Sunday 24 April 2022

Secara Keseluruhan

Menjalankan Islam secara kaffah diterjemahkan menjalankan Islam sesuai ke Al-Quran dan hadits, yaitu dengan petunjuk Allah dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasul. Atau masuklah Islam secara keseluruhan. Perintah masuk Islam secara kaaffah ini termuat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 208 يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." Ayat ini turun berkenaan dengan perihal Abdullah bin Salam bersama para sahabatnya yang berasal dari Yahudi Bani Nadhir di Madinah. Meskipun sudah memeluk Islam, mereka masih terpengaruh oleh norma-norma agama Yahudi seperti penghormatan terhadap hari Sabtu dan keharaman daging unta. Sikap setengah-setengah ini yang ditegur oleh Allah SWT. Naaah kini kita tinjau, diri masing2, masyarakat muslim di sekeling kita apakah telah masuk Islam secara keseluruhan yakni menerapkan “Perilaku Islami”. Masihkah kita mengamalkan adat istiadat yang bertentangan, tidak sejalan dengan yang diatur Islam, seperti kebiasaan Abdullah Bin Salam penyebab turunnya ayat tersebut. Umpamanya masih, maka ayat ini agaknya jadi acuan kuat untuk meninggalkannya agar tidak terkelompok belum masuk Islam secara kaffah. Secara sederhana “Islam Kaffah” itu mungkin boleh diartikan bebas, sebagai: “Orang Islam yang berperilaku Islami”. Diistilahkan demikian karena; ada fenomena “orang bukan Islam berperilaku Islami tentu minus ibadah”. Juga ada “orang Islam (karena beribadah secara Islam), tapi tidak berperilaku Islami”. Guna mengukurnya ada 4 dimensi perilaku Islami, menunjukkan bahwa orang telah masuk Islam secara Kaffah yaitu: 1. Dimensi Akidah. Ditandai dengan keimanan yang kuat tidak tergoyahkan. Secara mudahnya pemeluk agama Islam kaffah tidak bergeser sedikitpun keyakinannya terhadap rukun iman yang enam, dan rukun Islam yang lima. Meskipun umpamanya karena desakan mendapatkan harta, Islam kaffah tidak akan mengorbankan akidahnya. Selalu jadi panduan hidupnya surat Al-Baqarah 188: وَلَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِا لْبَا طِلِ وَتُدْلُوْا بِهَاۤ اِلَى الْحُـکَّامِ لِتَأْکُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَا لِ النَّا سِ بِا لْاِ ثْمِ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ "Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." Begitu juga, bila dianya pemuda atau pemudi, manakala ada kecondongan akan memperoleh pasangan hidup yang tidak seakidah, dianya akan segera menghindar. Teringat benar orang Islam kaffah dengan tuntunan akidah Islam tentang hal menikah di surat Al-Baqarah 221: وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَ مَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰٓئِكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّا رِ ۖ وَا للّٰهُ يَدْعُوْۤا اِلَى الْجَـنَّةِ وَا لْمَغْفِرَةِ بِاِ ذْنِهٖ ۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ "Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran." 2. Dimensi ibadah. Diukur sekurang-kurangnya taat melaksanakan shalat lima waktu. Shalat merupakan pembeda orang Islam dan bukan Islam. Orang diluar Islam peribadatannya kepada agamanya, meliputi: tatacara, waktu, tempat melakukannya berbeda dengan agama Islam. Orang Islam kaffah betul-betul menghayati sabda Rasulullah: اَلصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنُ وَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْنَ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ تَرَكَ الدِّيْنَ “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkan shalat, maka berarti telah menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia telah merobohkan agamanya”. 3. Dimensi muamalah. Nampak pada perilaku orang Islam kaffah dalam melakukan setiap kegiatan dalam berinteraksi dalam masyarakat, dengan akhlak Islami. Tetap menghormati sesama, biarpun berlainan akidah. Kepada agama selain Islam, orang Islam yang kaffah tidak menghinanya. Karena dijiwainya betul ayat Al-Qur’an surat Al-An’am 108: وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًا بِۢغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ "Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan." Juga surat Al-Baqarah ayat 256 : لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ ۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِا لطَّا غُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَا مَ لَهَا ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." 4. Dimensi sosial. Indikatornya adalah kepedulian sosial orang Islam kaffah begitu tinggi, karena di dalam ajaran Islam setiap rezeki yang diterimanya harus digunakan dengan baik untuk kepentingan diri, keluarga dan di dalamnya ada hak orang lain, kaum fakir miskin, anak yatim dan menunjang kehidupan sosial masyarakat. Aktif menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran. Sandaran berfikir orang Islam kaffah setiap mendapat rezeki adalah surat Al-Baqarah ayat 254 : يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَا عَةٌ ۗ وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim." Islam secara kaffah, boleh diartikan tidak setengah-setengah, tetapi secara keseluruhan. Namun sesuai ayat 208 Al-Baqarah di atas, bahwa untuk masuk Islam secara kaffah itu tidaklah mudah, sebab ada setan yang selalu menghalang halangi. Di wanti-wanti Allah di penggalan ayat 208 Al-Baqarah tersebut: وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  “jangan ikuti langkah setan”. Semoga dengan melalui gemblengan puasa Ramadhan kita dapat berusaha sekuat tenaga, menjadi pemeluk Islam yang melaksanakan perintah agama secara keseluruhan , dan meninggalkan yang dilarang agama secara keseluruhan pula. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 21 Ramadhan 1443 H. 23April 2022. (941.04.22).

No comments:

Post a Comment