Tuesday 30 August 2022

BERKUMPUL ABADI SANAK FAMILI

Kalaulah bisa diatur, di dunia ini kepengin rasanya terus berkumpul ayah bunda, kakek- nenek, anak cucu, cicit. Apalagi bila anak2, cucu2 telah sukses, betapa bahagianya ayah bunda kita, kakek nenek kita andaikan mereka masih hidup menyaksikan cucu2, cicit2 mereka sehat2, tampan2 dan cantik2, sukses pula dalam kehidupan. Hal itu tidak mungkin, karena kehidupan manusia sangat singkat, Datukku dari pihak ayah dan nenekku dari pihak ibu tak sempat menimang cicitnya. Beruntung beberapa kemenakanku masih sempat dipangku uyut mereka (nenekku dari pihak ayah). Namun jangan khawatir, ketidak mungkinan di dunia ini akan menjadi mungkin di akhirat nanti. Insya Allah kita akan dikumpulkan bersama kakek-nenek kita, suami istri, anak cucu cicit ber-generasi2 ke atas dan ke bawah, bahkan dengan orang shaleh. Apabila semua tingkatan generasi2 keturunan kita memenuhi 9 syarat berikut ini: 1. Memenuhi janji kpd Allah. يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ (memenuhi janji Allah), sebelum kita ini dilahirkan terlebih dahulu berjanji kepada Allah, seperti terungkap dalam surat Al’Araf 172 berikut: وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" Setelah lahir; manakala telah akil baligh, sekurangnya kita berjanji kepada Allah dengan bersaksi 9 kali sehari semalam dalam syahadah ketika shalat subuh 1 x, dzuhur 2 x, ashar 2 x, maghrib 2 kali, isya 2 x. yaitu “tidak ada tuhan selain Allah”. Bagi yang menuhankan selain Allah berarti telah melanggar janji kepada Allah. 2. Tidak ingkar janji (kepada manusia). وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثٰقَ (tidak melanggar perjanjian, ingkar janji kepada manusia). Siapapun kita, harus berhati-hati dalam berjanji sesama manusia, termasuk dengan diri sendiri. Usahakan tidak berjanji yang sekiranya tidak dapat untuk dipenuhi. 3. Menghubungkan silaturahim. يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ اللَّهُ بِهِۦٓ أَنْ يُوصَلَ (menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan), yaitu jalinan hubungan silaturahim 4. Takut kpd Allah. وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ (mereka takut kepada Tuhannya), dengan demikian dalam menjalani hidup merasa diri diawasi Allah sehingga terjauh dari perbuatan maksiat dan tercela. 5. Takut kepada hasil hisab yang buruk. وَيَخَافُونَ سُوٓءَ الْحِسَابِ (takut kepada hisab yang buruk), karena itu setiap hari menabur dan menebar kebaikan, menghindar dan menjauhi perbuatan yang tidak berguna. Saban hari menghitung diri untuk memohon ampun kepada Allah bila berbuat dosa, lantaran takut nanti di yaumil hisab didapatkan hasil perhitungan berat timbangan ke amal yang tidak baik. Sebab itu terus merasa khawatir jangan2 kebaikan yang diperbuat, amal ibadah yang dilakukan tidak masuk dalam catatan amal kebaikan karena telah terkontaminasi riya’, ujub, takabur, atau tidak sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. 6. Mendirikan shalat وَأَقَامُوا الصَّلٰوةَ ( melaksanakan sholat) 7. Sabar, mencari ridha Allah صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ (sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya). Tidak gampang kecewa bila cita2 dan do’a2 belum dkabulkan Allah. Tidak berbangga diri atas kesuksesan yang dianungerahkan Allah, diikuti dengan syukur. 8. Selalu berinfaq baik terang2an maupun sembunyi2. وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً (menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan). Infaq dan sedekah merupakan ibadah turunan dari ibadah wajib yang wajib bagi orang yang berharta cukup nisab dan sampai haulnya. Infaq dan sedekah saja sanggup dilakukan apalagi zakat. 9. Menolak kejahatan dg kebaikan. وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ ( menolak kejahatan dengan kebaikan). Perilaku membalas kejahatan dengan kebaikan ini, suatu sikap yang sangat sulit dilakukan. Namun inilah merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan janji Allah untuk kita dikumpulkan dengan seluruh sanak keluarga dan famili dari nenek moyang sampai ke buyut antah. Janji Allah ini termuat dalam ayat 23 surat Ar-Ra’ad: جَنّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوٰجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ  ۖ وَالْمَلٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍ "(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;" Sedangkan 9 syarat dikutip diatas, silahkan tadaburi ayat2 sebelumnya dari surat Ar-Ra’ad yaitu ayat 20, 21 dan 22. Sebagai ikhtiar untuk dapat memenuhi 9 syarat itu tentu langkah2 yang harus diambil adalah: Pertama; Diri kita sendiri harus dapat menjadi contoh tauladan buat anak istri dalam melaksanakan syarat di atas. Kedua; latih anak2 keturunan kita untuk beribadah, untuk jujur tidak ingkar janji, dimulai dari kita sendiri kalau berjanji kepada anak2, sekecil apapun janji itu hendaklah dipenuhi. Latih anak2 berakhlaq mulia dan ajari anak2 untuk berinfaq dengan cara; sejak anak2 masih belum remaja diberikan uang untuk berinfaq (misalnya memasukkan uang ke kotak amal di masjid). Ketiga; bekali anak2 keturunan kita dengan ilmu pengetahuan dunia dan akhirat, berikan contoh meningkatkan iman dan taqwa. Selalu mengontrol aktivitas ibadah mereka walaupun sudah berkeluarga, sepanjang kita masih hidup. Keempat; Mengingat jodoh2 anak2 kita, akan menentukan dzuriat keturunan kita, adalah tepat jika sebagai orang tua, ikut berperan menimbang jodoh2 anak2 kita. Agar cucu, cicit kita tumbuh menjadi manusia2 beriman dan bertaqwa. Kelima; Senantiasa berdo’a agar ayah bunda, nenek-kakek kita yang telah berada di alam barzah diampuni Allah segala dosa mereka dan diterima segala amal ibadah mereka. Diharapkan berkat do’a kita Insya Allah bilapun mereka banyak membawa dosa, diampuni Allah, selanjutnya turut serta dikumpulkan bersama kita di dalam surga “Adn” bersama-sama. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 2 Shafar 1444 H. 30 Agustus 2022. (1.024. 08.22).

Sunday 28 August 2022

Kejahatan Selalu Ada di Dunia

Dunia ini diciptakan Allah serba berlawanan, berpasang-pasangan, termasuk juga kebaikan dan kejahatan, siang dan malam, kaya dan miskin. Begitu juga perlombaan manusia disamping ada insan yang berlomba dalam kebajikan ada pula yang berlomba-lomba dalam berbuat dosa dan keingkaran kepada Allah. Allah-pun terangkan hal itu di dalam Al-Qur’an tertulis di surat Al-Maidah 41: يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَا رِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ................." "Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya.............." Surat Al-Maidah ayat 62 (berlomba-lomba dalam berbuat dosa): وَتَرٰى كَثِيْرًا مِّنْهُمْ يُسَا رِعُوْنَ فِى الْاِ ثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ وَاَ كْلِهِمُ السُّحْتَ ۗ لَبِئْسَ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ "Dan kamu akan melihat banyak di antara mereka berlomba dalam berbuat dosa, permusuhan, dan memakan yang haram. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat." dan surat Al-Hadid 20 (berlomba-lomba dalam menumpuk kekayaan): اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَا خُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ وْلَا دِ ۗ" Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan,......" Dari 3 petikan ayat di atas dapat dipahamkan bahwa soal orang ber-lomba2 dalam keingkaran kepada Allah, orang ber-lomba2 dalam berbuat dosa, orang-orang ber-lomba2 menumpuk kekayaan, bukan hal baru. Bukan di era sekarang ini saja, sudah sejak luuaama. Jadi jangan heran kalau sekarang walau sudah diupayakan dengan pemberantasan korupsi oleh suatu badan yang dapat melakukan tangkap tangan. Masih saja dalam waktu berselang tak lama dari tangkap tangan yang satu peristiwa ke peristiwa tangkap tangan berikutnya. Ini semua adalah dalam rangka manusia berlomba-lomba mengingkari ketentuan Allah, ini juga merupakan wujud orang-orang dalam berlomba berbuat dosa dan sekaligus suatu bentuk perlombaan untuk menimbun kekayaan dalam rangka berbangga-bangga. Sebagai manusia yang berkodrat berlomba untuk kebaikan dan sekaligus berkodrat untuk berlomba akan keburukan/kejahatan. Bukan mustahil seseorang sepanjang hidupnya senantiasa melakukan perbuatan baik, tetapi disuatu saat diujung hidupnya tergelincir dalam perlombaan perbuatan dosa. Itulah sebabnya sebagai ikhtiar untuk menghindarkan kejadian terpeleset tersebut, HARUSLAH SETIAP HARI HATI DISIRAMI oleh wahyu Illahi dengan membaca dan mentadaburi kitab-suci, guna mempertebal iman. Sebab Allah juga mengingatkan kita di surat An-Nur ayat 21: يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِ نَّهٗ يَأْمُرُ بِا لْـفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًا وَّلٰـكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." Dari peringatan Allah d surat An-Nur 21 ini, menarik tayangan TV beberapa waktu terakhir ini bahwa ada beberapa orang yang selama ini ternilai jujur dan bahkan jadi teladan, belakangan tergelincir tertangkap tangan. Keadaan ini dapat saja menimpa setiap orang yang sekarang jujur, beriman, tekun berbuat baik dengan ikhlas. Suatu saat tersandung, perbuatan tercela. Kita hanya TERHINDAR DARI LANGKAH SYAITAN hanya karena karunia Allah dan rahmat-Nya. Barusan saja; marak berita di TV sejumlah orang2 yang suskses berkarier dalam bidangnya, tak banyak orang dapat mencapainya, walau dengan pendidikan dan kemampuan yang sama. Lantaran sesuatu perbuatan tercela cukup syarat untuk menghancurkan karier mereka yang dirintis sepanjang hidupnya. Kini kami yang sudah berusia senja banyak diantaranya sudah melebihi usia hidup rata2 manusia atas dasar statistik, sangat bersyukur kepada Allah antara lain karena: Pertama: Walaupun diasuh oleh beberapa penyakit kronis, tapi masih dapat berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, diantaranya melalui artikel seperti ini. Jadi dengan rekan2 sejawat, sahabat handai, walau “jauh disisi tapi berdekatan melalui jari”. Kedua: Sudah berhasil menjadi PENSIUNAN, suatu jabatan yang luar biasa yang diperoleh melalui ujian2 dalam bertugas, ujian ketekunan yang paling utama KEJUJURAN. Beberapa kawan seangkatan tidak dapat mencapai PENSIUN, karena harus diberhentikan dengan tidak hormat, atau disuruh mengundurkan diri, disebabkan oleh berbagai kesalahan antara lain tak lulus ujian kejujuran. Tegasnya kami yang pensiunan ini sudah lulus ujian2 tersebut sehingga mendapat ijazah “Pensiun”. Ketiga: Bagi kami yang diamanahi oleh Allah keturunan, sudah dapat mewariskan “iman” kepada anak2 dan membekali mereka dengan ilmu pengetahuan sehingga insya Allah telah memenuhi perintah Allah seperti tertuang dalam surat An-Nisa' ayat 9 وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." Semoga Allah senantiasa melindungi kita dengan karunia dan rahmat-Nya. Juga semoga anak2 keturunan kita terhindar dari kejahatan, dilindungi Allah dari berbuat kejahatan, karena kejahatan selalu ada di dunia ini. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 30 Muharram 1444 H. 28 Agustus 2022. (1.023. 08.22).

Thursday 25 August 2022

Berkah Orang Taqwa.

Suatu hari di tahun 227 H kurang lebih sama dengan tahun 841 Masehi, kejadian aneh meliputi jalan di kota Bagdad, karena mulai hari itu tidak biasanya Keledai buang kotoran (Berak) di jalan raya. Sebelum itu; telah puluhan tahun tidak pernah ada seekor Kuda atau Keledai yang buang hajad di jalan, mereka tertib baru melepas hajadnya di kandang di rumah tuannya atau di pangkalan mereka ngumpul. Puluhan tahun jalan-jalan raya di kota Bagdad bersih dari kotoran Kuda dan Keledai yang sehari-hari hilir mudik di jalan raya sebagai sarana transportasi kala itu. Seorang pemilik Keledai, melihat fenomena itu lantas mensinyalir “mungkin orang alim dikota ini telah meninggal dunia”. Segera mereka mencari tau kebenaran sinyalemen tersebut. Ternyata benar telah meninggal dunia seorang yang teramat taqwa di kota Bagdad bernama Bisyr bin Harits dikenal juga sebagai Abu Nashr Bisyr bin al-Harits al-Hafi. Lahir tahun 150 H wafat tahun 227 H. Bisyr al-Hafi, semula adalah seorang pemuda berandalan, namun sejak mendapat hidayah, dianya menjadi orang yang taqwa. Perubahan perilaku Bisyr, ketika suatu hari sepulang dari mabuk-mabukan, di tepi jalan dianya menemukan secarik kertas bertuliskan: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Dipungutnya secarik kertas tersebut, dengan sisa uang dikantongnya dia mampir ke toko minyak wangi, kemudian secarik kertas tersebut ditaburinya/disiraminya minyak wangi, selanjutnya disimpannya rapi dirumahnya. Hari- hari berikutnya perilakunya tetap dengan mabuk-mabukan. Sampai suatu hari seorang Alim di kota Bagdad bermimpi dia diperintahkan Allah mengatakan kepada seorang pemuda bernama Bisyr “Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku pun telah mengharumkan dirimu, Engkau telah memuliakan nama-Ku, maka Aku pun telah memuliakan dirimu. Engkau telah mensucikan nama-Ku, maka Aku pun telah mensucikan dirimu. Demi kebesaran Ku niscaya kuharumkan namamu, baik di dunia maupun di akhirat nanti”. Orang alim tersebut mencari pemuda yang bernama Bisyr, didapati tengah pesta minum anggur, setelah ketemu dengan orang alim itu dan menerima kabar tentang Allah akan memuliakannya, akan mensucikannya dan mengharumkan namanya, sebagai balasan atas sikap pemuda berandalan ini mengharumkan nama Allah, maka mulai hari itu diapun berubah menjadi orang yang shaleh dan taqwa. Pemuda Bisyr tersentuh hatinya dan mulai saat itu ditinggalkannya masa lalunya yang kelam dan mulai dia memasuki masa menjadi orang yang saleh dan taqwa sejak saat itu sampai akhir hayatnya. Demikian kisah disarikan dari “Majalah Nabawi Edisi 106/Zulqaidah-Zilhijjah 1435H” Dari kisah ini dapat dipahamkan bahwa: 1. Ada korelasi antara adanya orang taqwa yang diam disuatu kota dengan kenyamanan dalam kota tersebut, lebih luas lagi jika penduduk suatu negeri bertaqwa, walau hanya diwakili seorang saja, sampai-sampai mahluk Allah yang bernama Keledai, Kuda saja menghormatinya sehingga enggan untuk buang kotoran di jalan. 2. Perlu kita introspeksi, jangan-jangan kota kita ini, di provinsi kita ini, negeri kita ini sudah tak ada lagi seorangpun orang yang benar-benar taqwa kepada Allah. (karena dlm kisah ini cukup satu orang saja orang yg benar2 taqwa), Keledai atau Kuda tdk buang kotoran di jalan. Sekarang Keledai dan Kuda bukan lagi jadi alat transportasi utama, mereka bukan lagi sumber merusak linkungan kebersihan dan kenyamanan. Tetapi kini air turun dari langit membuat banjir jalan-jalan. Air turun dari langit membuat tanah menjadi longsor, sungai meluap, jembatan roboh, gunung meletus, angin putting beliung sering terjadi dimana-mana. Apakah karena kini seorangpun diantara kita sdh tidak ada lagi benar2 taqwa???? Kisah tesebut tidak bedalil hadits dan Al-Qur'an, validitasnya kita sandarkan ke wallahu 'alam bishawab. Namun mungkin dalam konteks peran manusia menyelamatkan lingkungan, mari dibuat acuan firman Allah dalam Al-Qur'an surat Rum 41, bahwa besar peran manusia mendatangkan kerusakan: ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ ..............." "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; ........." dan hadist: لا تقوم الساعة على أحد يقول: الله الله “Kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang yang menyebut nama Allah” (HR: Al-Tirmidzi). Allah menegaskan bahwa di dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 59, kiamat itu pasti terjadi إِنَّ السَّاعَةَ لَءَاتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ "Sesungguhnya hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman." Dengan demikian, mendekati kiamat orang2 yang taqwa sudah tidak ada lagi, apakah situasi menghilangnya orang2 taqwa sudah mulai sekarang ini ???? Semoga, kisah diatas membuat kita masing2 berusaha memposisikan sebagai orang taqwa, sehingga keberkatan melimpah dimana-mana dan musibah terhindar dari segala penjuru. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 27 Muharram 1444 H. 25 Agustus 2022. (1.022. 08.22).

Monday 22 August 2022

Pulang dari Aqsha

Demikian banyak kesan pandangan, kesan keadaan dan kesan spiritual selama 10 hari ikut tour terpasang niat "mendatangi masjidil Aqsha". Guna sampai ke tujuan ke Aqsha; banyak tempat, situs bersejarah utamanya dari dimensi agama dilalui, baik sebelum dan sesudah ke Aqsha, yaitu di Cairo dan Jordan. Di Cairo situs dikunjungi Museum Fir’aun, maqam Imam Syafi'ie, univ Al-Azhar, maqam cucu Rasulullah; Husein, Pyramid dan sungai Nil. Masjid Ali, benteng Al-Ayubi. Perjalanan menyusuri Gurun Sahara selama 13 Jam. Nginap di tapal batas Mesir - Israel, kota Taba di tepi laut merah (Hotel Tolip). Di Jerusalem, mengunjungi Maqam Nabi2 yg ada di Jerusalem, bukit Zaitun, tembok Ratapan, bukit Golgota, dan masuk ke masjid2 seputar masjidil Aqsha. Di Jordan, mengapung di Laut Mati, cuci muka di Uyun Musa, ziarah ke Maqam Nabi Syu'aib, menapaki Petra, berteduh di bawah pohon Sahabi dan mengagumi Goa Ashabul Kahfi. Semua situs2 yang kami kunjungi telah dihimpun dalam artikel2 yang telah ku publish. Meninggalkan Cairo, napak tilas Nabi Musa menyeberangi laut merah. Bila Nabi Musa mnyeberangi laut merah dengan tongkatnya, rombongan kami dengan bis. Dari benua Africa ke benua Asia cukup dengan hitungan mundur didalam bis mulai angka 10 ketika masuk terowongan terusan Suez sampai ke angka nol sudah keluar terowongan sampai di daratan Asia. Selama ini kisah tentang Nabi Musa menerima Taurat di bukit Tursina dan kesyikiran Samiri dengan patung anak lembunya, hanya tau dari ayat Al-Qur’an, berkat tour ini kami telah melihat, walau tdk sampai sangat dekat. Keluar terusan Suez, sdh ditawarkan "siapa yg ingin mendaki bukit Tursina angkat tangan". akan difasilitasi. Aku orang yg pertama angkat tangan diikuti bbrp orang. Tetapi setiba di kaki bukit, tak seorangkan yg meneruskan niatnya karena bgt sulit mendatanginya seperti tlh kutulis di artikel nomor 985.07.22, 5 Juli 2022. Yaitu harus naik kendaraan sejenis angkot, disambung dengan naik Unta, sampai di kaki bukit harus menaiki 750 anak tangga. Kesan spiritualnya; bahwa begitu berat perjuangan Nabi Musa untuk menerima perintah Allah. Wajar kalau beliau marah kepada kakaknya (Nabi Harun), baru saja ditinggal selama 40 hari, iman kaumnya sudah berubah mempersekutukan Allah dengan anak lembu rekayasa Samiri. Begitu deg-degan masuk ke negara dikuasai Israel. Visa boleh masuk Israel saja baru diterima kabarnya ssdh berada di Cairo. Ternyata 2 orang dari kami ditolak masuk Israel. Begitu juga ketatnya tentara Israel berjaga di gerbang2 masuk masjidil Aqsha. Kesan terhadap fasilitas. Pelayanan guide di Cairo Mr. Bandara dan Mr. Hamdi. Di Jerusalem Mr. Nazzeh Mushasha, guide di Jordan; Adnan Rawasydeh, demikian profesional dan bersahabat. Rombongan kami naik pesawat Qatar Airways dari Jakarta, dengan tanpa mengantongi Visa Mesir. Sampai di bandara Cairo, sebelum masuk ke Imigrasi Mr. Bandara (guide Cairo) sudah menanti kami, membagikan Visa Egypt, untuk ditempelkan di passport masing2. Hotel, dengan makanannya yang demikian mewah. Soal selera itu masalah lain. Apalagi beda negara, sedangkan beda daerah saja selera tdk sama. Namun diakui menu makanan tersaji lengkap dan mewah. Bis yg mengantar ke situs2 yg dikunjungi di tiga kota tsb bgt nyaman. Pokoknya semua fasilitas sangat2 baik sehingga biaya yg dikeluarkan sangat setimpal. Kesan spritual. Kami dengan usia senja, sebetulnya berangkat dlm keadaan yg tidak fit benar. Bahkan di jam2 terakhir akan berangkat badan tidak nyaman, dengan berbagai penyakit kronis. Kesan spritual yg dirasakan, bahwa dg acara yg bgt padat, istirahat yg kurang, berjalan kaki banyak di seputar masjidil Aqsha, Perta, nyemplung di Laut Mati. Semuanya dijalani dlm keadaan segar bugar. Penyakit kaki yg sulit berdiri ktk di Jakarta,selama dlm perjalanan tdk terasa sama sekali digunakan berjalan yg begitu panjang. Anehnya stlh sampai di rumah, kaki kambuh lagi sakit. Secara spriritual betul2 merasakan bagaimana besarnya kekuasaan Allah, meminjamkan kesehatan, kebugaran selama dalam tour ibadah memenuhi seruan Rasul-Nya. Koper ketika dari Jakarta sudah di patut masing2 dibawah 25 Kg (sesuai batas maksimal), dengan muatan 11 stel pakaian (dg rincian sehari satu stel + utk nyemplung di Laut Mati), karena tak mungkin untuk mencuci. Ketika pulang menjadi 27 Kg lebih, lantaran memuat antara lain pakaian basah berkadar garam tinggi usai di pakai di Laut Mati juga membawa lumpur laut mati, masing2 koper 3,5 Kg. Sepatu tidak lagi muat di kaki, bengkak karena banyak berjalan, untung membawa sandal jepit. Kini kami telah lbh sebulan pulang dari tour yg sangat mengesankan itu, tinggal tersisa kenangan berupa foto2 dengan keceriaan, diantaranya kuikut sertakan pada artikel2ku. Semoga kisah perjalanan kami ke Aqsha ini bermanfaat adanya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 4 Muharram 1444 H. 2 Agustus 2022. (1.007. 08.22)

Bahaya "AKU.......PALING"

Tiba di Cairo 19 Juni 2022, langsung acara pertama kami "disambut penguasa Mesir di bbrp abad silam" yaitu Fir'aun, di NMECMUSEUM. Dipajang dilantai dasar, segala macam sebagian harta benda Fir'aun dan keluarga. Dilantai bawah tanah bersemayam mummi para Fir'aun di dalam peti kaca. Selama ini, akan segala sesuatu tentang Fir'aun telah diketahui sejak kecil dari para guru agama dan ustadz. Kini kami berkesempatan menyaksikan sendiri figur Fir'aun itu walaupun di dalam keranda kaca. Wajah tdk sempurna, tapi kira2 dpt direkonstruksi bahwa postur tubuh Fir'aun itu tidak besar tinggi. Tidak sebesar pengaruh kekuasaannya. Tidak sepadan dg dirinya yg diriwayatkan mengaku yg "paling". Dari kunjungan ini dpt diambil Ibrah, ternyata demikianlah kesudahannya bila seseorang mengaku, merasa "paling". Bila diri sdh merasa "paling", maka anggapan melebihkan "Aku", mulai timbul. Bila "aku" sdh meng "AKU",....... ini contoh bahayanya: Bahaya "AKU": قَالَ اَنَاۡ خَيْرٌ مِّنْهُ ۗ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ "(Iblis) berkata, Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Shad ayat 76) وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰۤـاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَـكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْ "Dan Fir'aun berkata, Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku". (QS. Al-Qasas ayat 38). Bentuk merasa "aku....paling", ini tak heran sampai kini dan nanti jg tetap dimiliki oleh manusia. Karena sifat "aku ...... paling" ini usianya sudah lama seusia dg terciptanya manusia yaitu tak lama ssdh Adam tercipta. Iblis lah mahluk yg pertama menggunakan sifat "aku ....paling" tsb. antara lain seperti yg dikutip di atas pada surat Shad 76. Oleh karena itu sering terjadi orang yg sedang berkuasa, menganggap dirinya "yang paling". Penyakit ini dpt juga hinggap di orang terkenal, orang berlimpah harta dan bukan mustahil dimiliki ustadz dan ilmuwan. Semoga kita tdk termasuk orang yg menganggap diri "paling" tsb. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Muharram 1444 H. 3 Agustus 2022. (1.008. 08.22)

SERBA-SERBI Restoran perjalanan ke AQSHA.

"Table manner" dikebanyakan restoran umumnya; piring berada di tempat mengambil makanan. Piring nasi dirak dibawah atau sederetan tempat nasi, piring buah di meja dekat buah, piring salad di meja dekat salad, mangkuk sup atau segala macam bubur di dekat makan berkenaan. Begitu juga piring aneka roti disediakan dekat makanan tsb. Selanjutnya dimeja makan tersusun dari kiri: 1. Serbet (napkin) 2. Garpu kecil (salad fork) 3. Garpu besar (dinner fork) Dari kanan: 1. Sendok besar (saup spoon) 2. Sendok kecil (teaspoon). 3. Pisau (dinner kinfe) Gelas minum biasanya disiapkan diposisi tangan kiri si tamu restoran. Ketika kami makan di restoran2 dalam perjalan "ke Aqsha", di tiga kota; Cairo, Jerusalem dan Jordan "table manner" restoran2 tidak berlaku umum. Ada restoran yang tidak menyediakan minuman, tanpa gelas. Untungnya telah diumumkan oleh guide setempat, agar kami membawa air minum masing2. Dalam hal seperti ini bagusnya bersamaan dengan kami turun dari bis, guide lokal di pintu bis membagikan satu persatu air minum kemasan botol 320ml atau 500ml. Salah satu yang menarik kami alami, ada salah satu restoran tidak tersedia sendok makan di meja makan, juga di dekat pengambilan nasi. Anggota rombongan kami tak kurang ikhtiar, ada yang ambil sendok di tempat lain, walau bentuk sendok itu tak biasa untuk sendok makan, misalnya yg tersedia di tempat sup. Mungkin semboyan mereka "ndak usah kagetan, santai aja gunakan apa adanya". Ada juga restoran yang tidak menyediakan gelas minum di meja, tapi menyediakan aneka Juice dengan cup plastik disekitar Juice tsb……….. Yaaah itu aja yang dipakai buat minum. Pokoknya ikuti saja aturan restoran ybs. Usahakan makan yang cukup, apapun rasanya biar tak sesuai selera, anggap enak semua, karena energi sangat di perlukan, acara tour demikian padat, sementara itu istirahat relatif sedikit. Snack,….. kebiasaan tour2 di tanah air, dibagikan dalam kotak2, dibagikan dalam perjalanan di atas bis. Dalam perjalanan kami dengan bis di Cairo, bis di Jerusalem maupun bis di Jordan tidak ada SNACK di bis. Beberapa anggota rombongan kami menyikapi hal tsb dengan menyiapkan snack sendiri2 memanfaatkan kue2 dan roti2 yang disiapkan ketika sarapan pagi. Caranya dari kamar hotel telah menyiapkan kantong plastik. Untungnya sarapan pagi selama tour kami ini mesti di hotel. Alhamdulillah-nya, hotel yang dipilih penyelenggara tour semuanya berbintang. Hotel berbintang penyediaan sarapan paginya begitu komplit termasuk sejumlah kue dan roti…….. Usai sarapan, sebagian anggota rombongan memasukkan sejumlah roti, kue2 ke dalam plastik atau tas tangan, bakal sangu di perjalanan di bis mengikuti acara2 tour. Dengan begitu bila sedikit lapar di perjalanan, sangu tersebut mulai dimanfaatkan. Peristiwa ini semula sebagian yang mempraktekkan ngantongi roti dan kue itu hati-hati, sedikit agak malu-malu biar sesama anggota rombongan pun, namun setelah semakin banyak yang ikutan, semakin banyak bersikap yang sama bahkan ada yang ngisi botol minuman dengan juice. Semula ada juga yang mungkin khawatir terindera oleh CCTV. Dengan semakin populer bersangu roti dan kue ini, selanjutnya sangu kue-roti tersebut berkelanjutan sampailah kami di ujung perjalanan. Sebetulnya diriku sudah menyiapkan dari rumah sebanyak 22 bungkus “Keripik Kencur” buatan tanganku sendiri, dengan perhitungan 2 bungkus digunakan sehari, termasuk dalam pesawat terbang. Karena jumlah bungkus persediaan, bila dibagikan ke semua orang dimana kami dalam 1 bis itu 30 orang belum termasuk guide dan pengemudi, akan tidak cukup. Sempat juga sih kuberikan ke tetangga duduk di bis beberapa orang. Cita rasa kue2 dan roti, standar sama dengan kue dan roti di negeri kita. Makanan memang ada lain cita rasanya, hal ini mungkin masalah perbumbuan yang berbeda dengan kampung halaman kita. Hal inipun sudah diinformasikan oleh tour leader ketika technical meeting seminggu sebelum kami berangkat. Makanya diantara anggota rombongan ada yang membawa sambal goreng, serondeng dan aneka pelezat rasa. Aku dan istri telah siap membawa beberapa kantong “abon ikan haruan (ikan gabus)”, Product by adikku dari tanah kelahiranku Ketapang Kalimantan Barat. Bukan main enaknya nasi, olahan daging, olahan ayam yang mereka sajikan yang semula “rasanya ndak nendang”, ditaburi dengan abon ikan gabus. Beberapa anggota rombongan yang pernah semeja makan dengan kami suami istri diantaranya pernah merasakan “abon ikan gabus” bawaan kami. Dari komentar mereka, dikatakan cukup menambah selera makan. Begitu serba serbi restoran yang dapat kusajikan, semoga kiranya buat pembaca yang akan menuju masjidil Aqsha, memenuhi himbauan Rasulullah,…. , informasi ini ada manfaatnya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 7 Muharram 1444 H. 5 Agustus 2022. (1.009. 08.22)

KOMUNIKASI TOUR

Berkomunikasi, kini sudah menjadi kebutuhan primer setiap individu. Bersyukurnya akhir2 ini telah didukung oleh sarana yang semakin canggih. Dalam perjalanan tour apa saja, termasuk tour ibadah dilaksanakan dengan berombongan, komunikasi semakin dirasakan penting, dirasakan manfaatnya. Berkomunikasi dalam perjalanan tour berombongan, atau melaksanakan tour ibadah berjamaah, paling tidak medan berkomunikasi itu dapat dikelompokkan dalam 4 (empat): Pertama; berkomunikasi, tour leader dengan masing2 anggota rombongan atau jamaah. Kedua; berkomunikasi anggota rombongan dengan anggota rombongan. Ketiga; berkomunikasi masing2 anggota rombongan dengan sanak famili dan keluarga yang berada di kampung halaman. Keempat; berkomunikasi dengan travel penanggung jawab tour, di tanah air. ad. Pertama; Berkomunikasi, tour leader dengan masing2 anggota rombongan atau jamaah. Bahwa ada saja instruksi2 tour leader yang kurang jelas, perlu dipertegas untuk program sedang berjalan, atau untuk dilaksanakan hari berikutnya. Contoh kecil: Ketika sampai di hotel waktu maghrib sudah berlalu, karenanya harus shalat Maghrib dan Isya di kamar hotel. Jamaah buru2 masuk kamar, langsung meletakkan koper, tas dan barang bawaan se-kena’nya. Ketika akan shalat, mencari arah kiblat. Perlu diketahui, tidak semua anggota rombongan/jamaah menguasai teknologi alat2 komunikasi terkini dengan baik. Ada juga anggota rombongan/jamaah yang GATEK. Kemana lagi harus bertanya, kalau bukan kepada tour leader. Dengan canggihnya sarana komunikasi sekarang “begitu dibagikan kunci kamar sekaligus diberikan nama WIFI berikut sandinya, sehingga dari kamar dapat langsung berkomunikasi bukan saja dengan tour leader tetapi sesama anggota rombongan/jamaah, bahkan dapat berkomunikasi dengan anak2 di tanah air. Anggota rombongan yang Gatek tadi dapat bertanya kepada tour leader mengenai kiblat. Si Tour leader, karena sudah beberapa kali masuk di hotel tersebut, langsung menjawab: “arah kiblat coba di lihat stiker nempel di atas meja di sebelah kanan TV”. Rupanya stiker tersebut tertutup tas tangan si ibu, yang tadi buru2 meletakkan hand bag nya, kebelet ke kamar mandi. Sebetulnya bagi yang kuat paham teknologi, di HP tersedia aplikasi Kiblat. Meskipun pertanyaan itu kpd tour leader, karena sdh tersedia WAG, anggota rombongan lainpun dpt mengikuti lalulintas msg antar anggota dengan tour leader. Juga lalu lintas msg sesama anggota WAG rombongan ybs. ad. Kedua; Berkomunikasi anggota rombongan dengan anggota rombongan. Semula di hari pertama interaksi antar anggota rombongan belum cair, masih saling menjajagi, setelah beberapa hari akan timbul keakraban. Berkenaan sdh cairnya interaksi antar anggota, komunikasipun terbuka. Contoh ada yg sharing msg dianya diare, makapun diketahuilah berapa orang terkena diare dan menduga penyebabnya. Rupanya yg tadi ikutan makan hidangan jamur semua kena diare. Diketahui siapa yg bawa obat diare dan siapa yg memerlukan. Rombongan terdiri dari tigapuluh orang misalnya, wajar ketika hari-hari permulaan belum begitu akrab, masing2 masih perlu penyesuaian. Selanjutnya keakraban tertaut dengan sendirinya boleh dikata secara alami. Disinilah mulai terjalin komunikasi antar anggota, kalau di-awal2, segala di tanya ke tour leader, pertanyaan2, berkomunikasi sudah mulai ke sesama anggota, menggunakan kecanggihan teknologi tersebut. Kulihat akhir2 ini banyak kelompok Haji/Umrah dan tour2 ibadah, hubungan antar mereka berlanjut, semisal membuat pertemuan rutine semacam arisan, guna memupuk jalinan silaturahim. Sebetulnya biarpun tidak sampai diwujudkan dg arisan, setidaknya adalah baik bila WAG tersebut tetap ada, biarpun tak aktif tapi tak usah pake undur diri segala. Karena kalau undur diri kesannya dapat jatuh kepada “memutuskan silaturahim”. Ada pepatah “seribu kawan terasa kurang, satu sahabat hilang terasa banyak”. Jangan sampai terkesan bahwa hubungan pertemanan hanya didasarkan atas dasar “bussines”. Ketahuilah bahwa orang yang akan masuk kedalam surga ‘Adn bersama orang2 yg saleh, nenek moyang mereka, pasangan2 mereka anak cucu mereka (Ar Ra’d ayat 23); جَنّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوٰجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ  ۖ وَالْمَلٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍ "(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;" Syarat2 untuk masuk surga ‘Adn seperti dimaksud ayat 23 surat Ar-Ra’ad diatas ada 3 yaitu: 1. Memenuhi janji Allah ( lihat Ar-Ra’d ayat 20) 2. Memelihara silaturahim (lihat Ar-Ra’d ayat 21) 3. Sabar, shalat, infak, tolak kejahatan dengan kebaikan ( lihatAr-Ra’d ayat 22). ad. Ketiga; Berkomunikasi masing2 anggota rombongan dengan sanak famili dan keluarga yang berada di kampung halaman. Menggunakan sarana teknologi komunikasi canggih masa kini, setiap hari dpt disampaikan informasi keberadaan diri dimana, kabar penting ke keluarga di rumah. Kecanggihan ini kumanfaatkan, selain kirim kabar, juga mengirimkan semua foto2 harian diberi folder judul obyek kunjungan kegiatan setiap hari. Kupesankan kpd anakku agar memindahkan foto2 tsb ke laptop. Umpamanyapun foto di HP ku dihapus karena penuh, atau terhapus, foto2 kenangan berharga kami tlh tersimpan di laptop di rumah. ad. Keempat; Berkomunikasi dengan travel penanggung jawab tour di tanah air. Puluhan tahun lalu, ketika suatu perjalanan umrah, pas waktu itu ada kebijakan di Saudi "Tour guide yg menghandle seluruh keperluan kami harus tour guide setempat". Di wilayah Makkah beda tour guidenya dg di Madinah. Sehubungan dg itu dari Indonesia, rombongan kami dilepas tanpa diikuti dari pihak travel. Beberapa hal positip dari kebijakan ini, pengurusan masuk ke Saudi dari imigrasi Jeddah, dmkn praktis, sdh langsung dihandle oleh "orang dalam atau company mereka". Begitu pula dlm perjalanan dari Jeddah ke Mekkah ke Madinah, sampai pengurusan kami di bandara pulang ke tanah air. Yang jadi masalah pengurusan makanan. Pernah terjadi kami baru dpt makan pkl 11 malam. Menjelang masuk di bandara Jeddah saat pulang, juga makanan bermasalah, akhirnya harus beli sendiri. Ketika itu komunikasi blm secanggih sekarang. Kami tdk dpt lapor ke penanggung jawab travel di tanah air. Untungnya kebarangkatan umrah2 kami berikutnya tidak lagi mengalami hal serupa. Komunikasi kian membaik, walau belum secanggih sekarang. Berkat kecanggihan sarana komunikasi, ketika perjalanan ke Aqsha, kami sdh berada di Taba di hotel Tolip 21 Juni 2022, menjelang istirahat, kantor pusat travel Hudaya Safari mengirimkan Polis Asuransi Perjalanan kami langsung ke Hp kami. Dimana polis itu blm terbit waktu kami berangkat 18 Juni 2022. Wifi hotel berakses demikian cepat, namun hanya dpt digunakan di hotel, begitu keluar hotel tak dpt sinyal lagi. Hebatnya perjalanan tour di era digital yg kami alami barusan ini, sesaat naik ke bis di Cairo, bis di Israel dan bis di Jordan, semuanya tersedia Wifi, langsung diberitahukan nama dan sandinya, memungkinkan kami untuk berkomunikasi sesama group, berkumonikasi ke keluarga di tanah air, mengirim foto dari dalam bis. Juga wifi ini hanya bersinyal di dlm bis. Sebagian anggota rombongan kami memanfaatkan fasilitas membeli paket yang memungkinkan untuk berkomunikasi selama dalam perjalanan tour. Dengan menggunakan paket ini, terbuka kesempatan dimana saja untuk berkomunikasi. Kuteringat ketika aku masih muda dulu sebagai wartawan dan reporter RRI (di era tahun 1969 sampai 1973), begitu sulitnya kalau harus membuat laporan pandangan mata, harus numpang jaringan telepon kabel. Waaah sekarang dari dalam terowongan PETRA-Jordan, ribuan mil jauhnya dengan rumah di Jakarta, dapat membuat laporan pandangan mata hanya dengan peralatan yang lebih ringan dari ulekan cobek. Semoga dengan karunia2 Allah yang tidak habis2nya diberikan untuk kemudahan hidup manusia menambah tingkat kesyukuran dan menambah iman dan taqwa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 10 Muharram 1444 H. 8 Agustus 2022. (1.011. 08.22)

Pohon Gharqad

Bis kami berhenti di pinggir jalan, disebelah kanannya terhampar suatu lahan yg lumayan luas. Guide kami di Jerusalem Mr. Nazzeh Mushasha; menunjukkan kpd kami tanaman pohon Gharqad. Sepertinya pohon Gharqad sengaja dibudi dayakan, oleh bangsa Yahudi. Mr. Nazzeh Mushasha tidak dpt menjelaskan berapa banyak pohon Gharqad tertanam, juga tdk diketahui berapa luas lahan tsb. Tidak diketahui secara pasti kapan kaum Zionis-Israel menanami tanah Palestina dengan pohon bernama ilmiah "Spesies Lycium Arabiacum boiss atau Arabian boxthorn" itu. Atas dasar informasi dari beberapa sumber disebutkan bahwa di tanah Palestina telah ditanami sebanyak 220 juta batang pohon Gharqad. Pohon Gharqad sifatnya akan terus berdaun di sepanjang musim, akan terus terlihat segar atau subur baik di musim panas atau musim dingin. Lebih jauh menurut informasi bahwa, tersedia bibit pohon Gharqad ada pihak yang menyediakan bibitnya, dpt dipesan secara online dan kemudian disumbangkan ke Israel untuk ditanam di tanah Palestina. Agaknya kaum Yahudi, meskipun tidak percaya kepada Nabi Muhammad s.a.w. Namun diam2 mempercayai hadits Rasulullah berikut ini: لا تقوم الساعة حتى يقاتل المسلمون اليهود، فيقتلهم المسلمون حتى يختبئ اليهودي من وراء الحجر والشجر، فيقول الحجر أو الشجر: يا مسلم، يا عبد الله، هذا يهودي خلفي، فتعال فاقتله.. إلا الغرقد، فإنه من شجر اليهود” (ذكره في: صحيح الجامع الصغير أيضًا -7427)) “Tidak akan terjadi hari kiamat, hingga Muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi hingga Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata “Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon gharqad (yang tidak demikian), karena termasuk pohon Yahudi.” (HR.Muslim dalam Shahih Jami’ Ash-Shagir no. 7427). Sehingga mereka sudah mempersiapkan diri menghutankan Palestina dengan pohon Gharqad, supaya bila terjadi seperti prediksi hadits tsb di atas, pohon Gharqad dapat mereka jadikan tameng. Apakah hadist tentang pohon Gharqad ini harus diterjemahkan apa adanya, sesuai bunyi kalimatnya, atau apakah hanya suatu bahasa kiasan atau perumpamaan???. Yang akan dapat menjawabnya adalah waktu yang terjadi nanti, hal ini merupakan wilayah komentar para alim ulama, wallahu ‘alam bishawab. Kondisi kemiringan dari jalan ke lahan penanaman pohon Gharqad, kurang kondusif dan sengatan mataharipun cukupan disaat sudah masuk waktu Zuhur tgl 23-06-2022 itu, maka rombongan kami memilih tidak turun dari bis yang berhenti di pinggir lahan tanaman Gharqad. Kalaupun ada anggota rombongan mengabadikan, membidikkan ponselnya dari dalam bis. Adapun ciri-ciri pohon Ghargad yakni: 1. Memiliki daun berduri. 2. Memiliki akar berduri dan berbulu. 3. Tingginya dapat mencapai 1-2 meter. 4. Memiliki bentuk daun seperti sendok kecil berwarna hijau dan setiap tiga daun yang mengumpul biasanya memiliki duri. 5. Memiliki bunga berwarna putih kebiruan. 6. Buahnya berwarna merah yang berukuran seperti biji buah melinjo. Rombongan kami diperlihatkan oleh Mr. Nazzeh Mushasha, suatu kompleks yang rumah2nya pada kosong di Hebron Tepi Barat Palestina. Dijelaskan guide Jerusalem yang fasih menuturkan bahasa Indonesia itu, bahwa rumah2 itu ditinggalkan penghuninya orang Palestina, karena mereka ogah berada di tengah2 komunitas Yahudi. Betul saja, bis kami akan masuk ke komplek masjid “Khalil”, dimana terdapat makam2 Nabi Ibrahim dan keluarganya itu, harus melalui jalan ber PORTAL yang dijaga oleh tentara Israel (kelihatannya wanita). Setelah bis diparkir di suatu lapangan, kami berjalan cukup jauh menuju masjid, melalui pemeriksaan ketat oleh tentara Israel, masuk satu2 melintasi pintu berputar (seperti masuk stasiun KA, tapi besinya Vertical). Kaum Muslimin masuk ke situs2 peninggalan para nabi mereka, harus di Portal, harus diperiksa ketat. Atas dasar hadist di atas disuatu saat kaum Muslimin akan memenangkan perseteruan dengan bangsa Yahudi yang kini menjajah bangsa Palestina. Masalahnya kapan itu akan terjadi???. Kini yang dilihat di layar2 TV, penggempuran2 dilakukan bangsa Israel ke pemukiman bangsa Palestina. Hadits di atas memberikan motivasi bahwa kaum Muslimin suatu saat akan menang, Allah juga memberikan dorongan kaum muslimin agar tidak patah semangat, karena Allah akan membantu dapat dicermati dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 44: فَذَرْنِى وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيثِ  ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ "Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui," Akan tetapi, haruskan kaum Muslimin terlena dengan jaminan Allah dan Rasulnya melalui hadits dan firman Allah dipetik di atas, lantas tidak berikhtiar, tidak berjuang, tidak berusaha membebaskan tanah Palestina dari cengkraman penjajah??? Mari perhatikan berfirman Allah:  ”…………...إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ  ۗ ………………..” "…………….. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. ……………..." (QS. Ar-Ra'd ayat 11). Sengaja pertanyaan ini tidak kutanyakan kepada guide di Jerusalem, karena diriku tak tau persis tentang keamanan menanyakan hal itu di daerah negeri sedang terjajah. Sesampainya di Jordan sempat kupertanyakan kepada guide, apa sebabnya negara2 Arab yang notabene muslim, besar, kuat dalam perekonomian, sampai kalah dengan bangsa Yahudi yang relatif kecil, utamanya di perang 6 hari 1967. ……. Mr. Adnan yang posisinya berhadap-hadapan dengan saya di dalam bis; saya duduk menghadap kehadapan tujuan bis yang sedang berjalan, sementara Mr. Adnan berdiri menghadap kearah penumpang. Pertanyaan itu tidak dia dapat jawab spontan, ditempelkannya kedua matanya ke sandaran kursi bis, kukira dia menangis. Sebagai mantan serdadu yang kini sudah pensiun itu, rasa patriotisnya membuat dia terharu, mungkin mereview masa2 dianya masih aktif. Usai meredakan emosinya Mr. Adnan Rawasydeh menjawab panjang lebar. Inti pokoknya kekalahan tersebut karena kurangnya persatuan dan ada pihak-pihak bangsa sendiri yang secara diam2 memihak musuh. (kualih bahasakan dari istilah Mr. Adnan Rawasydeh). Semoga firman Allah dan hadits Rasulullah tentang kemenangan kaum Muslimin ini segara lekas terwujud, sehingga ummat Islam seluruh dunia dengan aman dan nyaman dapat mengunjungi masjidil Aqsha dan berziarah ke pusara para nabi dan Rasul2 Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 12 Muharram 1444 H. 10 Agustus 2022. (1.012. 08.22)

ILMU diperoleh dari TOUR

Ya Allah: “manakah mahluk Engkau yang lebih alim” Allah menjawab:”Orang yang sanggup menghubungkan ilmunya dengan ilmu orang lain”, Demikian salah satu pertanyaan diantara 4 pertanyan Nabi Musa kepada Allah. Hal tsb. seperti apa yang disampaikan oleh Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, dikutip oleh Prof.DR. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar. Dua besaran ilmu dapat dibedakan: 1. Ilmu Produk MANUSIA dan 2. Ilmu produk Illahi (AGAMA) Ilmu AGAMA juga begitu banyak cabang dan rantingnya. Khusus ilmu agama saja, sampai habis ini usia tak kan mungkin untuk dikuasai semua. Sehubungan dengan itu agaknya tak seorang Proffesor-pun dapat mengklaim menguasai seluruh ilmu, sekalipun dalam bidang keilmuannya. Demikian juga tak seorangpun ustadz yg dpt menganggap dirinya paling mendalam ilmu agama nya sekalipun hanya ranting dari suatu ilmu agama yg ditekuninya. Walau si ustadz lulusan di berbagai negara, khusus bidang agama dari universitas ternama. Seharusnya berangkat dari ketidak sanggupan diri menguasai seluruh ilmu sekalipun sudah khusus bil khususon. Spesialis sub spesialis, tetap saja tak kan dikuasai, tak patutlah seseorang membanggakan diri. Barangkali tepatlah bila dikatakan sesungguhnya tak seorang manusiapun benar2 "alim" atau benar "berilmu". Ketika mengunjungi maqam Nabi Musa di Jericho-Palestina, mengikuti perjalanan tour ke Aqsha dilanjutkan berkunjung ke Goa Al-Kahfi di Jordan, jadinya teringat kisah nabi Musa berguru mencari ilmu ke Nabi Khaidir, (surat Al-Kahfi 60-82) ternyata Nabi Musa tak lulus…... Banyak ilmu pengetahuan yang rombongan kami peroleh dalam tour ibadah tersebut. Ilmu yang bersumber dari para guide di Cairo, guide di Jerusalem dan guide di Jordan. Juga dari ayat2 kauniyah berupa situs2 yang kami kunjungi, telah pula ku coba meredaksikannya dalam artikel2 yang sudah ku publish. Berbagai ilmu diperoleh rombongan kami dari para guide Mr. Hamdi (Cairo), Mr. Nazzeh Mushasha (Jerusalem) dan Mr. Adnan Rawasydeh (Jordan), kebersamaanku dengan mereka seperti nampak dalam foto2. Dirikupun dalam hidup ini, ikutan membagikan secuil ilmu dunia yang diketahui kepada sekelompok audience seperti kutampilkan dalam beberapa foto kenangan mengiringi artikel ini. Ilmu dunia, kebenarannya tidak mutlak akan terpengaruh oleh waktu, tempat dan kesepakatan pengguna (conditio sine qua non). Sedangkan ilmu agama yang didukung oleh dalil dari kitab2 suci yang diturunkan Allah dan petunjuk para rasul utusan Allah, adalah kebenaran mutlak. Nabi Muhammad s.a.w. sendiri tak menguasai ilmu dunia "produk manusia", tersebut dalam kisah mengawinkan kurma, beliau bersabda; أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ “Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” (HR. Muslim, no. 2363) Namun dianjurkan untuk mengumpulkan ilmu itu sebanyak mungkin karena Allah menjanjikan: اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ "Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11). Naah disinilah letak sinergi ilmu terhimpun sehingga terwujud bangunan yang kokoh, rapi, indah dan artistik. Pengaduk semen, tukang batu, mandor dan arsitek; masing2 dg ilmu dan pengalamannya terhimpun, berdirilah gedung dan rumah, terbentanglah jembatan dan jalan layang serta jalan tol. Rasul juga memberi petunjuk: مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ Artinya: ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi). Idealnya setiap diri berusaha terus mendalami ilmu dunia dan ilmu akhirat. Namun bila ilmu dunia tak begitu didapat, berikhtiarlah mencari dan mencari terus ilmu akhirat, sebab semua rangkaian ibadah menghendaki ilmu. Sebab ibadah tanpa ilmu dikhawatir tak sesuai petunjuk YANG Nyuruh ibadah. Ali bin Abi Thalib berpesan "wal amilu bit tanzil" ( beramal seperti yg diturunkan = beribadahlah sesuai petunjuk Allah dan RasulNya). Kembali kepada jawaban Allah atas pertanyaan Nabi Musa, dipetik di atas, barulah seorang dapat dikatakan "Alim atau berilmu" bila sanggup menerima ilmu orang lain, tidak merasa paling berilmu sendiri. Menyadari bahwa ilmu yang diturunkan Allah ke dunia ini tak mungkin untuk dikuasai sendiri. Mampu menggabungkan ilmu yang dia punya dengan ilmu2 orang lain. Ilmu penting untuk kehidupan dunia dan akhirat. Bila para ilmuan bidang "ilmu pengembangan pengetahuan manusia" maupun "ilmu agama", berhimpun mensinergikan ilmunya, barulah dunia ini akan menjadi aman tentram dan sejahtera. Kalau semua ilmuan saling bantu, saling bekerja sama dengan keahlian masing-masing tentu sinergi tsb melahirkan orang2 ALIM atau BERILMU. Ketika orang Alim atau Berilmu memimpin dunia ini, jadilah dunia aman dan makmur. Lebih khusus ketika orang2 Alim atau Berilmu memimpin suatu negeri, insya Allah tercapai "baldatun thayyibatun warabbun ghafur" (negeri aman makmur dlm kedamaian dibawah limpahan rahmat Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 14 Muharram 1444 H. 12 Agustus 2022. (1.013. 08.22)

Memperpanjang HIDUP

Usia manusia sudah ada takarannya, dari berbagai sumber Nabi Adam 1.000 tahun. Nabi Nuh 950 tahun. Umur manusia kini jarang lebih 100 tahun; kalaupun lebih dari 100 tahun sepertinya kehidupan sudah menyusahkan anak cucu dan diri sendiri. Usia harapan hidup di Indonesia: Thn 2004 = 68,6 tahun Thn 2015 = 70,8 tahun Thn 2035 diprediksi 72,2 tahun (Sumber: Kemenkes) Tarohlah kita hidup maksimal dari data di atas y.i. 72.2 tahun. Jadi para pembaca dapat mulai ngukur sisa berapa usia anda. Ada yg mungkin tinggal 12, 10, 5 thn dsbnya tergantung di posisi berapa usia anda sekarang. Nah begitulah usia tak mungkin dapat diperpanjang sudah baku setiap yang hidup pasti kan mati. قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ "Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, (Al-Qur'an surat Al-Jumu'ah ayat 8) Walau UMUR tak dapat diperpanjang, tapi HIDUP dapat diperpanjang, maknanya meskipun diri sudah meninggal dunia tapi seolah-olah kita masih hidup. Salah satunya ialah orang mati sahid. وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ بَلْ اَحْيَآءٌ وَّلٰـكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ "Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya" (Al-Qur'an surat. Al-Baqarah ayat 154) Peluang untuk mati sahid di era sekarang agaknya mulai berkurang. Yang sepadan dengan mati sahid dalam hal HIDUPNYA PANJANG adalah: 1. ORANG BERJASA. Orang meninggalkan jasa yang dipergunakan terus oleh ummat manusia juga hidupnya panjang sama panjang jasa dan hasil perjuangannya masih digunakan dan dinikmati orang. Bangsa kita banyak para pejuang kadang mendapat predikat pahlawan, tidak sedikit yang tanpa gelar pahlawan tapi diketahui oleh banyak orang, hasil perjuangan mereka kita nikmati sampai sekarang dan nanti. Bung Karno dan Bung Hatta tetap hidup di hati bangsa Indonesia, setidaknya tiap 17 Agustus, beberapa hari lagi setelah artikel ini saya publish nama kedua proklamator ini disebut. Begitu pula para pahlawan lainnya dari seluruh tanah air. Belum lama ini, tanggal 18 sampai dengan 28 Juni kami mengikuti perjalanan menuju masjidil Aqsha melalui Cairo menuju Jerusalem dan pulangnya mampir di Jordan. Banyak maqam2 nabi yang dapat kami ziarahi. Semua nabi2 itu walau sudah dialam barzah ber-abad2, namun mereka seolah-olah masih hidup, namanya dikenang, disebut2, pusara mereka didatangi. Foto2 maqam para nabi tsb. sdh kumuat sbg pengiring artikel2ku terdahulu. Kutambahkan di artikel ini maqam nabi Daud a.s. 2. ORANG YANG MENINGGALKAN KARYA Orang yg meninggalkan karya yang bermanfaat untuk kehidupan manusia, para penemu, penulis tulisan mencerdaskan ummat manusia, para nabi dan rasul. Contoh nabi Ibrahim dan nabi Muhammad, mereka tidaklah mati terbunuh dalam perang di jalan Allah. Tetapi kedua nabi ini terus hidup sepanjang masa insya Allah sampai hari kiamat. Khusus pemeluk agama Islam wajib menyebut namanya setiap shalat. Khusus nabi Ibrahim diakui oleh seluruh agama samawi. Perjuangan nabi Ibrahim memberikan contoh melaksanakan perintah Allah apapun risikonya. Nabi Muhammad dengan perjuangan menyampaikan risalah agama Allah. Contoh orang yang meninggalkan karya besar misalnya: * Imam Gazhali dengan tulisan2nya * di Indonesia diantaranya almarhum Hamka yang namanya tetap hidup di hati masyarakat, dengan begitu banyak buku2 yang ditulis beliau bernuansa agama. Diriku juga menulis, sampai saat ini 6 (enam) judul buku2 yang telah dipublish, akan tetapi sejauh ini karena buku2 tersebut tentang pengetahuan praktis tentang ilmu pengetahuan dunia non eksakta; validitasnya tunduk kepada waktu. Pengetahuan berpuluh tahun yang lalu, mungkin sudah tidak cocok lagi waktu sekarang, pengetahuan sekarang ada harapan tidak dipergunakan lagi sepuluh tahun yang akan datang, sudah ada pengetahuan baru. Kuiringi artikel ini dengan foto penyerahan buku tulisanku ke peserta suatu pelatihan. * Pendiri NOE dan pendiri Muhammadiyah namanya masih terus dikenang berarti beliau2 hidupnya panjang. 3. PARA PENEMU. Penemu listrik, penemu pesawat terbang dan alat2 transportasi, alat telekomunikasi, sarana sosmed dll. Namanya dikenang sepanjang masa. 4. Penguasa yang Dzalim. Penguasa yang dinilai sebagai orang kejam, dzalim seperti Hitler, Fir'aun hidup merekapun panjang. Fir'aun jenazah mereka di mummikan, dimasukkan ke museum, dikunjungi banyak orang sampai hari ini. Foto2 kunjungan kami ke museum Firaun sebagian tlh kusertakan di artikel2 yang lalu. Nah sebagai ikhtiar MEMPERPANJANG HIDUP, dalam artian positif, bila anda punya harta yang lumayan disisa usia anda gunakanlah harta itu buat investasi akhirat. Semisal: * ikut membesarkan lembaga2 pendidikan, * bila sanggup membangun sekolah, rumah ibadah. * Fasilitas umum dll yang berguna bagi masyarakat, sampai ke generasi yad. Berbahagialah orang yang dapat memperpanjang hidupnya karena sejatinya usia ini terbatas adanya. Perpanjangan hidup insya Allah dapat dilakukan dengan a.l.: * Meninggalkan AMAL JARIAH di atas. * Meninggalkan hasil perjuangan. * Mewariskan untuk umum hasil karya dan penemuan yang bermanfaat. * Menulis buku2 ilmu pengetahuan yang tidak tergerus zaman. Semoga Allah memberikan kemampuan menggunakan sisa hidup ini untuk meninggalkan amalan jariah, perjuangan untuk kemaslahatan ummat manusia atau dapat meninggalkan karya2 yang dapat dipergunakan sepanjang masa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 16 Muharram 1444 H. 14 Agustus 2022. (1.014. 08.22)

PENYESUAIAN MENU

Perjalanan rombongan kami menuju masjidil Aqsha melalui Mesir-Palestina-Jordan, selama di tiga negara tersebut, sekurangnya kami sarapan pagi, makan siang dan makan malam sebanyak 24 kali. Sudah diinformasikan sebelum berangkat agar membawa bumbu2 makanan penunjang selera makan. Harus diakui bahwa terutama sarapan pagi dan makan malam yang umumnya di hotel, menu makanan tersaji; mewah dan lengkap, buah, roti sayur mayur dan lauk pauk, aneka juice. Kemewahan dan kelengkapan itu, sebagian tidak cocok dengan lidah umumnya dari rombongan kami. Hal ini menurutku wajar, karena apalagi antar bangsa, sedangkan antar daerah di negeri kita saja berbeda meracik bumbu masakan. Atas dasar apa yang dialami, pada giliran makan yang kedua dst, bila melihat suatu hidangan yang menarik dilihat mata, belum pernah diketahui sebelumnya, maka diambil sedikit terlebih dahulu, bila tak sesuai, tidak dimakan bila sesuai baru ambil lagi. Diriku pernah mengambil beberapa lonjor makanan sejenis sayuran warnanya kemerahan, menarik. Ternyata rasanya kecut menggetarkan lidah, lalu tidak dimakan. Lain lagi seorang semeja makan dengan kami, menyirami makanan di piringnya dengan cairan yang dikira “kecap”, ternyata adalah “coklat cair”. Tak sempat semua menu tersaji di meja untuk ku foto, ada sedikit kekhawitaran jika memfoto pihak restoran keberatan. Namun ada juga sempat tersimpan foto makanan setelah ada di meja seperti kuiringkan di artikel ini. Menu makanan yang begitu lengkap di restoran hotel, jelas tidak ditemukan di tiga kota yang kami kunjungi adalah: “Krupuk”, “Tempe” dan “Tahu”. Berbeda jauh dengan suasana makanan jika kita berhaji atau berumrah. Pernah di salah satu kesempatan umrah, kami disajikan menu makanan “Tahu” dan “Tempe”. Kupertanyakan kepada katering yang menghidangkan; ternyata “Tahu” dan “Tempe” nya “made in Japan”. Rasanya miriiip tapi juga ada bedanya. Kembali ke kisah tiga negara yang kami lalui (Mesir-Palestina-Jordan) dalam rangka memenuhi seruan Rasulullah ke masjidil Aqsha, agaknya tersedia peluang pasar untuk “Tahu”, “Tempe” dan juga “Krupuk”. Karena pengunjung tiga kota tersebut lumayan banyak berasal dari Indonesia. Bahkan ketika di Jerusalem rombongan kami suatu ketika bertemu di sebuah restoran ketika makan siang dengan serombongan yang mungkin sama besarnya dengan rombongan kami, mereka berasal dari Amerika, tetapi semua anggota rombongan mereka orang berasal dari Indonesia. Pimpinan rombongan memperkenalkan diri “saya adalah Pendeta dari Philadelphia”. Alangkah senangnya mereka bila tersedia menu Krupuk, Tahu dan Tempe, mereka akan ingat kembali dengan tanah kelahiran. Rombongan yang bukan muslim di kota tiga agama ini juga kami berjumpa di maqam nabi Daud a.s., di Bukit Zaitun (terdapat beberapa Gereja), di Bukit Golgota. Ketika di Jordan, Mr. Adnan Rawasydeh menjawab pertanyaanku mengatakan “dianya sering menjadi guide rombonngan non muslim, mengunjungi situs2 agama bersejarah di Jordan termasuk Petra” Demikian serba-serbi menu makanan dalam perjalanan kami, semoga ini semua menambah cakrawala pemahaman kita, bahwa ternyata sesuatu yang menurut bangsa lain enak, rupanya buat kita belum tentu enak. Sebaliknya tentu saja apa yang menurut kita enak belum tentu dirasakan enak oleh bangsa lain. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 18 Muharram 1444 H. 16 Agustus 2022. (1.015. 08.22)

HARI MERDEKA

Bilangan 17 adalah sama dengan jumlah rakaat shalat kaum muslimim sebagai mayoritas anak negeri di seluruh kepulauan Nusantara ini. Secara kebetulan ataukah sengaja dipilih oleh para tokoh bangsa ini ketika itu, menentukan tanggal Proklamasi di tanggal 17. Yang jelas kemerdekaan bangsa ini adalah “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan……..” (Pembukaan UUD 1945 alinea ke III) Hari ini 17 Agustus 2022, 77 tahun yg lalu Indonesia diploklamasikan sebagai bangsa merdeka oleh Soekarno-Hatta. Berabad perjuangan anak bangsa untuk kembali merdeka. Peperangan Badr, sebagai simbol kemenangan ummat yg sedikit (313 orang) berhadapan dengan kekuatan pasukan besar (1.000 orang) bersenjata canggih (pada zamannya) terjadi tgl 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah bertepatan tgl 13 Maret 624 Masehi. Kemungkinan besar momentum bilangan 17 ini diambil pemimpin2 bangsa ketika itu guna memicu semangat para pejuang sekaligus meraih ridha Allah. Sebagaimana terukir dalam sejarah, bahwa kemerdekaan yang diploklamirkan 17 Agustus 1945 itu, tidak langsung para pejuang waktu itu menikmati bangsa berdaulat. Penjajah belum terima, mereka dengan bantuan sekutu ingin menancapkan kuku penjajahan kembali. Disinilah mungkin hikmah semangat perang Badr buat anak bangsa pejuang waktu itu, hanya bermodalkan BAMBU RUNCING dan pekikan Allahu Akbar, dapat mempertahankan proklamasi. Dengan perjuangan yang gigih di medan perang dan diplomasi, bangsa ini pun di tahun 1950 berdaulat penuh. Betul2 menikmati kemerdekaan yang diperoleh "ATAS BERKAT RAKHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA……...". Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 (alinea ke III) yang disahkan sehari sesudah proklamasi. "Atas berkat rakhmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya". Para pejuang pendiri bangsa ini insyaf dan sadar betul bahwa kemerdekaan bangsa ini, bukan se-mata2 hasil perjuangan mereka, tetapi ATAS KARUNIA ALLAH SWT. Sebagai anak bangsa yang kini sudah berusia kepala TUJUH, merasakan betapa nikmat kemerdekaan ini telah dirasakan, bila dibandingkan kisah dari nenek-kakek tentang bagaimana kesulitan ketika terjajah. Berbagai aspek kehidupan sebagai bangsa terjajah serba termarginalkan. Kini kita nikmati kemerdekaan, telah dilalui keadaan yang begitu stabil, keamanan, ketertiban dan perekonomian. Juga pernah pula bangsa ini alami masa sulit sandang dan pangan serta perekonomian susah (ingat zaman BULGUR), berpuncak tahun 1965 dengan peristiwa pemberontakan PKI. Namun pembangunan sesudah itu berjalan lancar rakyat sempat menikmati keadaan yang stabil, aman dan tentram. Pasang surut dan pasang naik silih berganti. Terjadi lagi kesulitan perekonomian, jalan2 sering macet lantaran kerumunan demontrasi. Adu pendapat di medsos demikian marak. Nyaris bangsa ini ter-petak2. Era beda pendapat telah berlalu kini kita bersama harusnya bersatu menuju yang dituju yaitu masyarakat adil dalam kemakmuran, makmur dengan keadilan. Aman tentram dengan kebahagiaan, dapat menjalankan perintah agama dengan leluasa. Harapan kita semua tentunya, bertitik tolak di tahun ke 77 kemerdekaan ini, mulai tertata kembali masyarakat tata tentram adil makmur dibawah ridha Allah. Teringatlah kita dengan warning Allah di surat An-Nahl 112. وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَا نَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَا نٍ فَكَفَرَتْ بِاَ نْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَا قَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُـوْعِ وَا لْخَـوْفِ بِمَا كَا نُوْا يَصْنَعُوْنَ "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat." Seluruh anak bangsa sebaiknya berhati-hati jangan sampai mengingkari nikmat2 Allah. Agar tidak tertimpa seperti di ujung ayat dikutip di atas. Perwujudan tidak mengingkari nikmat Allah adalah setiap anak bangsa harus taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Tidak ada lagi korupsi, memumpungkan jabatan. Perilaku taqwa harus dimiliki pejabat dan rakyat. DIRGAHAYU Republik Indonesia di kemerdekaan ke tujuh puluh tujuh. Mudah2 kemerdekaan dapat dipertahankan sampai kiamat. Indonesia secara kesuluruhan tetap berdaulat. Tidak hanya berdaulat dalam pemerintahan, tetapi juga dalam ekonomi, merdeka pula mengolah bumi dan kekayaan alam sendiri. Anak bangsa betul2 merdeka di negeri sendiri, tidak menjadi kuli di negeri sendiri, apalagi menjadi hamba sahaya di negara orang. Pokoknya tidak terjajah oleh bangsa lain dalam bentuk apapun yang bangsa lain buat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 19 Muharram 1444 H. 17 Agustus 2022 (1,016.08.22)

PESAN PEJUANG KEMERDEKAAN.

Ku terlahir ketika Proklamasi kemerdakaan telah memasuki tahun ke lima. Ayahku almarhum, termasuk masih merasakan getir pahit zaman Belanda dan Jepang. Sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan, hari proklamasi 17 Agustus selama beliau masih hidup, sangat beliau tunggu, ikut upacara diundang oleh Pemda setempat. Di tahun terakhir hidup ayahku di Agustus 1997 ku pernah menyusunkan naskah pidato yang akan beliau sampaikan di resepsi ULTAH kemerdekaan di Kabupaten domisili ayahku. Beliau mendiktekan butir2 pesan yang ingin beliau sampaikan dalam pidato itu nanti. Diriku diminta menyusunkan dalam naskah terketik format redaksi suatu sambutan. Oleh Panitia beliau sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan diminta menyampaikan pesan2 ke generasi penerus. Itulah rupanya saat terakhir ayahandaku berdiri di podium membaca naskah pidato, naskah didekatkan ke mata. Tak heran anak2nya menyimpan foto itu sbg kenang2an. (seperti kusertakan di artikel ini) Semasa hidupnya terlebih di suasana HUT kemerdekaan seperti hari ini, tak habis2nya beliau mengenang sahabat2 sebayanya yang gugur diusia muda sebagai pahlawan kusuma bangsa. Kalaupun masih hidup, rekan2 seangkatan ayahku itu, sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan sudah tidak banyak lagi. Tentu usia mereka yang masih hidup mendekati seabad atau ada yang lebih. Tinggal lah kita2 sebagai generasi penerus menikmati, mengisi kemerdekaan yang mereka wariskan. Menyoal kemerdekaan, suasananya yang ingin tercipta sebagai bangsa yang merdeka idealnya adalah: 1. Aman dari segala kejahatan. 2. Tentram, bebas keresahan. 3. Makmur, sejahtera. Negara seperti tsb yang dilambangkan Al-Qur'an (Saba 15) بَلْدَةٌۭ طَيِّبَةٌۭ وَرَبٌّ غَفُورٌۭ (negeri yang baik dalam ampunan Allah) Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut di atas konsep Al-Qur’an adalah jelas yaitu seperti ternukil di awal ayat 96 dari surat Al-A’raf: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰىٓ ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,……………...” Namun hati2 bila kelimpahan berkah, berupa kemakmuran, berupa keamanan, berupa ketentraman itu tidak disyukuri dan bahkan mendustakan bahwa semua itu adalah karunia Allah. Selanjutnya “mendabik” dada bahwa semua kemakmuran, keamanan, ketentraman itu adalah lantaran “kerja keras” dari pemimpin dan rakyatnya dengan menafikan “atas Berkat Rahmat Allah……...” seperti ketika mendapatkan kemerdekaan (alinea ke III pembukaan UUD 1945) maka waspadalah ancaman Allah di akhir ayat 96 surat Al-A’raf: وَلٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “……..tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." Allah akan cabut kenikmatan kemerdekaan itu apabila: Warga di negara itu mengingkari nikmat-nikmat Allah; فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ Maka Allah akan mencabut nikmat kemerdekaan itu dan bahkan Allah akan menimpakan: Kelaparan ( ٱلْجُوعِ ) Ketakutan ( وَٱلْخَوْفِ ) Seperti yang diberi perumpamaan oleh Allah di Surat An-Nahl ayat 112 yg dikutip penggalannya di atas dan lengkapnya sbb: وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذٰقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat." Harapan kita agar nikmat sebagai bangsa merdeka, kian hari kian sempurna sesuai dengan apa yang di-cita2kan para pejuang kemerdekaan. Semoga kemerdekaan bangsa ini baik secara ekonomi, politik dan keamanan serta seluruh pengatur kehidupan berbangsa dan bernegara terus terjaga. Setiap warga bangsa berkewajiban menjaga kemerdekaan ini, dari pemimpin tertinggi sampai ke rakyat terendah yang dipimpin. Jangan rela kemerdekaan sebagai bangsa dan sebagai individu terampas. Karena betapa pedihnya terjajah dibidang apapun. Kata kuncinya mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, dengan bekerja keras, namun tidak menafikan peran Allah disetiap kesuksesan yang diperoleh. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 20 Muharram 1444 H. 18 Agustus 2022 (1,017.08.22)

KANDUNGAN KEHIDUPAN

Manusia hadir ke dunia ini atas kehendak YANG MAHA KUASA. Tak seorangpun pernah merasa mengisi aplikasi mendaftar untuk hidup di dunia ini. Keberadaan di dunia berbilang tahun sekitar dua digit, jarang sekali tiga digit tahun, dimana didalam kehidupan yang singkat itu terkandung 4 (empat) hal kemungkinan dijumpai yaitu: 1. Senang, suka, bahagia. 2. Sedih, susah, duka. 3. Sehat. 4. Sakit. Senang, suka, bahagia. Kesenangan, suka cita dan kebahagiaan. Sering dilambangkan dengan kesuksesan, limpahan materi, berkedudukan terpandang. Walaupun ukuran bahagia tak mesti indikatornya sukses, berlimpah materi dan kedudukan tinggi. SEDIH, SUSAH, DUKA. Kesedihan, kesusahan, duka nestapa, disebabkan kegagalan, hilangnya harta benda, hilangnya jiwa sanak keluarga atau orang tercinta, turun jabatan. Kadang terselip hikmah besar di dalam duka dan kehilangan serta kegagalan. SEHAT. Dambaan setiap orang untuk selalu sehat, namun dalam rentang kehidupan yang membentang dari lahir ke ajal ter-isi-lah dengan sehat dan sakit. Jasmani sakit ikhtiarkan berobat. Rohani sakit kepada Allah mendekat. Bila berdosa hendaklah bertaubat. Lakukan segera sebelum terlambat. SAKIT. Keadaan phisik, perasaan yang beda dari keadaan normal. Semua orang merasakan sakit. Kadar sakitnya saja yang tak sama. Rata2 manula kebagian penyakit kronis, inipun beda setiap individu. Asik ngobrol sesama manula berpenyakit kronis di ruang tunggu poli rumkit. Ternyata penyakit masing2 bervariasi. Ada yang kena diabet tanpa kolesterol. Ada yang kolesterol tidak diabet. Ada penderita jantung rangkap diabet. Bab jantung ada yang penyempitan, ada yang klep, ada yang aritme. Aritme macam2 lagi: Ada yang denyut nadi ketinggian, kerendahan dlsb. Sadarlah kita bahwa KANDUNGAN HIDUP kita masing2 walau kelompoknya sama seperti saya ungkap di awal tulisan ini, namun variasi KANDUNGAN HIDUP tiap individu beragam, sekalipun kembar identik. Semua telah ditentukan oleh YANG MAHA KUASA. Seluruh kandungan hidup ini dalam terninologi iman disebut TAQDIR. Dalam menjalani hidup ini, ketika datang KANDUNGAN HIDUP silih berganti dalam wujud apapun janganlah sampai kita termasuk kelompok manusia seperti disebutkan Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 83: وَاِذَاۤ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِنْسَانِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖ ۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَـئُوْسًا "Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa". Hendaklah dipahami bahwa apapun yang terjadi hakikatnya, telah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Kuasa. مَآ أَصَابَ مِنْ مُّصِيبَةٍ فِى الْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَّبْرَأَهَآ  ۚ إِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah" (QS. Al-Hadid 57: Ayat 22). Dengan demikian jika sukses, sehat kita tidak terlena. Sebaliknya jika susah, sedih, gagal, sakit, tidak kecewa berkepanjangan. لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَآ ءَاتٰىكُمْ  ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ "Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. Al-Hadid 57: Ayat 23) Semoga kita termasuk orang yang bersabar ketika mengalami musibah, bersyukur bila mendapat keberuntungan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 22 Muharram 1444 H. 20 Agustus 2022. (1.018. 08.22)

Menyikapi AIR

Berbahagia dan bersyukur yang tidak terhingga bangsa Indonesia kepada Allah, bahwa relatif persoalan air tidak begitu bermasalah buat daerah2 di Indosesia. Musim hujan dan musim kemarau hampir teratur, seimbang. Dengan demikian tersedianya air boleh dikatakan tersedia sepanjang waktu. Walau daerah2 tertentu di negeri ini ada juga air manjadi masalah di musim kemarau. Diriku pernah berdomisili lebih lima tahunan di daerah yang sulit air, belum tersedia PDAM, tapi tetap masih mendapatkan air untuk minum dengan membuat sumur dalam, lebih dari 20 meter, dengan struktur tanah batu kapur keras lebih dari enam meter. Berakhir tugas dari daerah “sumur dalam” itu, aku dan keluarga pindah tugas lagi di daerah yang air tawarnya tergantung air hujan. Rumah2 orang berduit, di bawah rumahnya dibuat bak penampung air, termasuk dirumah “dinas kontrakan kantorku” yang kutempati, terdapat penampungan air hujan yang besar dibawah rumah. Di daerah kusebut terakhir, berada 0,80 meter di bawah permukaan laut, tanah digali dua meter saja sudah keluar air, tapi airnya tak layak untuk mandi apa lagi untuk diminum. Untungnya di daerah ini sudah tersedia PDAM, sayangnya sumber air yang diolah PDAM berasal dari sungai. Dimana itu sungai bila dua minggu saja tidak hujan, air laut dari muara akan terdorong masuk ke sungai, airnya menjadi payau. PDAM pun terganggu produksinya, kran pelanggan PDAM pun tidak ngocor lancar lagi. 7 tahun ku bertugas di daerah tersebut, pernah terjadi kemarau panjang, sampai bak penampungan air di rumah dinas kudiami bersama keluarga terkuras habis. Kantor pusat atas usulan cabang tempat kami bertugas tersebut memberikan tambahan gaji berupa “Tunjangan Air”. Disaat seperti itu ada pekerjaan tambahan, malam2 kami pergi berburu air bersih di gedung2 besar yang masih punya air di bak penampungan air hujan mereka. Pernah terjadi pas harus berburu air, diriku tidak dikota kumaksud, ditugaskan belajar ke Jakarta. Apaboleh buat istriku dengan dua anakku yang masih duduk di SD kelas satu dan kelas dua, setiap malam hari nyetir mobil sendiri membawa dua galon 30 liter ke gedung yang diinformasikan masih tersedia air tampungan air hujan, ku tak tau gimana istriku mengangkat galon itu. Cerita lain, menyikapi sulitnya air bersih itu teman2 sejawatku, mandi berdiri diatas baskom besar, air limbah mandi ditampung di baskom, dimanfaatkan untuk menyiram tanaman di taman. Begitulah sekilas perihal kesulitan air di dua daerah yang pernah ku alami, sulit juga akan menentukan judul artikel ini; semula mau kuberi judul “Hargailah Air”, tapi kupikir bukan soal harga, karena bila bicara soal harga, lantas soal rupiah, soal duit. Waktu itu bukannya berapa duit seperti sekarang. Air kemasan dalam galon ketika di tahun2 sekitar 85 an itu belum seperti sekarang terutama di daerah2. Mendekati kami pindah dari daerah tsb barulah kemasan galon air bersih itu muncul. Bila ku buat judul “Hormatilah Air”, lebih tak pantas lagi, karena bicara soal hormat jadi lain, pihak yang memberi hormat harus memposisikan diri lebih rendah dari yang dihormati. Makanya judul diatas kupilih saja “Menyikapi Air”. Teringat tahun 1991, ketika menunaikan ibadah haji. Aku melihat sendiri bagaimana orang negeri2 Timur Tengah dan Africa “menyikapi air”. Aku pernah melihat ketika aku makan di sejenis warteg di Mekkah, Madinah; tamu di suatu meja sudah pergi, masuk tamu baru. Si tamu baru tidak ragu2 meminum air yang ditinggalkan tamu sebelumnya di atas meja. Pelayan sejenis warung tersebut kalau ybs minta air langsung menuangkan ke gelas yang ada di meja. Sekali waktu, sesudah maghrib menjelang isya menunggu waktu adzan, kumemilih berjalan di lantai paling atas Masjidil Haram. Kubawa satu kantong plastik ukuran setengah kg kuisi air zam-zam (ketika itu lokasi sumur zam-zam masih terbuka, menuruni tangga) hampir penuh, mulut kantong plastik kumasuki sedotan diikat karet gelang ku pegang di tangan kanan sambil berjalan perlahan. Rencanaku bila ku haus dalam perjalanan itu, atau nanti usai shalat haus bekal ini akan kusedot sedikit2. Beberapa kali dalam perjalanan itu, bertemu orang2 (bukan asal Asia), meminta air yang kubawa (waktu itu gentong air zam2 (dulu berwarna oranye) tidak tersedia banyak di lantai paling atas itu, ndak tau sekarang). Setelah menyedot air bekalku itu, kantong sangu airku itu dikembalikan lagi kepadaku. Ingatkanku kembali ke warung makan kutulis di alinea ini. Begini pikirku mereka menyikapi air, tidak khawatir atau risih minum bekas mulut orang lain. Baru2 ini (18-28 Juni 2022) dalam perjalan kami ke masjidil Aqsha melalui Mesir, Jerusalem dan Jordan, kembali kumelihat lagi bagaimana kesulitan air di negeri yang kami lalui, seperti yang telah kusinggung dalam artikel2 sebelumnya. Dimana kadang ada restoran yang tidak menyediakan air minum. Toilet rumah makan yang tidak tersedia air yang cukup, ada masjid yang kami singgahi untuk berwudhu saja kran airnya hanya satu, itupun nyaris hanya menetes. Untungnya di hotel2 tempat kami menginap tidak masalah soal air di kamar mandi. Namun soal air minum meskipun ada, tidak semewah restoran hotel di tanah air, dimana pelayan restoran di negeri kita siap menuangkan air minum ke gelas yang tersedia di meja makan. Menyikapi air ini, menjelang keberangkatan pulang ke tanah air melalui bandara “Queen Alia” Jordan 27 Juni 2022, aku dan istri sengaja berbekal air yang diperoleh dari restoran terakhir makan siang di Jordan sebotol kemasan 1 liter dan 1 botol kemasan 320 ml. Direncanakan untuk minum selama menunggu di bandara ketika sebelum masuk ruang tunggu dan mencoba membawa botol minuman masuk ke ruang tunggu siapa tau diijinkan (dibanyak bandara tdk dijinkan) bakal di minum sebelum boarding. Ternyata ketika masuk ke ruang tunggu, petugas juga melarang membawa botol minuman. Disediakan tempat duduk di depan pintu ruang tunggu, untuk meminum lebih dahulu air yang dibawa. Jelas tidak terminum semua air itu, dengan berat hati botol yang masih ada isinya itu ditinggalkan di depan ruang tunggu, bergelimpanganlah botol2 yang masih berisi air didepan petugas ruang tunggu, kemudian mereka pungut dimasukkan ke keranjang sampah. Sampai di ruang tunggu, karena masih lama waktu boarding, haus datang lagi, saatnya harus mencari air minum, tersedia toko penjual air minum dengan harga 1 Dinar ukuran 320 ml. Bila dibayar dengan dolar Amerika satu setengah dolar. Tidak masalah, yang panting dahaga teratasi. Dapat dipetik dari peristiwa ini adalah: Sekali lagi bersyukur kita terlahir dan berdiam di negeri yang boleh dikata mewah dan murah air. Harga sebotol air 320 ml. Di negeri orang sampai lebih dari 20 ribu rupiah. Begitu pentingnya “air” dalam kehidupan di dunia, karena memang segala yang hidup berasal dari air dan sangat membutuhkan air. Persis seperti firman Allah (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 30). "………………. ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ  ۖ ……………………………………………………………...” ………………...”; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; …………….." Nabi Muhammad s.a.w. berpesan kepada kita agar menghemat air, sampai2 untuk wudhu-pun air harus dihemat seperti hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ، وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ، إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325). Satu sha’ sama dengan empat mud. Satu mud kurang lebih setengah liter atau kurang lebih (seukuran) memenuhi dua telapak tangan orang dewasa. Tegasnya begitu hematnya berwudhu hanya menggunakan air setengah liter air. Semoga kita semakin bersyukur atas nikmat Allah untuk negeri kita khususnya mengenai air, namun demikian seyogyanyalah kitapun menghemat penggunaan air dalam rangka mengamalkan sunnah Rasulullah Muhammad s.a.w. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 23 Muharram 1444 H. 21 Agustus 2022. (1.019. 08.22)

IRI HATI menyiksa DIRI menghilangkan MALU.

“Apabila dengki sudah bertanah Datanglah daripadanya beberapa anak panah” Bait tersebut ku kutip dari “Gurindam Dua Belas” pasal yang keempat karangan Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat dipublikasikan tahun 1263 H tanggal 23 Rajab. Naskah yang kudapat ketika berkunjung ke Pulau Penyengat, Kepulauan Riau 21 Nopember 2013. Kunjungan ke pulau Penyengat, setelah menjadi Nara Sumber dalam suatu pelatihan yang diadakan suatu dinas di Provinsi tersebut di Tanjungpinang. Sengaja kudatangi pulau yang harus menyeberang dari kota Tanjungpinang dengan sejenis perahu motor belasan menit itu, karena tergelitik hati ingin nyaksikan masjid yang konon dibangun merangkai dindingnya dengan “putih telor”. Alhamdulillah nyampai, sempat pula mengabadikan dengan foto2. Bait gurindam tersebut kucoba menterjemahkannya: Jika dengki sudah diberi tanah di hati sehingga sifat itupun tumbuh subur, maka akan datanglah sejumlah senjata dilambangkan anak panah. Senjata berupa anak panah tersebut siap untuk diserangkan kepada orang lain, kepada siapa kita menaruh dengki atau iri hati. Kadang untuk membidikkan anak panah itu ke sasarannya, orang yang memelihara dengki itu, akan berikhtiar sedemikian rupa, menghilangkan gawe kerja (kegiatan rutin), terbuang waktu sia-sia. Tidak jarang untuk mewujudkan pemuasan hati karena dengki itu, si pendengki sampai gelisah, susah tidur dan bahkan kehilangan pertimbangan logis atau bahasa gaulnya “hilang malu”. Sebelum tahun 1973, diriku masih menggeluti profesi sebagai wartawan. Lazim ketika itu bila sekelompok wartawan diundang oleh suatu instansi mengkikuti perjalanan ke suatu daerah, sebelum berangkat atau sesudah sampai di tempat tujuan, kepada kami dibagikan semacam uang transport sejumlah tertentu di dalam amplop. Pembagian “uang transport” tersebut dapat saja terjadi di hadapan sejumlah wartawan yang diundang dalam rombongan, sehingga masing-masing wartawan saling mengetahui tentang keberadaan amplop itu. Sesampai di tempat tujuan, oleh pengundang telah pula disediakan penginapan. Maklum ketika itu di daerah setingkat kabupaten belum banyak hotel tersedia seperti sekarang, di daerah yang kami kunjungi kami diinapkan oleh pengundang di dalam sebuah mess dengan ruangan besar. Dalam ruangan itu tempat tidur kami bersusun dua. Begitu besar ruangan itu cukup tertampung kami orang dua belas. Lay out tempat tidur susun membentuk huruf “U” bagian menuju pintu tidak diisi tempat tidur. Kamar mandi dan Toilet tersedia di luar kamar. AC ketika itu belum populer, apalagi undangan yang kami hadiri itu di daerah yang udaranya sejuk. Kami se profesi apalagi kalau bertugas di satu bidang penugasan biarpun berlainan surat kabar/media, tetapi sering kumpul dan oleh karenanya faham betul secara garis besar pembawaan, hobby dan watak masing-masing. Salah seorang kami diketahui oleh banyak teman punya sifat “Dengki”. Kuingat ketika itu ada pembagian bidang tugas misalnya wartawan bidang: ekonomi, politik, hukum, kriminal dan lain2. Ku tidak tau lagi sekarang setelah profesi itu kutinggalkan sejak Juli 1973 beralih ke perbankan. Kami waktu itu kebanyakan masih muda-muda dan kebetulan diriku belum genap duapuluh tahun (paling muda dirombongan itu), masih suka berbuat iseng. Karena kami tau sifat teman yang satu itu pendengki, maka diriku sengaja diatur, pura pura membuka amplop yang dibagikan oleh panitia, dimana sebelumnya amplop tersebut diam-diam sudah ditambah dengan isi amplop dua orang rekan lainnya. Pembukaan amplop disiasati sedemikian rupa, sembunyi-sembunyi sepertinya agar tidak diketahui orang lain, tetapi diupayakan agar si pendengki dapat melihat dan memancing dia bertanya. Benar juga diapun akhirnya bertanya, karena melihat tebal dan hitungannya cukup lama. Sejurus kemudian si pendengkipun menuju kamar mandi dan ketika keluar dari kamar mandi telah nampak perubahan air mukanya. Acara hari itu berjalan padat, sampai sore hari kamipun diantar panitia menuju penginapan dengan tempat tidur susun kami. Entah bagaimana pengaturannya diriku dapat tempat di atas dan si pendengki pas berada di bawah tempat tidurku, jadi aku tak dapat memonitor si pendengki tentang bagaimana dianya sebelum tidur. Temanku yang berhadapan-hadapan dengan tempat tidurku di ranjang susun atas, sekali sekali mengacungkan jempolnya kepadaku. Rupanya temanku tadi dapat memantau bagaimana gelisahnya si pendengki mencari posisi tidur malam itu, sebentar telentang, sebentar miring kiri dan sebentar miring kanan. Rupanya si pendengki gelisah teramat sangat. Benar juga besok pagi ketika sarapan, yang bersangkutan belum muncul. Terakhir kami ketahui, bahwa yang bersangkutan sebelum sarapan pagi menemui pembagi amplop, mengkonfirmasi ke panitia, tentang berapa sesungguhnya isi amplop, karena dia merasa di “anak tirikan” diberi jumlah hanya sepertiga. Sebab beberapa orang ketika dimintakan informasi ada yang menjawab belum sempat buka, ada yang jawab yaaah samalah dengan teman-teman lainnya. Begitulah sifat DENGKI ternyata terbukti menyiksa diri, buktinya gelisah tidur, dan hilang malu menanyakan ke panitia. Untungnya setelah itu suasana begitu padat dan tidak sempat dianya mendampratku, sebab padat dengan acara sampai kami pulang ke pos masing-masing. Namun setiap ketemu lagi dengan teman-teman lain di kesempatan berikutnya, cerita tersebut cukup membuat kami tertawa renyah. Guna mengendalikan diri kecenderungan untuk Iri Hati, mari kita cermati petunjuk Allah dikutip dua ayat dan satu hadist berikut ini. وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْض "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain……………………………………………...” (QS. An-Nisa' 4: Ayat 32) وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ فِى الرِّزْقِ  ۚ "Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki,…………..” (QS. An-Nahl 16: Ayat 71) Meskipun demikian, ada iri yang dibolehkan oleh nabi Muhammad saw. Iri hati yang dimaksud adalah keinginan untuk menyamai orang dermawan dan ahli Al-Qur’an. Dalam hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad saw bersabda: عَن ابنِ عُمَرَ رَضي اللٌهُ عَنهاَ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌي اللٌهُ عَلَيهِ وَ سَلٌم لآحَسَدَ ألآ فيِ اثنَتَينِ رَجُلُ اتَاهُ اللٌهُ القُرانَ فَهُو يَقُومُ بِه انَأءَ اللًيلِ وَانَأءَ النَهَارِ وَرَجُلُ اعطَاهُ مَالآ فَهُوَ يُنفق مِنهُ انَأءَ الٌلَيِل وَانَأءَ النٌهَارِ. (رواه البخارى ومسلم والترمذى والنسائى وأبن ماجه). Dari Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal Al Qur’an). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada malam dan siang hari.” (HR. Bukhari, Tarmidzi, dan Nasa’i). Semoga Allah memeliharakan diri kita dari sifat2 yang merusak diri diantaranyanya “IRI HATI” kecuali Iri Hati yang positip, sehingga hidup penuh ketenangan dan kedamaian diiringi keridhaan Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 24 Muharram 1444 H. 22 Agustus 2022. (1.020. 08.22)