Thursday 31 May 2018

Transfer kurangi nilai puasa.

Puasa kata ceramah ustadz terkelompok menjadi 3:
1. Puasa orang awam. 2. Puasa orang khusus dan 3. Puasa orang paling khusus.
Klompok apapun puasa qt, yg mendasar, selain menahan minum dan makan dll yg membatalkan puasa, juga ada perbuatan yg mengurangi nilai puasa.
Perbuatan yg mengurangi nilai puasa itu dpt terjadi karena kita sendiri, tak jarang terjadi karena terikut oleh orang lain.
Tentu sejak pasang niat puasa awal ramadhan dan bahkan tiap hari, qt selalu berdo'a peliharakanlah puasa qt agar terjauh dari yg membatalkan termasuk yg mengurangi nilai tsb.
Tetapi dlm berinteraksi di masyarakat, dg teman, karib kerabat kadang qt terperangkap juga sampai sulit menghindar.
Mata qt tak berhasil puasa dihari itu,
Mulut terlanjur melanggar pantangan puasa. Telinga diperdengarkan gibah misalnya.
Hati tak terkendali stlh melihat, mendengar sesuatu bereaksilah si hati ke arah yg ngurangi nilai puasa.
Qt sendiri tau bahwa hati ini tlh terasa bgmn yg sebetulnya ndak boleh buat orang puasa.
Semua pengurang nilai puasa oleh sebab diri sendiri, semakin matang iman seseorang semakin kuat kemampuan membentengi dari hal yg mengurangi nilai puasa.
Contoh: waktu tlh menunjukkan pkl 17.30., tiba-tiba HP. ada panggilan masuk. Stlh di angkat, ternyata sahabat qt nelpon. Eee isinya ngasi info "pergibahan". Serba salah, mau ndak dilayani tak enak, kawan lama, senior lagi. Mau dibilang saya sdng puasa, ybs mungkin akan jawab "kau kira saya ndak puasa?". Maka yg bersangkutan minta komertar pula atas infonya itu. Walau hanya sekedar minta jawaban "ya" atau "tidak". Misalnya informasinya "Masa' si, si Ani katanya anaknya baru aja lulus S1 diterima kerja baru aja masuk gajihnya 25 jt." Benar gak si.
Contoh di atas hanya sbgian kecil, banyak lagi model gibah yg dpt mengurangi nilai puasa. Padahal Allah mengingatkan:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)
Contoh lain:
Baru saja keluar masjid dari shalat subuh, tiba-tiba ada seorang jamaah ngampiri. Berbincang ttg sesuatu. Stlh jamaah itu berlalu ada jemaah lain yg rupanya sedari tadi memantau perbincangan kami dari kejauhan. Mendekati ku pergibahanpun start. Kuusahan alih bicara tp ybs ttap fokus, lama-lama kuberitahu juga dia, bahwa aq sdh ngantongi data teman yg baru berlalu tadi. Pulangnya ku terpikir apes sekali nasib ari ini, awal hari nilai puasa udh tergerus.
Smg qt sama dpt menjaga, agar tdk menjadi pentransfer pengurang nilai puasa.
Dmkn renungan hari ke 11 puasa Ramadhan qt. Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment