Friday 17 March 2023

Oto TAK MINUM Bensin

Menjenguk orang sakit, adalah salah satu kewajiban bagi setiap muslim terhadap Saudara, Sahabat, Kenalannya, tidak pandang seagama atau tidak. Nabi Muhammad bahkan menjenguk sesesorang yang justru tidak menyukai beliau, ketika orang itu sakit. Ketika menjenguk orang sakit sekurangnya dapat dua kebaikan sekaligus. Pertama, menyenangkan hati si sakit, semoga dengan demikian deritanya berkurang, sekaligus mendo’akan kesembuhan buat si sakit, siapa tau dari sekian banyak penjenguk ada diantaranya do’anya diijabah Allah. Kedua, terjalin silaturahim dengan keluarga penderita, juga sahabat2 sesama penjenguk. Bagi penjenguk orang sakit, demikian banyak hadits menjelaskan kebaikan yang diperoleh, di kutip satu hadits sbb: عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَو زَارَ أَخًا لَهُ فِي الله، نَادَاهُ مُنَادٍ: بِأَنْ طِبْتَ، وَطَابَ مَمْشَاكَ، وَتَبَوَّأتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلاً». [حسن] - [رواه الترمذي وابن ماجه وأحمد] المزيــد ... Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, niscaya seorang penyeru berseru, "Engkau telah berbuat baik dan perjalananmu juga merupakan kebaikan, serta engkau akan menempati satu tempat di Surga." Hadits hasan - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah Usai shalat dzuhur berjamaah di kediaman sohib istriku yang kami jenguk lantaran menurut kabar beliau sudah lama sakit, kami serombongan 7 orang pamit pulang. Ketika bersiap akan pulang sohib yang kami jenguk dimana keadaannya sudah bugar, dengan cekatan menyiapkan aneka kue dan roti dikemas dalam kotak dimasukkan kantong, siap ditenteng disaat pulang. Mobil kami tumpangi tergolong berkabin lebar. Di dalam mobil dua di depan, pemilik mobil bersama istri. Diriku dan istri kebagian di kursi tengah, tiga ibu2 teman istriku duduk di jok belakang dengan posisi juga menghadap ke haluan, duduk cukup lega, karena mobil ini cukup bermerk dan sepertinya masih baru. Entah bagaimana baru seperempat jam-an masuk gerbang tol Bogor mau nuju Jakarta, berbunyi tiet2... tiet2 terus menerus. Rupanya mobil masa kini bila ada kelainan, langsung memberi tanda bunyi dan lampu merah kecil kedip2 di ruang kemudi. Pemilik mobil, paham betul bahwa itu isyarat, temperatur mobil kepanasan. Ketika menuju Bogor, aku dan istri dengan mobil ini juga di mampiri di bilangan halte UKI, pkl 9 pagi, sama sekali tidak ada masalah, malah kami berempat rombongan yang pertama datang ke kediaman sohib istri ku, yang menderita sakit itu. Karena isyarat bunyi dan lampu di ruang kemudi sudah semakin sering, mobil tetap dijalankan…. tapi per-lahan2, mungkin akan singgah di rest area terdekat. Namun belum nyampe rest area, mobil dipinggirkan ke sebelah garis putih jalan tol paling pinggir……. Jujur;…. dag dig dug juga, karena sering benar terakhir ini lihat di TV mobil terbakar sedang dikendarai di jalan raya. Dalam pada itu, mobil yang kami jadi penumpang itu, pintu tengahnya berupa pintu geser, membukanya sepertinya dengan otomatis, kami belum tau pula membuka pintunya secara manual. Bagaimana keluar nanti kalau ada apa2. Setelah mobil dipinggirkan, pemilik mobil keluar dari ruang kemudi, membuka kap mobil, mengambil sebotol air dari bagasi mobil, diisikan ke tangki radiator mobil. Kurang lebih sepuluh menitan nunggu, tanda berupa bunyi berhenti, lampu tanda mobil panas juga padam. Mobilpun dijalankan kembali. Tak lama berselang, bunyi dan lampu muncul kembali. Langkah sama diambil berkali-kali. Target untuk sampai ke “tujuan antara” rombongan kami jadi terlambat; yaitu ingin makan siang di rumah makan “Tombo Kangen Depok”, bernostalgia sebagai pernah jadi Arek Surabaya ingin makan menu “Rujak Cingur”. Keterlambatan karena mobil beberapa kali berhenti itu, rasa lapar mulai menggoda. Di-saat2 lapar ini jadi teringat kotak2 kue yang disiapkan oleh sahabat kami yang kami jenguk, tidak seorangpun diantara kami ingat untuk menentengnya, padahal sudah siap diatas meja. Keberangkatan kami ke Bogor menjenguk sahabat yang sakit itu, tidak mendadak, sudah disusun rencana seminggu sebelumnya. Semula saya dengan istri memilih moda trasportasi Kereta Api, turun di stasiun Bogor. Teman kami serombongan yang akan bawa mobil, menginformasikan bahwa mobil beliau yang besar (yang kami tumpangi itu), masih perlu di service di bengkel. Di pagi hari di hari “H” rencana berubah, teman kami itu membawa mobil besar, karena ternyata mobil besar miliknya tidak jadi di service, sebab bengkel masih harus indent suku cadang yang harus diganti. Sehubungan rencana awal, bahwa kami tidak dapat semobil, saya telah ngontak sahabat kami yang kediamannya sekomplek dengan Ibu yang akan kami sambangi, memberitahukan rencana naik Kereta Api…….. Beberapa saat kami akan keluar tol, sabahat ini menghubungi “kami sudah ada di stasiun” maksudnya akan menjemput kami. Saya jawab “maaf rencana berubah” kami menumpang mobil teman, kurang lebih 10 menit lagi masuk komplek. Sahabat seperjalanan kami ke masjidil Aqsa Juni 2022 lalu ini, segera menyusul kami dan pas ketemu di halaman depan rumah Ibu yang kami kunjungi. Setelah berbicara sebentar, sahabat kami itu menyatakan bahwa hari itu mereka ada acara “Isra’Mi’raj”, maka mereka segera akan ke tempat acara. Kepada kami diberikan oleh2 untuk dibawa ke Jakarta sejumlah 3 kotak “Kue Lapis Bogor” Terpikir kami untungnya ada pemberian kue dari seorang sahabat ku itu, denyut lapar kami akan dapat diobati. Masalahnya tidak tersedia pisau untuk memotong kue itu. Sekitar sepuluhan menit salah seorang ibu yang duduk di jok belakang, dapat inspirasi. Dibungkusnya bulpen dengan plastik, difungsikan sebagai pisau. Kami berlima anggota rombongan yang sudah sangat lapar mengganjal perut dengan potongan2 kue tersebut. Agaknya pemilik mobil belum merasa lapar. Mobil berhenti beberapa kali di pinggir jalan tol, menambah isi tangki radiator dengan air, mengingatkan diriku ditahun sekitar 70 han, kalau tak salah mengingat bensin naik dari Rp 16,- jadi Rp 25. Dampaknya tarif ongkos angkutpun naik. Bis dari suatu Kabupaten ke ibu kota Provinsi naik. Jika ku tak salah ingat semula tarif Rp 5,- jadi Rp 7,-. Mini bis yang digunakan adalah mobil tua (sebagian bodynya sudah terbuat dari kayu), perjalanan dari Kabupaten ke ibu kota Provinsi ndak kurang sepuluh kali berhenti di pinggir jalan yang ada paritnya berisi air. Kernet mini bis mengambil air di parit untuk ngisi jerigen, setiap radiator mulai panas, segera kap mini bis dibuka dan diisi ulang dengan air. Sekitar kurang 25 menit lagi sampai di terminal tujuan, kernet mulai sibuk menagih ongkos angkut. Seorang penumpang duduk di kiri bangku ke dua dari belakang, tetap hanya mau bayar dengan tarif lama, tidak mau bayar Rp 7,-. Si kernet menjelaskan “Bensin sekarang sudah naik”. ………... Penumpang yang tak mau bayar tarif baru itu lantas nimpali “kamu bohong, oto ini (maksudnya bis ini bahasa setempat “OTO”), tidak minum bensin, aku liat sendiri selama dalam perjalanan kamu kan yang minumi oto ini……., dengan air parit”. Semua penumpang spontan “geeerr” ketawa, lalu ngundang perhatian supir, kemudian supir memanggil kernet, entah apa yang dibisikan si supir, sehingga kernet tidak lagi minta kekurangan Rp 2, dari penumpang yang dari penampilannya lugu itu. Cerita ini, sempat terpikir olehku akan kuceritakan di dalam mobil yang kami tumpangi itu, agar dapat sebagai obat stress. Namun setelah ku-timbang2 sebaiknya tidak kuceritakan, mungkin akan menyinggung perasaan yang punya mobil, dimana ku yakin beliau sangat merasa tidak nyaman bercampur cemas kalau2 sesuatu yang lebih buruk bakal terjadi. Beberapa waktu setelah terdengar adzan ashar, kamipun sampai di tujuan “RM. Tombo Kangen Depok”, tidak begitu lama duduk pesanan masing2 telah siap, karena sudah di pesan melalui telepon; “siapa pesan menu apa”, Sungguh perjalanan sangat mengesankan. Kuucapkan terimakasih banyak kepada sahabat yang memberi tumpangan mobil kepada kami dan juga kepada sahabat yang membekali “kue Lapis Bogor” terasa banget manfaatnya. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak/ Ibu semua dengan balasan yang lebih baik. آمِيّنْ....... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِي اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 25 Sya’ban 1444 H. 18 Maret 2023. (1.116.23).

No comments:

Post a Comment