Thursday 31 May 2018

GERBANG Taqwa.

Mhn izin kpd ustadz/ustadzah yng mungkin membaca artikel ini, saya mengibaratkan umpamanya taqwa itu suatu kota yg akan qt tuju, untuk masuk ke kota tsb harus melalui 4 gerbang berurutan:
Gerbang PERTAMA adalah MUSLIMin.
Seseorang dikatakan tlh masuk Islam disebut "muslimin" dan "muslimat" orang Islam lelaki dan perempuan. Untuk masuk Islam seseorang hrs lbh dahulu mengakui:
1. Allah sbg Tuhan, meniadakan tuhan-tuhan yg lain.
2. Mengakui Muhammad adlh Rasulullah.
Kedua pengakuan itu dikenal dg DUA kalimat SAHADAH. Sbg pintu masuk pertama masuk ke "rumah" Islam. Rumah Islam yg terletak di atas pondasi 2 kalimat sahadah itu dilengkapi dg 4 pondasi lainnya y.i.: SHALAT, PUASA, ZAKAT dan bagi yg mampu melaksanakan HAJI. Total 5 pondasi, lazim disbt rukun Islam.
Tak kurang dlm kenyataan, qt menemukan dlm masyarakat Islam di negeri qt. klompok yg hanya sampai di 2 kalimat penyaksian itu. Mrk sdh termasuk muslimin. Berarti ybs baru masuk di gerbang Pertama.
Indakator kelompok ini, mrk bergabung dg klmpok yg sdh masuk gerbang ke dua (Mukminin) nanti k/l 14 atau 15 hari lagi mrk memenuhi masjid-masjid atau lapangan, mrk ikut shalat idulfitri.
Gerbang taqwa ke DUA adlh MUKMINnin.
Orang tlh masuk ke gerbang taqwa ke dua, mereka sekurang-kurangnya sehari semalam bersahadat 9 kali. Karena ybs aktif melaksanakan shalat minimal shalat wajib, dimana total 9 kali mengikrarkan "tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi Muhammad Rasulullah". Indikator klmpok ini rajin shalat berjamaah ke masjid. Shalat subuh bg kebnykan orang sulit terbangun dan menuju masjid di fase ini sdh bukan masalah lagi bagi klmpok MUKMINnin. Singkatnya sesuai sebutannya mukminin (orang beriman).
Kalau iman sdh terhunjam,
ibadah bahkan menjadi idaman,
Tak peduli klpun ada bahaya mengancam.
Gerbang taqwa ke TIGA MUHSINnin.
Klompok ini tdk saja hanya sprt yg tlh melewati gerbang 1 dan 2, tetapi jg sdh mampu menebar kebaikan untuk sesama ummat manusia. Disamping baik sdh hamblum minallahnya juga baik hamblum mianannasnya. Tecermin dari banyak ibadah sosialnya, tangan ringan menolong orang, isi dompet mudah keluar untuk bederma, zakat tak pernah lalai infak sadakah dilakukan. Lisan terpelihara dari menyakiti orang bahkan yg keluar kata manfaat buat bnyk orang. Pokoknya ybs sesuai makna Muhsinin (baik). Senantiasa menebar kabaikan.
Gerbang taqwa ke EMPAT MUKHLISIN.
digerbang ini, klompok yg tlh melalaui gerbang 1, 2 dan 3. Ikhlas melaksakan semua itu hanya karena Allah semata terbebas dari mengharap penghargaan sanjungan dan pujian dari siapapun.
Soal ihlas ini pula, jadi barometer penilaian/ganjaran pahala di sisi Allah.
Di suatu masjid yg besar dan megah, dilengkapi AC dan sound system yg baik, karpet tebal menenggelamkan dahi. Jamaah masjid mbulag, ustadz yg mengisi ceramah bernas dan berbobot. Ini semua terkondisi oleh partisipasi semua pihak dari mulai:
tukang parkir,
penjaga sandal,
petugas kebersihan,
operator sound system,
MC (pengatur acara),
para pengurus dan
yayasan pengelola masjid,
Jamaah dimana darinya diperoleh dana operasional masjid.
Para ustadz dan ustadzah dari mrk diraih ilmu penuntun ibadah perawat kalbu.
Setiap orang yg terlibat tadi beda perolehan pahalanya dari Allah tergantung kadar keihlasannya. Boleh jadi petugas kebersihan yg dpt paling besar, ketimbang ustadznya. Lantaran misalnya si petugas kebersihan bgt ihlas dlm tugasnya, tak saling iri dg petugas lainnya. Pokoknya pastabikul hairah dlm membuat masjid bersih dan nyanam.
Sementara ustadznya dlm mengisi ceramah misalnya tertanam rasa hebat diri, motivasi dakwah tertumpang kuat popularitas dan imbalan. Mungkin-mungkin pahalanya kalah dg petugas kebersihan tadi. Wallahu 'alam bishawab.
Tetapi yg jelas bahwa soal keihlasan inilah jadi butir negosiasi iblis sblm meninggalkan surga. Mari kita tadaburi buat renungan hari ke 15 puasa qt.
Ktk Allah mengusir iblis, terjadi dialog Allah vs Iblis:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,"
"kecuali hamba-hamba-Mu yang MUKHLASIN".
(QS. Surat 38 Sad, Ayat 82 dan 83)
Nampaknya hanya orang-orang ikhlas lah yng tak dpt tergoda iblis yg mencanangkan akan menggoda manusia dari 4 arah.
ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."
(QS. Surat 7 Al-A'raf, Ayat 17).
Padahal bila tergoda iblis, Allah janjikan:
قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُوْمًا مَّدْحُوْرًا ۗ لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَاَمْلَــٴَــنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ اَجْمَعِيْنَ
"(Allah) berfirman, Keluarlah kamu dari sana (surga) dalam keadaan terhina dan terusir! Sesungguhnya barang siapa di antara mereka ada yang mengikutimu, pasti akan Aku isi neraka Jahanam dengan kamu semua."
(QS. Surat 7 Al-A'raf , Ayat 18)
Nah taulah qt bahwa penangkal rayuan iblis adlh IKHLAS gerbang taqwa ke EMPAT. Mudah-mudahan puasa Ramadhan mengantarkan qt ke gerbang keempat dimaksud. Aamiin. Barakallahu fikum. Wslm M. Syarif Arbi.

Kegitan dlm saumu Ramadhan

Baik yg msh aktif didunia kerja maupun sdh purna bhakti. Khusus yg beriman tentu menjalankan ibadah puasa, berikut amalan-amalan tambahannya. Klmpok purna bhakti umumnya dpt lebih inten beribadah ralatif jauh dari godaan. Ttpi buat yg msh berdinas kadang ada saja cobaan mampir yg dpt mengurangi nilai puasa.
Apapun kondisi qt, purna tugas atau msh dinas, yg penting setiap Ramadhan tiba tancapkan dua niat penting y.i.:
1. Fastabikul hairat.
2. Akan bawa dampak saum.
FASTABIKUL KHAIRAT
Alih bahasanya kira-kira berlomba-lomba dlm kebaikan. Setiap individu dlm kopentesi, dlm posisi apa saja mestinya berusaha untuk berbuat kebaikan. Perbuatan kebaikan domaksud adlh kebaikan mnrt koridor agama. Karena nilai kebaikan dpt berbeda. Kebaikan mnrt suatu klmpok masyarakat mungkin saja berbeda dg klompok msyarakat lain. Kebaikan mnrt undang-undang suatu negara blm tentu baik mnrt negara lain. O.k.i. maka pedoman kebaikanpun harus lah tunduk kpd aturan Allah. Allah lah yg benar dlm memberi arahan ttg kebaikan. Shbng dg itu Allah mengingatkan bahwa kebenaran itu dari Allah:
اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Surat Al-Baqarah, Ayat 147)
Kesempatan Ramadhan ini sangat tepat untuk mengkaji kebaikan-kebaikan yg ditutunkan Allah langsung dari Al-Qur'an dan Allah arahkan melalui RasulNya. Agar qt tdk beramal sesuatu disangka kebaikan pdhal tak ada tuntunannya.
Selanjutnya berlomba lomba dlm berbuat kebaikan itu memenuhi perintah Allah dlm Al-Qur'an:
".....فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"....... Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Surat Al-Baqarah, ayat 148)
AKAN BAWA DAMPAK SAUM
Akan mengimplemetasikan pengaruh puasa, shg membuat perubahan menjadi lebih baik setelah puasa berlalu. Dlm bln puasa tlh terbiasa rajin ibadah, rajin sedekah, jaga lisan, jaga perasaan, kendalikan hawa nafsu. Perilaku ydmk terus di praktekkan sesudah Ramadhan, jangan sebaliknya usai Ramadhan LIPAT SAJADAH. stlh Ramadhan dompet diretsreting erat. Lidah kembali mengombar bohong, nafsupun diumbar lagi. Inilah yg disindir Allah di ayat 92 surat An-Nahl:
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا ۗ ............"
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali. .........."
Ktk Ramadhan qt rajut dg baik dan teliti semua ibadah, diumpamakan dlm ayat di atas tenunan kebaikan itu qt urai kembali bila dampak Ramadhan tdk qt implementasikan ssdh Ramadhan.
Harapan qt ibadah selama 13 har jl diterima Allah dan hr ke 14 ini dan seterusnya ditolong Allah agar terlaksana maksimal dan berkualitas, selanjutnya usai Ramadhan qt menjadi hamba Allah yg taqwa. Aamiin.
Bila renungan yg kbawakan untuk para pembaca ini misalkan tak bersesuian. Ini lantaran minimnya ilmu dan pnglman. Mhn dimaklumi sklgus dimaafkan. Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

Pendorong puasa

Merasakan puasa setiap individu berbeda. Faktor yg membedakannya sekurangnya ada lima y.i. faktor: usia, kesehatan, kegiatan, kebiasaan dan iman.
FAKTOR USIA
Anak orang keluarga muslim yang mukmin, sudah mulai ingin ikut sahur. Bahkan kecewa berat kalau ktk sahur dia tdk dibangunkan. Namun puasa mereka tdk bertahan sampai magrib. Kadang hanya setengah atau seperempat hari. Stlh meningkat usia 5 thn ke atas bnyk anak yg sdh berpuasa bagaikan orang dewasa. Kenikmatan puasa klompok ini merasa puas tlh munjukkan dianya sdh besar, bukan anak-anak lagi. Namun kemampuan phisik blm mendukung.
Orang yg usia lanjut kadang ada yg sdh tak mampu lagi berpuasa, model ini kemampuan phisik sdh tdk mendukung.
Di atas ditulis "muslim yg mukmin". Karena muslim blm tentu mukmin. Sdgkan mukmin berarti bukan sekedar tlh memeluk Islam ttpi telah meningkat menjadi beriman. Keluarga yg beriman dlm keseharian kegiatan beribadah tlh terlaksana mengakar dirumah tangga keluarga tsb. Anak-anak yg lahir di keluarga ini Insya Allah, sejak dini, sejak dia mulai ngerti, langsung sdh melihat kegiatan ibadah. Maka si anak/balita akan jadi ahli ibadah.
FAKTOR KEDUA
Kesehatan. Seringkali kesehatan menghalangi berpuasa. Jika berpuasa malah sakitnya dihawatirkan bertambah parah. O.k.i. dengan kasih sayang Allah diberikan keringan melalaui
berfirman Allah:
ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍ ۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّـکُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"............ Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. ..... ...... . "
(QS. Surat Al-Baqarah: Ayat 184)
FAKTOR KETIGA
Kegiatan, pekerja keras menggunakan phisik kadang tak mampu berpuasa. Sbg bahan infornasi buat kelompok ini, bahwa perang Badr itu berlangsung ummat Islam sdg puasa Ramadhan hari ke 17. Manapula puasa pertama kali.
Saya kutipkan ayat:
.......... وَمَاۤ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"..........Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 41).
Pertanyaan; seberat apakah pekerjaan itu, berat mana dg pertempuran di terik matahari padang pasir, jarang ada pohon tempat berlindung. Mereka berpuasa.
Zaman kini, hari ini 13 hari puasa, barusan saya milihat di jalan seorang pengemudi terselip rokok dibibirnya. Mungkin alasan ybs kerja berat seharian di jalan raya.
FAKTOR ke empat KEBIASAAN
Kembali kita umpamakan keluarga yg mukmin, terbiasa dalam keluarga tsb menjalankan puasa. Katakanlah salah satu anak kelak stlh besar misalnnya karena pekerjaan atau sekolah, pindah ke suatu kota berjauhan dg ortu, dimana dilingkungan baru terkondisi tdk ada orang yg berpuasa. Karena panggilan kebiasaan ybs tak nyaman kalau tdk puasa. Kebiasaan membuat orang bisa melaksanakan.
FAKTOR ke lima IMAN.
Iman inilah justru pendorong paling kuat orang berpuasa. Justru memang puasa ini adalah ibadah ditujukan kpd orang yg beriman. Sbgm sering menjadi topik bahasan para ustadz bln Ramadhan:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Surat Al-Baqarah: Ayat 183)
Saya masukkan faktor iman yg terakhir, justru faktor iman inilah yg paling penting. Sebab tanpa iman orang ndak tahan menahan lapar dan dahaga, juga tanpa landasan iman puasa hanya dpt haus dan dahaga saja.
Dmkn renungan hari ke 13 puasa Ramadhan qt smg bermanfaat. Tksb tlh sudi membaca, mhn maaf bila ada kekurangan. Barakallahu fikum Wslm. M. Syarif Arbi.

Cita rasa BUAH TAQWA

Tujuan berpuasa diperintahkan Allah adalah agar “la ‘allakum tattaqun” (kurang/lebih artinya agar bertaqwa). Taqwa itu sendiri memerlukan pembahasan tersediri. Adapun buah taqwa itu ternyata ada DELAPAN cita rasa. Dari Delapan cita rasa itu EMPAT dapat kita nikmati di dunia dan EMPAT nya lagi akan kita nikmati di akhirat nanti.
EMPAT kenikmatan taqwa yang dapat dinikmati citarasanya di dunia ini, DUA tak berwujud dan DUA nya lagi berwujud yaitu:
1. Yang tak berwujud:
a. Orang yang taqwa akan diberikan jalan keluar oleh Allah atas segala masalah yang dihadapinya. Hidup ini senantiasa menghadapi masalah, kadang hampir-hampir masalah itu tak sanggup lagi menyelesaikannya. Nah disinilah pertolongan Allah kepada orang taqwa diberikan jalan keluar seperti yang di abadikan Allah dalam surat At-Talaq diujung ayat 2:
.......ِ ۙ وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
"..................Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,"
b. Orang yang taqwa diberikan Allah kemudahan dalam segala urusan.
Kehidupan sebagai mahluk yang berinteraksi dalam masyarakat, sudah barang pasti berurusan untuk menunjang kehidupan, sejak mulai lahir sampai berangkat ke liang lahad. Orang yang taqwa dijanjikan Allah di ujung surat At-Talaq ayat 4 :
ۗ وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ یُسْرًا
"Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya."
2. Kenikmatan di dunia citarasa buah taqwa yang berwujud:
a. Diberikan Allah rezeki yang tidak disangka-sangka (awal ayat 3 surat At-Talaq):
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Betapa bahagianya seseorang mendapat rezeki yang tak terduga. Kalau rezeki yang sudah biasa diterima misalnya gaji bulanan atau pensiuan itu kegembiraannya tentu tidak segembira kalau dapat suatu rezeki tambahan yang tidak diduga sebelumnya, misalnya tiba-tiba dapat kenaikan uang pensiunan yang dirapel pula sejak januari.
b. Dicukupkan Allah segala keperluannya, seperti ternukil di surat At-Talaq ayat 3 (seperti tercantum lanjutan ayat butir “a”,
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ
"....Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya......."
Betapa indah dan nikmatnya hidup ini, apabila semua keperluan kita cukup. Ketika memerlukan perbaikan rumah, ada uang untuk membayar tukang dan beli material. Ketika hajatan menikahkan anak, dibantu sana-sini, sehingga semua perhelatan berjalan hidmad sederhana dan cukup meriah. Pokoknya ketika perlu sesuatu, ada saja jalannya sehingga cukup.
Empat yang citarasa buah Taqwa akan dinikmati nanti diakhirat adalah:
1. Penghapusan segala kesalahan dan dilipat gandakan pahala (masih di surat At-Talaq kini ayat yang ke 5:
وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُعْظِمْ لَهٗۤ اَجْرًا
"dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya DIA akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya”.
2. Kembali kepada TUHANMU dengan hati yang puas lagi di redhai Allah.
ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
(Al- Fajar 28).
3. Dikelompokkan Allah bersama orang yang shaleh (Al-Fajar 29)
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى
"Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,"
4. Masuk kedalam SURGA (surat Al-Fajar 30) “
وَادْخُلِيْ جَنَّتِى
"dan masuklah ke dalam surga-Ku."
Demikian renungan puasa Ranadhan hari ke 12. Rupanya citarasa buah taqwa hasil tanaman puasa itu ada DELAPAN, empat diberikan Allah di dunia empat lagi akan dianugrahkan Allah diakhirat nanti.
Semoga puasa kita diperliharakan Allah agar menjadi puasa yang berkualitas, berbuah taqwa, diterima oleh Allah sehingga menjadikan kita orang yang taqwa. Aamiin.
Trksb buat yg ringan hati,
menarikan jari,
meneruskan artikel ini,
buat pembaca lain yg bijak bestari,
Jika kbtln ngena dihati.
Umpama keliru beribu maaf mhn diberi.
Maklum penulis kurang ilmu di diri.
Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

Transfer kurangi nilai puasa.

Puasa kata ceramah ustadz terkelompok menjadi 3:
1. Puasa orang awam. 2. Puasa orang khusus dan 3. Puasa orang paling khusus.
Klompok apapun puasa qt, yg mendasar, selain menahan minum dan makan dll yg membatalkan puasa, juga ada perbuatan yg mengurangi nilai puasa.
Perbuatan yg mengurangi nilai puasa itu dpt terjadi karena kita sendiri, tak jarang terjadi karena terikut oleh orang lain.
Tentu sejak pasang niat puasa awal ramadhan dan bahkan tiap hari, qt selalu berdo'a peliharakanlah puasa qt agar terjauh dari yg membatalkan termasuk yg mengurangi nilai tsb.
Tetapi dlm berinteraksi di masyarakat, dg teman, karib kerabat kadang qt terperangkap juga sampai sulit menghindar.
Mata qt tak berhasil puasa dihari itu,
Mulut terlanjur melanggar pantangan puasa. Telinga diperdengarkan gibah misalnya.
Hati tak terkendali stlh melihat, mendengar sesuatu bereaksilah si hati ke arah yg ngurangi nilai puasa.
Qt sendiri tau bahwa hati ini tlh terasa bgmn yg sebetulnya ndak boleh buat orang puasa.
Semua pengurang nilai puasa oleh sebab diri sendiri, semakin matang iman seseorang semakin kuat kemampuan membentengi dari hal yg mengurangi nilai puasa.
Contoh: waktu tlh menunjukkan pkl 17.30., tiba-tiba HP. ada panggilan masuk. Stlh di angkat, ternyata sahabat qt nelpon. Eee isinya ngasi info "pergibahan". Serba salah, mau ndak dilayani tak enak, kawan lama, senior lagi. Mau dibilang saya sdng puasa, ybs mungkin akan jawab "kau kira saya ndak puasa?". Maka yg bersangkutan minta komertar pula atas infonya itu. Walau hanya sekedar minta jawaban "ya" atau "tidak". Misalnya informasinya "Masa' si, si Ani katanya anaknya baru aja lulus S1 diterima kerja baru aja masuk gajihnya 25 jt." Benar gak si.
Contoh di atas hanya sbgian kecil, banyak lagi model gibah yg dpt mengurangi nilai puasa. Padahal Allah mengingatkan:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)
Contoh lain:
Baru saja keluar masjid dari shalat subuh, tiba-tiba ada seorang jamaah ngampiri. Berbincang ttg sesuatu. Stlh jamaah itu berlalu ada jemaah lain yg rupanya sedari tadi memantau perbincangan kami dari kejauhan. Mendekati ku pergibahanpun start. Kuusahan alih bicara tp ybs ttap fokus, lama-lama kuberitahu juga dia, bahwa aq sdh ngantongi data teman yg baru berlalu tadi. Pulangnya ku terpikir apes sekali nasib ari ini, awal hari nilai puasa udh tergerus.
Smg qt sama dpt menjaga, agar tdk menjadi pentransfer pengurang nilai puasa.
Dmkn renungan hari ke 11 puasa Ramadhan qt. Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

RIYA'

Ketika seorang beramal, sangat penting agar amalnya terhindar dari RIYA. Terjemahan sederhana dari Riya adalah beramal “pamer” agar diketahui manusia lain dan kuncinya ada di hati. DR. Salman bin Fahd dlm buku “Isyruna Thariqatan Lir-Riya” menyebutkan ada 20 pintu Riya itu. Kerena bgt banyaknya pintu, sulit juga terhidar masuk ke salah satu pintu Riya itu. Tak perduli di strata apa iman seseorang. Apakah dia ustazd atau org awam. Itu sebabnya brng kali sampai Abu Bakar Siddik sahabat paling utama Nabi Muhammad S.a.w. saja sepertinya dikhawatirkan nabi tak sengaja dpt saja termasuk ke pintu Riya itu. Indikasi kehawatiran Rasulullah itu maka kepada Abu Bakar nabi ajarkan do’a penangkal Riya sbb:
“Allahumma inni au’jubika an usyrika bika syaiauw wa anaaa a’lamu wa asytaghfiruka lima la a’lamu”
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada MU dari menyekutukan MU sedang aku mengetahui. Dan aku memohon ampun thdp apa yg tdk ku ketahui). HR. Imam Bukhari, At-Tirmizi dari Abu Bakar Ash-Shidiq.
Riya dpt terkategori mensekutukan Allah, sebab menghendaki penilain/penghargaan selain Allah.
Puasa adalah amal yg tdk dilihat dan diketahui banyak org, kecuali keluarga, terlebih diri sendirilah yang paling mengetahui tentang diri berpuasa. Khusus puasa Ramadhan, karena dilaksanakan umum insya Allah orang yg berpuasa tipis kemungkinan untuk pamer ttg dirinya berpuasa, lantaran orang lain juga puasa. Cuma amalan derivatif (amalan ikutannya) hati-hati tercemar Riya.
Contoh:
Sampai di masjid ktk akan shalat zuhur berjamaah, seorang bertanya kpd temannya "sudah berapa juz baca Al-Qur'an?". Teman yg ditanya ngelak dari Riya tapi jg harus hormati penanya, lantas jawab: "Alhamdulillahlah, bgt saja tanpa nyebut jumlah juz". Penanyapun nyambung, "alhamdulillah saya udh mau khatam yg ke dua". Dugaan qt bahwa si penanya terselip di hatinya ingin diketahui amalnya setidaknya buat orang yg ditanyanya. (Wallahu 'alam). Sementara itu dugaan qt si yg ditanya ngindar dari Riya, atau memang nyembunyikan dianya ndak baca Al-qur'an, tapi agar dinilai teman penanya bhw diapun baca jg tapi blm banyak (sekali lagi wallahu 'alam bishawab) sebab Allah SWT berfirman:
وَاَسِرُّوْا قَوْلَـكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖ ۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ
"Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati."
(QS. Al-Mulk surat 67: Ayat 13)
Dan banyak lagi ungkapan menginformasikan ttg amal ibadah yg tlh dilakukan tak jarang dibungkus dg "Alhamdulillah", yg diceritakan orang ttp maksudnya bukan memberi contoh untuk mengajak, namun berat ke pamer.
Seperti dikemukakan di atas puasa Ramadhan mungkin tak bgt mdh di Riya kan, tetapi Puasa diluar Ramadhan sangat rentan thdp Riya sebab orang lain tak berpuasa. Kadang bila riya sdh mendorong dg berbagai teknik untuk diketahui orang ybs adlh pengamal puasa sunnah.
Sungguh susah terhindar Riya, sebab bgt bnyk pintunya. Smglah Allah beri qt kekuatan mempertahankan amal qt agar tak terkontamisi Riya. Karena Riya menghanguskan amal kebaikan. Klpun qt sempat kemukakan amal yg qt lakukan mari qt luruskan niat untuk mengajak orang lain ikut bersama qt bukan dg maksud pamer.
Dmkn saja renungan hari ke 10 Ramadhan 1439 H. ini semoga berfaedah. Tksb jika andapun menrruskan ke sahabat handai untuk ikut membaca artikel ini, jk dinilai bermanfaat dan tdk merepotkan. Bila tdpt kekeliruan tlg maafkan. Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

Kemerdekaan

Hal ini qt jadikan renungan, sebab kbtln hari ini:
Tanggal 9 Ramadhan 1439 H. bertepatan dengan hari Juma'at.
Kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan pas pada hari Jum'at dan pas tgl 9 Ramadhan.
Wajar kalau pemuda dan pemuka bangsa yg memerdekan bangsa ini mencantumkan dlm Mukaddimah Undang-Undang Dasar keesokan harinya sbg perwujutan rasa syukur yg amat dalam kpd Allah; diredaksikan di alenea ke tiga:
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
Renungan ini saya ajak bukan menilai apa yg tlh terjadi stlh kita merdeka sampai saat ini, tapi saya akan ajak membanding dua ayat y.i. ttg perintah puasa dan janji Allah untuk suatu negeri.
Ayat perintah puasa:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)
Ayat janji Allah untuk negeri yg rakyatnya takwa:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Mari qt renungkan penggalan kata di ayat puasa
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"agar kamu bertakwa", suatu harapan Allah, orang yg berpuasa itu smg jadi takwa.
Lalu qt lanjutkan renungan dari penggalan dari ayat janji Allah untuk pddk negeri yg takwa, qt ambil penggalan katanya:
لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
Terjemahannya: "Pasti kami akan melimpahkan kpd mereka"
Perbandingan qt dptkan y.i.
1. Berpuasa diharapkan menjadi takwa, blm merupakan jaminan yg pasti dari Allah bahwa orang puasa berujung stlh selesai puasa jadi takwa. Tentu tergantung bgmn ybs memaknai dan memberi nilai serta kualitas puasanya.
2. Sedangkan diayat janji Allah untuk pddk negri yg beriman dan takwa; dg kata "pasti". Kalau beriman dan bertakwapasti ............" (silakan baca lagi kutipan di atas).
Nah sekarang renungan qt di hari je 9 ini, qt tlh lama merdeka KENAPA limpahan berkah itu tak kunjung tercurah buat bangsa ini. Tentu para pembaca yg arif budiman akan tau jawabannya.
Yg pasti Allah tak kan ingkar janji. Buktinya di tulisan singkat ini qt cermati Allah ndak mau janji PASTI kpd orang puasa pasti takwa. Tapi Allah janji PASTI buat pddk negeri yg beriman dan bertakwa akan dilimpahi keberkatan dari langit dan bumi.
Dmkn renungan ini mdh-mdhan ada manfaatnya buat pembaca. Saya berterimakasih kesudian anda luangkan waktu ikut merenung, akan senang sekali bila anda berkenan meneruskan ke pembaca lain, jika dianggap berfaedah serta tak mendtgkan mudharat, smg jadi catatan kebaikan qt. Aamiin. Barakallahu fikum. Wslm M. Syarif Arbi.

Waktu BEDA tiap orang

Lama dan sebentar adlh ukuran waktu.....
Seorang pemuda dlm proses PDKT, ditanya "apa lama sdh nunggu". Kata si pemudi yg janjian akan pergi bersama, si pemuda nunggu di atas kendaraan di pengkolan jalan. Padahal kontak W.A. udh 35 menit lalu. Mungkin akan beda rasanya bagi mrk berdua lama waktu 35 itu.
Boleh jadi si pemuda merasa bgt lama, cuma untuk jaga PDKT yg baru terjalin, dg muka manis "ngaaak, aq baru saja nyampe" ujar si pemuda (diplomasi nyenangkan ati si bakal).
Sementara si pemudi boleh jadi singkat sekali 30 an menit itu, ber dandan rasanya grasa- grusu, maklum mau tampil prima agar ndak bercacat buat si calon..
Nah itulah ukuran waktu lama atau sebentar sangat beda tiap orang tergantung situasi dan kondisi. Waktu nonton sepak bola dan waktu nunggu keluarga di UGD rumah sakit, beda.
Perpajangan waktu 3 menit bagi kesebelasan yg menang 1-0, rasanya lama sekali, sementara buat yg kalah waktu itu bgt singkat.
Baiklah,.......... ttg ukuran waktu ini qt rentang buat renungan puasa Ramadhan hari ke 8 ini.
Tiap orang kan merasakan perbedaan lamanya waktu dari pk 04.35 sampai 17.47 (daerah DKI Jkt). Buktinya tadi ktk saya pulang nemankan istri dari pasar, terliat seorang yg saya tau dianya shalat di Masjid, tapi dia terang-terangan nyedot rokok nongkrong di panggir jalan. Ini potret yg merasa lama berpuasa.
Nanti di akhirat kelak (tentu buat yg iman), perasaan setiap individu beda ktk menunggu pengadilan akhirat, nunggu di alam kubur.
Allah SWT berfirman:
يَوْمَ يَدْعُوْكُمْ فَتَسْتَجِيْبُوْنَ بِحَمْدِهٖ وَتَظُنُّوْنَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا
"yaitu pada hari (ketika) Dia memanggil kamu, dan kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, (rasanya) hanya sebentar saja kamu berdiam (di dalam kubur)."
(QS. Al-Isra' surat 17: Ayat 52)
Sedangkan waktu tunggu di pengadilan akhirat seperti diriwayatkan dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَجْمَعُ اللهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُوْمٍ قِيَامًا أَرْبَعِيْنَ سَنَةً شَاخِصَةً أَبْصَارُهُمْ يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ الْقَضَاءِ
“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam kepadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib, no.3591). Matahari didekatkan dengan jarak satu mil sehingga manusia benar-benar mengalami kesusahan dan kesedihan.
Ketika kesusahan yang mereka rasakan semakin memuncak, akhirnya mereka mencari orang yang dapat memberikan syafa’at, agar Allah Ta’ala segera mempercepat keputusan-Nya. Mereka pun akhirnya berusaha mendatangi Nabi Adam, kemudian Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa bin Maryam untuk meminta syafa’at darinya, namun mereka semua menolaknya. Pada akhirnya mereka datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk meminta syafa'at dari beliau. Dengan izin Allah Ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan syafa'at kepada umat manusia, agar mereka diberi keputusan. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4712 dan Muslim, no. 194 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Ini model waktu tunggu yg mungkin akan dialami beda-beda menurut perasaan setiap qt, barangkali tergantung syarat yg ditentukan agama ttg bgmn mendptkan fasilitas syafaat (pertolongan) dari Rasulullah, diantaranya menjaga puasa qt yg sdg qt jalankan ini sebaik-baiknya. Smg .........wallahu 'alam bishawab.
L/k mhn dimaklumi dan dimaafkan. Wslm. M. Syarif Arbi

BPJS dan PUASA

Manusia tercipta sama dg mahluk hewan lainnya terdiri atas Jasad dan Ruh. Pada jasad terpasang indra, syaraf, alat cerna, pembuluh darah, jantung, paru, empedu, ginjal, otak dg seluruh pirantinya. Semua alat yg terpasang di jasad hanya bisa berfungsi selama di jasad masih tertanam RUH. Buktinya bgt Ruh meninggalkan Jasad, si jasad ndak kuasa bebuat apapun, jangankan berjalan, berbicara, sekedar merapatkan kelopak mata saja sdh ndak mampu.
Hewan yg melata, merangkak maupun terbang, kalau bgt sama dg manusia. Benar;................. hampir sama, hanya bedanya hewan tidak diberikan KALBU, tempat IMAN bersemayam. Rata-rata hewan dilengakapi akal setidaknya dg akal itu hewan dpt bertahan hidup.
Dapat diduga hewanpun punya perasaan bagaikan manusia. Contoh si kucing kadang bermanja-manja dipangkuan tuannya. Anjing, kuda, setia pada pemiliknya.
Pernah kuturunkan tulisan bahwa perilaku hewan ydmkn itu adlh wujud kepatuhannya kpd Allah, sebab mahluk selain manusia tdk disediakan OPSI spt manusia (boleh patuh boleh tidak). Hewan mutlak patuh. Sekurangnya tertuang di 7 ayat memberitakan bahwa mahluk selain manusia bertasbih dg cara patuh thdp sunatullah tanpa kereasi sbgmn manusia. Kupetik salah satu ayat:
يُسَبِّحُ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
(QS. Al-Jumu'ah surat 62: Ayat 1)
Sdgkan manusia sengaja di ciptakan Allah untuk ber OPSI dg diberikan potensi
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا
"maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 8)
O.k.i. manusia lbh hebat diri hewan tapi terkadang lebih jelek lagi dari hewan. O.s.i. manusia dibekali iman yg ada di kalbu berselaputkan RUH. Jasad hidup selama ada Ruh, tapi Ruh akan tetap hidup selamanya, walau sdh berpisah dg jasad. Sbgm jasad, KALBU juga slm di dunia ini punya hak OPSI tadi, si Kalbu juga dpt sakit/terganggu kesehatannya, sbgmn jasad.
Sakitnya jasad ihtiar penyembuhannya melalui tabib atau dokter. Bgt banyak kadang biaya yg hrs dianggarkan untuk ngobati jasad manakala sakit. Orang berduit kadang milyaran rph biaya berobat karena sakit ttntu harus berobat ke luar negeri. Orang biasa sejenis penulis ini ikut BPJS kesehatan, rutin saban bulan ke RUMKIT hanya setor 160 ribu buat berdua dg istri.
Nah sekarang kita semua sdg masuk di bulan perawatan Kalbu, jelas kalbu inipun kadang menderita sakit juga. Banyak jenis penyakit kalbu, ihtiar pengobatan rutinnya si disediakan Allah tiap hari, dg terapi shalat wajib, shalat sunnah, infak dan sadakah serta kebaikan lainnya. Namun yg paling intensip di bulan Rhamdan ini, melalui "saumu ramadhan" berikut amalan-amalan derivatifnya.
Orang berobat jasad bila sakit (model BPJS), rela antri sejak usai shalat subuh, tak jarang baru dapat obat usai shalat ashar.
Sbg bahan renungan di hari ke 6 saum kita ramadhan 1439 H. ini, sbg ihtiar penyehatan kalbu kita; ayo' kita renungkan apakah kita sudah merelakan diri bangun tengah malam untuk siap sahur. Siang hari menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu lainnya. Juga membuka tangan untuk infak dan sadakah. Malamnya membebani diri dg tambahan shalat tarawih dan tahajjud.
Saat inilah mental trainning, mengobati kalbu kita agar sehat kembali stlh 11 bulan hanya dg trapi biasa.
Smg seluruh penyakit KALBU kita; a.l. hasad dan dengki, sombong dan congkak, angkara murka, medit dan serakah. Pokok semua penyakit kalbu sembuh dg saumu ramadhan. Aamiin.
L/k mhn maaf. Waslm. M. Syarif Arbi.

Monday 21 May 2018

Rezeki AKTIF dan Rezeki PASIF

Almarhummah nenekku pernah mengatakan “Ulat di dalam batu saja pasti kan mendapat rizki”. Bagaimana ceritanya seeokar ulat kok berada dalam batu. tentu semulanya dia belum menjadi ulat, tentulah tadinya mahluk ini begitu halusnya, sehingga dapat masuk ke pori-pri kecil dari sebuah batu besar. Kebetulan di dalam batu besar itu ada rongga yang kemudian mahluk cikal bakal ulat itu dapat mukim. Ulat tadi tumbuh berkembang di dalam batu tersebut, sudah pasti si ulat mendapat rizki, kalau tidak mana mungkin ia dapat membesar.
Kata bijak nenekku ini, sungguh dalam…….. pengertiannya, untuk memberikan semangat dan motivasi buat kehidupan, bahwa jangankan lagi kita sebagai manusia yang lengkap panca indra, hidup bebas tidak terkungkung di dalam batu, jelas bahwa kita pasti mendapatkan rezki, sebab ikhtiar kita kan lebih luas dapat dilakukan.
Bila direnung lebih dalam memang rezeki untuk seluruh mahluk ini ada dua jenisnya, kalau boleh saya diberi nama; ada PENERIMA RIZKI PASIF dan ada PENERIMA RIZKI AKTIF.
PENERIMA RIZKI PASIF
Tidak kecuali, semua mahluk yang bergerak dan yang tidak bergerak menerima rizki pasif ini. Contohnya setiap makluk hidup didarat menerima oksigen sebagai rizki yang diterimanya untuk bernafas. Semua mahluk di daratan dan dipermukaan lautan menikmati sinar Matahari.
Baik juga bila diambil tamsil, bagaimana seekor kupu-kupu. Asal hidupnya dalam kepompong. Calon kupu-kupu ini ketika dalam kepompong dapat dipastikan dianya mendapat rizki, hingga dapat tumbuh berkembang sehingga perlahan-lahan tapi pasti setelah masa yang ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, diapun keluar dari kepompong menjelma menjadi mahluk baru yang dapat terbang berupa Kupu-Kupu. Nah ketika sudah mulai dapat terbang maka sebagian rizki pasif untuknya sudah tidak diterimanya lagi, walau masih ada berupa terangnya sinar Matahari, oksigen untuk bernafas. Untuk hidup selanjutnya sang Kupu-Kupu harus berikhtiar dengan mengepak-ngepakkan sayapnya untuk menghampiri aneka bunga guna mengisap sari madunya untuk mempertahankan hidupnya sampai waktu yang di tentukan. Begitu pula tamsil ini bagi manusia, bila sudah dapat berdiri sendiri, rizki sudah harus mulai dikais, tidak lagi hanya mengandalkan rizki pasif.
Selama masih belum dapat berkegiatan sendiri, kupu-kupu masih dalam kepompong, manusia masih dikandungan ibu, setelah lahir kedunia masih lemah rizki yang diterima adalah rizki pasif. Semua kita kala bayi butuh susu ibu. Makan disuapi bgt besar sedikit.stlh mampu nyuap sendiri dstnya. Maha benar Allah dengan segala firmannya di dalam Al-Qur’an diantaranya seperti tertuang dalam surat HUD ayat 6 Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)."
(QS. Hud 11: Ayat 6)
PENERIMA RIZKI AKTIF
Kita manusia juga salah satu mahluk penerima rizki pasif dan aktif itu. Persoalannya rizki aktif untuk dapat menerimanya harus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai bidang kegiatan. Manusia diberikan kebebasan pula untuk meraih rizki yang diterima secara aktif ini dengan upaya apa saja. Boleh berlomba-lomba dan juga boleh dengan cara apa saja. Disinilah peran agama dan anturan undang-undang untuk memberikan batasan pencari rizki aktif ini guna menentukan bagaimana memilih cara yang diperkenankan dan bagaimana yang tidak dibolehkan. Manusia yang berpotensi FUJUR dan TAQWA (QS: 91 Asy-Syams ayat 8), dapat saja mencari rizki dengan cara yang tidak halal, tetapi tak kurang juga banyaknya yang memilih jalan mencari rizki yang halal.
Perlu dipahami bagi orang yang beragama bahwa ikhtiar yang dilakukan disamping harus dengan cara halal, juga ada kadar yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t. jadi orang dengan lapangan usaha yang sama, ada yang sukses, sementara ada yang kurang sukses. Semua itu telah ditentukan kadarnya oleh Yang Maha Kuasa.
Rizki yang harus dicari secara aktif ini, telah diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat 45 Al Jatsiah ayat 22.
وَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
"Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan."
Selanjutnya ttg banyak sedikitnya rezeki yg kita prroleh:
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌ
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26)
Demikian renungan Ranadhan hari ke 5 ini kutulis, smg bemanfaat. Jika dianggap baik silahkan teruskan ke pembaca lain. Asalkan mereka membaca biarpun tak komentar dpp, insya Allah saya dn anda penerus sdh termasuk menyampaikan kebaikan.
Smg Allah masukkan dicatatan amal baik kita. Aamiin. Dg catatan mhn dimaafkan jika tdpt kesalahan, karena minim ilmu dan tipis pengalaman. Barakallu fikum Wallhu ‘alam bishawab. Wslm M. Syarif Arbi.

Amal yg tak di sengaja.

Kita sdh sering dengar setiap amal ibadah baru bernilai, bila didahului dg niat. Adakah amal yg tak disengaja juga bernilai.
Lebih terinci lagi ibadah dlm arti ritual penyembahan, pengabdian kpd Allah di kenal dlm terminologi agama "ibadah mahdah" hanya bernilai jika terpenuhi syarat:
1. Adanya perintah dari Allah atau Rusulullah untuk mengerjakan ibadah tsb.
2. Pelaksanaannya 'itibar (mengacu) pada contoh dari Rasulullah.
3. Niat ihlas dilaksanakan hanya untuk Allah semata.
Ramadhan ini tentu shaimin dan shaimat tlh memenuhi syarat dimaksud.
Ibadah mahdah mrpkn hubungan manusia kpd Allah jg lazim disbt hamblum minallah.
Semenara itu Islam mengajarkan harus menjalin hubungan baik sesama manusia (hamblum minannas)
....... فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۤ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
".................maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 1).
Dlm berinteraksi sesama ini kadang ada perbuatan baik yg kita lakukan tak sengaja berniat khusus, tapi berujung kebaikan buat orang lain. Bila setiap aktivitas yg kita lakukan pasang niat untuk mencari keredhaan Allah. Insya Allah mendptkan balasan kebaikan di sisi Allah.
Kuteringat seorang teman berseloroh menceritakan ttg pengadilan akhirat bagi "Seorang penceramah versus seorang supir ugal-ugalan". Ketika di pengadilan akhirat itu si penceramah tak mendptkan ganjaran apapun dari ceramahnya, karena dlm ceramahnya dianya sll bangga diri bahwa dianya ngajar dimana-mana secara terselubung mengisyaratkan bahwa dianya berilmu tinggi, sering dari mimbar menyebut bahwa penceramah lain kan blm pernah menyajikan ilmu seperti dirinya. Yg hebat lagi sering nganggap peserta dengar pencerahannya blm tau apa yg dipaparkanya. Agaknya ini penceramah lupa bahwa banyak ayat di Al-Qur'an menyebutkan Allah tak suka orang yg sombong dan membanggakan diri a.l.
لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ
"................Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 23)
Sementara itu si supir ugal-ugalan terkaget kaget ktika di mahkamah akhirat bahwa dpt setumpuk kebaikan yg sumbernya dari ktka dia nyupir ugal-ugalan. Rupanya saking takutnya para penumpangnnya, mereka semua berzikir nenyebut nama tuhan. Tuhan mengapresiasi para penumpang yg berzikir si supir dpt imbasnya sebab lantaran perbuatannya orang banyak menyebut nama Tuhan.
Mahkamah akhirat ttg Penceramah versus
Supir ini, hanya selorohan tdk berdalil agama. Tetapi baik juga buat renungan di hari KEEMPAT puasa kita Ramadhan 2439 H., ini agar kita sadar betul bahwa kita hanya berikhtiar ibadah baik mahdah maupun ghairu mahdah, hablum minallah maupun hamblum minannas dg niat baik menjaring ridha Allah, spajang sdh seseuai kaidah serahkan pemberian ganjaran kpd Allah.
Dialah yg menentukan yg mengetahui yg terselip dilubuk hati yg paling dalampun.
Jika tulisan ini dinilai manfaat, silahkan teruskan je calon pembaca lain. Insya Allah semakin banyak yg baca walau tdk komentar maupun jempol, smg disisi Allah mrpk catatan kbajikan kita. Aamiin. Barakallahu fikum. Waslm. M. Syarif Arbi.

Ramadhan bergulir dg LAILATUL QADR

Kini tahun hijriyah 1439, seribu empat ratus 38 taun sdh kewajiban puasa buat orang beriman di jalankan. Bahkan puasa petama bagi kaum muslimin y.i. di th ke 2 hijriah hari ke 17 terlaksana di kancah perang Badr.
Tahun 1440 dan seterusnya insya Allah Ramadhan masih akan datang lagi, di negeri ku Indonesia sepanjang Islam masih di anut warga negaranya puasapun masih terlaksana, insya Allah kesibukan sidang isbathpun kan muncul di layar TV taun depan.
Pertanyaannya; apakah awak masih ada Ramadhan y.a.d.???
Tak seorangpun dpt memastikan bahwa Ramadhan 1440 masih ikut didalamnya walau masih muda belia sekalipun. Sebab akhir hidup ini dpt terjadi tak pandang usia.
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 11)
Okelah, bila kita pake logika urut gilir kacang yg tua duluan maka patut diingat Rasulullah memprediksi:
“Usia umatku berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit sekali di antara mereka yang melebihi usia tersebut.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad ibn al-Musayyab ibn Ishaq. Shahih Ibni Hibban. Muhammad meriwayatkannya dari Ibnu ‘Arafah, dari al-Muharibi, dari Muhammad ibn `Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah).
O.k.i. agaknya kesempatan utamanya usia kepala enam hendaknya lebih waspada, satu dan lain apakah Ramadhan y.a.d. masih "ada".
Untungnya bagi ummat Islam baik yg sepuh maupun yg muda di bln Ramadhan ini tersedia fasilitas semalam beribadah lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun lebih). Dg dmkn kalaulah setiap Ramadhan ketemu malam tersebut bagi yg berusia 60 th sekarang, katakan lah baru mantab ibadah umur 15 th. Berarti sdh 45 th ibadah. Bila tiap taun mendapati "malam qadar", maka sdh ternilai beribadah selama 45 x 83 = 3.375 tahun sdh lebih banyak dari usia nabi Nuh. Dalilnya:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ
"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
(QS. Al-Qadr 97: Ayat 3)
Persoalannya, malam kapan malam itu adanya, banyak persi para ustadz menukil dari berbagai sumber hadist. Kita ambil saja hikmahnya kenapa Radulullah tak memberikan kata pasti tgl sekian "Lailatul qadr" itu. Barangkali agar kita tidak lengah untuk meningkatkan ibadah sejak awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan. Dg dmkn insya Allah kita kan dptkan "malam lebih baik dari 1000 bulan" itu. Karena dpt saja malam tsb adanya di tgl 1, 2, 3 dstnya sampai akhir.
Barusan ba'da zuhur tadi saya diskusi dg ustadz yg dianya habis memberikan ceramah. Saya kutipkan ayat:
.......... وَمَاۤ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"..........Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 41)
Saya katakan ke Ustadz tsb. Bahwa dari ayat ini mungkin dpt disimpulkan malam qadr itu tgl 17, sebab perang Badr itu 17 Ramadhan. Pak ustadz nimpali bahwa dilain hadist disebutkan perang Badr itu 5 Ramadhan dan menurut beliau banyak lagi hadist yg informasi tglnya beda.
Baiklah kalau bgt, menurut hemat saya tak soal tgl berapa "lailatul qadr" itu. Kita maksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah kita selama bln Ramadhan, dg dmkn insya Allah ada yg pas ketemu. Smg Allah memberikan kita setiap Ramadhan sbg hambanya yg beribadah bernilai lbh baik dari 1000 bulan, Aamiin.
Bila tulisan ini dipandang befaedah, silahkan teruskan; smg juga mrpkn ibadah kita di bulan Ramadhan. Tlg dimaklumi redaksi tulisan ini dutulis bukan dari seorang pakar agama, bila mengandung kesalahan mhn dimaafkan. Barakallahu fikum. Dmkn renunganku di 3 hari bulan Ramadhan 1439 H. Wslm. M. Syarif Arbi.

Mengkeker IMAN

Iman adalah urusan hati/kalbu, tak ada orang lain yg tau iman seseorang. Barangkali diri sendiripun ndak tau persis kadar iman didirinya. Iman ini kadarnya fluktiatif, adakalanya naik ada saatnya turun.
Abu ad-Darda` Uwaimir al-Anshaari rahimahullah berkata,
الإِيْمِانُ يَزْدَادُ وَ يَنْقُصُ
“Iman itu bertambah dan berkurang.” Diriwayatkan Abdullah bin Ahmad dalam kitab as-Sunnah 1/314.
Yg kita tau rukun iman itu ada 6: Percaya: Allah, malaikat, Nabi-nabi Rasul Allah, kitab suci yg diturunkan Allah, hari kiamat, kadar baik dan kadar buruk.
Nah yg turun naik atau bertambah berkurang iman itu apanya? Tentu kepercayaannya itu. Lantas bgm "mengkeker" iman itu sdg pasang naik atau sdg pasang surut; padahal iman itu abstrak, iman adanya di dlm kalbu.
Ekstrimnya kita ndak tau persis seorang ustadz yg menggebu berceramah ttg keimanan apakah iman si ustadz sdg naik. Nganjurkan sadakah, ternyata umpamanya dianya keseharian pelitnya ya ampiun,
Bgt juga penulis artikel ini apakah iman tengah bertambah atau berkurang pembaca tentu tdk tau.
Dmkn pula pembaca artikel ini tak terkecuali, dpt saja ketika membaca tulisan ini imannya sedikit merangkak naik, atau malah turun, misalnya stlh membaca artijel ini lantas dlm angan komentar "ini tulisan apaaa" usil ngeker iman.
Iman yg bersifat abstrak itu akan "terkeker" bila si pemilik iman sanggup melakukan perbuatan nyata mewujudkan dorongan iman itu sehingga beribdah tekun, bersedah rutin, bersosialisasi di masyarat baik, rendah hati, tak mau menang sendiri, tak gampang emosi. Pokoknya berahlak mulia dan terus menerus merajut kebaikan.
Ramadhan begini saat yg tepat "mengkeker" turun naiknya iman. Hari pertama Ramadhan, saya Shalat Isya di masjid dimana saya sbg ketua pembina masjid tersebut. Bukan main masjid yg berdaya tampung 2000 jamaah itu penuh sesak. Agaknya kini indikasi iman para jamaah sdg naik. Kebiasaan tiap taun, bgt pekan kedua, ketiga Ramadhan terlihatlah sdh penurunan iman. Jangankan di lantai 2 lantai satu masjid saja berisi kurang dari separo.
Banyak ayat indikator iman dlm Al-Qur'an, kiranya baik kita tengok dua di antaranya y.i.:
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰٓئِکَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ ۙ وَالسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَابِ ۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّکٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ ۗ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗ وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 177)
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 15)
Dmkn "pengkekeran" kita terhadap iman kita dihari ke dua Ramadhan 1439 H.
Smg banyak pembaca dpt ambil maksud positip artikel ini selanjutnya menyebarkan kepda sanak family handai dan kerabat, dg dmkn menjadi ihtiar kita bersama dlm berdakwah.
Jika baik dtg dari Allah dan RasulNya, bila tak mutu, karena kekurangan ilmu dan pengalaman penulis.
Mhn dimaklumi sklgus dimaafkan. Barakallahu fikum. Wslm M. Syarif Arbi.

Sumber KEHINAAN dan KESENGSARAAN

Dalam status sosial dan starata apa saja manusia tak ingin kehinaan dan kesengsaraan. Sebaliknya ingin dihargai dan bahagia, kalau tidak dihargai setidaknya jangan dihina. Kalaulah tidak bahagia-bahagia amat sekurangnya tdk sengsara.
Konsep agar tdk diliputi kehinaan dan kesengsaraan, arahan Al-Qur'an adalah:
PERTAMA; Berpegang kpd agama Allah, dlm pengertian bukan sekedar beragama, tetapi menta'ti aturan agama tersebut dg maksimal. Adapun aturan agama itu ada panduannya. Sumber aturan itu adalah Al-Qur'an dan hadist. Untuk melaksanakan ibadah kpd Allah kata kuncinya apabila jelas ada perintah Al-qur'an dan suruhan RasulNya atau ducontohkan Radulullah. Diluar itu dpt saja terjerumus kesia-sian, ditolak ibadah tsb. Ibadah kpd Allah Inilah yg disebut hablum minallah. Ibadah yg dibuat-buat berpotensi dihinakan atau saling menghina, bermuara kepada kesengsaraan.
KEDUA; agar diri tdk terhina dan sengsara adalah memelihara hubungan sesama manusia, dlm artian bukan hanya kpd seiman saja tetapi kpd semua manusia. Sebab memang Allah ciptakan manusia ini tdk satu dlm keimanan. Untuk referensi temukan banyak ayat Al-Qur'an yg menyatakan bahwa dunia ini dihiasi banyak keyakinan a.l.
........... ۗ اَفَلَمْ يَايْـئَسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًا ۗ ................."
" .........Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya...................."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 31)
Kata kunci untuk melaksanakan kegiatan perilaku aktivitas hidup termasuk berhubungan sosial kemasyarakatan. Kata kuncinya sepanjang tak ada larangan dari Al-Qur'an dan RasulNya dpt dilakukan untuk berbuat kebaikan. Justru perwujudan iman itu adalah perbuatan kebajikan, kemaslahatan manusia. Bukan sebaliknya menerbar kebencian, perpecahan dan teror. Iman adalah abstrak, sbg bukti iman terkonkritkan dlm perbuatan kebaikan dmksd.
Bila banyak orang sdh tdk lagi berbuat baik sesama, bahkan sebaliknya seperti dikemukakan di atas, maka yg terjadi kehinaan dan kesengsaraan. Contoh kejadian perbuatan teror belakangan ini, menimbulkan kesengsaraan banyak orang dan dampaknya banyak pihak yg mendpt hinanaan setidaknya persepsi kurang baik, umpamanya lantas pandangan orang terhdap wanita muslim bercadar/berhijab, karena diantara pelaku kebetulan "bercadar". Padahal sesungguhnya orang beriman itu tidak mungkin membuat kerusakan. Boleh jadi pelaku teror itu tdk beriman hanya dibungkus "cadar". Sekali lagi iman itu abstrak bukti keimanan itu konkrit dlm wujud kebaikan.
Kembali ke pokok tulisan konsep Islam agar terhindar dari kehinaan dan kesengsaraan, mari kita simak:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْۤا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْۢبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas." (QS Ali Imran 112).
Dmkn renungan singkat hari pertama Ramadhan 1439.H. smg berfaedah. Aamiin. Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

Ramadhan 1439

Hari ini rabu 30 Sa'ban betepatan 16 Mei 2018. Pas masuk waktu ashar petang ini ketemu lagi bulan Ramadhan. Sudah 1438 tahun pemeluk agama Islam laksanakan puasa, sebab puasa menjadi wajib mulai tahun ke 2 Hijriyah. Bgt melaksanakan puasa 17 hari ummat Islam yg baru ratusan orang itu lantas dpt cobaan besar dikenal dg perang Badr. Tentara Islam dipimpin langsung Rasulullah dlm keadaan puasa itu bertempur, dimenangkan oleh Allah walau sedikit dlm jumlah dan minim persenjataan.
Bangsa Indonesia punya kesan tersendiri akan Ramadhan, dimana di bulan Ramadhan pula kemerdekaan diproklamirkan.
Menyikapi datangnya Ramadhan, dpt berbeda beberaoa pihak. Anjuran secara umum, tancapkan niat memaksimalkan ibadah. Bagi yg berprofesi ustadz jauh hari sdh dpt jadwal ceramah. Yg usahanya pakaian jadi bbrp bln lalu udh siapkan stock. Petani tlh merancang nanam timun suri yg nanti panen pas Ramadhan. Tak ketinggalan warung makan ada yg nyiapkan untuk melek sejak dinihari mencadangkan pelanggan saur. Tapi ada juga rumah makan yg nyiapkan tabir biar tak hilang langganan siang hari.
Komentar seorang mahasiswa: "pas dibln puasa kuliah masih terus, diantaranya ujian semester".
Lain lagi kantoran, di Indonesia lumayan kayaknya ada penjadwalan khusus Ramadhan.
Nah kalau kita mentamsil peristiwa perang Badar, pas di puasa pertama kali di wajibkan, telah hari ke 17 pula. Logikanya sedang lemah-lemahnya, lagi pula puasa belum terbiasa. Tapi ummat Islam ngukir sejarah bahwa puasa tak menghalangi aktivitas, apalagi kuliah, apalagi kerja, sedangkan perang saja dilaksanakan dan menang.
Dpt diandaikan, kalaulah ketika itu musuh Quraisy mengajak perang. Ummat Islam memberi tau musuh, "kami blm siap tunggulah 12 atau 13 hari lagi, lantaran kami barusan dpt perintah puasa udh jalan 17 hari". Mungkin musuh langsung menyerang masuk kota Madinah tanpa perlawan.
Kita meyakini bahwa keadaan ini memang sdh di setting Allah untuk kita petik 'itibar. Sebab peristiwa perintah perang Badar dan turunnya Al-Qur'an dan bulan Ramadhan DISENGAJA oleh Allah, buktinya diabadikan di dlm Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 41berikut:
وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَ لِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۙ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَاۤ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin, dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Jadi kalau dmkn puasa bukan penghambat aktivitas kita. Berkegiatanlah sbgmn biasanya.
Selamat menunaikan ibadah puasa berikut amalan pengiringnya yg di contohkan Rasululllah. Smg Allah memberikan kekuatan kesehatan dan kesempatan. Smg puasa usai kita mendpt ampunan dari Allah s.w.t. Aamiin.
Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

Saturday 12 May 2018

HOAX

Seiring dg mudahnya menyebar kabar melalui sosmed, kadang kita dikagetkan oleh suatu berita. Selang bbrp lama diketahui info tsb tdk benar.
Di era blm muncul sosmed, l/k 7 tahunan ku berkiprah di media penyebar kabar (1967-1973) sbg wartawan.
Seniorku yg membimbing kami, memberi bimbingan paling "dasar" diawal arahannya me wanti-wanti jangan memuat kabar yg tak benar (hoax bhs kini, masa itu blm dikenal).
Lanjut seniorku ngajari sangat basic: "unsur berita perlu diingat; "5 w + 1 h ".
Semua unsur itu hrs benar.
- Benar siapa nya; who
- Benar apa nya; what
- Benar dimana nya; where
- Benar kapan nya; when
- Benar mengapa nya; why
- Benar bagaimana nya; how
Lumayan suka duka 7 tahunan jadi "penyebar kabar", walau tak pernah tebarkan HOAX, namun pernah juga ngalami keamanan diri ini terusik shg hrs dilindungi/disembunyikan teman sesama "kuli tinta" lainnya untuk bbrp waktu dan perlindungan aparat (di era itu, kini tinggal kenangan). Maklumlah berita tersiar kadang blm tentu disukai semua pihak.
Sesungguhnya kitab suci telahpun mengingatkan ttg jangan menyebar HOAX.
Dikisahkan diayat dibawah ini, seraya petunjuk seyogianya bersikap thdp HOAX.
لَوْلَاۤ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بِاَنْفُسِهِمْ خَيْرًا ۙ وَّقَالُوْا هٰذَاۤ اِفْكٌ مُّبِيْنٌ
"Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata."
(QS. An-Nur 24: Ayat 12)
اِذْ تَلَـقَّوْنَهٗ بِاَ لْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَ فْوَاهِكُمْ مَّا لَـيْسَ لَـكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًا ۖ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ
"(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar."
(QS. An-Nur 24: Ayat 15)
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 6)
Bgt banyak petunjuk Illahi buat kita dlm persoalan berita bohong (HOAX) di antaranya terpetik 3 ayat di atas, dpt kita petik ajaran bahwa:
1. Berprasangka baik, jangan malah membumbui shg lebih parah kebohongan itu. Jadi sedpt mungkin menentramkan keadaan bukan malah sebaliknya memperkeruh suasana.
2. Jika berita yg belum jelas sumbernya jangan ikut menyebarkan berita tersebut, ingat disisi Allah hal ydmkn itu bukan hal remeh malah mrpk masalah yg besar.
3. Jika mendpt suatu kabar, maka teliti lbh dhl kebenarannya, jangan sampai karena suatu berita yg tdk benar melakukan tindakan mencelakakan orang lain, membuat penyesalan ssdh bertindak.
Shadakallahul 'adziim. Smg kita, sidang pembaca yg beriman dan cendekiawan, senantiasa berusaha memahami sekaligus mengikuti petunjuk-Nya. Aamiin.
Dmk tulisan ini dibuat di acara pernikahan cucu kemenakan di gd Kementrian Tenaga Kerja jl. Gatot Soebroto kav 51 Jkt (06-06-2018). Dimana ku menjadi saksi dari pihak meplelai pria. Selasai akad nikah mendadak di daulat oleh pengulu untuk memimpin do'a ssdh akad nikah. Akad nikah selesai pk 09.10. Sedangkan resepsi baru mulai pk 11.00. Jeda 2 jam an ahandulillah, rampung tulisan ini.
Barakallahu fikum. Waslm. M. Syarif Arbi.

Tasbih dan Zikir

Ketika sekuntum bunga mulai menyembul diujung ranting, bergerak mekar, serempak susunan kelopak bunga membuka dan indah berwarna. Itulah salah satu wujud bertasbihnya bunga. Kembang berwarna merah, kuning dan jingga, apapun warnanya, itupun bukan maunya si bunga, tentu atas kehendak yg Maha Kuasa.
Bgt juga semua mahluk ciptaan Allah tunduk dan patuh atas aturan yg tlh ditetapkan Allah. SEMANGKA berdaun SIRIH hanya pernah terjadi dlm sair suatu lagu. Dlm kenyataan biji Cabe ditanam tak akan tumbuh Tomat.
Kehendak yg tulus merenungkan keindahan ciptaan Allah berupa mahluk-Nya, hewan, tumbuhan, kembang berwarna indah, bunga beraroma semerbak wangi, awan berarak, apa terlihat dibumi dan dilangit, kemudian mengagumi kekuasaan dan kebesaran Allah; selanjutnya memuji Allah tercetus dibibir maupun hanya terbersit dihati, insya Allah inipun bentuk tasbih dan zikir kpd Allah.
Kembang dg warna indah mempesona, bunga semerbak menebar wangi. Burung berkicau merdu. Tunduknya hewan ternak kpd gembala dan pemiliknya. Bgtlah wujud zikir/tasbih semua mahluk ciptaan Allah sbgmn diterangkan Al-Qur'an:
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
"Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 1)
Mahluk selain jin dan manusia, mereka bertasbih dan berzikir kepada Allah secara otomatis dari sejak tercipta sampai kiamat begitulah tak berubah. Sedangkan manusia karena diberikan fasilitas akal, maka berpotensi untuk "al fujuraha wa taqwaha" (lihat surat As-Syamsi ayat 8)v
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا
"maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"
y.i. sifat membantah petunjuk Allah dan sifat patuh thdp perintah Allah.
O.k.i. maka hanya manusia yg dpt memanfaatkan potensi "taqwaha" nya yg hati lembut sensitif, melihat fenomena alam semesta terus menerus tak lepas dari tasbih dan zikir kpd Allah.
Manusia, diperintahkan Allah berzikir tak sama dg makluk ciptaan Allah lainnya di atas. Manusia pd pokoknya berzikir dengan lisan dan hati.
Rasulullah pesan kpd sahabatnya Muadz bin Jabal spy tdk meninggalkan do'a ssdh shalat;
Do'a yang dimaksud adalah اَللّهمَّ اَعِنِّيْ عَلىَ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ .
Berzikir lisan banyak dilaksanakan orang ssdh shalat. Menyimak anjuran Rasulullah kpd Muadz bin Jabal bahwa berzikir tdk saja dpt dilakukan ssdh shalat tetapi dpt setiap saat, setiap menikmati, menyaksikan, merenungkan cintaan Allah. Ini dpt dilakukan berzikir dengan hati.
Diduga berzikir dg hati ini, mudah-mudahan dpt keutamaan disisi Allah, sebab agaknya terbebas dari diketahui orang lain, hanya diri sendiri dan Allah saja yg tau.
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28)
Malah bezikir ssdh shalat dg suara keras, ada kehawatiran justru menyalahi peringatan Allah:
وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَـهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ
"Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 205)
Smg mikir merangkai kata, nyusun kalimat tulisan inipun dinilai Allah sbg zikir kpd Nya juga. Bgt pula bagi pembaca ahli zikir yg meneruskan tulisan ini smg tercatat sbg amal kebajikan. Aamiin.
Lumayan mengurangi bosan nunggu antrian kontrol kesehatan rutin di RS. Gatot Soebroto Jkt 08 Mey 2018. Sambil nulis naskah. Smg bermanfaat. Aamiin.
Barakallahu fikum. Wslm M. Syarif Arbi.

Berdakwah liwat tulisan

Bila dirunut contoh mula-mula Rasulullah berdakwah, beliau awalnya tidak berdakwah melalui tulisan. Sebabnya a.l.:
Pertama; Rasulullah ummi tak dpt menulis dan tak pandai membaca.
Kedua; Rasulullah diangkat menjadi rasul dan diperintah berdakwah, andaikanpun rasulullah sanggup menulis selanjutnya membuat selebaran semisal buletin dakwah, di kondisi saat itu blm memungkinkan, ndak akan banyak orang yg mau baca. Sedangkan dakwah langsung dengan pidato saja banyak orang yg mendustakannya.
Ketiga; Blm tersedia media seperti sekarang, apalagi secanggih belakangan ini melalui sosial media.
Setelah Islam tegak dlm suatu tatanan kenegaraan/kepemerintahan, dimulailah era berdakwah menggunakan tulisan, redaksi dituntunkan Rasulullah, naskah di tulis juru tulis. Surat dikirim ke raja-raja tetangga yg blm mengetahui ttg Islam. Sejarah mencatat ada raja yg menerima Islam, ttp ada juga yg menolak dakwah tetulis itu bahkan dg perlakuan ekstrim y.i. merobek-robek surat Rasulullah.
Rasulullah berpesan, termasuk tentunya pesan itu untuk generasi kita skrg untuk meneruskan dakwah.
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Sikap audience thdp artikel dakwah, ada pembaca yg tertarik dan lantaran itu hatinya terbuka selanjutnya memperbaiki amalnya. Dalam pada itu bukan mustahil, walau tidak sepahit zaman Rasulullah ada pembaca yg mencibir sambil bergumam "tausyiah lagi, tausyiah lagi, bosan, ntar over dosis agama". Pembaca kelompok ini, artikel dakwah dibaca sedikit langsung alih layar.
Oleh karena itu para penulis artikel dakwah tak surut lantaran diantara ada sikap audience seperti di atas, karena Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 104)
Kini kesempatan untuk berdakwah melalui tulisan terbentang luas, saban hari di tiap kesempatan terbuka peluang menyusun naskah dakwah secara tertulis. Namun tdk mudah melaksanakan dakwah, bgt juga dakwah secara tertulis. Banyak bentuk/model hambatan/tantangan yg mungkin ditemui.
Barusan diterima komentar dari seorang pembaca bahwa dianya ndak suka membaca tulisanku. Menurut ybs sekarang ini sdh banyak tausyiah di tv dan tak kurang di masjid-masjid, dimana ustazdnya bernas ilmunya.
Dengan berpegang ke hadist dan firman Allah di atas, tulisan ini tetap kuteruskan. Biarpun alamat W.A. yg kukirimi tdk komentar, sepajang ybs tdk menolak seperti salah seorang pembaca tadi, tetap saja kukirimi tulisan-tulisanku.
Tantangan yg mungkin ditemui juga, bila yg membaca orang yg berilmu tinggi. Kadang ada yg kurang terima, apalagi bila kalau misalnya dia berpandangan bahwa ilmu dirinya lebih mumpuni.
Dg keyakinan masih ada yg membaca, biar tak komen atau tidak terindikasi tlh membaca, ndak apa-apa, yg penting pesan tersampaikan, diharapkan bermanfaat bagi yg membaca.
Pembaca yg membaca, tdk komentar ttp umpamanya dpt memetik manfaat positip dari tulisan-tulisanku bernuansa dakwah tsb. justru insya Allah dari pembaca kelompok ini smg sangat bernilai tinggi buat catatan amal penulis.
Harapan akhirnya adalah smg Allah mencatat sbg tlh mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya, biarpun kemampuan ilmu penulis terbatas hanya se ayat. Dengan acuan seperti dimaksud ayat berikut:
....... مَاۤ اَسْئَــلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ
"......... Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku)........."
(QS. Sad 38: Ayat 86).
Sepatah katapun yg terucap tak kan luput dari catatan amal baik/buruk, yg kan diperlihatkan nanti di mahkamah yaumil kiamah. Apatah lagi sebuah artikel memuat ratusan patah kata, smg mrpkn catatan amal kebaikan. Aamiin.
Barakallahu fikum. Wslm M. Syarif Arbi.

Friday 4 May 2018

Suka nambah malah ditinggal pelanggan

Di pasar tradisional, penjual ikan segar, baik yg bentuk curai (ukuran relatif kecil seekor antara 100 sampai 200 grm), maupun bentuk potongan, pembeli memilih kemudian mamasukkan ke mangkuk timbangan untuk mematut brp kg yg kan dibelinya. Pemilik lapak yg satu ini, belakangan berkebiasaan, stlh timbangan pas dan memasukkan dlm plastik kresek kemasan ikan kepembelinya, dia ambilkan seekor atau sepotong lagi ikan yg sejenis dari tumpakan lain sebagai tambahan buat pembeli.
Jalan bbrp bln kebiasaan menambah seekor atau sepotong ikan stlh ditimbang ini, bukannya bedampak positip, malah langganan berangsur semakin susut pindah ke lapak tetangga lainnya.
Ibu-ibu yg menerima tambahan itu kecewa, rupanya ikan tambahan itu dibawah kwalitas dari ikan pilihan mereka. Sebetulnya timbangan ikan yg kw sesuai pilihan konsumen tdklah dikurangi, tatapi tambahan ini yg mungkin diniatkan sedekah oleh penjual ikan tsb disediakannya dari kw rendahan, ikan yg sdh tak bgt segar lagi. Pembeli kecewa dpt tambahan, karena ternyata dimasak sdh tak standar lagi rasanya. Boleh jadi ikan tambahan yg hampir "bonyok" itu berpeluang menulari kesegaran ikan lain yg tadinya segar dlm simpanan sblm dimasak. Kabar ini menyebar dari ibu satu ke ibu lainnya, inilah makanya kian hari pembeli banyak yg hengkang.
Jangan dikira pelanggan itu hanya lari jika takaran timbangan ukuran dikurangi saja. Ternyata melebihkanpun ada kalanya juga membuat pelanggan menjauh, seperti case yg ditulis di atas. Cukup rumit memang, menciptakan pembeli SETIA.
Sedekah, jika ingin mendptkan keberuntungan dunia dan ahirat, hrs memenuhi syarat utama y.i. ikhkas; selain itu hendaklah diberikan yg paling terbaik dari yg kita punya. Bukannya dari barang yg oleh kita sendiripun sdh ndak suka lagi. Seperti lapak ikan ku tulis di atas itulah yg didpt bila sedekah dg seseuatu yg kurang baik.
Layak jadi renungan ttg kisah dua Putra Nabi Adam menyiapkan kurban, analog dg kalau kita hendak memberikan sedekah.
Habil, sbg seorang peternak, memilih hewan kurban dari ternak yg sehat dan gemuk. Kurban si Habil diterima Allah.
Qabil, sbg petani, memilih untuk kurban dari hasil pertanian, buah-buahan yg sdh tak layak makan lagi, yg bila dia sendiripun diberikan kurban itu tak kan suka memakannya. (kurban Qabil tertolak)
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَـقِّ ۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِ ۗ قَالَ لَاَقْتُلَـنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
"Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, Sungguh, aku pasti membunuhmu! Dia (Habil) berkata, Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 27)
Sepertinya tamsil lapak ikan di atas, pantas untuk acuan para pembaca yg beriman dan darmawan, kiranya ktk memberikan sedekah memantabkan niat yg ihlas hanya mengharap keredhaan Allah dan bersedekahlah dari yg terbaik yg kita miliki. Setidaknya barang yg disedekahkan bila kita dlm posisi penerima sedekah tsb masih suka menerimanya.
Dmkn, smg Allah s.w.t. senantiasa memberi kemudahan buat ummat manusia dlm menjalankan PerintahNya. Aamiin.
Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

Wednesday 2 May 2018

Kejetit.

Gelas di meja samping kepala tempat tidurku, dinihari bbrp hari lalu, ketika kuraih sambil jalan menuju keluar kamar, tiba-tiba jatuh kelantai. Gelas sempat menimpa dua jari kaki kananku, namun dari bunyinya beradu dg lantai tu gelas tetap saja pecah walau tdk berderai.
Dlm sekejap gelas ditelusuri dari sisa airnya yg tumpah, kutemukan hampir masuk kolong tempat tidur, sompel dibbrp bagian bibir gelas.
Tentu beling pecahan gelas melenting disekitar lantai tak jauh dari induknya (pikirku spontan). Biar lebih terang kuambil senter, sambil membungkuk kekiri ke kakan dg lampu senter ditangan, kucari serpihan gelas. Sebab kalau ndak ditemukan hawatir nanti beling itu ke injak kakiku sendiri atau istriku nanti kalau dia bangun nanti. Jadi harus yakin semua beling ditemukan.
Beberapa jurus membungkuk, tiba-tiba otot pinggangku mendadak nyeri, bgt sakit sekali, berdiri, duduk, baring rubah posisi miring kekiri atau kekanan sakit sampai mengernyitkan dahi. PINGGANG KEJETIT, populernya cedera pinggang model ini dinamakan orang sekitarku.
Sebetulnya "Pinggang Kejetit", sdh bbrpa kali mampir didiriku, kadang hanya karena ngangkat barang ringan, membungkuk ngambil sesuatu di lantai bila salah posisi sdh kena "pinggang kejetit" (bhs kesehatan "lower back pain). Pemulihan sampai 3 atau 4 hari dibantu minum dolo neurobion.
Kuteringat bahwa untuk lantaran penyebab suatu musibah itu gampang saja. Bgt pula dg musibah kematianpun dpt saja hanya disebabkam hal-hal yg sepele.
Soal pinggang Kejetit hanya lantaran bangun tidur, gelas jatuh, pecah, membungkuk cari serpihan gelas, langsung nyit terasa dipinggang dan datanglah musibah itu.
Dlm kacamata iman, yakin bahwa tdk ada sesuatu musibahpun yg terjadi secara kebetulan semuanya sdh tercatat; seperti yg di tegaskan Allah SWT:
مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَهَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 22)
Dalam pada itu Rasulullah menghibur bagi yg terkena musibah sakit, termasuk pinggang kejetit ini tentunya.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Tulisan ini kuturunkan pinggangku masih terasa sakit, walau sdh mulai berkurang.
Dmkn smg bagi yg mendpt musibah penyakit apa saja jadinya bersabar. Mdh-mdhan dosa kita yg begini banyak ada yg gugur, ngurangi dikit-dikitlah. Aamien.
Jika pembaca ada pengalaman pengobatan yg lebih jitu thdp pinggang kejetit, barangkali dpt diinformasikan smg jadi ladang kebaikan.
Barakallahufikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

LA TUSRIFU

Mungkin makna yg hampir tepat buat "la tusrifu" itu ialah: "yg sedang-sedang", "pertengahan" atau "pas" atau "jangan berlebihan"
Rupanya dlm segala hal di kehidupan ini haruslah "la tusrifu". Kebanyakan tidur bukannya segar malah loyo. Kebanyakan kerja bawaannya capek, banyak lagi kalau berlebihan nenjadi tdk lagi mengenakkan. Demikian juga makan, bila berlebihan berakibat kurang baik buat kesehatan.
Ibadah saja di berikan petunjuk oleh Rasulullah tdk usah berlebihan.
Rasulullah bersabda kpd Utsman bin Madz’un, malam shalat, siang berpuasa terus menerus: ”Jangan kamu lakukan itu. Sesungguhnya matamu memiliki hak atasmu, tubuhmu memiliki hak atasmu dan keluargamu juga memiliki hak atasmu. Maka shalatlah dan tidurlah. Dan puasalah lalu berbukalah.” (HR Bukhari).
Allah menyuruh beragama bukan untuk kita sengsara lantaran berlebihan dlm ibadah:
ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Sebg. surat Al-Bakarah 185).
Sehingga mengesampingkan fitrah sbg manusia yg perlu berkeluarga, bermasyarakat, tidur dan bangun, bersukaria, bercanda. Jangan seperti yg diingatkan Allah di surat Al-Hadid 27:
".......... وَرَهْبَانِيَّةَ اِبْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَآءَ رِضْوَانِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا ۚ ............"
"..............Mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. ..........................."
Juga secara terang Allah tegaskan bahwa;
مَاۤ اَنْزَلْـنَا عَلَيْكَ الْـقُرْاٰنَ لِتَشْقٰۤى
"Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;"
(QS. Ta-Ha: Ayat 2)
Begitu juga sedekah juga harus "la tusrifu"
وَالَّذِيْنَ اِذَاۤ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا
"Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar,"
(QS. Al-Furqan: Ayat 67)
Akan hal makanan telah ku turunkan tulisan sebelum ini:
Makanan "Halalan" berkorelasi thdp "ahlak" pemakannya.
Makanan "Taiyiban" berpengaruh ke kecerdasan keluarga yg menyantapnya.
Biarpun makanan itu halalan dan taiyiban, diajarkan oleh agama , haruslah dikonsumsi "la tusrifu" (tiak berlebihan).
Contoh: makanan bergula terus menerus dikonsumsi berlebihan berpotensi terkena penyakit kencing manis. Makanan berlemak dikonsumsi terus menerus terlalu banyak ada harapan terkena kolesterol. Banyak lagi makanan bila berlebihan memicu asam urat, darah tinggi dll. Sebaliknya bila kurang, juga akan sakit kekurangan gizi. Jadi makanan haruslah tdk berlebihan dan tdk kekurangan inilah dimksd "la tusrifu", berdampak ke kesehatan.
Bgtlah makanan apapun tak boleh berlebihan. Bila berlebihan berpotensi menganggu kesehatan. Tak heran banyak penyakit disebabkan oleh makanan yg berlebihan.
Oleh karena itu Rasulullah memberi tuntunan.
Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.
“مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ.”
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya." H.R. Akhmad, Ibnu Majah.
Al-Qur'an mengajarkan:
يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 31).
Smg kita dpt menerapkan makan dan minum "LA TUSRIFU",
sehingga dpt hidup sehat
sampai akhir hayat
dngdmkn dpt maksimal ibadat.
Aamiin.
Umpamanya informasi ini dinilai pantas buat masukan berguna bagi pembaca yg lain, silahkan diteruskan. Insya Allah diolah bersumber Al-Qur'an dan Hadist, jadi kalau terdpt kekeliruan adlh kealfaanku sebab minim ilmu dan pengalaman, tlg dimaklumi dan dimaafkan. Kalau benar, shadakallahu wa shadaka Rasuluh.
Barakallahu fikum. Waslm M. Syarif Arbi.

Pengaruh makanan Taiyiban ke kecerdasan.

Sblm ini sdh kuturunkan tulisan "makanan halalan", korelasinya dg "Ahlak". Tulisan skrg ini seperti judul di atas. Selanjutnya tulisan mendatang (insya Allah) "Dampak wala tusrifu thdp kesehatan".
Bgt penting makanan bagi manusia:
- Halalan berkorelasi thdp "ahlak"
- Taiyiban berpengaruh ke "kecerdasan"
- Wala tusrifu berdampak ke "kesehatan".
Makanan Taiyiban
Manusia diciptakan untuk makan yg taiyiban, beda dg hewan misalnya; contoh, Kucing tak akan diare walau termakan makanan sisa, minum air got. Dmkn juga jenis hewan yg berusus pendek lainnya.
- Pengertian taiyiban petama; HALALAN, menenuhi 3 syarat (sdh di utarakan pd tulisan yg lalu). Jadi tayiban hrs jg halalal, halalan blm tentu taiyiban.
- Pengertian taiyibab kedua; SEPADAN bagi individu ybs. Sekeluarga suami istri anak dan cucu. Suami lantaran sdh mengidap deabet tdk taiyib lagi makan makanan dan minum minuman yg banyak nengadung gula. Istri kolesterolnya tinggi tdk taiyib lagi makan gorengan dan yg banyak mengadung lemak dn minyak. Sementara sianak diusia bawah 40; masih belum banyak pantangan, taiyib saja makan yg biasa dimakan oleh keluarga. Sedangkan cucu dlm usia pertumbuhan perlu makanan dan minuman yng mendukung pertumbuhan phisik dan mental serta kecerdasan selaras usianya.
- Pengertian taiyiban ketiga; BERGIZI. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. • Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%. • Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%. • Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
• Pada umur 10 mencapai 99%.
Faktor genetik hanya memiliki andil 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, antara lain pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses
perkembangan otak anak dan kesehatannya.
Diriku tidak kompeten mendifinisikan gizi lantaran bukan ahlinya, namun sekedarnya secara umum makanan bergizi ialah makanan, yg barangkali cocok istilah guru es em pe kami dulu "4 sehat 5 sempurna".
Gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak yaitu protein dan asam amino, AA-DHA, gangliosida, kolin, serta zat gizi mikro (zat besi, zat seng, tembaga, iodium, folat, dan vitamin A). Dmkn dikutip dari ahlinya.
Bgmn Allah informasikan akan hal gizi, persilahkan simak Al-Qur'an surat Abasa ayat 24 s/d 32 berikut ini:
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖۤ
"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya,"
اَنَّا صَبَبْنَا الْمَآءَ صَبًّا
"Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),"
ثُمَّ شَقَقْنَا الْاَرْضَ شَقًّا
"kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,"
فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّا
"lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,"
وَّ عِنَبًا وَّقَضْبًا
"dan anggur dan sayur-sayuran,"
وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًا
"dan zaitun dan pohon kurma,"
وَحَدَآئِقَ غُلْبًا
"dan kebun-kebun (yang) rindang,"
وَّفَاكِهَةً وَّاَبًّا
"dan buah-buahan serta rerumputan."
مَّتَاعًا لَّـكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْ
"(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu."
Dari ayat di atas jelas bahwa bicara soal makanan bergizi bahan bakunya dpt berupa buah dan sayur serta daging/susu hewan ternak.
Mengenai makanan diolah dari "Nabati" dan "Hewani".
Menarik, Al-Qur'an menyinggung sumber makanan "Nabati" lebih banyak ketimbang "Hewani" (49 :16).
Apakah ini bermakna bahwa akan lebih taiyiban bila kita hrs lbh banyak mengkonsumsi biji-bijian, sayur dan buah (75,38%). Sedangkan daging hanya (24,72%) saja. Wallahu 'alam bishawab.
(Perhitungan: Nabati 49/65= 75,38% dan Hewani 16/65= 24,72%).
Jelas buat para pembaca yg budiman dan beriman, betapa Allah memperhatikan akan makanan manusia.
Telah kucoba mentela'ahkan ttg "Halalan" di tulisan sblm ini , "Taiyiban" yg sekarang dan insya Allah "wala tusrifu" ditulisan mendatang.
Smg ada manfaatnya. Jika dianggap ada kebaikan di dlm tulisan ini, silahkan sampaikan juga buat karib kerabat, rekan se group.
Jika baik, sumbernya dari Allah dan RasulNya, jika tdpt kekeliruan, dari diriku yg tipis dlm ilmu, kurang dlm pengalaman, hrp dimaklumi sklgs dimaafkan.
Insya Allah bukan HOAX dan Plagiat.
Barakallahu fikum. Waslm. M. Syarif Arbi.

Makanan HALAL

Kuteringat ketika jadi jubir melamarkan kemenakan sekitar 15 th lalu, berlainan akidah dg calonnya. Meskipun mereka berdua sesama mukim di Amerika, melamar tetap dilakukan di Indonesia ke rumah Ortu perempuan, pas di luar jawa. Kami dari Jakarta, diterima dg ramah, oleh Ortu calon besan saudaraku itu. Sampai saat santap, sahibul bait
mempersilahkan makan, sambil menyakinkan kami, bahwa menu makanan tersaji; sop dan gulai terdiri dari daging sapi, daging ayam dan ikan bakar. Rombongan kami memilih aman makan menu ikan bakar. Kalaulah Ortu yg kami lamar beragama samawi, mungkin kami akan menyantap ayam yg tersedia, karena ada dalil:
وَطَعَامُ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْكِتٰبَ حِلٌّ لَّـکُمْ ۖ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ ۖ
"........Makanan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka..."
(QS. Al-Ma'idah: Ayat 5)
Bgtlah masalah akidah, bukan berarti tdk toleransi, bukan tak menghargai tuan rumah. Justru orang yg berlainan agamapun harus memaklumi keyakinan agama Islam mengenai makanan, (hewan yg disembelih tdk sesuai ajaran Islam) tdk mau memakannya. Kalau mereka sbg orang yg bertoleransi, mereka juga harus memahami, hormati agama lain menjalankan aturan agama yg dianutnya. Kamipun maklum tuan rumah, mereka tak tau ktt agama kami.
Selain mengatur hubungan kpd Allah dan hubungan kpd sesama manusia, hubungan dg mahluk lainnya, Islam juga mengatur setiap diri, salah satunya ttg makanan boleh dikonsumsi, harus memenuhi 3 hal pokok y.i.:
1. Halalan (halal)
2. Taiyiban (baik/bergizi)
3. Wa la tasrifu (tidak berlebihan)
Halalan
Halal didalam agama Islam bila memenuhi 3 syarat:
a. Halal zatnya, jelas sekali di dlm al-Qur'an makanan yg tidak halal y.i.
اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْکُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَاۤ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ
"Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 173)
b. Halal cara mendapatkannya; yaitu bgmn upaya yg dilakukan sampai makanan itu kpd kita, kpd keluarga kita. Jika dibeli, bgmn cara uang diperoleh. Dpt kita simak petunjuk Allah untuk hal ini:
وَلَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَالَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَاۤ اِلَى الْحُـکَّامِ لِتَأْکُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 188)
dan......:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰۤوا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً ۖ وَّاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 130)
dan
اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَـصْلَوْنَ سَعِيْرًا
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 10)
Jelas bila uang didapat dg cara tsb di atas tidak halal, shg makanan yg dibeli dg uang itupun haramlah jadinya.
Kata kuncinya: BATIL (mengambil hak orang lain dg jln tak halal, termasuk korupsi, nipu, mencuri, menggelapkan, merampas dll). SUAP, RIBA, HARTA ANAK YATIM.
c. Halal prosesnya:
* Pengolahan tak boleh tercampur zat lain yg haram.
* Tak boleh tercampur dg barang lain yg mendptkanya dg jalan haram.
* Makanan secara zatnya diadakan secara halal zatnyapun halal, ttp bila prosesnya tdk sysr"ie jatuhnya juga haram seperti dimaksud ayat 173 Al-Baqarah di atas.
(ِ وَمَاۤ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ)
Hewan halal yg disembelih tidak dg cara syar'ie.
Contoh; Ayam saja tak halal jadinya bila disembelih tdk sesuai aturan Allah.
Bentuk toleransi di pedalaman.
Semasa es er bangsa kls empat, bila pas libur sekolah sering ku di ajak almarhum ayahku turney memberikan penerangan ke pedalaman daerah kelahiranku yg nota bine ketika itu masih banyak beragama "Nenek moyang". Transportasi dan komunikasi blm secanggih sekarang, bila datang ke suatu kampung harus bermalam blm ada penginapan. Hebatnya disetiap kampung di pedalaman tersedia wisma tamu, yg tidak dihuni penduduk setempat.
Pemuka masyarakat setempat menerapkan konsep toleransi yg mengagumkan buat tamunya yg lain kepercayaan agama, agar terjamin "kehalalan", "ketaiyiban" dan "kecukupan" makanan mereka. Caranya:
* di wisma tamu disediakan seperangkat peralatan masak yg khusus, tidak dipergunakan oleh penduduk setempat, bila tidak ada tamu.
* kepada tamu disediakan bahan mentah seperti Ayam masih hidup, beras , telur , rempah-rempah seperlunya, bahan sayur.
Tamu sendiri yg menyembelih Ayam, memasak nya. Dg bgt makanan yg dimakan tamu sesuai buat tamu yg biasanya nginap hanya semalam dua itu.
Mungkin kearifan lokal ini ndak ditemukan lagi di pedalaman daerahku skrg, stlh canggihnya transportasi. Indah ini bila dilestarikan.
Demikian penting makanan halal itu, sebab akan membentuk kepribadian dan akhlak yg mengkonsumsinya mengacu kpd hadist nabi
"............Sesungguhnya yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas, dan di antara keduanya ada hal-hal yang samar yang tidak diketahui kebanyakan manusia. Barangsiapa menjaga diri dari hal yang samar (syubhat), sungguh dia telah memelihara agama dan kehormatannya, dan barang siapa yang terjatuh pada yang syubhat, akan terjatuh pada yang haram, ............. Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik, baik pula seluruh tubuh, tetapi jika buruk buruk pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
Kalau tubuh banyak kemasukan makanan haram, hati akan jelek berdampak kpd perilaku condong negatif tdk terpuji dan akhlakpun rusak berantakan.
Seperti dikemukakan di atas bahwa syarat makanan untuk orang Islam adalah 3:
*"Halalan" dibahas ditulisan ini, sedangkan;
*"Taiyiban" dan
* "wala tasrifu" akan di bahas dikesempatan mendatang, insya Allah.
Tulisan ini tdk membahas "halalan" diluar agama Islam, tentu setiap agama mempunyai kriteria "halal haram" sendiri yg oleh pemeluknya di patuhi.
Smg penulis dan pembaca seiman yg budiman kiranya dpt berihtiar yg sungguh, menghindari makanan yg haram.
Umpanya tulisan ini befaedah, tak salah di sampaikan juga buat sanak family handai taulan, mudah-mudahan dicatat sbg amal kebaikan disisi Allah s.w.t. Aamiin. (Insha Allah bukan plagiat). Dg catatan bila benar dtg dari Allah dan RasulNya, jika salah dari diriku yg dangkal dlm ilmu, minim pengalaman. Mhn dimaklumi sklgus dimaafkan. Barakallahu fikum
Wslm. M. Syarif Arbi.

PELAJARAN dari JANAZAH

Hidup; bagaimanapun harus peduli dg jiran tetangga handai taulan karib kerabat. Pabila ada yg meninggal, bila keluarga, biar jauh berlainan kotapun kelazimannya sanak kelurga datang. Bila yg meninggal tetangga, pantas-pantasnya tetangga terdekat betapapun sibuk bisnisnya menyempatkan datang kerumah duka. Untuk seakidah, menshalatkan, jika sempat mengantar ke pemakaman.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
"Barangsiapa yang menyaksikan janazah sampai ia men shalatkannya, maka baginya satu qirath. Lalu barangsiapa yang menyaksikan janazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qirath." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qirath?" Rasulullah s.a.w. lantas menjawab, "Dua qirath itu semisal dua gunung yang besar." (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945).
Ganjaran 1 qirath atau 2 qirath itu tentulah didapatnya nanti di akhirat. Itu juga berapa besarnya gunung itu tergantung kadar keihlisan. Boleh jadi makmum yg shalat janazah di shaf paling belakang dpt ganjaran sebesar gunung Rinjani, sementara imamnya malah sebesar bukit pasir mainan anak-anak ditepi pantai bila keikhlasan tipis, ekstrimnya malah mungkin ada yg ndak dpt apapun jika shalat janazahnya sekedar ikut lantaran malu ama tetangga. Atau malah shalat janazah ingin dpt imbalan.
Maaf ada kearifan lokal suatu tempat yg menbiasakan memberikan amplop kpd jamaah yg menshalatkan janazah. Nilai di dalam amplop tergantung tingkat kekayaan si mayit. Nah dlm hal ini, bila, sekali lagi bila berdirinya imam maupun makmum di shalat jenazah itu terbersit niat untuk mendapat kan imbalan isi amplop itu mungkin tak dapat lagi "qirath" itu (wallahu "alam bishawab).
Ikut prosesi janazah penting sebagai nasehat dan pelajaran seperti diungkapkan Rasulullah:
Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه
“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).
Bgt pentingnya ikut menshalat kan dan mengantarkan janazah ke pemakaman sampai termasuk fadhu kifayah karena banyak dpt dipetik pelajaran a.l.:
1. Menyadarkan bahwa diri kita sendiri pasti akan mati. Mati cepat semasa masih muda atau lambat setelah tua, tapi mesti bakal dialami.
2. Bgt seorang mati maka semua manusia sama, betapapun tingginya jabatan semasa hidup, betapa banyakpun harta tak ada bedanya si kaya dan simiskin, pejabat tinggi dan rakyat jelata. Ukuran liang lahat segitu juga.
3. Setidaknya beberapa saat setelah prosesi pemakaman, terjadi kilas balik didiri dlm menjalani hidup ini, seberapa banyak sdh dosa dilakukan, sekecil apa tabungan pahala kebaikan yg tlh diperbuat.
Nah kalaulah stlh menshalatkan janazah, mengantar ke kubur, masih tdk teringat sekurangnya 3 pelajaran di atas, mungkin ini pertanda bahwa "hati tlh mati". Pemilik Hati yg mati do'anya besar kemungkinan tdk terkabul. Begitu menurut Ibrahim bin Adham penyebab ke 10 matinya hati.
Demikian 10 penyebab matinya hati versi seorang alim awal abad ke dua hijriah, smg dpt menjadi referensi.
Semoga Allah menghindarkan penulis dan pembaca yg arif dan beriman dari 10 penyebab matinya hati. Shingga jannji Allah kepada kita sampai;
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ
"Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
(QS. Ghafir 40: Ayat 60)
Barakallahu fikum. Umpamanya tulisan ini dpt dipetik manfaatnya silahkan sampaikan juga buat sanak family handai taulan. Waslm,
M. Syarif Arbi.