Friday 29 May 2020

Memaknai IKHLAS

Ikhlas bukan perkara mudah, Niat Ikhlas hanya untuk Allah, beramal semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah. Tidak bermaksud lain, seperti untuk mendapat penghargaan dari manusia, penghargaan dari atasan atau bawahan. Kemudian kebaikan itu tidak diiringi mengungkit-ngungkitnya. “Seperti kalau bukan karena saya………….”.

Rangkaian kebaikan dapat saja misalnya, ikut berperan besar dalam membangun sarana ibadah, katakanlah masjid. Akan batal amal tersebut, bila setelah berjalan sekian lama masjid terbangun, timbul perasaan ingin mendapat pujian dari manusia, timbul keinginan untuk mendapatkan penghargaan dari masyarakat, lantas ngomong “Masjid itu, tidak akan jadi seperti itu kalau bukan lantaran saya”  atau kadang diamalan kebaikan lain, lebih indah lagi ditambah dengan kata “Alhamdulillah bulan Ramadhan lalu saya telah menyantuni sekian...... anak yatim”.

Hati2 juga, pengungkapan kata ikhlas itu sendiri, kadang "sebagai indikator bahwa tidak ikhlas".

Misalnya seseorang memberikan sumbangan yg lumayan, kemudian dlm kesempatan itu menyatakan kpd orang lain atau katakanlah kpd pihak penerima sumbangan; ".............sumbangan yg saya berikan ini Ikhlas karena Allah...........".

Sekali lagi hati2 kalau dg pengungkapan kata2 tsb bila terselip di dlm hati agar orang yg mendengar atau penerima sumbangan itu "supaya mengetahui bahwa dianya (sbg penyumbang)  adlh seorang yg ikhlas". Dg dmkn tersirat harapan ingin diketahui orang bahwa dianya ikhlas. Padahal tujuan ikhlas tdk mengharapkan diketahui manusia ttg keikhlasan itu.

Lain halnya ketika dua pihak usai bertransaksi, stlh nego.............., berjabat tangan, salah satu pihak untuk ketenangan bathinnya bertanya "ini ikhlas???". Pihak yg lain menjawab "ikhlas2 karena Allah".

Keikhlasan juga batal. Misalnya pernah membantu seseorang, sehingga orang tersebut sukses. Setelah orang itu sukses, diomongkan bahwa kesuksesan orang itu adalah lantaran dia. Mungkin juga benar, tapi hal ini telah membatalkan kebaikan, seperti debu di atas batu tertimpa hujan lebat.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَا نٍ عَلَيْهِ تُرَا بٌ فَاَ صَا بَهٗ وَا بِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْـكٰفِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Baqarah ayat 264).

Biar aman....... DUA HAL yg Tak usah DI-INGAT2 selama kita hidup agar tak membatalkan amal dan nambah dosa:
1. Jangan mengingat-ingat kebaikan kita, spy tidak keprucut me-nyebut2nya.
2. Jangan mengingat-ingat kesalahan orang kpd kita spy tidak jadi pendendam.

Semoga apapun ibadah dan kebaikan yg kita lakukan terlaksana dg ikhlas karena Allah semata, agar hasilnya dpt ditemui nanti di alam akhirat.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّـــوَعَلَيْكُمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 7 Syawal 1441 H.
30 Mei 2020.

Thursday 28 May 2020

Menghindari SENGSARA dan HINA

Harapan umum manusia,  agar hidup di dunia ini Bahagia, Terhormat. Kalaulah diri ini penuh perjuangan hidup, condong sengsara. Akan berupaya agar anak2 keturunan hidup lbh baik. Untuk itu kpd generasi penerus diberikan pendidikan dan fondasi penunjang hidup. Keinginan...... jikalah mereka nanti tdk bahagia2 amat tapi paling tidak,........ tidak sengsara. Jikalah tdk Terhormat,............. setidaknya jangan Terhina.

Agar tdk diliputi kehinaan dan kesengsaraan, dua ikhtiar yg patut diupayakan adalah:

PERTAMA; 
Beragama; karena agama membimbing penganutnya menta'ati aturan agama yg dianutnya secara maksimal. Setiap agama mesti memberikan panduan untuk berbuat kebaikan sesama manusia dan ibadah kpd Tuhan.

Agama dpt menstabilkan diri,..............
tidak akan kelewat berbangga bila menemui kesuksesan dan takkan larut dlm duka terlalu lama bila menderita kerugian, mengalami kegagalan atau kemalangan.

Orang beragama hidupnya di liputi ketentraman yg membuat mereka senantiasa bahagia. Bersyukur bila mendpt nikmat, bersabar jika menerima musibah atau kesulitan.

Dalam hal menyikapi susah dan senang, Al-Qur'an memberi arahan;

لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَا تَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرِ ۙ 

"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. Al-Hadid ayat 23)

KEDUA;
Berbuat baik sesama manusia (hablum minannas). Berbuat baik sesama manusia, dlm artian bukan hanya kpd seagama saja tetapi kpd semua manusia.

Sebab Allah ciptakan manusia ini tdk satu dlm keimanan, tdk satu agama. Untuk hal ini banyak ayat Al-Qur'an yg menyatakan bahwa dunia ini dihiasi banyak keyakinan a.l.
...........  ۗ  اَفَلَمْ يَايْـئَسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًا   ۗ  ................."
"    .........Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya...................."
(QS. Ar-Ra'd ayat 31)

Agar diri tdk terhina dan sengsara selain hablumninallah, juga hrs memelihara hubungan sesama manusia (hablum minannas), sbg ikhtiar kedua.

Justru perwujudan iman itu adalah perbuatan kebajikan, kemaslahatan manusia. Bukan sebaliknya menebar kebencian, perpecahan dan teror. Iman adalah abstrak, sbg bukti iman terkonkritkan dlm perbuatan kebaikan dimaksud.

Bila banyak orang sdh tdk lagi berbuat baik sesama, bahkan sebaliknya seperti dikemukakan di atas, maka yg terjadi kehinaan dan kesengsaraan.

Kembali ke pokok tulisan, agar terhindar dari kehinaan dan kesengsaraan, mari kita simak:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْۤا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ   ۗ  ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْۢبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۗ  ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas." (QS Ali Imran 112).

Syarat terhindar dari KESENGSARAAN dan KEHINAAN adalah TAAT BERAGAMA (hablum minallah) dan PELIHARA HUBUNGAN baik sesama manusia (hablum minannas).

Semoga kita dpt memelihara Hablumminallah dan Hablum minannas tsb.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 6 Syawal 1441 H.
29 Mei 2020.

Wednesday 27 May 2020

PELAJARAN dari JENAZAH

Empat kewajiban "kifayah" thdp Jenazah,  dlm Islam:
1. Memandikan.
2. Mengkafankan.
3. Menshalatkan.
4. Memakamkan.

Kewajiban tsb termasuk dilaksanakan bagi jenazah meninggal diduga covid 19. Hanya teknis pelaksanaannya menggunakan protokol yg tlh ditetapkan.......

Dalam keadaan nomal, bila kita menyaksikan jenazah sdg dimandikan dan dikafani....... Dapat memberikan pelajaran yg dpt dipetik. Jenazah bagaimanapun gagahnya selama hidup, di siram air di gosok, diapakan saja tdk bereaksi sama sekali. Selanjutnya di kafani. Sudah tdk ada bedanya Raja dan Rakyat, si kaya dan si miskin semuanya hanya dibungkus kain kafan. Mungkin yg membedakan;  kalau si kaya kafannya disediakan oleh keluarganya, sedang si miskin kain kafannya dari sumbangan yayasan sosial pengurus jenazah.

Menyaksikan dan menshalatkan janazah adlh sangat dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad. Bila memungkinkan sampai mengantar ke liang lahad.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ  . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ  مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
"Barangsiapa yang menyaksikan janazah sampai ia men shalatkannya, maka baginya satu qirath. Lalu barangsiapa yang menyaksikan janazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qirath." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qirath?" Rasulullah s.a.w. lantas menjawab, "Dua qirath itu semisal dua gunung yang besar." (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945).

Itulah makanya apabila ada yg meninggal, bila keluarga, biar jauh berlainan kotapun kelazimannya sanak keluarga datang. Bila yg meninggal tetangga, pantas-pantasnya tetangga terdekat betapapun sibuk bisnisnya menyempatkan datang kerumah duka. Untuk seakidah, menshalatkan, jika sempat mengantar ke pemakaman.

Ganjaran 1 qirath atau 2 qirath itu tentulah didapatnya nanti di akhirat. Itu juga berapa besarnya gunung itu tergantung kadar keikhlasan.

Boleh jadi makmum yg shalat jenazah di shaf paling belakang dpt ganjaran sebesar gunung Rinjani, sementara imamnya malah sebesar bukit pasir mainan anak-anak ditepi pantai bila keikhlasan tipis. Ekstrimnya malah mungkin ada yg ndak dpt apapun jika shalat jenazahnya sekedar ikut lantaran malu ama tetangga. Atau malah shalat jenazah ingin dpt imbalan.

Maaf;...... ada kearifan lokal suatu tempat yg membiasakan memberikan amplop kpd jamaah yg menshalatkan jenazah. Nilai di dalam amplop tergantung tingkat kekayaan si mayit. Nah dlm hal ini, bila,.......  sekali lagi bila berdirinya imam maupun makmum di shalat jenazah itu terbersit niat untuk mendapat kan imbalan isi amplop itu mungkin tak dapat lagi "qirath" itu (wallahu 'alam bishawab).

Ikut prosesi jenazah penting sebagai nasehat dan pelajaran seperti diungkapkan Rasulullah:
Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه
“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).

Bgt pentingnya ikut menshalatkan dan mengantarkan jenazah ke pemakaman sampai termasuk fardhu kifayah karena banyak dpt dipetik pelajaran a.l.:

1. Menyadarkan bahwa diri kita sendiri pasti akan mati. Mati cepat semasa masih muda atau lambat setelah tua, tapi mesti bakal dialami. Guna mempersiapkan diri untuk bekal ketika mati nanti.

2. Bgt seorang mati maka semua manusia sama, betapapun tingginya jabatan semasa hidup, betapa banyakpun harta tak ada bedanya si kaya dan simiskin, pejabat tinggi dan rakyat jelata. Ukuran liang lahad segitu juga. Smg mengikis penyakit hati sombong, berbangga diri.

3. Setidaknya beberapa saat setelah prosesi pemakaman, terjadi kilas balik didiri dlm menjalani hidup ini, seberapa banyak sdh dosa dilakukan, sekecil apa tabungan pahala kebaikan yg tlh diperbuat. Guna bertaubat dan memperbanyak amal ibadah serta amal kebaikan sesama manusia.

Dari Janazah kita meliat, betapapun gagahnya semasa hidup, kini sudah tdk berdaya lagi. Ketika jenazah dimandikan disiram air, walau sampai masuk ke hidung, mayit sdh tdk bereaksi lagi.

Nah kalaulah stlh menshalatkan jenazah, mengantar ke kubur, masih tdk teringat sekurangnya 3 pelajaran di atas, mungkin ini pertanda bahwa "hati tlh mati", sblm kita mati.

Bagi pemilik "hati yg mati".
Do'anya Allah tak kan peduli.
Begitu menurut Ibrahim bin Adham
(seorang alim awal abad ke dua hijriah di Irak,  menjadi referensi).

Semoga Allah menjadikan kita, sidang pembaca, setiap ada kerabat, keluarga yg meninggal dpt memetik pelajaran. Berguru dari jenazah. Sebelum menjadi Jenazah.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 5 Syawal 1441 H.
28 Mei 2020.

Tuesday 26 May 2020

IMAN dan SYSTEM

Setiap diri SEHARUSNYA dalam berbuat amal perbuatan apapun termasuk dlm bekerja mencari nafkah selalu HARUS merasa  DIAWASI ALLAH. Itulah bukti perwujudan IMAN.

Apabila disuatu ketika dihadapkan kesuatu kesempatan berbuat tidak senonoh, atau korup, orang beriman langsung ingat bahwa Allah dekat dan selalu mengawasi, maka tentu saja perbuatan jahat dan korup tersebut akan diurungkan untuk dilaksanakan.

Slogan IMAN ini gampang sekali untuk dinasihatkan kepada orang. Para ustadz selalu mengingatkan dalam setiap majelis ta’lim, ceramah dan khutbah Jum’at. Tetapi tidak gampang untuk dilaksanakan, termasuk ustadz yang gencar menyampaikan nasihat itu sendiri.

Kalau begitu bagaimana caranya agar setiap insan selalu dpt memelihara IMAN sehingga merasa diawasi oleh Allah terus menerus. Menurut hemat saya harus terlaksana paling kurang dua hal penting:

a.     Setiap diri harus taat melaksanakan sekurangnya perintah shalat, karena dengan demikian dirinya selalu berzikir (ingat Allah) sekurangnya dalam shalat 5 waktu.

Manakala di tempat pekerjaan ketika mulai pagi menjelang dzuhur ada kesempatan berbuat amal buruk. Diri ingat bahwa ketika shalat subuh berdialog dengan Allah.

Begitu selanjutnya diperbaharui lagi mengingat Allah ketika Dzuhur dan kembali berkegiatan lagi dan jika bertemu lagi dengan kesempatan beramal buruk, ingat baru saja shalat dzuhur dan seterusnya, begitu pula berbisnis apapun,  sampai ashar dan magrib, merasa tidak lepas dari pengawasan Allah.

 وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ
(dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar) Al-Ankabut 45.

b.     System dalam masyarakat. Mungkin pembaca bertanya, aah itu para koruptor kan shalatnya taat, tiap waktu tak pernah tinggal.

Para koruptor kadang haji lebih sekali, umrah saban tahun. Tapi kenapa masih saja korupsi…………..? Ini pertanda bahwa diri ybs sudah tidak kuat melawan bujuk rayu syaitan. Syaitan akan mendatangi manusia dari berbagai arah.

ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."
(QS. Al-A'raf ayat 17)

Oleh karena itu perlu ada system yang diterapkan agar dpt membentengi kedatangan syaitan dan menguatkan Iman. System dimaksud adlh seperangkat aturan yg hrs dibuat shg tdk mudah orang berkesempatan melakukan pelanggaran.

System dari peraturan2 itu ditegakkan oleh  yg punya otoritas, sebagai wakil Allah dimuka bumi ini.

Sebagai contoh di Makkah dan Madinah, misalnya; Ketika adzan sudah berkumandang, setiap kegiatan bisnis dihentikan. Pedagang tidak mau lagi menerima pembayaran dari pembelinya, walau sudah putus harga. Barang2 dagangan diselimuti hanya dengan kain tanpa menutup pintu toko, pedagang pergi shalat.

Apa sebab demikian, antara lain ada aturan, system yang baku di kedua kota tersebut. Bila seorang pedagang kedapatan menerima transaksi ketika adzan sudah dikumandangkan, akan dianggap melanggar hukum dan dikenakan denda yang tidak sedikit. Hukum ditegakkan tanpa pandang bulu. Ada aparat yg mengawasi pelaksanaan system.

Begitu pula hendaknya di dalam tatanan kemasyarakatan dalam seluruh kegiatan, hendaklah ada system sedemikian rupa sehingga setiap orang bertransaksi apapun, mengurus surat menyurat atau perizinan, mengikuti tender, melaksanakan pembangunan gedung. Pokoknya dalam interaksi apapun ada suatu system sehingga setiap orang merasa diawasi Allah baik oleh dirinya sendiri, maupun oleh system.

Pernah kualami ketika membayar rekening langganan rumah tangga (ketika itu blm populer bayar via rekening), disuatu perusahaan (tidak etis disebut). Tertera dalam tagihan Rp 37.645,-- (tiga puluh tujuh ribu enam ratus empat puluh lima rupiah)................... Untuk memudahkan transaksi karena recehan sampai dua angka di depan koma sudah sulit mendapatkannya. Sedari rumah sudah disiapkan uang pecahan 20ribu selembar, 10ribu selembar, 5 ribu selembar, 2ribu selembar, koin 500 sekeping, koin 200 sekeping. Total menjadi Rp 37.700. seharusnya sudah lebih Rp 55,- ....Tidak pas 645,  karena pecahan tersebut sudah agak sulit, ok.lah.
Apa yang terjadi para pembaca.

Penerima (kebetulan Ibu-ibu sudah lumayan hampir pensiun, mungkin beberapa tahun lagi) mengatakan "kurang Pak!!!" seharusnya 38 ribu. Akhirnya saya ingatkan yang bersangkutan. "Tadi sudah lebih 55 rp". ...............Rupanya ibu kasir itu tetap bertahan minta uang pecahan 50 ribu kebetulan saya juga ada bawa,............ dan kemudian ibu kasir mengembalikan Rp 12.350. Malah hampir pas. Mungkin karena si ibu dlm beberapa detik terfikir benar si pelanggan tadi udh lebih 55rph.
Ibu itu tidak mau menerima uang receh tadi, tentulah gengsi sebab sudah menolak.......malah mengatakan kurang.

Nggak apalah saya merasa sudah membantu ibu tadi mengingatkan bahwa ada pelanggan yg ngurus soal kecil begini. Karena dosa besar mrpkn kumpulan dosa kecil2. Sekecil apapun penerimaan dengan cara yang tidak halal itu adalah haram.

System secara lebih luas perlu dibudayakan. Supaya sarana pengingat Allah, mempertebal IMAN itu bukan saja melekat pada diri, tetapi juga harus dibantu pihak lain, dibantu system shg tidak mudah untuk orang berbuat curang.

Layak kita bersyukur, belakangan ini banyak pembayaran tagihan rumah tangga, pengurusan perizinan, administrasi kemasyarakatan tlh menggunakan system elektronik, shingga mengurangi kemungkinan kecurangan. Tak kurang di kantor2 tlh dilengkapi system pengawasan elektronik berupa CCTV.

Pengawasan diri sendiri berupa IMAN diiringi oleh system yg baik; semoga kecurangan akan berkurang.
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 4 Syawal 1441 H.
27 Mei 2020.

Monday 25 May 2020

Zaman BATU sampai DIGITAL

Alhamdulillah usia diriku cukup panjang sdh jauh melebihi usia Rasulullah. Sejalan panjangnya hidup sudah pernah ku me
ngalami aneka zaman berkomunikasi:
*Komunikasi zaman batu, *Komunikasi zaman kawat, *Komunikasi zaman ketik jarak jauh (telex),
*Komunikasi zaman foto copy jarak jauh (facsimili=fac).......
dan cepat sekali berubah ke sekarang,
*Komunikasi zaman digital.

Komunikasi zaman Batu.
Sekolah SR sampai kelas 3 kami belum kenal buku tulis dan pensil. Murid dibagikan "Batu Tulis" dan "Grip" sbg penulis, batu tulis dikumpulkan ke guru waktu akhir jam pelajaran. Komunikasi untuk nyampaikan ke Ortu dpt nilai berapa hari ini "ponten" pake kapur tulis dari guru, ada murid yg berinisiatif nempelkan nilai dari batu tulis ke pipi. Sampai dirumah ditunjukkan ke Ortu. Inipun bentuk komunikasi, ku istilahkan komunikasi zaman batu.

Komunikasi zaman kawat.
Sebagian pembaca msh ingat, dulu bila sangat penting memberi kabar saudara yg jauh dikomunikasikan pakai telegram lazim disebut "kawat". Juga ngirim duit agar cepat sampai, pakai kawat. Berita dikirim melalui Morse dari kantor kawat pengirim ke kantor kawat penerima. Kode Morse diterjemahkan oleh operator ke berita yg disampaikan ke penerima  berita. Beritanya singkat, tanda baca hrs ditulis dg huruf. Contoh berita: "pulang di kesempatan pertama koma ibunda sakit keras titik".

Komunikasi zaman Telex.
Sdh canggih, mesin tik bisa ngetik sendiri. Pengetik dari jauh, dari kota lain bahkan dari luar negeri. Berita diterima berupa ketikan.

Komunikasi zaman FAC.
Lbh cepat lagi dari telex. Selembar naskah dg ukuran detik sdh terkirim dari satu tempat ke tempat lain.

Komunikasi zaman digital.
Bukan main canggihnya setidaknya sampai saat ini. Bukan saja gambar, suara, tulisan dpt dikomunikasikan hampir tak berjeda, cuma ngirim aroma atau bau saja blm dpt..........
Pengirim dan penerima dpt berinteraksi langsung. Selain itu ada "W.A." memudahkan keluarga besar berkomunikasi melalui group.
Kini banyak RT yg sdh punya group. Rembug-an ringan antar warga TAK PERLU LAGI RAPAT nyebar undangan, nanti tunggu berapa yg hadir, terpenuhi quarum, mana pakai jam karet lagi. Waah udh ndak musim lagi. Jadi soal kecil2 yg tak terlalu prinsip,
masing2 warga kasih pendpt, dpt diputus dlm ukuran jam.

Sekolahpun sdh masuk zaman digital ini......... Bbrp dosen beri tugas, naskah penyelesaian tugas dikirim ke email si dosen. Bukan itu saja. Ada ujian yg jawabannya ndak pakai kertas lagi. Dari kelas, masing2 mahasiswa mengisi jawaban dikirim ke akun dosen. Diberi batas waktu berapa menit jawaban hrs terkirim melalui internet.

Ada harapan, nanti pengembangan digital ini akan pengaruhi perjalanan dinas pegawai. Sistem perkuliahan dll. Ini tlh dipergunakan ketika pandemi wabah Covid 19 tahun 2020. Pekerja kantoran, "Kerja dirumah". Pelajar/Mahasiswa "Belajar dirumah". Pensiunan yaaa "Tinggal dirumah". Tapi pekerja sektor non formal "sedikit agak susah", kerena tak semua komoditi barang dan jenis jasa dapat "di antar ke rumah2".

Di era Komunikasi Digital, sangat ketinggalan kalau ada organisasi kecil2an masih pake gaya ambil keputusan2 ringan:

"NANTI DIRAPATKAN DULU" , ....sambil berargumen "begitu.....
 cara berorganasi!!!"

Demikian jawaban seorang pengurus organisasi YAYASAN kecil yg hanya terdiri k/l 10 anggota; ketika ditanya salah satu anggotanya ttg suatu isu 3 hari lalu.  Ini namanya blm ikut perkembangan zaman. Padahal kini segala berpacu menghendaki keputusan segera.

Kuteringat jenis komunikasi yg termuat dalam Al-Qur'an. Sekurangnya ada 6 cara berkomunikasi. Model2 Komunikasi tsb. sdh ku tampilkan ditulisan2 ku di hari2 Ramadhan 1441 ybl.

Kalau ditela'ah model2 komunikasi dicontohkan dlm Al'Qur'an itu dmkn mendalam pengertiannya.
Secara serba singkat dari 6 model komunikasi tsb pengertianya adlh:
1. Sadida, hrs benar/jujur sesuai fakta. Refer ke surat Al-Ahzab 70.
2. Baligha, pilih cara komunikasi sesuai strata komunikan, refer An-Nisa 63.
3. Ma'rufa, gunakan kata2 yg baik refer Al-Bakarah 263.
4. Karima, kemas dg sopan santun dan hormat, refer Al-Isyra 23
5. Layina, sampaikan dg lemah lembut menyentuh hati, refer Thaha 44
6. Maysyura, jangan abaikan ramah tamah, suatu saat hati boleh panas kepala tetap dingin, lidah tetap lembut. refer As-Isyra 28

Al-Qur'an 14 abad silam sudah informasikan; bukan hanya komunikasi video, audio, bahkan memberikan contoh betapa dimungkinkan berpindahnya suatu BENDA BERWUJUD bahkan dari kerajaan Ratu Balqis ke Istana Sulaiman. Refer surat An-Naml 39 dan 40.
قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَاۡ اٰتِيْكَ  بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَ ۚ  وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَـقَوِيٌّ اَمِيْنٌ
"'Ifrit dari golongan jin berkata, Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya."
قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْـكِتٰبِ اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَ
"Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. ......."

Ini mrpkn pe-motivasi ummat manusia zaman kini dan nanti bahwa bukan mustahil pindahnya barang berwujud dlm jeda waktu singkat bahkan sekedipan mata.

Manusia kini baru berhasil dg teknologi digital skrg ini seperti di ungkap di atas. Audio-video dan visual serta teks dlm waktu bersamaan dpt pindah dari suatu tempat yg satu ke tempat yg lain.

Al-Qur'an dan peristiwa2 agama sbg motivator ilmuwan berkreasi.

Contoh lain. Ketika Nabi Muhammad pulang dari Isyra'-Mi'raj. Orang Makkah yg blm beriman menguji Rasulullah dg bangunan Masjid Aqsha. Karena mereka yg pernah bolak-balik kesana yakin Nabi tak sempat ngitung pintu, tiang dll bangunan masjid. Allah kirimkan gambar 3 dimensi masjid Aqsha, sehingga dg mudah Nabi menjawab pertanyaan apa saja ttg masjid Aqsha.

Kisah ini memotivasi teknologi, shg kita skrg dpt nonton sepak bola dlm waktu bersamaan yg digelar di Rusia. Salah satu teknologi digital yg sdh diperkenalkan Allah 14 Abad silam, para ilmuwan terinspirasi oleh informasi yg ajaib waktu itu, satu demi satu terwujud kita nikmati masa kini. Maha benar Allah dengan segala firmanNya.

Berbahagialah kita hidup di zaman now dg kecanggihan teknologi digital. Harapan kita dpt mensyukuri nikmat Allah ini dg memanfaatkan untuk lebih meningkatkan taqwa kepada Allah.

Saya sangat berterima kasih, jika pembaca  memandang ada gunanya makna tulisanku ini, selanjutnya meng Komunikasikan ke teman handai taulan dan sanak family.

Dmkn sekedar renungan mengenang masa lalu dari zaman BATU sampai zaman DIGITAL, guna mensyukuri Nikmat Allah. Sambil mengevaluasi shaum Ramadhan ybl dan berdo'a smg Allah menerima shaum dan seluruh ibadah kita. Selanjutnya mudah2an dipinjami Allah usia untuk ketemu lagi Ramadhan2 yad. Aamiin. Bagi yg memulai shaum Syawal, smg Allah memberikan kekuatan. Aamiin.

 تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
(Taqabalallahu minna wa minkum)

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.
Jakarta 3 Syawal 1441.H.
26 Mei 2020.

Sunday 24 May 2020

Menduga NILAI Ramadhan

Di suasa normal; bukan seperti sekarang (lagi PSBB Korona), begitu selesai shalat Idul Fitri,  setiap orang Muslim/Muslimat sambil bersalam-salaman mengucapkan “Taqabalallahu minna waminkum.............taqabbal ya karim,............. Minal aidin wal fa izin”.

Bila diibaratkan sekolah; shalat Idul Fitri bagaikan prosesi wisuda menerima ijazah, lulus menempuh “Ujian Ramadhan”. Jika dibuatlah semacam Transkrip, maka dapat disusun kurikulum "kuliah Ramadhan":

I. Shaum:
a. Shaum sbg orang awam
b. Shaum sbg orang shaleh
c. Shaum khusus; seluruh indra dan jiwa.

II. Qiyamul lail:

a. Seluruh malam berjamaah di masjid, dilanjutnya dengan tambahan tahajjud. (ketika normal, karena PSBB dilaksanakan di rumah) misal tak pernah absen, atau absen berapa.
b. Seluruh malam karena PSBB namun tetap qiyamul lail, tapi tidak dilanjutkan dng tahajjud, ada bolong berapa.
c. Ada sebagian tidak dilaksanakan, karena berhalangan kuat atau karena lagi ndak sreg saja (diri sendiri dpt menilai).

III. Membaca Al-Qur’an:
a. Tamat beberapa kali.
b. Tamat 30 jus lengkap memahami arti dan pengertiannya
c. Tamat 30 jus tanpa memahami artinya
d. Tidak tamat 30 jus.

IV. Zakat Mal:
a. Diperhitungkan sendiri, sudah maksimal.
b. Dibantu perhitungan oleh para ahli.
c. Disampaikan sendiri kpd yg berhak.
d. Diserahkan melalui badan amil.

V. Zakat Fitrah:
a. Dibayar sendiri.
b. Dibayarkan orang lain.
c. Masih belum sanggup membayar.

VI. Sadakah:
a. Untuk Masjid atau Lembaga sosial.
b. Untuk perorangan.

VII. Memberi makan orang berbuka
a. Dalam jumlah sekian orang secara rutin dari awal sampai akhir Ramadhan.
b. Dalam jumlah tertentu, kadang-kadang tidak tiap hari.

VIII. Aktif di kegiatan kemasyarakatan dalam ibadah Ramadhan. (DLM KONDISI NORMAL tanpa PSBB KORONA)

a. Aktif sebagai pengelola kegiatan di Masjid dalam kegiatan Ramadhan.
b. Aktif menjadi Imam dan penggerak kegiatan ibadah Ramadhan.

IX. Amar ma’ruf nahi mungkar:
a. Sebagai penceramah yang memberikan pencerahan ilmu agama khusus Ramadhan.
b. Aktif sebagai penggerak pencegahan orang berbuat yang tidak baik, ketika bulan Ramadhan.

Karena keterbatasan PSBB,
اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
Amalan: II, VIII dan IX, kalau di Ramadhan2 lalu sdh menjadi amalan rutin maka akan tetap tercatat, bila berhalangan. Merujuk pada hadits berikut ini:

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari).
"Sakit + safar"  adlh situasi "berhalangan" seperti PSBB Korona Ramadhan tahun ini, sehingga tdk dpt melakukan amal yg biasanya dilakukan. Namun tetap dicatat pahala sbgm kebiasaan ktk tdk berhalangan.

Tentu, masing-masing orang, dengan nilai yang berbeda-beda. Mungkin tidak satupun yang berhasil dengan IPK 4.

Namun apapun nilai anda, anda telah melalui Ramadhan dan telah lulus biar dengan IPK berapapun juga. Yang penting adalah mempertahankan kelulusan anda agar tidak percuma ijazah Taqwa yang anda miliki sebagai hasil dari shaum.

Ketika anda sebagai "Mahasiswa Ramadhan" , untuk lulus dengan prestasi yang memuaskan harus “pandai’ atau “pintar”. tetapi setelah lulus dan terjun ke Masyarakat, menjalani kehidupan se-hari2 ssdh Ramadhan, yang dibutuhkan bukan hanya “Pandai/Pintar”, tapi harus di double yaitu “Pandai-Pandai”, atau “Pintar-Pintar”. Maksudnya harus dapat bersikap dengan sebaik mungkin agar dapat eksis di Masyarakat. Demikian juga setelah mengantongi ijazah taqwa dari hasil shaum, maka harus pandai-pandai, atau pintar-pintar mempertahankan ketaqwaan itu dengan tepat, konsisten mengamalkan kurikulum antara lain yang disebut di atas. Pandai/pintar menutupi kekurangan nilai kita, dengan memperbaiki amal yang kurang ketika Ramadhan dan mengamalkan amal yang sudah baik selama Ramadhan dalam sebelas bulan yang akan datang.

Jangan sampai seperti yang diingatkan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 92 yang berbunyi:
وَلَا تَكُوْنُوْا كَا لَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَا ثًا ۗ
“Janganlah seperti seorang perempuan yang sudah memintal benang tenunannya dengan baik/rapi, kemudian menguraikankannya/membongkar kembali tenunannya”.

Shaum dengan seluruh ibadah turutannya ibarat kita selama sebulan merajut tenunan, kemudian jangan sampai tenunan yang sudah terajut baik itu di porak porandakan setelah Ramadhan berlalu.

Mohon maafkan jika saya menyajikan tulisan selama ini ke halaman Sosmed para pembaca semua, terdpt kesalahan.

Bila ke dunia tidak Allah turunkan kata "maaf", maka kesalahan mungkin  akan menumpuk sampai ke langit.

Bila kpd manusia tdk ada ampunan Allah, maka tak seorangpun bersih dari dosa.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًا
"Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya",......An-Nur 21.

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1441 H.
M. Syarif Arbi sekeluarga:
Mohon maaf lahir dan bathin atas segala salah dan khilaf, baik lisan maupun tulisan.

  تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
(Taqabalallahu minna wa minkum)

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.
Jakarta 2 Syawal 1441.H.
25 Mei 2020.

Friday 22 May 2020

RAWAT INAP QALBU

Makhluk yg berjiwa sekaligus beraga dan serta bertenaga, adlh manusia dan hewan. Sedangkan kan tumbuh2 an tidak bergerak hanya tumbuh, makanya disebut tumbuh2an.

Beda prinsip manusia dan hewan; manusia memiliki qalbu, sedangkan hewan hanya punya raga dan jiwa (roh). Bila terserang sakit, hewan hanya memungkinkan sakit Raga (badan) dan mungkin jiwa?? (Anjing Gila). Adapun manusia dimungkinkan sakit Raga, sakit Jiwa dan sakit Qalbu.

Dalam bulan Ramadhan tahun 1441 H. ini tigapuluh hari kita  merawat qalbu dg melaksanakan shaum.

Banyak jenis penyakit qalbu, ikhtiar pengobatan rutinnya sih disediakan Allah tiap hari, dg terapi shalat wajib, shalat sunnah, infak dan sadakah serta kebaikan lainnya. Namun yg paling intensif di bulan Rhamadan ini, melalui "shaum Ramadhan" berikut amalan-amalan derivatifnya.

Sbg bahan renungan di hari ke 30 shaum kita Ramadhan 1441 H ini, sbg ikhtiar penyehatan qalbu kita;  ayo' kita renungkan apakah selama bulan Ramadhan kita sudah merelakan diri bangun tengah malam untuk siap sahur. Siang hari menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu lainnya. Juga membuka tangan untuk infak dan sadakah. Malamnya membebani diri dg tambahan shalat malam dan tahajjud.

Ramadhan-lah mrpk  "RAWAT  INAP", mengobati qalbu kita selama 30 hari, agar sehat kembali stlh 11 bulan tiap hari hanya dg terapi2 biasa.

Seperti dikemukakan di atas, manusia tercipta sama dg makhluk hewan lainnya terdiri atas Jasad dan Ruh. Pada jasad terpasang indra, syaraf, alat cerna, pembuluh darah, jantung, paru, empedu, ginjal, otak dg seluruh pirantinya.

Semua alat yg terpasang di jasad hanya bisa berfungsi selama di jasad masih tertanam RUH. Buktinya bgt Ruh meninggalkan Jasad, si jasad ndak kuasa berbuat apapun, jangankan berjalan, berbicara, sekedar merapatkan kelopak mata saja sdh ndak mampu.

Hewan yg melata, merangkak maupun terbang, kalau bgt sama dg manusia. Benar;................. hampir sama,  hanya bedanya hewan2 itu tadi, tidak diberikan QALBU, tempat IMAN bersemayam. Rata-rata hewan dilengakapi akal setidaknya dg akal itu hewan dpt bertahan hidup.
Dapat diduga hewanpun punya perasaan bagaikan manusia. Contoh si kucing kadang bermanja-manja dipangkuan tuannya. Anjing, kuda,  setia pada pemiliknya.

Pernah kuturunkan tulisan bahwa perilaku hewan yg dmkn itu adlh wujud kepatuhannya kpd Allah, sebab makhluk selain manusia tdk disediakan OPSI spt manusia (boleh patuh boleh tidak). Hewan mutlak patuh. Sekurangnya tertuang di 7 ayat memberitakan bahwa makhluk selain manusia bertasbih dg cara patuh thdp sunatullah tanpa kreasi sbgmn manusia. Kupetik salah satu ayat:
يُسَبِّحُ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
(QS. Al-Jumu'ah surat 62: Ayat 1)

Sdgkan manusia sengaja di ciptakan Allah untuk ber OPSI dg diberikan potensi
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا 
"maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 8)

Oleh karena itu manusia lbh hebat dari hewan tapi terkadang lebih jelek lagi dari hewan. Oleh sebab itu manusia dibekali iman yg ada di qalbu berselaputkan RUH. Jasad hidup selama ada Ruh, tapi Ruh akan tetap hidup selamanya, walau sdh berpisah dg jasad. Sbgm jasad, QALBU  juga selama di dunia ini punya hak OPSI tadi, si qalbu juga dpt sakit/terganggu kesehatannya, sbgmn jasad.

Sakitnya jasad ikhtiar penyembuhannya melalui paramedis atau dokter. Banyak kadang biaya yg hrs dianggarkan untuk mengobati jasad manakala sakit. Orang berduit kadang milyaran rph biaya berobat karena sakit tertentu harus berobat ke luar negeri.

Smg seluruh penyakit QALBU kita; a.l. hasad dan dengki, sombong dan congkak, angkara murka, medit dan serakah. Pokok semua penyakit qalbu sembuh dg shaum Ramadhan. Aamiin.

Selama ini saban hari saya turunkan tulisan, khusus di Ramadan ini terkait shaum. Di kesempatan akhir Ramadhan 1441 ini saya mhn maaf apabila ada kekeliruan, kekhilafan dlm redaksi tulisan saya.

Smg Allah memberi kesempatan untuk bertemu lagi dg Ramadhan 1442 H.  y.a.d., disuasana yg aman tanpa wabah apapun, tanpa bencana apapun. Aamiin.

Usai Ramadhan hendaklah, jangan sampai kita rusak taqwa yg tlh dicapai dg shaum Ramadhan ini seperti yg di ingatkan Allah:
وَلَا تَكُوْنُوْا كَا لَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَا ثًا
(Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali). An-Nahl 92.

Smg Allah memberikan kekuatan buat kita semua, untuk konsisten merawat qalbu kita, setiap hari walau Ramadhan telah berlalu.  Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
Jakarta 30 Ramadhan 1441.H.
23 Mei 2020.

Thursday 21 May 2020

Komunikasi KARIMA

Manusia adlh mahluk komunikatif, kalau hasrat berkomunikasi dibatasi mengurangi kebutuhan hidup sbg manusia.

Manusia berkomunikasi menggunakan berbagai cara, dg isyarat, bahasa tubuh, dg tertulis, utamanya dg linsan. Media berkomunikasi: dpt tatap muka, melalui mas media dan kini lbh canggih lagi melalui Dumay.

Berkomunikasi dg lisan,.................
lidah mrpk organ tubuh yg menkonversikan apa yg terpikir menjadi isi komunikasi lisan.

Lidah mrpk nikmat yg besar, akan tetapi lidahpun berpotensi menjadi sumber bencana. Lidah dpt digunakan untuk berkomunikasi yang santun.

Lidah juga dapat digunakan untuk berkomunikasi secara tidak santun (kasar). Bila terlanjur terjadi ada pihak yg "tertusuk lidah", lukanya sulit disembuhkan.

Berkomunikasi berhasil, ..... bila dilakukan dg santun.  Qaulan KARIMA ( قَوْلًا كَرِيْمًا  ) adlh berkomunikasi SANTUN, dimana dlm Al-Qur'an dicontohkan sbg komunikator berada dibawah komunikan, sklgus pengayom komunikan. Komunikator dlm posisi hrs berkomunikasi dg sopan, karena yg diajak berkomunikasi orang yg hrs dihormati.

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
(QS. Al-Isra' ayat 23).

Penerapan "qaulan KARIMA" dpt juga untuk menyampaikan masukan, kritik dan saran kpd atasan atau orang yg dihormati. Syaratnya dikemas dlm kalimat2 yg santun, disampaikan dg cara yg sopan.

Imam shalat saja kalau tersalah dpt diingatkan tapi dg kata santun bukan "eee anda salah !!!!" tapi justru dipilihkan kata yg santun oleh ajaran agama
 "سُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ" (subhanallah)"
artinya "maha suci Allah".

Masalah ber-kata2 bgt pentingnya, lantaran kalimat yg terdiri dari kumpulan kata itu, seseorang naik derajatnya. Sebaliknya dg kalimat juga seseorang dpt terjerumus ke neraka.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ( البخاري)

Artinya: “Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk keridhaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu, Allah menaikkan beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu, dia terjungkal di dalam neraka Jahannam” (Hadits Bukhari).

Alhamdulillah  hidup kita di dunia ini dituntun Allah dlm segala hal termasuk cara berkomunikasi. 

Smg Allah memberikan kekuatan buat kita semua, untuk memahami petunjuk2 Nya serta mengamalkan petunjuk tsb.  Aamiin.

Mari kita tetap berdo'a smg Allah sgr mengangkat wabah virus covid 19 dari bumi ini, shg ummat manusia dpt menebar kebaikan serta beribadah maksimal. Aamiin.


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
Jakarta 29 Ramadhan 1441.H.
22 Mei 2020.

Wednesday 20 May 2020

Komunikasi MA'RUFA

Dua model komunikasi kita petik dari Al-Qur'an sdh dipublish tgl 25 Ramadhan  berkomunikasi Sadida ( سَدِيْدًا),
dan 26 Ramadhan berkomunikasi Baligha (بَلِيْغًا).

Hari ke 28 Ramadhan 1441 H. ini, kita telusuri berkomunikasi Ma'rufa (مَّعْرُوْفٌ).

Model komunikasi Ma'rufa adlh:
1. Berkata-kata yg baik.
2. Diiringi dg tindakan yg tidak menyakitkan.
قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti". (Al-Baqarah ayat 263).

Menyimak dari kata2 berkomunikasi ma'rufa dimuat dlm sejumlah ayat dlm Al-Qur'an.  Berkomunikasi ma'rufa ialah sikap yg hrs dilakukan oleh komunikator thdp komunikan yg posisinya berada setara atau dibawah. Komunikan harus dijaga perasaannya.

Pada Al-Baqarah 235, misalnya; berkomunikasi dlm konteks menggunakan kata2/bahasa dlm melamar seorang wanita.

وَلَا جُنَا حَ عَلَيْكُمْ فِيْمَا عَرَّضْتُمْ بِهٖ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَآءِ اَوْ اَکْنَنْتُمْ فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ
"Dan tidak ada dosa bagimu meminang perempuan-perempuan itu dengan sindiran atau kamu sembunyikan (keinginanmu) dalam hati............."

Berkomunikasi ma'rufa ketika melamar wanita, banyak diterapkan budaya  beberapa daerah.  Rombongan pihak pria sbg pelamar menunjuk JUBIR yg akan berkomunikasi di kediaman pihak wanita. Bahasa di susun dmkn baik dan berseni, tak jarang berupa syair, pantun dan puitis. Kata2 tidak "to the point".
Contoh, Jubir pria ingin kemukakan suasana hati si pria:

Begitu  kering daun dipohon.
Sudah lama tak kesiram hujan
Begitu  sering ........ .memohon.
Mau menyunting gadis pujaan.

"............ diisi nama pria".

Biasanya didaerah berbudaya Melayu (seperti di kampungku) Jubir pihak Pria,  juga siap membalas ....... pantun (cukup menyenangkan suasa keakraban).

Contoh di atas sekedar salah satu perwujudan penyampaikan komunikasi Ma'rufa (مَّعْرُوْفٌ).

Berkomunikasi ma'rufa hrs dijalankan, seiring dg cara berkomunikasi lain yaitu Sadida ( سَدِيْدًا) jujur sesuai fakta dan Baligha (بَلِيْغًا) sesuai situasi kondisi strata penerima komunikasi.

Model berkomunikasi Sadida ( سَدِيْدًا),
dan berkomunikasi Baligha (بَلِيْغًا), tlh di publish bbrp hari lalu.

Komunikan (penerima komunikasi) yg dijadikan model dlm An-Nisa 5 dan 8 adlh dlm konteks  Anak Yatim.  Berkomunikasi Ma'rufa (مَّعْرُوْفٌ), kpd anak yatim, tentu berbeda dg "melamar gadis" contoh di atas, tetapi pada pokoknya berkata-kata BAIK dan tidak menyakiti penerima komunikasi.

 وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُفًا
"ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."

Berkomunikasi dg Qaulan Ma'rufa pada pokoknya menggunakan perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma'rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).

Dmkn berkomunikasi secara Ma'rufa (مَّعْرُوْفٌ).

Alhamdulillah  hidup kita di dunia ini dituntun Allah dlm segala hal termasuk cara berkomunikasi.  Smg Allah memberikan kekuatan, memahami petunjuk2 Nya serta mengamalkan petunjuk tsb.  Aamiin.

Mari kita tetap berdo'a smg Allah sgr mengangkat wabah virus covid 19 dari bumi ini, shg ummat manusia dpt menebar kebaikan serta beribadah maksimal. Aamiin.


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
Jakarta 28 Ramadhan 1441.H.
21 Mei 2020.

Tuesday 19 May 2020

BERKOMUNIKASI "BALIGHA".

Kemarin 25 Ramadhan, tlh ku tulis teknik berkomunikasi "Sadida ( سَدِيْدًا)" mrpkn salah satu dari 6 teknik berkomunikasi kita petik dari Al-Qur'an. Hari ini 26 Ramadhan ku ajak pembaca menengok teknik berkomunikasi "BALIGHA (بَلِيْغًا).

Sidang pembaca ijinkan saya memaknai "Baligha (بَلِيْغًا)" adlh berkomunikasi sesuai dg strata komunikan.

Seorang pesuruh dari suatu perusahaan nasabah, tiap hari minta blanko buku Bilyet Giro sampai 10 buku. Bilyet Giro ada jg yg nyebut Giro Bilyet (BG atau GB). Menggunakan BG, nasabah dpt melakukan pembayaran mundur.

Awal2 bank mengenal komputer.
Rekan kerjaku di Surabaya Jembatan Merah, sbg petugas yg nyiapkan BG, suatu ketika menegur pesuruh kantor nasabah tsb.

"Besok saya hanya dapat layani 1 buku saja".

Pesuruh nasabah bertanya "Kenapa Mbak,............ kok ndak bisa seperti biasanya".

Si Mbak jawab:
"Ndak enak nanti........... kelihatan komputer".

Lay out kantor bank waktu itu blm seperti skrg. Di depan sekali ada counter, dg sejumlah deretan karyawan.

Ruang komputer ada di belakang deretan para petugas. Ruang khusus itu kaca transparant, dimana tersedia mesin komputer besar dan sejumlah operator. Setiap transaksi di posting diruangan ini. Hasilnya dikirim ke pusat komputer di Jakarta, diolah, baru kmd hasilnya dikirim lagi ke cabang2.  Pokoknya, cerita komputer permulaan dulu, bagi teman2 sejawat ku era di bawah tahun 80 an tau betul.

Keesokan hari stlh di tegur si Mbak; Pesuruh kantor nasabah, nyerahkan tas parasut tebal kpd si Mbak sambil berucap : "Nanti buku2 BG nya masuk kan tas dulu Mbak, biar ndak kelihatan dari ruangan Komputer".

Ini salah satu bentuk "miscommunication".  Berdasarkan pemahaman pesuruh kantor nasabah, komputer yg ruangannya ada di belakang akan memantau jumlah gepokan buku BG itu, ketika dia menerimanya...
........................... Naah solusinya masukkan tas.

Banyak kasus gagal paham disebabkan berkomunikasi dg bahasa tdk sesuai strata penerima komunikasi.

Ada rekan W.A. yg nulis; seorang guru menerangkan bgmn serunya huru-hara hari kiamat kpd murid TK. Ada murid bertanya: "Hari kiamat nanti sekolah2 libur ndak pak?".

Mungkin pembacapun punya pengalaman ttg "miscommunication", lantaran komunikator tdk menyesuaikan dg strata komunikan.

Allah memberi panduan berkomunikasi sesuai strata kemampuan pengetahuan dari komunikan dg perkataan yg lemah lembut masuk kedlm pengertian, merasuk ke dlm jiwa.

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَ عْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًاۢ بَلِيْغًا
"Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya."
(QS. An-Nisa' ayat 63).

Memang yg tau persis apa yg ada dlm hati manusia hanya Allah. Tetapi inti pokoknya sblm berkomunikasi kpd seseorang apalagi kelompok,  setidaknya komunikator hrs berikhtiar memahami kondisi komunikannya.
Stlh itu laksanakan komunikasi dg pilihan perkataan yg membekas di jiwa.

Bagus dijadikan rujukan ttg bagaimana sikap Rasulullah, MEMAHAMI ketidak PAHAMAN seorang Badui yg kencing di dlm masjid seperti peristiwa diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya:

دَعُوهُ وَهَرِيْقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءِ أَوْ ذَنُو بًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِشْتُمُ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَشُوا مُعَسِّرِيْنَ

“Biarkanlah dia ! Tuangkanlah saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit”
(Al-Bukhari).

Dmkn, Teknik BALIGHA (بَلِيْغًا) dlm berkomunikasi,  اِنْ شَآءَ اللّٰهُ 
4 teknik lainnya menyusul.

Smg, kita dpt mempertahankan nilai puasa kita dg bila berkomunikasi dpt memilih cara yg tepat, agar tdk terjadi "miscommunication" shg shaum kita terpelihara. Aamiin.
Sebab jika terjadi  "miscommunication" dpt menciptakan suasana bathin tak nyaman. 

Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, shg kita semua dpt meningkatkan  berkomunikasi saling isi, menyampaikan pesan2  bermanfaat menuju amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 26 Ramadhan 1441 H.
19 Mei 2020

BERKATA BENAR

Berkomunikasi, adlh kebutuhan utama. Sarana komunikasi sekarang sdh beragam, dpt dng tulisan,  berbicara langsung baik tatap muka maupun jarak jauh.

Komunikasi yg termuat dalam Al-Qur'an. Sekurangnya ada 6 cara berkomunikasi. yaitu:

1. Sadida. ( سَدِيْدًا)
2. Baligha. (بَلِيْغًا)
3. Ma'rufa. (مَّعْرُوْفٌ)
4. Karima. (كَرِيْمًا)
5. Layina. (لَّيِّنًا)
6. Maysyura. (مَّيْسُوْرًا)

Ke enam komunikasi ini terlaksana dengan lisan dan tulisan. Di era digital sekarang, dimungkinkan dilakukan melalui alat telekomunikasi, TV, Radio, surat kabar dan Sosial Media. Berwujud lisan atau tulisan.

Agar terarah berkomunikasi dg baik,  kpd kita Allah berikan 6 petunjuk teknik berkomunikasi tsb di atas.

1. Berkomunikasi SADIDA.
Hrs benar/jujur sesuai fakta. Refer ke surat Al-Ahzab 70-71.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا ۙ 
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,"
(QS. Al-Ahzab ayat 70)

يُّصْلِحْ لَـكُمْ اَعْمَا لَـكُمْ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَا زَ فَوْزًا عَظِيْمًا
"niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung."
(QS. Al-Ahzab ayat 71)

Dari ayat diatas, orang beriman tdk boleh menyampaikan sesuatu yg tdk benar, memberi informasi tdk berbukti sesuai fakta.
Bagi yg sanggup jujur berkata, Allah akan ampuni dosa2nya serta diperbaiki amalnya.

Rasulullah mengarahkan:

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (HR. Buhari-Muslim)

Shaum melatih diri untuk berkata BENAR, sebab bila berkata TIDAK BENAR  atau BERBOHONG shaumnya akan tak bernilai.

Dmkn, Teknik Sadida dlm berkomunikasi,  insya Allah 5 teknik lainnya menyusul.

Smg, kita dpt mempertahankan nilai puasa kita dg berkata benar dlm berkomukasi baik lisan maupum tulisan, agar shaum kita terpelihara. Aamiin

Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, Shg kita semua dpt meningkatkan  berkomunikasi saling isi, menyampaikan pesan2  bermanfaat menuju amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 25 Ramadhan 1441 H.
18 Mei 2020.

BAROMETER IMAN

Iman adalah urusan hati/qalbu, tak ada orang lain yg tau iman seseorang. Barangkali diri sendiripun ndak tau persis kadar iman di dirinya. Iman ini kadarnya fluktiatif, adakalanya naik ada saatnya turun.

Rukun iman ada 6;  Percaya: Allah, malaikat,  Nabi-nabi Rasul Allah, kitab suci yg diturunkan Allah, hari kiamat, qadar baik dan qadar buruk.

Nah yg turun naik atau bertambah berkurang iman itu apanya?
Tentu kepercayaannya thdp yg 6 rukun iman itu. Lantas bgm "mengukur" iman itu sdg pasang naik atau sdg pasang surut; padahal iman itu abstrak, iman adanya di dlm qalbu.

Ekstrimnya kita ndak tau persis seorang ustadz yg menggebu berceramah ttg keimanan apakah iman si ustadz sdg naik. Nganjurkan sedekah, ternyata umpamanya dianya  keseharian pelitnya ya ampiun.
Bgt juga penulis artikel ini apakah iman tengah bertambah atau berkurang pembaca tentu tdk tau.
Dmkn pula pembaca artikel ini tak terkecuali, dpt saja ketika membaca tulisan ini imannya sedikit merangkak naik, atau malah beringsut turun,  misalnya stlh membaca artikel ini lantas dlm angan komentar "ini tulisan apaaa" usil ngukur iman segala.

Iman yg bersifat abstrak itu BAROMETER pengukurnya adlh bila si pemilik iman sanggup melakukan perbuatan nyata mewujudkan dorongan iman itu sehingga beribadah tekun, bersedekah rutin, bersosialisasi di masyarat baik. Rendah hati, tak mau menang sendiri, tak gampang emosi walau sdg posisi diatas. Sabar, tekun, pasrah tak mudah putus asa umpama sdg posisi dibawah. Pokoknya berakhlak mulia dan terus menerus merajut kebaikan.

Sbtlnya agar diri senantiasa beriman stabil sebaiknya iman selalu diukur sendiri. Ramadhan begini, saat yg tepat "mengukur" turun naiknya iman.

Kalaulah tidak lantaran sedang PSBB Covid 19, pemandangan biasanya terjadi di AWAL2 bulan Ramadhan, bukan main masjid2  jamaah penuh sesak. Bila masjid berlatai 2, kedua lantai penuh. Agaknya kini indikasi iman para jamaah sdg naik diawal Ramadhan.

Umumnya di negeri kita dalam kondisi tanpa PSBB,  Bgt pekan kedua, ketiga, apalagi akhir Ramadhan seperti hari ini 27 Ramadhan 1441, terlihatlah sdh penurunan jumlah shaf jamaah di masjid. Jangankan di lantai 2,  lantai satu masjid saja berisi kurang dari separo.

Banyak ayat indikator iman dlm Al-Qur'an, kiranya baik kita tengok dua di antaranya; QS. Al-Baqarah ayat 177 dan QS. Al-Hujurat ayat 15 berikut ini:
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰٓئِکَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ  وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ ۙ  وَالسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَابِ ۚ  وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّکٰوةَ   ۚ  وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا  ۚ  وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ ۗ  اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا  ۗ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Baqarah ayat 177)

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ   ۗ  اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."
(QS. Al-Hujurat ayat 15)

"Pengukuran iman" terhadap iman diri ini agaknya penting, agar dpt mengira seberapa kadar iman masih bersemi di diri. Jika turun diusahakan naik. Jika sdh mantab ikhtiar bertahan.

Dmkn sekedar perenungan diri akan alpa dan dosa di hari2 mendekati akhir shaum Ramadhan 1441 H.  Smg Allah memberikan kekuatan, mempertahankan iman, serta sudi mengampunkan segala dosa. Aamiin.

Mari kita tetap berdo'a smg Allah sgr mengangkat wabah virus covid 19 dari bumi ini, shg ummat manusia dpt menebar kebaikan serta beribadah maksimal. Aamiin.

 لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ 
"Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
(QS. Az-Zumar ayat 53)

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
Jakarta 27 Ramadhan 1441.H.
20 Mei 2020.

Sunday 17 May 2020

DAKWAH TERTULIS

Dewasa ini malah media dakwah dpt terselenggara aneka dimensi, tertulis, video, medsos juga secara tatap muka di masjid2.

Berkenaan "stay at home, physical/social distancing", banyak jadual tausiyah ssdh subuh, ssdh zuhur, ssdh ashar, sblm tarawih tak dpt direalisasikan. Malah khutbah Jum'at tercantum di daftar sddh bbrp Jum'at tak terlaksana. Mungkin Idulfitripun, permintaan jadi khatib sdh diterima 4 bulan lalu, akan urung.

Patut kiranya kita besyukur bahwa dg medsos dakwah tetap dpt dilaksanakan, walau dikondisi PSBB.

Pada permulaan, memang diawal dakwah dilakukan Rasulullah belum secara tertulis. Namun seiring meluasnya jangkauan medan dakwah kemudian Rasulullah pun menerapkan dakwah secara tertulis.

Menurut berbagai sumber, Al-Qur'an  yg diperintahkan Allah untuk didakwahkan, turun  ke Bumi adlh pada hari Senin tanggal 21 Ramadhan di malam hari, bertepatan dengan 10 Agustus 610M. Nabi Muhammad saw saat itu berusia 40 tahun, 6 bulan, 12 hari menurut kalender hijriyah. Atau sekitar 39 tahun, 3 bulan dan 20 hari menurut kalender masehi.

Rasulullah berdakwah,  awalnya tidak melalui tulisan, karena a.l.:

Pertama; Rasulullah ummi tak pandai menulis dan tak pandai membaca.

Kedua; Rasulullah diangkat menjadi rasul dan diperintah berdakwah, andaikanpun Rasulullah sanggup menulis, selanjutnya membuat selebaran semisal buletin dakwah, di kondisi saat itu blm memungkinkan,  ndak akan banyak orang yg mau baca. Sedangkan dakwah langsung dengan pidato saja, banyak orang yg mendustakannya.

Ketiga; Blm tersedia media seperti sekarang, apalagi secanggih belakangan ini melalui sosial media.

Setelah Islam tegak dlm suatu tatanan kenegaraan/kepemerintahan,  dimulailah era berdakwah menggunakan tulisan, redaksi dituntunkan Rasulullah, naskah di tulis juru tulis. Surat dikirim ke raja-raja tetangga  yg blm mengetahui ttg Islam. Sejarah mencatat ada raja yg menerima Islam, tetapi ada juga yg menolak dakwah tetulis itu bahkan dg perlakuan ekstrim y.i. merobek-robek surat Rasulullah.

Rasulullah berpesan, termasuk tentunya pesan itu untuk generasi kita skrg untuk meneruskan dakwah.

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Sikap audience thdp artikel dakwah, ada pembaca yg tertarik dan lantaran itu hatinya terbuka selanjutnya memperbaiki amalnya.

Tidak sedikit juga ikut ambil bagian berdakwah dg tulisan, men share artikel tsb ke group masing2 agar lbh banyak pembaca/penerima dakwah. 

Dalam pada itu bukan mustahil, walau tidak sepahit zaman Rasulullah ada pembaca yg mencibir sambil bergumam "tausiyah lagi, tausiyah lagi, bosan, ntar over dosis agama". Pembaca kelompok ini, artikel dakwah dibaca sedikit ndak sampai ujung artikel, langsung alih layar.

Oleh karena itu para penulis artikel dakwah tak surut, jangan berhenti lantaran diantara ada sikap audience seperti di atas,  karena  Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُنْ  مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ  عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran ayat 104)

Kini kesempatan untuk berdakwah melalui tulisan terbentang luas, saban hari di tiap kesempatan terbuka peluang menyusun naskah dakwah secara tertulis. Namun tdk mudah melaksanakan dakwah, bgt juga dakwah secara tertulis. Banyak bentuk/model hambatan/tantangan yg mungkin ditemui.

Pernah diterima komentar dari seorang pembaca bahwa dianya ndak suka membaca tulisanku. Menurut ybs sekarang ini sdh banyak tausiyah di tv dan tak kurang di masjid-masjid, dimana ustazdnya bernas ilmunya.

Belum lama di tahun lalu ada satu group FB. kuikut di dlm group itu sdh bertahun-tahun. Adminnya men-delete salah satu artikelku.
Alasannya ada yg tersinggung. Padahal artikel itu sama sekali tdk menyebut agama atau kepercayaan orang lain, dg dmkn tak patut siapapun tersinggung karenanya. Artikel itu ttg seorang jadi mualaf dimana tdk disebut asal agamanya kebtln aku yg memimpinnya bersyahadat di disaksikan ratusan jamaah usai shalat dzuhur di sebuah masjid besar di kawasan Jakarta Pusat.

Beberapa waktu ku tdk mengunjungi group tsb dg artikel agama. Tapi kini tetap ku coba lagi, sepanjang dakwah tersebut tdk menyebut agama lain, sepertinya tdk mengganggu keakraban rekan se group yg NB agamanya berbeda-beda, tapi yakin kalau mereka pasti beragama.

Ada juga yg pernah komentar agar group nya tdk usah memuat artikel agama. Ketahuilah bahwa bangsa ini bangsa yg rakyatnya beragama, silahkan menganut agama apa saja yg diakui di Indonesia dg tetap menjaga kerukunan. Untuk menjaga kerukunan itu artikel tdk memuat hal2 yg menyebut agama lain. Silahkan memberikan mencerahan untuk umat masing2. Seperti di TV kan ndak masalah,  dipergunanan untuk program bbrp agama di saluran TV yg sama.

Dengan berpegang ke hadits dan firman Allah dikutip di atas, tulisan ini tetap kukirim di group FB dan W.A....... Biarpun misalnya ada pemilik W.A. yg kukirimi; tdk berkomentar, sepajang pemilik W.A. tdk menolak seperti salah seorang pembaca tadi. Atau admin FB terang2an mencegah dg cara men-delete seperti kukemukan di atas.  Belum lama ini admin tsb. minta maaf, makanya kini FB tsb kukunjungi lagi.

Dg keyakinan masih ada yg membaca, biar tak komen atau tidak terindikasi tlh membaca, ndak apa-apa, yg penting pesan tersampaikan, diharapkan bermanfaat bagi yg membaca.

Pembaca yg membaca,  tdk komentar tetapi umpamanya dpt memetik manfaat positip dari tulisan-tulisanku bernuansa dakwah tsb. justru insya Allah dari pembaca kelompok ini smg sangat bernilai tinggi buat catatan amal penulis.

Harapan akhirnya adalah smg Allah mencatat sbg tlh mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya, biarpun kemampuan ilmu penulis terbatas hanya se ayat. Dengan acuan seperti dimaksud ayat berikut:
....... مَاۤ اَسْئَــلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ
"......... Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku)........."
(QS. Sad ayat 86).

Sepatah katapun yg terucap tak kan luput dari catatan amal baik/buruk, yg akan diperlihatkan nanti di mahkamah yaumil qiyamah. Apatah lagi sebuah artikel memuat ratusan patah kata, smg mrpkn catatan amal kebaikan.

Surat Qaf ayat 18

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

Smg Allah mengampuni dosa2 kita dan menilai shaum kita menjadi shaum terbaik.

Smg pesan2 di atas bermanfaat, bila terdpt kebenaran datang dari Allah dan Rasul-Nya. Jika keliru smg Allah mengampuni dan pembaca memaafkan penulis.

Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, agar kita lbh dpt meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 24 Ramadhan 1441 H.
17 Mei 2020.

Friday 15 May 2020

MENJARING 1000 BULAN

Kini tahun Hijriyah 1441, seribu empat ratus 40 tahun sdh kewajiban shaum buat orang beriman dijalankan. Perintah shaum  diterima 10 Sya'ban tahun ke 2 Hijriyah.

Shaum pertama bagi kaum muslimin di th ke 2 H..........  Perang Badr terlaksana pas di hari ke 17 shaum Ramadhan. Pasukan Islam menang, padahal para pejuang Islam dlm keadaan shaum.

Shaum bagi ummat Islam yg ke 1140 kalinya, tahun ini di tengah "stay at home" lantaran berikhtiar menghindar dari wabah Covid 19. Agaknya kita bukan "perang", tapi "diserang", pilihannya ikhtiar menghindar.

Tahun 1442 H.  dan seterusnya sblm kiamat,  insya Allah Ramadhan masih akan datang lagi.  Di negeri kita Indonesia sepanjang Islam masih di anut warga negaranya, shaum Ramadhan masih terlaksana.

Pertanyaannya; apakah awak masih ada Ramadhan y.a.d.???

Tak seorangpun dpt memastikan bahwa Ramadhan 1442 masih ikut di dalamnya walau masih muda belia sekalipun. Sebab akhir hidup ini dpt terjadi tak pandang usia.

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun ayat 11)

Oke lah, bila kita pake logika urut gilir kacang, yg tua duluan mati, maka patut diingat Rasulullah memprediksi:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَعْمَارُ أُمَّتِى مَا بَيْنَ سِتِّينَ إِلَى سَبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِك

"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasûlullâh bersabda, “Umur ummatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit yang melewatinya.” [HR. Tirmidzi; dihasankan oleh al-Albâni]

Oleh karena itu agaknya, utamanya bagi usia kepala enam, apalagi usia kepala tujuh, hendaknya lebih waspada, satu dan lain apakah Ramadhan y.a.d. masih "ada".

Untungnya bagi ummat Islam, baik yg sepuh maupun yg muda di bln Ramadhan tersedia fasilitas semalam beribadah nilainya lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun lebih).....
Dg dmkn kalaulah setiap Ramadhan ketemu malam tersebut, misalnya bagi yg berusia 60 th sekarang, katakan lah baru mantap ibadah umur 15 th. Berarti sdh 45 th ibadah. Bila tiap tahun mendapati "malam qadar", maka sdh ternilai beribadah selama 45 x 83 = 3.375 tahun sdh lebih banyak dari usia nabi Nuh. Dalilnya:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ

"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
(QS. Al-Qadr ayat 3).

Persoalannya, malam ke berapa malam itu adanya, banyak versi para ustadz menukil dari berbagai sumber hadits........

Kita ambil saja hikmahnya kenapa Rasulullah tak memberikan kata pasti tgl sekian "Lailatul qadr" itu. Barangkali agar kita tidak lengah untuk meningkatkan ibadah sejak awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan. Dg dmkn insya Allah kita akan dpt MENJARING "malam lebih baik dari 1000 bulan" itu. Karena dpt saja malam tsb adanya di tgl 1, 2, 3 dstnya sampai akhir. Mungkin saja di malam nanti ketika tulisan ini ku publish. Atau sdh berlalu atau nanti malam2 berikutnya.

Mengacu ke ayat di bawah ini boleh jadi malam Qadr jatuh di malam ke 17.
.......... وَمَاۤ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"..........Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Anfal ayat 41)

Perang Badr itu 17 Ramadhan. Menurut sebagian  ustadz bahwa dilain hadist disebutkan perang Badr itu 5 Ramadhan dan menurut ustadz banyak lagi hadits yg informasi tglnya beda.

Baiklah kalau bgt,  tak soal tgl berapa "lailatul qadr" itu. Kita maksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah kita selama bln Ramadhan, sejak awal sampai akhir dg dmkn insya Allah ada yg pas ketemu sehingga berhasil MENJARING malam 1000 BULAN.

Smg Allah memberikan kita setiap Ramadhan sbg hambanya yg beribadah bernilai lbh baik dari 1000 bulan itu, Aamiin.

Smg Allah memudahkan kita untuk berbuat amal ibadah maksimal di bulan Ramadhan ini, agar dpt MENJARING malam yg lebih baik dari 1000 BULAN.

Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, agar kita lbh dpt meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 23 Ramadhan 1441 H.
16 Mei 2020.

Thursday 14 May 2020

HIDUP dan amal KEBAJIKAN

Proses kehidupan manusia normal semua sama, bermula dari pertemuan antara kedua orang tua kita, dikandung Ibu, lahir sebagai bayi, tumbuh menjadi anak-anak kemudian dewasa dan selanjutnya akan mengulangi lagi kehidupan orang tua dulu yaitu berpasangan dan melahirkan generasi baru.

Ditengah proses kehidupan itu, terdapat kematian yang tidak dapat terelakkan, siapapun dia, pasti akan mengalami apa yang dinamakan mati itu.

Kalau hidup, melalui proses ketemunya dua orang yang berlainan jenis. Sedangkan proses kematian disebabkan dua aspek yaitu:
yang pertama “batas usia”
yang kedua “ajal”.

Antara batas usia dan ajal terkait erat, karena “sebelum ajal berpantang mati”. Berapapun usia orang  kalau sudah ajalnya akan mati, berapa lamapun hidup seseorang pasti akan ketemu ajalnya bila sudah sampai batas usianya.

Al-Qur’an memberitahukan banyak tentang hal kematian dan kehidupan manusia di dunia ini diantaranya seperti yang tersurat dalam ayat 2 surat Al-Mulk:

٭لَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ۙ 
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"
(QS. Al-Mulk ayat 2)

Dari ayat ini, dipahami bahwa tujuan Allah menciptakan mati dan hidup adalah untuk menguji manusia, siapa diantara manusia itu yang paling baik amalnya.

Kita sudah mengerti, walau kadang sesekali terlupa bahwa mati itu adalah pasti akan kita temui. Agama mengajarkan bahwa setelah mati akan dimintai pertanggung jawaban selama hidup. Yang dipertangung jawabkan adalah amal.

Beruntunglah bagi mereka yang banyak melakukan amal kebaikan. Sedangkan amal kebaikannya itu diterima oleh Allah yang menciptakan mati dan hidup tersebut. 

Berkaitan dengan amal,  adapula orang yang merugi atas amalnya setelah memasuki kematian yaitu:

1. Orang yang masa hidupnya tidak baik amalnya.

2. Orang yang semasa hidupnya banyak berbuat amal kebaikan tetapi amal tersebut batal atau  dibatalkannya sendiri.

Untuk point pertama, sudah jelas bahwa ybs sdh memang tidak mengharapkan kebahagiaan di akhirat. Sengaja berlaku seenaknya, berbuat maksiat dan pelanggaran ketentuan agama dan hukum. Walau selama hayat masih dikandung badan, tidak tertutup kemungkinan orang ini mendapatkan rahmat Allah, bila diakhir hidupnya bertobat diiringi perbuatan baik.

Kelompok kedua yang merugi di akhirat kelak, adalah orang semasa hidupnya BANYAK berbuat KEBAJIKAN, tetapi perbuatan baiknya itu, akan terjadi 3 kumungkinan:

a. B a t a l
b. Di batalkan sendiri.
c. Di akhirat hilang. 

ad. a. SEBAB BATAL.
Guna menyederhanakan; amal kita bagi dua: Ibadah langsung kpd Allah, dan Ibadah kpd  Allah bermedia hubungan sosial. Kedua ibadah agar tdk batal syarat utamanya "dua I".

Pertama: I'tiba' kpd yg dicontohkan Rasulullah yg tentunya mengacu kpd tuntunan Allah.

Kedua: Ikhlas, dilaksakan hanya karena Allah. Bukan mengharap pujian manusia.

ad. b. DIBATALKAN SENDIRI.
Sdh banyak amal kebaikan, tetapi kadang dibatalkan sendiri misalnya me-nyebut2nya dg tujuan dpt apresiasi manusia. Tidak jarang kita mendengar ada orang yg menceritakan "alhamdulillah Ramadhan ini saya telah..........(membagi nasi kotak kpd .....), tlh menyantuni anak yatim ..... orang". dll kebajikan yg tlh dilakukannya.

Allah mengingatkan:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَا نٍ عَلَيْهِ تُرَا بٌ فَاَ صَا بَهٗ وَا بِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْـكٰفِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Baqarah ayat 264).

ad. c. DI AKHIRAT HILANG.

Bahwa amal ibadah seseorang akan hilang di akhirat kelak bila Kedzaliman kita ke sesama manusia, kejahatan kita ke sesama manusia blm terselesaikan di alam dunia ini. Seperti diterangkan oleh Rasulullah  berikut:

 إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim).

Adlh suatu tradisi yg baik di tengah kita bahwa di saat idulfitri, mhn maaf lahir bathin. Dg dmkn setidaknya setahun se kali ada waktu mhn maaf masal, secara umum.

Walau sbtlnya mhn maaf atas kesalahan itu ndak usah nunggu idulfitri, secepatnya,  karena umur tak tau kapan terhenti. Jadi bila ada perbuatan kita yg mengarah ke mendzalimi, menyakiti orang lain, sgr selesaikan spy tak terbawa mati. Sebab dpt membuat hilangnya amal kebajikan di akhirat nanti.

Kiranya tepat di hari ke 22 Ramadhan 1441 ini, kita merenung diri, kedzaliman2 kita kpd sesama untuk secara tulus mohon ybs memaafkan, mengikhlaskan.

Mungkin permohonan maaf tsb. disuasana physical/social distancing dan stay at home ini, kita tak dpt langsung bertemu, mudah2an terwakili dg melalui komunikasi canggih saat ini.

Smg Allah memudahkan kita untuk berbuat amal ibadah dan kebajikan. Smg Amal tsb tdk menjadi batal dan hilang stlh di akhirat. Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, agar kita lbh dpt meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 22 Ramadhan 1441 H.
15 Mei 2020.

Wednesday 13 May 2020

Saksi MAHKAMAH Akhirat

Shaum Ramadhan hanya diwajibkan buat orang yg beriman. Salah satu indikasi orang beriman adlh percaya akan HARI kiamat. Percaya nanti kita akan hidup lagi di alam akhirat. Di akhirat nanti akan diadili di MAHKAMAH Allah mengenai perlakuan masing2 diri selama hidup di dunia.

Dua malaikat, tetap ikut bersama kita dalam keadaan apapun, ditempat manapun, sedang berbicara dengan siapa saja dan melakukan perbuatan apapun.
Surat Qaf ayat 18:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ
(Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir).

Kedua malaikat itu dikenal Atid dan Raqib. Si Atid tugas mencatat, merekam segala perbuatan kejahatan, sedangkan Raqib tugasnya adalah mencatat segala perbuatan kebaikan.

Soal kebaikan tidaklah jadi masalah,......kalau tercatat dan terungkap, baik di dunia apalagi di akhirat. Paling-paling kalau seseorang diungkapkan kebaikannya, hanya senyum atau tersipu malu. Oleh karena itu maka sepertinya  tak terlalu perlu dibicarakan dalam ruang tulisan ini.

Soal perbuatan kejelekan atau keburukan, bila terungkap banyak orang akan menyanggah misalnya mengaku tidak pernah berbuat seperti yang diungkap rekaman dan catatan itu.

Bahkan mungkin kalau nanti yang dihadapkan ke mahkamah  Allah itu,......... warga negara yang di negaranya ada undang-undang melarang orang merekam pembicaraan, dia mungkin akan mempersoalkan legal standing dari malaikat Atid yang merekam perbuatannya.

Allah telah  mengantisipasi keberatan dari warga negara yang di negaranya ada undang-undang bahwa rekaman bukan alat bukti, kalau dalih dmkn akan terbawa di akhirat, dengan menegaskan di banyak ayat dalam kitab suci bahwa kelak di pengadilan Allah, banyak alat bukti lain yang telah dipersiapkan.

Alat bukti lain itu ialah: tangan, kaki, lidah dan seluruh anggota badan kita akan menjadi saksi. Sehingga percuma saja membantah, sebab tangan yang pernah melakukan maksiat langsung bersaksi bahwa dianya diperintahkan oleh yang punya tangan melakukan perbuatan tersebut. Demikian juga kaki, dan anggota tubuh lainnya, termasuk lidah yang pernah berbicara, pernah berpidato berapi-api. Semua tersimpan rekaman si Atid. Anggota tubuh yg menyaksikan juga mengakui secara jujur apa yang dilakukan, lidah mengaku apa yg diucapkannya.

Kita kutip ayat2 model kesaksian di mahkamah akhirat nanti:

Surat An-Nur ayat 24

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
"pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan".

Surat Yasin ayat 65.

ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan".

Nah;........... bgmn memungkiri kesaksian tsb. Apa sulitnya bagi Allah mem- Video-kan apa saja perbuatan kita selama di dunia dilengkapi kesaksian seluruh anggota tubuh.

Momentum shaum Ramadhan ini tepat agaknya kita merenungkan, bahwa sesungguhnya kehidupan kita di dunia ini hanya mampir sebentar,............. benar-benar sebentar. Tak mungkin seorang akan hidup duaratus tahun, untuk hidup sampai seratus tahun saja, agaknya sudah serba repot. Repot buat si kakek/nenek yang hidup lebih seratus tahun itu, juga buat keluarga, anak dan cucu.

Oleh karena itu,  untuk apalah berbuat yang tidak baik, mencari kekayaan dan kesenangan hidup dengan jalan tidak baik.......... Yakinlah berapapun banyaknya harta anda, berapa tinggipun pangkat anda dan berapa muliapun jabatan anda, sama saja hidup di dunia ini hanya mampir kurang dari seratus tahun. Bahkan kadang dalam usia enam puluh, tujuh puluh tahun sudah di panggil kembali ke tempat asalnya. Dalam perantauan mampir sebentar di dunia ini, dapat saja mendadak anda dipanggil pulang.

Kelak di akhirat kita merasakan hidup di dunia sangaaaat sebentarnya

قٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى الْاَ رْضِ عَدَدَ سِنِيْنَ
"Dia (Allah) berfirman, Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di Bumi?"
(QS. Al-Mu'minun ayat 112)

قَا لُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْـئَـلِ الْعَآ دِّيْنَ
"Mereka menjawab, Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung."
(QS. Al-Mu'minun ayat 113)

Ambil contoh perumpamaan anda merantau ke dunia,........, misalnya dipersamakan dengan anda merantau ke Jakarta. Tempat asal anda misalnya di suatu provinsi di ujung timur atau barat Indonesia.

Suatu ketika Ibunda anda memanggil pulang. Begitu penting kepulangan anda itu diharapkan oleh Ibunda anda, tak sekali-kalinya ia memanggil pulang setelah anda merantau sejak tahun 40 an.

Misalnya anda orangnya tak sukses-sukses amat di Jakarta, hidup pas pasan, barangkali ATM pun tak banyak isinya, tapi berkat anda punya hubungan baik dengan handai tolan sepekerjaan dan tetangga kampung tempat bermukim. Mungkin untuk biaya pulang tersebut dapatlah usaha cari pinjaman sana-sini,  al hasil ongkos pulangpun tersedia.

Segera anda ke bandara setelah mengantongi tiket ke kampung halaman.

Saking lamanya di rantau, suasana di kampung sudah banyak berubah. Tidak saja alat transportasi, tetapi jalan-jalanpun sudah banyak dibangun oleh Bupati daerah kelahiran anda itu. Begitu banyaknya jalan, maka perjalanan dari bandara menuju rumah andapun, anda sudah tidak faham lagi. Lagian ketika anda meninggalkan kampung halaman dulu belum pakai pesawat terbang, numpang kapal dagang lewat laut berhari hari ber malam-malam baru sampai ke pelabuhan Pasar Ikan Jakarta. Bukan soal jalan saja, generasi seangkatan andapun sudah dapat dihitung dengan jari, sehingga anda betul-betul asing di kampung anda sendiri. Oleh karena itu untuk sampai ke rumah tempat “Plasenta” atau ARI2 anda dikuburpun anda harus tanya sana tanya sini. Ketika anda  minta antar ke jalan yang anda sebut,  orang juga sudah banyak yang tidak mengetahui nama jalan itu. Rupanya sepeninggal anda nama jalan ke rumah anda telah dirubah melalui sidang DPR setempat, diganti dengan nama-nama pahlawan, padahal dulu nama jalan-jalan adalah nama raja-raja dan bangsawan di kerajaan di daerah anda.

Bagaimanapun ribetnya, anda akhirnya sampai juga duduk bersimpuh dihadapan ibunda tercinta yang memanggil anda pulang, karena ada sesuatu yang penting yang ingin diwasiatkannya. Untuk ongkos pulang, walau sedang tak punya uang, dapat ikhtiar pinjam sana pinjam sini. Sesampai di kampung halaman meskipun sudah banyak berubah akhirnya sampai jua dengan tanya sana-tanya sini.

Bagaimana kalau anda dipanggil mendadak untuk pulang ke akhirat, kalau tak cukup ongkos/amal anda.
Anda tak dapat meminjam, walau ke orang yang terdekat dengan anda sekalipun, misalnya istri atau anak anda.
Anda tak dapat meminjam shalat istri anda, tak dapat meminjam puasa anak anda untuk ongkos pulang, tak dapat minjam infak tetangga anda, pokoknya ibadah orang lain tak dapat dipinjam.

Sedangkan pulang ke akhirat, sangat-sangat mendadak tak dapat digeser dan ditunda sekejap saja, seperti di tundanya pulang kampung, tunggu jadwal penerbangan atau jadwal kereta api.

Panggilan akhirat tak dpt ditunda walau sesaat.

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun ayat 11).

Sesampainya di alam sana (akhirat) anda tak mungkin dapat bertanya kepada orang-orang telah mendahului anda. Misalnya anda mencari jalan peristirahatan dekat surga. Almarhum dan almarhumah yang anda tanya juga, sama-sama ndak tau, jangankan ngurus orang lain, ngurus diri sendiripun sudah cukup berat. Beda dg ketika pulang kampung, meskipun sdh banyak perubahan kota anda, melalui tanya sana-sini akhirnya anda sampai ke alamat tujuan.

Semua orang yakin bahwa dipanggil pulang ke kampung akhirat itu pasti tidak dapat tidak, tetapi banyak kita lihat, banyak orang sepertinya tidak menyadari hal tersebut. Bahkan dengan mudahnya menutupi kecurangannya dengan berbagai dalil dan upaya berlindung dibalik aturan-aturan yang dibuat sendiri, dengan ditafsirkan sesuai kepentingan sendiri.

Kelak di akhirat, hanya ada satu tafsir, penafsirnya  adalah Allah swt, Tuhan yang Maha Kuasa. Ketika anda menyanggah bahwa rekaman si Atid tidak legal, langsung semua anggota badan anda bertindak sebagai saksi. Di mahkamah Allah itu tak dapat lagi berkelit dengan menterjemahkan ketentuan-ketentuan kitab suci sesuai dengan kepentingan sendiri.

Smg shaum kita di hari ke 21 ini diterima Allah, bebas dari hal2 yng mencederainya. Smg shaum kita menyadarkan kita bahwa diri ini diawasi malaikat setiap saat. Dg dmkn akan beramal yg terbaik.  Aamiin.

Smg Allah mengampuni dosa2 kita dan menilai shaum kita menjadi shaum terbaik., Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, agar kita lbh dpt meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 21 Ramadhan 1441 H.
14 Mei 2020.

Tuesday 12 May 2020

PUPUK Shaum RAMADHAN

Andaikan di Ramadhan ini diibaratkan sedang menanam tanaman bernama shaum. Agar tumbuh subur berbuah lebat disamping dirawat, perlu dipupuk.

Pupuk ibadah shaum Ramadhan, berupa memberikan tambahan amalan2 lain agar shaum semakin subur, terdapat 2 jenis pupuk tersebut kita pinjam saja istilah pupuk "KANDANG" dan pupuk "KIMIA":

PUPUK KANDANG.
1. Perbanyak bersedekah.
2. Perbanyak membaca Al-Qur'an. 3. Perbanyak shalat sunnah. Shalat qiyamul lail berjamaah, shalat dhuha.
4. I'tikaf di masjid.

Sayangnya butir ke 3 dan ke 4 agaknya di Ramadhan 1441 H ini terkendala wabah Korona mendunia. Ummat Islam di hampir seluruh dunia kurang dpt melaksanakannya.

Butir 1, terasa sulit juga mengamalkannya, lantaran penerima sedekah umumnya adlh kaum fakir miskin, sulit memberikan sedekah "by hand", terhambat physical/social distancing. Eee mau pake E-Banking, mana pula kaum fakir miskin pelihara rekening bank.....

Tapi butir 2, mungkin dg "stay at home" ini justru lbh banyak kesempatan, tinggal tergantung kemauan.

Butir 1-4 di atas diibaratkan pupuk, setara dg pupuk kandang, karena ikhtiar diri sendiri guna dpt melaksanakannya.

PUPUK KIMIA.

Pupuk tergolong pupuk buatan berteknologi tinggi, hasilnya lebih maksimal. Pupuk tersebut berupa memfasilitasi orang lain berpuasa, misalnya menyediakan berbuka puasa buat orang lain. Hasilnya luar biasa, seperti terungkap dlm hadits.
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Itu sebabnya jika anda kbtln Ramadhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, anda datang menjelang waktu berbuka, dmkn sibuk pemuda2 mengandeng tangan anda untuk berbuka di shaf yg mereka siapkan berplastik rapi terbentang dari ujung ke ujung shaf di dlm masjid. Agar kita berbuka puasa di shaf yg keluarga mereka sediakan. Bgt mewah makanan/minuman yg disediakan............... Tatkala Iqamah..... shalat Maghrib berkumandang,...............plastik langsung digulung................... makanan/minuman tersisa, baik yg telah di buka dari kemasan maupun yg msh utuh; teringkes dlm plastik dikumpulkan diujung shaf terkelompok menjadi sampah. Petugas kebersihan siap mengangkut sampah tsb. Bagi pihak penyedia hidangan, agaknya biarpun sebagian dari hidangan tidak termakan; mereka sdh puas, karena sudah BERNIAT memberi makan orang berpuasa, NIAT tersebut tlh dilaksanakan. اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
memperoleh seperti hadist di atas. Aamiin.

Alhamdulillah di negeri kitapun sudah banyak masjid yg menyiapkan hidangan berbuka di pasok oleh para jamaah. Sekali lagi, sayang sekali dikesempatan Ramadhan tahun ini agaknya karena "Korona" kesempatan itu sedikit sulit dilakukan. Meskipun tetap aja ada kesempatan misalnya; mengirimkan uang ke masjid untuk membeli makanan.  Walaupun masjid karena Korona kini tdk untuk shalat berjamaah, di masjid paling tidak ada penjaga masjid yg berbuka puasa. Dpt juga mengirim makanan siap santap. Hal yg sama dpt di terapkan di panti2 asuhan.

Smg shaum kita di hari ke 20 ini diterima Allah, bebas dari hal2 yng mencederainya, malah dpt dipupuk dg amalan2 tsb di atas, yg memungkinkan dilaksanakan di suasana PSBB ini, shg berhasil shaum kita lbh baik. Aamiin.

Smg Allah mengampuni dosa2 kita dan menilai shaum kita menjadi shaum terbaik., Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, agar kita lbh dpt meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 20 Ramadhan 1441 H.
13 Mei 2020.

Monday 11 May 2020

BERSERAH DIRI

Upaya untuk mendapatkan ridha Allah berupa pengampunan dosa dan sbg penghuni surga sesuai tuntunan Allah di dalam surat Al-Ahqaf 15 dan 16 telah  di kemukakan pada tulisan bbrp hari sblm ini dari syarat 1 sampai 6.

Selanjutnya di hari ke 19 Ramadhan 1441 H. ini, kutulis tentang syarat ke 7;
"PENYERAHAN diri kpd ALLAH".

Allah tempat berserah diri semua apa yang di langit dan di bumi serta seluruh jagad ini baik secara sukarela maupun secara terpaksa.

اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللّٰهِ يَبْغُوْنَ وَلَهٗۤ اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ
"Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi BERSERAH DIRI kepada-Nya, (baik) dengan SUKA maupun TERPAKSA, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?"
(QS. Ali 'Imran ayat 83)

Orang yang beriman jelas berserah diri dengan SUKARELA menyambut seruan Allah.

Semoga Allah memudahkan kita semua dlm BERSERAH DIRI, dlm artian menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah.

Mudah2 an dlm pengertian berserah diri juga termasuk kita berserah diri dlm kondisi mewabahnya virus Korona di Ramadhan 1441 ini.

Kitapun smg sanggup berserah diri;  betapa tidak;......... kita sukarela atau terpaksa harus berserah diri kpd Allah, menerima kondisi begini, harus physical/social distancing, stay at home.

Di bbrp daerah sdh sekian Jum'atan tdk shalat Jum'at di masjid. Tdk shalat 5 waktu berjamaah di masjid. Tidak shalat Tarawih di masjid, dll. Apa boleh buat kita hanya dpt berserah diri kpd Allah.

Bagi yg sukarela berserah diri, Allah jamin orang itu tlh berpegang ke jalan keyakinan yg kukuh.

وَمَنْ يُّسْلِمْ وَجْهَهٗۤ اِلَى اللّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى ۗ وَاِ لَى اللّٰهِ عَا قِبَةُ الْاُ مُوْرِ
"Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kukuh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan."
(QS. Luqman ayat 22).

Soal berserah diri bagi orang beriman, dilaksanakan saban hari, setiap selesai menjalankan aktivitas. Karena apapun usaha kita hasil akhir yg menentukan adlh Allah. Hanya kpd Allah diserahkan semua persoalan.

Bgt pentingnya berserah diri kpd Allah ada do'a menyerahkan diri diajarkan Rasulullah menurut Hadist Buhari-Muslim berikut ini, baik kiranya untuk diamalkan utamanya menjelang tidur.
اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ
Ya Allah, aku menyerahkan diri-ku kepada-Mu
وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ
Dan aku menyerahkan urusanku kepada-Mu
وَوَجَّهْتُ وَجْهِيَ إِلَيْكَ
Dan aku menghadapkan wajahku kepada-Mu
وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ
Dan Aku menyandarkan punggungku kepada-Mu
رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ
Karena senang (mendapatkan rahmat-Mu) dan takut pada (siksaan-Mu)
لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ
Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu
آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ
Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan dan (kebenaran) Nabi-Mu yang telah Engkau utus

Prof. Dr. Hamka dlm tafsir Al-Azhar (juzu 8 halaman 201-203)
menceritakan bahwa ketika beliau di tahan 1964 di Sukabumi, seorang petugas sbtulnya mendpt tugas mencari pengakuan sesuai dg yg di fitnahkan kpd beliau menggunakan alat penyetroom. Tetapi berulang kali alat tlh dibawa dibbrp kali pemeriksaan tdk sanggup melaksanakannya, sampai akhirnya si petugas menanyakan "amalan apa yg diamalkan beliau"..
............

Singkat cerita amalan do'a seperti di kutip di atas di ajarkan Prof. Dr. Hamka kpd penyidik.

Intinya betapa besar perlindungan Allah di DUNIA buat hamba-Nya yg secara bulat berserah diri kepada-Nya. Apalagi di AKHIRAT nanti.

Dalam keadaan Shaum Ramadhan ini, saat yg paling tepat untuk digunakan memperbaharui starting point kita semua  ummat manusia, BERSERAH DIRI kepada Allah. Tentu untuk terus menerus kita lakukan berkesinambungan setiap saat sampai akhir hayat.

Dmkn  7 syarat  termuat dlm surat Al-Ahqaf 15-16 diampuni Allah dosa2 dan dimasukkan ke surga, tlh kita ikuti satu persatu. Hari ke 19 Ramadhan 1441 H ini kita simak syarat yg ke 7,untuk itu dikutip kembali ayat yg memuat 7 syarat dimaksud;
.....رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
".............Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim." (ayat 15)

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ نَـتَقَبَّلُ عَنْهُمْ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَنَـتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّاٰتِهِمْ فِيْۤ اَصْحٰبِ الْجَنَّةِ ۗ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِيْ كَا نُوْا يُوْعَدُوْنَ
"Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan, dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka."(ayat 16).

Smg Allah mengampuni dosa2 kita dan menerima PENYERAHAN diri kita, kmdn melindungi kita semua dari wabah Korona ini, menggantinya dg kebaikan dan pelajaran untuk menjadi lebih bertaqwa.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 19 Ramadhan 1441 H.
12 Mei 2020.