Friday 26 March 2021

SUDUT Pandang KEBENARAN


Diterima bekerja di suatu instansi bukan di kota asal, akan ditemui banyak masalah, apalagi bila instansi tsb tdk menyediakan  tempat tinggal. Memilih tempat tinggal,  bagi pegawai baru pendatang pula dan masih rendahan tidaklah gampang. 


Syarat memilih tempat tinggal untuk pegawai rendahan setidaknya:

1. Murah, terjangkau oleh penghasilan yg bakal diterima.

2. Tak jauh dari tempat bekerja, agar ngirit ongkos tranportasi.

3. Kediaman yg sehat, nyaman dan aman.

4. Lingkungan yg cocok.


Jatuh pilihanku mengontrak rumah di lokasi berjarak dua kali angkot ke kantor. Kondisi rumah blm lama dibangun, lingkungan baik, harga kontrak murah, tapi blm tersedia aliran lintrik. 


Di tahun 70 an itu, bukan daerah itu saja blm berlistrik, tapi perkampungan radius 6 Km dari pusat kota blm ada instalasi listrik masuk rumah. 


Diriku sanggup menutup kontrak rumah sekaligus 5 tahun. Pikiranku supaya tenang agar tdk tiap taun mikir kontrak. Simpananku dari pekerjaan lamaku di Ibu kota masih cukup membayar kontrak dan "Bidup" untuk bbrp bulan. 


Rumah cukupan, tersedia 2 KT, RM,  dapur, kamar mandi dan sumur. Masih tersisa pekarangan belakang rumah, berbatasan dg parit kecil yg airnya mengalir terus.

Halaman depan lumayan, kalau suka nanam bunga dan sejenisnya. Tapi tidak berpagar, maklum suasana desa.  


Malam hari penerangan kugunakan Lampu Strongking atau Petromak sampai pkl 9 an malam, dilanjutkan dg lampu teplok sampai pagi.


Tahun ke dua diam dirumah itu di belakang rumah kupagari bambu, sempat ku beternak Bebek Alabio lebih dari 100 ekor, memanfaatkan parit kecil. Malam hari nonton TV dengan bbrp tetangga, sumber daya pakai AKI. Lumayan pernah panen telor saban pagi 40 sampai 60 butir. Ku juga menetaskan telor Bebek, mesin penetas kapasitas 50 butir. Anakan dijual. Tambahan pendapatan dari beternak ini melebihi biaya kontrak rumah.


Tahun ke tiga, listrik masuk desa tentu warga desa gembira, sayang blm banyak yg sanggup masukkan listrik ke rumah. Masih "mahal", kala itu. Aku berinisiatif ikut memasukkan listrik ke rumah kontrakanku, bila ada listrik bayanganku TV akan lbh lama dpt ditonton. Tak perlu lagi ngecas AKI tak usah lagi mompa lampu Strongking (ejaan setempat "Setroom King". Singkatan di "Seterum sambil jengking").


Menjaga kepatutan, kumohon izin kpd pemilik rumah ttg niatanku pasang listrik di rumahnya. Serta merta diizinkan.


Baru kurang lebih seminggu listrik menyala di kontrakanku, ba'da isya pemilik rumah beserta istri bertamu ke rumahku. Kukira semula beliau ingin nonton TV. Perkiraan ku meleset, rupanya ybs ingin membicarakan amandemen  kontrak rumah. 


Dialog cukup panjang, secara singkat ybs "MINTA TAMBAHAN HARGA KONTRAK atas sisa waktu kotrak 2 tahun lagi.😮😮😮😮

Aku ter-heran2, karena biaya pasang listrik dariku, sblmnya aku sdh izin kpd beliau. 


Dalil yg dipakai beliau ber-ulang2 dikatakannya cobalah "anak tanya seluruh kota sini, RUMAH YG BER LISTRIK HARGA KONTRAKNYA KAN LBH TINGGI DARI RUMAH YG BLM BER LISTRIK". Jadi selisih harganya saya minta.


Sedang menurut alam pemikiranku, karena biaya pasang listrik itu dariku, seharusnyalah waktu kontrak ku tinggal dirumah itu hrsnya diperpanjang secara proporsional dg biaya yg kukeluarkan. 🔌🔌🔌🔌

Tapi hal itu sejak semula aku rencanakan tdk memintanya, sebab habis kontrakan ini aku akan nempati rumah KPR blm lama kuperoleh, pas habis kontrakan dpt dihuni.


Itulah salah satu bentuk BERBEDA SUDUT PANDANG menilai suatu kebenaran.


Ada beberapa Sudut pandang melihat kebenaran.


Pertama KOHEREN; sesuatu dianggap benar bilamana konsisten dg keadaan sblmnya. 

Pemilik rumah membanding bahwa setiap rumah yg sdh terpasang listrik, nilai kontrak lbh tinggi dari rumah yg tdk berlistrik. Ybs melupakan kebenaran, rumahnya ketika berkontrak tdk berlistrik, yg membiayai listrik pihak pengontrak. Lalu atas dasar sudut pandang itu menjadi alasan pembenaran pemikirannya minta tambahan kelebihan harga kontrak.


Kebenaran ke dua adalah sudut pandang "KORESPONDEN" y.i. sesuatu kebenaran adlh benar apabila materi kandungan keadaan kebenaran itu berhubungan dg objek yg dituju. Dlm case ini   benar objek yg dituju yakni rumah tlh terjadi peningkatan nilai. Pihak yg meningkatkan nilai adlh pengontrak.Seharusnya yg wajar adlh jika kpd pengontrak diberikan reward berupa tambahan masa tinggal dirumah tsb., atas kebaikannya memasukkan listrik. Nanti kontrak yad rumah bernilai tambah.


Sudut pandang kebenaran ke tiga adlh sudut pandang"PRAGMATIS". Ukuran kebenaran atas dasar fungsi dan dipengaruhi waktu. Sesuatu dianggap benar bila mempunyai kegunaan praktis. Sesuatu yg 10 th lalu dianggap benar, mungkin skrg sdh dianggap tdk benar lagi. Atau skrg sesuatu dibenarkan semua pihak tetapi 10 th yad semua orang menyatakan salah. Misalnya rumah kontrakan  yg gampang cari penghuni 10 th lalu, skrg orang sdh jarang ngontrak rumah, mending nyicil rumah KPR, hitung2 mirip ngontrak tapi akhirnya rumah jadi milik sendiri. Atau nyewa Apartmen,  gampang menyesuaikan dg lokasi tempat kerja.


Sudut pandang ke empat adlh  kebenaran ILLAHI. Dimana landasan berfikir ini sejak mulai di-imani sampai dunia kiamat tetap benar. Bahkan sesuatu kebenaran yg dinyatakan beberapa dasa warsa, berabad yl. Blm dirasakan benar, skrg terbukti benar. Bgt selanjutnya yg skrg blm dirasakan kebenarannya yakinlah kelak terbukti kebenarannya. 


Bila pihak pemilik rumah meyakini, bahwa tidak ingin mempersulit pengontrak agar tetap terjalin persahabatan walaupun ssdh kontrak berakhir. 


Yakin benar bahwa sekecil apapun kebaikan akan diterima pembalasan kebaikan dari Tuhan di dunia ini dan di akhirat nanti.


فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ۗ 


"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

(QS. Az-Zalzalah ayat 7)


Akan datang rezeki yg tak terduga, mungkin jauh lbh besar dari sekedar tambahan uang kontrak. Pihak pengontrak mungkin ngalah lalu membayar, namun hubungan baik jadi cacat, pengontrak merasa terzalimi. Kemungkinan rezeki berkurang satu sumber dari eks pengontrak.


Bgt selanjutnya akan hal kebenaran ILLAHI, yg skrg blm dirasakan kebenarannya yakinlah kelak terbukti kebenarannya. Mari disimak 2 ayat berikut ini:

اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."

(QS. Al-Baqarah ayat 147)


اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."

(QS. Ali 'Imran ayat 60).


Panduan kebenaran ILLAHI didapat lengkap di kitab2 suci dan penjabaran para ahli2 agama dlm buku2 kupasan mereka.


Hendaknya pertimbangan memilih sudut pandang, baik saja menggunakan sudut pandang Koheren, Koresponden dan Pragmatis, namun lengkapi dg sudut pandang atas dasar petunjuk ILLAHI. Pilihan untuk menentukan tentang kebenaran, bila tetap ingin acuan kebenaran itu tdk berubah maka acuan kebenaran sesuai  ILLAHI-lah yg tepat untuk dijadikan referensi.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai suatu perkara yang benar, dan anugerahilah kami kekuatan mengikuti kebenaran itu. Dan tunjukkanlah kepada kami kesalahan itu sebagai suatu perkara yang salah, dan anugerahilah kami kekuatan untuk menjauhi kesalahan itu.


 آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 13 Sya'ban 1442 H.

26 Maret 2021.

(752.03.21). 

Wednesday 24 March 2021

CELAH Per-JANJI-an.

 Tak dapat tidak menjalani hidup ini mesti hrs mengalami berinteraksi sesama dlm "perikatan" lazim jg disebut "Perjanjian". Kita semua ini terlahir ke dunia ini mrpkn hasil dari "perikatan" antara Ayah + Bunda dlm ikatan pernikahan.


Ketika bertugas di suatu daerah, pas tempat tinggalku di wilayah yg sulit air. Membuat sumur berbiaya tinggi karena cukup dalam sampai lbh 19 meter. Struktur tanah di daerah itu hanya kurang-lebih 6 meter tanah biasa, selanjutnya batu kapur yg keras. Tak heran lebih dari seminggu baru selesai menggali sebuah sumur, selain beralatkan "penggali" selebihnya harus menggunakan "pahat dan palu".


Perjanjianpun ku-sepakati dg penggali sumur, walau tidak tertulis. Pihak ku; diriku dan istri, pihak penggali sumur diwakili salah seorang dari 6 team mereka. Hadir saksi 2 tetangga masing2 dg istri. Isi kesepakatan perjanjian:

1. Lokasi penggalian sumur hrs ditunjukkan beberapa titik  oleh pihakku, selanjutnya team penggali minta waktu 3 hari menetapkan titik yg dipilih (mereka mungkin menggunakan ritual atau teknik tertentu mencari sumber mata air di dalam tanah sana).

2. Sehari sblm penggalian dimulai pihakku hrs membayar 15% dari biaya yg disepakati.

3. Segala peralatan menggali sumur jadi tanggungan team penggali termasuk kerekan berikut tali pengerek. Tali + kerekan, stlh selesai jadi milikku.

4. Limbah galian akan diangkut oleh pihak penggali sehingga tidak jadi sampah di halaman ku dan komplek perumahan kami.

5. Pelunasan pembayaran biaya 85% lagi dilakukan begitu sumur mengeluarkan air.


Hari ke sembilan stlh sumur di gali, istri nelpon ku ke kantor dg pesan agar bawa uang sisa biaya sumur, kata tukang pekerjaan sdh selesai.


Senang juga hatiku, membayangkan tdk sulit lagi mandi dan cuci, tlh tersedia sumur.


Sampai di-rumah kuliat 6 orang team penggali sumur sudah duduk ngobrol di-sekitar lobang sumur. Kusapa mereka:

"Sudah keluar air nya ..........?"

"Sudah paaak.........!!!", jawab mereka hampir serempak.


Saking girangnya aku, kepingin lekas dapat mengambil air dari timba pertama. Kuturunkan ember yg masih menggantung ditali kerekan bekas peralatan mereka menaikkan hasil galian. Lumayan dalam, hampir2 tdk kelihatan dasar sumur, maklum 19 meteran dan lagian suasana remang2 petang pulang kantor. 


Plung....... ember sampai ke dasar sumur, tentu ku goyang2 dg maksud agar air masuk ember. 


Sepertinya ember sdh mentok sampai di dasar sumur, tapi tak terasa ember dpt dibaringkan. Betul juga stlh ember di kerek naik, tdk ada air terciduk ember, hanya tampak ada bekas air yg nempel di bagian luar (pantat) ember. 

Kegiranganku berubah menjadi agak berang, maklum usia ketika itu baru K3.


Terjadi dialog yg lumayan panjang dg kepala tukang gali sumur. Tetangga yg jadi saksi awal transaksi juga ikut datang.


Maksudku pekerjaan sumur selesai apabila AIR SUMUR sudah dapat diambil dikeluarkan dari sumur.

Sedang kan penggali sumur beranggapan pengerjaan penggalian sumur sdh dianggap selesai apabila DIDASAR SUMUR SDH TERDAPAT AIR.


Air tidak dpt ditimba kalau hanya dasar sumur basah. Mata air tak cukup untuk membuat air tertampung di dalam sumur. Hrs di perdalam lagi se-kurang2nya setengah sampai satu meter buat kantong air.


"Kan janji kita, bapak bayar stlh keluar air", kata penggali sumur. "Inikan airnya sdh keluar", lanjutnya.


Ku pikir bukan saatnya lagi buat berdebat. Tak mungkin menang berdebat dg mereka. Lagian kalaupun menang, aku tetap kalah.  Mereka betul2 memanfaatkan kata2 dlm ucapan perjanjian tapi tdk mau berpikir logis tentang makna dlm kata2. Orang membuat sumur ... kan pingin airnya dpt dikeluarkan, bukan hanya sekedar ada air di dasar sumur di bawah sana.


Langsung kuminta agar lobang sumur diperdalam semeter lagi, untuk tandon air.


Tukang bersedia dg tambahan biaya memperdalam tsb dan akan mulai mengerjakannya esok hari. 


Kulihat esoknya mereka mengerjakan dg tenaga 3 orang. Seorang di dlm sumur, seorang mengerek hasil galian yg seorang lagi memindahkan limbah galian. Sehari setengah mereka merampungkan pendalaman sumur di halaman belakang rumahku itu. 


Alhamdulillah airnya jernih lancar dpt dinaikkan dg mesin pompa ke toren penampungan. Setidaknya sampai kutinggalkan rumah itu karena pindah tugas dinas di tahun 1985 air sumur itu msh nyumber. Tahun 2018, sempat ku kunjungi kediaman ku dulu itu ternyata sumur msh berfungsi bagi penghuninya.


Kesan dpt diambil dari kejadian itu a.l.:

Bahwa dlm perjanjian hrs genah dan tegas pengertian kata, kalimat agar tdk bias. Semula ketika membuat kesepakatan diri ku beranggapan semestinya penggali sumur paham bahwa tujuan membuat sumur adlh ingin mendptkan air, dg dmkn meskipun tdk sedetil seperti dimaksud penggali sumur harusnya mengerti bahwa air sumur harus dpt di keluarkan dari sumur ke permukaan.


Jadi dlm kasus ini agaknya maunya penggali sumur redaksi perjanjian "air dapat di ciduk dengan ember sampai dpt dikeluarkan dari sumur" . Atau lengkap, "stlh ketemu mata air, sumur diperdalam untuk tandon air........meter".


Arahan agama ttg perjanjian, jelas:

وَاَ وْفُوْا بِا لْعَهْدِ ۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَا نَ مَسْــئُوْلًا

dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya."

(QS. Al-Isra' ayat 34).


Masalah, hendaknya para pihak yg berjanji janganlah dg sengaja berniat memanfaatkan kelemahan pihak lain. Misalnya dlm kasus di atas pihak tukang sumur sengaja untuk mempersulit pengorder galian sumur, agar nanti terpaksa nambah biaya agar sumurnya dpt dimanfaatkan airnya. Semestinya kalau tukang gali sumur beritikad baik, di awal sudah bilang "Kalau sekedar ada airnya, sumur blm dpt digunakan pak..... hrs digali lagi minimal setengah meter atau kalau mau bagus dibuat tandon air 1 meter".  Boleh dikatakan sekalian, untuk itu nilai kontrak minta tambahan sekian.....


Pengorder sumur blm berpengalaman akan hal tersebut. Janganlah memanfaatkan kekurangan pemahaman, kekurang tau an lawan kita berperikatan untuk mencari "keuntungan". Supaya  rezeki diperoleh berkah. 


Allah melarang memperoleh rezeki dari sesama atas dasar tidak suka sama suka atau ada pihak yg merasa dikecewakan atau terpaksa.


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِا لْبَا طِلِ اِلَّاۤ اَنْ تَكُوْنَ تِجَا رَةً عَنْ تَرَا ضٍ مِّنْكُمْ,,,,,,,,,,;....."

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.............." (QS: An-Nisa 29).


Semoga kita dpt menjalani kehidupan ini yg selalu ketemu dng interaksi perikatan/perjanjian dpt menjalaninya sesuai rambu2 yg ditetapkan Allah, sehingga selamat dunia akhirat.


 آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 10 Sya'ban 1442 H.

23 Maret 2021.

(750.03.21).

Saturday 20 March 2021

Nasib SETANDAN Kelapa

Kelapa Setandan tak sama jatuhnya. Kalimat tamsilan ini dikenal benar oleh para petani kelapa. Keadaan sebenarnya memang demikian. Stlh mayang kelapa menjadi buah, bermula dari pentil kelapa disebut "Beluluk" (bahasa kampungku). Beluluk berangsur jadi kelapa muda. Mulai dari cengkir; yaitu kelapa muda yg belum ada daging kelapanya, baru ada air. Berlanjut kelapa muda berdaging seperti lendir. Lanjut menjadi Dogan tipis, Dogan tebal. Barulah jadi kelapa tua......

Kadang Beluluk sdh jatuh, tak jarang Cengkir sdh ada yg memetik untuk diminum airnya. Bgt juga ada beberapa buah dari tandan, dipetik tak sengaja baru saja berdaging lendir. Banyak yg dipetik ketika sdh dogan tipis dan dogan tebal untuk dijual di warung khusus kelapa muda. Umumnya kelapa dibiarkan sampai tua baru dipetik untuk santan, atau dulu diolah dibuat kopra, bakal minyak goreng. Kelapa tua walaupun tidak dipetik, sampai waktunya jatuh sendiri. Sehingga cocoklah tamsilan kalimat di atas "Kelapa Setandan tak sama Jatuhnya" Boleh jadi jatuh atau dipetik ketika:

* beluluk,

* cengkir, 

* dogan tipis,

* dogan tebal,

* sudah berdaging tua untuk dibuat santan atau kopra atau minyak kelapa.

* Jatuh sendiri walau tidak dipetik bila sdh betul2 tua.


Tamsil kelapa setandan ini pas benar untuk nasib dan peruntungan KEMATIAN dan KEHIDUPAN manusia sesaudara sama seibu se ayah.


UNTUK KEMATIAN:

Ada yg sdh mati baru saja lahir, ada yg mati anak2, ada yg mati baru angkat dewasa, ada pula yg mati ketika sdh berkeluarga punya anak, ada yg mati setengah tua dstnya. Tapi yg jelas pasti mati juga (bagaikan kelapa walau tidak dipetik jika sdh bgt tua jatuh sendiri).


UNTUK KEHIDUPAN.

Peruntungan masing2 anak yg dilahirkan dari Bapak-Ibu yg sama adlh ber-beda2. Ada yg kaya, ada yg cukup sekedarnya tapi juga ada yg kurang dan mungkin ada yg miskin.


KISAH KASIH SEORANG IBU.

Sebagai Ibu, ketika masih usia produktif, suami dan dianya sendiri tdk bekerja di sektor formal, makanya tdk ada pensiunan buat dirinya maupun dari mendiang suaminya. Alhamdulillah Ibu ini bernasib baik, 9 putra/putrinya lumayan bhakti, sehingga kehidupan masa tua bersumber dari pemberian anak2 yg berkecukupan. 


Sifat umum seorang Ibu, sepanjang masih bugar,  tetap tdk suka ikut tinggal dirumah anak2, milih menunggu rumah sendiri. Biarpun hanya tinggal sebatang kara. Kendati rumah tua tak semewah rumah anaknya yg berada.


Ibu ini sebagian anaknya "berada" sebagian lagi "kurang mampu". Bgtlah suratan nasib, walau saudara sekandung peruntungan beda2. Bagaikan setandan kelapa ditulis di atas.


Banyak kita dptkan informasi dari Allah dlm Al-Qur'an tentang perihal rezeki masing2 orang berbeda seperti ayat berikut:

اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ  وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا

"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). 


Alhamdulillah anak2 yg "mampu",.... saban bulan supply dana kpd si Ibu.


Ada pepatah "Kasih IBU sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah".

Ibu figur utama yg menggantikan Orang Tua di pepatah tsb. Jadi dpt diterjemahkan kasih ORTU tak luntur sepanjang hayat dikandung badan. Sedang kasih anak terbatas sepanjang galah. Galah dipegang pangkalnya terlihat ujungnya, kadang tak nyampe jika menjolok yg tinggi. Adapun jalan, semakin dijalani semakin panjang, bila jalannya buntu, terbentang jalan lain untuk dilalui.


Pemberian dari anak2nya yg  "berkecukupan" diam2 dialihkannya ke anak2nya yg "kurang mampu". Anak2 yg "mampu", terheran-heran iuran mereka kadang bgt cepat habis. Namun si IBU tetap merahasiakan pengalihan bantuan kpd anaknya yg "kurang mampu" itu ke sumber pen supply dana. Baru diketahui stlh beliau berpulang kerahmatullah,  informasi diketahui  dari anak2nya yg kurang mampu.


Ketika acara kumpul2 anak dan cucu memperingati hari wafatnya BUNDA PENYALUR DANA ini. Anak tertua yg kebetulan salah satu yg kurang mampu yg saban bulan mendapat subsidi ditunjuk adik2nya untuk memimpin berdo'a

.

Redaksi do'anya selain:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā. Artinya, "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."


Juga disisipkan permohonan kpd Allah agar; subsidi yg diberikan Almarhummah saban bulan bagi dirinya untuk cucu2nya diganjar Allah dg pahala berlipat ganda.


Anak2 yg saban bulan memberikan dana buat IBU ini, baru paham apa sebabnya dana yg mereka berikan tiap bulan tdk membuat Ibu ini banyak simpanan. Tidak membuat Ibu ini bermewah dlm belanja. Barulah mereka paham bila di tenggarai uang almarhumah tiap bulan hampir habis. Baru para anak yg jadi donatur paham, kenapa almarhumah Ibu bila ada keperluan insidentil senantiasa perlu dipasok dana lagi.


Dmkn profil perjalanan hidup seorang Ibu, kasih sayangnya kepada anak2nya sepanjang USIAnya. Bgmn kita sbg anak; kadang Ayah-Bunda kita kebagian kasih sayang TERSISA stlh untuk istri/suami dan anak2.


Smg kisah ini menggugah hati kita2 yg masih punya Ibu agar menta'ati wasiat Allah berbakti kpd ORTU terlebih Ibunda. Karena Allah tak sembarangan ber WASIAT. Tapi dikhususkan untuk Ibu, Allah ber WASIAT dlm Surat Al-Ahqaf ayat 15:


وَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا


"Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan".


Yg masih punya Ortu jangan sia2kan kesempatan meraih surga melalui ayah dan ibu yaitu berbakti kpd mereka. Rasulullah bersabda:

رَغِمَ أَنْفُهُ ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ،ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ “. قِيلَ : مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ “.

Artinya:”Celaka seseorang itu(diulang tiga kali), sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut) tidak masuk surga”. (HR Muslim No: 2551)


Yg  Ortunya sdh tiada, jangan lupa berdo'a setiap usai shalat. Mintakan ampunan buat mereka, mintakan rahmat Allah kpd mereka, sekurangnya dg redaksi di atas.

 آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 7 Sya'ban 1442 H.

20 Maret 2021.

(749.03.21). 

Friday 19 March 2021

Di Pintu IKHLAS Iblis Menunggu.

Umpama kata, nilai ibadah itu tersimpan aman di dalam Brankas,  untuk membukanya perlu kunci juga nomor kombinasi. Maka kuncinya adlh IKHLAS, sdgkan nomor kombinasinya adlh Contoh Rasulullah Muhammad ﷺ.


IKHLAS.

Ikhlas suatu istilah mudah diucapkan, tapi sangat2 sulit untuk di laksanakan. Ikhlas dlm pengertian  ibadah kepada Allah secara sederhananya adlh tanpa harapkan apapun dari selain Allah.

Beramal hanya se mata mata karena Allah, mengharapkan balasannya hanya dari Allah. 


Kesulitan manusia dlm strata iman yg tinggi sekalipun untuk berlaku ikhlas, karena hidup kita di bumi ini didampingi Iblis yg sdh mendpt izin Allah melencengkan manusia dari ikhlas. Allah dlm dialog dg Iblis terdpt dlm ayat 78 sampai 81 surat Shad, selanjutnya Iblis menjawab:

قَا لَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُ غْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ ۙ 

"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,"

(QS. Sad ayat 82).


Iblis bertekad menyesatkan manusia datang dari berbagai arah.


ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."

(QS. Al-A'raf ayat 17)


Contoh godaan Iblis ke Ahli Ibadah:

Tiap hari tak pernah lupa bersedekah. Lidah sll bergoyang berzikir dan bibirnya selalu basah dlm kalimat thayyibah . Tentu tak usah diragukan lagi ibadah wajib olehnya dilaksanakan dng baik dan khusyuk karena Allah, sedangkan ibadah yg sunah saja hampir tak pernah luput.


Iblispun dari PINTU IKHLAS ini bukan tdk berpeluang masuk, mendatangi dari kanan, dimana melalui karib kerabat dan sobat di informasikan apresiasi orang dan masyarakat yg mengenalnya bahwasanya dianya diketahui ahli ibadah.


Tatkala dirinya mulai merasa ketaatan dan keikhlasannya beramal/beribadah itu diketahui orang, menjadi perbincangan masyarakat, ybs menjadi termotivasi meningkatkan frekuensi amal/ibadahnya. 


Sedekah yg biasanya 10rb setiap hari, ditingkatkan jadi 20rb sampai 30rb. Zikir yg biasa dilakukan diperbanyak dan pengucapannya diperjelas. Pokoknya semenjak diketahui orang akan amal/ibadahnya ybs meningkatkan amal/ibadahnya baik kualitas maupun kuantitas. Jika sdh spt ini, pertanda Iblis tlh berhasil menunggunya di pintu IKHLAS. Selanjutnya  PERANGKAP IBLIS  telah MENGANGA untuk diarahkannya kepada ahli ibadah yg ikhlas itu tadi. Iblis punya PERANGKAP DI PINTU IKHLAS yg siap untuk memerangkap orang-orang ikhlas dlm beribadah.


Karena kasih sayang Rasulullah ﷺ kpd ummatnya, beliau ajarkan do'a untuk menghindari PERANGKAP IBLIS, kpd sahabat utamanya ABU BAKAR. 


Abu Bakar yg begitu kuat imannya saja,  perlu do'a ini, apalagi kita2 ini yg imannya mungkin tak seujung rambutpun bila dibanding dari Abu Bakar sahabat utama Nabi Muhammad ﷺ, itu. 


Abu Bakar adalah orang beriman pertama, demikian kuat imannya tak disangsikan lagi. Tetapi Nabi mengajarinya do'a ini. Tentu do'a itu dimaksudkan Nabi Muhammad ﷺ. bukan hanya untuk Abu Bakar namun untuk kita semua agar terhindar dari  PERANGKAP IBLIS yg masuk dari pintu IKHLAS. 


Do'a tsb sbb:


اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ

Allahumma inni a'udzu bika an usyrika bika syaian waanaa a'lamu waastaghfiruka lima laa a'lamu.


Ya Allâh! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan (syirik) yang menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa-apa yang tidak aku ketahui.


(Imam Bukhari dlm AL ADAB AL MUFRAT dan At Tirmidzi dlm NAWATIR AL USUL).


Contoh godaan Iblis di tulisan ini hanya buat ahli ibadah, hal yg sama dpt dilakukan Iblis buat Ahli Dakwah, Da'i idola ummat, para penghafal Al-Qur'an, para ustadz dan ustadzah, juga penulis artikel2 dakwah, tdk terkecuali diseluruh strata. Oleh karena itulah agaknya senantiasa kita berdo'a seperti yg diajarkan Rasululllah Muhammad ﷺ, kpd sabat beliau Abu Bakar.


Semoga kita tidak masuk PERANGKAP IBLIS yg menunggu di PINTU IKHLAS.  


 آمِيّنْ... آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 5 Sya'ban 1442 H.

18 Maret 2021.

(748.03.21). 

Wednesday 17 March 2021

Nikmat AKAL.

Berbicara ttg akal,  mrpk perangkat abstrak, out put nya saja yg nampak, wujud akal itu sendiri tak kelihatan. Out put atau produk akal dpt didengar, dpt dilihat, dpt dirasakan. Contoh konkrit sekarang dirasakan outputnya berupa vaksin, disuntikan di pangkal lengan.


Bermacam istilah orang menamakan si pemilik akal dilihat dari apa yg diperbuatnya;

Berakal cerdik, berakal bulus, arif dan bijak, taktis, culas dan....... banyak lagi. Karena momentnya yg bertepatan, berhasil menemukan vaksin covid 19 ini,  mungkin cocok buat mereka para penemu disebut  "ber akal brilian".


Produk akal lah shg kita dapat berjumpa di medsos, di dunia maya. Produk akal pula merubah besi dpt mengapung di laut, besi dpt terbang padahal bbrp abad silam yg namanya besi tenggelam di air, kini jadi kapal. Sekarang waktu tempuh jadi pendek dg pesawat terbang. Andaikan produk vaksin ini berhasil mengamankan ummat manusia, betapa bersyukurnya kita kpd Allah yg tlh memberikan ilham kpd akal penemu vaksin ini.


Dalam pada itu produk akal pula ummat manusia jadi susah, timbul bencana, bom atom buktinya. 


Tangan manusia yg tentunya digerakkan akalnya merambah hutan tak beraturan, menggali tambang di bumi tak berperhitungan, mendirikan gedung2 tak indahkan tata ruang, terjadilah bencana tanah longsor selalu terulang, banjir bandang sering menerjang. 


ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

(QS. Ar-Rum ayat 41).


Akal ada pula yg SAKIT dan yg SEHAT. Hasil produk akal ini juga mrpkn indikator menentukan sehat/tdk sehatnya akal.  Nah, ...... bgmn mengukurnya sehat, ndak sehatnya akal kita. Sblm diukur baik dikelompokkan dulu "akal sakit":

1. Sakit jiwa, orang yg akalnya sakit dlm artian gangguan jiwa ukurannya lbh mudah agaknya karena terlihat nyata.

2. Hilang ingatan, ini juga mudah diketahui, ybs lupa sesuatu yg pernah diketahuinya, contoh pikun. 

3. Berperilaku tak lazim yg condong negatif, sepertinya kelompok jenis ini lbh sulit menilainya. Dalam hal ini boleh jadi orang yg berakal "tidak sehat" menilai orang yg berakal "sehat" lah yg akalnya ndak sehat. 


Akal TIDAK SEHAT mungkin saja dimiliki oleh individu yg sehat rohani dan sehat jasmani. Meskipun ada semboyan "ditubuh yg sehat terdpt jiwa yg sehat". 


Melalui pendekatan kebenaran religi dan alur berpikir spiritual, mungkin dpt dijadikan referensi kata2 dlm Al-Qur'an ttg akal sehat;

أُولُوا الْأَلْبٰبِ

Terjemahan bebasnya "akal sehat". Bila dikutip diantaranya dari sekian banyak kata2 tsb. dlm Al-Qur'an dpt dipahami bahwa orang yg berakal sehat adlh:

1. Orang yg TAKWA, sebab orang takwa akan tercermin pada semua out put akalnya dlm kebaikan.

2. Orang berakal sehat, yaitu orang yg dpt mengambil pelajaran dari ayat2 Allah baik yg tersurat di kitab2 suci, maupun yg tersirat di alam semesta ini.


Sebagian dari ayat2 al-Qur'an sbg rujukan sbb:


Al-Baqarah 197.

 ۚ وَاتَّقُونِ يٰٓأُولِى الْأَلْبٰبِ

"Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!"


Al-Baqarah 269

وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ

"Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat."


Az-Zumar 9

إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا الْأَلْبٰبِ

"Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran."


Begitu banyak pelajaran yg dpt dipetik dari ayat2 Allah untuk menjadikan diri ini BERAKAL SEHAT dlm artian taqwa, iman kepada Allah. Iman bahwa akhirat itu ada. Mulai dari melihat disekeling kita, udara, tumbuhan, hewan pokoknya seluruh alam semesta. Maha benar Allah dg statement-NYA.


قُلْ لَّوْ كَا نَ الْبَحْرُ مِدَا دًا لِّـكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَـنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَـنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

"Katakanlah (Muhammad), Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."

(QS. Al-Kahf ayat 109).


Dari mengambil pelajaran thdp ayat2 Allah atau kalimat2 Allah dari alam semesta ini, akan menjadikan diri ini pada kebenaran dan kebesaran Allah, shg dg AKAL SEHAT tak ada alasan untuk tdk percaya Allah mengatur alam jagad semesta ini. Termasuk menciptakan makhluk diberi nama covid 19.  Tumbuhan ada yg merambat, tdk berbatang buahnya besar sampai bbrp kilogram. Ada pohon besar daun rindang, buahnya kecil2 hanya bbrp gram. Pohon tumbuh vertikal walau tumbuh di tanah lereng gunung yg miring. Itu baru soal tetumbuhan. Belum lagi ayat2 Allah berupa hewan dan alam lain di cakrawala.


Contoh butir 2 kelompok akal tak sehat ku tulis di atas. Seorang teman masih blm usia pikun, hilang ingatan sampai2 nama dirinyapun tdk ingat lagi, apa lagi menuliskannya. Padahal tadinya ybs mahir presentasi di depan kelas. Siapakah yg menarik ingatannya itu, dan tak seorangpun sanggup mengembalikan ingatan itu kecuali Allah. 

Teringat aku akan peringatan Allah perihal kemampuan akal mengingat.


وَلَئِنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِا لَّذِيْۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَـكَ بِهٖ عَلَيْنَا وَكِيْلًا ۙ 

"Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), dan engkau tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami,"

(QS. Al-Isra' ayat 86).


Nabi Muhammad saja jika Allah berkehendak mencabut ingatan beliau, sama sekali tak sanggup mengingat kembali. Apalagi kita2 ini sbg manusia biasa.


Semoga Allah memelihara akal sehat kita semua, tidak mencabut pengetahuan yg tlh kita miliki dan menjadikan kita hambanya yg sanggup mengambil pelajaran dari ayat Kauliah maupun Kauniah, sehingga menjadi orang yg taqwa.


  آمِيّنْ... آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 4 Sya'ban 1442 H.

17 Maret 2021.

(747.03.21).

Tuesday 16 March 2021

UMUR tak dapat MUNDUR.


Berapapun usia anda kini tak kan mungkin balik lagi ke usia anda sblmnya.  Jika usia anda sekarang sdh tujuhpuluhan (misalnya) tidak mungkin lagi kembali ke masa sedang menyiapkan sarana hidup di usia bawah 20an.   Masa2 muda itu tlh jauh ditinggalkan tdk mungkin didatangkan lagi, kecuali dlm mimpi. Usia terkait waktu.....⏱⏱⌚⏰


Waktu adalah laksana pedang.

Dpt memotong, penghadang.

Tak digunakanpun, akan hilang.

Sudah berlalu tak dapat diulang.


Sehingga Allah sampai bersumpah


وَا لْعَصْرِ ۙ 

"Demi masa."

اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ ۙ 

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"


اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

(QS 103. Al-'Asr ayat 1-3).


 “Demi waktu sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi":

• Kecuali manusia yang BERIMAN.

• Kecuali manusia yang melakukan AMAL KEBAIKAN

• Kecuali manusia yang saling mengingatkan akan KEBENARAN

• Kecuali manusia yang saling mengingatkan mengenai KESABARAN”


Dari empat point untuk menghindari kerugian tersebut adalah: “saling mengingatkan, nasihat menasihati akan KEBENARAN dan KESABARAN”. 


Wujud saling mengingatkan tersebut, kini terbentang luas dengan adanya media sosial, di dunia maya. Kita dapat melaksanakan saling nasihat menasihati dalam KEBENARAN dan KESABARAN yang sekaligus merupakan AMAL KEBAIKAN dalam rangka IMAN kepada Allah itu. 


Artikel tentang apa saja dalam rangka saling nasihat ttg kebenaran dan kesabaran, baik dalam rangka MUAMALAH, juga termasuk diantaranya nasihat KEBENARAN dan KESABARAN dalam IBADAH keagamaan masing-masing ummat, tergantung di komunitas apa anda berada. Asalkan tulisan tidak menyinggung seseorang, menyinggung kelompok atau golongan, insya Allah akan diapresiasi, oleh pihak manapun juga, sekaligus merupakan ibadah.


Yang namanya manusia, bak kata pepatah “rambut di kepala sama hitam, isi kepala lain-lain”, maka kadang artikel yang anda tulis masih saja ada kemungkinan pembaca yang menyindir tulisan anda, bahkan tak suka. 


Selama ku ikut nulis di DUMAY ini, sdh lbh 700 artikel yg ku publish. Dari sejumlah tulisanku itu ada dua artikelku yg mendptkan komentar sedikit "miring". 

Tapi sudahlah,.............☺☺☺ tak kubalas komentarnya dg dasar pemikiran bahwa tulisan tsb tdk menyinggung siapapun. Juga ku menulis tdk bermaksud untuk berbalas komentar alias berpolemik. Lagian dari lbh 745 artikelku terpublish hanya 2 dikomentari miring kan hanya  0,27%.


Ada juga yang ikut membaca, tidak komentar, tapi dihati mungkin memberikan penilaian kepada anda  menganggap anda tak sepantasnya/belum pantas menulis artikel itu karena ybs tau “kartu anda”, tau asal usul anda, tau masa lalu anda. Juga ada teman satu group misalnya; yang mengklasifikasi anda tdk kompeten, ilmu baru segitu kok beraninya menulis  mengingatkan akan kebenaran. Untuk anda seolah dia berkata "Emangnya dia sdh benar apa???". 


Ada pula pembaca yg dg tegas menyatakan untuk dirinya tdk usah dikirimi artikel sejenis nasihat  menasihati dlm kebenaran dan kesabaran seperti ini. 

Yaaah............ kalau ybs tdk bersedia dikirimi tak kukirimi lagi, nomornya ku catat manual di buku, siapa tau esok lusa perlu silaturahim dgnya. Sebab memutuskan silaturahim adlh dosa.  Sdgkan  di HP kuhapus agar tak lupa, terlanjur salah kirim.


Semua itu adalah tantangan untuk melaksanakan butir butir yang di ingatkan Allah dalam surat Al-Ashr surat 103 dalam Al-Qur’an seperti disitir di atas.


Doktor Salman Bin Fadh dalam bukunya berjudul “Isyruna Thariqatan Lir-Riya” yang diterjemahkan Mutsanna Abdul Qahhar, menyebutkan bahwa RIYA itu ada 20 pintu. 


Pada pintu ke empat, disebutkan bahwa  TIDAK BERAMAL KARENA MANUSIA  termasuk diri tlh masuk ke salah satu pintu Riya.  Mengacu kepada pendapat ini maka bila lantaran takut menulis artikel lagi tentang nasihat menasihati untuk KEBENARAN dan KESABARAN, kita hentikan karena khawatir tanggapan penilaian yang kurang positip, komentar miring dari pembaca, maka kitapun sudah masuk ke pintu ke empat dari RIYA.  


Dalam tulisan itu Doktor Salman mensitir pernyataan dari Al-Fudhail bin ‘Iyadh: “TIDAK BERAMAL KARENA MANUSIA ADALAH RIYA, BERAMAL KARENA MANUSIA ADALAH SYIRIK, SEDANGKAN IKHLAS ITU ADALAH  ALLAH  MENYELAMATKANMU DARI KEDUANYA”. 


Lebih jauh dicontohkan, seorang berkemampuan memberikan tauziah, berkemampuan berkhutbah, berkemampuan untuk menulis artikel-artikel tentang saling mengingatkan akan KEBENARAN dan KESABARAN, tetapi timbul kekhawatiran kalau-kalau penulisan artikel tersebut menyebabkan jadi pembicaraan, menjadikan komentar dan sanjungan dari para pembaca. Lantaran ketakutan itu jalan keselamatan yang dipilih berhentilah yang bersangkutan meneruskan penulisan artikel-artikel tentang KEBENARAN dan KESABARAN tersebut disebabkan takut akan RIYA. Justru inilah salah satu perangkap Iblis untuk mendorong yang bersangkutan masuk ke pintu RIYA.


Solusi yang baik adalah dengan tetap membiasakan mengerjakan amalan tersebut, bertauziah atau berkhutbah, menulis artikel-artikel mengingatkan kebaikan kebenaran dan kesabaran disertai dengan niat yang tulus karena Allah semata, tidak mengharapkan komentar orang lain, baik berupa pujian/sanjungan  begitu pula santai saja jika dicela. 


Nah kalau begitu, kita lanjutkan menulis artikel-artikel kebaikan ini, asalkan sekali lagi baik diulangi, artikel harus memenuhi syarat; 

1. Tidak menyinggung diri seseorang, tidak menyinggung kelompok tertentu, pokoknya tidak mengundang masalah, baik buat diri maupun orang lain. 

2. Tidak mengharapkan komentar berupa salutasi, pujian dan sanjungan. 


Semoga umur ini bermanfaat, berapapun usia kita, waktu tidak pernah dapat ditarik mundur, umur tidak akan bertambah, setiap saat berkurang. Mari gunakan sisa usia untuk kebaikan setidaknya menyerukan kebaikan. 


اَللهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ

“Ya Allah kami memohon kepadaMu keselamatan dalam agama, dan kesejahteraan / kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rizqi, serta taubat sebelum mati dan rahmat diwaktu mati, dan keampunan sesudah mati.”


  آمِيّنْ... آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 2 Sya'ban 1442 H.

15 Maret 2021.

(746.03.21). 

Friday 12 March 2021

MIMPI BERLAPIS.

 

Setiap orang jelas pernah berMIMPI. Mungkin anda juga pernah mengalami BERMIMPI di dalam MIMPI....... 😋😋😋😋 


Terpikir dalam mimpi itu bahwa diri sedang bermimpi. Karena mimpinya tidak menyenangkan, maka berusaha bangun dari mimpi itu. 💪💪💪💪

Stlh bangun dari mimpi lapis kedua, rupanya belum bangun sungguhan, masih di dalam mimpi lapis pertama. Di mimpi lapis pertama bahkan perasaan tlh  sempat bercerita kisah mimpi lapis kedua itu kpd teman dekat anda. 


Yang paling susah, adalah bila sulit sekali bangun dari mimpi lapis kedua, rasanya tak bisa bangun ke mimpi lapis pertama. Udah usaha bangun namun tak berhasil masih tetap di mimpi itu, Padahal mimpinya menakutkan atau menyakitkan tak menyenangkan.


Syarat bermimpi bukan tergantung durasi tidurnya, tdk pula kondisi tempat tidurnya. Tidak mustahil seorang ternama, tidur di ruang nyaman diatas kasur modern, tidur sulit dimulai, bgt terlelap tidur lantas mimpi "tertangkap tangan"........☠☠☠☠

Seorang tuna wisma dmkn letihnya lantaran keliling memulung, menggelar karton bekas di trotoar emper bangunan, posisi dekat bak sampah pula, terlelap tidur beberapa menit. Boleh jadi ybs didalam tidur singkat itu mimpi makan enak di restoran yg baru saja dilewatinya.🍽🍦🍗🍉🍎


Pasien sdg nunggu antri berobat nyender di kursi nempel dinding di los pasien ngumpul, sempat terlelap beberapa menit.

Bermimpi kesasar dlm perjalanan di padang pasir begitu luas. Dahaga sedang memuncak.🍺🍺🍸🍷


Masih tersisa sedikit ingatan "akh ini pasti mimpi, tadikan pergi berobat ke rumah-sakit, ada bekal air minum kok". Berusaha untuk bangun dari mimpi itu, guna mereguk sangu minuman, namun tidak berhasil,  "ooh kalau bgt ini benaran". 


Karena dahaga tak tertahankan, untung tak jauh kelihatan segrombolan pepohonan. Naluri melangkah kesana smg ada cairan yg dpt diteguk. Benar juga di bawah rerimbunan sebatang pohon ada sumur tua,  didekatnya menggletak pula timba berikut talinya. Dahaga mencekam, refleks tangan meraih timba mencemplungkannya ke dlm sumur. Begitu timba dinaikkan ke bibir sumur, alangkah kagetnya, timba penuh berisi Emas batangan produk ANTAM. Teringat harga Emas sekarang mendekati sejuta. Terbayang nilai seember EMAS, cukup untuk hidup setidaknya empat turunan. Tapi saat itu Emas tidak bernilai, dahaga takkan hilang. Ada bisikan kecil ditelinga, tuangkan kembali isi timba ke sumur dan berdo'alah minta seember air. Tanpa dua kali pikir langsung Emas setimba ditumpahkan kembali kedlm sumur dan berdo'a minta air.  Timba dicemplungkan ke sumur lagi, bgt dikerek setimba air dpt naik kepermukaan sumur. Dahaganyapun hilang, badan segar kembali dan dpt melanjutkan perjalanan. Stlh air diraup dg kedua tangan dari ember lalu pasien tertidur nyender itu terbangun.


Di dalam mimpi lapis kedua si pasien ternyata Emas seember kalah nilainya dg seember air. Memang nilai sesuatu pd saat tertentu, tergantung apa yg tengah diperlukan. Begitulah kira-kira ketika maut dtg menjemput, tak bernilai lagi apapun yg dipunyai. Yang diperlukan disaat itu hanya kasih sayang Allah yg punya maut itu.


Kadang masuk di pikiranku, apakah kehidupan ssdh mati nanti layaknya seperti mimpi dimana kita tak ada pilihan selain mengikuti alur kejadian dalam mimpi itu. Sedangkan keberadaan hidup ssdh maut itu kekal adanya, padahal kita tak dpt berkehendak, memprotes, membantah. Tidak dapat berusaha bangun seperti mimpi berlapis dikemukakan di atas. Kalau selama masih hidup, bila mimpi berlapis, berusaha bangun tak berhasil, orang dekat kita mendengar atau melihat, menduga kita nampak  tanda2 sdg mimpi bermasalah; orang dekat kita itu segera membangunkan.


Sedangkan begitu mati nanti tak ada lagi sahabat yg menolong membangunkan kita, seburuk apapun yg dirasakan di alam kubur nanti.


"..........يَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَا نُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْۤ اِيْمَا نِهَا خَيْرًا.................."


"...........Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu........"

(QS: Al-An'am 106).


لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَا لُهُمْ وَلَاۤ اَوْلَا دُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـئًـا..........."


Harta benda dan anak-anak mereka tidak berguna sedikit pun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. .................  " 

(QS:Al-Mujadilah ayat 17).


Sepertinya hampir saban hari kita ini diberikan Allah percobaan alami masa ketika sdh mati nanti. Mimpi mungkin cocok buat sbg bahan banding, kita tak dpt pesan/ngarang mimpi. Tapi kalau sdh bermimpi kita tak dpt atur jalan cerita mimpi itu, si mimpi jalan sendiri. Kalau pas mimpi buruk kadang sampai ngigau menjerit, stlh terbangun masih tetap terengah-engah. 

Alahkah ngerinya kalau alam kubur dilanjutkan alam akhirat nanti terus menerus yg dialami seperti mimpi buruk itu, padahal kita tak bisa bangun lagi.


Kehidupan kubur dan alam akhirat dijanjikan Allah tak usah takut dan usah bersedih hati apabila:


اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ۚ 

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati."

(QS. Al-Ahqaf ayat 13)


اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا  ۚ جَزَآءً بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. Al-Ahqaf ayat 14).


Semoga kita konsisten dg iman dan amal baik kita selama hayat masih dikandung badan. Agar kematian, alam kubur serta alam akhirat tdk menjadi "mimpi buruk", mimpi ber-lapis2 yg tak pernah dpt bangun itu.

  آمِيّنْ... آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 28 Rajab 1442 H.

12 Maret 2021.

(744.03.21).

Tuesday 9 March 2021

Berpendapat dan Membantah.

Cucuku selama setahun tidak kunjung kerumah kami gegara covid 19. Baru Sabtu kemarin dg ayah-bunda dan adiknya sowan dg menerapkan protokol kesehatan Covid 19.


Ketika makan siang, ayah-bundanya pesan on line beberapa macam lauk. Cucuku  usia 7 tahunan ini, tetap minta olahkan "telor dadar", tdk pesan on line, rupanya formula telor dadar favorit nya beda dg yg di restoran.


Makan siang, walau  tdk semeja, demi jaga jarak, Pak De nya sempat lihat cucuku makan di ruang tengah, mengomentari "kok telor dadarnya ndak dimakan???". 

Si cucu lelakiku itu mencampur dg sendok dan garpu lauk2 lainnya untuk dimasukkan ke mulut. 


Menanggapi komentar Pak De nya cucuku kemukakan: "telor dadar ini enak pak de"........🍽🍽🍴🍴🍴

" lho enak kok belum dimakan", sela pak de nya.........🍗🍗🍗🍗 "karena enak maka saya makan nanti terakhir". 

Jelas cucuku; ttg sikap yg diambilnya bgmn tahapan menyantap makanan. Mungkin ini adlh model lain dari orang lain, ini murni pendapat si cucuku ini. Kutanya ayah bundanya serta pengasuhnya mereka tdk ada mengajarkan cara makan dmkn itu.


Satu diantara kelengkapan kehidupan tersedia bagi makhluk hidup adlh kemampuan BERPIKIR. Kemampuan berpikir dan berpendapat ini dimiliki setiap orang. Khusus buat cucuku ini, salah satu wujud olah pikirnya berpendapat mentahap hidangan spt itu. Pendapat cucuku ini sah-sah saja sepanjang tdk menyalahi ketentuan dan kewajaran yg lazim, atau membuat repot orang lain.


Diketahui bahwa makhluk hidup; ada yg berwujud, ada tak kasat mata. 


Bila Berpikir diterjemahkan sbg "kemampuan untuk memilih serta kemampuan untuk kemukakan pendapat" maka pantas disimpulkan bahwa Malaikat dan Iblis sbg mahluk tak kasat mata juga berkemampuan berpikir, dg dmkn juga berkemampuan menyampaikan pendapat.


Ketika Allah permaklumkan akan menciptakan manusia, Malaikat ajukan pendapat, berupa kritikan.

Juga Iblis ketika diperintah sujud kpd Adam, sampaikan pendapat, dia menolak.


Allah mencontohkan kebijakannya terhdp kedua mahlukNYA itu. Bgmn perlakuan Allah thdp 

Malaikat yg mengkritikNya. Bgmn pula sikap Allah  thdp Iblis yg membantahNya.


Kritik Malaikat kpd Allah termuat dlm surat Al-Baqarah Ayat 30:


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ 

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" 


Menanggapi kritik itu Allah tidak murka, hanya kemukakan (akhir ayat 30 itu):

قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".


Untuk pembuktian pengetahuan Malaikat itu terbatas, Allah suruh Malaikat kemukakan nama2 berjenis benda, dihadapan Adam yg baru saja Allah ciptakan sekaligus tlh diberi ilmu ttg nama2 benda.


وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَ سْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَا لَ اَنْبِۢـئُوْنِيْ بِاَ سْمَآءِ هٰۤؤُلَآ ءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"

(QS. Al-Baqarah ayat 31).


Iblis membantah perintah Allah, tak sudi sujud kepada Adam. Sedang Malaikat walau mengkritik, stlh tau bahwa Allah punya rencana yg tidak diketahui para Malaikat, merekapun patuh. Apalagi stlh diberi bukti bahwa bgt terbatasnya pengetahuan mereka dibanding Adam yg baru saja tercipta,  mereka sdh kalah.


Iblis ditanya Allah apa sebabnya  membangkang. Ternyata karena alasannya sombong diikuti membanggakan asal kejadian.


Surat Al-A'raf ayat 12


قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".


Surat Sad ayat 76


قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ

Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".


Dari tiga model hasil berpikir case diatas tentang "Berpendapat", "Mengkritik" dan "Membantah"  Kiranya dpt dipetik pembelajaran:


1. Bahwa tiap orang punya kebebasan berpendapat, kadang sangat beda dg orang lain, tapi sepanjang dilaksanakannya pendapatnya itu tdk mengusik orang lain dan tdk bertentangan dg norma2 yg lazim, sah-sah saja. 


2. Bahwa Allah saja berkenan dikritik, konon lagi awak ini manusia yg penuh dg kekurangan. Allah ketika di kritik merespond pengeritik dg memberitahukan sesuatu (patut diduga menjelaskan ttg kenapa kebijakan itu diambil=y.i. menciptakan manusia). 

Boleh jadi kritik itu muncul lantaran adanya ketidak jelasan ttg suatu kebijakan. Dari sudut pandang pengeritik ada yg salah dlm suatu kebijakan. Nampaknya kata kuncinya adlh hrs ada komunikasi antara  yg dikritik dg pengeritik, untuk menjelaskan duduk perkaranya.


3. Sikap membantah pun oleh Allah masih ditanya, apa sebabnya walau sebenarnya Allahpun sdh tau sebabnya. Kita manusia seringkali, kubu yg bertentangan langsung dilibas tanpa diajak dialog lbh dahulu. Contoh Allah bertanya kpd Iblis.

مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ

"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" (awal ayat Al-A'raf 12).


Diakhir tulusan ini izin berdo'a

1. Semoga kebebasan berpendapat di negeri ini masih terus terlindungi. Tentunya yg utarakan pendapatpun  sblm di publish hrs ditimbang manfaat dan mudharatnya. Apakah ada pihak yg dirugikan atau terzalimi karena pendapatnya itu.

2. Semoga bila terjadi kritik meng kritik, para pihak dpt saling memahami membuka komunikasi, shg diperoleh sesuatu yg lbh baik.


آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 25 Rajab 1442 H.

9 Maret 2021.

(743.02.21).

Sunday 7 March 2021

LANDASAN BERPIKIR.

Landasan berpikir menentukan hasil yg dipikirkan, menentukan cara menyelesaikan masalah, terwujud pada sikap serta aktifitas si pemilik landasan berpikir.


Landasan berpikir dpt dibagi:

Landasan berpikir material.(LBM)

Landasan berpikir intelektual. (LBI).

Landasan berpikir spiritual. (LBS)


LBM yaitu mengagungkan hal yang bersifat material dan harta benda. Yang diburu dalam hidup hanya pemenuhan sebanyak-banyaknya uang, benda, harta, materi. Penilaian sukses cara berpikir LBM apabila kaya, hidup serba berkecukupan, berjabatan tinggi.


LBI memberikan arah berpikir secara rasional, di dlm nya ada tata nilai kewajaran di masyarakat, mengacu pada norma ilmu pengetahuan, dstnya. Kata kuncinya "legal-illegal", "etis-tak etis", "wajar-tak wajar". Strata pendidikan terendahpun manusia dewasa normal memiliki LBI ini. Bila cara berpikir LBI tdk dikombinasi dg cara berpikir LBS, jadinya kesuksesan dicapai yg penting legal dan wajar.


LBS sbg alat ukur, apakah aktivitas memburu benda dg LBM, beraktivitas apapun misalnyapun legal, tetapi tetap di tapis dg saringan apakah tidak bertentangan dg agama, dstnya. kata kuncinya "halal-haram".


Jika hanya menggunakan LBM, manusia berpotensi menjelma jadi koruptor, penipu, perampok dan pelaku kriminal lainnya. Ybs dg menggunakan LBM, bersemboyan kesempatan tak kan terulang, mumpung ada peluang. LBI nya juga digunakan untuk mencari jalan agar perbuatan itu menjadi legal. Tapi ybs menafikan LBS.


Bagi orang beriman diberi pedoman landasan berpikir:


وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

(QS. Al-Qasas ayat 77).


Diperintahkan kpd manusia (tentu dg menggunakan Landasan Berpikirnya) untuk:

1. Mencari pahala akhirat dg harta dunia.

2. Jangan pula mentang2 cari akhirat lalu melupakan bagian kehidupan di dunia.

3. Jangan saking sibuk urusan dunia lalai urusan akhirat.

4. Berbuat baik mencari akhirat dan dunia jangan membuat kerusakan dimuka bumi misalnya:

a.  Mengekploitasi alam berlebihan shg menimbulkan bencana.

b. Mencari rezeki, dg cara menzalimi sesama manusia, shg membuat perpecahan dlm masyarakat.


Ingat rambu2 mencari rezeki.


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِا لْبَا طِلِ اِلَّاۤ اَنْ تَكُوْنَ تِجَا رَةً عَنْ تَرَا ضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَنْـفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُمْ رَحِيْمًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu."

(QS. An-Nisa' ayat 29).


Idealnya ketiga Landasan Berpikir ini setiap insan mempergunakannya  secara proporsional, insya Allah akan selamat dunia dan akhirat sbgmn do'a senantiasa kita panjatkan:


 رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari adzab neraka."


آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 23 Rajab 1442 H.

7 Maret 2021.

(742.02.21).

Monday 1 March 2021

Menakar EMOSI

Hawa nafsu (negatif) antara lain mendorong manusia untuk bersikap  EMOSI,  mrpkan sesuatu yg ujungnya tidak mengenakkan.


Menghindar atau menjauhkan diri dari sifat tsb bukan perkara mudah, tdk banyak orang berhasil melakukannya . 


Emosi dimaksud bisa menyerang  siapapun, tak peduli mereka yg berpendidikan, berjabatan tinggi, kaya raya, atau apapun kelebihannya. 


Justru berbagai kelebihan dimaksud  dpt menjadi pintu masuk atau pendorong bertumbuh-kembangnya emosi. 


Emosi adlh wujud konkrit gejolak hawa nafsu. Setauku blm ada ukuran tingkat emosi, layaknya berat dg gram, panjang-pendek dg meter, isi dg kubik.  


Kubuat saja pengukur Emosi itu dg satuan "Gebu". Buat saja skala 1 sampai 9. Emosi terendah skala "1 gebu" emosi paling tinggi skala "9 gebu".


Aku menentukan satuan Gebu buat emosi, terinspirasi hari ini sdg duduk antri berobat di suatu Rumah Sakit Jakarta. Sdh setahun ku tak kontrol di poli Urologi menahan diri sehubungan Covid 19. Selama hampir setahun ini meneruskan obat rutin "usaha sendiri". Namun soal "Lab", "Usg" dan "pancaran kencing", "Ronsen" tak dpt usaha sendiri, makanya untuk meyakinkan keadaan penyakitku hari ini kuberanikan ke rumah-sakit.


Emosi dlm pengertian kesabaran sdg di ukur masih berapa "gebu" yg ku miliki. Selasa lalu telah ku coba mendaftar, kebijakan baru dari Rumah Sakit tempatku berobat berkenaan Covid 19 hanya menerima pasien berobat jalan 15 orang, Rabu kemarin aku datang telat sdh pukul 07.20 baru sampai di loket pendaftaran, shg tertolak. 


Hari Senin ini pukul 06.10. kusampai di loket pendaftaran. Alhamdulillah pukul 06.26, berkasku bersama pendaftar lain di proses. Kuliat pasien yg datang ssdh berkas kami dibawa masuk, di pesani untuk dtg lbh awal dihari berikutnya.


Usia dan Emosi.

Menilai sendiri ukuran gebu emosi sejalan usia. Dulu ketika masih usia bawah

40 han,  ukuran gebu emosiku mengalami hal seperti ini mungkin di atas 7 gebu. 


Kejadian Rabu lalu itu bila di usia bawah 40 han,  emosi masih skala 7, lantas akan cari jalan agar masih dpt berobat hari Rabu itu. Kalau tetap tdk berhasil hati akan brontak, mungkin lahir ngomel sendiri dll.


Ternyata semakin banyak usia, ukuran gebu emosipun kian menurun, itu mungkin sebabnya orang usia lanjut itu jarang terjadi bermasalah interaksi bermasyarakat, disebabkan emosi mereka sdh rendah. 


Ukuran emosi bagi usia 50 han kebawah mungkin sdh sekitar dibawah 5 gebu. Tujuhpuluhan ke atas seperti diriku ini mungkin emosi tinggal segebu. Dalam kasus berobat hari ini, sejak berangkat dari rumah sdh pasang niat "dapat berobat syukur ndak dapat pun syukur". Bgtlah usia senja dlm menghadapi rencana, keinginan, sdh tdk lagi meng-gebu2 bagai pemuda.


Emosi mrpkn salah satu ranting musuh yang berasal dari dalam diri sendiri, berupa hawa nafsu. Mengatasinya  harus dg  kekuatan dari dalam diri sendiri pula, yaitu melalui upaya, banyak mengingat Allah. 


اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ۗ 

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

(QS. Ar-Ra'd ayat 28)


Hati yg tentram sangat efektif menundukkan emosi. Emosi  tidak bisa dilawan hanya dengan kekuatan intelektual. Justru dg memiliki intelektual tinggi atau 

kelebihan2 malah membuka peluang beremosi tinggi, kadang keluar ucapan "Belum kenal siapa saya".


Smg takaran emosi ini dpt mengingatkan ketika diri dihadapkan dg situasi dan kondisi yg memancing emosi.


آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 17 Rajab 1442 H.

1 Maret 2021.

(741.02.21).