Saturday 23 March 2019

Kenapa MAKAN hurus ber DO'A

Do'a mrpk senjata orang beriman. Bekerja saja tanpa berdo'a,  ustazd bilang namanya takabur. Berdo'a saja tanpa bekerja, tidak realistis, nasi sdh dipiring saja tanpa disuap tak mungkin dg di do'akan masuk ke mulut. Itu usaha kita dlm suapan nasi.

Tapi jangan merasa hebat dulu, jangan menganggap semua proses sesuap nasi menjadi darah dan daging, menjadi tenaga adalah usaha kita sendiri.
Ketahuilah bahwa setelah ditelan tu makanan, proses cerna dlm lambung dan usus, memilahnya jadi darah, tenaga, urine dan faeces semua itu bukan hasil usaha kita melainkan kuasa Allah.

Buktinya kita; anak dan istri, makan di meja yg sama, menu makananpun sama. Si Bapak makan makanan itu membuat gula darahnya naik, si Ibu makan makanan itu menaikkan cholesterol. Sedangkan bagi si anak karena organ cernanya masih baik, pankreas berfungsi baik, ginjal dan semua "organ proses" dlm tubuhnya masih bekerja sempurna, makan makanan itu menjadikan dia tumbuh sehat.

Naaah dari renungan sederhana ini sadarlah kita bahwa kuasa kita sangat amat terbatas. Soal makan saja hanya sampai di pangkal kerongkong kuasa kita. Itulah sebabnya bgt penting berdo'a sblm makan, (Allahumma bariklana fima razaktana waqina azaban naar) agar makanan tsb terproses dg baik oleh alat cerna yg hanya kuasa Allah saja yg dpt memfungsikannya dg baik.

Bagi penganut faham realistis berargumen bahwa: sepanjang makanan itu sehat, dikonsumsi teratur dan terukur maka akan menyehatkan tubuh.
Statemen itupun agaknya dpt terbantahkan; bila anda menyaksikan tunawiswa, kadang makan makanan yg jauh dari sehat bahkan cenderung kotor misalnya sisa makanan yg sudah kedaluarsa mungkin saja basi.
Pekerja buruh kasar karena situasi dan kondisi tempo-tempo makan nasi dg tangan tak dicuci. Buktinya kedua kelompok yg kita ambil contoh ini bugar segar saja, menapaki hidup sampai waktu yg ditentukan Allah. Justru yg sering sakit orang "gedongan", padahal sblm makan tangan dicuci, peralatan makan steril. Tapi msh saja terserang berbagai penyakit.

Di renungan soal makan ini saja kita sdh dpt merasakan sekaligus menyaksikan betapa hebatnya kekuasaan Allah mengatur pencernaan manusia, beda dg alat cerna hewan walau hewan itu omnivora. Seolah-olah tak sama
alat cerna orang "gedongan" dg orang "glandangan",  itu buktinya bahwa alat CERNA adalah diluar kekuasaan manusia.

Kalau bukan pertolongan Allah, makanan yg kita masukkan ke lambung kita bukan mustahil mengandung racun, bakteri, jamur dll yg dpt membuat diare, keracunan dan berbagai penyakit.

Pantas Allah nyatakan kalaulah bukan karena pertolongan-Nya, kita  tak kan selamat di dunia ini.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ  تَوَّابٌ حَكِيْمٌ
"Dan sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (niscaya kamu akan menemui kesulitan). Dan sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Maha Bijaksana."
(QS. An-Nur ayat 10).

Bukan saja makanan, minuman yg kita teguk tak selamanya bebas dari segala sesuatu yg dpt saja membuat kita menderita sakit.

Sbg bahan kita memikirkan hal "makan" termasuk dlm "kelompok rezeki" ini, agaknya pantas kita cermati ayat berikut bahwa:
Allah lah pemberi rezeki kita semua. Dg rezeki itu kita hidup dan berkembang beranak pinak. Dlm pada itu tak jarang akibat dari makanan, juga kita sakit menuju proses kematian, walau mati tak selamanya lantaran sakit. Lantas nanti kita kan dihidupkan lagi di akhirat untuk dimintai pertanggungan jawab atas semua amal termasuk rezeki yg dimakan dan diberikan makan kpd anak istri dan keluarga.
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ  ۗ  هَلْ مِنْ شُرَكَآئِكُمْ مَّنْ يَّفْعَلُ مِنْ ذٰ لِكُمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ  سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
"Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 40)
Smg Allah menuntun kita agar selalu mengingat-Nya di segala kesempatan termasuk ketika makan. Dan Allah berikan rizki yg halalan taiyiban spy kelak mempertanggung jawabkannya gampang.
Aamiin. Barakallahu fikum. Waslm,
M. Syarif Arbi.

Thursday 14 March 2019

REZEKI Ihtiar dan YAKIN

Menyoal mendptkan rezeki, bermacam pola dilakukan setiap makluk hidup termasuk manusia.

Pada dasarnya pola tsb dpt dibedakan menjadi 2:
1. Menunggu
2. Bergerak
Kedua pola ini tak terlepas dari ihtiar. Selanjutnya YAKIN.

MENUNGGU
Pola menunggu diterapkan Laba-laba, cukup diam ditengah jaring, rezeki datang nempel ke jaring barulah bergerak memungutnya. Pola ini diadopsi orang memancing. Pemancing ihtiarnya berangkat menuju tempat pemancingan. Nyiapkan kail berserta umpan pancing. Melemparkan mata pancing ke air.
Laba-laba, ihtiar mereka merajut jaring, merentang jaring ditempat yg banyak calon rezeki.
Kata kunci siapkan sarana ini mrpk ihtiar. Menunggu, karena yakin.

BERGERAK.
Semboyan mereka rezeki harus dicari, mencarinya dengan bergerak. Beda dg mancing. Harus berlama diam disatu lokasi. Kalau sdh lama dilokasi itu tak disenggol ikan pindah ketempat lain.

Ada yg nganut faham laba-laba,
Ada yg nganut faham cecak, yakin mesti dpt rezeki, walau rezeki terbang sdng si cecak nempel di dinding. Kata kunci yakin.
Ada yg nganut faham "ayam kampung" rezeki harus di kais. Harus usaha sejak Syuruk sam matahari terbenam. Kata kunci ikhtiar.

Subhanallah kita sbg manusia, mahluk yg diciptakan lbh baik dari mahluk lain, tentu lbh tersedia rezeki kita sdgkan mahluk lainnya saja Allah atur rezekinya;
Allah SWT berfirman:

وَكَاَيِّنْ مِّنْ دَآبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ  رِزْقَهَا  ۖ  اللّٰهُ يَرْزُقُهَا وَاِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
"Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 60).

Khusus IHTIAR, Jangankan kita sbg manusia biasa, sedang ibunda Nabi ISA  dlm keadaan sdh kepayahan akan melahirkan saja msh diperintahkan Allah berihtiar:
وَهُزِّيْۤ  اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."
(QS. Maryam 19: Ayat 25)

Nah,..... mari kita tetap berihtiar walau usia sdh senja apalagi msh belia dg penuh keyakinan kpd Allah
pemberi rezeki.

Smg kita sepanjang hayat masih terkadung badan tetap sanggup berihtiar mencari rezeki, dg kiat mencari rezeki bagaikan lebah.
Lebah hanya mencari rezeki dg cara yg baik, buktinya hinggap di kembang tak merusak kembang yg dihinggapi bahkan membantu penyerbukan. Ranting lapukpun tak kan patah dihinggapi lebah.
Lebah hanya mengambil makanan yg baik-baik dan tak di makan sendiri mesti dibawa pulang dikumpulkan disarang untuk seluruh keluarga.
Makanan tdk dihabiskan walau sdh disimpan disarang, justru tersisa untuk mahluk lain termasuk manusia berupa madu.

Wain yakun shawaban faminallah.  Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Untuk itu mhn dimaklumi sekaligus dimaafkan, satu dan lain karena kekurangan pengalaman dan ilmu ku. Barakallhu fikum. Wallahu 'alam bishawab.
Aamiin.
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Monday 11 March 2019

Khusyuk

Suatu yg lekas hilang dari sebagian orang, ialah khusyuk mereka kpd Allah. Apalagi di era persaingan kehidupan dunia dewasa ini menjadikan manusia harus serba sibuk. Tak jarang orang mampir ke rumah ibadah, berharap agar acara ibadah yg diikuti cepat selesai, sebab sudah di tunggu oleh suatu aktivitas yg hrs dilaksanakan.
Dlm hal ini Syaddad bin Aus mengatakan dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: INNA AWWALA MAA YUR FAU' MINANNASIL KHUSYUK (Susungguhnya yg mula diangkat Allah dari hati manusia ialah rasa khusyuk itu).

Khusyuk dlm terminology Islam dpt diartikan konsentrasi/fokus ibadah kpd Allah semata, bukan karena yg lain selain Allah.

Perintah khusyuk ini, tidak serta merta bersamaan bgt Islam datang. Sblm keharusan khusyuk dlm shalat, makmum shalat kadang masih berbincang, misalnya nyusun rencana ssdh shalat.

Menurut khabar dari Abdullah bin Mas'ud perintah khusyuk baru di tegaskan Allah stlh 4 thn mereka menerima Islam, ternukil dlm surat Al-Hadid ayat 16:
Allah SWT berfirman:

اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَـقِّ ۙ

Artinya: Belumkah dtng masanya bagi orang-orang yg beriman, bahwa akan khusyuk hati mengingat Allah dan apa yg DIA turunkan dng kebenaran.

Jeda 4 th dari lahir Islam ke perintah khusyuk, mhn maaf bila saya jadikan tamsil, kemakluman thdp anak2 tdk khusyuk ketika shalat berjamaah di masjid.

Pendidikan shalat mulai usia 7 th, wajarlah kalau mereka kadang masih suka bercanda. Tapi harapan kita, terutama imam dan pengurus masjid, hendaklah terus menerus mengingatkan kpd anak2 kita agar jangan bercanda ketika shalat. Nah kalau udah masuk umur 10 tahun hendaklah mulai tegakkan ketentuan khusyuk itu lebih tegas. Cucu saya usia lima taunan, bila di ajak shalat jamaah di masjid, masih noleh pada saat ruku', sujud dan tahyat. Tamsil perintah khusyuk 4 tahun ssdh lahir Islam ini juga jadi dasar kemakluman. Namun terus menerus hrs kita ingatkan yg benar dlm shalat, baik ke yg 5 th, maupun 7 th lebih tegas ke yg 10 th.

Jujur kita akui, jamaah dewasa saja masih harus terus-menerus diingatkan. Buktinya imam shalat, tak bosan2nya berseru "Rapat kan dan luruskan shaf. Tlg yg didepan penuhkan dulu, baru shaf berikutnya. Isi shaf yg masih kosong". Tidak otomatis....., shaf masih aja mengular, masih aja yg lowong, belum lagi yg berperilaku membuka kaki lebar2. Mestinya shaf muat untuk 3 orang, cuma dpt 2 orang.

Akibat tdk khusyuk dlm shalat di beritahukan sekalian buat kita dilanjutan ayat 16 al-Hadid tadi:
  وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ  وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik."

Tidak khusyuk dlm shalat HATI bakal menjadi KERAS selanjutnya menjadi orang FASIK.  Naudzubillahi min dzaliik.

Smg qt masa kini dng bnyak mendengar dakwah dan mengaji serta mengkaji Al-Qur'an semakin hebat ke khusyukan kita.

Aamiin. Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Waktu dan Amal

Waktu tak akan pernah mengulang.  Sehingga Allah sampai bersumpah “demi waktu sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi kecuali:
• manusia yang BERIMAN
• manusia yang melakukan AMAL KEBAIKAN
• manusia yang saling mengingatkan akan KEBENARAN
• manusia yang saling mengingatkan mengenai KESABARAN”
Dari empat point untuk menghindari kerugian tersebut adalah: “saling mengingatkan, nasihat menasihati akan KEBENARAN dan KESABARAN”. Wujud saling mengingatkan tersebut, kini terbentang luas dengan adanya media di dunia maya. Kita dapat melaksanakan saling nasihat menasihati dalam KEBENARAN dan KESABARAN yang sekaligus merupakan AMAL KEBAIKAN dalam rangka IMAN kepada Allah itu. Artikel tentang apa saja dalam rangka itu, baik dalam rangka MUAMALAH juga termasuk diantaranya nasihat KEBENARAN dan KESABARAN dalam IBADAH keagamaan masing-masing ummat, tergantung di komunitas apa anda berada. Asalkan tulisan tidak menyinggung seseorang, menyinggung kelompok atau golongan, insya Allah akan diapresiasi, oleh pihak manapun juga, sekaligus merupakan ibadah.

Yang namanya manusia, bak kata pepatah “rambut dikepala sama hitam, isi kepala lain-lain”, maka kadang artikel yang anda tulis masih saja ada kemungkinan pembaca yang menyindir tulisan anda. Ada juga yang ikut membaca, tidak kemonter, tapi dihati mungkin memberikan penilaian kepada anda  menganggap anda tak sepantasnya/belum pantas menulis artikel itu karena tau “kartu anda”. Juga ada teman satu group misalnya; yang mengklasfikasi anda sebagai penulis kelompok bagaikan perilaku mahluk tertentu.  Semua itu adalah tantangan untuk melaksanakan butir butir yang di ingatkan Allah dalam surat Al-Ashr surat 103 dalam Al-Qur’an seperti disitir di atas.

Doktor Salman Bin Fadh dalam bukunya berjudul “Isyruna Thariqatan Lir-Riya” yang diterjemahkan Mutsanna Abdul Qahhar, menyebutkan bahwa RIYA itu ada 20 pintu. Pada pintu ke empat, disebutkan bahwa  TIDAK BERAMAL KERENA MANUSIA  termasuk pintu Riya.  Mengacu kapada pendapat ini maka bila lantaran takut menulis artikel lagi tentang nasihat menasihati untuk KEBENARAN dan KESABARAN kita hentikan karena khawatir tanggapan penilaian yang kurang positip dari pembaca, maka kitapun sudah masuk ke pintu ke empat dari RIYA.  Dalam tulisan itu Doktor Salman mensitir pernyataan dari Al-Fudhail bin ‘Iyadh: “TIDAK BERAMAL KERENA MANUSIA ADALAH RIYA, BERAMAL KARENA MANUSIA ADALAH SYIRIK, SEDANGKAN IKHLAS ITU ADALAH  ALLAH  MEYELAMATKANMU DARI KEDUANYA”.

Lebih jauh dicontohkan, seorang berkemampuan memberikan tauziah, berkemampuan berkhutbah, berkemampuan untuk menulis artikel-artikel tentang saling mengingatkan akan KEBENARAN dan KESABARAN, tetapi timbul kekhawatiran kalau-kalau penulisan artikel tersebut menyebabkan jadi pembicaraan, menjadikan komentar dan sanjungan dari para pembaca. Lantaran ketakutan itu jalan keselamatan yang dipilih berhentilah yang bersangkutan meneruskan penulisan artikel-artikel tentang KEBENARAN dan KESABARAN tersebut disebabkan takut akan RIYA. Justru inilah salah satu perangkap Iblis untuk mendorong yang bersangkutan masuk ke pintu RIYA.
Solusi yang baik adalah dengan tetap membiasakan mengerjakan amalan tersebut, bertauziah atau berkhutbah, menulis artikel-artikel mengingatkan kebaikan kebenaran dan kesabaran desertai dengan niat yang tulus karena Allah semata, tidak mengharapkan komentar orang lain, baik berupa pujian/sanjungan  begitu pula santai saja jika dicela. Nah kalau begitu, kita lanjutkan menulis artikel-artikel kebaikan ini, asalkan sekali lagi baik diulangi, artikel harus memenuhi syarat; tidak menyinggung diri seseorang, tidak menyinggung kelompok tententu, pokoknya tidak mengundang masalah baik buat diri maupun orang lain. Tidak mengharapkan komentar berupa salutasi, pujian dan sanjungan.

Semoga usia ini bermanfaat, berapapun usia kita, waktu tidak pernah dapat ditarik mundur, umur tidak akan bertambah, setiap saat berkurang. Mari gunakan sisa usia untuk kebaikan setidaknya menyerukan kebaikan. Aamiin.

Wallahu 'alam bishawab.
Barakallahu fikum,
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

Sunday 3 March 2019

Penyesalan.

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna. Pepatah ini agaknya cocok untuk aktivitas kehidupan dunia, terutama interaksi di dlm pergaulan sesama manusia. Penyesalan tiada begitu berguna dlm pergaulan, ketika:
1. Terlanjur salah ngomong, salah ucap, salah keluarkan pernyataan. Apalagi skrg di video kan sdh sulit menghapusnya. Sesuatu msh dihati blm keluar di bibir, ide apapun mutlak masih kuasa kita. Tapi jika tlh terucap sudah jadi milik pendengar.
2. Terlanjur salah tulis di publish di media, biarpun diralat tetap berbekas msh tersimpan data digitalnya. Apa yg terpikir di hati selama belum di publish msh milik kita, tapi jika sdh terpublish maka sdh menjadi milik publik.
O.k.i. Hati2 dlm berujar jangan menyinggung menyakiti hati orang lain. Apalagi menyakiti/menghujat suatu kelompok. وَلَا تَلْمِزُوٓا (jangan mencela)
Pertimbangkan sblm mempublish tulisan di media, juga jauhkan menyinggung orang atau kelompok.
عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
(Boleh jadi mereka lbh baik). *Al-Hujurat ayat 11.

Kadang memang, kendati sdh ditimbang diperhitungkan sblm di publish, ada juga org yg menilai  tulisan kita sbg "menyinggung sesuatu kelompok", walau sebenarnya bila dibaca dg cermat (atas dasar kaidah kata, bukan dg perasaan) sesungguhnya di tulisan itu tak ada alasan buat pihak tertentu tersinggung karena tak menyebut satu  pihak lain. Ibaratnya mengiklankan satu merk obat sakit kepala, dg tidak menyebut apalagi menjelekkan obat sakit kepala merk lain, apa iklan ini membuat obat sakit kepala lain hrs tak terima. Ini ku alami ktk mempublish seseorang jadi mualaf.  Dlm tulisan tsb tdk disebutkan asal agama mualaf. Admin suatu group menilai muatan tulisan itu menyinggung, pdhal tulisan itu tak lebih dari berita kegiatan agama. Seyogyanya seluruh agama yg diakui di negeri ini boleh saja mensyiarkan agamanya dg mempublish di berbagai media ttg ritual ibadah mereka, berdakwah mencerahkan kehidupan beragama umat masing2. Asalkan tidak mencela agama lain. Inilah ke Bhineka Tunggal Ika an kita yg sangat2 harus kita syukuri. Bagi kami ummat Islam malah secara tegas Al-Qur'an memberi petunjuk bahwa keberagaman agama itu termasuk kehendak Allah.
(QS. Ar-Ra'd: Ayat 31)
أَفَلَمْ يَايْئَسِ الَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا
Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.

Bgtlah adanya, maka kudu hrs hati2 interaksi antar sesama kita. Bila terjadi kesalahan tak mudah pupus hanya dg PENYESALAN.

Beda adanya penyesalan atas dosa kpd Allah. Allah malah sangat senang kpd hambaNya yg menyesali kesalahannya.
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Al-Baqarah 222).
Allah sangat suka kpd orang yg menyesali kesalahannya selanjutnya bertaubat dan bahkan Allah SWT berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا  ۚ  إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Az-Zumar: Ayat 53)

Kutulis artikel ini saat dirawat di rumah sakit (tgl 22 direncanakan s/d 25 February 2019) tindakan colonoscopy. Smg Allah memulihkan kesehatanku. Aamiin.

Barakallahu fikum
Wassalamualaikum
M. Syarif Arbi.6

Informasi. Komunikasi ke Generasi

Informasi dmkn penting di kehidupan manusia. Sejak bayi sampai tua manusia hidupnya berlangsung didukung informasi.

Sbg orang tua, adalah penting kecermatan menyeleksikan informasi bgmn yg pantas buat generasi penerusnya, sesuai tingkat perkembangan/pertumbuhan kematangan jiwa mereka.

Dlm upaya menyeleksikan putra/putri thdp informasi, anda jelas harus berkomunikasi kpd mrk. Teknik berkomunikasi harus tepat agar komunikasi efektif. Dg komunikasi yg baik, Ortu dpt memberi arah/memilihkan putra/putri mereka informasi model apa yg layak buat masing2, sesuai strata usia mereka. Tayangan TV program bgmn yg cocok, perangkat komunikasi apa yg pantas buat anak2 sesuai usianya.

Ortu jika salah memilih teknik komunikasi, jangka panjang besar kemungkinan arahannya akan diabaikan.

Sbg pedoman komunikasi Al-Qur'an memberikan 6 teknik berkomunikasi y.i.:

1. secara "sadida" (al-Ahzab 70=
قَوْلًا سَدِيدًا
"ucapkanlah perkataan yang benar,"
berkomunikasi dg "kata yg benar". Utamanya kpd usia balita jangan menyampaikan "larangan", kemudian memberikan alasan penyebabnya yg tdk benar. Hanya sekedar menjawab untuk menakut nakuti. Banyak contoh di waktu kita masih kecil misalnya "kalau maghrib sgr berhenti main, nanti ditangkap hantu Wewe".

2. Komunikasi secara "karima" (Al-Isyra 23),
وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
"janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." ini sbtlnya perintah komunikasi buat orang tua. Anak2, banyak perilakunya sama dg manula.
Kata kuncinya tdk menggurui, komunikator memposisikan komunikan adalah orang yg harus dijaga perasaannya. Diusia menjelang remaja kadang si anak sdh merasa paling bisa. Ortu dlm memberikan arahan harus mulai hati-hati jangan terkesan menggurui. Ybs kadang tak terima, karena merasa sdh pintar, sdh mengerti. Salah2 berkomunikasi dicap ekstrim oleh mereka, Ortu dianggap sok usil, Kepo.

3. Komunikasi secara "ma'rufa" (Al-Baqarah 235),
إِلَّآ أَن تَقُولُوا۟ قَوْلًۭا مَّعْرُوفًۭا ۚ
"kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf". 
Petunjuk komunikasi ini dlm konteks pria dan wanita dlm proses PDKT. Dpt difahami model komunikasinya penuh ke-hati2 an dan kasih sayang.
Kata kuncinya perkataan baik, tidak menyakitkan hati. Kebijakan Ortu memilih cara memberikan larangan untuk menggunakan informasi atau anjuran apapun dg perkataan yg baik, tdk menyakitkan hati. Kalau punya kemampuan dg teknik lucu, berseloroh, shg ybs tak terasa sdg dinasehati.

4. Komunikasi secara "baligha"
(QS. An-Nisa': Ayat 63)
قَوْلًۢا بَلِيغًا
"perkataan yang membekas pada jiwanya." kata kuncinya mengerti lawan bicara, sampai dimana logikanya bgmn kondisinya. Kaidah ini penting agar pesan tersampaikan efektif dan manfaat. Anda tau betul perkembangan putra/putri anda sebab merawatnya sejak bayi. Anda harus tepat memilih cara berkomunikasi sesuai perkembangan kecerdasan ybs. Dekati dari hati ke hati.

5. secara "layyina".  (QS. Ta Ha: Ayat 44)
قَوْلًا لَّيِّنًا
"dengan kata-kata yang lemah lembut", petunjuk komunikasi ini sejatinya untuk Nabi Musa dan Nabi Harun thdp Fir'aun. Artinya adakalanya dlm berkomunikasi, komunikator memposisikan komunikan sbg atasan, shg dipilih kata2 yg meyakinkan. Berkata lemah lembut dg argumentasi yg logis, siap dg bukti. Bila perlu berikan contoh akibat buruk anak yg sering (ses. yg anda cegah) dan kesudahan sukses/baik anak yg menuruti (apa yg anda anjurkan).

6. secara "maysura" (QS. Al-Isra': Ayat 28)
فَقُل لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُورًا
"katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut." Kata kuncinya penuh pengertian dan taktis.
Dlm konteks tersebut ortu yg bijak. Pernah kutulis di blog dan FB judul "Komunikasi Lidi".
Seorang ibu menggunakan cara "maysura", menyikapi anaknya kls 1 SD yg dpt menjawab pertanyaan 60 + 3 = 63.
Tapi ketika ditanya gurunya 3 + 60 = berapa dia tak dpt menjawab.
Dg sabar ibu muda itu memotong lidi sebanyak 100 ukuran sekitar 10cm. Taktis yg digunakannya, si anak disuruh meletakkan dilantai 60 lidi selanjutnya 3 lidi. Disuruh hitung. Tentu hasilnya 63.
Selanjutnya lidi dikumpulkan lagi. Berikut disuruh si anak menjajarkan 3 lidi disisi kiri dan di kanan dijejer 60 lidi. Lidi kemudian dikumpulkan. Juga disuruh hitung tentu hasilnya juga 63.
Dg taktik spt itu, tu anak paham bahwa di bolak balik hasilnya sama; 60 + 3 = 63; juga 3 + 60 hasilnyapun = 63.
Begitulah pemahaman anak kadang kecerdasannya beda-beda dg anak se usianya. Disikapi dg taktis dan penuh pengertian, oleh bundanya, tdk dg diomeli.
Smg kita dpt memilih teknik berkomunikasi kpd generasi penerus kita agar dpt menyeleksikan informasi yg bgmn yg layak buat generasi penerus kita. Agar mereka tumbuh menjadi manusia yg cerdas, taktis,  berkepribadian yg baik. Tak gampang terimbas dampak negatif kemajuan teknologi. Tak mudah terprovokasi informasi hoaks. Tak gampang terpengaruh godaan duniawi shg berguna buat agama bangsa dan negara serta bakti kepada orang tua.

Aamiin.
Barakallahu fikum.
Wassalamualaikum
M. Syarif Arbi.

Mewarnai Juriat

Seorang anak manusia terlahir fitrah, artinya suci. كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ (semua anak yg lahir adalah fitrah=suci). Kedua Ortunyalah yg memberi warna perangai juriatnya.

Besarannya pewarnaan perangai juriat/anak kerurunan kita ada dua y.i. untuk dunia dan untuk akhirat.

Generasi penerus yg menentukan mereka akan menjadi apa stlh dewasa nanti, akan bgmn kehidupan akhirat mrk kelak; peran Ortu bgt dominan. Sifat dan karakter si anak tak jauh-jauh amat dari nyak babenye "buah jatuh ndak jauh dari pohonnya". Dmkn pepatah lama nan blm usang, namun seiring dg kemajuan dunia pendidikan, perubahan lingkungan dan kecanggihan teknologi informasi, bila Ortu kurang mengambil peran, maka warna si anak jangan kaget, beda dari Ortunya, bagaikan "ayam beranak bebek".

Tak sedikit Ortu yg kecewa, juriat belahan jiwanya bersimpangan jalan dg mereka perihal kejujuran nencari rezeki dan akidahnya. Tapi tak kurang juga, (atas hendak Allah), anak sukses dlm kehidupan dunia dg jalan redha Allah dan kehidupan beragamanya dmkn baik, melebihi keadaan Ortu mereka. Namun secara umum ihtiar Ortulah yg dominan menentukan.

Sbg bangsa yg relegi tentu pewarnaan kehidupan   untuk generasi penerus anda tidak hanya mengharapkan sukses dunia saja tetapi juga sukses di akhirat kelak.

Arahan untuk dunia.
Menjalani pendidikan formal dari paud sampai pendidikan tinggi. Gantungan cita-cita anda dan putra/putri anda ideal bila selaras. Penting diberikan pertimbangan kpd mereka sepantasnya anak anda ybs menjadi apa. Penentuan pilihan itu sedpt mungkin disepakati Ortu dan anak. Pemaksaan kehendak cita-cita anda untuk dicapai anak anda, kadang berujung kekecewaan setidaknya kurang membahagiakan, kedua pihak.

Seorang anak kbtln ber AQ tinggi Ortunyapun "berkocek tebal". Ortu ingin anaknya meneruskan profesi dirinya sbg dokter. Anak tersebut menuruti kehendak ayahnya, singkat kisah stlh wisuda dokter, izajah dipersembahkannya kpd ayahnya, diapun melanjutkan ke cita-citanya mendaftar di sekolah teknik, kini dia menjadi seorang sarjana teknik. Dia punya dua keserjanaan dan menekuni pekerjaan bidang teknik. Tak ada yg kurang baik disini, ttp setidaknya tlh menyita waktu, padahal kesempatan hidup manusia ini terbatas.

Arahan ttg dunia, juga untuk menyusun hidup berumah tangga, pola hidup dlm rangka kesehatan, memilih pergaulan dll. Mengingat sempitnya ruang ini tak dibahas detail.

Semuanya sangat dominan pengaruh Ortu; mengarahkan informasi yg bgmn harus/boleh masuk ke sarana informasi canggih di kediaman keluarga anda. Termasuk informasi   di alat komunikasi HP juga mobil yg dimiliki sianak. Informasi yg tak tepat dpt menyesatkan juriat kita.

Pewarnaan berikutnya untuk akhirat.
Bgmnpun suksesnya kehidupan didunia ini, bagi insan relegi, yakin dunia ini akan ditinggalkan. Diakhirat nanti hrs dipertanggungjawabkan
*usia kita untuk apa digunakan,
*ilmu kita untuk apa diamalkan,
*harta kita dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan.

Mengerikan bila anak salah arah, dimana kita dihadapan mahkamah yaumil qiamah akan diminta penjelasan, sdh seberapa jauh ihtiar kita memberikan arahan dibidang agama. Kerena Allah sdh wanti-wanti:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)

Tergelincirnya anak, cucu, cicit, juriat kita ke neraka bukan mustahil berawal dari kealpaan kita dlm MEWARNAI/MENGARAHKAN generasi penurus, juriat kita sehingga ybs terkena imbas dari dampak negatif canggihnya kemajuan teknologi informasi. Pergaulan bebas, pola HIDUP MODEREN dlm tanda petik.

Smg kiranya Allah memberikan petunjuk kpd kita semua sidang pembaca, dlm mengarahkan/mewarnai perilaku, falsafah hidup JURIAT (generasi penerus) kita.

Terimasih banyak buat sidang pembaca baik yg komentar atau hanya membaca saja. Mudah2an Allah senantiasa menyelamatkan Juriat keturunan kita, shg bangsa ini sampai kiamat tetap menjadi bangsa yg Berketuhan Yang Maha Esa. Smg menjadi Bangsa yg anak bangsanya jujur dan taqwa. Aamiin.

Barakallahu fikum.
Wssalamualaikum.
M. Syarif Arbi.

NURANI


"Nurani"  mrpkn soft ware anugerah Allah kpd manusia selain hard ware berupa pendengaran dan penglihatan. Tujuan Allah memberi piranti itu agar manusia bersyukur:
وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ  ۙ  لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS: An-Nahl 78).

Allah mengetahui bahwa sedikit sekali manusia yang bersyukur atas 3 anugerah tsb. (Almu'minun 78)
وَهُوَ الَّذِىٓ أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ  ۚ  قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
"Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur."

dan Al-Mulk 23
قُلْ هُوَ الَّذِىٓ أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ  ۖ  قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
"Katakanlah, Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."

Padahal di ayat 36 Al-Isyra', Allah ingatkan bahwa Pendengaran, Penglihatan dan hati nurani itu nanti di akhirat akan diminta pertanggungan jawab.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ  ۚ  إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."

Khusus NURANI.
Mungkin, sekali lagi mungkin (wallahu 'alam bishawab), bukan hanya manusia yg memiliki NURANI. Sepertinya hewanpun punya prangkat itu. Buktinya hewan yg kita pelihara dari kecil setia akan pemeliharanya. Jangan kucing dan anjing, binatang buas seperti Beruang setia kpd perawatnya sejak kecil.

Contoh lain; Nurani BURUNG.
Pohon Mangga di halaman depan kediaman kami, suatu hari sejak sekitar dhuha diramaikan suara burung kecil2, mereka berbunyi bersahut-sahutan terus menerus. Cicitan burung kecil2 itu malamnya menghilang. Kejadian sama terulang esok hari, mengusik pikiranku mencari tau fenomena apa kejadian yg tak pernah2nya ini. Rupanya ada seekor burung kecil tergeletak mati di bawah pohon mangga tlh dirubung semut. Sepulang putraku dari kantor, kusampaikan informasi itu sambil kusuruh anakku mengambil cangkul. Bangkai burung kami kuburkan. Bgt bangkai terkubur rombongan burung kecil2 itu langsung terbang menghilang. Rupanya dua hari kawanan burung ini terus mencicit didorong NURANI mereka ingin anggota mereka yg sdh jadi bangkai itu diperlakukan dg baik.

Dmkn kuduga NURANI kawanan burung.

Kisah dibawah ini, NURANI manusia.

Ku agak tekejut, ketika pulang shalat Isya ada 3 orang remaja putri parkir 2 sepeda motor di didepan garasi rumahku.

Kutanyakan keberadaan mereka. Dijelaskan bahwa barusan ketika mereka akan melintas di jalan raya di depan rumahku, mereka terhenti, terhambat menantikan sebuah mobil memutar haluan memanfaatkan "car port" di depan rumahku. Begitu mobil berlalu mereka terkaget seekor anak kucing meregang nyawa, rupanya terlindas ban mobil yg berputar arah tadi.
Bgt terhenyuh nampaknya NURANI  3 mahasiswi suatu akademi, yg kos bertetangga dg kelurahan kediaman kami itu. Mereka barusan pulang dari makan malam.

Salah seorang meminta cangkul kpd saya, untuk menguburkan anak kucing itu. Singkat cerita kubuka pagar rumah mengambil cangkul di garasi, selanjutnya kutunjukkan tanah ditaman, sambil kubantu menyoroti lobang yg dibuatnya dg senter. Kutegaskan aku kurang awas kalau nyangkul malam-malam begini.
Kepedulian mahasiswi ini wujud dari masih hidupnya NURANI mereka. Thdp anak kucing saja mereka demikian perhatian, apalagi kalau yg kecelakaan itu manusia.
Tapi tdk sedikit orang yg NURANInya sdh mati, diantara tandanya, tak perduli dg lingkungan dimana dia berada.
Smg kita masih terkelompok sbg manusia yg ber NURANI yg hidup, peka terhadap lingkungan, ber-empati terhdp pihak lain tertimpa musibah atau ketidak beruntungan, Sbg wujud dari Syukur kpd Allah tlh menganugerahkan NURANI. Ketahuilah bahwa NURANI itu kelak akan dimintai pertanggungan jawab di yaumil mahsyar.

Peran NURANI yg tak kalah pentingnya buat kita bangsa Indonesia di tahun ini adlh menentukan pilihan.
Gunakan hak pilih anda sesuai NURANI. Mungkin baik dipedomani dlm mengarahkan NURANI anda, QS Al-Isyra' 36 dikutip di atas. Kumpulkan hal2 diketahui se-banyak2nya kemudian saring dg NURANI, mhnkan petunjuk Allah. Selanjutnya yg tak diketahui serahkan kepada Allah, sambil berdo'a smg Allah melindungi bangsa ini dari segala macam bencana dan marabahaya. Baik bencana dan marabahaya lantaran ulah anak bangsa sendiri, oleh bangsa lain, oleh bangsa zin dan oleh mahluk2 ciptaan Allah lainnya. Aamiin.

Slmt menentukan pilihan sesuai NURANI anda masing2. Pilihan anda menentukan nasib bangsa kedepan dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah.

Barakallahu fikum
Waslmualakum
M. Syarif Arbi.5