Thursday 23 March 2023

Asal MUASAL iman BIMBANG

Asal muasal iman telah ku publish tiga di antara empat asal muasal datangnya iman kepada seseorang yaitu: “Terpasang”, “Terangsang” dan “Penantang”. Di artikel ini tersaji asal muasal “Iman Bimbang”. Iman karena Bimbang, dapat dikelompokkan dua terdiri atas: 1. Bimbang Nilai dan 2. Bimbang Referensi. BIMBANG NILAI. Bimbang karena menilai dari beberapa ajaran keimanan dari beberapa jenis jalan keimanan, hingga ia sulit memilih jalan keimanan yang mana yang lebih benar, untuk diikuti. Sehingga jika yang bersangkutan lama mengambil keputusan maka pribadi seperti ini malah tidak melaksanakan ritual peribadatan dari keiamanan yang manapun. Banyak diantaranya yang punya semboyan; “yang penting berbuat baik, tidak menyakiti orang”. Padahal tidak cukup seorang beriman ini hanya berbuat baik sesama munusia dan makhluk Tuhan. Berbuat baik yang demikian itu hanya baru satu sisi dari orang menganut suatu agama yang diimani; yaitu sisi “Hablum minannas”, sedang orang mengimani suatu agama, juga harus menjalin huhungan baik dengan Tuhan dalam artian peribadatan, perhambaan terhadap Tuhan. Dalam terminology agama Islam dikenal dengan “Hablum minallah”. Sebagai salah satu rujukan orang beriman menurut Al-Qur’an mari disimak surat An-Nisa ayat 36: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِۦ شَيْئًا  ۖ "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun”. وَبِالْوٰلِدَيْنِ إِحْسٰنًا وَبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِينِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنۢبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمٰنُكُمْ  ۗ “Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki”.   إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورً “Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri," Secara tegas dalam ayat itu Allah memberi petunjuk bahwa; orang beriman itu bila memenuhi 3 kriteria: 1. Menyembah Allah., 2. Berbuat baik kepada ……...(telah ditentukan) dan 3. Jangan sombong dan membanggakan diri. BIMBANG REFERENSI. Bimbang model ini, sudah yakin terhadap suatu pilihan tetapi berupaya untuk membuktikan pilihannya itu lebih baik dari pilihan keimanan lainnya, dengan begitu dianya mencari dalil dan bukti-bukti referensi, belajar kesana kemari, sehingga mencapai kayakinan yang betul-betul bulat tak tergoyahkan lagi. Nabi Ibrahim dan Nabi Musa dikisahkan dalam Al-Qur’an pernah dilanda “Bimbang”, justru setelah kedua Nabi ini beriman. Mengenai kebimbangan Nabi Ibrahim; mari kita lihat surat Al-Baqarah 260: وَإِذْ قَالَ إِبْرٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ الْمَوْتٰى  ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن  ۖ قَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى  ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا  ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati." Allah berfirman, "Belum percayakah engkau?" Dia (Ibrahim) menjawab, "Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)." Dia (Allah) berfirman, "Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu, kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." Sedangkan model “Bimbang” Nabi Musa diabadikan Al Qur’an, surat Al-A’raf ayat 143: وَلَمَّا جَآءَ مُوسٰى لِمِيقٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِىٓ أَنْظُرْ إِلَيْكَ  ۚ قَالَ لَنْ تَرٰىنِى وَلٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوْفَ تَرٰىنِى  ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهُۥ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكًّا وَخَرَّ مُوسٰى صَعِقًا  ۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ "Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau." (Allah) berfirman, "Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku." Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman."" Nabi Ibrahim dan Nabi Musa saja pernah dilanda “Bimbang”. Jadi adalah hal yang wajar saja kalau manusia dimasa kini masih ada yang “Bimbang” terhadap keimanan, ragu dan “bimbang” bahwa sesudah alam fana ini ada alam baqa, tempat pembalasan. Ragu dan bimbang bahwa sesudah mati ada siksa kubur dan segala hal2 yang ghaib. Mari di bulan Ramadhan yang penuh ampunan, kita do’a kan semoga sudara2 kita yang “bimbang” tersebut bertaubat dan selanjutnya diberi hidayah Allah, sehingga menjadi beriman yang mantap. Selanjutnya melalui asal muasal apapun kita beriman, semoga kita teguh dengan iman kita sampai akhir hayat, dan menjelmakan keimanan itu dalam wujud amal perbuatan yang baik, sebab iman adalah abstrak dan pembuktiannya melalui amal perbuatan yang baik. آمِيّنْ....... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِي اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 2 Ramadhan 1444 H. 24 Maret 2023. (1.120.23).

No comments:

Post a Comment