Monday 21 May 2018

Ramadhan bergulir dg LAILATUL QADR

Kini tahun hijriyah 1439, seribu empat ratus 38 taun sdh kewajiban puasa buat orang beriman di jalankan. Bahkan puasa petama bagi kaum muslimin y.i. di th ke 2 hijriah hari ke 17 terlaksana di kancah perang Badr.
Tahun 1440 dan seterusnya insya Allah Ramadhan masih akan datang lagi, di negeri ku Indonesia sepanjang Islam masih di anut warga negaranya puasapun masih terlaksana, insya Allah kesibukan sidang isbathpun kan muncul di layar TV taun depan.
Pertanyaannya; apakah awak masih ada Ramadhan y.a.d.???
Tak seorangpun dpt memastikan bahwa Ramadhan 1440 masih ikut didalamnya walau masih muda belia sekalipun. Sebab akhir hidup ini dpt terjadi tak pandang usia.
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 11)
Okelah, bila kita pake logika urut gilir kacang yg tua duluan maka patut diingat Rasulullah memprediksi:
“Usia umatku berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit sekali di antara mereka yang melebihi usia tersebut.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad ibn al-Musayyab ibn Ishaq. Shahih Ibni Hibban. Muhammad meriwayatkannya dari Ibnu ‘Arafah, dari al-Muharibi, dari Muhammad ibn `Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah).
O.k.i. agaknya kesempatan utamanya usia kepala enam hendaknya lebih waspada, satu dan lain apakah Ramadhan y.a.d. masih "ada".
Untungnya bagi ummat Islam baik yg sepuh maupun yg muda di bln Ramadhan ini tersedia fasilitas semalam beribadah lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun lebih). Dg dmkn kalaulah setiap Ramadhan ketemu malam tersebut bagi yg berusia 60 th sekarang, katakan lah baru mantab ibadah umur 15 th. Berarti sdh 45 th ibadah. Bila tiap taun mendapati "malam qadar", maka sdh ternilai beribadah selama 45 x 83 = 3.375 tahun sdh lebih banyak dari usia nabi Nuh. Dalilnya:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ
"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
(QS. Al-Qadr 97: Ayat 3)
Persoalannya, malam kapan malam itu adanya, banyak persi para ustadz menukil dari berbagai sumber hadist. Kita ambil saja hikmahnya kenapa Radulullah tak memberikan kata pasti tgl sekian "Lailatul qadr" itu. Barangkali agar kita tidak lengah untuk meningkatkan ibadah sejak awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan. Dg dmkn insya Allah kita kan dptkan "malam lebih baik dari 1000 bulan" itu. Karena dpt saja malam tsb adanya di tgl 1, 2, 3 dstnya sampai akhir.
Barusan ba'da zuhur tadi saya diskusi dg ustadz yg dianya habis memberikan ceramah. Saya kutipkan ayat:
.......... وَمَاۤ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"..........Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 41)
Saya katakan ke Ustadz tsb. Bahwa dari ayat ini mungkin dpt disimpulkan malam qadr itu tgl 17, sebab perang Badr itu 17 Ramadhan. Pak ustadz nimpali bahwa dilain hadist disebutkan perang Badr itu 5 Ramadhan dan menurut beliau banyak lagi hadist yg informasi tglnya beda.
Baiklah kalau bgt, menurut hemat saya tak soal tgl berapa "lailatul qadr" itu. Kita maksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah kita selama bln Ramadhan, dg dmkn insya Allah ada yg pas ketemu. Smg Allah memberikan kita setiap Ramadhan sbg hambanya yg beribadah bernilai lbh baik dari 1000 bulan, Aamiin.
Bila tulisan ini dipandang befaedah, silahkan teruskan; smg juga mrpkn ibadah kita di bulan Ramadhan. Tlg dimaklumi redaksi tulisan ini dutulis bukan dari seorang pakar agama, bila mengandung kesalahan mhn dimaafkan. Barakallahu fikum. Dmkn renunganku di 3 hari bulan Ramadhan 1439 H. Wslm. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment