Tuesday 21 March 2023

IMAN TERANGSANG

Empat “asal muasal” IMAN yaitu: 1. Iman terpasang., 2. Iman terangsang., 3. Iman penantang., 4. Iman bimbang. Asal muasal “Iman terpasang” telah ditulis pada artikel sebelum ini, yakni seseorang beriman karena/dari keturunan, melalui jalur ayah ibunya. Pada artikel ini ditulis keberimanan sesoarang karena Terangsang oleh fakor dari luar dirinya, menggetarkan jiwanya sehingga diapun memutuskan mengimani sesuatu agama tertentu, suatu keyakinan tertentu. Kelompok beriman karena terangsang ini, banyak penyebabnya. Di artikel ini disederhanakan saja hanya lantaran dua sebab: 1. Karena setelah menyaksikan fenomena alam, ingin untuk mendapatkan kebenaran iman dari rangsangan dalam jiwa bahwa kehidupan dan dunia ini tidak ada dengan sendirinya. 2. Dapat juga terjadi terangsang seseorang beriman karena kejadian yang dialami sendiri atau dialami oleh orang2 yang dicintainya, baik yang menyenangkan maupun ekstrim menyulitkan/menyedihkan. IMAN TERANGSANG FENOMENA ALAM. Nabi Ibrahim yang berusaha untuk mencari Tuhan seperti terlukis di dalam Al Qur’an bagaimana mulanya nabi Ibrahim menemukan iman yaitu melalui memperhatikan benda-benda alam; seperti Matahari, Bulan dan Bintang-Bintang. Seperti diabadikan pada surat Al-An’am ayat 76-78. فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا  ۖ قَالَ هٰذَا رَبِّى  ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ الْأَافِلِينَ "Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah tuhanku." Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam."" (Al-An'am ayat 76) فَلَمَّا رَءَا الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّى  ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّآلِّينَ "Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, "Inilah tuhanku." Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."" (Al-An'am ayat 77) فَلَمَّا رَءَا الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّى هٰذَآ أَكْبَرُ  ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ "Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah tuhanku, ini lebih besar." Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan."" (Al-An'am ayat 78) Dari rangsangan yang kuat untuk mendapatkan iman yang benar, akhirnya Allah memberi petunjuk kepada nabi Ibrahim langsung dari Allah seperti didapatkan dalam surat Al-Baqarah ayat 131. ِذْ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسْلِمْ  ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعٰلَمِينَ "(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), "Berserah dirilah!" Dia menjawab, "Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam."" IMAN TERANGSANG karena APA YANG DIALAMI. Keimanan manusia sekarang ini, dengan sebab terangsang jiwanya untuk mengimani agama tertentu, atau keyakinan tertentu ini banyak ditemukan, setelah melakukan observasi atau setelah mendapatkan pengalaman pribadi. Terangsang beriman melalui observasi. Seseorang yang menekuni ajaran beberapa agama, beberapa keyakinan dan bahkan kadang sampai dalam kurun waktu tertentu dalam hidupnya memperaktekkan ajaran agama tertentu. Akhirnya jiwanya terdorong untuk menentukan sesuatu pilihan, yang menurut dirinya yang paling cocok, yang paling logis menurut yang bersangkutan. Bagi kaum muslim tentang dapat petunjuk seseorang diyakini adalah mutlak atas kehendak Allah: فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلٰمِ  ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَآءِ  ۚ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ "Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (Al-An'am ayat 125) إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِى مَنْ يَشَآءُ  ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ "Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (Al-Qasas ayat 56) Terangsang beriman karena pengalaman pribadi. Kadang kesuksesan seseorang dalam karier dalam usaha tidak jarang membuat manusia menjadi membanggakan diri, tidak yakin dengan apa yang menjadi rukun iman; bahwa nasib manusia, sukses dan kurang beruntung sudah ditentukan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Ada kalanya seorang pengusaha sukses menjadi terangsang beriman karena usahanya bangkrut, sebaliknya ada kalanya orang yang tadinya merintis usaha dengan susah payah, begitu berjaya terangsang beriman yang kuat. Dalam pada itu ada seorang yang kaya raya, sukses dalam hidup, baru imannya terangsang ketika orang yang sangat dicintai, anak kesayangan menderita sakit dimana dengan pengobatan apa saja telah dilakukan karena banyak uang, tetapi tidak juga sembuh. Diapun sadar bahwa kekayaaan, uang bukanlah segalanya, sehingga terangsang beriman. Banyak lagi contoh2 pengalaman pribadi membuat orang terangsang menjadi beriman. Selama dunia ini terkembang, telah begitu banyak pengalaman pribadi orang2 terdahulu, baik secara invidu maupun berupa suatu kaum yang telah dicontohkan Allah, terbukukan di dalam kitab2 suci bagaimana kesudahannya orang2 yang tidak beriman. Di dalam Al Qur’an banyak sekali permisalan2 orang yang tidak beriman, untuk bahan merangsang bagi orang2 yang mau mengambil pelajaran menjadi bertambah kuat imannya. وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِى هٰذَا الْقُرْءَانِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ "Dan sungguh, telah Kami buatkan dalam Al-Qur'an ini segala macam perumpamaan bagi manusia agar mereka mendapatkan pelajaran." (Az-Zumar ayat 27). Semoga melalui fenomena alam dengan tak terhingga keistimewaan dan keajaibannya, melalui pengalaman2 pribadi diri sendiri atau orang lain, Allah merangsang, memperkuat keimanan dan ketaqwaan kita semua. آمِيّنْ....... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِي اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 28 Sya’ban 1444 H. 21 Maret 2023. (1.118.23).

No comments:

Post a Comment