Sunday 12 March 2023

TAK Khusyuk, jangka panjang Hati Mengeras

Khusyuk dalam terminology Islam dapat diartikan konsentrasi/fokus ibadah kepada Allah semata, bukan karena sesuatu yang lain selain Allah. Perintah khusyuk ini, tidak serta merta bersamaan begitu Islam datang. Sebelum keharusan khusyuk dalam shalat, makmum shalat permulaan Islam kadang masih berbincang dengan tetangga berdiri shalat, misalnya nyusun rencana bisnis sesudah shalat. Menurut khabar dari Abdullah bin Mas'ud perintah khusyuk baru ditegaskan Allah setelah 4 tahun mereka memeluk Islam, ternukil dalam surat Al-Hadid ayat 16: اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَـقِّ ۙ “Belumkah datang masanya bagi orang-orang yang beriman, bahwa akan khusyuk hati mengingat Allah dan apa yang DIA turunkan dng kebenaran.” Jeda 4 tahun dari lahirnya Islam ke perintah khusyuk, mohon maaf bila saya jadikan tamsil, pengurus masjid hendaklah maklum terhadap anak2 bawah/sampai 10 tahun tidak/belum khusyuk ketika shalat berjamaah di masjid. Mereka baru lebih kurang 3 tahunan didik shalat, makanya mereka masih saling goda satu sama lain, toleh kiri toleh kanan, tak jarang membuat berisik. Dalam hal ini pengurus masjid handaklah memperlakukan mereka secara bijak. Tidak pantas mereka dibentak, apalagi diusir dari masjid. Karena hal ini akan menjadi trauma yang akan terbawa sampai mereka dewasa. Mereka adalah generasi penerus kita yang kelak akan memakmurkan masjid, setelah kita yang tua2 ini satu persatu dipanggil Allah. Pendidikan shalat buat anak2 mulai usia 7 th, wajarlah kalau mereka kadang masih suka bercanda. Tapi harapan kita, terutama imam dan pengurus masjid, hendaklah terus menerus mengingatkan kepada anak2 kita agar jangan bercanda ketika shalat. Nah kalau sudah masuk umur 10 tahun hendaklah mulai tegakkan ketentuan khusyuk itu lebih tegas. Jujur kita akui, jamaah dewasa saja masih harus terus-menerus diingatkan. Buktinya imam shalat, tak bosan2nya berseru "Rapat kan dan luruskan shaf. Tolong yang didepan penuhkan dulu, baru shaf berikutnya. Isi shaf yang masih kosong". Tidak otomatis....., shaf masih aja mengular, masih aja yang lowong, belum lagi yang berperilaku membuka kaki lebar2. Mestinya shaf muat untuk 3 orang, cuma dapat 2 orang. Kembali ke masalah khusyuk. Dalam hal ini Syaddad bin Aus mengatakan dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع حتى لا ترى فيها خاشعا قال الألباني: ‌‏حسن صحيح “Perkara pertama diangkat dari umat ini ialah khusyu’ sehingga kamu tidak melihat padanya orang yang khusyu’”. Berkata Al-Albani: hadits ini hasan sahih. Suatu yang lekas hilang dari sebagian orang, ialah khusyuk mereka kepada Allah. Apalagi di era persaingan kehidupan dunia dewasa ini menjadikan manusia harus serba sibuk. Tak jarang orang mampir ke masjid, berharap agar acara ibadah yang diikuti cepat selesai, sebab sudah ditunggu oleh suatu aktivitas yang harus dilaksanakan. Khutbah Jum’at kalau kelamaan ada makmum yang gelisah, lalu meluncur dari mulutnya “aamiin, aamiin, aamiin”, pada hal khatib belum sedang membaca do’a. Adalah bijak setiap pengurus masjid mengarahkan setiap khatib agar berkhutbah dengan durasi tertentu misalkan maksimal 20 menit. Bekenaan dengan kemajuan digital sekarang banyak masjid yang sudah tersedia alarm yang lembut, terdengar khatib dari mimbar, bahwa waktu khutbah sudah harus diakhiri. Kadang seorang khatib walau sudah diingatkan pengurus tentang durasi khutbah, dengan teknik penyampaian kadang pengulangan2 kalimat tertentu, sehingga materi belum sampai tuntas seperti direncanakan, waktu digunakan sudah lebih, tak terasa kebablasan. Akibat tdk khusyuk dalam shalat termasuk mendengarkan khatib berkhutbah, diberitahukan sekalian buat kita dilanjutan ayat 16 al-Hadid tadi: وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ  وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ "dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik." Salah satu acuan untuk khusyuk dalam shalat/beribadah dapat dipedomani hadits berikut: ،اعبُدِاللهَ كأنَّكَ تراه فإن لم تكُن تر ا ه فإنَّه يراك، واعدُد نفسكَ في الموتي وإيَّاكَ ودعو ةَ المظلو م فإنَّما تُستجا ب، ومن استطا ع منكم أ ن يشهد الصلا تينْ العشا ء والصبْح ولو حَبْوًافلْيَفْعَل “Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do’a orang-orang yang didzalimi, dan siapa diantara kalian yang mampu untuk shalat subuh dan ‘isya berjamaah walaupun dia merangkak untuk mendatanginya, hendaknya dia lakukan” Semoga kita masa kini dengan banyak mendengar dakwah dan pengajian, berkenaan pula dengan Ramadhan 1444 H tinggal hitungan hari, semakin mantab kekhusyukan kita dalam shalat dan seluruh ibadah2. آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 19 Sya’ban 1444 H. 12 Maret 2023. (1.112.23).

No comments:

Post a Comment