Thursday 9 March 2023

BERSIH Rohani untuk RAMADHAN

Ketika artikel ini sampai ke ruang baca anda, Ramadhan 1444 H sudah hampir tiba, kurang dari dua pekan. Setiap menjelang Ramadhan, ummat Islam melakukan beberapa persiapan agar manakala sampai di bulan Ramadhan tersebut dapat melaksanakan ibadah dengan maksimal. Sehingga insya Allah setiap diri berhasil menjadi hamba Allah yang taqwa sebagai tujuan akhir melaksanakan puasa Ramadhan, (seperti yang di informasikan Allah melalui Al-Baqarah 183 = “la’allakum tattaqun”). Sejumlah persiapan perlu dilakukan oleh setiap diri dimaksud, salah satu diantaranya adalah “membersihkan rohani”, meliputi dua hal yaitu: a. membersihkan dosa kepada Allah b. membersihkan dosa sesama manusia. MEMBERSIHKAN dosa kepada Allah. Allah akan mengampuni dosa-dosa kita seberapapun banyaknya, asalkan kita mau bertaubat dengan sungguh2 taubat dikenal dengan “Taubatan Nashuhaa”. “………...يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُم “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan kesalahanmu………………..” (At-Thahrim 8). Sebagai acuan boleh kiranya kita simak Kisah Wahsyi “Dari Abbas ra. Berikut ini: “ Wahsyi, pembunuh Hamzah ra. paman Rasulullah SAW. Menulis surat kepada Rasulullah SAW dari Mekkah, yang menyebutkan bahwa sesungguhnya aku ingin masuk Islam, namun yang menjadi penghalangku untuk masuk Islam adalah ayat Al-Qur’an yang turun kepada Anda, yaitu: وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ  ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا "dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat,"(Al-Furqan ayat 68). Aku telah melakukan tiga perkara itu. Sekarang apakah aku berpeluang untuk bertaubat ?. …...kemudian turun firman Allah SWT. إِلَّا مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صٰلِحًا فَأُولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنٰتٍ  ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا "kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Al-Furqan ayat 70) Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat, yaitu beramal saleh, dan aku tidak tahu apakah aku dapat melakukan amal saleh atau tidak ?. kemudian turun firman Allah SWT. إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ  ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًۢا بَعِيدًا "Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali." (An-Nisa' ayat 116). Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat yang juga terdapat dalam ayat tersebut, dan aku tidak tahu apakah aku mendapatkan ampunan atau tidak ?.Kemudian turun firman Allah SWT,. قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا  ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ "Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Az-Zumar yat 53). Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi tidak lagi melihat ada syarat taubat yang berat baginya dalam ayat tersebut, maka dia pun bertolak menuju Madinah dan masuk Islam. Naah pembaca, kisah di atas baik kiranya untuk bahan banding buat diri masing2, kuat dugaan, dosa kita semua, belum seberat dosanya Wahsyi. Sedangkan Wahsyi saja diampuni Allah, dengan demikian, insya Allah bila kita bertaubat dengan sungguh2 Allah akan bersihkan diri kita dari dosa kepada Allah. Bahwa setiap bani Adam berdosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW, كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ. “Setiap anak Adam pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik pembuat dosa adalah mereka yang bertaubat”. (HR.Tirmidzi). BERSIH DIRI dari dosa SESAMA MANUSIA. Dosa kepada sesama makhluk Allah SWT terbagi dua yaitu “dosa ke sesama manusia” dan “dosa kepada mahluk Allah lainnya”. Dosa kepada makhluk Allah lainnya penyesaiannya dengan berbuat baik dan bertobat kepada Allah. Sedangkan “dosa kepada sesama manusia” lebih kompleks penyelesaiannya, harus digenahkan di dunia ini adalah dengan meminta maaf dan ridha dari orang dimana kita berbuat dosa. Kalau manusia yang didosai masih hidup dan jelas alamatnya, maka masalahnya adalah lebih mudah yaitu dengan mendatanginya dan meminta maaf dan ridhanya! Tapi, kalau yang bersangkutan sudah meninggal dunia, atau tidak ketahuan dimana tinggalnya, sehingga tidak bisa diketemukan orangnya, maka persoalannya menjadi musykil. Padahal bila dosa sesama manusia belum terselesaikan maka di akhirat nanti akan terjadi seperti dikisahkan didalam satu hadits Rasulullah SAW Dari Abu Hurairah ra.: "Siapa saja yang pernah melakukan suatu kezaliman terhadap saudaranya, baik itu harga diri ataupun ‎perkara lain, maka hendaklah ia meminta untuk dihalalkan pada saat ini sebelum datang hari dimana dinar dan ‎dirham sudah tidak berlaku. Jika dia ‎memiliki amal saleh maka akan diambil dari pahala amalan salehnya sebanyak kezalimannya, dan ‎jika ia tidak memiliki kebaikan, maka akan diambil dosa orang yang dizaliminya kemudian dibebankan kepadanya." Hadits sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari. Memohon maaf sesama, juga memberikan maaf. Sungguh memberi maaf kadang lebih sulit ketimbang meminta maaf. Allah memberikan informasi di Al Bakarah 263 yang lebih utama adalah memberikan maaf. قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآ أَذًى  ۗ وَاللَّهُ غَنِىٌّ حَلِيمٌ "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun." Andaikan setiap diri, setiap hari menjelang tidur mengingat perjalanan harian, selanjutnya dengan ikhlas memaafkan siapun yang bersalah kepadanya, siapapun yang telah menzaliminya (sebagaimana dimaksud ayat di atas), maka dunia ini bersih dari dosa sesama. Berdasarkan riwayat Abdullah bin Amr, ada seorang di masa Rasulullah masih hidup, diberitahukan Rasulullah akan masuk surga tanpa dihisab, salah satu amalannya, setiap malam sebelum tidur dia ingat-ingat siapa yang melakukan kesalahan kepada dirinya dan langsung dimaafkannya tanpa dendam didalam hatinya. Dosa terhadap sesama manusia itu terdapat dua jenis: PERTAMA; terhadap hartanya. Dosa mengenai harta, disepakati hendaklah dikembalikan atau diserahkan dalam keadaan sebaik-baiknya kepada pemiliknya. Atau diganti dengan barang yang lebih baik. Atau kalau tidak mampu mengembalikan dan mengganti hendaklah meminta maafnya dan ridhanya. Kalau orangnya sudah meninggal dunia, hendaklah diserahkan kepada ahli warisnya. Kalau tidak ketahuan dimana ahli warisnya hendaklah diwakafkan atas namanya untuk kemaslahatan agama dan masyarakat, dengan niat menitipkannya kepada Allah SWT sebagai pembayar dosa tersebut, demikian fatwa dan pendapat lmam Ghazali. KEDUA; dosa atas sesama manusia yang bukan mengenai hartanya, misalnya mengenai kehormatannya, apakah pernah memfitnahnya, atau memakinya, atau menghinanya, kalau mungkin hendaklah dengan meminta maaf dan ridhanya. Itulah cara yang utama dan terbaik. Kalau tidak mungkin, karena orangnya sudah meninggal dunia atau tidak diketahui tempatnya, atau akan mengakibatkan huru hara, hendaklah dengan berendah diri dihadapan Allah SWT, seraya menyesali dosa yang diperbuat dan bertaubat, serta bersedekah atas nama yang bersangkutan dengan niat memohon kepada Allah SWT supaya pahala dari amal kebaikan itu cukup kiranya untuk membayar dosa yang diperbuat. Dalam kesempatan ini berkenaan Ramadhan tinggal hitungan hari, saya pun mohon dimaafkan kepada para pembaca, apabila muatan tulisan2 saya terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Begitupun saya dengan tulus memaafkan buat pembaca yang pernah berkomentar “kurang tegak”, menanggapi “tidak manis” atau menilai “negatif” terhadap tulisan2 saya, itu akan saya jadikan bahan evaluasi/masukan, agar niat saya menulis untuk menebar kebaikan berlanjut terus selagi mampu, serta mendapat pertolongan dan ridha Allah, karena sejak semula niat mempublish tulisan2 bukan mengharapkan penilaian, hanya sekedar sharing. Semoga ROHANI kita semua telah bersih sebelum memulai shaum Ramadhan. مِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 16 Sya’ban 1444 H. 9 Maret 2023. (1.111.23).

No comments:

Post a Comment