Thursday 14 May 2020

HIDUP dan amal KEBAJIKAN

Proses kehidupan manusia normal semua sama, bermula dari pertemuan antara kedua orang tua kita, dikandung Ibu, lahir sebagai bayi, tumbuh menjadi anak-anak kemudian dewasa dan selanjutnya akan mengulangi lagi kehidupan orang tua dulu yaitu berpasangan dan melahirkan generasi baru.

Ditengah proses kehidupan itu, terdapat kematian yang tidak dapat terelakkan, siapapun dia, pasti akan mengalami apa yang dinamakan mati itu.

Kalau hidup, melalui proses ketemunya dua orang yang berlainan jenis. Sedangkan proses kematian disebabkan dua aspek yaitu:
yang pertama “batas usia”
yang kedua “ajal”.

Antara batas usia dan ajal terkait erat, karena “sebelum ajal berpantang mati”. Berapapun usia orang  kalau sudah ajalnya akan mati, berapa lamapun hidup seseorang pasti akan ketemu ajalnya bila sudah sampai batas usianya.

Al-Qur’an memberitahukan banyak tentang hal kematian dan kehidupan manusia di dunia ini diantaranya seperti yang tersurat dalam ayat 2 surat Al-Mulk:

٭لَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ۙ 
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"
(QS. Al-Mulk ayat 2)

Dari ayat ini, dipahami bahwa tujuan Allah menciptakan mati dan hidup adalah untuk menguji manusia, siapa diantara manusia itu yang paling baik amalnya.

Kita sudah mengerti, walau kadang sesekali terlupa bahwa mati itu adalah pasti akan kita temui. Agama mengajarkan bahwa setelah mati akan dimintai pertanggung jawaban selama hidup. Yang dipertangung jawabkan adalah amal.

Beruntunglah bagi mereka yang banyak melakukan amal kebaikan. Sedangkan amal kebaikannya itu diterima oleh Allah yang menciptakan mati dan hidup tersebut. 

Berkaitan dengan amal,  adapula orang yang merugi atas amalnya setelah memasuki kematian yaitu:

1. Orang yang masa hidupnya tidak baik amalnya.

2. Orang yang semasa hidupnya banyak berbuat amal kebaikan tetapi amal tersebut batal atau  dibatalkannya sendiri.

Untuk point pertama, sudah jelas bahwa ybs sdh memang tidak mengharapkan kebahagiaan di akhirat. Sengaja berlaku seenaknya, berbuat maksiat dan pelanggaran ketentuan agama dan hukum. Walau selama hayat masih dikandung badan, tidak tertutup kemungkinan orang ini mendapatkan rahmat Allah, bila diakhir hidupnya bertobat diiringi perbuatan baik.

Kelompok kedua yang merugi di akhirat kelak, adalah orang semasa hidupnya BANYAK berbuat KEBAJIKAN, tetapi perbuatan baiknya itu, akan terjadi 3 kumungkinan:

a. B a t a l
b. Di batalkan sendiri.
c. Di akhirat hilang. 

ad. a. SEBAB BATAL.
Guna menyederhanakan; amal kita bagi dua: Ibadah langsung kpd Allah, dan Ibadah kpd  Allah bermedia hubungan sosial. Kedua ibadah agar tdk batal syarat utamanya "dua I".

Pertama: I'tiba' kpd yg dicontohkan Rasulullah yg tentunya mengacu kpd tuntunan Allah.

Kedua: Ikhlas, dilaksakan hanya karena Allah. Bukan mengharap pujian manusia.

ad. b. DIBATALKAN SENDIRI.
Sdh banyak amal kebaikan, tetapi kadang dibatalkan sendiri misalnya me-nyebut2nya dg tujuan dpt apresiasi manusia. Tidak jarang kita mendengar ada orang yg menceritakan "alhamdulillah Ramadhan ini saya telah..........(membagi nasi kotak kpd .....), tlh menyantuni anak yatim ..... orang". dll kebajikan yg tlh dilakukannya.

Allah mengingatkan:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَا نٍ عَلَيْهِ تُرَا بٌ فَاَ صَا بَهٗ وَا بِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْـكٰفِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Baqarah ayat 264).

ad. c. DI AKHIRAT HILANG.

Bahwa amal ibadah seseorang akan hilang di akhirat kelak bila Kedzaliman kita ke sesama manusia, kejahatan kita ke sesama manusia blm terselesaikan di alam dunia ini. Seperti diterangkan oleh Rasulullah  berikut:

 إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim).

Adlh suatu tradisi yg baik di tengah kita bahwa di saat idulfitri, mhn maaf lahir bathin. Dg dmkn setidaknya setahun se kali ada waktu mhn maaf masal, secara umum.

Walau sbtlnya mhn maaf atas kesalahan itu ndak usah nunggu idulfitri, secepatnya,  karena umur tak tau kapan terhenti. Jadi bila ada perbuatan kita yg mengarah ke mendzalimi, menyakiti orang lain, sgr selesaikan spy tak terbawa mati. Sebab dpt membuat hilangnya amal kebajikan di akhirat nanti.

Kiranya tepat di hari ke 22 Ramadhan 1441 ini, kita merenung diri, kedzaliman2 kita kpd sesama untuk secara tulus mohon ybs memaafkan, mengikhlaskan.

Mungkin permohonan maaf tsb. disuasana physical/social distancing dan stay at home ini, kita tak dpt langsung bertemu, mudah2an terwakili dg melalui komunikasi canggih saat ini.

Smg Allah memudahkan kita untuk berbuat amal ibadah dan kebajikan. Smg Amal tsb tdk menjadi batal dan hilang stlh di akhirat. Smg wabah Korona ini, segera Allah angkat dari dunia ini, agar kita lbh dpt meningkatkan ibadah dan amal shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 22 Ramadhan 1441 H.
15 Mei 2020.

No comments:

Post a Comment