Wednesday 13 April 2022

Sudahkah MENJADI Hamba Allah ?

Hari ini, shaum Ramadhan 1443 H telah memasuki lebih sepuluh hari. Sebagai renungan menjelang berbuka ketengah sidang pembaca, ijinkan saya menyuguhkan tulisan “seperti apakah agaknya seseorang dapat menyandang gelar Abdi Allah atau Hamba Allah”. Sudah menjadi model, seseorang berinfaq melalui panitia masjid, tidak ingin namanya disebut, minta kepada pengurus masjid kalau diumumkan sebut saja dari “Hamba Allah”. Untuk menjadi “Abdi Allah” yang Maha Rahman diinformasikan oleh Al-Qur'an diantaranya dapat ditelusuri pada surat Al-Furqan ayat 63 sampai 68, 70 dan 72-74 sebagai berikut: وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا "Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "salam,"" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 63) وَا لَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَا مًا "dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 64) وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَا بَ جَهَـنَّمَ ۖ اِنَّ عَذَا بَهَا كَا نَ غَرَا مًا  "Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,"" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 65) وَا لَّذِيْنَ اِذَاۤ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَا نَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَا مًا "Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 67) وَا لَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِا لْحَـقِّ وَلَا يَزْنُوْنَ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَا مًا  "dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 68) اِلَّا مَنْ تَا بَ وَاٰ مَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًـا فَاُ ولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ غَفُوْ رًا رَّحِيْمًا "kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 70) وَا لَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَ ۙ وَ اِذَا مَرُّوْا بِا للَّغْوِ مَرُّوْا كِرَا مًا "Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 72) وَا لَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوْا عَلَيْهَا صُمًّا وَّعُمْيَا نًا "dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 73) وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا "Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 74) 1. Sopan dalam menjalani kehidupan ini dan tidak bosan melayani atau berhubungan dengan orang yang kurang pandai. Bahkan jika disapa orang Jahil dia membalasnya dengan “salam”. (ayat 63) 2. Suka bangun shalat malam, tetapi tetap bersemangat bekerja di siang hari sehingga berhasil menghimpun rezeki yang halal untuk dapat dinafkahkan di jalan Allah. (ayat 64) 3. Dianya selalu berdo’a agar dijauhkan Allah dari azab api neraka, sebagai upayanya adalah menjauhi segala macam yang dilarang Allah dan menjalankan sekuat tenaga apa yang diperintahkan Allah. Karena mengimani betul apa yang diingatkan Allah bahwa azab neraka itu sangat memilukan dan seburuk-buruk tempat tinggal. Mengimani bahwa kehidupan akhirat itu ada dan kekal adanya. (ayat 65) 4. Menafkahkan rezeki yang diperolehnya untuk amal kebaikan dengan tidak berlebihan atau boros tetapi juga tidak kikir. Berada di tengah-tengah antara keduanya. Dapat menempatkan kemana rezeki yang diterima itu dinafkahkan, dalam arti tidak sembarang memberi. Memberikan harta setelah mengetahui bahwa penerima pemberian/infak sadakah tersebut tepat alamatnya. (ayat 67) 5. Tidak mensekutukan Allah.Dalam arti bahwa hanya Allah saja tempat menyerahkan diri, hanya Allah saja yang perintahnya patut dipatuhi, hanya Allah saja yang larangannya patut dituruti. Hanya Allah saja yang patut ditakuti. Sehingga orang yang Ibadurrahmah jiwanya merdeka. (Ayat 68) 6. Tidak membunuh sesama manusia tanpa hak (ayat 68) 7. Tidak berzina (ayat 68) 8. Tidak berdusta dan bersaksi palsu (ayat 72) 9. Tidak berbicara yang tak bermanfaat. Dalam konteks sosial media, tentu yg dimaksud juga tidak menulis hal-hal yang tak bermanfaat. (ayat 72) 10. Kalau masa lalunya berlumur dosa untuk masuk menjadi Ibadurrahman, segera bertobat. Bagi yang benar-benar bertobat maka Allah akan menggantikan kejahatannya dengan kebaikan. Dengan syarat sesudah bertobat mengerjakan amal-amal shalih. (ayat 70) 11. Selanjutnya, bila diingatkan dengan ayat-ayat Allah tidaklah mereka menulikan telinganya dan membutakan matanya. Pengertiannya tidak pura-pura tidak mendengar, pura-pura tidak melihat tanda tanda kebesaran Allah. (ayat 73) 12. Orang yang Ibdurrahman, selalu berdo’a agar isteri dan anak-anak keturunannya menjadi cahaya mata dan menjadi pemimpin orang-orang yang bertaqwa kepada Allah. (ayat 74) Dari 12 tanda seseorang masuk kelompok abdi Allah yang Rahman, mungkin cocok buat kita menilai diri, apakah sifat-sifat dan perilaku tersebut diatas sudah ada pada kita?, kalau belum semua, sampai dimanakah sudah kita lakoni. Semoga kita bertekad setahap demi setahap melaksanakannya agar sampailah kita keujung hayat ini berujung dengan kesudahan yang baik, dikenal dalam terminologi agama “Husnul Khatimah”. Lantaran sudah menjadi hamba Allah yg Maha Rahman. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن Demikian, lebih kurang mohon dimaklumi, sekaligus dimaafkan. Semoga bermanfaat بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ وَ الْسَّــــــــــلاَمُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 11 Ramadhan 1443 H. 13 April 2022. (931.04.22).

No comments:

Post a Comment