sangat diyakininya malah dianya akan menjadi paling terdepan mengajak orang lain beriman. 


Tidak sedikit orang yg berniat "MENENTANG", bertahun2 mencari kelemahan Al-Qur'an kesudahannya menjadi beriman kepada Al-Qur'an bahkan jadi pendakwah. 


Allah banyak sekali memberikan tantangan kepada manusia, misalnya ditantang manusia membuat satu ayat saja semisal Al-Qur’an antara lain seperti dikemukakan dalam surat Al-Baqarah ayat 23. 


وَاِ نْ کُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَا دْعُوْا شُهَدَآءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

"Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar."


Di zaman mula berkembangnya Islam dikenal tokoh Umar Ibn Khattab sbg "PENENTANG" Islam.


Alkisah ketika Umar Ibn Khattab uring2an thdp Nabi Muhammad  ﷺ pembawa Islam, di jalan dianya ketemu Nu'aim. Lantas Nu'aim menuding Umar telah menipu diri sendiri. Sebab saudara perempuan Umar, Fatimah binti Khattab dan anak pamannya, Sa'id bin Zaid sudah masuk Islam mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ.  


"Jadi engkau harus mengurusi mereka lebih dulu," kata Nu'aim kepada Umar.


Mendengar perkataan Nu'aim, Umar pun balik badan. Tak jadi ke Bukit Shafa, Umar menuju kediaman adik perempuannya, Fatimah dan suaminya Sa'id bin Zaid. Di rumah Fatimah saat itu ada juga Khabbab bin al-Arut.


Ketika masuk pekarangan rumah sang adik, Umar sayup-sayup mendengar bacaan Al-Qur'an Fatimah..........


Sejumlah sumber menyebut yang sedang dibaca Fatimah, Sa'id dan Khabbab adalah Surat Thaha. 


Saat tahu ada Umar yang datang, Fatimah dan Sa'id menyembunyikan lembaran bacaan Al-Qur'an.


Umar sempat menanyakan suara bacaan yang dibaca Fatimah. Namun baik Fatimah mau pun Sa'id kompak menjawab tak ada suara apa-apa. 


Tak puas dengan jawaban adik dan iparnya, Umar mencengkeram Said sambil berkata, "Aku telah diberitahu bahwa kalian telah menjadi pengikut agama Muhammad."


Fatimah bermaksud membela suaminya, namun mendapat pukulan dari Umar hingga berdarah. Umar menyesal telah memukul sang adik. Dengan suara tak lagi meninggi dia meminta agar Fatimah dan Sa'id menunjukkan lembaran yang baru saja mereka baca.


"Aku ingin melihat apa yang dibawa Muhammad," kata Umar.


Sa'id dan Fatimah pun kemudian menyerahkan lembaran Surat  Thaha kepada Umar. "Sungguh indah kata-kata ini. Sungguh mulia kata-kata ini," kata Umar setelah membacanya.


Umar pun bergegas menuju bukit Shafa, tempat Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya berkumpul saat itu. Di depan Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat, Umar menyatakan diri masuk Islam.


Gema takbir berkumandang di ruangan tempat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat berkumpul saat mendengar Umar telah masuk Islam. Sejak itu Umar menjadi salah satu sahabat terdekat Rasulullah. Umar juga menjadi Khalifah ke-2 setelah Abu Bakar Shidiq. Itulah kisah tentang Umar bin Khattab yang awalnya benci, MENENTANG ISLAM berbalik jadi pemeluk Islam. Masuk iman buat Umar Ibn Khattab melalui pintu "PENENTANG".


Kisah ini akan lbh rinci bila pem baca berkenan membaca tafsir Al-Azhar juzu' 16 karya Prof. Dr. Hamka; halaman 114 - 116. pada pendahuluan menafsirkan surat Thaha.


Insya Allah masuknya iman melalui pintu "BIMBANG", akan hadir di tulisan mendatang.


Smg iman kita semakin mantab menuju Taqwa.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 7 Jumadil Akhir 1442 H.

20 Januari 2021

(723.01.21).

Pintu IMAN terangsang.

 Seperti tlh ditulis di artikel sblm ini bahwa terdapat 4 (empat) pintu gerbang munuju taqwa yaitu; Gerbang Muslimin, Gerbang Mukminin, Gerbang Muhsinin dan Gerbang Mukhlasin. 


Ciri-ciri rinci orang yg tlh masuk di gerbang2 tsb tlh diungkapkan ditulisan yg lalu, adapun secara garis besarnya adlh:

1. “Gerbang Muslimin”. Ditandai 2 (dua) kalimat syahadat.

2. “Gerbang taqwa kedua “Mukminin”. Cirinya atas dorongan imannya tlh melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Allah dan Rasulullah.

3. Gerbang taqwa ketiga “Muhsinin”, tandanya disamping ibadah juga menebar kebaikan untuk semua manusia dan makhluk. 

4. Gerbang taqwa ke empat “Mukhlisin”. Di gerbang ini, seluruh ibadah dan kebaikan hanya mengharapkan ridha Allah, tidak mengharapkan pujian manusia. Beribadah dan berbuat baik, tidak peduli dipuji atau dicaci manusia.


Bahwa sebelum masuk ke Gerbang2 taqwa, terlebih dahulu orang masuk ke GERBANG IMAN. Tersedia 4 (empat)  gerbang iman adalah GERBANG: “Terpasang” (telah ditulis artikel sblm ini), “Terangsang”, “Penantang” dan “Bimbang”.


IMAN MELALUI PINTU TERANGSANG.


Kelompok ini, orang beriman karena Terangsang, boleh jadi stlh menyaksikan fenomena alam, menyaksikan, mendengar sesuatu. 


Atau dlm banyak kasus ybs mendapatkan kebenaran iman dari rangsangan dalam jiwa merenungkan apa yg dilihat, didengar dirasakan.  


Contoh nabi Ibrahim yang berusaha untuk mencari Tuhan, sebab beliau yakin kehidupan dan dunia ini tidak ada dengan sendirinya. 


Usaha nabi Ibrahim mencari Tuhan seperti terlukis di dalam Al Qur’an bagaimana mulanya nabi Ibrahim menemukan iman yaitu melalui memperhatikan benda-benda alam seperti Matahari, Bulan dan Bintang-Bintang. Seperti di abadikan pada surat Al-An’am ayat 76-78.


فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۚ قَا لَ هٰذَا رَبِّيْ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَلَ قَا لَ لَاۤ اُحِبُّ الْاٰ فِلِيْنَ

"Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, Inilah tuhanku. Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, Aku tidak suka kepada yang terbenam."

(QS. Al-An'am ayat 76)


فَلَمَّا رَاَالْقَمَرَ بَا زِغًا قَا لَ هٰذَا رَبِّيْ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَلَ قَا لَ لَئِنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَ كُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤ لِّيْنَ

"Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, Inilah tuhanku. Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."

(QS. Al-An'am ayat 77)


فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَا زِغَةً قَا لَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَاۤ اَكْبَرُ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَلَتْ قَا لَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ

"Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, Inilah tuhanku, ini lebih besar. Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan."

(QS. Al-An'am ayat 78)


Dari rangsangan yang kuat untuk mendapatkan iman yang benar akhirnya Allah memberi petunjuk kepada nabi Ibrahim langsung dari Allah seperti didapatkan dalam  surat Al-Baqarah ayat 131.


اِذْ قَا لَ لَهٗ رَبُّهٗۤ اَسْلِمْ ۙ قَا لَ اَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

"(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), Berserah dirilah! Dia menjawab, Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam."


Keimanan manusia sekarang ini, dengan sebab terangsang dari jiwanya ini banyak ditemukan. Banyak artikel yang mempublish orang2 yang memantapkan diri memeluk agama yang diyakini karena rangsangan dari luar.


Ada yg terangsang karena melihat sikap seorang teman pemeluk agama yang shaleh, hidupnya terlihat Bahagia walau dari sudut ekonomi demikian sederhana.


Seorang pemuda kelas 2 SLTP, tiap hari pulang bareng dengan temannya. Setiap pulang pas waktu Dzuhur  teman itu minta mampir sebentar ke masjid, guna shalat. Kadang masjid sudah sepi karena waktu dzuhur sudah lewat. Teman ini, membuka sepatu ditinggal diluar masjid, pergi ketempat wudhu dan masuk masjid, atau diteras masjid (kalau masjid sdh terkunci), dan terlihat ybs shalat. Usai shalat berdo’a. Itu rutin diikutinya. Sbg teman yg tdk beragama Islam dianya menunggu duduk ditangga masjid....... 

Suatu ketika ybs mampir kerumah teman tadi, ketemu Ortu si teman. Rumah yg sangat sederhana, tak tersedia kursi dan meja, dia diterima di lantai. Tapi bgt baik melayani tamu, bgt ikhlas . Hidup mereka demikian damai kelihatannya, walau dalam kesederhanaan. 

Beberapa lama fenomena ini menarik dirinya untuk memikirkan, kerutinan teman tadi beribadah dengan disiplin dan kedamaian keluarga mereka, ini penyebab merangsang ybs mrpk pintu  masuk  mengimani Islam. Temannya tidak mengajak, dia sendiri yang terangsang, kemudian masuk imannya melalui pintu kedua yaitu “Iman masuk karena Terangsang”, diteruskan masuk ke gerbang taqwa yg pertama yaitu Bersyahadat diteruskan ke gerbang2 taqwa berikutnya. 


Alhamdulillah ybs mempelajari agama dg seksama dan kini mungkin sdh  melewati Gerbang Taqwa yg ke empat; y.i. "Mukhlasin". Wallahu'alam bishawab.


Dmkn salah satu contoh masuknya seseorang melalui PINTU TERANGSANG,  yg dpt disajikan di artikel ini. Saya yakin pembacapun banyak contoh2 lain,………………..ttg bgmn "Masuk IMAN melalui pintu TERANGSANG".


Insya Allah contoh iman masuk ke diri melalui pintu “Menantang” dan pintu “Bimbang” akan dilanjutnya di tulisan2 mendatang.


Smg bermanfaat menambah tingkat bersyukurnya kita kepada Allah, bahwa kini kita tlh beriman. Smg Allah menjadikan kita konsisten dlm iman kita.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 6 Jumadil akhir 1442 H.

19 Januari 2021

(722.01.21).

Monday 18 January 2021

Pintu IMAN terpasang.

 Taqwa adalah perintah agama.  Terdapat 4 (empat) Pintu Gerbang munuju Taqwa yaitu; Gerbang Muslimin, Gerbang Mukminin, Gerbang Muhsinin dan Gerbang Mukhlasin.


1. “Gerbang Muslimin”. Daun pintu gerbang adalah pengakuan akan adanya Allah dan telah mengutus Rasulullah Muhammad. Dikenal dengan 2(dua) kalimat syahadat. 


2. “Gerbang taqwa kedua “Mukminin”. Pada gerbang ini, seorang yang telah mengakui adanya Allah dan Allah mengutus Rasulullah Muhammad, bukan hanya sekedar pengakuan, tetapi dg landasan iman melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan Rasulnya. Sebab banyak juga orang yang hanya terhenti di Gerbang Pertama, mereka memang sdh termasuk “Muslim”, tapi karena belum shalat, belum puasa, belum zakat ybs belum dapat dikatakan “Mukminin” atau orang beriman.


3. Gerbang taqwa ketiga “Muhsin”, memasuki gerbang ini, individu tsb tidak sekedar ibadah dalam artian hubungn dengan Allah tapi ibadahnya meluas ke berbuat baik kepada manusia, kepada mahluk2 Allah, memelihara lingkungan, menghindari perbuatan merusak di muka bumi ini.


4. Gerbang tawqa ke empat “Mukhlisin”. Di gerbang ini, terhimpun mereka2 yang dalam seluruh rangkaian kegiatan ibadahnya kepada Allah dan ibadah sosial kebaikannya kepada manusia, semuanya dilaksanakan ikhlas karena Allah. Tidak lagi terselip ingin dihargai manusia, tidak perlu publikasi lantaran ingin disaksikan publik dan di puji sebagai orang baik.


Orang  yang telah berada di gerbang “Muslimin” (telah Islam), belumlah tentu sekaligus telah melewati gerbang “Mukminin”, merambat masuk ke gerbang “Muhsinin” dan selanjutnya melalui gerbang “Mukhlasin”.


Karena sebelum masuk ke Gerbang2 taqwa, terlebih dahulu orang melalui GERBANG IMAN. Tersedia 4 (empat)  gerbang iman adalah GERBANG: “Terpasang”, “Terangsang”, “Penantang” dan “Bimbang”.


GERBANG IMAN “TERPASANG”.


Rata-rata kita semua beriman atas dasar keturunan, mengikuti apa yg di imani oleh orang tua kita. Sdh ada, telah "TERPASANG" maka  diistilahkan "Iman mrlelaui gerbang terpasang" ( Sdh ada sejak semula).  Jika kebetulan orang tua kita adalah pemeluk agama yang taat, insya Allah kita sebagai anak keturunannya akan menjadi pemeluk agama yang beriman kuat sejak masa kecil sampai akhir hayat. 


Umumnya jarang terjadi penyimpangan dari orang yang beriman kelompok ini, berpindah imannya ke keyakinan yang lain. Tetapi bukan mustahil ada terjadi penyimpangan yaitu orang tuanya beriman kepada keyakinan “A”, kemudian anaknya berpindah ke keyakinan iman “B”, “C”, “D” atau sebaliknya. Faktor penyebab berbedanya keimanan orang tua dengan keimanan anaknya antara lain:


1. Kurang pembinaan, penularan nilai-nilai keimanan dari orang tua kepada anaknya.


2. Orang tua sendiri kurang memberikan keteladanan tentang cara peribadatan. Karena orang tuanya itu hanya sekedar Islam, di gerbang taqwa baru masuk gerbang pertama “Muslimin”, belum masuk gerbang kedua “Mukminin”, tidak mengamalkan imannya dalam ibadah.


3. Pengaruh lingkungan dan pergaulan, si anak bergaul banyak dengan orang yang mempunyai keyakinan keimanan yang lain dari keyakinan iman dari Ortu mereka. 


4. Anak yang bersangkutan mempelajari keimanan dari keyakinan iman yang lain dari ortunya, kemudian dianya merasakan bahwa keyakinan keimanan yang dipelajarinya jauh lebih meyakinkan dari yang selama ini dipahaminya dari ortunya.


Dalam banyak kasus si anak akan tetap seiman dengan ortunya meskipun lingkungannya, pergaulannya banyak dengan orang berkeyakinan lain, apabila Ortu melaksanakan pembinaan, memberikan  pengetahuan agama di rumah serta mencontohkan dan menularkan nilai2 ibadah.


Adalah merupakan kewajiban ortu menurunkan nilai-nilai keimanan kepada keturunan mereka dengan perintah yang tegas dari Allah dalam Al-Qur’an:


يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

(QS. At-Tahrim ayat 6)


Agar sedini mungkin menanamkan keimanan kepada anak keturunan kita agar tetap beriman dan beramal shaleh agar terpelihara dari api neraka”. 


Setelah segala upaya dilakukan, ternyata anak keturunan kita juga beralih iman, itu bukan lagi urusan kita,........... serahkan semuanya kepada Allah……… 


Apatah lagi kita, sedangkan para nabi saja ada anaknya yang berbeda keyakinan dg dirinya.


Dmkn ber iman melalui pintu “GERBANG TERPASANG” kadang ternyata masih tersedia peluang untuk orang yang beriman melalui pintu ini untuk berubah iman.


Selanjutnya pintu masuk beriman berikutnya adalah: 

“GERBANG TERANGSANG”, “GERBANG PENANTANG” dan  “GERBANG BIMBANG”. 

Insya Allah akan disajikan dalam kesempatan mendatang.


Semoga anak keturunan kita semua menjadi orang yang beriman dan bertaqwa.

 رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا

 

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 5 Jumadil akhir 1442 H.

18 Januari 2021

(721.01.21).

Sunday 17 January 2021

OBAT GALAU.

 Bila pikiran sedang didera galau.

Duduk-berdiri dirasakan risau.

Makan-minum kadang tak hirau.

Tingkah lakupun menjadi kacau.


Pikiran Galau berpotensi dialami siapa saja. Sepanjang jiwanya masih sehat.


Pelajar/Mahasiswa dg model kegalauannya sendiri, boleh jadi berupa kesulitan menyelesaikan proses study. Kegalauan hubungan pribadi thdp teman, guru, atau dosen. Juga yg tengah PDKT, tak kurang juga pembuat galau.   Biaya pendidikan yg bgt tinggi sementara sumbernya ngepres, juga pemantik galau.


Pengusahapun juga bisa galau. Misalnya a.l. Proyek dikejar waktu, Proyek yg lalu untung tipis, tender yg sdg diikuti gol atau di dpt pengusaha lain. Mikirkan gaji pegawai. Pokoknya mikir kelangsungan hidup usaha kedepan kadang membuat galau.


Pedagang, boleh jadi galau karena banyak pesaing, omzet tahun ini kok ndak seperti tahun lalu, apalagi dg adanya virus Corona, peraturan baru berdagang, teknologi berubah (on line) berdagang konvensional menjadi lesu dll. Aneka sebab membuat pedagang galau.


Manula: 

Sumber kegalauan kadang karena sdh mulai kena aneka "penyakit". 

Sumber kegalauan juga "kesepian", setelah anak2 berumah tangga sendiri. Apalagi bila pas nasib kurang baik ada diantara anak2 yg ndak pedulian kpd Ortunya.


Harta bagi Manula:

Hartapun sumber ke galauan juga, bila banyak, bingung ngurusnya, awak sdh kurang cekatan. Bila tak punya hartapun repot juga, ya kalau lekas berpulang,...........,

kalau msh lama, galau mikirkan biaya di hari2 tua.

Diantara anak2  peruntungannya kan tak sama. Ada yg rezeki luas ada pula yg sempit. Bagi manula inipun sumber kegalauan pikiran. Memikirkan anaknya rezekinya sempit.


Pokoknya semua kelompok manusia berpeluang  alami ke- GALAU-an. 


Kalau di pikir2 sdh MANULA ndak usah galau lagilah. Tapi selama hayat msh dikandung badan Galau masih setia menemani setiap insan karena memang sdh didesain Allah, sifat umum yg melekat di diri manusia adalah MENGELUH. Termasuklah mengeluh dlm ke-GALAU-an pikiran.

اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا

"Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh".

(Q.S. Al-Ma'arij ayat 19)


Namun, karena begitu besarnya kasih sayang Allah thdp manusia. 

Diturunkan-Nya GALAU, tetapi juga

di turunkan-Nya pula OBAT penangkal GALAU. 


Mari kita lihat OBAT penangkal GALAU yg diajarkan Allah melalui Al-Qur'an surat Ar-Ra'ad ayat 28. Selanjutnya kita terapi ke-GALAU-an didiri kita masing2.


اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ; ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram".


Ini obat GALAU resep dari Allah pencipta manusia. Allah mengerti betul akan manusia ciptaanNya. Dg menggunakan obat berdzikir, Insya Allah ke-GALAU- an akan berakhir. اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ

(Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram). Aamiin.


Jika keGALAUan ke-diri mampir.

Takkan  mempan dibawa plesir.

Obat mujarab GALAU berakhir.

Kepada Allah hendaklah berzikir.


Monggo dipraktekkan OBAT ini bila GALAU pikiran menghampiri anda. Smg berhasil. 


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 4 Jumadil akhir 1442 H.

17 Januari 2021.

(720.01.21).

Friday 15 January 2021

Yang PASTI aja !.

Rapat berlangsung sejak ssdh istirahat makan siang. Karena pembicaraan, diskusi dalam rapat masih sangat serius maka belum nampak tanda2 berakhir.


Gema suara adzan masjid tetangga kantor, sayup2 masuk juga ke meeting room. Selain itu ada juga hand phone peserta rapat yg tadi lupa di silent terdengar adzan. Segera pemilik HP mematikan HP-nya.


Adzan ashar sudah sampai   "Laa ilaaha illallaah". Pemimpin rapat masih tetap lanjut, belum anda tanda menyudahi rapat, bahkan masih beberapa agenda rapat blm terbahas.


Dua peserta yg posisi duduk berseberangan di ruang rapat formasi leter "O" itu mulai main mata...... 


Satu diantaranya mulai mengacungkan jari ke atas mohon izin, (pimpinan rapat mengangguk, biasanya peserta ingin ke toilet pakai isyarat ini).

Selang dua menit, yg main mata tadi juga mengacungkan telunjuk, sama dpt anggukan dari pimpinan rapat.


Mereka berdua ketemuan di ruang sempit yg biasa dipakai jadi mushala kantor. Apa boleh buat tak dpt ke masjid tetangga kantor, sebab iqamah tlh lama terdengar. Jeda turun dari lantai 5 gedung, jalan kaki ke masjid diperkirakan ndak akan dpt ikutan berjamaah sekalipun masbuk. Diputuskan berjamaah berdua di ruang sempit itu.


Usai shalat,  yg jadi iman shalat nyeletuk "KITA AMBIL YG PASTI2 AJA, Rapat kan baru merencanakan apa yg akan dibuat yg akan datang, sesuatu yg BELUM PASTI".


Bertanya si makmum: 

Maksudnya "YANG PASTI?".

Dijawab imam: "Yang pasti itu mati,............... sedangkan rapat akhir tahun kita yg kita tinggalkan sebentar ini, sekarang adlh membuat perencanaan tahun depan. Belum tentu terlaksana, belum tentu pula kita masih hidup hingga dpt melaksanakannya".


Tidak banyak orang yg berpendapat seperti dua orang tsb. di atas. Buktinya peserta rapat lainnya demi menghormati pemimpin, rela menunda shalat. 


Pikir mereka masih ada waktu, sebentar lagi rapat usai.  Kadang hal seperti ini di banyak instansi terlena sampai mepet,  dikit lagi masuk maghrib. 


Naaah bgmn nasib shalat ashar. Padahal shalat ashar (wusthaa) paling di-wanti2 Allah agar dipelihara.


حَـٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. (Al-Baqarah 238).


Rasulullah ﷺ  juga bersabda,


مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ


“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar, maka terhapuslah amalannya.”  HR. Bukhari no. 553, An-Nasa’i 1/83 dan Ahmad 5/349.


Karyawan kantoran yg dikisahkan di atas rupanya semasa muda pernah menyaksikan, mendapat pesan dlm sikap berkesan dari Almarhum kakeknya seorang petani palawija di kampungnya dulu.........


Kakeknya dulu ketika terdengar adzan bertepatan sdg mengayun cangkul, gagang cangkul tdk di ayunkan kedepan, tapi ke belakang atau ke samping.


Alasan si kakek;......

Kalau cangkul di ayunkan ke depan, tercangkul ke tanah menjadi gembur, di tanam di tanah gembur itu tanaman, subur, bernas buahnya. Si kakek khawatir buah itu tergolong BUAH HARAM, disebabkan hasil cangkulan di saat yg haram yaitu saat berkumandang Adzan.


Naaaah kata karyawan tsb. kpd temannya: "saya khawatir bila hasil rapat kita yg dibuat ketika adzan sdh berlangsung,  hasil tsb dilaksanakan menghasilkan produksi barang atau jasa yg menguntungkan. Khawatir keuntungan itu hakikatnya HARAM". Hasil haram itu di pakai pula buat nafkah ke anak istri, khawatir jatuhnya memberi makan anak Istri dg sesuatu yg HARAM. Sedangkan tentang makanan Allah ingatkan:

فَلْيَنْظُرِ الْاِ نْسَا نُ اِلٰى طَعَا مِهٖۤ ۙ 

"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya,"

(QS. 'Abasa ayat 24).


Semoga kiranya bila kbtln anda sbg pemimpin suatu instansi, dpt memahami bgt pentingnya shalat tepat waktu bagi yg menjalankannya. Umpamanyalah anda bukan termasuk orang yg berkewajiban shalat 5 waktu, hentikanlah rapatnya sejenak untuk memberi kesempatan shalat. Disinilah toleransi anda sdg di minta pembuktiannya.

Bagi anda yg menjalankan shalat, smg diberi Allah keberanian untuk interupsi kpd pimpinan rapat anda agar minta hentikan sejenak rapat bgt adzan terdengar. Insya Allah usul anda akan diperhatikan walau pimpinan rapat anda bukan penganut shalat 5 waktu, apalagi pemimpin anda itu seiman dg anda.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 3 Jumadil akhir 1442 H.

16 Januari 2021.

(719.01.21).

Thursday 14 January 2021

MENGELUH

 Mungkin hanya manusia yg punya kemampuan mengeluh. Makhluk hewan tidak pandai mengeluh, banter menjerit, dicambuk, dilecut di lempar, mereka tdk mengeluh. Apalagi makhluk tumbuhan;  di patahkan,   dipotong,  dicabut atau dipindahkan tidak ada keluhan, banter protes ndak mau tumbuh dg baik. Bgmn dg makhluk jin, diriku tak punya referensi, boleh jadi pembaca ada yg memiliki. Yg ada rujukannya bahwa Jin dan Syaitan ada pengapesannya...........


Kembali ke perihal MENGELUH. Penyebab manusia mengeluh a.l.:

"Berat cobaan", "Galau pemikiran", "Kerja tak hasil, sia2", "Beban berat tak ada yg nolong", dan "Sedih dirundung nestapa". 

Mungkin keluhan ringan yg paling sering, adlh "KECAPEAN atau LELAH atau LETIH".

 

Mengeluh mrpk sifat umum yg melekat di diri manusia. 

اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا

"Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh".

(Q.S Al-Ma'arij 70: ayat 19)


Mengeluh karena Cape, Obat Cape adlh istirahat dg tidur. Walau pun blm tentu berlaku untuk semua orang istirahat penghilang keletihan dg TIDUR.


Allah menjadikan manusia dpt tidur, dg tidur dpt istirahat, tdk seperti bangsa Rayap bekerja 24 jam konon tak kenal tidur.

وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا 

"dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat"

(QS. An-Naba' ayat 9).


Tidur yg paling tepat adlh di malam hari sebab memang malam disediakan Allah untuk manusia beristirahat. 


Pembaca dpt rasakan bedanya kebugaran jasmani dan rohani tidur siang sbg pengganti tidur malam stlh begadang, dibandingkan dg tidur yg cukup di waktu malam. Jauh lbh bugar tidur di malam hari. Karena memang malam disediakan Allah untuk tidur, istirahat.

Cermati QS. An-Naba' ayat 10-11

وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًا

"dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian"

وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا 

"dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan".


Tidur yg menghasilkan kebugaran penghilang keluhan cape adlh TIDUR yg BERKUALITAS.


Sbg ikhtiar untuk tidur berkualitas, ketika bersiap untuk tidur, adalah baik diamalkan do'a penyerahan diri kpd Allah seperti HR Buhari Muslim.

للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ


(ALLAAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA)

"Ya Allah, aku menyerahkan diri-ku kepada-Mu".

وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ


(WA FAWWADHTU AMRII ILAIKA)

"Dan aku menyerahkan urusanku kepada-Mu".

وَوَجَّهْتُ وَجْهِيَ إِلَيْكَ


(WA WAJJAHTU WAJHIYA ILAIKA)

"Dan aku menghadapkan wajahku kepada-Mu"

وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ


(WA ALJA’TU ZHOHRII ILAIKA)

"Dan Aku menyandarkan punggungku kepada-Mu".


رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ


(RAGHBATAN WA ROHBATAN ILAIKA)

"Karena senang (mendapatkan rahmat-Mu) dan takut pada (siksaan-Mu)"


لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ


(LAA MALJA-A WA LAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA)

"Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu".


آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ


(AAMANTU BI KITAABIKAL LADZII ANZALTA WA BI NABIYYIKAL LADZII ARSALTA)

"Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan dan (kebenaran) Nabi-Mu yang telah Engkau utus".


Mudah2 dg do'a secara total menyerahkan diri kpd Allah sblm tidur spt di atas. Di iringi merenung diri bahwa Ruh yg tertanam di jasad ini milik Allah. Jasad diri ini juga milik Allah. Al hasil RUH dan JASAD bukan milik kita. Serahkanlah semuanya kpd Allah yg empunya. Insya Allah tidurpun berkualitas dan bangunnya nanti hilang kecape an yg mendera. Semoga. 



آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 28 Jumadil Awal 1442 H.

12 Januari 2021.

(717.01.21).

Wednesday 13 January 2021

BERMAKNA setelah TIADA.

 Mungkin seorang pe-maksiat-pun ia bertekad kejelekan itu cukup stop di diri nya ndak usah diturun anaknya, harapannya anak keturunan jadi orang baik2. 


Sama halnya ortu yg berpendidikan terendahpun berjuang memeras keringat membanting tulang agar anak2 mereka mendapat pendidikan tinggi, setidaknya lbh dari dirinya, supaya lbh sukses.


Alhasil setiap Orang tua (normal), sekalipun dianya tidak baik-baik amat, pastilah di dlm hatinya ingin anaknya kelak lebih baik dari dirinya dlm berbagai hal, dlm kehidupan di dunia dan akhirat. 


Seorang ahli Ibadah tentu saja dianya selalu berdo'a agar zuriadz keturunannya, ibadahnya lebih baik dari dirinya.


Berbicara soal kebaikan/beribadah kadang si anak tidak memahami keinginan ORTU yg sebaik itu. 


Nasihat bertalu-talu tak kunjung jemu disampaikan Ortu. Tak jarang anak berkilah, bertingkah dan bahkan membantah bila diajak ibadah. 


Walau Ortu bukan sekedar menyuruh tapi sdh sampai tingkat mengajak. Artinya sdh dg memberi contoh, misalnya subuh2 mengetuk pintu untuk ngajak bersama ke masjid. 


"Bangun sayang, sebentar lagi adzan,...........,mari kita sama2 ke masjid". Terjawab dari dlm kamar bahwa si anak tlh mendengar "ya sebentar". 


Adzan sdh sampai "haiya 'alas shalah". Ortu tak mau risiko ndak kebagian shalat sunnah tahyatul masjid dan sunnatul fajri, langsung berangkat ke masjid sambil berdo'a menuju masjid, disisipkan dlm do'a; smg si anak nyusul shalat berjamaah.


Kadang do'a makbul kadang tidak. sampai dirumah Ortu tanya, "sudah shalat", kadang dijawab "sudah,...... kan tadi saya ke masjid". Tak jarang jawaban "sdh tapi di rumah aja, tadi saya mau ke mesjid sdh terlambat". Sesekali ada jawaban "belum". rupanya ni anak melanjutkan mimpi stlh menjawab panggilan Ortunya, ketiduran lagi.


Di suatu masjid di kala subuh, gadis remaja putri, stlh memberi salam kekiri dan kekanan usai shalat berjamaah, tiba-tiba menangis sampai cegugukan di dekat seorang ibu sama berjamaah subuh itu. Ibu disebelahnya agak terheran dengan kejadian yang baru ditemuinya subuh itu. 


Si Ibu meringankan hatinya untuk menanyakan ke remaja putri yang berparas cantik itu. 


Penjelasannya sangat mengagetkan. Singkat cerita bahwa rupanya dianya baru subuh itu shalat subuh dan shalatnya ke masjid pula. Ia teringat akan almarhumah ibunya, ketika masih hidup selalu menyuruh dia shalat. 


Suruhan ibunya itu belum dia sambut sebagaimana mestinya selama mendiang masih hidup. Kalaupun shalat, masih belang kambing, shalat sesempatnya. Dianya termasuk tak taat kpd almarhumah ibunya. Itulah sebab dianya menangis mengenang ibunya yang selalu menasehati untuk shalat. 


Nasehat ibu itu terasa menyentuh perasaan setelah ibu tiada. “Hati saya merasa terpanggil dan termotivasi untuk melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya sesuai pesan Ibu”.  Begitulah setiap kali ibu itu ke masjid hampir tak pernah tidak ketemu dengan gadis tersebut (kecuali mungkin dia sdg "halangan"), dapat dikatakan dia telah menjadi jamaah tetap.


Dari contoh di atas dapat difahamkan bahwa nasihat Ortu kpd anaknya tak akan sia2.


Anak yg saban subuh kalau blm bersiap ke masjid, oleh Ortunya di ketuk pintunya. Stlh Ortu meninggal dunia, insya Allah terngiang di telinga si anak, sampaipun ia dewasa panggilan Ortunya. "Bangun sayang......., sebentar lagi adzan subuh". Kata2 tsb akan merasuk dlm qalbu ybs dan selanjutnya memotivasi dirinya. Tidak sekedar itu, diapun nanti akan meneruskan pola didik ini kpd anak2nya nanti. Cucu2nyapun dmkn meneruskan ke cicit kita dg pola didik sesuai dg jaman mereka nanti.


Maka insya Allah dikabulkan do'a kita sbg orang2 tua:

رَبَّنَا وَا جْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَـكَ وَ مِنْ ذُرِّيَّتِنَاۤ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak-cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu. QS. Al-Baqarah 128.


 رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." QS. Al-Furqan ayat 74.


 رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ

Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku.  QS. Ahqaf ayat 15


Oleh sebab itu para Ortu jangan bosan jangan jemu ajak putra putri anda untuk ibadah. Kalau tak berhasil ktk anda masih hidup insya Allah manakala anda tlh tiada NASEHAT ANDA AKAN MERASUK DI QALBU MEREKA. Smg kebaikan, amal, do'a mereka membantu anda di alam kubur nanti. 


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 29 Jumadil Awal 1442 H.

13 Januari 2021.

(717.01.21).

Monday 11 January 2021

Be SADU

 Melapor dg konotasi menyatakan ketidak nyamanan, sekaligus memohon kpd pihak yg dilapori kiranya membantu mengatasi ketidak nyamanan itu. Di dlm kamus bahasa "ibuku" disebut "Be SADU". 


Naaah sekarang izinkan aku "Be SADU" tentang virus corona kepada Allah dlm rangkaian puisi:


Masuk setahun tlh berlalu.

Corona kini semakin seru.

Ibadah kami jadi terganggu.

Hidup kami dipenuhi ragu.


Berjumpa tidak bersalaman.

Takut kalau jadi penularan.

Salaman tradisi tlh berzaman.

Jadi budaya dan kelaziman.


Keluar rumah jadi terhambat.

Mulut hidung dimasker ketat.

Senyuman pun tak dpt terlihat.

Di majelis tak boleh merapat.


Jenguk si sakit tidaklah mudah.

Padahal adalah mrpkn sunnah.

Besuk sisakit, terkandung hikmah.

Supaya iman makin bertambah.


Undangan juga tak terpenuhi.

Karena kerumunan hrs dibatasi.

Tamu hadir menjadi bgt sepi.

Sahibul hajat  menahan hati.


Bila mati indikasi karena virus.

Jenazah, keluarga tak dpt urus.

Ke kubur langsung dibawa terus.

Tak peduli simayit punya status.


Dulu orang bersin di do'a kan.

Kini orang bersin menakutkan.

Orang lain akan menghindarkan.

Takut kepercik awal menularkan.


Bila virus ini azab dan laknat.

Allah, kami berdo'a dg khidmat.

Terimalah kini kami bertaubat.

Mhn segera virus ini diangkat.


Ingin lagi ibadah  yg syahdu.

Sblm virus datang mengganggu.

Di masjid shaf rapat bersatu.

Sesama jamaah tak ada ragu.


Dmkn aku Be SADU dg yakin.

Terkabul do'a ini Allah penjamin.

Smg pembaca ikutan Aamiin.

Agar do'a kita ini Allah makbulin.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 26 Jumadil Awal 1442 H.

10 Januari 2021.

(716.01.21).

Saturday 9 January 2021

TUBUH menjadi SAKSI.

 Soal kebaikan, apabila disebut atau dipuji orang, maka bagi si pembuat kebaikan mungkin akan terjadi 3 hal:

1. Biasa2 saja, tanpa komentar atau paling senyum dikit, tanda hormat buat yg nyebut kebaikannya. Di dlm hati memuji Allah.

2. Bangga, hati berbunga, bisa jadi terungkap reaksi kata2 ... "siapa dulu.....".

3. Menetralkan, "akh tidak segitunya........... yg berbuat baik itu adalah.......saya hanya ........".


Sebaliknya bila soal perbuatan kejelekan atau keburukan kalau  terungkap, banyak orang akan menyanggah; misalnya mengaku tidak pernah berbuat seperti yang dituduhkan. Untuk meyakinkan bahwa tuduhan tdk benar dikemukakan alibi, alasan2 pembenaran. 


Di dalam kasus keburukan menyangkut norma sosial, karena demikian rapinya pengaturannya, tak jarang perbuatan menyengsarakan orang lain, malah mendapat sanjungan.


Dalam kasus pelanggaran hukum, kadang penegak keadilan tidak dpt membuktikan pelanggaran yg bersangkutan karena tak cukup bukti. Makapun pelaku terbebaslah dari hukum dunia. 


Bagi insan beragama, meyakini bahwa kehidupan ini bukan sekedar selesai di dunia ini saja, ada kelanjutannya di akhirat. Dapat saja di dunia terbebas dari sanksi sosial dan vonis bersalah oleh hakim. Tetapi di akhirat tak kan luput.


Di pengadilan akhirat nanti tak akan ada kesalahan yg jadi benar, tidak akan ada kebenaran jadi salah. Karena setiap perbuatan manusia terekam detail oleh malaikat Raqib dan Atid.


اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَا لِ قَعِيْدٌ

"(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri."

(QS. Qaf ayat 17).


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)."

(QS. Qaf ayat 18)


Di dunia ini misalnya ada undang-undang melarang orang merekam pembicaraan, dia mungkin akan mempersoalkan legal standing dari malaikat Atid yang merekam perbuatannya. 


Itulah sebabnya mungkin,,,, Allah telah mengantisipasi keberatan dari warga negara yang di negaranya ada undang-undang melarang merekam, dengan menegaskan di banyak ayat dalam kitab suci bahwa kelak di pengadilan Tuhan, banyak alat bukti lain yang telah dipersiapkan. 


Alat bukti dan saksi lain selain rekaman yaitu: tangan, kaki,  lidah dan seluruh anggota badan manusia akan menjadi saksi. Sehingga percuma saja membantah, sebab tangan yang pernah melakukan maksiat langsung bersaksi bahwa dianya diperintahkan oleh yang punya tangan melakukan perbuatan tersebut. Demikian juga kaki, dan anggota tubuh lainnya, termasuk lidah yang pernah berbicara seperti rekaman malaikat Atid, juga mengakui secara jujur apa yang diucapkannya.


يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَـتُهُمْ وَاَ يْدِيْهِمْ وَاَ رْجُلُهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

(QS. An-Nur ayat 24)



اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰۤى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَاۤ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

(QS. Ya-Sin ayat 65)


Berbahagialah orang yg selalu waspada, karena yakin ada malaikat yg mencatat. Bahwa tangan, kaki dan lidah akan jadi saksi pemberat di hari kiamat.


Smg Allah sll memberi arahan kita dlm berbicara, agar lidah hanya terucap kata2 santun, basah dg dzikrullah. Smg Allah sll memberi petunjuk kita beramal, agar amalan yg dilakukan adalah amal shaleh.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 25 Jumadil Awal 1442 H.

9 Januari 2021.

(715.01.21).

Wednesday 6 January 2021

Keperluan BICARA.

Bicara mrpkn kebutuhan hidup manusia. Dmkn pentingnya berbicara, sampai dimuat dlm konstitusi;  “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang”.


Menurut bbrp penelitian bahwa kebutuhan bicara setiap orang dlm sehari semalam ribuan kata. Bahkan ada yg meneliti bahwa kaum pria dan wanita beda kebutuhannya berbicara. Wanita perlu bicara sampai 20 ribu kata sehari sdg kaum pria 7 ribu kata sehari.


Suatu study lbh rinci menyebutkan bahwa rata-rata, secara umum manusia mengucapkan kata sebanyak 16.000 kata per hari. ... Study tsb. menemukan bahwa perempuan berbicara 16.215 kata per hari, sementara laki-laki berbicara 15.669 kata per harinya.


Apapun hasil studynya bahwa mengucapkan kata atau bicara itu kebutuhan dasar manusia. Kaum buruh, pedagang, petani, pokoknya orang2 yg beraktivitas di luar rumah, akan mudah memenuhi kebutuhan "biologis berbicara" ini, sebab senantiasa dpt berinteraksi dg sesama dlm konteks pekerjaan. 


Dewasa ini ibu2 yg tinggal dirumah saja pun melalui media canggih kini; "kebutuhan berbicara" tersalur melalui virtual, komunikasi telepon........ 

Beda dg dahoeloe, sblm telekomunikasi canggih, guna memenuhi hasrat bicara ibu2 di kompleks perumahan atau lingkungan kampung, meng ada kan semacam "perkumpulan ngrumpi"............

Semoga saja isi percakapan melalui komunikasi ataupun "perkumpulan ngrumpi" bukannya ngata2in orang, dikenal umum dg "gibah". Sebab gibah dilarang:

وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا

"dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain". (QS: Al-Hujurat ayat 12).


Lebih jauh Allah memberikan pedoman buat manusia dlm hal berbicara. 


Pertama: Tidak berbicara yang tak bermanfaat. 


وَا لَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ 

"dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,"

(QS. Al-Mu'minun ayat 3).


Kedua: Tinggalkan pembicaraan yg memperolok ayat2 Allah:


وَاِ ذَا رَاَ يْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِيْۤ اٰيٰتِنَا فَاَ عْرِضْ عَنْهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖ

Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. (QS: Al-An'am 68).


Ketiga: Bicara jujur.


وَاِ ذَا قُلْتُمْ فَا عْدِلُوْا وَلَوْ كَا نَ ذَا قُرْبٰى

Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) (QS: Al-An'am 152)


Ke empat: Bicara yg baik.


 وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ

Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah).


Kita tak dpt mengelak tentang harus berbicara selagi msh hidup, sebab secara kodrati manusia memang membutuhkan bicara. Namun kiranya hasrat bicara tsb hendaklah terkendali dan untuk hal tersebut sdh cukup Allah dan Rasul-NYA memberi pedoman.


Smg Allah ampuni dosa kita semisal yg lalu2 terlanjur salah berbicara, smg Allah selanjutnya membimbing kita dlm berbicara hanya yg di redhai Nya.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 23 Jumadil Awal 1442 H.

7 Januari 2021.

(714.01.21).

SEBELAS Pesan BETUAH:

 PERTAMA; PELIHARA LIDAH


Diri ini akan menjadi indah.

Bila bertutur pelihara lidah.

Hati tidak menaruh gundah.

Iman di dada tak berpindah.


KEDUA; JUJUR.


Agar rezeki peroleh berkat.

Jujur adalah menjadi syarat.

Selamat dunia juga akhirat.

Jalani hidup tak terasa berat.


KETIGA; TEKUN.


Tekun bekerja tak kenal lelah.

Biar banyak keringat tumpah.

Temu tantangan usah menyerah.

Insya Allah hasil kan berlimpah.


KEEMPAT; IKHTIAR.


Ikhtiar haruslah jalankan.

Jika ingin hidup lumayan.

Nasi takkan masuk pinggan.

Kalau tidak disendok tangan.


KELIMA; HEMAT.


Bila rezeki pas mengucur.

Hindari dari sifat takabur.

Harta jangan di hambur.

Hemat,  pangkal makmur.


KEENAM;  SABAR.


Bila amarah lagi berkecamuk.

Biasa saja, muka usah ditekuk.

Sedang berdiri usahakan duduk.

Senyumlah biarpun dihati remuk.


KETUJUH; TABAH.


Ujian hidup datang silih berganti.

Tak pantang petang ataupun pagi.

TABAH adalah merupakan solusi.

Iman/ takwa akan membentengi.


KEDELAPAN; ILMU.


Hidup di dunia bakal keakhirat

Agar perbuatan menjadi berkat

Cari ILMU jangan merasa berat

Ilmu tinggi, tambah bermartabat


KE SEMBILAN; DERMAWAN.


Orang dermawan hatinya tenang.

Kemanapun banyak yg senang.

Bila mati banyak yg mengenang.

Di akhirat dpt tempat yg lapang.


KESEPULUH; DO'A.


Tanpa berdo'a bekerja giat.

Bak menanam tdk dirawat.

Percaya diri yg tidak sehat.

Hasil Allah yg punya kodrat.


KE SEBELAS; IKHLAS


Setiap amal kuncinya Ikhlas.

Berbuat baik tidak dibahas.

Menolong tak harap balas.

Amal dicela tak jadi gemas.


---------------------------

Ini kucoba merangkai kata

Semoga guna buat pembaca

Kalau salah maafkan hamba

Tidak gurui ataupun mencela


M. Syarif Arbi.

Dirangkai 06 Januari 2021.

Monday 4 January 2021

Tanda sudah menua.

 

Cucu ku ketika 4 tahunan, bila diriku, nginap dirumah Ortu-nya, maunya tidur sekamar dgku. Si cucu minta ku mendongeng sblm dia tidur.  Akupun  mulai mendongeng "waktu datuk usia 7 tahun masih SR dulu, ingin ngambil jambu Pertokal yg dahannya menjulur ke sungai, eee datuk kepeleset jatuh ke sungai airnya deras, untung ada orang sedang nyuci di sungai, nyelamatkan Datuk......."

Cucuku menyela "Cerita yg itu udah Datuuuk.......".


Aku sdh lupa bahwa cerita itu udah pernah kuceritakan buat si Cucu. Memori cucuku baru 4 th masih luas, jadi ingatannya masih kuat "file yg sama" segera dia tau. Beda dg ku memori sdh kepenuhan, sdh mulai banyak lupa. 


Ada yg bilang tanda seseorang mulai menua, pabila rambut mulai beruban. Tanda ini dapat terbantahkan, sebab ada juga bawah 30 th sudah mulai tumbuh uban. Ada yg bilang tanda menua manakala gigi sdh mulai rontok, inipun terbantah, tidak sedikit anak muda sdh pakai GISU. Ada pula yg bilang tanda menua kalau mata mulai kabur, bgt juga dpt dibantah, anak2 muda harus pakai kaca mata supaya tdk kabur cukup banyak.


Pada skala normal, tanda menua itu adalah "lupa". Ketemu seseorang yg sdh dikenal sebelumnya, ingin menyapa sdh tak ingat lagi siapa namanya, rasanya sdh diujung lidah tu....nama, tapi tak tersebutkan. Di cobanya mbuka memori otaknya, dicarinya nama orang itu dari A sampai Z, tidak ketemu. Akhirnya penasaran buka arsip di rumah, baru dpt nama orang itu.


Kadang mau ngomong sesuatu, hanya lantaran disapa atau dengar bunyi tertentu atau kesandung sedikit, lalu lupa apa yg mau dikatakan tadi. Tak jarang kaca mata dicari padahal sdh nempel di muka.


Agaknya  yg menjadi tanda lainnya sdh mulai menua itu, cerita sering berulang. 


Contoh; seorang tamu keluarga bbrp tahun lalu, pernah ditunjukinya foto2 kenangan indah misal masa muda, begitu datang si tamu itu bbrp bulan kmd bertamu lagi, dipameri kembali......foto2 yg sama.


Tamu muda yg msh keluarga itu untuk menghormati, melihat2 lagi foto2 tsb dg serius, bahkan untuk nunjukkan dianya baru liat, kadang disela tanya....🤣🤣🤣


Beda dg cucuku msh polos, apa adanya "itu udah datuuuuk", selanya bila dongeng sdh pernah tayang.


Kapan si mausia itu masuk usia tua. Agaknya batas para "pemuda" dan para "penua" itu 40 tahun, kalau sudah 50 tahun cocoknya disebut "lanjut usia". Bila 60 tahun mungkin pasnya disebut "usia renta". Jika 70 tahun barangkali cocoknya disebut "usia senja". 80 tahun usia "tua bangka". 90 tahun mendekati "usia purba".


Ada referensi ttg usia di dalam Al-Qur'an surat Al-Ahqaf ayat 15 y.i. dimulai usia 40 th manusia sdh disuruh:

1. Berbuat baik kpd kedua ortunya.

2. Merenungkan; betapa susah payahnya bunda mengandung, melahirkan dan merawat.

3. Berdo'a buat diri dan kedua ortu, serta anak cucu, agar pandai bersyukur dan berbuat kebajikan.

4. Bertaubat.

Nampaknya umur 40 yg mrpk usia 2 per 3 dari sebagian manusia, maka Allah ingatkan wanti2 dg menyebutkan dg angka nominal.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا ۗ حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۙ قَا لَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim."


Referensi lain tentang usia dpt dicermati hadits riwayat Imam Akhmad dari Anas bin Malik:

Barang siapa dipanjangkan usianya dlm beragama Islam mencapai usia:

40 tahun, dihindarkan Allah dari berbagai bencana a.l. sakit jiwa, penyakit kusta, penyakit sopak.

50 tahun Allah ringankan perhisabannya.( di yaumil hisab).

60 tahun Allah anugerahkan sifat/kecendrungan/hasyrat untuk mendekatkan diri kpd Allah.

70 tahun, Allah ampuni dosa yg dulu dan yg sekarang, orang ini digelari "ASIRULLAH" (orang ini dlm tawanan/pengawasan Allah). Dan akan mencintainya penduduk langit (malaikat).

80 tahun, diterima Allah segala kebaikannya dan dijauhkan dari kejelekan.

90 tahun, Allah ampuni dosanya yg lama dan yg baru, orang ini dinamai "ASIRULLAH" dibumi-Nya dan ia mendapat syafaat bagi keluarganya.


Smg Allah sehatkan jasmani dan rohani kita, diberi umur yg bermanfaat untuk ibadat dan ummat.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 20 Jumadil Awal 1442 H.

4 Januari 2021.

(713.01.21).

Sunday 3 January 2021

KENDALI AKAL.

Bocah umur kurang 3 tahun, ketika diajak Ortunya makan di restoran bersama Nenek dan Datuk dan Omnya serta pengasuhnya. Sambil nunggu makanan pesanan  terhidang, dia minta kertas dan alat tulis ke bundanya.......


Dari hand bag si bunda, diberikan secarik kertas kecil dan ball point. Rupanya si Bocah sambil komat kamit diikuti jari2nya lantas berucap: "empat orang biasa, dua orang tua dan satu anak kecil". Sebentar kemudian Omnya pergi ke toilet. Segera si Bocah mencoret catatannya yg hanya berupa garis2 itu, lalu bergumam "orang biasa hilang satu tinggal tiga". 


Nampak bahwa si Bocah bawah 3 th ini tlh mulai mempraktekkan akalnya. Dia sdh mulai mampu membedakan Nenek-Datuknya yg sdh tua, dg ayah bunda om dan pengasuhnya yg masih muda, masih tergolong orang biasa.... dan dirinya sendiri masih anak2.


Akal berkembang seiring dengan pertumbuhan fisik seorang anak manusia, secara bertahap.


Allah swt memberikan petunjuk tentang proses perkembangan manusia setelah lahir dari perut ibunya di dalam surat An-Nahl 78 sbg berikut:

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا  ۙ  وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْئِدَةَ   ۙ  لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْن


"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur."


Pertama diberikan Allah pendengaran, dengan pendengaran dapat mengikuti bunyi-bunyi yg ada disekelilingnya, sehingga si bayi dapat menirukan bunyi itu selanjutnya mengerti akan makna bunyi itu.


Kedua diberikan Allah penglihatan, si bayi mulai dapat memantau, siapa yang merawatnya, mengenali wajah siapa yang selalu mendekati dirinya, selanjutnya ia meletakkan ketergantungan masalahnya kepada orang tersebut.


Ketiga, diberikan Allah hati, untuk menaruh kasih sayang kepada siapa yang mendekat kepadanya, atau kurang senang terhadap sesuatu.


Bertambah usia yg bersangkutan, bertambahlah apa yang dialaminya, baik pengalaman yg menyenangkan dan pengalaman yg menyakitkan. Keseluruhan pengalaman tersebut didapat seiring dengan berjalannya usia akan terakumulasi membentuk akal untuk memilih mana yang baik dan buruk, mana yang menguntungkan dan yang merugikan. Tidak saja hanya seperti si Bocah  diceritakan diatas yg baru mampu membedakan "Orang sudah tua", "orang masih muda" dan "anak2".


Akal terbentuk untuk memilih untung rugi, menyenangkan dan menyusahkan dan kadang kurang terbentuk untuk memilih baik dan buruk. 


Jikalau manusia hanya mengandalkan akal, kadang

diantara manusia tidak segan-segan melakukan sesuatu yg oleh sebagian orang dianggap buruk asalkan baginya menguntungkan, menyenangkan. 


Pemilihan yg baik dari yg buruk adalah wilayah IMAN, wilayah taqwa, wilayah hidayah (petunjuk) Allah, hanya didapat oleh orang-orang yang kuat IMANnya. Karena itulah besar sekali pengaruh IMAN dan TAQWA terhadap akal manusia. Tanpa landasan iman dan taqwa sering terjadi "akal tidak cukup satu kali", tapi jadi "dua"....... Jadinya "AKAL-AKAL-AN". 


Dengan "akal-akal-an" yg benar bisa jadi salah, sebaliknya yg salah bisa jadi benar. Yg putih bisa jadi hitam, paling tidak abu2, lalu yg hitam diakali jadi putih. Yg haram di akali jadi haram dikit, makruh lalu halal. Begitulah seterusnya bila akal tidak ada kendali iman dan taqwa.


Semogalah akal kita semua selalu dalam kendali iman, terutama bagi yg akalnya menentukan kelangsungan hidup orang banyak.


اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.


"Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai suatu perkara yang benar, dan anugerahilah kami kekuatan mengikuti kebenaran itu. Dan tunjukkanlah kepada kami kesalahan itu sebagai suatu perkara yang salah, dan anugerahilah kami kekuatan untuk menjauhi kesalahan itu".


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 18 Jumadil Awal 1442 H.

2 Januari 2021.

(712.01.21).