Friday 27 November 2020

PAHALA sesudah MATI.

Manusia yg diberi umur panjang, mau tak mau menjadi tua. Rata2 bila sdh tua punya cucu dan kadang ada yg sampai punya cicit. Jarang memang yg sempat melihat anaknya cicit. 


Cucu kan anaknya anak (generasi ketiga), Cicit kan anaknya cucu (generasi ke empat). Anaknya si cicit berarti generasi ke lima jarang dengar istilahnya lantaran tak banyak orang sampai segitu umurnya.  Kalau di Jawa ada istilahnya garis keturunan ke bawah sampai 18 tingkat. Kita kutip sampai 7 turunan y.i.: setelah anak (generasi ke dua). Putu (generasi ke tiga). Canggah (generasi ke empat). Wareng (generasi ke lima). Udhek2 (generasi ke enam). Gantung Siwur (generasi ke tujuh). 

Mana ada manusia abad lalu dan abad ini yg sempat liat apalagi menimang generasi ke tujuh.


Jadi ungkapan hartanya banyak cukup untuk tujuh turunan, benar2 hebat tu kekayaan.


Suatu hari ada saudara sepupu bertanya "siapa yaaa nama ayah-ibu dari Nenek-Kakek kita?". Bertanyalah ke paman2 yg lebih tua, baru diketahui. Jadi apalagi meredaksikan dlm do'a nama dari Ortunya Kakek, Ortunya Nenek, namanya saja kita sdh ndak tau.


Dengan sedikit menyanda' soal  "turunan" ini,  mungkin dpt mengingatkan diri ini:

* Bahwa hidup di dunia banter2nya sampai punya cicit.

* Bahwa yg bakal tau tentang kita banter2nya hanya yaah sampai cicitlah.

* Bahwa bgt kita meninggal yg bakal kirim doa buat kita.... banter2nya anak2, cucu2, cicit2.

* Bahwa stlh anak mati, cucu mati, cicitpun mati, ...... siapa lagi yg kirim do'a buat kita, kayaknya ndak ada lagi orang berdo'a khusus membayangkan wajah diri kita.

* Bahwa kalau begitu perlu dipikirkan spy stlh generasi ke empat pun habis semua, kita msh ada tambahan pahala ssdh mati.


Terinspirasi dari hadist:


عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).


Kalau begitu dua diantaranya y.i:

Amalan jariah dan ilmu yg bermanfaat perlu ditingkatkan, karena dua item ini bertahan relatif lama. Walau semuanya itupun juga tidak kekal. 


Apapun bekas2 peninggalan kita stlh kita mati, termasuk anak keturunan, akan tetap tercatat. Firman Allah:


اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰ ثَا رَهُمْ ۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْۤ اِمَا مٍ مُّبِيْنٍ

"Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz)."

(QS. Ya-Sin ayat 12)


Amalan jariah selama masih digunakan, kita msh dpt manfaat walau jasad sdh jadi tanah. Namun jika karena satu dan lain sebab tdk digunakan lagi.............


Ilmu yg diamalkan, tentu yg lebih kekal adlh memberikan ilmu tentang agama. Sebab kebenaran ilmu agama tetap lestari sampai kiamat, sepanjang turun temurun di suatu komunitas tsb masih beragama.......

Kalau kelak mereka sdh tdk beragama lagi yaah........abis juga,,,..... karena siapa lagi yg me ngamalkan ilmu tsb.


Makanya selama masih hidup harus ditanamkan kekuatan iman kpd generasi penerus spy agama tetap di anut di negeri ini.  Si ayah, si ibu, ngajari anaknya sembayang mengaji, diamalkan. Kmdn diturunkan lagi ke cucu, oleh anak kita, diturunkan ke cicit oleh cucu kita dstnya, agar ilmu agama ini diamalkan sampai hari kiamat. Dg dmkn awak penghuni alam barzah ribuan taunpun msh dpt memetik manfaat dari ilmu yg diamalkan itu, insya Allah.


Apakah ilmu agama (Islam), tetap lestari sampai kiamat, wallahu 'alam. Allah memang menjamin Islam ini tetap langgeng di dunia


اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

(QS. Al-Hijr ayat 9)


Terpeliharanya Al-Qur'an, berarti terpeliharalah Islam yg diajarkan Al-Qur'an itu, tetapi tdk ada jaminan terpelihara di kediaman kita....... 


Spanyol 7 abad lamanya penduduknya beragama Islam, kini tinggal kenangan. Karena itu ikhtiar melestarikan ilmu agama jangan disepelekan agar tetap bertahan sampai kiamat. Bukan mustahil, kalau nanti pengajaran ilmu agama tidak dianggap penting, berangsur tergerus keimanan generasi penerus, per-lahan2 ajaran agama tak diamalkan lagi. Terhentilah aliran pahala kita ssdh mati, padahal misalnya kiamat masih lama lagi.


Semoga anak, cucu, cicit, dan seluruh zuriat keturunan kita tetap konsisten menganut agama.


 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 11 Rabiul Akhir 1442 H.

26 November  2020.

(694.11.)

Wednesday 25 November 2020

KEPERLUAN ORTU LANSIA.

Ba'da shalat Idulfitri 25 tahunan lalu, kami sekeluarga meluncur ke kediaman Kakek-Nenek anak2 kami, dibilangan ujung batas Jatim dan Jateng. Setengah perjalanan kami mampir ke rumah Ortu teman, sehari sblm kami berangkat, teman kami sama2 tinggal di  Surabaya, titip bingkisan untuk Ortu mereka di bilangan "Tambak Boyo",  karena kebetulan idul fitri itu mereka tidak pulang.


Sbgmn dimaklumi, kala itu blm dikenal HP.  Begitu mobil kami masuk halaman, nenek-kakek dg bbrp anak kecil menyambut kami. Setelah kami sklg keluar mobil, ..... "kendaraan Iyal, masih di belakang???" tanya kakek di halaman. Rupanya beliau tak sabar nunggu kami sampai masuk rumah, ingin tau keluarga anaknya (biasanya saban lebaran mesti pulang). Ku balas dg senyum dan Nenek mempersilahkan masuk. 

Sampai di ruang tamu kami serahkan bingkisan dari keluarga Iyal berikut pesan mereka tdk bisa mudik.


Nampak luruh air muka Kakek dan Nenek.  Harapannya tak sesuai kenyataan. Padahal di meja makan ndak kurang tersedia opor ayam dan ketupat serta aneka juadah lebaran kesukaan anak dan cucu yg saban taun mudik.


Belum lama ini, di era komunikasi canggih, wajah sdh dpt diliat dari sela genggaman........

Seorang Nenek2 dikampung, pas pagi itu ketamuan teman sesama sepuh. Ndak berapa lama ada panggilan video call dari anaknya di Jakarta. Berbincanglah Nenek dan anak beliau, antara lain menjawab pertanyaan anaknya ttg menu makan siang. Si Nenek jelaskan tlh siap kare ayam berikut sayur bayam. Usai video call-an, nenek selipkan Hp di saku daster blm dimatikan........


Perbincangan si Nenek dg tamunya sesudah video call-an sempat terpantau dari Jakarta melaui suara HP di saku, a.l.:


Diceritakan dg bangga bahwa anak2nya di Jakarta, Surabaya, Malang, Jogya, Solo, Kalimantan, Sulawesi, bahkan yg kerja di luar negeri, bergiliran tiap hari ada saja yg menelponnya untuk memantau kesehatan dan ngingatkan makan.


Ini mrpkn kebanggaan Orang Tua yg sdh lanjut usia bagi anak2 mereka. Sbgm dimaklumi sebagian orang tua kadang tdk terlalu butuh transfer uang, karena sedikit banyak ada yg punya uang pensiun atau hasil kebun. Tapi justru yg teramat menyegarkan dan yg menyenangkan perasaan Orang tua lanjut usia adlh PERHATIAN dari anak2 mereka.


Setelah diriku masuk usia senja kudapat menyimpulkan kenapa Kakek Nenek di "Tambak Boyo", luruh air mukanya, bernafas dalam, berkaca-kaca matanya bgt tau Iyal dan keluarga tidak mudik.


Kesimpulanku Keperluan Manusia Lanjut Usia sangat mendasar Butuh PERHATIAN, dari anak2 mereka. Makan-minum mereka sdh serba sedikit. Keamanan relatif aman, siapa sih yg tega aniaya kepada jompo. Aktualisasi diri sdh maksimal, banyak ortu yg dihargai lingkungan lantaran anak2 mereka pada sdh dlm tanda petik jadi orang.


Sekali lagi kepedulian berwujud PERHATIAN anak2 inilah merupakan Keperluan dasar bagi ORTU lanjut usia. Kebanggaan diperhatikan anak2 mereka mrpkn tdk saja penawar rindu, tetapi penghilang rasa yg ndak nyaman di badan sehingga membuat bugar.


Maha benar petunjuk agama tentang bgmn seharusnya bersikap kpd Orang tua.


وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا


Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. (QS: Al-Ahqaf 15).


وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ حُسْنًا

Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. (QS: Al'Ankabut ayat 8).


Berbuat kebaikan dg memenuhi kebutuhan hidup beliau2  tentu oke, kirimi mereka uang oke, tapi KEPEDULIAN dan PERHATIAN sangatlah dibutuhkan ORTU lanjut usia.


Siapapun anda bila masih ada orang tua PEDULILAH kpd mereka. Bila mereka tlh tiada agar tdk menyesal, selanjutnya disambung dengan do'a.


رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلـِوَا لِدَيَّ

رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 9 Rabiul Akhir 1442 H.

24 November  2020.

(693.11.20)..

Sunday 22 November 2020

KESAL

 Kesal, adlh perasaan hati, bagi banyak orang kekesalan itu nampak di wajah atau bahasa tubuh, tak jarang diiringi ucapan.


Pernah kulihat wasit ngangkat kartu kuning ke pemain membanting bola, kesal atas putusan wasit memberikan lemparan ke dalam buat team lawan; karena berpendapat mestinya lemparan itu untuknya. Kesal diwujudkan dg bahasa tubuh dan tindakan; wasit ndak terima, lalu narik kartu kuning dari kantongnya.


Mungkin kalau kesal sebatas di wajah ndak terlalu parah. Kesal melalui ucapan, kadang akibatnya panjang lebar, dpt meluas sekali.


Eee.......... berbicara soal kesal ini, Nabi Muhammad ﷺ pun agaknya pernah juga kesal......... 

Terbaca di dlm hadits diriwayatkan Ali bin Abi Thalib r.a. HR. Muttafaq ‘Alaih halaman 380 hadist no.425. Mengisahkan:

Nabi Muhammad ﷺ. berkunjung kerumah anaknya Fatimah. Di kunjungan itu beliau bertanya “apakah kamu tidak menunaikan shalat malam?” pertanyaan tersebut dijawab oleh Ali bin Abi Thalib, menantu beliau. “wahai Rasulullah sesungguhnya kami berada dibawah kuasa Allah. Jika Allah berkehendak agar kami bangun, tentu Dia akan membangunkan kami”. Mendengar jawaban itu, Rasulullah ﷺ. terus pergi. Kemudian beliau menepuk pahanya, seraya membaca firman Allah:

وَكَانَ الْاِنْسَانُ اَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا

 “ Wa kanal insanu aktsara syai-in jadala = dan memang manusia itu adalah makhluk yang banyak membantah.” (QS: Al Kahfi 54). 


Bgt model kesalnya Nabi Muhammad ﷺ, beliau kesal atas jawaban itu. Sikap kesal ala nabi ini kiranya pantas dicontoh. Yaitu:

1. Tidak berucap kata2 yg tak sedap, ngomel dlsbnya.

2. Tidak pula melanjutkan dialog.

3. Malah Nabi memilih pergi meninggalkan tempat kesal itu terjadi.


Dapat diambil i'tibar dari peristiwa ini bahwa:

1. Anak walau sdh menikah tdk berarti Ortu lepas tanggung jawab mengontrol, utamanya bidang ibadah.

2. Shalat malam mrpkn hal yg utama, sehingga perlu di pertanyakan Rasulullah.

3. Rasulullah tdk setuju bahkan kesal bila ummatnya hanya terima taqdir seperti menyerahkan kpd kuasa Allah (jawaban Ali bin Abi Thalib) soal terbangun malam untuk shalat. Tentu untuk kita ummat sekarang terbuka ikhtiar agar bangun malam, misalnya dg nyetel alarm .....


Dmkn contoh kesal ala Nabi Muhammad ﷺ. smg dpt kita contoh. Karena setiap sikap perbuatan Nabi Muhammad ﷺ adlh teladan yg baik.


لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا ۗ 

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."

(QS. Al-Ahzab ayat 21)


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 7 Rabiul Akhir 1442 H.

22 November  2020.

(692.11.20).

Saturday 21 November 2020

NASIHAT

 

Pisang Kepok tumbuh di taman.

Buahnya nyangkut dikabel listrik

Jangan kapok dinasihati teman.

Walau terkadang tidak menarik.


Teman yg baik, tak segan menasihati temannya, manakala awak sdh ada tanda2 kelewat jalur........


Nasihat memang harus diserap dari mana dan dari siapapun datangnya, sebab tak ada manusia yg sempurna,.......


يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفًا

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah."

(QS. An-Nisa' ayat 28).


Sebagai apapun diri, apalagi pembuat kebijakan untuk orang banyak, harus terbuka thdp nasihat.


Justru Allah ingin memberi keringanan kpd kita dlm hidup ini, makanya ada pihak lain yg membantu a.l. berwujud nasihat. Sebab manusia diciptakan bersifat lemah, serba kekurangan.


Orang yg ndak mau saling beri nasihat; akan merugi,....


اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ ۙ 

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"

(QS. Al-'Asr ayat 2)


Orang yg tak sudi menerima nasihat, misalnya hanya mau memberi nasihat boleh jadi inipun tergolong orang yg merugi juga, karena di ayat berikut ada kata "saling"


اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

(QS. Al-'Asr ayat 3).


Keterbukaan akan menerima nasihat sepertinya pantas dicontoh apa yg pernah dilakukan seorang Khalifah yg pernah membawa pemerintahan Islam aman makmur sejahtera , (بَلْدَةٌۭ طَيِّبَةٌۭ وَرَبٌّ غَفُورٌۭ). yaitu Umar bin Abdul Azis.


Dalam kelelahan setelah mengurus jenazah Khalifah Sulaiman bin Abdul-Malik yang digantinya, dia pulang berniat untuk tidur.


Pada saat itulah anaknya yang berusia 15 tahun, Abdul-Malik masuk melihat ayahnya dan berkata, "Apakah yang sedang engkau lakukan wahai Amirul Mukminin?".


Umar menjawab, "Wahai anakku, ayahmu letih mengurusi jenazah bapak saudaramu dan ayahmu blm pernah merasakan keletihan seperti ini".       "Jadi apa engkau akan buat wahai ayah?", Tanya anaknya ingin tahu. Umar menjawab, "Ayah akan tidur sebentar hingga masuk waktu dzuhur, kemudian ayah akan keluar untuk shalat bersama rakyat".


Apa pula kata anaknya mendengar jawaban ayahnya Amirul Mukminin yang baru itu “Ayah, siapa pula yang menjamin ayah masih hidup sehingga waktu dzuhur nanti sedangkan sekarang adalah tanggung-jawab Amirul Mukminin mengembalikan hak-hak orang yang didzalimi” Umar Ibn Abdul Aziz terus terbangun dan membatalkan niat untuk tidur, beliau memanggil anaknya mendekatinya, beliau mengecup kedua belah mata anaknya sambil berkata “Segala puji bagi Allah yang mengeluarkan dari keturunanku, orang yang menolong aku di atas agamaku”.


Demikian perilaku seorang khalifah menerima nasihat walau dari seorang bocah.


Keadaan di pemerintahan era khalifah Umar Ibn Abdul Aziz, negara dalam keadaan aman sentausa makmur, sampai-sampai tak ada seorangpun rakyat yang berhak menerima zakat. 


Dibalik itu pejabat-pejabat negara hidup dalam kesederhanaan, di beri contoh oleh sang kepala negara.


Begitu keberkahan diberikan Allah bagi negara yg dipimpin oleh kepala negara yg adil, sederhana, taqwa juga terbuka terhadap nasihat/kritik. Pernah pula kudengar penceramah mengisahkan ketika wafatnya Umar bin Abdul Aziz, langsung kambing-kambing dan hewan yang diambil susunya, susu mereka serta merta volumenya menurun. Jadi bahwa kemakmuran dan keberkahan diberikan Allah terkait langsung dengan keadilan para pemimpinnya. Wallahu ‘alam bishawab.


اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ


“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 4 Rabiul Akhir 1442 H.

19 November  2020.

(689.11.20).

Penjemput Maut.

 Pernah di masjid di sekitar kediaman kami terdengar pengumuman ttg berita duka sampai beberapa orang. Jadi di seluruh Jakarta tentu lbh banyak lagi, bgt pula kalau dihimpun seluruh dunia jelas jumlahnya bgt besar.


Ibu2 pengajian, pernah bertanya kpd Ustadz:

"Tadz, malaikat maut (Izrail), itu banyak ya????. 


Rupanya pertanyaan ini dikaitkan dg banyaknya orang meninggal dunia serentak. Logika si penanya, betapa sibuknya tu malaikat, bila hanya sendirian. Tugas si pencabut nyawa itu, bukan hanya antar kota, antar benua, tapi seluruh dunia. Bagaimana cara Malaikal Maut Menjemput.


Kuteringat ketika masih dibangku es em aa kelas satu. Waktu itu malam hari diriku bertugas sbg penyiar Radio Daerah, mengudara baru lebih setahun. Pemilik2 radio di kabupaten kelahiranku bgt tertarik mengikuti gelombang Radio Daerah mereka itu. 


Sayangnya teknologi waktu itu blm secanggih kini, sehingga penerimaan kurang sempurna misalnya "storing", "hilang datang", volume membesar mengecil sendiri.


Suatu hari pas ketika sdg berpangkas rambut, kudengar sendiri pemangkas rambut ku memberi penjelasan kpd pasien pangkas rambut yg sedang duduk menunggu. Beberapa orang pasien rambut menunggu sdg mendiskusikan kurang baiknya penerimaan mereka thdp Radio Daerah. Tukang pangkas rambut dg penuh keyakinan menjelaskan bahwa penyebab kurang baiknya penerimaan karena terlalu banyak yg nyetel radio secara bersamaan. Sarannya penggemar Radio Daerah, kalau pengen penerimaan bagus, agar nyetel radio bergiliran.


Logika berfikir Pemangkas rambut ini analog dg ibu yg bertanya kpd Ustadz tentang malaikat maut.


Logika pemangkas rambut, gelombang siaran radio misalnya berjumlah 100 lembar, kalau di pakai oleh 300 radio, maka kualitas penerimaan masing2 radio tinggal sepertiga, jadi ndak sempurna. Untuk lbh meyakinkan Pak pemangkas katakan "maklumlah radio daerah kita ini kan baru, jumlah pancarannya blm banyak".


Logika Ibu penanya tugas malaikat pencabut nyawa juga seperti itu. Jalan pikirannya lantas bertanya bgmn caranya si malaikat melaksanakan tugasnya. Wajar berlogika seperti itu, karena membayangkan cara bergeraknya malaikat diukur seperti manusia terbatas ruang dan waktu.


Penjelasan teknis pelaksanaan tugas Izrail, tidak dirinci dlm Alqur'an misalnya pada surat As-Sajdah ayat 11.


قُلْ يَتَوَفّٰٮكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ

"Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan."


Cara bertugas Izrail, tentu tdk sama dg logika manusia........... 


Perkara kecanggihan teknologi saja, 30 tahunan lalu dg sekarang sdh jauh berbeda. Salah satunya, media para pembaca, membaca tulisan ini, blm terbayang ketika itu.

Kini dlm keadaan bersamaan seluruh pembaca dpt melihat di medsos artikel ini. 


Dulu waktu di daerahku mengudara siaran radio daerah sekitar th 1967, di kotaku blm ada siaran Televisi, baru dengar kabar bahwa di Jakarta sdh ada. 


Sblm ditemukan teknologi TV, orang blm terbayang bgmn caranya pertandingan sepak bola di luar negeri, dlm saat yg sama dpt di tonton di dalam kamar tidur.


Naaah bgt lah agaknya soal tugas malaikat Izrail. Dpt saja dianya dpt bergerak masuk ke jiwa2 manusia yg sdh sampai ajalnya secara bersamaan, sbgmn masuknya sinyal2 ketika secara bersamaan dpt mengakses suatu message di medsos.


Sbgmn halnya dulu sblm orang menemukan teknologi perekaman suara dan gambar sekaligus, apa yg di beritahukan Allah dlm Al-Qur'an; mungkin hanya diyakini dg iman. Tapi kini dg sebuah flash disk temuan manusia, dpt disimpan video peristiwa ber hari2. Apalagi flash disk ciptaan Allah. Maka ayat2 dibawah ini tlh diyakini tdk saja dg iman tetapi dg ilmu.


وَكُلَّ اِنْسَا نٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰٓئِرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖ ۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰٮهُ مَنْشُوْرًا

"Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka."

(QS. Al-Isra' ayat 13)


هٰذَا كِتٰبُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِا لْحَقِّ ۗ اِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

"(Allah berfirman), Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan."

(QS. Al-Jatsiyah ayat 29).


Seiring kemajuan tehnologi, kita semakin yakin dengan "iman dan ilmu" kebenaran informasi Al-Qur'an bahwa rekaman catatan hidup manusia sejak lahir sampai mati berikut perbuatannya se-detil2nya tercatat sempurna, akan diperlihatkan di akhirat nanti. 


Kemajuan teknologi juga kiranya telah dpt menjawab bgmn kira2 tugas Izrail, si penjemput maut. Wallahu 'alam bishawab.


يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ


"Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 5 Rabiul Akhir 1442 H.

20 November  2020.

(690.11.20).

Kejujuran CERMIN

Konon 600 th SM, cermin sdh dikenal, mrpk alat bantu untuk melihat diri. Cermin cembung dan cermin cekung diri berdiri di depannya jadi tampak agak berbeda. 

Cermin datar tampak diri apa adanya. Boleh dikata cermin datar jujur walau tidak 100%. 


Kesanggupan cermin datar hanya menampakkan penampang yg berhadapan langsung dg si cermin. Sedang bagian penampang belakang obyek yg menghadap ke cermin sama sekali tak kelihatan. Selain itu kejujuran cermin datar terbalik sejajar. Telinga kanan kita,  dlm cermin seperti telinga kiri ...... yaaa kaann.


Sahabat dpt digolongkan baik, bila sanggup seumpama cermin. Walau tdk 100% jujur tentang diri kita, tapi msh tetap tak lebai, tak mau melebihkan atau mengurangi  "apa adanya". Namun tetap saja msh ada ketidak jujurannya seperti disebut di atas, yg tampak dlm cermin mata  sebelah kiri dlm kenyataan adalah sebelah kanan.

Walaupun bgt, tetap saja sahabat bagaikan Cermin itulah yg terbaik jadi pilihan kita. 


Sebagai manusia tak kan suka juga sih kalau sahabat jujur se jujurnya semua keadaan kita, misalnya keburukan diri kita ditampakannya shg diketahui oleh semua orang. 


Maklumlah awakpun menyadari mana pula ada manusia yg tak punya sisi jelek atau aib atau kekurangan. Saking orang lain ndak tau aja termasuk si cermin.


Makanya di do'a dlm shalat ketika duduk diantara 2 sujud butir Ketiga,  واجبرني (wajburnii), "tutuplah segala aibku." (ada pula yg memaknai "cukupkanlah sgl kekurangan ku") dalam hal ini termasuk minta ditutupi sgl kekurangan dlm pengertian kejelekan, perbuatan tak baik pernah dilakukan mrpk aib. 


Mungkin diantara kita ada; ... yg jika aib terbuka maka akan merasa tdk berarti dihadapan masyarakat. Atau jika aibnya dibuka, orang tak akan lagi menghargainya.


Sbg seorang teman, hrslah menutupi aib sahabatnya. 


Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad ﷺ  beliau bersabda:


لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” [Shahih Muslim]


Selain menutupi aib sahabat,  kita juga dilarang membuka aib kita sendiri, seperti hadits Muttafakun 'alaih dari Abu Hurairah r.a."

Islam melarang kita untuk membuka atau menceritakan aib sendiri setelah Allah menutupnya. 

Nabi Muhammad ﷺ ‘  bersabda;

  كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهِرِةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِالْلَيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهَ اللهُ فَيَقُوْلُ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وُيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتَرَ اللهُ عَنْهُ)

“Setiap ummatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al Mujaahiriin yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan sebuah perbuatan (buruk ) pada malam hari kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya (berupa perbuatan buruk ). Lalu laki-laki tersebut mengatakan, “Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk/jelek ini dan itu”. “Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh (HR. Bukhori no. 6069 dan Muslim no. 2990 )


Smg Allah mengampuni sgl dosa kita baik yg sengaja maupun tdk disengaja. Smg sahabat yg mengetahui aib kita, turut menutupi aib kita dan smg kita tdk termasuk orang yg membuka aib sendiri, walaupun secara tidak sengaja.


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 6 Rabiul Akhir 1442 H.

21 November  2020.

(691.11.20). 

Tuesday 17 November 2020

RESAH dan GELISAH.

 Jika belati ingin di asah.

Tajamkan dengan di kikir.

Jika hati dilanda gelisah.

Tenangkan, dengan  berzikir.


Perasaan tidak biasa, shg mengusik ketenangan, itu adalah RESAH dan GELISAH. Mungkin hanya mahluk manusia yg mengenal perasaan ini. Mahluk hewan dan tumbuhan mungkin tdk mengenal RERSAH dan GELISAH.

Malaikat juga mungkin tidak merasakan RESAH GELISAH.

Kalau bangsa Jin dan Iblis boleh jadi merekapun tau tentang RESAH dan GELISAH?. 


Penyebab Resah dan gelisah a.l.:


1. Menunggu sesuatu. 

Dpt berupa mununggu hasil ujian, menunggu hasil kompetisi, termasuk menunggu antrian, kelahiran anak, keluarga sdg sakit berat atau tindakan operasi dan banyak lagi menyangkut ihwal menunggu. 

Termasuk sekarang dibanyak daerah menunggu hasil PILKADA. Jangan di kira hanya yg nyalon yg Resah Gelisah, yg ndukungpun ikutan Resah Gelisah juga. Walau beda kadar dan penyebabnya.


2. Berharap. 

Dpt berupa kabar kepastian, apakah sesuai ekspektasi dengan kenyataannya nanti. Resah dan Gelisah karena kabar pastinya blm ada. Bagaimana kalau....... begini. Bagaimana jika ........ begitu.


3. Musibah. 

Kehilangan orang yg disayangi apalagi orang itu sbg tulang punggung keluarga. Kehilangan harta, PHK, dicopot jabatan dan banyak lagi perihal musibah.


4. Khawatir. Dimusim pandemi Covid 19 ini tingkat kekhawitiran jadi lbh tinggi. Salaman ndak berani, keluar rumahpun jadi ragu2.  Jika tak pandai2 nyikapinya cukup membuat Resah dan Gelisah..... Kalau penting benar keluar rumah yaah....... keluar sajalah, asal jangan lalaikan ikhtiar seperti yg dianjurkan oleh para pakar dibidangnya selanjutnya serahkan diri kepada Allah dg sll berzikir:


بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ


“Bismillahilladzi La Yadhurru Ma’asmihi Syai’un fil Ardhi wa Laa fis Sama’i wa Huwas Sami’ul ‘Alim.”


“Dengan nama Allah Yang bersama NamaNya sesuatu apa pun tidak akan celaka baik di bumi dan di langit. Dialah Maha Medengar lagi maha Mengetahui.”


Kadang sbg manusia dlm keresahan dan kegelisahan itu terekspresi pada wajah, pada pola makan-minum, pada sikap dan peri laku.


Terutama untuk kegelisahan yg menyebabkan kesusahan, Allah pun memberikan informasi ttg manusia bila mengalami kesusahan,

اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا

"Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah"

(QS. Al-Ma'arij  ayat 20)


Acuan Qur'ani bagi setiap kita dalam kegelisahan diantaranya baik merifer ke 

(QS. Al-Ahzab ayat 3)


وَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ  وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا

"dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara".


Jika semua persoalan tlh dipulangkan kepada Allah maka jaminan Allah keresahan dan kegelisan itu akan berkurang, mari kita simak firman Allah SWT (QS. Ar-Ra'ad  ayat 28).


اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram"


Siapapun anda mesti pernah mengalami keresahan dan kegelisahan, smg keresahan dan kegelisahan jangan sampai menjauhkan diri dari rakmat Allah smg malah kegelisan dan keresahan itu justru tambah mendekatkan diri kepada Allah.


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 1 Rabiul Akhir 1442 H.

16 November  2020.

(688.11.20).

Friday 13 November 2020

RASULpun di KOREKSI dan di KRITIK.

Rasulullah Muhammad ﷺ, adlh manusia biasa. Yang membedakan beliau dg manusia biasa; beliau diberi wahyu oleh Allah. 

قُلْ اِنَّمَاۤ اَنَاۡ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰۤى اِلَيَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمْ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ.........."

Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa........" (QS: Al-Kahf 110)


Selain itu Rasulullah  ﷺ  terpelihara dari perbuatan dosa. Namun dlm memutuskan sesuatu  sebagai manusia biasa tak luput dari kekurang tepatan. Sehingga diabadikan dlm Al-Qur'an bbrp hal sikap beliau yg dikoreksi Allah antara lain:

* Koreksi Allah Ketika Rasulullah ﷺ mengatakan "datanglah besok" kpd penanya berapa lama para pemuda tertidur di gua Kahfi. (Ref Qs: Al-Kahfi 23 dan 24).


وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَايْءٍ اِنِّيْ فَا عِلٌ ذٰلِكَ غَدًا ۙ 

"Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, Aku pasti melakukan itu besok pagi,"

(QS. Al-Kahf ayat 23)


اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ اللّٰهُ ۖ وَا ذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰۤى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَ قْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا

"kecuali (dengan mengatakan), Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."

(QS. Al-Kahf ayat 24)


* Koreksi Allah berkenaan putusan Rasulullah ﷺ  ttg tawanan perang Badar. Rasulullah memutuskan sejalan dg usul Abubakar yakni memberi maaf tawanan dg tebusan. Tidak sependapat dg usul Umar agar tawanan di eksekusi..... Koreksi Allah mengenai hal ini termuat di 

QS: Al Anfal 67 dan 68.


مَا كَا نَ لِنَبِيٍّ اَنْ يَّكُوْنَ لَهٗۤ اَسْرٰى حَتّٰى يُثْخِنَ فِى الْاَ رْضِ ۗ تُرِيْدُوْنَ عَرَضَ الدُّنْيَا ۖ وَا للّٰهُ يُرِيْدُ الْاٰ خِرَةَ ۗ وَا للّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di Bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

(QS. Al-Anfal ayat 67)


لَوْلَا كِتٰبٌ مِّنَ اللّٰهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيْمَاۤ اَخَذْتُمْ عَذَا بٌ عَظِيْمٌ

"Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil."

(QS. Al-Anfal ayat 68).


Atas karunia Allah, keputusan yg dikoreksi Allah itu, dilegalisir Allah, bahkan mendatangkan kebaikan, yakni malah tawanan yg dibebaskan dg tebusan itu kelak menjadi pejuang Islam yg militan.


* Koreksi Allah atas Sikap Rasulullah  thdp orang buta. Qs Abasa...

عَبَسَ وَتَوَلّٰۤى ۙ 

"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,"

(QS. 'Abasa ayat 1)

اَنْ جَآءَهُ الْاَ عْمٰى ۗ 

"karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)."

(QS. 'Abasa ayat 2).

كَلَّاۤ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ 

"Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,"

(QS. 'Abasa ayat 11).


KRITIK thdp Rasulullah ﷺ .


Hampir seluruh kebijakan yg diambil Rasulullah  ﷺ atas dasar tuntunan Wahyu dari Allah. 

Kadang Nabi Muhammad ﷺ, sbg manusia biasa harus membuat keputusan, padahal wahyu belum turun, oleh karena itu dimungkinkan terjadi kurang tepat dlm membuat keputusan; antara lain dipetik di atas. 


Dalam hal ini sahabat2 Nabi memahami hal tsb. Sehingga tak segan mengajukan kritik/saran. Stlh sblmnya menanyakan apakah keputusan tsb atas dasar wahyu Allah, atau pertimbangan pribadi Rasulullah ﷺ .


Ketika Rasulullah  ﷺ

mempersiapkan Perang Badar, beliau sepertinya akan memutuskan sbg base camp pasukan, di dekat  sumber air permulaan mata air yang dijumpainya mengarah dekat ke Madinah. 


Seorang sahabat Nabi yang bernama al-Hubbab bin Munzir menghadap kepada beliau dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah tempat ini merupakan tempat yang diperintahkan oleh Allah agar engkau berhenti padanya dan kita tidak boleh melampauinya? Ataukah tempat ini engkau jadikan sebagai tempat untuk menyusun strategi perang?" Rasulullah menjawab, "Tidak, ini merupakan tempat yang sengaja SAYA PILIH untuk strategi perang dan menyusun siasat perang."  


Melalui pertanyaan itu al-Hubbab bin Munzir ingin mengkonfirmasi, kebijakan itu apakah atas wahyu Allah (tentu tak perlu dikritik) atau atas inisiatif Rasulullah (msh berpeluang dikritik). 


Karena Nabi tegaskan atas inisiatif dirinya maka.....,

Al-Hubbab bin Munzir berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tempat ini bukan tempat yang strategis untuk berperang dan melancarkan siasatnya. Tetapi bawalah kami hingga sampai di mata air yang paling dekat dengan pasukan calon musuh (jauh dari kota Madinah), kemudian kita keringkan semua sumur lainnya, sehingga kita beroleh mata air untuk minum, sedangkan mereka tidak mempunyai air." Maka Rasulullah berangkat ke lokasi dimaksud untuk melaksanakan strategi hasil kritikan al-Hubbab bin Munzir. 


Seperti terukir dlm sejarah bahwa peperangan Badar itu dimenangkan pasukan Islam, walau dg jumlah sedikit, persenjataan yg kalah lengkap.


Semua yg terjadi atas diri Rasulullah termasuk ketika beliau kurang tepat mengambil keputusan diantaranya seperti di atas, mrpkn kejadian yg dpt diambil pelajaran bagi kita sekarang ini.


1. Siapapun kita, pasti pernah/ akan melakukan kesalahan memutuskan sesuatu. Apalagi kita, Rasulullah saja pernah keliru mengambil keputusan. Akan tetapi bila keputusan stlh diambil dg pertimbangan yg cermat kemudian bertawakkal kpd Allah, إِن شَآءَ ٱللَّهُ kebaikan juga kan ditemui.


2  Siapapun kita, apalagi misalnya kbtln pembuat kebijakan, tak usah alergi dengan koreksi dan kritik. Rasulullah  ﷺ  saja bersedia menerima kritik, walau beliau di backing langsung oleh Allah.


3. Ketidak tepatan bersikap Rasullah  ﷺ dlm menjanjikan sesuatu, memberi pelajaran 

agar kita jangan berjanji dg pasti tanpa menyandarkan diri kpd izin Allah.


4. Sikap terhadap orang kecil, dlm hal ini contoh sbg prototipenya orang buta, dikondisikan memberi petunjuk agar kita jangan menghargai manusia atas dasar status sosial, kedudukan dan kekayaan.


Smg perumpamaan di atas dpt menyadarkan siapapun kita dlm posisi apapun kita, spy rendah hati, tidak takabur serta  berlapang dada menerima koreksi dan kritik.


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 28 Rabiul awal 1442 H.

14 November  2020.

(687.11.20). 

Wednesday 11 November 2020

Keberkahan, mendekat atau menjauh.

Bahwa keberkahan akan dilimpahkan Allah ke suatu bangsa paling tidak jika  terpenuhi 2 syarat:


1. Bangsa itu dipimpin oleh pemimpin yang taqwa kepada Allah, dg dmkn si pemimpin berlaku adil sesuai hukum2 Allah hidup dlm kesederhanaan.


2. Rakyat dari bangsa itu taqwa kpd Allah, meskipun aparat hukum tdk mengawasi, masing2 individu merasa diawasi langsung oleh Allah. Sehingga terjauh rakyat berbuat kriminal. Sehingga pejabat, aparat, tidak korupsi dan se-wenang2. Begitu juga pedagang, pebisnis, pendidik, karyawan; jujur tdk menipu tidak curang. Pokoknya seluruh warga taat kpd aturan agama masing2.


Apabila  pemimpin adil, taqwa diikuti seluruh rakyat taat kpd pemimpin atas dasar taqwa kpd Allah. Allah akan memenuhi janjinya  menurunkan keberkahan dari langit dan bumi. (QS: Al-A'raf ayat 96)

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ 

(Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi).


Terjadi di era pemerintahan Umar bin Abdul Azis selama 2 tahun 5 bulan dan 5 hari, pemerintahan Islam waktu itu demikian mendapatkan karunia keberkahan Allah.


Dikabarkan tidak ada rakyat yang miskin, sehingga tak seorangpun yang berhak menerima zakat. Harta zakat terkumpul di baital mal diumumkan barang siapa saja yang memerlukan pembiayaan untuk kehidupan dan memulai kehidupan misalnya menikah, dapat meminta bantuan dari baital mal. 


Tapi sebaliknya pemimpinnya (Umar bin Abdul Azis) hidup dalam kesederhanaan, sangat sederhana. Dikisahkan sang khalifah ketika menjelang ajalnya hanya mengenakan baju yang sederhana dan menurut isterinya tak ada baju yang lebih baik untuk dapat mengganti baju beliau.


Ketaqwaan rakyat, juga dmkn tinggi, digambarkan bahwa Umar ibnu Abdul Azis adalah cucu dari seorang wanita miskin yg hebat ketaqwaannya.........


Tersebut kisah:

Suatu malam, Umar bin Khattab (kakek buyut Umar bin Abdul Aziz)  ronda keliling/blusukan untuk mendengar keluhan rakyat. Beliau mendengar dialog seorang anak perempuan dan ibunya, seorang penjual susu yang miskin. 


Kata ibu “Wahai anakku, segeralah kita tambah air dalam susu ini supaya terlihat banyak sebelum terbit matahari” Anaknya menjawab “Kita tidak boleh berbuat seperti itu ibu, Amirul Mukminin melarang kita berbuat begini” Si ibu masih mendesak “Tidak mengapa, Amirul Mukminin tidak akan tahu”. Balas si anak “Jika Amirul Mukminin tidak tahu, tapi Tuhan Amirul Mukminin tahu”. Umar yang mendengar kemudian menangis. Betapa mulianya hati anak gadis itu. 


Ketika pulang ke rumah, Umar bin Khattab menyuruh anak lelakinya, Asim menikahi gadis itu. Umar berdo'a, "Semoga lahir dari keturunan gadis ini bakal pemimpin Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-orang Arab dan Ajam”. 


Asim yang taat kpda Ortu, tanpa banyak tanya segera menikahi gadis miskin tersebut. Pernikahan ini melahirkan anak perempuan bernama Laila yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Asim. 


Ketika dewasa Ummu Asim menikah dengan Abdul-Aziz bin Marwan yang melahirkan Umar bin Abdul-Aziz.


Allah mengijabah do’a Uyut Umar bin Abdul Aziz yaitu Umar bin Khattab. Khalifah yg lahir dari keturunan yg taqwa, tentulah melalui pendidikan akhlaq lingkungan keluarga taqwa.


Dari fenomena situasi dan kondisi negeri kita saat ini, apakah keberkahan Allah sudah mendekat atau justru semakin menjauh. Wallahu 'alam bishawab.


اَللَّهُمَّ اجْعَلْ يَوْمَنَا هَذَا يَوْماً مُبَارَكًا أَوَّلَهُ صَلَاحًا وَ أَوْسَطُهُ فَلاَحًا وَ آخِرُهُ نَجَاحاً وَ عَفْواً وَ عِتْقاً مِنَ النَّارِوَ

"Ya Allah, jadikanlah hari ini hari yang penuh berkah, permulaannya kesalehan, pertengahannya kemenangan, dan penghabisannya keberhasilan, ampunan dan kebebasan dari api neraka".

آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 26 Rabiul awal 1442 H.

12 November  2020.

(686.11.20). 

Monday 9 November 2020

Sakit di TULANG nyaman di DULANG.

Ketika itu guru untuk mengajar di kampungku masih dibilang susah didapat. Dari luar daerah, guru jarang yg bersedia ke kampung kami. Maklum informasi yg menyeramkan masih sering dipertanyakan oleh orang dari luar daerah kami, misalnya:


Apakah masih ada yg makan manusia........


Apakah masih ada Pemulak (pemenggal kepala anak2). Atau Pengayau (Sembunyi2 membunuh orang desa lain buat diambil kepalanya bakal mas kawin). 


Belum lagi info ttg hutan lebat, komunikasi sulit, transportasi susah ke daerah lain, dikenal banyak binatang buas dan ular berbisa.


Makanya tenaga guru dari Jawa misalnya, jarang yg bersedia menjadi guru ke wilayah kami.


Ketika ku kelas 2 es em pe,  ada juga guru yg berkenan ke daerah kami dari  pulau Jawa. 2 guru baru itu untuk mengajar pelajaran Sejarah dan Aljabar. Sebut saja Bpk "S"  dan Bpk "A".


Keterbatasan rumah dinas guru, Pak "S" dan Pak "A" ditempatkan di satu rumah tak jauh dari sekolahan. Ketika itu betul2 masih sulit penyedia jasa menyiapkan makanan berlangganan. 


Kedua Bapak Guru baru kami itu memutuskan memasak sendiri  sarapan, makan siang dan makan malam. 


Semula mereka masak bersama, tapi terkendala sering berselisih soal teknik masak dan perbumbuan. Tak jarang sayur digarami 2 x, atau malah lupa menggarami. Mengatasi kendala tsb, mereka sepakat, tugas memasak digilir hari. 


Petugas piket masak sekalian sbg peramu saji dan korah2 perabot ssdh makan. Juga berwenang menentukan menu hari itu. Anggaran dapur tlh di program awal bulan paro edang.


Gilaran Pak A yg masak, beras sebelum dicuci dipilihi antahnya barulah dicuci bersih dimasukkan ke periuk. (ketika itu belum era teknologi Rice Cooker, lagian listik istilahnya "sering nyala", bukan "sering padam").  


Pak "A" jika nyayur, daun sayur di potong kecil2, bagian batang yg keras tidak ikut disayur. Akar sayur dipotong dibuang ke tempat sampah. Pokoknya tersaji di meja makan sdh enak dikunyah.


Giliran Pak "S" yg masak, beras langsung dicuci dengan antah2nya. Sayur dipotong ala kadarnya kecuali bagian akar.


Terjadi perdebatan di meja makan. Alasan Pak "S", spy praktis, sekalian sambil makan dipilih antahnya sblm disuap. Disediakan piring kosong satu masing2 orang di meja makan  untuk bakal tempat antah dan sayur yg tak layak kunyah.


Teringat pepatah Bundaku "Sakit di TULANG nyaman di DULANG". (Dulang setara meskipun tdk sama persis dg piring. artinya wadah makanan siap santap). 


Kalimat ini disampaikan kpd kami untuk memotivasi agar mau ber- sakit2 dahulu dlm menyiapkan hari esok yg lebih baik. 


Bpk "A", rupanya sejalan dg  nasihat bundaku, lbh baik sedikit agak repot memisahkan antah dari beras, repot sedikit nyiangi sayur agar layak kunyah sblm dimasak. Supaya nasi dan sayur ketika di saji di "Dulang", sdh enak langsung dimakan tanpa direpotkan sortir ulang, sebab dpt menurunkan selera makan.


Falsafah "Sakit di TULANG nyaman di DULANG" ini berlaku untuk memotivasi kegiatan hidup di dunia dlm segala bidang dan juga untuk kehidupan di akhirat nanti.


"Sakit di Tulang nyaman di Dulang" Motivasi kehidupan dunia:


Biarlah masa muda bersusah susah membanting tulang, mencari ilmu, atau menyiapkan sarana usaha2 untuk kelak dipersiapkan di masa tua nanti. 


Orang Tua membanting tulang memeras keringat mencari rezeki membiayai anak sekolah, dimana  smg anak2 kelak dpt menyamankan ORTU di Dulang semasa sdh tua manakala sdh tak kuat lagi beraktivas normal mencari rezeki.


"Sakit di Tulang nyaman di Dulang",

memotivasi kehidupan di akhirat:


Semasa hidup di dunia berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapkan hari di akhirat lbh baik. Tak mudah nenyiapkan kehidupan yg baik di akhirat, tak kurang tantangan rintangan dan ujian, menghadapi hal itu semua harus lah ber-sulit2 dahulu semasa hidup di dunia untuk nyaman nanti di kehidupan akhirat.


Saking beratnya perjuangan dlm hidup ini, guna di akhirat mencapai Surga, Allah Abadikan kesulitan orang beriman dahulu sblm kita:


اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."

(QS. Al-Baqarah ayat 214).


Naaah pembaca!!!, yg muda apalagi yg sdh usia senja. Harapan kita, hidup di dunia ini menyenangkan. Kehidupan akhirat nanti dalam Rahmat Allah penuh ampunan dan kebahagiaan.

Biarlah "Sakit di TULANG asalkan kelak nyaman di DULANG".


 رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

" Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari adzab neraka."


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 24 Rabiul awal 1442 H.

10 November  2020.

(685.11.20).

Saturday 7 November 2020

Jangan Remehkan Krikil.

Menyambung tulisanku  ttg peran krikil bagi Kereta Api. Ternyata selain buat Kereta Api, bgt banyak peran krikil atau batu2 kecil bagi kehidupan manusia. 


Bangunan jadi kokoh, dpt disusun bertingkat menjulang tinggi ada campuran batu krikil/batu pecah di dalamnya. Namun stlh bangunan jadi, krikil/batu kecil2 itu tak nampak lagi. Yg tampil lbh dikenal warna cat, buat tanda bagi pencari alamat. 


Agaknya bgtlah tamsil kehidupan ini, bangunan rumah tangga bangsa ini dibangun dari perjuangan seluruh komponen anak negeri termasuk; dan mungkin yg paling banyak mensupport perjuangan adlh rakyat kecil (seumpama krikil tadi). Stlh bangunan berdiri suara krikil............tak didengar lagi. Bangunan; lantas yg diperhatikan pintunya, gerbangnya, pagarnya. Catnya yg kadang saban taun diperbarui.


Krikil kecil sangat mengganggu bila ada dalam sepatu. Konon lagi krikil, pasir kecil saja bila ada dlm sepatu, seseorang berjalan bakal berhenti sejenak guna melepas sepatu menghilangkan pasir tsb.


Tapi pantas diingat jarang orang cedera karena menabrak batu besar, tapi tak sedikit pengendara kecelakaan lantaran roda terlindas krikil kecil. 


Oleh sebab itu jangan remehkan krikil, karena krikil berperan membangun gedung2 yg tinggi, jalan yg mulus, dan krikil juga dpt menggelincirkan seorang pengendara.


Dlm kehidupan bermasyarakat, krikil ini ibarat rakyat kecil. Kadang suara rakyat kecil atau orang yg dianggap rendahan ungkapannya, pendapatnya tdk diperhatikan, meskipun mereka berhimpun menyuarakan perasaan mereka dlm jumlah ribuan orang. Suara mereka kalah gaungnya dg suara orang gedean. 


Padahal boleh jadi apa yg disuarakan oleh rakyat kecil ini, lebih benar, lebih akan membawa kemaslahatan.  


Nabi Muhammad ﷺ

pernah diperingatkan Allah karena dalam tanda petik "MEREMEHKAN" orang kacil. Ternukil mendalam di dalam surat Abasa,..................., baik dipetik beberapa ayat diantaranya:

عَبَسَ وَتَوَلّٰۤى ۙ 

"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,"

(QS. 'Abasa ayat 1)

اَنْ جَآءَهُ الْاَ عْمٰى ۗ 

"karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)."

(QS. 'Abasa ayat 2)


فَاَ نْتَ عَنْهُ تَلَهّٰى ۚ 

"engkau (Muhammad) malah mengabaikannya."

(QS. 'Abasa ayat 10)


اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰى ۙ 

"Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),"

(QS. 'Abasa ayat 5)

فَاَ نْتَ لَهٗ تَصَدّٰى ۗ 

"maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,"

(QS. 'Abasa ayat 6)

كَلَّاۤ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ 

"Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,"

(QS. 'Abasa ayat 11).


Semogalah, siapapun awak, siapa tau kbtln bukan orang kecil. Misalnya harta banyak, berpengaruh pula, diperlukan serta dielukan banyak orang. Bgt tenarnya anda sehingga siapapun ingin dekat dg anda........


Kondisi disebut di atas hendaklah bilamana ada orang rendahan ndak ternama, apalagi dulu pernah anda kenal, mereka ingin menghadap anda buat nyampaikan sesuatu. Kiranya jangan anda perlakukan se-mena2,  siapa tau yg ia sampaikan bahkan sbg pupuk kejayaan anda.


Smg Allah menjauhkan kita dari sifat sombong. Karena Allah tak suka terhadap orang yg sombong dan membanggakan diri.


وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّا سِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَ رْضِ مَرَحًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرٍ ۚ 

"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."

(QS. Luqman ayat 18)


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 21 Rabiul awal 1442 H.

7 November  2020.

(684.11.20).

Thursday 5 November 2020

Kerikil Rel Kereta Api.

 Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864. (sumber Goolge).


Apakah sejak dulu di kiri kanan dan tengah rel KA. antara bantalan di taburi kerikil atau batu pecah?. Mungkin yaa..........


Sebab bangsa Belanda yg membawa Kereta Api ke Indonesia, sudah berpengalaman lbh dahulu dg moda transportasi beroda besi ini. 


Kawan2 masa muda dulu, ketika diajukan pertanyaan "Kenapa di kiri-kanan rel kereta di taburi batu kecil2"??. Jawaban seenaknya dari teman "Daripada ditaburi Onde2 kan lbh baik batu krikil"!!!.


Belum lama ini ku melihat ada pekerja yg sdg merapikan gundukan batu pecah di pinggir rel Kereta Api. Mereka bekerja se pasang-sepasang. Seorang bertugas menarik semacam penggaruk dari besi dan yg satunya lagi mengarahkan batu kecil2 yg terserak ke penggaruk tersebut. Batu2 pecah rapi kembali mendekati sisi rel.


Ku sempat bertanya kpd petugas tersebut pertanyaan ku masa muda dulu yg dijawab seenaknya sama teman "dari pada ditaburi onde2". 


Petugas menjelaskan fungsi batu pecah itu, untuk menyangga rel berikut bantalannya agar tidak tergeser, lantaran terus menerus dilalui kereta........


Lhoo kok ndak dibeton aja........ selaku........


Petugas melanjutkan; "Kalau di beton sebentar pecah pak....... kena hujan......,kena panas........, dan getaran kereta liwat. Kalau batu pecah ini, paling tumpukannya sedikit brantakan, makanya secara periodik kini kami rapikan".


"Ooooh, sahutku menyatakan aku mengerti........


Boleh saya tanya satu hal lagi pak........?.


Silahkan,................ jawab petugas didengar jg oleh partner kerjanya.


Ku mulai pertanyaan ku yg ke dua;

"Saya sering liat ada kepala kereta (tanpa rangkaian), hampir saat yg bersamaan berpapasan, (satu ke utara satu ke selatan). Palang pintupun ditutup, arus lalu lintas kendaraan bermotorpun  terhenti, ujungnya tentu macet. Mengapa tidak dikoordinasikan, misalnya Lokomotif yg ada di posisi selatan diam saja di titik selatan dan yg diutara tetap saja diutara. Tugas si Loko yg di utara yg mestinya oleh Loko selatan, biar dilaksanakan oleh Loko yg sdh tersedia utara dan sebaliknya supaya tdk mondar-mandir mengganggu lalu lintas jalan raya yg dilalui kereta api".


Pertanyaan panjangku di atas dijawab singkat: "Kan masing2 Lokomotif sdh ditentukan rangkaian yg hrs ditariknya......."

"Terimakasih pak tlh bersedia menjawab pertanyaan saya", selaku...... .... sambil berlalu meneruskan olahraga jalan pagiku.


Alhamdulillah ku tlh puas dg penjelasan kerikil/batu pecah di dekat rel kereta api. 

Tapi pertanyaan ku terakhir agaknya blm dpt jawaban yg mengena.


Dmkn banyak sekali yg blm diketahui dlm hidup. Apalagi bgt luasnya bumi ini, sampai habis usia tak mungkin dpt mengetahui isi alam semuanya.


 وَمَاۤ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

"........sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit."

(QS. Al-Isra' ayat 85)


Smg pengetahuan serba sedikit yg dipunyai bermanfaat dan se-baiknya dpt digunakan untuk ibadah kpd Allah dan berbuat baik kpd sesama ummat manusia.


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً، وَرِزْقًا طَيِّبًا


“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima, dan rizki yang baik”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 19 Rabiul awal 1442 H.

5 November  2020.

(683.11.20).


Sunday 1 November 2020

Bencana Mengintai Setiap Saat.

 Ukuran waktu mulai dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan abad. Hidup manusia jarang sekali mencapai abad.

Sama setiap orang sehari se malam sama2 mendptkan alokasi waktu hidup selama 24 jam. 


Alokasi waktu 24 jam itu dirasakan berbeda bagi masing2 orang tergantung:


1. Aktivitas masing2 membuat waktu terasa lama atau sebentar.


2. Tingkat kemakmuran, menjadikan orang merasa biasa2 saja, atau merasa luaama sekali.


3. Suasana hati, alokasi waktu itu dirasakan menyenangkan atau sangat menyedihkan. 


4. Kadar kemampuan bersyukur, menentukan bahagia atau tdk bahagia kehidupan sepanjang hari selama hidup ini.


Kadang dlm mengejar sukses, mengejar karier, mengejar cita-cita banyak orang lupa bahwa dlm waktu 24 jam sehari semalam dpt saja terjadi apa yg diingatkan Allah 3 ayat berikut:

اَفَاَمِنَ اَهْلُ الْـقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ  بَأْسُنَا بَيَاتًا وَّهُمْ نَآئِمُوْنَ 

"Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?"

(QS. Al-A'raf ayat 97)

اَوَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَّهُمْ يَلْعَبُوْنَ

"Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?"

(QS. Al-A'raf ayat 98)

اَفَاَمِنُوْا مَكْرَ اللّٰهِ  ۚ  فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُوْنَ

"Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi."

(QS. Al-A'raf ayat 99).


Warning Allah di 3 ayat ini seharusnyalah semua orang senantiasa waspada bahwa dlm waktu 24 jam, setiap yg hidup di bumi ini, bencana dpt saja terjadi. 


Bencana/siksa baik menimpa diri pribadi, keluarga, kampung/desa, kota dan negara bahkan dunia ini. 


Oleh karena itu, apapun kegiatan kita dan apapun status sosial kita. Pilihan adalah jangan ter-lena2 amat dg urusan dunia sehingga lupa  berserah diri kpd Allah. Sebab bencana/siksa dpt terjadi kapan saja tak peduli kita sdg terlena dlm kesuksesan dan suka cita, atau dlm keterpurukan dan duka nestapa. 


Berserah diri selalu setiap urusan, setiap keadaan kpd Allah adlh mrpk wujud iman dan taqwa. Di ayat sblm ayat2 yg dikutip di atas terdpt maklumat Allah:


وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. Al-A'raf ayat 96).


Diri, ummat suatu negeri yg sll hati2, bahwa bencana bisa saja datang tiba2 pada sembarang waktu, boleh jadi siang, mungkin juga malam, atau tidak diketahui kapan akan terjadi. Ke-hati2 an itu akan menjelma menjadi beriman dan bertaqwa. Beriman dan bertaqwa mrpkn kunci limpahan berkah dari Allah. Orang beriman dan bertaqwa sll takut bermaksiat, rajin beribadat.


Demikian smg ada manfaatnya.

اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

“Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الحَقِّ فِي الغَضَبِ وَالرِّضَى وَأَسْأَلُكَ القَصْدَ فِي الغِنَى وَالفَقْرِ وَأَسْأَلُكَ نَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لاَ تَنْقَطِعُ


“Ya Allah, aku memohon rasa takut kepada-Mu disaat tidak terlihat maupun disaat terlihat manusia, dan aku memohon kepada-Mu ucapan yang benar di saat sedang marah maupun saat ridha, dan aku mohon kepada-Mu sifat hemat di saat berkecukupan maupun di saat kekurangan, dan aku memohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak akan habis, serta penyejuk mata yang tidak akan terputus.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 16 Rabiul awal 1442 H.

2 November  2020.

(682.11.20).