Thursday 14 April 2022

Tercipta SAMA rezeki BEDA

Mengutip petuah tetua kita di belahan Nusantara di tanah Jawa: "Manungso kuwi dititah podho, Nanging yen masalah bondo dijatah bedo, Mulo manungso iku wajibe mung usoho karo ndungo.  Entuk rezeki sepiro atine sing nrimo, Ora usah meri karo konco sak podho-podho... Akeh wong stres... !  Mergo uripe ora beres... !" Dari kutipan diatas, sungguh syarat akan makna. Menyadarkan kita bahwa ternyata takaran perolehan rezeki; tiap orang tdk sama. Tak usah jauh ambil permisalan; beberapa orang saudara kandung terlahir dari ortu yg sama, dibekali pendidikan yg setara oleh ortu mereka. Dlm perjalanan hidup ternyata tdk punya kesuksesan yg sama. Tdk punya kemewahan hidup yg sama. Itulah yg namanya "dijatah bedo" Dalam hal ini Allah mengingatkan: اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌ "Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat." (QS. 13 Ar-Ra'd, ayat 26) Dlm pada itu, bicara soal rezeki, ketahuilah bahwa rezeki itu bukan hanya berwujud materi, maka bisa jadi yang tdk kelimpahan rezeki dlm wujud materi, dlm bentuk lain; umpamanya punya anak-anak yang sehat tampan dan cantik, bhakti kpd ortu. Boleh jadi rezekinya berupa kesehatan. Boleh jadi pula dikaruniai rezeki rasa syukur yang dalam. Oleh karena itu jangan-jangan seseorang yg hidup serba kekurangan, tetapi justru rezekinya luas, karena "Entuk rezeki sepiro atine sing nrimo. Ora meri karo konco sak podho-podho". Sementara orang yg terlihat kaya berkecukupan dapat saja pada hakikatnya sempit rezekinya, bila yang bersangkutan tak kunjung puas dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadanya. Untuk ikhtiar menangkal kurang rasa besyukur itu diajarkan do'a oleh Rasulullah Muhammad s.a.w. Allahumma ini a'udzubika min qalbin la yasya' wamin nafsin la tasba'. y.i. mhn perlindungan dari hati yg tak pernah puas dan nafsu yg tak dpt dikendalikan. Kini seluruh saudaraku kaum muslimin dan muslimat yang tidak berhalangan syar'ie sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sudah lebih 10 hari berpuasa, jika di posisi rezeki yang luas, sehingga jumlah harta dikaruniai Allah cukup nisabnya sampai haulnya, sudah pantas untuk menghitungnya guna di keluarkan zakat untuk saudara kita yang berhak menerimanya. Justru perbedaan dalam rezeki (Manungso kuwi dititah podho, Nanging yen masalah bondo dijatah bedo) ini diatur Allah guna menguji manusia. Bagi yang kaya diuji apakah sanggup berbagi, لَـتُبْلَوُنَّ فِيْۤ اَمْوَا لِكُمْ وَاَ نْفُسِكُمْ "Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu" (QS Ali 'Imran 186)........ Sampai disuruh rasakan sendiri bagaimana orang miskin antara lain dengan melalui berpuasa. Untuk saudara kita yang miskin diuji kesabarannya. وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ  "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah ayat 155) Semoga kita semua lulus dalam salah satu ujian hidup, berupa Perbedaan dalam perolehan rezeki. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ وَ الْسَّــــــــــلاَمُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 12 Ramadhan 1443 H. 14 April 2022. (932.04.22).

No comments:

Post a Comment