Tuesday 31 December 2019

Merawat Takwa. (Bagian 1).

Mungkin pembaca sepakat, statement "membangun lebih mudah dari merawat".

Suatu saat saya mampir disebuah gedung megah, untuk suatu keperluan. Dari penampakan cet, pintu, halaman parkir dll., patut disimpulkan gedung belum lama usai di bangun. Mungkin belum dua tahun.

Tiba saat ingin ke toilet, ternyata banyak fasilitasnya sdh tak berfungsi. Pintu sdh tdk dpt dikunci, kran air tak berfungsi, shg .........😑😏😣.

Kelihatannya khusus bagian toilet umum, gedung ini tak disentuh perawatan.

Nah pembaca.......😅😅😅
Bgt pula bagian2 dlm tubuh kita ini, terdiri dari dua basaran bangunan.

Pertama; bangunan tampil dipermukaan yg tampak oleh orang lain ialah Jasmani. Gagah, cantik, rapi dibungkus dg pakaian dan dandanan.

Kedua: bangunan tak nampak oleh orang lain, walau tak berwujud hasil aktivitasnya terliat orang lain dpt bernilai fositif juga negatif ialah Rohani.

Di Rohani, bersemayamlah cinta, cita2, karsa dan juga takwa.

Kita lanjut di tulisan ini perihal TAKWA. Takwa dapat dibangun sdmkn rupa, sampai pemilik takwa ini indah sekali buat orang lain dan tentu buat dirinya.

Tapi bagaikan bangunan, takwa yg sdh terbangun, perlu dilakukan perawatan, bila tidak terawat, bukan mustahil fungsi2 takwa tersebut berkurang dan bahkan hilang.

Formula perawatan takwa itu dapat dijadikan acuan 6 (enam) resep berikut ini:

1. Penuhi janji kpd Allah
2. Merasa diri diawasi Allah
3. Evaluasi diri setiap hari
4. Penalty diri bila terlanjur lalai
5. Berserah diri (Tawakkal)
6. Hindarkan diri dari perangkap syaitan.

Di kolom singkat ini ayo di urai sedikit 6 resep tsb.

PENUHI JANJI KPD ALLAH.
Pembaca; siapapun anda, asalkan anda beragama dan percaya kpd Tuhan Yang Maha Esa. Bila Anda beribadah rutine (istiqamah), sbg pemenuhan janji kpd Tuhan. Tentu takwa anda terawat. Pas jika akan melenceng sedikit, ketika ibadah terservis lagi takwa anda.

Buat saudaraku seakidah dg ku untuk memahami perawatan resep "penuhi janji kpd Allah", baik dijadikan referensi surat Al-Baqarah 27.
الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَا قِهٖ ۖ وَيَقْطَعُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi."

Terdpt 3 pesan inti diayat ini yg merupakan perawat takwa:

Pesan pertama ayat di atas "Penuhi janji ibadah kpd Allah", tentu sesuai dg perintahnya dan jauhi segala larangannya. Jika ini lakukan terbenteng dari keji dan mungkar, makapun terawatlah takwa.

Pesan kedua ayat di atas; "tidak memutus tali silaturahim". Jaga hubungan baik sesama manusia. Disisi lain Hubungan baik ini mrpkn eksternal kontrol bermanfaat buat diri agar senantiasa ingat.

Pesan ketiga ayat di atas; "tidak membuat kerusakan dimuka bumi". Pelihara alam dan lingkungan. Jaga keamanan dan ketertiban bermasyarakat. Tidak membuat kegaduhan. Orang terawat takwanya berperan mencegah orang lain berbuat kerusakan.

MERASA DIRI DIAWASI ALLAH.
Pembaca; siapapun anda, beragama apapun anda, bila beragama sepenuh jiwa, pasti merasa Tuhan terus berada bersama anda dimanapun, sedang apapun anda. Dg dmkn malu untuk berlaku yg tak sesuai ciri orang takwa. Sehingga terawatlah takwa anda.
Untuk pembaca seakidah dg ku baik dicermati surat Qaf ayat 16 dan 17:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."
(QS. Qaf  surat 50 ayat 16)

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَا لِ قَعِيْدٌ
"(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri."
(QS. Qaf surat 50 ayat 17).

Dua butir resep merawat takwa di ulas singkat, sudah cukup panjang. Kalau bgt dicukupkan sampai disini dulu nanti resep ke 3 sampai lanjut ke 6, .....  bersambung.........✍✍✍
Smg tulisan ku pembuka hari pertama tahun 2020 ini bermanfaat bermanfaat.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Monday 30 December 2019

MOMENTUM akhir TAHUN

Disaat akhir tahun adalah sangat tepat dipergunakan untuk review kembali hubungan diri sesama qt (hablum minannas) dan hubungan diri qt kepada Sang PENCIPTA (hablum minallah). Momentum akhir tahun digunakan untuk berbenah kembali kedua hubungan tersebut sangat tepat karena adanya patokan waktu.

Setidaknya saban kali tiba  pergantian tahun yg perlu direview hal2 sbb:
1. Hubungan horizontal sesama manusia, bila ada salah dan hilaf ada sarana mohon maaf, diikuti memperbaiki silaturahim.
2. Hubungan vertikal kpd Allah, bila banyak dosa, dengan mohon ampun dibarengi meningkatkan ibadah dan kebaikan.
3. Tentang tahun yg tlh dijalani, evaluasi apa saja prestasi dan kegagalan yg terjadi. Selanjutnya upaya apakah nanti ditahun mendatang mempertahan prestasi dan mengejar ketertinggalan th yg lalu.
4. Agaknya review, jarang orang yg merenungkan barapa banyak lagi sisa umur.  Sampai bulan apa saja dianya masih punya kontrak hidup di thn depan.

Padahal sunatullah hidup ini pasti berakhir. Malah orang dlm review diri lalu merenungkan butir 4 ini dianggap orang yg "pesimis". Tak punya gairah hidup.

Kalau diingatkan kpd orang lain, ttg masa depan "akhir kehidupan" ini, orang yg diingatkan menganggap tak sopan bahkan dikatakan "nyumpahi" atau men do'akan mati. Padahal maut tiap detik dpt terjadi.

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun surat 63 ayat 11).

Pembaca tulisanku ini yg paling belia katakanlah terlahir tgl 1 Januari 2020, tak kan mungkin untuk melihat kalender tahun 2220. Yaitu kalender 200 tahun yad. Umur manusia sepertinya sdh berbatas  di bawah se abad kalaupun ada yg sampai atau lebih seabad dpt dihitung dg jari, akan jadi berita dunia.

Walau menyadari akan keterbatasan usia itu namanya manusia sepertinya acuh, tetap saja berjuang untuk sukses, tdk peduli bgmn caranya. Kadang "tujuan menghalalkan cara". Apalagi bila sdh kemasukkan faham akhirat itu hanya ramalan, belum tentu kenyataannya, sebab blm ada yg lihat langsung kesana. Faham ingkari akhirat ini dg lantang menyatakan "blm ada yg pulang dari akhirat membawa vedio kejadian di alam sana"

Kalau sdh kemasukan faham tak percaya akhirat, maka mereka menganggap mati adalah proses alami, bgt mati selesai, habislah segala urusan. Generasi baru muncul menggantikan, agar mereka hidup senang dan nyaman, selagi bisa, selagi mungkin, selagi ada kesempatan, tumpuk harta dan pertahankan jabatan untuk dpt diwariskan kpd anak cucu penerus kehidupan.

Faham ingkar akhirat ini bukan baru muncul abad ini, bahkan keberadaannya justru lebih dulu sbg penantang nabi2 dan rasul2 utusan Allah. Banyak ayat Al-Qur'an yg mengabadikan ketidak percayaan manusia pada hari akhirat a.l.:
قَالُوْۤا ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّ عِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ
"Mereka berkata, Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali"?
(QS. Al-Mu'minun ayat 82)

Persoalan hari esok yg diingatkan Allah melalui surat Al Hasyr 18 dianggap hari esok sebatas di dunia. Padahal hari esok dimaksudkan juga hari esok di akhirat.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan"

Memang hari esok di dunia adalah hari ssdh hari ini. Untuk setiap individu bisa panjang bisa pendek. Hari esok di dunia inipun hrs qt persiapkan agar kedepan dpt disongsong dg segala kemudahan buat diri kalau mungkin sampai ke anak cucu.

Persiapan untuk kehidupan di akhirat bagi orang beriman, jauh lbh penting mengingat sifatnya yg abadi. Tdk seperti kehidupan di dunia sementara dan hanya senda gurau dan permainan:
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌ ۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَـيَوَانُ ۘ  لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْن
"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui".
(QS. Al-Ankabut ayat 64)

Atas dasar keyakinan hari esok akhirat inilah, orang beriman dlm mempersiapan hari esok dunianya tdk "tujuan menghalalkan cara". Tetap memperhatikan koridor yg digariskan agama mereka.

Tidak ada satu agamapun yg tak percaya adanya alam akhirat, alam ssdh alam dunia ini. Jadi jikalah ada orang lisannya menyatakan alam akhirat itu tdk ada, maka dianya sdh menanggalkan agamanya.

Akan tetapi, setiap manusia walau dia mengatakan tak percaya agama, di hatinya paling dlm, tetap percaya hal2 ghaib. Sebab didirinya sendiri bnyk tdpt peristiwa ghaib, Diantara ke ghaiban itu:
#Tak seorangpun dpt melihat ruh nya sendiri.
#Tak ada yg sanggup mengarang mimpi indah atau menghindari mimpi menakutkan ketika tidur.
#Tak seorangpun sanggup kendalikan berapa jumlah denyut nadinya per menit. #Dan banyak lagi keajaiban diri saban hari qt lalui namun tak disadari.

O.k.i. dlm review dan merenung penghujung tahun ini sebaiknya qt evaluasi diri, dosa apa yg tlh dilakukan th lalu kemudian bertaubat serta memperbaiki diri dg kebaikan di th depan. Jika banyak kebaikan dan prestasi dipertahankan dan ditingkatkan lbh baik lagi dg dasar pemikiran bahwa alam dunia semakin dekat masanya qt tinggalkan, alam kubur sdh demikian dekat qt masuki.
Dmkn renungan singkat ujung thn ini smg manfaat.

Mhn maaf bila tulisan saya yg tlh lalu dan yad, barangkali kurang mengena di hati pembaca. Petik sekira baik, abaikan upama tak bernilai guna.

Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya).

Barakallhu fikum. Wallahu 'alam bishawab.
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Friday 27 December 2019

WAKTU tak dapat DIULANG

Akhir tahun 2019 nanti jatuh dihari Selasa. Bila maulah menengok akhir tahun  bbrpa tahun sblmnya dpt disusun sbb:
Akhir th 2018 jatuh hari Senin
Akhir th 2017 jatuh hari Minggu
Akhir th 2016 jatuh hari Sabtu
Akhir th 2015 jatuh hari Kamis
Akhir th 2014 jatuh hari Rabu
Akhir th 2013 jatuh hari Selasa
Akhir th 2012 jatuh hari Senin

Dari realita ini dpt disimpulkan bahwa WAKTU tak akan BERULANG. Akhir tahun suatu tahun tak akan sama dengan tahun kapanpun sebelum maupun sesudahnya.

Tahun 2012 dg tahun 2018 betul sama2 hari Senin. Tapi tahunnya sudah beda. Yg satu Senin 31 Desember 2012 yg satunya lagi Senin juga, 31 Desember juga tapi tahun beda 2018.

Dg dmkn sampai kapanpun waktu itu tak dapat diulang. Tahun 2019 yg akan kita tinggalkan sampai kiamat tak dpt dijumpai lagi. Begitulah waktu, berlalu tak pernah kembali.

Setiap pergantian tahun, karena WAKTU tak dpt  di ULANG, maka menjadi saat yg tepat untuk:
1. Evaluasi
2. Replanning
3. Persiapan masa DEPAN.

EVALUASI.
Tentang amal perbuatan yg tlh dilakukan dlm tahun2 sebelumnya.

Seberapa banyak sdh salah dan dosa. Kita tak dpt kembali kpd masa lalu untuk tidak jadi berbuat dosa yg tlh terjadi. Sudah terlanjur, apa hendak dikata tinggal tafakur diujung tahun ini bertaubat. Dengan tekad tahun depan tak ulangi lagi dosa itu.

Seberapa banyak kebaikan yg sdh dilakukan, untuk ditingkatkan di tahun depan.

REPLANNING
Menyusun ulang rencana bersikap dan berbuat agar terhindar dari dosa2 tahun2 lalu. Merencanakan perbuatan baik yg akan dilakukan tahun depan, lebih baik lagi.

PERSIAPAN MASA DEPAN....

Berbahagialah orang beriman bahwa MASA DEPAN orang beriman bukan sekedar hari esok dan lusa dan hari seterusnya.

Masa depan orang beriman disamping masa depan di dunia, yg teramat penting masa depan di akhirat. Orang beriman yakin kehidupan akhirat lebih kekal;
وَّاِنَّ الْاٰ خِرَةَ هِيَ دَا رُ الْقَرَا رِ
("dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal)."

Sedangkan  kehidupan dunia;
 اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَا عٌ ۖ 
"Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)"  (QS. Ghafir ayat 39).

Dlm konteks perbandingan kehidupan dunia dan akhirat seperti ayat di atas maka orang beriman menjiwai betul pesan Allah di surat Al-Hasyr ayat 18;
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Hari akhirat dipersiapkan sebaik-baiknya. O.k.i. setiap tutup hari (akan tidur) tiga hal di atas y.i.: Evaluasi, Replanning dan Persiapan masa depan jangka pendek senantiasa dilakukan oleh orang beriman. Karena maut sesuatu yg sangat dekat. Setiap saat dpt datang menjemput.

Apalagi tutup tahun 31 Desember 2019 nanti. Evaluasinya tahun2 lalu. Replanningnya tahun2 yad. Persiapan masa depannya bukan saja di dunia tapi di akhirat, penting dilakukan.

Adalah baik, jika malam pergantian tahun nanti untuk tafakur guna diri diukur.

Bukan malah berhura hura menghamburkan biaya. Hura2 selain menghaburkan biaya juga bukan tak mungkin mengundang bencana.

Smg Allah rahmati bangsa Indonesia dan lindungi dari segala bencana dan mara bahaya. Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Thursday 26 December 2019

Renungan GERHANA Matahari

Hari Kamis 26 Desember 2019 di sebagian kota di Indonesia dilalui Gerhana Matahari sebagian. Fenomena alam ini sudah sering terjadi, sejak di ciptakan Allah alam ini.

Perhitungan kapan akan terjadi gerhana sudah diketahui ilmunya sejak zaman Babilonia (1696-1654 sebelum Masehi). Tanpa komputer dan rumus matematika, ribuan tahun sebelum Masehi, orang Babilonia sudah mampu meramalkan gerhana matahari atau gerhana bulan. Pengamatan pergerakan bintang, bulan, dan matahari selama berabad-abad mengajarkan mereka adanya suatu pola keteraturan dalam alam semesta.

Allah permaklumkan pada surat Yasin ayat 38, 39 dan 40, bahwa Matahari dan Bulan diatur sedmkn teratur:
وَا لشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗ 
"dan matahari berjalan di tempat peredarannya.
وَا لْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَا زِلَ حَتّٰى عَا دَ كَا لْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ
"Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua."

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَاۤ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَا بِقُ النَّهَا رِ ۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Garis edar yg teratur inilah membuat ummat manusia dg ilmunya dpt mempelajari dan menentukan, kapan akan terjadi gerhana Bulan, kapan terjadinya gerhana Matahari.

Bagi ummat Islam, gerhana bukan sekedar dipandang sbg fenomena alam biasa, tetapi lebih dari itu, mrpk perenungan akan kebesaran Allah. Menyadarkan diri betapa kecilnya diri manusia, di kekuasaan Allah.

Terhadap mahluknya berupa Matahari, Bulan,  Allah kuasa mengaturnya. Kapan DIA ingin menghentikan Matahari bersinar, kapan DIA mau berhentikan bulan bercahaya. Apalagi hanya sekedar menghentikan nafas kita. Apalagi hanya mencabut sesuatu kekuasaan.
Apalagi hanya mengambil kekayaan kita. Itu mudah saja bagi Allah.

Umat Islam menyikapi setiap terjadinya gerhana, sbg wujud pendekatan diri kepada Allah pencipta Matahari dan Bulan dengan:
1. Memperbaiki akidah
2. Meningkatkan ibadah
3. Meperdalam ilmu untuk dunia akhirat.

MEMPERBAIKI AKIDAH.
Jangan sampai terjadinya gerhana membuat melenceng akidah ummat manusia. Banyak tradisi yg tiada berdasar akidah, justru cenderung mempengaruhi akidah dilaksanakan berkaitan terjadinya gerhana oleh sementara ummat manusia.
Allah menegaskan:

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَا لنَّهَا رُ وَا لشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ ۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَا سْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
"Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya."
(QS. Fussilat ayat 37).

Selanjutnya Nabi Muhammad memberi petunjuk:

Dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah, bahwa Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam  bersabda,

{إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ, وَلاَ لَحِيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُو هُمَا فَادْ عُوا اللهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ}

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap kembali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

MENINGKATKAN IBADAH.
Masih mengacu ke ayat dan hadist di atas, bila menemukan gerhana justru hrs ditingkat ibadah, sujud kpd Allah yng menciptakan Matahari dan bulan. Banyak berzikir, banyak mhn ampunan kpd Allah, banyak bersedekah. Sekaligus instrospeksi diri, guna evaluasi dosa2 yg tlh dilakukan dan kebaikan serta ibadah yg tlh dilaksanakan. Selanjutnya memperbaiki diri disisa usia untuk lebih maksimal ibadah, sebab blm tau dpt lagikah diri ini menyaksikan gerhana yad.

MEMPERDALAM ILMU dunia dan akhirat.
Walau ilmu ini tak akan habis2nya bila dicari, makin dicari tetap terasa hilang. Ilmu makin digali semakin dalam. Namun setidaknya momentum gerhana ini dpt memperbaharui pengetahuan dunia kita bahwa gerhana dpt di tentukan kapan akan terjadi. Ini tentu dg ilmu. Buktinya seperti dikemukakan di atas, orang Babilon tlh tau caranya tentukan kapan gerhana; 17 abad sblm masehi.
Ilmu akhiratnya paling tdk kita diingatkan kembali, oleh ustadz ttg tata cara shalat gerhana. Ssdh sholat gerhana ustadzpun berkhutbah menambah wawasan ilmu akhirat kita.

Dmkn renungan Gerhana Matahari tgl 26 Desember 2019 smg Allah merahmati kita semua. Aamiin.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 24 December 2019

Ketika Allah dan NABI BERWASIAT

Wasiat adlh pesan terakhir. Secara umum dpt dikatakan, stlh wasiat itu ndak ada pesan lagi.

Nabi Ibrahim pernah berwasiat kpd anak keturunannya. Bgt juga Nabi Ya'cob.

Kuat dugaan, Nabi2 lainpun berwasiat pula untuk generasi penerusnya.

Yang dikodifikasikan dlm Al-Qur'an adlh wasiat Nabi Ibrahim dan Ya'cob;
(QS. Al-Baqarah: ayat 132)
وَوَصّٰى بِهَآ إِبْرٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يٰبَنِىَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ
"Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."

Titik berat suatu wasiat bagi penerima wasiat adlh; hrs dg sungguh2 merealisasikan wasiat itu.

Bila wasiat Ortu, anak2nya bertanggung jawab mewujudkan wasiat itu. Sedangkan wasiat para Nabi, sampai diabadikan dlm al-Qur'an tentulah maksud Allah bahwa wasiat tsb. bukan hanya buat anak2 para Nabi itu, tetapi juga untuk kita kita semua.

Wasiat ortu ditaati anak2nya, wasiat Nabi ditaati pengikutnya, nah............ bgm apabila Allah yg berwasiat. Tentu seluruh orang harus melaksanakan wasiat itu.

Begitu penting wasiat tsb, sampai Allah langsung yg berwasiat. Wasiat itu ditujukan kpd "manusia", bukan hanya kpd yg beriman saja. Seperti tersurat di al-Ahqaf ayat 15:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ إِحْسٰنًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُۥ وَفِصٰلُهُۥ ثَلٰثُونَ شَهْرًا ۚ حَتّٰىٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضٰىهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Dan Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim."

Tersimpul dua wasiat Allah di ayat di atas:
PERTAMA: Berbuat baik kpd kedua ortu, ditekankan kpd Ibu, karena ibu mengandung dan menyusui..... dst.

KEDUA: Bila sdh berusia 40 tahun diwasiatkan berdo'a (lihat isi do'a ... di ayat di atas).

Mengenai wasiat pertama, sebabnya;  sebagian besar tlh terjawab diayat itu sendiri (simak kembali ayat 15 al-Ahqaf di atas....).

Guna menjawab wasiat Allah yg kedua (... berdo'a stlh usia 40 th...
... ......).  Jawabannya antara lain mari kita simak ayat berikutnya:
اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ نَـتَقَبَّلُ عَنْهُمْ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَنَـتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّاٰتِهِمْ فِيْۤ اَصْحٰبِ الْجَنَّةِ ۗ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِيْ كَا نُوْا يُوْعَدُوْنَ
"Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan, dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka."
(QS. Al-Ahqaf ayat 16).

Jawaban al-Qur'an berskala besar, tidak detail.......
Namun itu dia diantara jawabannya kenapa umur 40 thn dianjurkan ber do'a di atas.

Masih banyak keutamaan lain dan alasan lain mengapa mulai usia 40 th diwasiatkan  Allah ber do'a seperti ayat di atas.

Terbentang kesempatan untuk manusia berfikir, mengacu kpd kenyataan manusia ssdh usia 40 tahun.

Pembaca dpt mencari tau ke para ahlinya, kenapa mulai usia 40 tahun baru berdo'a seperti dimaksud al-Ahqaf 15, misalnya bertanya kpd psikolog.

Yg jelas kebanyakan manusia di usia 40 th sdh sampai ke kematangan emosional, kebanyakan manusia di usia 40 th kehidupan sdh mapan, sdh berumah tangga dan punya anak keturunan. Maka do'a wasiat Allah ini benar2 pantas di amalkan.

Bagi orang yg berdo'a seperti wasiat Allah tsb di surat al-Ahqaf 15 itu. Di surat al-Ahqaf 16 dijanjikan Allah:

1. Deterima Allah semua amal baiknya yang telah mereka kerjakan.
2. Dimaafkan Allah segala kesalahan-kesalahannya.
3. Akan menjadi penghuni-penghuni surga.

Diujung do'a sblm akhir; isinya minta "dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku".

Bagi yg sdh usia 40 tahun silahkan amalkan do'a wasiat Allah ini, mungkin baik diamalkan setiap usai shalat.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Monday 23 December 2019

WASIAT menjelang MAUT

Umumnya maut datang menjemput manakala usia sudah lanjut. Walau sebenarnya maut datang diusia berapapun tidaklah pantang.

Ibarat buah kelapa, ada yg sdh jatuh masih "Beluluk". Ada yg oleh yg punya pohon kelapa dipetik selagi "Cengkir" untuk diminum airnya. Juga ada yg diambil untuk dijual "Dogan"(kelapa muda). Umumnya buah kelapa di panen ketika sudah "Tua" isinya sdh layak diparut untuk diambil santannya atau di awetkan jadi "Kopra". Beberapa butir diantara setandan kelapa, dibiarkan pemilik pohon kelapa, buah jatuh sendiri setelah kulit menghitam, direncanakan bakal bibit.

Perumpamaan buah kelapa di atas sepertinya pas buat usia masa hidup kita sbg manusia. 

Ambillah misal kalau diri ini dijemput maut setelah usia lanjut. Umumnya diiringi tanda akan kedatangan maut, misalnya menderita sakit yg menurut pengetahuan manusia sdh tak dpt di apa2kan lagi.

Menilik ayat 180 Al-Baqarah dan 106 Al-Maidah, sepertinya bila maut kan tiba, manusia diberi tanda2. Dari tanda2 itu maka sempat membuat WASIAT.

Allah SWT berfirman:

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوٰلِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
"Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 180).

Kalau saya tak salah faham ayat di atas buat orang yg sdh dekat meninggal, dimana ybs tdk dlm bepergian. Calon arwah tadi menerima tanda2 maut.

Namun agaknya soal WASIAT meliputi juga bagi orang dlm perjalanan bila kedatangan maut. Tentu juga dpt tanda2 maut.

Allah SWT berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا شَهٰدَةُ بَيْنِكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ حِينَ الْوَصِيَّةِ اثْنَانِ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ أَوْ ءَاخَرَانِ مِنْ غَيْرِكُمْ إِنْ أَنْتُمْ ضَرَبْتُمْ فِى الْأَرْضِ فَأَصٰبَتْكُمْ مُّصِيبَةُ الْمَوْتِ ۚ تَحْبِسُونَهُمَا مِنۢ بَعْدِ الصَّلٰوةِ فَيُقْسِمَانِ بِاللَّهِ إِنِ ارْتَبْتُمْ لَا نَشْتَرِى بِهِۦ ثَمَنًا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰى ۙ وَلَا نَكْتُمُ شَهٰدَةَ اللَّهِ إِنَّآ إِذًا لَّمِنَ الْأَاثِمِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila salah seorang (di antara) kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan (agama) dengan kamu. Jika kamu dalam perjalanan di bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian, hendaklah kamu tahan kedua saksi itu setelah sholat, agar keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu, Demi Allah kami tidak akan mengambil keuntungan dengan sumpah ini, walaupun dia karib kerabat, dan kami tidak menyembunyikan kesaksian Allah; sesungguhnya jika demikian tentu kami termasuk orang-orang yang berdosa."
(QS. Al-Ma'idah: Ayat 106).

Dmkn sblm maut menjemput, ber WASIAT lah. Ayat  Ini mrpk kewajiban/perintah, tentunya Allah mewajibkan hal tsb baik untuk kemaslahatan bagi keluarga yg msh hidup dan untuk yg bakal meninggal dunia.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Friday 20 December 2019

Menengok ARTIKEL ku di DUMAY

11 hari lagi berakhirlah tahun 2019, supuluh tahun sudah ku menulis artikel2 di DUMAY.  Sampai akhir tahun ini tlh ku publish pada akun blog ku sejumlah 558 artikel, tak kurang dari 120.772 kali ditayangkan. Dibaca pembaca lbh dari 10 negara. Artikel2ku, selain ku publish di blog juga kukirimkan di F.B. dan WA buat sahabat2 dan group2.

Kenangan khususku di tahun ini, dlm hal menulis artikel2 di DUMAY:

1. Awal tahun ini ada pembaca group tak berkenan thdp salah satu artikelku. Isi artikelku kadang bermuatan da'wah. Walau muatannya tak menyebut sama sekali keyakinan selain keyakinanku. Artikel ku yg mereka tak berkenan itu, ttg diriku  men syahadat kan seseorang pd tgl 19 February 2019. Sebetulnya tdk kusebut agama asal mualaf itu. Shrsnya tak patut anggota group yg tak seagama jadi tersinggung.

Sebab kadang kubaca rekan group yg tak seagama dgku juga menulis ttg kegiatan agama mereka. Saya pun tak pantas tersinggung. Kita faham betul bahwa di negeri ini mengakui agama2 yang ada. Kita berbeda termasuk dlm beragama tapi "Bhineka Tunggal Ika".

Kenyataannya rupanya admin group dimksd men delete artikelku tsb.
Selanjutnya sejak itu ku tak pernah lagi mempublish artikel2ku ke group yg kuikuti 9 tahunan itu.

2. Terdpt salah seorang sahabat WA ku, beliau seniorku, seakidah pula dg ku. Tapi entah kenapa beliau menyatakan tidak berkenan dikirimi artikel2 ku.
Ya sudah,........... ku hargai beliau. Kucatat namanya ke dlm buku, spy se waktu2 perlu silaturahim dpt dihubungi kembali (memutus silaturahim di larang agamaku). Di daftar WA Hp ku, nama beliau ku hapus, takut salah kirim lagi.

3. Dlm pada itu, bbrp ustadz yg ilmunya tinggi, mengikuti artikel2 ku, kadang memberi masukkan bernilai. 
Komentar untuk suatu artikel dg niat da'wah ndak penting. Justru yg penting artikel dibaca banyak orang serta diharapkan pembaca dpt memetik manfaat dan mengamalkannya.

Karena sebagian besar artikel2ku bermuatan da'wah dmksd,  sepanjang tak ada penolakan seperti di butir 1 dan 2 di atas, terus ku publish di blog, kukirimkan buat sahabat W.A. dan di F.B. Walaupun tdk ada komentar, karena sejatinya niat da'wah tdk mengharapkan apresiasi dari manusia.

Kuteringat; bahwa pintu riya itu cukup banyak. Dr. Salman bin Fadh dlm buku "Isyruna Thariqatan Lir-Riya diterjamahkan Mutsanna Abdul Qahhar merinci Riya itu ada 20 pintu. Ngeri juga mem publish artikel, kalau tak sengaja termasuk ke salah satu pintu Riya.
Salah satu diantara pintu riya itu, mengharapkan apresiasi dari manusia atas sesuatu amal.

Makanya ku berterima kasih kpd salah seorang pembacaku, sekali waktu dianya kirim WA kpd ku. Bahwa dia kadang share ke group lain artikel2ku, ada artikel2ku  yg di gunakan jadi bahan ybs berkhutbah. Tetapi sengaja dia tidak memberi komentar, setiap kali membaca artikel yg kukirimi, sohibku itu takut kalau dia mengomentar, diriku terperangkap masuk ke pintu Riya.

Dengan adanya SOSMED ini jadinya terbuka kesempatan untuk ber da'wah melalui artikel2. Penulisan artikel dpt dilakukan kapan saja, dimana saja, sambil duduk diruang tunggu Bandara, duduk nunggu antrian di rumah sakit, dlm perjalanan dll.

Melalui da'wah media artikel di SOSMED dpt dilasanakan perintah Allah dan Rasulnya.
Surat Ali-Imran ayat 104
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌۭ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Begitu pula anjuran Rasulullah dpt di jalani;
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

“Sampaikanlah dariku, meskipun satu ayat.” (HR. Bukhari).

Karena bila isi dari artikel menyebabkan kebaikan, insya Allah seperti informasi hadist betikut:
 عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم : مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]

Diri ini menulis artikel da'wah, bukan karena bernas ilmu agama, tetapi benar2 termotivasi ayat 104 Ali Imran dan hadist di atas. Biar hanya tau sedikit ikut menyampaikan yg sedikit itu.

Oleh karena itu, ....
Wain yakun shawaban faminallah. wain yakun khatha an faminni wa minasyaithan. Wallahu warasuluhu barii ani minhu.  (Dan sekiranya benar, maka itu datangnya dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti itu datangnya dari diriku sendiri (yang lemah ini, ilmu cetek pengalaman dangkal) dan mungkin juga dari syaithan. Mohon maaf oleh karenanya.
Barakallahu fikum. wallahu ‘alam bishawab.

وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 17 December 2019

Model Modul UJIAN

Sebelum manusia menuntaskan hidupnya dengan kematian....
....
Selama hidup, manusia terus menerus menempuh ujian.

Contoh; beriman tak cukup hanya di lisan dan penampakan dipermukaan tetapi hrs dibuktikan oleh ujian2. Allah tegaskan:
اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut ayat 2).

Ujian kehidupan ini tersimpul dalam satu sikap "KESABARAN".

Ujian kesabaran itu pada pokoknya berupa empat modul:
1. Ujian ANUGERAH.
Berupa jabatan, harta kekayaan, ilmu yg tinggi, anak keturunan. Pokoknya sesuatu yg menyenang (ukuran dunia). Sedikit sekali orang sanggup sabar dpt ujian ini. Diantara indikasinya tak sabar menghadapi ujian anugerah, si penerima anugerah salah memanfaatkan anugerah itu. Menyalahgunakan jabatan. Harta tak digunakan untuk ibadah dan kebaikan. Ilmu tinggi menjadi sombong. Keturunan membuat berbangga-bangga.

2. Ujian MUSIBAH.
Berupa kesulitan mendptkan rezeki, kehilangan sesuatu yg dimiliki/dicintai, penderitaan penyakit. Pokoknya sesuatu yg tidak menyenangkan. Banyak juga yg tak sabar mendpt ujian model musibah, sampai akhirnya berbuat curang atau kreminal untuk mencari rezeki. Hilang keseimbangan mental ketika mendpt ujian kehilangan yg dimiliki/dicintai. Ada yg kehilangan iman lantaran sakit, sampai rela berubah akidah agar sembuh.

3. Ujian PERINTAH.
Berupa ibadah kpd Allah, berbuat baik sesama manusia, tidak membuat kerusakan dimuka bumi. Inti ujian: melaksanakan perintah Allah, biasanya cukup berat. Hanya dpt dilakukan orang2 yg sabar.

4. Ujian LARANGAN.
Tidak boleh melakukan hal2 yg tidak baik (menurut agama). Terasa sbg ujian karena: melanggar larangan biasanya dirasakan menyenangkan, menjauhi larangan, biasanya dirasakan berat sekali.

Ujian2 itu dengan model dan modul tergantung kondisi masing2 strata individu atau kaum, mendapat ujian yg sepadan. Makin tinggi strata ilmu, makin tinggi strata iman makin tinggi pula ujiannya. Orang2 sblm kita  mendptkan ujian dmkn berat, misalnya yg hidup di zaman Rasulullah yg tentu imannya lbh tinggi dari kita2 di zaman now, sampai mereka bertanya "Kapankah datang pertolongan Allah?". Diabadikan Allah dlm Al-Qur'an sbb:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
(QS. Al-Baqarah ayat 214).

Mari senantiasa kita berdo'a. Agar  lulus dari ujian2 Allah.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Saturday 14 December 2019

Tinjau SAKIT disisi lain

Keadaan phisik, perasaan yg beda dari keadaan normal, itu katanya batasan "sakit". Keadaan bathin jadi resah, gelisah membuat makan tak enak tidur tak nyenyak; begitupun sakit juga. Lalu a
da sakit jasmani dan sakit rohani. Ada sakit raga dan sakit jiwa.

Semua orang merasakan sakit. Kadar sakitnya saja yg tak sama. Rata2 manula kebagian penyakit kronis, inipun beda setiap individu.

Asik ngobrol sesama manula berpenyakit kronis di ruang tunggu poli rumkit. Ternyata penyakit masing2 bervariasi. Ada yg kena diabet tanpa kolesterol. Ada yg kolesterol tdk diabet. Ada penderita jantung rangkap diabet.

Bab jantung ada yg penyempitan, ada yg klep, ada yg aritme. Aritme macam2 lagi. Ada yg denyut nadi ketinggian, kerendahan dlsb.

Sadarlah kita bahwa menyoal soal sakit kita masing2,  walau klompok sakitnya sama, namun variasi SAKIT tiap individu beragam, sekalipun kembar identik. Semua tlh di tentukan oleh YANG MAHA KUASA.

Seluruh TYPE SAKIT masing2 diri agaknya sudah ketentuan YANG MAHA KUASA, dlm terminology iman disebut TAQDIR. Kalaulah Sakit itu diliat sbg ujian, dipandang sbg musibah atau bencana maka ketahuilah apapun nanti SAKIT masing2 diri, diusia berapa mulai diderita dstnya telah ditentukan dlm TAQDIR, seperti firman Allah SWT berikut ini:
مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ۖ 
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah"
(QS. Al-Hadid ayat 22)

Dalam menjalani hidup ini, ketika datang SAKIT silih berganti, sembuh dan kumat dlm wujud apapun janganlah sampai kita termasuk kelompok manusia seperti di sebutkan Allah dlm Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 83:

وَاِذَاۤ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِنْسَانِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖ ۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَـئُوْسًا
"Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa".

Bahwa ketahuilah bahwa SAKIT itu juga merupakan anugerah. Contoh kecil, seorang pegawai ditugaskan untuk bepergian dinas keluar kota. Tiket penerbangan sdh disiapkan kantor. Pas jadwal berangkat terserang sakit yg tak mungkin untuk pergi. Dengan berat hati tak ikut berangkat. Ternyata sakit ybs sbg sebab umurnya masih panjang, ajalnya blm tiba, pesawat calon tumpangannya hilang tak sampai tujuan.

Selain itu, Rasulullah memaklumkan bahwa sakit mrpk sarana Allah mengampuni dosa penderita.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ

“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, maka Allah akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ،حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ

“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.” (HR. Muslim)

Dari hadits diatas ternyata sakit pun memiliki faedah dan fadhilah bagi yang sakit. Tentu, jikalau ia bersabar dan menjadikan sakitnya sebagai pelajaran bagi dirinya.

Walau sakit mrpkn TAQDIR namun bila jasmani sakit harus selalu ihtiar berobat, karena setiap penyakit disediakan obatnya oleh Allah. Bila rohani sakit, resah gelisah penyembuhnya  mendekat kepada Allah.

Smg pembaca yg sakit sgr ditemukan obatnya. Allah angkat penyakit2nya shg usia tersisa dpt dimaksimalkan untuk beramal kebaikan dan ibadah kpd Allah.

Aamin. Barakallahu fikum.
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Friday 13 December 2019

SEHAT tidur sampai TERBANGUN

Dambaan setiap orang untuk sll sehat, namun dlm rentang kehidupan yg membentang dari lahir ke maut tidak selalu ter-isi dengan sehat.

Tentang sehat, di mulai dari bangun tidur pagi, atau bangun tidur diujung malam. Bgt bangun kelopak mata bergerak normal, jari jemari bergerak wajar, turun naik nafas seperti biasa. Dpt duduk dan melangkah ke...................... itu a.l. mrpkn indikator sehat. Bagi ummat muslim sejak bangun tidur mulai melafazkan kalimat syukur:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
“Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur” [artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan]. (HR. Bukhari)

Syukur dlm do'a diatas penting sebab:

1. Betapa banyak kasus, orang tidur tak bangun lagi. Keluarga ter-kaget2 jasadnya di goyang2 tak bereaksi. Bgt di raba nadinya tidak berdeyut lagi. Ada yg belum yakin ybs tlh tiada, membawa jasad tak bernafas itu ke rumah sakit. Stlh pasti meninggal, sgr beritahu tetangga, lapor RT/RW, acara pemakamanpun disiapkan, boleh jadi malamnya nanti jasad tidak berbaring di kamar tidurnya lagi, sdh pindah ke dalam bumi.

2. Betapa banyak kasus orang yg berkamar tidur luas, tempat tidur aduhai, kasur empuk diruang yg sejuk dan nyaman. Tetapi ybs tak mudah tidur dan kadang sulit tidur. Keadaan dmkn, lama kelamaan mengundang penyakit. Oleh karena
Itu tepatlah redaksi bersyukur diatas:

"Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami".

Pada hakekatnya menidurkan diri ini bukan dalam kekuasaan kita, bgt juga  diri ini apakah masih bangun ssdh tidur, bukan kekuasaan kita. Sadarlah kita pada hakekatnya jasad ini bukan kepunyaan kita. Ruh yg membuat jasad berfungsi, juga kita tak ikut punya. Sewaktu-waktu yg empunya menariknya sama sekali kita tak berdaya.

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun ayat 11)

Oleh karena itu ketika menuju pembaringan hendak tidur, adlh bijak jika persiapkan diri, kalau-kalau tak terbangun lagi, meskipun awak segar bugar sehat afiat.

Rasulullah ada mengajarkan do'a sblm tidur sbb:
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لَا مَلْجَأَ وَلّا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Artinya:

“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena senang (mendapatkan rahmat-Mu) dan takut pada (siksaan-Mu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) nabi-Mu yang telah Engkau utus.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dengan berdo'a dmkn ini, secara utuh kita tlh serahkan semuanya kepada Allah, pasrah total.

“Apabila seseorang beristhirahat ke tempat tidurnya, maka buru-buru malaikat dan setan mendatanginya. Malaikat berkata, ‘Akhirilah dengan kebaikan!’ Dan, setan berkata, ‘Akhirilah dengan keburukan!’ Jika ia mengingat Allah lalu tidur, maka setan pergi dan malaikat semalaman menjaganya.” (HR.Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Hakim, dan lainnya).

Rasulullah  mengajarkan agar kita mengakhiri amalan kita sebelum tidur dengan sesuatu yang baik. Amal baik yg dpt dilakukan sblm tidur diantaranya; evaluasi diri kemudian berserah diri secara total kepada-Nya dg berdo'a. Agar seandainya kita meninggal dalam tidur, kita dikaruniai husnul khatimah.

Jika kita tidur dan bisa bangun kembali, maka tidur kita itu dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah.  Seandainya masih bangun esok hari, Insya Allah  akan memperbaiki diri dari hasil evaluasi sblm tidur tadi malam.

Guna kesehatan setiap orang perlu tidur tapi tak seorangpun dapat memastikan stlh tidur dapat terbangun lagi.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Wednesday 11 December 2019

SUKA dan DUKA

SUKA:
Senang, suka, bahagia, kesenangan, suka cita dan kebahagiaan sering dilambangkan dengan kesuksesan limpahan materi, berkedudukan terpandang. Walaupun ukuran bahagia tak mesti indikatornya sukses, berlimpah materi dan kedudukan tinggi. Tapi sdh bgtlah adanya ukuran nilai kebanyakan manusia. Sejalan pula dengan kegemaran mahluk yg namanya manusia, seperti diberitahukan Allah:
زُيِّنَ لِلنَّا سِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَا لْبَـنِيْنَ وَا لْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَا لْفِضَّةِ وَا لْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَا لْاَ نْعَا مِ وَا لْحَـرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا للّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰ بِ
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."
(QS. Ali 'Imran ayat 14)

Tak salah jadinya kalau orang melambangkan suka, menjadi bahagia dalam bingkai sukses, adalah banyak harta, berkedudukan tinggi dengannya apa yg disabda untuk kesenangan dimaksud langsung terwujud.

DUKA:
Sedih, susah, duka.
Kesedihan, kesusahan duka nestapa, disebabkan kegagalan, hilangnya harta benda, hilangnya jiwa sanak keluarga atau orang tercinta, turun jabatan. Walau kadang terselip hikmah besar di dlm duka dan kehilangan serta kegagalan.

Tidak sedikit orang yang sukses meraih kedudukan tinggi, berakhir dipakaikan jaket "Oranye".

Sebaliknya tak jarang seseorang gagal di suatu bidang usaha, atau terhalang mencapai sesuatu yg diinginkannya, akhir hidup demikian bahagia melalui jalan lain yg justru tak termasuk dlm cita2 semula.
Itulah sebabnya Allah memberitahukan: bahwa mungkin sesuatu terlihat menyenangkan padahal tak baik, sebaliknya mungkin sesuatu dirasakan tak mengenakkan, ternyata berujung pada kebaikan. (Meskipun ayat ini dlm konteks "perang", namun dpt dijadikan referensi ttg SUKA dan DUKA).
كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah ayat 216)

Dmkn semoga jadi pengobat duka bagi yg lagi gagal, agar tetap bersabar. Pengingat buat yg tengah dlm sukaria, agar tetap bersyukur.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 10 December 2019

TAKDIR

Tak terasa "Renungan ku" ini tlh kutulis dan ku publish 5 tahun lalu.
Baik ku publish ulang dengan sedikit kreasi; siapa tau ngena di hati.

RENUNGAN TAKDIR

Ditiup angin perahu layar berjalan
Demikian kencang tiangpun lentur
Suratan takdir bagi  ayam jantan
Sanggup berkokok tak dapat nelur

Banyak dahannya pohon kenanga
Batang bengkok, bunganya gugur
Bukan karena hebat ayam betina
Bertakdir tak berkokok tapi bertelur

Simpul renungan:
Jadi si Ayam ketika masih dalam telur dia ngikuti TAKDIR saja, apa pecah di kuali jadi "dadar" atau malah menjelma jadi  "Matanya si Sapi".  Atau menetas jadi ayam "jantan" atau "betina". Atau pecah di Pasu lantas dikocok jadi bahan pembuat roti. Itu semuanya TAKDIR, telur tak pernah minta jadi apa.
Bgt juga kita manusia, tak pernah minta lahir jadi anak siapa, bangsa apa, kelak nantinya jadi apa, kayakah miskinkah. Itupun TAKDIR.

Mantun lagi . .....

Mendorong becak ditanah becek
Belum cukup sejam rodanya lepas
Jangan sombong keturunan Bebek
Kalau tak ada ayam tidak menetas

Simpul renungan:
Kadang awak ini bukan siapa2, bukan keturunan orang berpunya. Tidak pula anak orang "ternama". Tapi lantaran TAKDIR, ada rupanya pihak lain yg membantu, makapun jadilah awak seperti sekarang ini misalnya: Berjabatan tinggi, berharta banyak. Dmkn TAKDIR. Sudah TAKDIR telur Bebek jadi Bebek seperti sekarang ini lantaran jasa Ayam. Walau sekarang sdh ada mesin tetas, tapi hrs dg bantuan pihak lain. Itulah TAKDIR. Beda dg Penyu mereka di TAKDIR kan menetas tanpa harus induknya nunggu.

Dmkn RENUNGAN ini, sesungguhnya apapun yg diperlihatkan Allah melalui ciptaanNya, bila direnung TAK ADA YANG SIA-SIA.
 ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا  ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Ali 'Imran ayat 191).
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
RPAD GS. 11-12-19, Kontrol kesehatan rutin.

Monday 2 December 2019

Nilai INFAK dan SeDeKah

Di Jakarta kue "Ca Kwe" kini sdh ada penjual membandrol 5ribu; satu, jadi kalau hari Jum'at ada kotak amal liwat di depan anda, bila anda masukkan 2rb, nilainya kurang  dari separo kue "Ca Kwe".

Untungnya uang 2rb bila dikonversi ke kurma, masih lbh dari sebiji kurma. Tapi membeli kurma kan ndak mungkin bisa hanya sebiji.

Dari hsl konversi (uang 2rb vs kurma), maka biarpun anda hanya punya uang 2ribu untuk infak/sedekah usah berkecil hati, sebab
Rasulullah ada berpesan,....

 مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَتِرَ مِنْ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ
"Siapa di antara kalian yang mampu melindungi dirinya dari api neraka meskipun dengan setengah biji kurma, maka hendaklah ia melakukannya." (H.R. Muslim no. 1687).

Jadi jangan remehkan penginfak/penyedekah hanya mampu nominal 2rb, mereka atas dasar ihlas dan sanggupnya segitu, rutin pula; insya Allah akan mampu melindungi dirinya dari api neraka.

Tentu ukuran nilai infak dan sedekah akan beda NILAI, tergantung penghasilan orang yg berinfak/bersedekah.

Seorang berpenghasilan 20jt/bulan dibanding dg tukang "apalah"..... yg hanya berpengasilan 20ribu/hari.

Hampir dpt diduga si tukang "apalah" ......, penghasilan 20rb/hari, nilai infak/sedekahnya tentu lbh tinggi dibanding orang yg berpenghasilan 20jt/bln jika infak/sedekahnya sama2 sebesar 2rb.

Parameter nilai infak/sedekah berikutnya adlh "keihlasan". D.h.i. boleh jadi si berpenghasilan 20jt/bln mengeluarkan 2rb mungkin keihlasan ybs lbh tinggi, sebab 2rb ndak berarti apa2 buatnya. Namun bagi yg ngais rezeki hanya dpt 20rb/ hari, 2rb udh 10%, mengeluarkan duit segitu penuh perjuangan dan pengorbanan.

Teringat kisah Semut dan Gagak sering di bawakan penceramah (walau konon tak merujuk dalil hadist apalagi Al-Qur'an), dimana semut membawa setetes air, untuk memadamkan api membakar Nabi Ibrahim. Hal itu dicemooh oleh Gagak, karena menurut Gagak bgt sia2 upaya Semut tak mungkin memadamkan api dg setetes air. Namun si Semut telah berbuat sesuatu sesuai kemampuannya.

Sedekah/infak 2rb ......... (analog kisah Semut), mrpk wujud perbuatan baik seseorang sesuai kemampuannya....

Wallahu'alam bishawab.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Sunday 1 December 2019

ILMU di RICE COOKER

Rice Cooker ditemukan pertama kali oleh Yoshida Minami. Awalnya, pada tahun 1937 alat ini pertama kali dikembangkan oleh tentara Jepang. Mengalami peningkatan teknologi oleh Mitsubishi 1945 dan 1956 oleh Toshiba. Perubahan2 mempercanggih kemampuan Rice Cooker sampai sekarang, melengkapi perabot dapur anda.

Tak kurang, mahasiswa yg kos juga familier dg alat nanak nasi ini, utama yg menghemat pengeluaran.

Mahasiswa S2 suatu perguruan tinggi konsentrasi elektronik, bulan Ramadhan dibelikan Ortunya Rice Cooker spy sahur nanti hanya beli lauk, hemat sedikit pengeluaran. Sahur pertama pakai Rice Cooker, jadi pengalaman tak terlupakan bagi si calon Magister bidang elektronik ini.

Rice cooker di diisi beras yg sdh dicuci, diberi air secukupnya sbgmn biasa nanak nasi di periuk. Kabel RC dicolokkan ke sumber listrik. Ybs berangkat ke penjual makanan tak jauh dari kos2an, membeli lauk. Sampai di kamar waktu masih 30 menitan lagi ke waktu subuh.

Teringat Ustadz beri arahan bahwa, salah satu amalan sunnah berpuasa adalah mengakhirkan makan sahur, mensegerakan berbuka. Diapun bersantai sampai sekira 10 menitan jelang adzan subuh. Kan makan banter kurang dari 10 menit. Sesuai rencana, RC pun dibuka ternyata isi dalam RC masih berupa beras. Ada apa ini..
...... pikirnya. Pertama periksa stop contact pakai test pen, ada strum. Maklum mhs electro, ambil test meter pengetes fungsi kabel, ternyata normal. Kembali baca buku manual, rupanya tuas di body RC bila memasak harus diturunkan. Tuas itu akan otomatis naik lagi jika nasi telah masak. Dia tidak menurunkan tuas tsb.

Lantaran sibuk test2an RC, waktu berlalu, hari itupun puasa tanpa sahur.

Ternyata sekedar masak dg RC saja harus BERILMU. Blm cukup ilmu bidang electro yg dimiliki saja, rupanya hrs ditambah lagi ilmu mengoperasikan RC.

Dari contoh ini diketahui bahwa setiap aktivitas kita untuk keperluan hidup dan keperluan mati, atau keperluan dunia dan akhirat haruslah dng ILMU. Oleh karena itu Rasulullah Muhammad memberi petunjuk:
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya: ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi).

Bgt banyak Ilmu untuk dunia dan akhirat. Sampai habis usia tak mungkin semua ilmu dikuasai oleh seseorang. Nabi Musa pernah bertanya kepada Allah, "siapakah manusia paling berilmu". Allah menjawab "orang paling berilmu adlh seseorang yg sanggup mensinergikan ilmunya dg ilmu orang lain". Ketika Nabi Musa belajar ilmu dari Nabi Khaidir. Burung Pipit dari pinggir perahu menenggak air dg paruhnya. Nabi Khaidir mengibaratkan ilmu dirinya ditambahkan dg ilmu Nabi Musa, lbh sedikit dibanding air yg masuk ke tembolok Burung Pipit, apalagi dibanding banyaknya air tempat perahu itu berlayar. Khaidir juga tegaskan ada ilmu Nabi Musa yg tak diketahuinya dan sebaliknya ada ilmu dirinya tak diketahui Nabi Musa.

Oleh karena itu betapa tak pantas jika ada diri merasa paling berilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Friday 29 November 2019

LANSIA menjemur NASI

Jalan2 pagi setlh matahari sepenggalah sungguh menyegarkan, utamanya untuk usia senja. Segar memang, selama sejaman dpt liat sekitar lokasi perumahan dari kediaman.

Di sekitar lokasi rumahku kadang ada terpasang di depan pagar tulisan "Rumah dijual, atau tanah SHM dijual, lengkap dg nomor yg dpt dihubungi"  Tempo2 cepat tulisan itu ilang, mungkin udh laku. Tempo2 luaama sekali tulisan itu terpasang, sampai kabur digujur hujan dan disinari panas matahari.

Juga yg menarik diberapa rumah kuliat ada "nasi dijemur". Itu pertanda penghuni rumah nanak nasi kebanyakan atau beli nasi kelebihan, shg ndak habis dimakan. Eeee,....... jangan bilang mubazir, ntar nasi kering itu nanti dpt diolah jadi makan lagi.

Hasil pantauanku, rumah yg sering ada jamuran nasi dihalamannya itu adlh:
1. Rumah tak tersedia halaman belakang untuk menjemur.
2. Penghuni rumah berusia lanjut.

Butir "2" menarik dikomentari. Orang usia lanjut, kadang dirumah sdh "kembali modal", tinggal Nenek dan Kakek. Anak2 sdh berumah sendiri. Dlm pada itu makan sdh semakin sedikit. Sedangkan nanak nasi, kalau pake rice cooker kan ada batas minimum. Sdh pakai batas minimum, Kedua lansia ini tak sanggup ngabiskannya.

Kadang si Nenek disuruh Kakek, mendingan beli aja di warung nasi. Walau seringnya menunya tak sesuai, sesekali lbh praktis bila beli nasi bungkus.......

Ku pernah dengar dialog di warung nasi pinggir jalan.

Nenek: Nasi rames lengkap, nasinya ndak usah banyak,... 2 bungkus.

Mbak warung: dicampur ya Nek?

Nenek: yaa, sambelnya pisah.

Nasipun klar dibungkus dan dimasukkan kantong plastik. Si Nenek merima bungkusan nasi.

Nenek: berapa duit mbak?

Mbak warung: dua bungkus 15 ribu.

Si Nenek lirik pembeli lain, dg menu sama, sebungkus 10 ribu.

Nenek: itu mas tadi nasi rames kok 10 ribu?...

Mbak warung: Nenek kan nasinya ndak banyak.

Rupanya si Nenek ndak mau dibedakan,  beliau tetap banyar 20 ribu. Dia tak mau di sedekahi, tak mau dikasihani. Soal keuangan dia berdua cukup. Anak2 kirim transfer saban bulan, malah kalau buat makan mah lbh dari cukup.

Si nenek ndak mau termakan sesuatu bukan haknya yg dihawatirkan menjurus ke haram.

Ingat betul beliau di pengajian ustadzah menyampai ayat; jangan memakan harta orang lain dg jalan bathil.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِا لْبَا طِلِ اِلَّاۤ اَنْ تَكُوْنَ تِجَا رَةً عَنْ تَرَا ضٍ مِّنْكُمْ ۗ 
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu".
(QS. An-Nisa' ayat 29).

Beda mungkin dg "sebagian kaula muda", senang sekali bila bayar kurang dari seharusnya. Banyak kasus ketika ku masih pelajar dulu. Ada yg makan gorengan di warung sekolah, makan 3 bilangnya 2. Itu duluuuu......, ayat di atas blm meresap di relung hati seperti si Nenek.

Makanya 12 tahunan lalu ketika ku memberikan sambutan untuk dan atas nama ORTU wisudawan, sengaja kuselip sepenggal kalimat di hampir penutup sambutan berdurasi 15 menit itu:
"Sampaikan salam kami orang tua mahasiswa/wi yg hari ini di wisuda, kepada pemilik kantin universitas. Mohon dihalalkan apabila anak2 kami ada yg kurang banyar atas makan minum mereka".

Langsung disambut tertawa riuh oleh wisudawan dan hadirin tak terkecuali para dosen. Ini indikasi statement tersebut mungkin ada benarnya.

Soal makanan halal adlh sangat penting dlm kehidupan dan kematian. Menyangkut kesehatan jamani dan rohani berdampak selagi hidup dan terbawa mati.

Wallahu a'lam bishawab. Barakallu fikum.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 26 November 2019

BELUM TENTU

Dunia ini penuh ke tidak pastian. Terminology singkatnya BELUM TENTU.

Sekarang fenomena belum tentu itu semakin banyak terlihat keseharian. Contoh sederhana puluhan tahun lalu, bila dari kejauhan terlihat seseorang tak ada orang lain disekitarnya, ngomong sendiri, sesekali ketawa cekikikan sendiri, senyum2 sendiri; dpt disimpulkan orang tsb sdg terganggu jiwanya. Kini tidak lagi, ybs sdg berbincang dg lawan bicara yg jauh dari dirinya (pakai HP) canggih.

Sesuatu KESALAHAN atau KEBENARAN, juga BELUM TENTU. Sesuatu yg terlihat salah belum tentu salah. Sesuatu yg tampak benar juga belum tentu benar.

Dua pemuda masih "fresh from the oven"  baru saja lulus perguruan tinggi, pas menghadap seorang "ahli", guna mhn arahan atas suatu proposal proyek.

Terpukau keduanya atas kearifan senior ilmuan itu, diiringi janji2 yg meyakinkan, akan ikut membantu manakala proyek dikerjakan, akan bantu tenaga ahli pada bidangnya, dlsbnya. Keduanya yakin betul bahwa semua arahan "ahli" tersebut benar, janjinya pasti akan ditepati, tak ragu lagi proyek akan ter realisasikan.

Namun kedua remaja yg baru saja lulus sarjana Strata dua itu ingat kaidah kebenaran menurut ukuran ilmu.

Ada bbrp kaidah kebenaran menurut ukuran ilmu:
1. Kaidah "Koheren"; sesuatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dg pernyataan sblmnya. Agaknya dari kaidah ini tepat jika pernyataan si "Ahli", mengandung kebenaran. Buktinya ybs kini berkedudukan tinggi sbg bukti dianya orang terpercaya. Hal yg masih hrs dibuktikan, benarkah kesuksesan proyek2 yg pernah ditanganinya sukses seperti diceritakannya ktk  kedua remaja tsb menghadap. Kalau tidak ada kenyataan atau tak ada datanya, yaah BELUM TENTU si "ahli" itu benar.

Kesimpulan secara Deduktif dpt diambil, kalau si ahli tak benar manalah mungkin dipercaya duduk dijabatan setinggi itu.

Dalam pada itu dpt pula dengan menggunakan penalaran induktif, ybs berjabatan tinggi boleh jadi bukan karena kebenaran apa yg diceritakannya, tetapi karena power orang yg berkuasa di perusahaan.

2. Kaidah kebenaran berikutnya adalah kaidah"koresponden" y.i. sesuatu pernyataan adlh benar, apabila materi kandungan pernyataan itu berhubungan dg objek yg dituju. D.h.i. bila proposal proyek yg dimhnkan arahan oleh kedua remaja itu, berkaitan atau hampir sama dg proyek2 yg pernah di tangani si "ahli". Sebaliknya bila stlh di kumpulkan data ternyata bahwa proyek yg pernah ditangani si "ahli" kurang berhasil, atau lebih ekstrim cerita masa lalu si "ahli" diceritakan ktk memberi pengarahan tidak pernah terjadi. Maka kebenaran pengarahannya tertolak. Oleh karena itu juga BELUM TENTU.

3. Kaidah kebenaran berikutnya adlh kaidah "pragmatis". Ukuran kebenaran atas dasar fungsi dan dipengaruhi waktu. Suatu dianggap benar bila mempunyai kegunaan praktis. Sesuatu yg 10 th lalu dianggap benar, mungkin skrg sdh dianggap tdk benar lagi. Atau skrg sesuatu dibenarkan semua pihak tetapi 10 th yad semua orng menyatakan salah. Proyek 10 tahun lalu BELUM TENTU sesuai dg masa kini apalagi masa datang. Banyak proyek tak jadi lanjut tergilas teknologi. Banyak bisnnis yg 10 tahun lalu orang berlomba-lomba, kini gulung tikar diterpa perubahan teknik bertransaksi.

4. Kaidah berikut adlh kaidah kebenaran  IIlahi. Dimana kaidah ini sejak mulai disampaikan kpd ummat manusia, sampai dunia kiamat tetap benar. Bahkan sesuatu kebenaran  yg dinyatakanNya yg beberapa dasa warsa; berabad yl. Blm dirasakan benar, skrg terbukti benar. Bgt selanjutnya yg skrg blm dirasakan kebenarannya yakinlah kelak terbukti kebenarannya. Mari qt simak sukurangnya 3 ayat berikut ini:
Allah SWT berfirman:
اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 147)
Allah SWT berfirman:
اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا  تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 60)
Allah SWT berfirman:

وَقُلِ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ ۗ  فَمَنْ شَآءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَآءَ فَلْيَكْفُرْ  ۙ اِنَّاۤ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًا  ۙ  اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا  ۗ  وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَآءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى الْوُجُوْهَ ۗ  بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا
"Dan katakanlah (Muhammad), Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 29)

Pilihan qt untuk menentukan tentang kebenaran, bila tetap ingin acuan kebenaran itu tdk berubah maka acuan kebebaran sesuai kaidah Illahilah yg tepat untuk dijadikan referensi.

Nah........, kembali ke arahan, janji2 dari "ahli" tsb dlm artikel ini tetap hrs disikapi dg BELUM TENTU, jangan gantungkan keyakinan penuh. Optimisme yg berlebihan bila gagal, menimbulkan kekecewaan yg dalaaam.

Wain yakun shawaban faminallah.  Wa in yakun khathaan faminni waminassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri yg kurang ilmu dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya),
Wallahu a'lam bishawab. Barakallu fikum.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Wednesday 20 November 2019

MANUSIA tak ada yg SEMPURNA

Pemuda lumayan berumur, hampir 40 tahun, berulang kali nyaris menikah. Ada saja pasalnya pernikahan urung berlangsung.

Menarik diangkat, batal lamaran akhir2 ini. Jalinan bersahabatan sudah berbilang tahun. Justru dari bersahabatan itu diketahui sikap calon, thp sesama manusia.

Calon sbg keluarga yg berkecukupan, pekerjaan rumah- tangga hampir seluruhnya diserahkan kpd "Asisten rumah tangga" (ART). Taman diurus tukang kebon. Dapur, masak-memasak, karapian ruangan sampai kamar tidur, kamar mandi semuanya dikerjakan ART.

Tak ada yg istimewa sebetulnya, soal setiap rumah tangga punya ART, lbh dari seorang. Yg beda hsl pantauan pemuda lajang ini adlh perilaku calonnya thdp ART. DI rumah keluarga calon, para ART blm boleh makan masakan produk rumah bila si majikan belum makan semua. Kalau ART ketahuan makan duluan, sdh mrpkn pelanggaran, diomeli, tak jarang dikenai saksi. Padahal si calon adlh wanita karier, kadang pulang ndak mesti waktunya tempo2 di pkl 10 malam......

Jika para ART akan makan, sempat2nya majikan men "Catu", nasi serta lauk pauk ke piring masing2 ART. Tak ada kesempatan nambah. Setelah piring mereka terisi, mereka nongkrong makan diruang dapur atau garasi. Duduk dikursi meja makan adlh TABU besar bagi ART.

Perilaku keluarga calon termasuk calon, thdp ART inilah yg membuat "mentah" si jomblo ini melanjutkan hubungan dg si calon menuju lamaran, walau PDKT sdh tahunan. "Tak manusiawi memperlakukan orang. Bgmn nanti sikapnya thdp mertua, ipar dan periparan", pikir dlm benak se pemuda yg blm ketemu pasangan ideal tsb. Beberapa sdh ditemukan wanita idaman tapi tak kunjung ketemu yg ideal. Ada saja celanya, lebih disini, kurang disana.

Jikalah yg bersangkutan bertukar pendapat dg ku, barang kali ku dapat sharing kpd ybs antara lain seperti ini:

1. Manusia tdk ada yg sempurna. Kalau ingin cari pasangan yg sempurna tak kan didapat walau sampai ke ujung dunia. Manusia ditaqdirkan lemah (QS: An-Nisa 28)
وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفً
Karena diciptakan manusia (bersifat) lemah.

Maka setiap manusia ada saja kekurangannya, mungkin siih tiap individu ada kelebihannya. Boleh dikata kita manusia ini, mungkin dari ayah bunda kitapun punya kelebihan, tapi begitu buanyaak kekurangannya. Guna menutupi kekurangan itulah perlu interaksi dg orang lain, antara lain melalui pernikahan.

2. Justru itulah Allah ingin mengkombinasikan kelebihan dan kekurangan itu.......
Perhatikan awal ayat 28 QS An-Nisa yg jadi referensi kita
يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ
(Allah hendak memberikan keringanan kepadamu).

Menjalani hidup didunia ini berat jika dihadapi sendiri, makanya perlu kerjasama.

Dunia ini tak akan beres, aman, makmur kalau hanya diurus Pria saja, atau Wanita saja. Pria dan Wanita hrs bersinergi mengurus dunia ini.

Perhatikanlah seseorang Pria sukses, biasanya didampingi oleh seorang istri yg menopang, mendorong kesuksesan itu.

Bgt juga wanita karier yg gemilang prestasinya, mesti ada peran suami yg bijak penuh pengertian.

Coba umpamanya suaminya penyemburu, istrinya kemana-mana dikuntit. Si istri ndak bisa berkarier cemerlang. Ribet,....... atasan si istri sulit memberikan jabatan bagi si istri. Karena makin tinggi jabatan volume kegiatan makin lbh kompleks dan bakal lbh banyak berinteraksi dg clien, apa yg terjadi bila si suami penyemburu.

3. Konsekwensi manusia tak sempurna, hrs bersedia di koreksi. Suami  hrs jangan bosan membimbing/membina istri, mengarahkan ke keadaan lbh baik. Dmkn juga istri jangan bosan dan ragu mengoreksi suami guna kebaikan bersama.

Tentu bimbingan, koreksi dilakukan dg arif bijaksana. Jangan sampai membina jadi membinasakan. Mengoreksi jadi mengorek-ngorek.

4. Pasangan suami istri berasal dari gabungan keluarga yg beda. Kadang beda suku, beda adat kebiasaan, beda selera, beda hobby, dll. Oleh karena itu pasangan suami-istri hrs menyadari menerima kenyataan tsb dan sanggup mengendalikan.

Dmkn, smg bermanfaat.
Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 12 November 2019

SIKAP terhadap Al-Qur'an

Di kampung kelahiranku (setidaknya 60 tahunan yang lalu), anak lelaki belum di khitan jika belum hatam membaca Al-Qur’an.

Belajar membaca Al-Qur’an kala itu tidak semudah sekarang, masih harus dibaca ayat demi ayat. Mula mula zus 30, surat-surat pendek dan kemudian baru mulai membaca zus satu dan seterusnya, dikaji ayat demi ayat sampai lancar membacanya, dituntun guru ngaji. Pengkajian ayat demi ayat ini istilah kampungku “menderas”.

Di sebelah kanan atau kiri anak yang menderas, duduk  sang guru ngaji, tersedia sebilah rotan yang ujungnya dibelah empat, siap diraih sang guru untuk dipukulkan ke lantai bahkan ke tubuh muridnya bila berkali-kali “bebal” (tak dapat membaca dengan baik) bila si guru sudah berulang mengajarkan.

Sbgmn anak lelaki ber-hatam Al-Qur'an ktk akan dikhitan,  anak perempuan sblm dilangsungkan akad nikah, terlebih dahulu diupacarai ber hatam Al-Qur'an. Upacara TAHTIM istilahnya itu berlangsung, si gadis melantunkan ayat2  dibaca dari kitab Al-Qur'an, disaksikan hadirin dihadapan penghulu dan wali nikah.

Proses belajar mengaji betul2 disakralkan, wujud penghormatan kitabullah ini. Tak heran memakan waktu berbilang bulan baru hatam.
Setiap hatam satu zus, orang tua mengapresiasi anaknya dg upacara membuat nasi ketan kuning dg lauk khusus panggang ayam (ayam kampung tentunya, karena ktk itu blm tersedia ayam potong seperti sekarang). Nasi kuning panggang ayam itu dimakan sekeluarga bersama guru ngaji. Lumayan ada juga biaya ngaji. Guru sii ndak di honor, murid biasanya bergiliran nyiapkan minyak tanah untuk penerangan rumah guru tempat mengaji. Harap maklum ktk itu listrik msh barang lux. Usai ngaji, murid2 ngambil air dari sumur, mengisikan tong, tempayan air guru ngaji, zaman itu blm ada PDAM.

Setelah selesai belajar mengaji, , anak-anak pengajian menutup kitab Al-Qur’an dan membawanya ke rak yang disediakan ditempat ngaji atau di Langgar/Surau (masjid kecil) atau mungkin juga dirumah tuan guru ngaji. Kitab dibawa dengan penuh hormat, sebelum diletakkan, Al-Qur’an lebih dahulu dijunjung di atas kepala kemudian sblm ditempatkan ke rak di cium barulah dususun di tempatnya.

Begitulah proses belajar mengajar dan etika penghormatan yang diajarkan sejak dini thdp Al-Qur'an.

Tak heran penduduk seantero negeri, juga menyimpan Al-Qur’an dirumahnya ditempat yang terhormat, biasanya diletakkan di tempat yang tinggi di atas penempatan buku-buku lainnya.

Karena pembelajaran dan sikap penghormatan seperti di atas sudah membudaya dikalangan masyarakat khususnya yang beragama Islam, barang kali itulah sebabnya kelak setelah anak-anak itu menjadi dewasa, penghormatan kepada Al-Qur’an itu tetap merasuk sampai ke tulang sumsumnya barang kali.

Guratan tangan masing-masing anak manusia tidaklah sama. kelak anak-anak sdh hatam Al-Qur'an itu tumbuh berkembang dengan nasibnya masing-masing.

Diantaranya ada yang meraih sukses menjadi orang kaya, orang ternama, atau pejabat atau pengusaha sukses. Namun tidak pula dapat diherankan ada pula yang hidupnya susah, makan pagi mengenangkan petang, ada juga yang terpaksa menjadi maling misalnya.

Tetapi jadi apapun kelak anak-anak itu, mereka sudah dibekali pandai membaca Al-Qur’an, sudah diajari etika penghormatan kepada Al-Qur’an.

Dua orang yang rupanya sudah lama merajut hidup menjadi maling (bahasa setempat pencuri), suatu malam menyatroni sebuah rumah di kampung jiran. Rumah di kampung kami waktu itu, boleh dikata belum ada yang terbuat dari semen (rumah batu bahasa setempat), semua rumah dari bahan kayu. Rumah orang berduit terbuat dari kayu Belian (kayu besi), beratap Sirap. Sedang rumah orang yang kurang mampu biasanya kerangkanya dari kayu Belian tapi dindingnya “Kajang” atapnya “daun nipah”.

Sasaran maling tentu rumah orang berduit, setidaknya barang yang dimaling jika dijual dapat untuk membeli beras. Sebuah rumah yang sudah disurvey di kampung jiran (bukan kampung si maling sendiri), akan disatroni malam nanti.

Rumah satu dengan rumah lainnya tidak dempet seperti di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, tetapi berjauhan. Setiap kamar dan ruangan melekat jendela-jendela.

Maling sudah hapal dan punya keakhlian membuka kunci jendela, pakai slot atau pakai apapun, apalagi rumah yang akan disatroni sudah disurvey memakai kunci model !apa jendelanya.

Kegelapan malampun tiba, maklum dikampungku 60 an tahun yang lalu belum masuk PLN, seperti disinggung di atas. Mengendap ngendaplah dua orang ini disamping sebuah rumah panggung. Rumah panggung cukup tinggi, sebagai ilustrasi bahwa kolong rumahnya dengan leluasa masuk hewan Sapi, bahkan ada yang membuat kandang sapi di bawah rumah.

!Untuk dapat meraih jendela, salah satu maling lebih dulu duduk berjongkok, kemudian maling yang satunya menginjakkan kakinya ke kedua belah bahu maling yang jongkok, barulah perlahan-lahan maling yang jongkok berdiri, sambil tangan maling yang satunya memegang bangunan rumah.

Setelah sampai dijendela, mulailah dilaksanakan membuka jendela. sementara maling yang ditanah menunggu kode dari bunyi kain sarung yang ditarik, untuk memberi isyarat berhasil, untuk memberi isyarat akan turun, untuk memberi isyarat dalam bahaya dan lain sebagainya, merekalah yang mengatur sandi tersebut.

Belum berapa lama maling yang bertugas masuk rumah melewati jendela, terdengar kode agar menyiapkan pundak untuk mendarat kembali. Dengan penuh heran maling yang nunggu di tanah bertanya dalam hati, ndak ada kode bahaya, tapi tiba2 minta turun. Sudahlah diikuti saja, langsung berdiri di tempat naik tadi, dan kaki partnerpun mendarat dibahu dan perlahan-lahan diturunkan.

Heran tak ada satu bendapun yang dibawa teman dari rumah satronan. Dengan berbisik pelan "maling operasional" mengajak “cepat-cepat kita hengkang, nanti saya ceritakan”.

Sampai ditempat aman, berceritalah maling ini kepada temannya. Bahwa “jendela yang dimasuki itu rupanya ada meja, di atas meja tersebut terdapat  sebuah Al-Qur’an yang terletak di atas meja, agaknya baru selesai dibaca. "Hampir saja aku menginjak Al-Qur’an itu ketika mau melangkahi meja. Pikiranku jadi ragu untuk meneruskan masuk ke ruangan dalam rumah. Dadaku bergemuruh, jantungku terasa berdegub kuat dan tubuhku gemetar, jangan-jangan aku telah terlajur melakangkahi Al-Qur-an.  Karena itulah nampaknya usaha kita malam ini kalau diteruskan akan membawa melapateka buat kita”, kata maling itu kepada temannya. Meskipun dia kini berprofessi sebagai maling, namun penghormatan terhadap Al-Qur’an yang sudah tertanam sejak kecil  dan kekhawatiran kewalat akan
Al-Qur’an membuat si maling mengurungkan niatnya untuk mencuri setidaknya pada malam itu, tergugah penghormatan thdp kitab Suci Al-Qur’an.

Baik kita renungkan, penghormatan terhadap Al-Qur’an begitu besar oleh penduduk negeri ini, terutama bagi yang memeluk agama Islam, apa lagi yang menjalankan seluruh ibadah dalam agama Islam. Bagi yang Islamnya belum dapat beribadah dengan intensifpun, akan menaruh hormat kepada Al-Qur’an, akan merasa terpanggil untuk setidaknya ber do’a agar kemuliaan Al-Qur’an tetap terjaga.  Allah memang ada menjamin akan memelihara Al-Qur’an itu sampai hari kiamat.
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."
(QS. Al-Hijr ayat 9)

Tapi tidak ada jaminan bahwa Al-Qur’an akan terjaga terus di bhumi Nusantara ini, kalau ummatnya tidak berperan aktif menjaganya, dengan mengamalkan kandungan Al-Qur’an itu.

Di dunia ini sudah dapat kita saksikan suatu negeri yang tadinya sangat Qur’ani, menjadi negeri yang tidak Qur’ani lagi bahkan penduduk yang meng-imani Al-Qur’an menjadi termarginalkan. 

Untuk mengawal Al-Qur’an mungkin salah satunya adalah membuktikan, bahwa pengamal-pengamal Al-Qur’an mempunyai akhlak mulia yang patut diteladani, sehingga Insya Allah orang yang belum kenal Al-Qur’an akan tertarik mengenalnya dengan cara yang benar, bukan sebaliknya mengambil Al-Qur'an sepenggal-sepenggal tanpa menyakininya, malah mungkin menistakannya.

Wajar jika ada pihak yang diduga menistakan Al-Qur’an, penduduk negeri yang sejak kecil menghomati Al-Qur’an akan terpanggil untuk membela Al-Qur’an, setidaknya mengkonfirmasi, apakah benar Al-Qur’an sudah dinistakan?.

Tak heran bila ada yg mencoba menista Al-Qur’an anak bangsa ini yg ibadahnya minimalpun akan terusik apalagi yg ibadahnya kuat.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Saturday 9 November 2019

PEMIMPIN dan KRITIK/SARAN

Menyoal KRITIK, Nabi Muhammad Yg Nota Bene kebijakannya hampir seluruhnya dlm tuntunan wahyu Allah, lagian siap menerima KRITIK/SARAN.

Ketika Rasulullah mepersiapkan Perang Badar, beliau sepertinya akan memutuskan sbg base camp pasukan, di dekat  sumber air permulaan mata air yang dijumpainya mengarah dekat ke Madinah.

Seorang sahabat Nabi yang bernama al-Hubbab bin Munzir menghadap kepada beliau dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah tempat ini merupakan tempat yang diperintahkan oleh Allah agar engkau berhenti padanya dan kita tidak boleh melampauinya? Ataukah tempat ini engkau jadikan sebagai tempat untuk menyusun strategi perang?" Rasulullah menjawab, "Tidak, ini merupakan tempat yang sengaja SAYA PILIH untuk strategi perang dan menyusun siasat perang." 

Melalui pertanyaan itu al-Hubbab bin Munzir ingin mengkonfirmasi, kebijakan itu apakah atas wahyu Allah (tentu tak perlu dikritik) atau atas inisiatif Rasulullah (msh berpeluang dikritik).

Karena Nabi tegaskan atas inisiatif dirinya maka.....,
Al-Hubbab bin Munzir berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tempat ini bukan tempat yang strategis untuk berperang dan melancarkan siasatnya. Tetapi bawalah kami hingga sampai di mata air yang paling dekat dengan pasukan calon musuh (jauh dari kota Madinah), kemudian kita keringkan semua sumur lainnya, sehingga kita beroleh mata air untuk minum, sedangkan mereka tidak mempunyai air." Maka Rasulullah berangkat ke lokasi dimaksud untuk melaksanakan strategi hasil kritikan al-Hubbab bin Munzir.

Contoh lain Pemimpin yg terbuka terhadap kritik.

Abdul-Malik (15 tahun) masuk ke rumah, melihat ayahnya dan dia berkata:  "Apakah yang sedang ayahanda lakukan?

Umar menjawab, "Wahai anakku, ayahmu letih mengurusi jenazah bapak saudaramu dan ayahmu tidak pernah merasakan keletihan seperti ini".     

"Jadi apa ayah akan buat wahai ayahanda?", Tanya anaknya ingin tahu. Umar menjawab, "Ayah akan tidur sebentar hingga masuk waktu zuhur, kemudian ayah akan keluar untuk salat bersama rakyat".

Apa pula kata anaknya mendengar jawaban ayahnya Amirul Mukminin yang baru saja dilantik menjadi halifah itu:

“Ayah, siapa pula yang menjamin ayah masih hidup sehingga waktu zuhur nanti sedangkan sekarang adalah tanggung-jawab Amirul Mukminin mengembalikan hak-hak orang yang dizalimi” Umar Ibn Abdul Aziz terus terbangun dan membatalkan niat untuk tidur, beliau memanggil anaknya mendekatinya, beliau mengecup kedua belah mata anaknya sambil berkata “Segala puji bagi Allah yang mengeluarkan dari keturunanku, orang yang menolong aku di atas agamaku”.

Ini adalah profil seorang pemimpin negara, menerima kritik walau hanya dari seorang bocah.

Tidak mengherankan, kalau di era pemerintahan Umar bin Abdul Azis selama 2 tahun 5 bulan dan 5 hari, pemerintahan Islam waktu itu demikian mendapatkan barokah Allah. Dikabarkan tidak ada rakyat yang miskin, sehingga tak seorangpun yang berhak menerima zakat. Harta zakat terkumpul di baital mal di umumkan barang siapa saja yang memerlukan pembiayaan untuk kehidupan dan memulai kehidupan misalnya menikah, dapat meminta bantuan dari baital mal.

Satu dan lain lantaran dipimpin oleh pemimpin yg adil dan bersedia menerima KRITIK dan saran jangankan dari rakyat yg cerdik pandai, sdgkan dari bocah U15 saja diterima.

Selain menerima KRITIK Umar bin Abdul Azid  juga pemimpin yg sederhana. Dikisahkan sang halifah ketika menjelang azalnya hanya mengenakan baju yang sederhana dan menurut isterinya tak ada baju yang lebih baik untuk dapat mengganti baju beliau.

Makanya pernah pula kudengar ustadz berceramah mengisahkan ketika wafatnya Umar bin Abdul Aziz, langsung kambing dan sapi yang diambil susunya, susu ternak2 itu serta merta volumenya menurun.

Jadi bahwa kemakmuran dan keberkahan diberikan Allah berkolerasi lurus, terkait langsung dengan PEMIMPIN yg adil, sederhana dan membuka diri thdp KRITIK.

Pemimpin dlm strata apa saja, hrs siap menerima KRITIK, termasuk pemimpin kampung, pengurus RT, RW juga pengurus Masjid. Masih ada masjid yg untuk mengadakan "KOTAK SARAN" saja, oleh pengurusnya tidak boleh. Apalagi menerima kritik.

Alhamdulillah hampir seluruh masjid tersedia "kotak saran", guna jamaah menyampaikan KRITIK dan SARAN. Karena bgmnpun pakarnya seseorang tak luput dari kekurangan, karenanya Allah akan meringankan beban pemimpin bila bersedia menerima KRITIK dan SARAN. Allah ingatkan bahwa manusia diciptakan lemah, hrs besinergi dg manusia lainnya, agar setiap persoalan dpt ditemukan penyelesaian terbaik, seperti diingatkan Allah di An-Nisa 28.

يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفًا
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah."
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Tuesday 5 November 2019

JENAZAH UTUH

Driver ojek on line sedang duduk menunggu order mangkal dibawah pohon rindang, rupanya dia membaca Al Qur'an dari aplikasi HP. Sekira 15 mnt, HP miliknya berbunyi, ada order calon penumpang. Order di sambut, seiring aplikasi Al Qur 'an di hentikan, diapun starter speda motor menjemput pelanggan.

Membuat ku teringat kisah penjual cendol (materi khutbah Jum'at seorang khotib). Menurut khotib almarhum penjual cendol, puluhan tahun dikebumikan jenazah dan kain kafannya msh utuh. Apakah tukang ojek on line ini jenazahnya nanti bakal seperti tukang cendol kisah di atas. Wallahu alam bishawab.

Khotib menjelaskan ttg penjual cendol. Suatu ketika pembangunan kota mengharuskan penggusuran kuburan, apa boleh buat kuburan almarhum penjual cendol harus di relokasi.

Anak, mantu dan cucu berkumpul dipekuburan menyaksikan penggalian lahat, mrkpun sudah mempersiapkan tempat tulang belulang yg akan dipindahkan.

Diluar dugaan, jenazah almarhum masih utuh-tuh berikut kain kafannya. Padahal jenazah telah terkubur lbh dua puluhan tahun. Tentu teknik pemindahannyapun beda dari rencana semula.

Apa amalan jenazah ini sehingga tanahpun tak sanggup membelulangkannya bahkan memeliharanya.

Rupanya selama hidupnya tiap tdk beraktivitas tak lepas dari membaca Al-Qur' an. Stlh layani cendol pemesan, langsung dia duduk berlindung di toples cendol lalu membuka Al Qur'an (zaman itu blm ada HP, apalagi HP bermuatan Al Qur'an). Jadi dianya membaca kitab Al-Qur'an yg tersimpan rapi di rak warung cendol. Beda dg driver ojek on line (Al-Qur'an tersimpan di aplikasi H.P.).

Tak ada dalil yg tegaskan orang yg rajin membaca Al Qur 'an jenazahnya tak termakan bumi.

Adanya informasi Allah bagi orang yg rajin membaca Al-Qur'an;
Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَا رَةً لَّنْ تَبُوْرَ ۙ 
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,"
(QS. Fatir ayat 29)

Buat yg rajin baca Al-Qur'an baik juga disimak; dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
 اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]

Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.

Ayahanda penjual cendol punya anak lebih selusin, semua anaknya tak lagi meneruskan bisnis ayah lantaran sukses dibidang profesi lain. Satu dan lain karena semua berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi.

Kisah ini menambahkan kesan bahwa orang yg rajin membaca Al-Qur'an anak keturunannyapun dianugerahi kesuksesan, selain jenazahnyapun tak rusak dikandung bumi.

Tentulah membaca, bukan hanya membaca, tetapi memahami serta mengamalkannya, karena bukan sedikit orang yg membaca Al-Qur'an hanya sampai di kerongkongan saja seperti di beritahukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
 يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، ثُمَّ لاَ يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ “
Akan keluar manusia dari arah timur dan membaca Al-Qur’an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari agama sebagaimana halnya anak panah yang melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali kepadanya hingga anak panah kembali ke busurnya.” (HR. Bukhari).

Dmkn, smg pembaca dpt menjaring manfaatnya.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.5

Friday 1 November 2019

Pe-NANTI-an

Sebagai manusia tak dpt ngelak dg peristiwa "menunggu" atau "menanti" sejak lahir sampai mati nanti. Sebelum kita lahir ayah menantikan proses kelahiran kita dg harap2 cemas di depan kamar bersalin. Sementara bunda kita berjuang menahan sakit menanti kelahiran kita. 

Ketika kita mati nanti, juga detik2 kematian 'bagi orang yg  dlm sakratul maut' menunggu entah bgmn rasanya, caranya, sakitnya, kitapun tak tau. Yg jelas keluarga menunggu dg harap2 cemas antara dpt kah si yg dinanti melalui masa kritis, lalu sembuh atau tutup usia.

Dmkn soal "menanti" mulai lahir sampai mati.......
Di tengah2 lahir dan mati, kita jalani kehidupan; masa anak2, remaja, dewasa, tua. Dlm menjalani kehidupan itu tak henti2nya dialami "pe-nanti-an". Menanti hasil ujian sekolah, diterima kerja, menanti jodoh, menanti hasil usaha dstnya.

Soal menanti tak terlepas dari waktu. Perasaan seseorang akan lamanya waktu penantian, tak sama. Katakanlah penantian selama 2 jam, seseorang merasakan cukup singkat, sedang orang lain mungkin merasakan luuamaaa sekali.

Perasaan lama atau sebentar suatu "penantian" dipengaruhi sekurangnya oleh:
1. Aktivitas  si penanti.
2. Kondisi si penanti
3. Kepentingan si penanti
4. Kepasrahan si penanti.

AKTIVITAS si penanti.
Orang yg sibuk atau dpt membuat suasana menanti menjadi terisi dg kesibukan, maka menanti tak kan terasa lama. Misalnya menanti antrian di rumah-sakit, di bandara, di kantor instansi2 pelayanan publik, mesti larut dlm penantian, antrian. Akan tdk terasa kalau kita sibukkan diri a.l. dg menulis artikel seperti ku lakukan ini.

KONDISI si penanti
Orang sehat tentu lbh merasa tak terlalu lama menanti sesuatu urusan, dibanding orang yg sdg sakit. Orang yg kondisi serba berkecukupan tentu lbh betah menanti ketimbang orang yg serba kekurangan.

KEPENTINGAN si penanti.
Jika sesuatu yg dinantikan itu sangat diperlukan rasanya bgt lama waktu penantian. Tapi kalau sesuatu yg dinantikan itu biasa2 saja, si penanti santai bahkan kadang ditinggal dulu untuk urusan lain.
Dua kesebelasan diperpanjangan waktu 5 menit dg score 2-3.  Bagi kesebelasan yg unggul, 5 menit itu terasa lama. Sedangkan untuk kesebelasan yg kalah, detik2 terasa dmkn cepat.

4. KEPASRAHAN si penanti.
Menanti, bila berbekal sabar yg banyak dan pasrah tebal. Menanti tak bgt terasa. Ini umumnya modal dari orang2 yg pergi menunaikan ibadah haji. Segala keperluan antri ditengah manusia yg dmkn banyak sama2 menanti dlm setiap kesempatan. Jika tak pasrah, jika tak sabar bawaannya akan kesal dan berujung marah, komplain, ngedumel, padahal perbuatan itu termasuk pantangan ketika berhaji.
Kepasrahan dan kesabaran inipun di case penantian lainnya sangat menentukan kenyamanan dalam penantian.

Menanti apapun ada batasan waktu. Menanti lahir, umumnya setelah dikandung bunda selama 280 hari. Ada yg lahir lbh awal (prematur) dan ada yg lbh lambat.
Menanti mati ndak ada yg tau, bisa bayi, bisa anak2, bisa dewasa, bisa sembarang usia. Yang pasti penantian mati itu pasti.

Berbicara soal menanti hubungan eratnya dg waktu. Sehari semalam setiap diri kita mendptkan alokasi waktu hidup sama 24 jam. Di durasi 24 jam itulah kita menanti
sukses, menanti karier, menanti cita-cita, lahir dan mati, menanti sembuh dari sakit.

Dikala sehat, dikala sukses, dikala bahagia banyak diantara kita melupakan bahwa dlm penantian waktu 24 jam sehari semalam dpt saja terjadi apa yg diingatkan Allah 3 ayat berikut:
اَفَاَمِنَ اَهْلُ الْـقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ  بَأْسُنَا بَيَاتًا وَّهُمْ نَآئِمُوْنَ
"Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?"
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 97)
اَوَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَّهُمْ يَلْعَبُوْنَ
"Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?"
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 98)
اَفَاَمِنُوْا مَكْرَ اللّٰهِ  ۚ  فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 99).

Dari warning Allah di 3 ayat ini seharusnyalah kita semua senantiasa waspada bahwa dlm penantian waktu 24 jam yg kita ada didalamnya bencana dpt saja terjadi. Bencana/siksa baik menimpa diri pribadi, keluarga, kampung/desa, kota dan negara bahkan dunia ini. O.k.i. apapun kegiatan kita dan apapun status sosial kita. Pilihan kita adalah beserah diri kpd Allah. Dan selalulah waspada dg tetap menyandarkan diri kpd Allah; sebab bencana/siksa dpt terjadi kapan saja tak peduli kita sdg terlena dlm kesuksesan dan suka cita, atau dlm keterpurukan dan duka nestapa.

Demikian smg ada manfaatnya.
Wain yakun shawaban faminallah.  Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi..

Sunday 27 October 2019

KWALITAS IMAN

Dlm ukuran kwalitas atau MUTU IMAN dpt dibedakan jadi 3 Kwalitas (3 KW).
a. KW 3, iman biasa,
b. KW 2, iman pertengahan, 
c. KW 1, iman yg special.

IMAN BIASA.
Yang pas buat pengertian "iman biasa" dari parameter kwalitas  baik kita tengok dialog Rasulullah vs Malaikat Jibril dlm suatu majelis dihadiri para sahabat:

Jibril bertanya kpd Rasulullah:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ
“Kabarkanlah kepadaku, apa itu iman?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Engkau beriman kepada (1) Allah, (2) malaikat-Nya, (3) kitab-kitabNya, (4) para Rasul-Nya, (5) hari akhir, dan beriman kepada (6) takdir, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk.” (HR. Muslim no. 8).

Mengacu ke batasan iman di atas, jika seseorang telah meyakini 6 perkara tsb dianya sudah termasuk orang yg beriman. Walau orang itu tidak melaksanakan ibadah. Ekstrimnya jikapun orang itu melanggar larangan2 agama. Tetapi bila salah satu saja pondasi iman ini tak ada di dlm keyakinan seseorang maka termasuklah dia orang tak beriman.

IMAN PERTENGAHAN
Di strata iman pertengahan, seseorang tidak saja hanya yakin akan 6 perkara pada kwalitas orang "iman biasa", tetapi telah melaksanakan kebaikan2 dlm rangka menyempurnakan dan membuktikan imannya. Dpt sbg rujukan QS Albaqarah 177:

لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَا لْمَلٰٓئِکَةِ وَا لْكِتٰبِ وَا لنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰ تَى الْمَا لَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَا لْمَسٰكِيْنَ وَا بْنَ السَّبِيْلِ ۙ وَا لسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَا بِ ۚ وَاَ قَا مَ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّکٰوةَ ۚ وَا لْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا ۚ وَا لصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ ۗ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

IMAN SPECIAL
Kwalitas iman berikutnya "iman special" ialah bila seseorang bukan saja yakin/percaya thdp 6 perkara rukun iman, bukan saja hanya merealisasikan kebaikan (Al Baqarah 177). Ditambah lagi dengan mempunyai tanda2 seperti disebut dlm QS: Al Anfal ayat 2 dan Fatir ayat 29 serta Al-Hujurat ayat 15.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِ ذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَا دَتْهُمْ اِيْمَا نًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ۙ 
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"
(QS. Al-Anfal ayat 2)

dan...

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَا رَةً لَّنْ تَبُوْرَ ۙ 
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,"
(QS. Fatir ayat 29).

serta...

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَا بُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."
(QS. Al-Hujurat ayat 15)

Tulisan di atas secara singkat dpt disarikan bahwa:

Iman ber-KWALITAS biasa.
Yakin akan 6 perkara rukun iman. Satu saja tdk diyakini, maka tidak berimanlah orang itu. Misalnya ndak percaya adanya hari akhir, menyatakan keadaan hari akhir itu hanya angan2 dan ramalan belaka, karena tak seorangpun yg sudah ngalaminya. Kalau sdh dmkn rukun imannya cacat, termasuk orang ini tidak beriman. Ybs tak termasuk dlm "Iman Kwalitas Biasa".

Iman ber-KWALITAS pertengahan.
Selain yakin rukun iman yg 6 perkara juga melaksanakan serangkaian kebaikan seperti:

* Dermawan; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta,dan untuk memerdekakan hamba sahaya. 
* Melaksanakan sholat. 
* Menunaikan zakat.
* Menepati janji apabila berjanji. 
* Sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan.

Iman ber-KWALITAS special.
Meliputi apa yg ada di kwalitas iman biasa dan iman pertengahan ditambah lagi dengan:
* Apabila disebut nama Allah gemetar hatinya.
* Apabila dibacakan ayat-ayat Alqur'an kepada mereka, bertambah (kuat) imannya.
* hanya kepada Allah mereka bertawakal,"
* Kalau berinfak dg diam-diam dan terang-terangan tetapi tdk mengharapkan pujian sanjungan orang, hanya mengharapkan keredhaan Allah.
* Tidak ragu2 berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah.

Naaah pembaca, sudah sampai dimanakan kwalitas iman kita. Hanya Allah yg mengetahui.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.