Saturday 25 November 2023

JUKLAK pengabdian

Dirangkum: M. Syarif Arbi No. 1.205.11.23. Tak seorangpun tau sejak kapan dirinya hidup di dunia, kalau lah tidak diberitahukan Ortu mereka. Dijamin anak balita tak nyadari kapan dia dilahirkan. Beruntung di era sekolah mulai jadi kebutuhan, tanggal lahir seseorang tercatat baik, bahkan ada akta kelahiran. Jaman kelahiranku tujuh puluhan tahun lebih yang lalu, lahir belum wajib ada akta kelahiran. Sehingga waktu diriku mulai kerja di institusi formal diperlukan akta kelahiran, sibuklah Ortu ku di kampung nguruskan ke kelurahan sampai ke kecamatan, keluarlah “keterangan kelahiran”, syukurnya dapat dipergunakan. Banyak pula orang yang tak tau persis sebetulnya untuk apa dirinya hidup di dunia ini. Bagi ummat Islam, Allah memberitahukan dalam Al-Qur'an surat 51 = Adz-Dzariyat ayat 56: وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". Tidak hanya sampai memberitahukan untuk apa kita hidup yaitu untuk mengabdi kepada Allah, tapi Allah juga sekaligus memberikan “Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK)” bagaimana cara manusia mengabdi kepada-Nya, yakni dengan 3 (tiga) besaran langkah yaitu: 1. Utamakan kehidupan akhirat, tetapi tidak mengabaikan kehidupan dunia. 2. Senantiasa berbaut kebaikan. 3. Jangan membuat kerusakan dimuka bumi. JUKLAK PERTAMA, "وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ......." Mengutamakan kebahagiaan kehidupan akhirat. Langkah ini menghendaki agar dalam melaksanakan kehidupan di dunia, kita senantiasa mengutamakan pertimbangan nilai akhirat. Tetapi "..... وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا...…" tidak mengabaikan kehidupan dunia. Sebab amal akhirat tidak berdiri sendiri dan terlepas dari amal duniawi. Sungguh banyak amalan akhirat yang berhubungan erat dalam mewujudkan kebahagiaan duniawi. Contoh shalat, seorang yang melaksanakan shalat dengan tekun dan disiplin, bukanlah semata-mata sebagai amal akhirat yang tidak berdampak duniawi, sebab bila shalat itu dilaksanakan menurut tuntutan Allah dan Rasul-Nya, secara berjamaah, niscaya ia akan banyak memberikan hikmah dalam kehidupan dunia. Dengan shalat yang benar akan dapat mencegah seseorang dari berbuat keji dan munkar. Al-Qur'an surat 29 = Al-Ankabut ayat 45: وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ".........dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar......." Dengan demikian manusia akan terhindarnya dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain, sehingga terciptalah ketenteraman hidup bersama di dunia ini. Begitu juga dengan infak dan shadaqah, seorang yang beramal dengan niatan mulia untuk mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah di akhirat, maka dengan hartanya tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain yang membutuhkan. JUKLAK KEDUA, "ahsin" yaitu senantiasa menghendaki kebaikan. وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ "......dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,....." Bila seseorang mengamalkan langkah ini dalam dirinya, niscaya ia akan selalu berbuat kebaikan. Berkata baik dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari. Orang beriman yakin betul bahwa tak ada satu katapun yang terucap menguap hilang begitu saja. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. 50 = Qaf ayat 18). Tak ada satu gerakpun yang luput dari catatan, rekaman video Allah melalui malaikat: اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَا لِ قَعِيْدٌ "(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri." (QS. 50 = Qaf ayat 17). Maka orang beriman akan selalu tampil dalam kebaikan demi kebaikan, mempersembahkan sebuah karya terbaiknya untuk kemanfaatan masyarakat disekitarnya, peduli akan kemaslahatan umum, dan meninggalkan sebuah kebaikan yang akan selalu berguna bagi orang banyak walaupun ia sudah pergi terlebih dahulu menuju kehidupan yang abadi. JUKLAK KETIGA, adalah "walaa tabghil fasada fil ardh "(....... وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ.......)" yaitu Langkah untuk tidak berbuat kerusakan. "...........dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi........." Bila JUKLAK ketiga ini dijalankan dengan istiqamah/konsisten, seseorang akan lebih melengkapi JUKLAK yang kedua, yakni melengkapi upayanya berbuat baik dengan upaya menghindari perbuatan yang merusak. Perbuatan merusak termasuklah melanggar hukum yang ditentukan agama dan melanggar peraturan yang disepakati dalam masyarakat. Tidak malu melakukan sesuatu diluar kepatutan, menerabas norma2 yang berlaku, demi memenuhi nafsu kesuksesan pribadi, keluarga atau golongan. Terjadinya kerusakan alam, kerusakan moral, kerusakan dalam tatanan kehidupan masyarakat sering kali terjadi karena sudah hilangnya kesadaran akan tujuan hidup yang sesungguhnya, sudah putusnya “urat malu” sehingga seorang lupa bahwa sesungguhnya ia tidak dibiarkan begitu saja, bahwa ia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya ketika ia menghadap Allah di akhirat kelak. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: أَيَحْسَبُ الْإِنْسٰنُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى "Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?" (QS. Al-Qiyamah ayat 36) ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ar-Rum ayat 41. Tiga JUKLAK dari Allah tentang bagaimana cara pengabdian kepada Allah dikutip di atas secara utuhnya tersusun jelas pada firman Allah di surat 28 = Al-Qasas ayat 77: وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖوَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." Semoga kita semua senantiasa memahami untuk apa kita ini hidup, kemudian sanggup mencapai tujuan hidup yang hakiki serta dapat melaksanakan langkah2 pengabdian kepada Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن بارك الله فيكم Jakarta, 13 Jumadil Awal 1445 H. 26 November 2023.

Sunday 19 November 2023

Sayang Anak

Disunting: M. Syarif Arbi No: 1.203.11.23. Sampai sekitar tahun 90 an bila naik kereta antar kota kelas ekonomi, setiap berhenti si suatu stasiun, bernaikanlah penjaja aneka dagangan asongan, mulai dari rokok, makanan dan mainan. Menarik slogan kampanye penjual mainan anak2 "sayang anak-sayang anak" di-ulang2 dari gerbong ke gerbong, sambil memainkan mainan display, yang dijajakannya sampai akhirnya turun di pemberhentian stasiun berikutnya. Slogan kampanye dipilih penjanja mainan itu, agaknya mereka tau betul bahwa naluri manusia sayang akan anak mereka. Perwujudan Sayang Anak. Pemilik kerajaan bisnis, sayang anak, diwujudkan dengan mewariskan bisnisnya untuk dikelola anaknya. Untuk itu sejak dini anaknya dididik, diarahkan untuk piawai di bidang bisnis yang akan diwariskan. Begitu pula profesi lainnya, seperti dokter, pengacara, dlsbnya. Walau tidak semua anak bersedia meneruskan profesi ortu mereka. Sohib akrabku, kami sama2 sebagai wartawan sekitar th 1970 an, saya alih profesi ke perbankan 1973, sohibku itu terus sebagai wartawan, sekarang jadi wartawan terkenal, tayang di TV setiap pekan. Ketika bertemu beberapa tahun lalu, dikantornya, kami sempat cerita masalah keluarga, sohibku ini katakan: "anakku satupun ndak ada yg mau jadi wartawan". Saya jawab: "anakku pun begitu juga, ndak ada meneruskan profesiku" Kenyataan memang demikian adanya, tidaklah selalu kalau ayah atau ibunya atlit renang, anaknya juga akan otomatis pandai berenang bila tidak melalui proses latihan. Tanpa belajar berenang, di ceburkan ke kolom renang, si anak di jamin kelelep, walau ortu mereka pemegang medali emas renang. Demikian juga meskipun Bapaknya sukses jadi pemimpin, belum tentu anaknya otomatis akan sukses jadi pemimpin, bila tidak melalui proses pembelajaran, pelatihan intensif dan pengalaman yang panjang. Adalah wajar sebagai manusia sayang kepada anak2 keturunan, karena Allah berfirman: وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya...............(An Nisa ayat 9) Tapi wujud sayang kepada anak, hendaklah tidak mentang2, tidak menghalalkan segala cara, tidak seharusnya menerabas kepatutan yang berlaku umum, demi mendudukkan anak sebagai pengganti diri. Tetapi sayang anak harus tetap dalam koridor taqwa kepada Allah dengan cara yang benar seperti lanjutan awal ayat 9 An Nisa awalnya dikutip di atas: فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا "Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." Bahwa Allah memang perintahkan kita menyayangi anak2 kita agar tidak meninggalkan mereka lemah dalam segala hal, namun perwujudan sayang tersebut tetap dalam ketaqwaan dan kebenaran. Semoga anak2 keturunan kita sukses sepeninggal kita, menjadi hamba2 Allah yang taqwa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 7 Jumadil awal 1445 H. 20 November 2023.

Friday 3 November 2023

MANFAAT akal SEHAT

Dirangkai: M. Syarif Arbi. No. 1.200.11.23. Akal merupakan perangkat abstrak, out put nya saja yang nampak, wujud akal itu sendiri tak kelihatan. Hasil produk akal inilah agaknya merupakan indikator menentukan sehat/tidak sehatnya akal. Out put atau produk akal dapat didengar, dapat dilihat, dapat dirasakan. Akal ada yang sehat dan ada pula yang tak sehat. Nah, ...... bagaimana ngukurnya sehat ndak sehatnya akal kita. Boleh jadi orang yang berakal "ndak sehat" menilai orang yang berakal "sehat" lah yang akalnya ndak sehat. Hal yang sama dapat terjadi sebaliknya. Seorang remaja putri berwajah bening, berjalan santai di trotoar menyepak-nyepak botol minuman plastik kosong, berbicara sendiri, lengkap dengan gerak-gerik tangan, sesekali senyum dan tertawa renyah. Gadis ini patut diduga akalnya tak sehat. Saya katakan patut diduga, karena sekarang ini orang yang ngomong sendiri belum tentu tak sehat akal, mungkin sedang bicara pakai HP. Akal TIDAK SEHAT mungkin saja dimiliki oleh individu yang sehat rohani dan sehat jasmani. Dapat dipantau dari out put peri laku, tutur kata, sikap perbuatan ybs. Bila orang yang “tidak berakal sehat” itu hanya individu/seseorang bukan penentu seperti kepala keluarga, bukan penentu kebijakan umum, maka dampaknya tidak begitu terasa. Namun bila yang “tidak berakal sehat” itu adalah kepala keluarga, maka seluruh keluarga akan merasakannya. Apalagi orang yang “tidak berakal sehat” itu adalah pemutus ketentuan, penentu kebijakan dalam masyarakat, maka dampaknya akan dirasakan sangat luas. Melalui pendekatan kebenaran religi, mungkin dapat dijadikan referensi kata2 dalam Al-Qur'an; أُولُوا الْأَلْبٰبِ Terjemahan bebasnya "akal sehat". Bila di kutip diantaranya dari sekian banyak kata2 tersebut dalam Al-Qur'an dapat dipahami bahwa orang yang berakal sehat adalah: 1. Orang yang TAQWA, sebab orang taqwa akan tercermin semua out put akalnya merupakan kebaikan. 2. Orang berakal sehat, dapat mengambil pelajaran dari ayat2 Allah baik yang tersurat di kitab suci, maupun yang tersirat di alam semesta ini. Sebagian dari ayat2 Al-Qur'an sebagai rujukan sbb: Al-Baqarah 197. وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰى ۚ وَاتَّقُونِ يٰٓأُولِى الْأَلْبٰبِ "Dan bertaqwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!" Al-Baqarah 269 وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ "Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat." Az-Zumar 9 إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا الْأَلْبٰبِ "Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran." Menggunakan akal sehat, manusia akan memperoleh setidaknya 3 (tiga) manfaat yaitu: PERTAMA; menggunakan akal sehat manusia memahami ayat Al-Qur’an, tentang kejadian/keadaan alam berupa ayat2 kauniyah, sebagaimana firman-Allah: إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pekisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al-Baqarah: 164). Juga dapat mengambil pelajaran dari kejadian2 alam yang kita alami sendiri, seperti yang baru saja terjadi tahun 2019 s/d 2021 yang baru lalu yaitu Covid 19, dimana seluruh manusia di bumi ini hampir tidak ada yang mengetahui dari mana asalnya, kemudian setelah covid hilang, tak seorangpun tau kemana perginya. Bagi yang berakal sehat semakin kuat imannya percaya akan kekuasaan Allah. KEDUA; dengan akal sehat manusia dapat membuka cakrawala dan pengetahuan dari ayat2 kauliah yang diungkapkan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an. Kini bagi kita orang awam dapat merujuk kepada penggunaan akal sehat oleh para ulama yang dibentangkannya dalam buku2 tulisan2 mereka menafsirkan ayat2 kauliah. Misalnya Mengambil Hikmah dan Pelajaran dari suatu kejadian yang terdapat dalam Al-Qur’an. Seperti mengambil pelajaran dari para penghuni neraka, sebagaimana firman-Nya: وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ “Dan mereka berkata: “Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (Q.S al-Mulk: 10) KETIGA, untuk Menjaga Diri dan Mencegah dari Perbuatan Tercela. Seperti menjaga diri dari sesuatu yang haram , sebagaimana firman-Nya : قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (Al-An’am: 151). Terakhir ini, bangsa kita sedang diuji penggunaan akal sehat, baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat maupun sebagai bangsa, atas beberapa kejadian yang tengah tersaji apakah para cerdik pandai di negeri ini masih mampu menggunakan akal sehat mereka. Semoga Allah senantiasa memberi petujuk untuk kita semua agar selalu dapat menggunakan akal sehat dalam segala hal. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 19 Rabiul Akhir 1445H 3 November 2023