Thursday 16 March 2023

KUALITAS produk RAMADHAN

Berbicara tentang kualitas suatu produk, dapat diukur setelah produk itu selesai dalam proses produksi, siap dipasarkan, siap dipergunakan, selanjutnya dipantau apakah terdapat masalah ketika dipergunakan. Proses produksi adalah proses yang melibatkan langkah-langkah yang dimulai dari tahap input pembuatan produk hingga tahap output saat produk dijual ke pelanggan. Pemrosesan bahan mentah atau bagian menjadi barang jadi melalui penggunaan alat, tenaga manusia, mesin, dan pemrosesan kimia. Terakhir ini sering diberitakan banyak mobil terbakar ketika sedang berada di jalan raya. Patut dipertanyakan; kejadian itu apakah karena kelalaian pemilik mobil, misalnya telah salah memodifikasi instalasi listrik tu mobil, tangki bahan bakar lupa menutup, atau merupakan karena kegagalan produksi dari pabrikan. Kalau merupakan kegagalan produksi pabrik maka itu termasuk “Produk tidak berkualitas”. Beberapa hari lagi ummat Islam akan melaksanakan ibadah khusus yaitu berpuasa wajib di bulan yang khusus yaitu bulan Ramadhan. Dilihat dari sudut Produk; masing2 individu muslimin dan muslimat di bulan Ramadhan adalah sedang memproduksi suatu ibadah bernama Shaum atau Puasa. Hasil produksinya adalah “Taqwa”. Target pasarnya, atau boleh diibaratkan konsumennya ada dua: 1. Yaitu mendapat keridhaan Allah, berarti menjadi baik hubungan dengan Allah, dikenal dengan hablum minallah. 2. Terjalin hubungan baik sesama manusia (hablum minannas), karena dengan berpuasa menjadikan setiap diri merasakan bagaimana orang miskin, sulit mendapatkan makan. Dimana si msikin kadang bukan saja tak makan di siang hari, namun kadang tak makan siang dan malam. Ditutupkan puasa Ramadhan dengan mengeluarkan zakat Fitrah. Kembali ke tahapan produksi ; agar terjamin kuliatasnya di analog kan dengan berpuasa maka: Tahapan input (bahan baku) produk adalah individu masing2. Oleh karena itu maka invidu sebagai bahan baku haruslah bahan baku yang baik, bersih dari segala sesuatu yang menyebabkan gagal dalam produksi nanti. Untuk itu maka setiap diri harus sudah bersih dari kesalahan terhadap Allah dan kesalahan terhadap manusia. Kesalahan terhadap Allah dengan bertaubat. Kesalahan kepada manusia dengan mohon maaf dan keridhaan, dari manusia dimana pernah berbuat salah. Hasil produk untuk mendapatkan taqwa setelah bahan baku “baik”, maka proses harus baik yaitu dalam menjalankan shaum nanti terbebas dari segala yang membatalkan puasa. Hal yang membatalkan puasa dapat digolongkan menjadi dua yaitu: 1. Dengan sengaja; seperti telah banyak dijelaskan misalnya makan minum dan lain sebagainya. 2. Dengan tidak sengaja, kadang diri merasa masih tetap berpuasa padahal puasanya batal karena selama dalam puasa secara tak sadar: a. Bergosip atau menggunjing orang lain., b. Melakukan adu domba., c. Berbohong dan mengucapkan sumpah palsu., d. Melihat lawan jenis dengan syahwat., e. Riya’ akan ibadah yang dijalankan. Bila telah berhasil melaksanakan puasa dengan sempurna (mampu menghindari hal2 yang membatalkan puasa tsb di atas) maka individu yang bersangkutan jadi PRODUK yang TAQWA. Sebagai tandanya bahwa produk taqwa tersebut berkualitas baik, terindikasi dalam 11 hal merupakan identitas individu yang taqwa. 11 identitas taqwa tsb dpt dikelompokkan jadi 2 bagian. 1. Identitas taqwa jiwa atau Rohani. 2. Identitas taqwa amal pribadi Identitas taqwa jiwa atau Rohani. 1. Iman kepada Allah. مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ Orang taqwa percaya sungguh2 tiada Tuhan selain Allah. 2. Iman kpd hari akhir. وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ Yakin betul bahwa, dunia ini akan kiamat, ada hari akhir tempat nanti dipertanggung jawabkan segala amal perbuatan. Amal baik dibalas dengan kebahagiaan. Amal buruk akan mendapat siksa. 3. Iman kpd malaikat. وَالْمَلٰٓئِکَةِ Percaya bahwa ada makhluk Allah bernama malaikat, dengan berbagai fungsi dan tugasnya. Diantaranya mengawal setiap diri. Mencatat amal baik dan amal buruk. Pengawas melekat setiap insan, sehingga tak akan luput sekecil apapun amal, tercatat oleh dua malaikat. اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ  الشِّمَالِ قَعِيْدٌ "(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri." (QS. Qaf ayat 17) Dan..... مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf ayat 18). 4. Iman kepada kitab2. وَالْكِتٰبِ Allah turunkan kitab Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Telah terkumpul di dalam Al-Qur'an, harus diimani secara keseluruhan, tadak sebagian2. 5. Iman kepada Nabi2. وَالنَّبِيّٖنَ Semua Nabi mengajak meng Esakan Allah. Dikirim Allah ke bumi ini. Identitas taqwa amal pribadi. 1. Mengeluarkan sebagian harta yang disayangi ( وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ) untuk diinfakkan/membantu: a. Kerabat. ذَوِى الْقُرْبٰى b. Anak yatim. وَالْيَتٰمٰى c. Orang miskin. وَالْمَسٰكِيْنَ d. Orang dlm perjalanan (karena Allah). وَابْنَ السَّبِيْلِ e. Peminta-minta. وَالسَّآئِلِيْنَ 2. Memerdekakan budak. وَفِى الرِّقَابِ Kini sudah tidak ada lagi, namun perbuatan baik ini dapat berwujud, untuk majikan tidak terlalu memperhamba orang yang membantunya, orang yang makan upahan darinya. Memperlakukan mereka secara manusiawi. Begitu juga bos menjalin hubungan baik dengan anak buah, sehingga terjalin hubungan harmonis. 3. Mendirikan shalat. وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ 4. Menunaikan zakat. وَاٰتَى الزَّکٰوةَ 5. Menepati janji. وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا 6. Sabar dlm menghadapi setiap kesulitan. وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ Mereka itulah orang yg sangat benar dan orang yg taqwa. اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُ وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ Identitas ideal orang siddiqun dan muttaquun tsb dipetik dari QS. Al-Bakarah 177. Identitas taqwa inilah yang diperoleh setelah shaum Ramadhan. Hendaklah setiap individu dapat mempertahankannya. Sebab identitas ini sebagian maupun seluruhnya dapat luntur selama dalam perjalanan hidup sesudah Ramadhan. Alangkah indahnya bila seseorang masih dapat mempertahankan identitas itu disaat "maut" datang menjemput. Agar identitas merupakan wujud darfi kualitas taqwa ini tetap bertahan ; hendaklah butir 1 sampai butir 11 tadi secara istiqamah dijalankan dan dipertahankan. Sebab dalam kehidupan sesudah Ramadhan, begitu banyak godaan dan cobaan berupa situasi dan kondisi yang dapat menanggalkan kualitas taqwa dimaksud. Rasulullah Muhammad s.a.w. memberikan jawabannya, tentang salah satunya yang diaminkannya dari atas mimbar.....:..oleh malaikat: وَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ "Amat merugi/hina seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi sebelum diampuni dosanya." (HR. al-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, al-Thabrani, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jaami', no. 3510) Mudah2an shaum kita nanti, jikapun misalnya ada kekurangannya Allah cukupkan sehingga menjadi shaum yang diterima, sehingga kita semua nanti keluar Ramadhan berhasil memproduksi kualitas taqwa yang prima terjaga sampai maut datang menjemput. آمِيّنْ....... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِي اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 24 Sya’ban 1444 H. 17 Maret 2023. (1.115.23).

No comments:

Post a Comment