Monday 15 May 2017

TUJUH LANGKAH persiapan RAMADHAN.



Setiap menjelang Ramadhan, ummat Islam melakukan beberapa persiapan agar manakala sampai di bulan Ramadhan tersebut dapat melaksanakan Ibadah dengan maksimal. Sebagai buah dari Pelaksanaan ibadah puasa di bulan ramadhan adalah untuk mencapai taqwa (seperti yang di informasikan Allah memalui Al-Baqarah 183= “la’allakum tattaqun”). Ibarat bercocok tanam, maka jenis tanaman yang akan ditanam adalah SAUM, sedangkan buah dari tanaman itu nanti adalah TAQWA. Untuk menanam tanaman yang bernama SAUM itu perlu dilakukan setidaknya 7 langkah persiapannya yaitu:
1.       LAHAN
1.       Rohani: 
a)     Sebelum ramadhan tiba, masing-masing orang yang menyiapkan diri untuk berpuasa ramadhan dengan bertobat, atas segala kehilafan selama ini yang sengaja terjadi, maupun tidak sengaja. Insya Allah janji Allah akan mengampuni dosa-dosa kita seberapapun banyaknya. Kisah Wahsyi “Dari Abbas ra. Berkata: “ sesungguhnya Wahsyi, pembunuh Hamzah ra. paman Rasulullah SAW. Menulis surat kepada Rasulullah SAW dari Mekkah, yang menyebutkan bahwa sesungguhnya aku ingin masuk islam, namun yang menjadi penghalangku dari masuk islam adalah ayat Al-Qur’an yang turun kepada Anda, yaitu firman Allah SWT ”. 
 “dan orang - orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allaj SWT dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT ( membunuhnya ) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat ( pembalasan ) dosa (nya ) “. (Al-Furqon:68) Aku telah melakukan tiga perkara itu. Sekarang apakah aku berpeluang untuk bertaubat ?. kemudian turun firman Allah SWT.
“kecuali orang – orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah SWT dengan kebajikan. Dan adalah Allah SWT Maha pengampun lagi Maha penyayang “. ( Al-Furqon:70 ) Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat, yaitu beramal saleh, dan aku tidak tahu apakah aku dapat melakukan amal saleh atau tidak ?. kemudian turun firman Allah SWT.
“sesungguhnya Allah SWT tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Akllah SWT, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh – jauhnya “.(An-Nisa:116) Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat yang juga terdapatdalam ayat tersebut, dan aku tidak tahu apakah aku mendapatkan ampunan atau tidak ?.Kemudian turun firman Allah SWT,.

“ katakanlah : Hai hamba – hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT mengampuni dosa –dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang “. (Az-Zumar:53)Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi tidak lagi melihat ada syarat dalam ayat tersebut, maka dia pun bertolak menuju Madinah dan masuk islam. Keadilan dan kebijakan Allah SWT menentukan bahwa setiap bani Adam berdosa, sebagaimana disebutkandalam hadits Rasulullah SAW, dari Anas bin Malik. Rsulullah SAW bersabda :“ setiap anak Adam bersalah, dan sebaik – baik orang yang bersalah adalah orang – orang yang bertaubat “. (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim)
b)    Memohon maaf sesama. juga memberikan maaf. Sungguh memberi maaf kadang lebih sulit ketimbang meminta maaf. oleh karena itu maka Allah memberikan informasi di Al Bakarah 263.
DOSA KE SESAMA Dosa kepada sesama makhluk Allah SWT terbagi dua lagi. Kesatu, dosa kepada sesama manusia. Kedua, dosa kepada selain manusia. Misalnya dosa kepada hewan. Seperti mengikat kucing, dan tidak memberinya makan, sehingga kucing itu mati kelaparan. Dosa kepada Allah SWT meminta ampunnya kepada Allah SWT, Sedangkan dosa terhadap sesama manusia, menyelesaikannya adalah dengan meminta maaf dan ridhanya dari orang yang kita berdosa kepadanya. Sedangkan dosa kepada hewan adalah dengan menyesalinya, serta ditebus dengan perbuatan baik. Dosa kepada Allah SWT yang mengampuninya ya Allah SWT. Sedangkan dosa kepada sesama manusia adalah dengan meminta maaf dan ridhanya. Kalau manusia yang didosai masih hidup dan jelas alamatnya, maka masalahnya adalah mudah yaitu dengan mendatanginya dan meminta maaf dan ridhanya! Tapi, kalau yang bersangkutan sudah meninggal dunia, atau tidak ketahuan dimana tinggalnya, sehingga tidak bisa diketemukan orangnya, maka persoalannya menjadi musykil.Seperti dikisahkan didalam satu hadis Rasulullah SAW : “Barangsiapa yang mempunyai kezaliman kepada saudaranya mengenai hartanya atau kehormatannya, maka diminta dihalalkanlah kepadanya dari dosanya itu sebelum datang hari dimana nanti tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), dimana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada lagi amal kebaikannya, maka akan diambil dari dosa orang yang teraniaya itu lalu dipikulkan kepada orang yang menganiaya itu ” (HR. Imam Bukhari). Dosa terhadap sesama manusia itu ada dua golongan. Kesatu, terhadap hartanya. Kedua, terhadap kehormatannya. Dosa mengenai harta, disepakati hendaklah dikembalikan atau diserahkan dalam keadaan sebaik-baiknya kepada pemiliknya. Atau diganti dengan barang yang lebih baik. Atau kalau tidak mampu mengembalikan dan mengganti hendaklah meminta maafnya dan ridhanya. Kalau orangnya sudah meninggal dunia, hendaklah diserahkan kepada ahli warisnya. Kalau tidak ketahuan dimana ahli warisnya hendaklah diwakafkan atas namanya untuk kemaslahatan agama dan masyarakat, dengan niat menitipkannya kepada Allah SWT sebagai pembayar dosa tersebut, demikian fatwa dan pendapat lmam Ghazali. Adapun terhadap dosa atas sesama manusia yang bukan mengenai hartanya, misalnya mengenai kehormatannya, apakah pernah memfitnahnya, atau memakinya, atau menghinanya, kalau mungkin hendaklah dengan meminta maaf dan ridhanya. Itulah cara yang utama dan terbaik. Kalau tidak mungkin, karena orangnya sudah meninggal dunia atau tidak diketahui tempatnya, atau akan mengakibatkan huru hara, hendaklah dengan berendah diri dihadapan Allah SWT, seraya menyesali dosa yang diperbuat dan bertaubat, serta bersedekah atas nama yang bersangkutan dengan niat memohon kepada Allah SWT supaya pahala dari amal kebaikan itu cukup kiranya untuk membayar dosa yang diperbuat. Karena itu pergunakanlah hari raya iedul fitri untuk bersilaturrahmi dengan semua sanak famili, teman kerabat, meminta maaf atas segala kesalahan dan dosa secara umum. Atau berkirim surat yang menyatakan meminta maaf kepada semua pihak.  Memberi maaf adalah sangat utama seperti disebut dalam Alqur’an surat Al-Bakarah ayat …….. Berdasarkan riwayat Abdullah bin Amr, ada seorang  dikelompokkan akan masuk surga tanpa dihisab, salah satu amalannya, setiap malam sebelum tidur dia ingat-ingat siapa yang melakukan kesalahannya dan langsung dimaafkannya tanpa dendam didalam hatinya.
2.       Jasmani, pelihara kesehatan fisik dengan hidup teratur dan mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Isterahat cukup olahraga teratur dan terukur. Sesudah itu serahkan kepada Allah. Karena semua usaha menuju sehat adalah sebatas ihtiar kita sebagai manusia. Sebab Allah telah memberikan jalan keluar bagi yang pada bulan Ramadhan menderita sakit, lihat surat Al-Baqarah ayat 184.  Dengan demikian tak ada jaminan bahwa setiap bulan Ramadhan orang tidak akan sakit. Kalau memang tertaqdir sakit ya sakit juga. Tapi sekali lagi ihtiar untuk menjadi sehat harus dilakukan bukan saja di bulan Ramadhan, tetapi terutama berjaga jaga dalam menghadapi Ramadhan itu sudah sebagian niat penting menghormati bulan Ramadhan.
2.       BIBIT
1.       Puasa kelompok yang bagaimana akan diusahakan, ada tiga tingkatan puasa menurut Imam Al-Gazhali (Puasa Awam, Puasa orang Shaleh dan puasa Khusus)
2.       Amal-amal sunnah apa yang diniatkan untuk diamalkan nanti dalam bulan ramadhan.
3.       SISTEM TANAM
1.       Konvensional, mengikuti pola berpuasa seperti yang dilakukan sejak kita masih anak-anak (ketika dilatih ORTU), atau puasa kita ketika masih muda tanpa mencari tau bagaimana yang seharusnya sesuai syariat, pokoknya sahur, terawih berbuka.
2.       Ikuti tehnologi, Berupaya mempelajari dengan seksama, bagaimana sebenarnya puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah, dengan mengikuti taklim-taklim yang benar, kemudian mencari referensi Alquran dan hadist dari apa yang diterima dari ustadz dalam poengajian-pengajian.
4.       PEMUPUKAN
1.       Pupuk kandang. Melakukan amalan-amalan sunnat, perbuatan baik sesama, perbanyak sadakah, imfak.
2.       Pupuk kimia, berikan fasilitas dan kemudahan kepada orang berpuasa, berikan makan kepada orang yang berpuasa.
5.       PERAWATAN
1.       Dirawat sendiri, jangan lakukan hal-hal yang membatalkan amal kita. Membatalkan sadakah kita. Hindari virus ibadah yang dapat menghanguskan ibadah kita. Yaitu: Riya, Ujub, Sum’ah.
2.       Di upahkan orang, menularkan kiat-kiat ibadah kepada orang lain dengan cara yang makruf dengan dakwah melalui perbuatan baik.
6.       PANEN
1.       Di dunia. Bagi orang yang Taqwa didunia ini Allah berikan  empat “panjar karunia” yaitu: Diberikan Jalan Keluar, dimudahkan segala urusan, diberikan rezeki yang tak disangka, dan dicukupkan segala keperluan.
2.       Di akhirat. Bagi orang Taqwa di akhirat nanti Allah akan lengkapi karunia-Nya dengan empat yaitu: Diampuni dosa, dikelompokkan orang-orang shaleh, diredhai Allah dan dimasukkan kedalam surga.
7.       PACKA PANEN
1.       Konsesten/Istiqamah, terus menerus malaksanakan kebiasaan ibadah sebagaimana dilaksanakan dibulan Ramadhan. Jangan sampai kita yang sudah berhasil merajut kebiasaan beribadah di bulan Ramadhan sehingga memperoleh buah taqwa, buah itu tak dapat dinikmati lagi setelah bulan Ramadhan berlalu.
2.       Memelihara ketaqwaan dengan mengamankan buah taqwa itu ditempat yang tepat yaitu dengan jalan; meneruskan pengkajian agama, melalui membaca Al-Qur’an, mempelajari ilmu agama mendekatkan diri dengan orang-orang yang menyeru kepada kebaikan.
Demikian antara lain Persiapan menjelang bulan Ramadhan. Semoga kiranya Allah menyertai Persiapan kita menuju Tawqa. Barakallu fikum.