Sunday 26 March 2023

MEMPUASAKAN LIDAH

Mempuasakan lidah adalah salah satu dari enam yang semestinya diupayakan agar dipuasakan yaitu: Mata, Telinga, Lidah, Anggota tubuh, Perut dan Hati. Dari enam Puasa di atas, di artikel ke 1.121 telah dimuat “MEMPUASAKAN MATA”, dan di artikel ke 1.122. “MEMPUASAKAN TELINGA”. Dilanjutkan dalam artikel ke 1.123, sekarang dengan; “MEMPUASAKAN LIDAH”. Lidah berperan lebih aktif ketimbang “mata” dan “telinga”, hasil produk lidah dapat berupa sesuatu yang “berbahaya”, dapat juga berupa sesuatu membuat siempunya lidah mendapat “kebaikan” dunia dan akhirat. BAHAYA LIDAH: Bahaya yang ditimbulkan oleh lidah sangat besar, dan petaka yang bermula darinya juga luar biasa. Lidah memiliki banyak “penyakit” yang bisa membawa pemiliknya mendapatkan malapetaka seperti perkataan dusta, gosip, adu domba, perkataan kasar, mencela, perkataan kotor, kesaksian palsu, kata-kata laknat, cemoohan, merendahkan orang lain, dan sebagainya. Belakangan ini dengan teknologi canggih, pidato seseorang dapat diunggah di medsos, tersebar luas seantero jagad. Kalaulah isi pidato itu terselip kata2 yang menghina, merendahkan, mencela seseorang atau kelompok akan menimbulkan permasalahan bagi pihak yang direndahkan, dihina, dicela, tidak sedikit berujung ke meja hijau. Produk lidah kadang menjadikan pemilik lidah tidak disenangi manusia sekaligus dimurkai Allah, jika sipemilik lidah tidak bisa mengontrol lidahnya dari perkataan2 yang tidak baik. Allah memerintahkan kepada semua orang beriman agar mengucapkan perkataan yang baik (benar), pada surat “Al-Ahzab 70…...”. Bagi yang sanggup mengamalkan surat “Al-Ahzab 70”, akan menerima reward dari Allah di surat “Al-Ahzab 71”. seperti berikut: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا "Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar," (Al-Ahzab 70). يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ  ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا "niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung." (Al-Ahzab 71). KEBAIKAN LIDAH: Namun begitu, lidah juga merupakan sarana menuju kebaikan dan bisa mengantarkan pemiliknya ke pintu surga. Maka, alangkah damainya orang yang senantiasa berzikir, memohon ampun, memuji, bertasbih, bersyukur, dan bertaubat kepada Allah dengan lidahnya. Dan alangkah malangnya orang yang mengoyak kehormatan manusia, menodai kesucian, serta mendongkel nilai-nilai kebenaran. Mencela seseorang atau suatu kelempok dengan lidahnya. Lidah mempunyai cara tersendiri untuk berpuasa, yang hanya diketahui orang-orang yang senantiasa berpaling dari kesia-siaan. Puasanya lidah dapat dilakukan secara terus-menerus, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan yang lain. Namun di bulan Ramadhan lidah lebih harus terbina dan terarahkan dengan betul2 sekuat jiwa dan raga. Kiat untuk menghindari keluar dari lidah perkataan yang tidak baik adalah; basahilah lidah dengan zikir, alirkanlah ia dengan ketaqwaan, dan bersihkanlah ia dari kemaksiatan-kemaksiatan. Hendaklah selama hidup; menghaluskan tutur katanya, dan menimbang-nimbang dahulu apa yang akan diucapkan terutama ketika berpuasa. kata2 bijak, baik untuk diamalkan: “Berkatalah setelah dipikirkan” jangan “Berpikir setelah dikatakan”: Pandai besi tempa parang. Dikikir tempaan agar rata. Terucap sdh punya orang. Terpikir masih punya kita. Sesungguhnya tidak ada satu ucapanpun yang hilang menguap begitu saja; مَّا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf 50: Ayat 18) Menjaga lisan dari perkataan sia-sia, dusta, umpatan, fitnah, perkataan keji serta kasar, dan kata-kata permusuhan (pertentangan dan kontroversi). Dan menggantinya dengan lebih banyak berdiam diri, memperbanyak dzikir dan membaca al-Qur’an. Inilah wujud mempuasakan lidah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ “Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim) مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَسْكُتْ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah bertutur kata yang baik atau diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). Cukup populer kisah Luqman al-Hakim menerima seekor kambing dari tuannya. Sang tuan meminta Luqman menyembelih kambing tersebut dan mengantarkan bagian paling buruk, paling kotor, dari tubuh kambing itu. Ia pun secara khusus mengambil bagian lidah dan hati kambing lalu mengantarkannya kepada sang tuan. Tuannya memberinya seekor kambing lagi. Tugasnya sama: kambing harus disembelih. Namun kali ini sang tuan menginginkan Luqman membawakannya bagian yang paling bagus, paling menyehatkan. Luqman menjalankan tugasnya lagi dengan baik. Kambing disembelih, lantas dibawakannya lagi bagian lidah dan hati. Luqman menyodorkan hal yang sama untuk dua permintaan yang saling berlawanan. Tuannya pun bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan Luqman. Jawab Luqman, “Wahai tuanku, tak ada yang lebih buruk ketimbang lidah dan hati bila keduanya buruk, dan tidak ada yang lebih bagus dari lidah dan hati bila keduanya bagus.” Kisah ini mengungkap pesan bahwa hal paling krusial dalam hidup ini adalah terjaganya hati dan lidah. Produk dari lidah adalah hasil olah pikir merupakan cerminan hati. Demikian saudaraku semua, mudah2an tulisanku ini dapat membuat kita saling mengingatkan, sebagai renungan dalam melaksanakan ibadah shaum Ramadhan. Jika dikira ada manfaatnya, silahkan bagikan juga kepada sahabat handai taulan. Jika kurang berfaedah, silahkan hapus dari ruang baca anda. Semogalah shaimin – shaimat, dapat memeliharakan lidah setiap hari sepanjang hayat tidak saja hanya ketika berpuasa Ramadhan. Sebab hasil pelatihan Ramadhan justru penampakannya sesudah Ramadhan. آمِيّنْ....... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِي اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Ramadhan 1444 H. Senin, 27 Maret 2023. (1.123.03.23).

No comments:

Post a Comment