Wednesday 6 April 2022

IKHLAS Gerbang KE-EMPAT taqwa

Inti dari ibadah adalah “IKHLAS”, baik ibadah tertuju langsung kepada Allah, maupun ibadah kepada Allah dengan berbuat kebaikan sesama manusia dan makhluk. Kelompok orang yang beribadah dengan Ikhlas ini dalam terminology agama disebut “MUKHLASIN”. Untuk memasuki ‘KOTA TAQWA” dimana berhimpun orang-orang taqwa. GERBANG yang harus dilalui ada sebanyak EMPAT Gerbang. Pintu gerbang pertama yaitu Muslimin, pintu gerbang ke dua yaitu Mukminin dan pintu gerbang ketiga Muhsinin telah kita renungkan bersama sebelum ini, yaitu orang-orang yang mengimani Islam sebagai jalan hidupnya, orang-orang yang dengan penuh keimanan dengan seperangkat cirri-ciri atau identitasnya dan yang ketiga orang Islam Beriman dan Beramal shaleh. Menuju masuk ke “Kota Taqwa”, belum sampai kalau hanya berhenti di GERBANG MUSLIMIN, GERBANG MUKMININ dan MUHSININ harus melanjutkan lagi ke gerbang berikutnya yaitu MUKHLISIN (orang YANG IKHLAS). Akan hal seseorang telah tergolong masuk ke pintu Gerbang MUKHLISIN ini, mari kita renungkan apakah diri kita ini termasuk didalamnya. Di dalam Al-Qur’an cukup banyak ayat memberikan informasi akan hal Ikhlas tersebut. Untuk itu ayo’ kita liat mumpung kita saat bulan Ramadhan ini sedang mentadhaburi Al-Qur’an. Perihal keikhlasan beribadah kepada Allah: • Al-Baqarah (surat ke 2) ayat 139. قُلْ اَ تُحَآ جُّوْنَـنَا فِى اللّٰهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّکُمْ ۚ وَلَنَاۤ اَعْمَا لُـنَا وَلَـكُمْ اَعْمَا لُكُمْ ۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُخْلِصُوْنَ  "Katakanlah (Muhammad), "Apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati." • Al-A’rraf (surat ke 7) ayat 29. قُلْ اَمَرَ رَبِّيْ بِا لْقِسْطِ ۗ وَاَ قِيْمُوْا وُجُوْهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّا دْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۗ كَمَا بَدَاَ كُمْ تَعُوْدُوْنَ  "Katakanlah, "Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap sholat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula." • Az-Zumar (surat ke 39) ayat 2, 11, dan 14. اِنَّاۤ اَنْزَلْنَاۤ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِا لْحَقِّ فَا عْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَ  "Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. قُلْ اِنِّيْۤ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَ  "Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama." قُلِ اللّٰهَ اَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهٗ دِيْنِى  "Katakanlah, "Hanya Allah yang aku sembah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku."" Dari ayat-ayat tersebut di atas dapat difahamkan bahwa orang yang ikhlas itu melakukan amal perbuatan hanyalah karena Allah semata. Orang-orang yang ikhlas inilah yang kebal terhadap godaan Iblis/syaithan, dalam posisi, kondisi dan status apapun dianya berada. Guna meyakinkan bahwa Ikhlas merupakan benteng dari godaan iblis, patut kita renungkan dialog Allah dengan Iblis yang termuat dalam surat Shad (surat ke 38) dari ayat 78 sampai 85 dipetik terjemahannya sebagai berikut: وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْۤ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ "Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari Pembalasan."" (QS. Sad 38: Ayat 78 قَا لَ رَبِّ فَاَ نْظِرْنِيْۤ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ "(Iblis) berkata, "Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan."" (QS. Sad 38: Ayat 79) قَا لَ فَاِ نَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ  "(Allah) berfirman, "Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan," (QS. Sad 38: Ayat 80) اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ "sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)."" (QS. Sad 38: Ayat 81) قَا لَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُ غْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ  "(Iblis) menjawab, "Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya," (QS. Sad 38: Ayat 82) اِلَّا عِبَا دَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ "kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."" (QS. Sad 38: Ayat 83) قَا لَ فَا لْحَقُّ ۖ وَا لْحَقَّ اَ قُوْلُ  "(Allah) berfirman, "Maka yang benar (adalah sumpahku), dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan." (QS. Sad 38: Ayat 84) لَاَ مْلَئَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ اَجْمَعِيْنَ "Sungguh, Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."" (QS. Sad 38: Ayat 85) Di ayat 83 Iblis sendiri mengaku bahwa dianya tak sanggup untuk menggoda orang yang MUKHLIS. Harapan kita tentunya dapat menjalankan Ibadah puasa dan ibadah-ibadah pengiringnya dengan se Ikhlas-ikhlasnya, agar tergolong orang yang MUKHLISIN. آمِيّنْ Sebetulnya ada lagi Gerbang yang selalu mendampingi setiap kita akan masuk ke setiap gerbang Muslimin, Mukminin, Muhsinin, Muhlashin. Gerbang ini boleh juga disebut gerbang MUSINGIN di dalamnya berkumpul kelompok orang2 yang memusingkan bila dipikirkan. Tapi hendaknya gerbang ini tidak kita tengok. Di gerbang MUSINGIN ini, adalah teman kita, atau mungkin juga saudara kita, atau mungkin darah daging kita sendiri. Sudah puas dinasihati, diajak, diberi contoh, untuk ibadah kepada Allah tapi tetap tidak berkenan. Tak jarang orang di kelompok MUSINGIN ini memegang posisi strategis dalam masyarakat, mungkin karena ketokohannya, atau karena kekayaannya. Sudahlah yang demikian itu kita tinggalkan saja yang penting kita telah berikhtiar men da’wahinya baik dengan lisan dan perbuatan. Kita tidak punya hak hidayah. Karena hidayah itu milik Allah. Apalagi kita, sedang beberapa Nabi dikisahkan tak dapat mengajak orang yang dicintainya untuk beriman. Wain yakun shawaban faminallah. wain yakun khatha an faminni wa minasyaithan. Wallahu warasuluhu barii ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datangnya dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti itu datangnya dari diriku sendiri (yang lemah ini) dan dari syaithan. Mohon maaf oleh karenanya. …...Wallahu ‘alam bhisawab. Demikian renungan sebelum berbuka puasa hari ini, dengan GERBANG KE-EMPAT taqwa, merupakan gerbang terakhir, menuju ke perkampungan orang taqwa. Semoga puasa kita hari ini diterima Allah dan kita sempurnakan niat kita berpuasa bukan karena hal-hal lain, semata-mata karena menjalankan perintah Allah. بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن وَ الْسَّــــــــــلاَمُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Ramadhan 1443 H. 7 April 2022. (926.04.22).

No comments:

Post a Comment