Lama
sudah konotasi orang beragama bahwa, alam akhirat itu adanya di LANGIT. Belakangan
ini memang pengertian langit, sudah tidak lagi diartikan dengan akhirat, tapi
sudah banyak di artikan sebagai cakrawala yang ada di atas penglihatan kita.
Namun arti langit sebagai akhirat, sebagai
alam ghaib tetap saja, masih sampai sekarang.
Fir’aun,
dulu beranggapan bahwa Tuhan nabi Musa adanya di langit, sehinga tersurat dalam
Al-Qur’an di surat Al-Qashash ayat 38. Fir’aun memerintahkan pejabat kepercayaannya;
HAMAN untuk membangunkan “tangga ke langit” untuk melihat Tuhannya Musa.
38. Dan
berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat*) kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya
aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta."
*)Maksudnya: membuat batu bata.
Sebenarnya; jika mau naik ke langit secara hakikat
melihat alam ghaib, atau berwisata ke akhirat, maka tangganya bukan dari batu
Bata seperti logikanya Fir’aun tetapi tangganya adalah ROH DAN JASMANI kita
sendiri.
Bila tangga terbuat dari bambu atau
kayu, maka ada dua balok atau dua bambu sebagai tempat anak tangga. Salah
satunya adalah ROH dan yang lainnya adalah JASMANI. Roh berfungsi Menghidupkan,
Menumbuhkan dan Mengembang biakkan. Sedangkan Jasmani berasal dari tanah
berfungsi sebagai tempat bersarangnya ROH dan terpasangnya Panca indra.
Adapun anak tangganya adalah:
1.
Akal
a.
Mengingat
b.
Berfikir
c.
Mencari sebab akibat
d.
Menghayal
2.
Qalbu
a.
Iba, terpesona,
bersimpati, menaruh hormat
b.
kasih sayang, cinta
dan benci
c.
rindu, kangen dan
bosan
d.
riang gembira,
berduka cita
3.
Nafsu
a.
Keinginan
b.
Cita-cita
c.
Kehendak
4.
Penglihatan
5.
Pendengaran
6.
Pencicipan
7.
Penciuman
8.
Perabaan
Kedelapan anak tangga ini, jika diuraikan terlalu panjang
diruang tulisan yang sempit ini. Benar juga saran pembaca tulisan-tulisan saya,
agar jangan terlalu panjang biar ndak malas membacanya. “Kalau perlu tulis
berseri” kata yang nyarankan. Jadi dikesempatan ini saya akan kemukakan anak
tangga lingkup ROH saja yaitu: Akal, Qalbu dan Nafsu.
Kalaulah Fir’aun mau menggunakan tangga ini, maka dianya
mempercayai adanya akhirat, tidak usah sampai hampir mengeluarkan ROH dari
tubuh di tengah laut Merah baru percaya adanya akhirat.
Roh sendiri, tak seorangpun diantara ummat manusia, dengan
pendidikan setinggi apapun, dokter dengan spesialis apapun, belum ada yang
mengetahui bagaimana bentuk ROH itu, dimana persisnya dalam tubuh ini ROH
bersemayam. Tetapi tidak seorangpun dari kita yang tidak percaya bahwa dalam
diri kita ini terdapat ROH yang membuat kita hidup.
Roh berfungsi:
·
Menghidupkan,
·
menumbuhkan, dan
·
mengembang biakkan.
Dengan Roh yang ada, di dalam tubuh kita yang semula bayi
sepanjang hanya 50 cmeteran, bertumbuh menjadi tinggi dan besar sampai batas
tertentu. Ada yang sampai tinggi kurang dari 2 mtr, berat lebih 100 kg. Ada
yang tak seberapa tinggi dan langsing, itu semua peranan ROH. Bagaimana kalau
seorang anak ketika umur di bawah 5 tahun meninggal dunia, roh tidak lagi ada
di jasmaninya, makapun pertumbuhan itu berhenti sampai disitu, tidak sampai
tinggi hampir 2 mtra. Ini bukti bahwa ROH lah yang menumbuhkan sekaligus Roh
lah yang menghidupkan.
Roh berfungsi sebagai pengembang biakan. Dalam jasmani ini
terdapat berjuta sel yang dengannya terbangun tubuh ini. Sel-sel tersebut
setiap hari berganti, ada yang hilang dan mati, kemudian berkembang biak sel
baru yang tumbuh, disamping menggantikan yang lama dan membentuk yang baru,
sehingga secara berkeseimbangan dan berkelanjutan dari hari ke hari semanjak
orang hidup baru berhenti ketika mati. Anda dapat banyangkan, kalau seseorang
bertumbuh organ tubuhnya bagian tangan, sementara kakinya tidak bertumbuh tetap
saja sebagai bayi, atau tangannya bertumbuh menjadi orang yang berusia 30 tahun
sementara kakinya, daun telinganya, alat kelaminnya masih saja tidak bertumbuh
berhenti di umur 5 tahun. Tentu hal ini akan menyulitkan bagi yang
bersangkutan. Andaikanlah mau tafakur sejenak, kitapun menyadari bahwa rupanya
wajah kita yang hampir setiap hari kita liat di cermin, berubah dari hari
kehari. Cuma saja berubahan itu tidak terasa, tak tampak jelas oleh kita,
kerena berangsur-angsur, tau tau setelah sekarang bagi yang umurnya diatas
enampuluhan, melihat wajahnya mulai banyak lisu-lisunya.
Roh ini bukan hanya dimiliki oleh manusia, tetapi juga
tumbuh-tumbuhan dan juga hewan. Bedanya adalah: Tumbuh-tumbuhan dan Hewan
fungsi Roh hanya menghidupkan, menumbuhkan, mengembang biakkan. Sedangkan untuk
manusia di dalam ROH ada lagi unsur
Akal, Qalbu dan nafsu. Bagi Hewan fungsi Roh ditambah dengan Nafsu dan
insting. Tumbuh-tumbuhan, sebabnya dinamakan tumbuh-tumbuhan karena rohnya
hanya berfungsi untuk menumbuhkan, mengembang biakan dan menghidupkan. Hewan disebut
hewan, karena disamping punya Roh untuk menumbuhkan, menghidupkan dan
mengembang biakan, juga dilengkapi dengan Nafsu dan Isting.
Akal, dengannya manusia dapat beraktifitas, memilih apa yang
harus dilakukan dari berbagai pilihan yang tersedia, untuk memilih yang
terbaik. Akal bertumbuh kembang sesuai kedewasaan manusia diikuti pengalaman
dan juga pendidikan. Tetapi jangan salah, bagaimanapun dewasanya seseorang,
berapa banyakpun pengalamannya, sepanjang apapun gelar kesarjanaannya, bila
Akal hilang dari Roh yang ada di jasmani ini, maka itu semua hilang tak ada
artinya. Saya punya contoh seorang teman, semasa Akalnya belum hilang, demikian
piawainya berpresentasi sebagai wujud dari banyak ilmu pengetahuannya. Tetapi
suatu saat terkena sakit, Akal nya mengilang (bukan gila), yang bersangkutan
sama sekali tak sanggup lagi beraktifitas, kecuali sekedar hanya berjalan dan
makan/minum mempertahankan hidup, sampai-sampai namanya sendiripun dia sudah
tidak tau lagi jangankan menunis dan membaca. Ini buktinya Akal demikian
penting fungsinya dalam tubuh. Kalau kita mentafakuri ini, bukankan kita dapat
melihat akhirat itu ada.
Begitu juga dengan Qalbu yang dapat membuat orang mengenal rindu
cinta dan kasih sayang, rasa iba dan kasihan. Dapat dibayangkan bila manusia
sudah kehilangan Qalbu ini, dia akan sama dengan hewan. Manusia akan menjadi
musuh bagi manusia lain, manusia akan sadis, kejam, bringas bila tidak ada Qalbu
di dalam rohnya. Sekaligus dari menelaah adanya Qalbu buat manusia dan tidak
diberikan Qalbu buat hewan dan tumbuhan ini, maka kitapun paham bahwa Roh
manusia yang memiliki Qalbu ini akan kekal, tidak seperti Rohnya hewan. Sebab
roh manusia yang mebuat manusia dapat berbuat baik, roh dengan Qalbu didalamnya
sekaligus berpotensi membuat manusia menjadi penjahat. Ini Roh akan hidup terus
untuk mempertanggung jawabkan apa yang digerakkannya ketika dia bersemayam di
tubuh seseorang. Pertanggung jawaban
inilah yang akan dilaksanakan di akhirat.
Sedangkan berikutnya, akhir pembahasan kita kali ini adalah
Nafsu. Hewan dan manusia di dalam Roh nya terdapat unsur ini. Bedanya bagi
manusia, karena Roh nya ada unsur Qalbu, maka manusia tidak begitu saja mengumbar
nafsu, dikendalikan oleh qalbu, apa yang dibuat oleh nafsu akan dimintai
pertanggungan jawab atas ROH ber Qalbu itu nanti di alam akhirat. Nafsu hewan
hanya dipergunakan untuk memenuhi keingan makan minum dan meneruskan keturunan,
sedangkan manusia nafsu ini pula yang membuat manusia mempunyai cita-cita.
Kesemua pemenuhan nafsu manusia ini, seperti makan/minum dan meneruskan
keturunan serta mencapai cita-cita, semuanya nanti akan dimintai pertanggungan
jawab di akhirat bagaimana mendapatkan dan melaksanakannya.
Demikian, semoga TANGGA ke LANGIT ini dapat kita naiki trap demi
trap dengan baik sehingga kitapun sampai ke langit dengan keadaan yang di
Ridhai Allah dan kitapun Ridha kepada Allah. seperti yang disebutkan Allah
dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 28-30
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah ke dalam syurga-Ku.
Amien. Wabillahi Taufiq Wall Hidayah. Barakallahu fikum.