Wednesday 13 May 2020

Saksi MAHKAMAH Akhirat

Shaum Ramadhan hanya diwajibkan buat orang yg beriman. Salah satu indikasi orang beriman adlh percaya akan HARI kiamat. Percaya nanti kita akan hidup lagi di alam akhirat. Di akhirat nanti akan diadili di MAHKAMAH Allah mengenai perlakuan masing2 diri selama hidup di dunia.

Dua malaikat, tetap ikut bersama kita dalam keadaan apapun, ditempat manapun, sedang berbicara dengan siapa saja dan melakukan perbuatan apapun.
Surat Qaf ayat 18:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ
(Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir).

Kedua malaikat itu dikenal Atid dan Raqib. Si Atid tugas mencatat, merekam segala perbuatan kejahatan, sedangkan Raqib tugasnya adalah mencatat segala perbuatan kebaikan.

Soal kebaikan tidaklah jadi masalah,......kalau tercatat dan terungkap, baik di dunia apalagi di akhirat. Paling-paling kalau seseorang diungkapkan kebaikannya, hanya senyum atau tersipu malu. Oleh karena itu maka sepertinya  tak terlalu perlu dibicarakan dalam ruang tulisan ini.

Soal perbuatan kejelekan atau keburukan, bila terungkap banyak orang akan menyanggah misalnya mengaku tidak pernah berbuat seperti yang diungkap rekaman dan catatan itu.

Bahkan mungkin kalau nanti yang dihadapkan ke mahkamah  Allah itu,......... warga negara yang di negaranya ada undang-undang melarang orang merekam pembicaraan, dia mungkin akan mempersoalkan legal standing dari malaikat Atid yang merekam perbuatannya.

Allah telah  mengantisipasi keberatan dari warga negara yang di negaranya ada undang-undang bahwa rekaman bukan alat bukti, kalau dalih dmkn akan terbawa di akhirat, dengan menegaskan di banyak ayat dalam kitab suci bahwa kelak di pengadilan Allah, banyak alat bukti lain yang telah dipersiapkan.

Alat bukti lain itu ialah: tangan, kaki, lidah dan seluruh anggota badan kita akan menjadi saksi. Sehingga percuma saja membantah, sebab tangan yang pernah melakukan maksiat langsung bersaksi bahwa dianya diperintahkan oleh yang punya tangan melakukan perbuatan tersebut. Demikian juga kaki, dan anggota tubuh lainnya, termasuk lidah yang pernah berbicara, pernah berpidato berapi-api. Semua tersimpan rekaman si Atid. Anggota tubuh yg menyaksikan juga mengakui secara jujur apa yang dilakukan, lidah mengaku apa yg diucapkannya.

Kita kutip ayat2 model kesaksian di mahkamah akhirat nanti:

Surat An-Nur ayat 24

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
"pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan".

Surat Yasin ayat 65.

ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan".

Nah;........... bgmn memungkiri kesaksian tsb. Apa sulitnya bagi Allah mem- Video-kan apa saja perbuatan kita selama di dunia dilengkapi kesaksian seluruh anggota tubuh.

Momentum shaum Ramadhan ini tepat agaknya kita merenungkan, bahwa sesungguhnya kehidupan kita di dunia ini hanya mampir sebentar,............. benar-benar sebentar. Tak mungkin seorang akan hidup duaratus tahun, untuk hidup sampai seratus tahun saja, agaknya sudah serba repot. Repot buat si kakek/nenek yang hidup lebih seratus tahun itu, juga buat keluarga, anak dan cucu.

Oleh karena itu,  untuk apalah berbuat yang tidak baik, mencari kekayaan dan kesenangan hidup dengan jalan tidak baik.......... Yakinlah berapapun banyaknya harta anda, berapa tinggipun pangkat anda dan berapa muliapun jabatan anda, sama saja hidup di dunia ini hanya mampir kurang dari seratus tahun. Bahkan kadang dalam usia enam puluh, tujuh puluh tahun sudah di panggil kembali ke tempat asalnya. Dalam perantauan mampir sebentar di dunia ini, dapat saja mendadak anda dipanggil pulang.

Kelak di akhirat kita merasakan hidup di dunia sangaaaat sebentarnya

قٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى الْاَ رْضِ عَدَدَ سِنِيْنَ
"Dia (Allah) berfirman, Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di Bumi?"
(QS. Al-Mu'minun ayat 112)

قَا لُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْـئَـلِ الْعَآ دِّيْنَ
"Mereka menjawab, Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung."
(QS. Al-Mu'minun ayat 113)

Ambil contoh perumpamaan anda merantau ke dunia,........, misalnya dipersamakan dengan anda merantau ke Jakarta. Tempat asal anda misalnya di suatu provinsi di ujung timur atau barat Indonesia.

Suatu ketika Ibunda anda memanggil pulang. Begitu penting kepulangan anda itu diharapkan oleh Ibunda anda, tak sekali-kalinya ia memanggil pulang setelah anda merantau sejak tahun 40 an.

Misalnya anda orangnya tak sukses-sukses amat di Jakarta, hidup pas pasan, barangkali ATM pun tak banyak isinya, tapi berkat anda punya hubungan baik dengan handai tolan sepekerjaan dan tetangga kampung tempat bermukim. Mungkin untuk biaya pulang tersebut dapatlah usaha cari pinjaman sana-sini,  al hasil ongkos pulangpun tersedia.

Segera anda ke bandara setelah mengantongi tiket ke kampung halaman.

Saking lamanya di rantau, suasana di kampung sudah banyak berubah. Tidak saja alat transportasi, tetapi jalan-jalanpun sudah banyak dibangun oleh Bupati daerah kelahiran anda itu. Begitu banyaknya jalan, maka perjalanan dari bandara menuju rumah andapun, anda sudah tidak faham lagi. Lagian ketika anda meninggalkan kampung halaman dulu belum pakai pesawat terbang, numpang kapal dagang lewat laut berhari hari ber malam-malam baru sampai ke pelabuhan Pasar Ikan Jakarta. Bukan soal jalan saja, generasi seangkatan andapun sudah dapat dihitung dengan jari, sehingga anda betul-betul asing di kampung anda sendiri. Oleh karena itu untuk sampai ke rumah tempat “Plasenta” atau ARI2 anda dikuburpun anda harus tanya sana tanya sini. Ketika anda  minta antar ke jalan yang anda sebut,  orang juga sudah banyak yang tidak mengetahui nama jalan itu. Rupanya sepeninggal anda nama jalan ke rumah anda telah dirubah melalui sidang DPR setempat, diganti dengan nama-nama pahlawan, padahal dulu nama jalan-jalan adalah nama raja-raja dan bangsawan di kerajaan di daerah anda.

Bagaimanapun ribetnya, anda akhirnya sampai juga duduk bersimpuh dihadapan ibunda tercinta yang memanggil anda pulang, karena ada sesuatu yang penting yang ingin diwasiatkannya. Untuk ongkos pulang, walau sedang tak punya uang, dapat ikhtiar pinjam sana pinjam sini. Sesampai di kampung halaman meskipun sudah banyak berubah akhirnya sampai jua dengan tanya sana-tanya sini.

Bagaimana kalau anda dipanggil mendadak untuk pulang ke akhirat, kalau tak cukup ongkos/amal anda.
Anda tak dapat meminjam, walau ke orang yang terdekat dengan anda sekalipun, misalnya istri atau anak anda.
Anda tak dapat meminjam shalat istri anda, tak dapat meminjam puasa anak anda untuk ongkos pulang, tak dapat minjam infak tetangga anda, pokoknya ibadah orang lain tak dapat dipinjam.

Sedangkan pulang ke akhirat, sangat-sangat mendadak tak dapat digeser dan ditunda sekejap saja, seperti di tundanya pulang kampung, tunggu jadwal penerbangan atau jadwal kereta api.

Panggilan akhirat tak dpt ditunda walau sesaat.

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun ayat 11).

Sesampainya di alam sana (akhirat) anda tak mungkin dapat bertanya kepada orang-orang telah mendahului anda. Misalnya anda mencari jalan peristirahatan dekat surga. Almarhum dan almarhumah yang anda tanya juga, sama-sama ndak tau, jangankan ngurus orang lain, ngurus diri sendiripun sudah cukup berat. Beda dg ketika pulang kampung, meskipun sdh banyak perubahan kota anda, melalui tanya sana-sini akhirnya anda sampai ke alamat tujuan.

Semua orang yakin bahwa dipanggil pulang ke kampung akhirat itu pasti tidak dapat tidak, tetapi banyak kita lihat, banyak orang sepertinya tidak menyadari hal tersebut. Bahkan dengan mudahnya menutupi kecurangannya dengan berbagai dalil dan upaya berlindung dibalik aturan-aturan yang dibuat sendiri, dengan ditafsirkan sesuai kepentingan sendiri.

Kelak di akhirat, hanya ada satu tafsir, penafsirnya  adalah Allah swt, Tuhan yang Maha Kuasa. Ketika anda menyanggah bahwa rekaman si Atid tidak legal, langsung semua anggota badan anda bertindak sebagai saksi. Di mahkamah Allah itu tak dapat lagi berkelit dengan menterjemahkan ketentuan-ketentuan kitab suci sesuai dengan kepentingan sendiri.

Smg shaum kita di hari ke 21 ini diterima Allah, bebas dari hal2 yng mencederainya. Smg shaum kita menyadarkan kita bahwa diri ini diawasi malaikat setiap saat. Dg dmkn akan beramal yg terbaik.  Aamiin.

Smg Allah mengampuni dosa2 kita dan menilai shaum kita menjadi shaum terbaik., Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, agar kita lbh dpt meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 21 Ramadhan 1441 H.
14 Mei 2020.

No comments:

Post a Comment