Tuesday 7 March 2023

PEMILIK hati NURANI

Mungkin,….., sekali lagi mungkin (wallahu 'alam bishawab), bukan hanya manusia yg memiliki hati NURANI. Sepertinya hewanpun punya perangkat itu. Buktinya hewan yang dipelihara dari kecil setia terhadap pemeliharanya. Jangankan kucing dan anjing, binatang buas seperti Beruang, Harimau, setia kepada perawatnya sejak kecil. Di era digital ini banyak video yang menayangkan bagaimana bersahabatan binatang2 buas dengan bekas pengasuhnya. Kendati sudah terpisah cukup lama, seekor Harimau ketika dipertemukan kembali dengan tuannya mereka berangkulan dengan mesra. Inilah yang kuduga bahwa hewanpun punya “hati nurani”. Dibilangan tahun 1979, setelah 6 tahun diriku bertugas di Surabaya sempat mengembangkan ternak Bebek, berkenaan di belakang kediamanku sejak 1979-1981 itu tersedia kali kecil yang mengalir deras. Kali dibelakang kediamanku dipinggiran kota Surabaya itu tidak digunakan untuk lalu lintas sampan seperti di kampung halamanku Kalimantan Barat. Area kali yang persis dibelakang rumahku itu kupagari kiri - kanan dihubungkan dengan halaman belakang dan keliling rumah, disitulah kuternakkan ratusan ekor Bebek jenis Alabio. Akhir 1981 ketika aku pindah ke rumah yang dibeli melalui KPR BTN dilokasi lain, dengan berat hati Bebek Alabio peliharaanku harus dipindah tangankan. Tahun 1985 tugasku dimutasi ke daerah lain diluar jawa, seminggu sebelum berangkat ke kota tempat dinasku yang baru, kusempatkan menjenguk sabahatku “Bebek Alabio” yang kini sudah pindah pengasuh. Yang terjadi,…. begitu aku datang seratusan Bebek itu, dengan kepala di angkat menyerbu tempat ku berdiri, bersuara tak henti2nya menyambut kedatanganku. Begitu pula ketika ku pulang; bebek2 yang kupelihara dari kecil, dari telor, kutetaskan dengan mesin tetas lampu minyak itu, mengantarku sampai disisi pagar terakhir yang mereka dapat lakukan. Mengharukan ,,,,,,, ternyata merekapun punya “hati nurani”. Kalau begitu "Hati Nurani" boleh juga kita katakan; merupakan soft ware anugerah Allah kepada manusia dan hewan, selain hard ware berupa pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan referensi dari Al-Qur’an paling kurang ditemukan empat ayat yang secara tegas menegaskan tentang “Hati Nurani”. Tujuan Allah menganugerahkan “hati nurani” tersimpul dalam dua tujuan: 1. Agar bersyukur. Tiga dari empat ayat itu menegaskan bahwa Allah menganugerahkan “hati nurani” ialah agar “bersyukur”. (An-Nahl 78, Al-Mu’minun 78, dan Al-Mulk 23). وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ………. "Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (An-Nahl 78). Allah mengetahui bahwa sedikit sekali manusia yang bersyukur atas 3 anugerah tsb. (Al Mu'minun 78) وَهُوَ الَّذِىٓ أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ "Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur." dan Al-Mulk 23 قُلْ هُوَ الَّذِىٓ أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ "Katakanlah, Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." 2. Untuk dimintai pertanggungan jawab. (ayat 36 Al-Isyra'), Allah ingatkan bahwa Pendengaran, Penglihatan dan hati nurani itu nanti di akhirat akan diminta ipertanggungan jawab. وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." Satu ayat yaitu di surat Al-Isyra’ 36 , bahwa pemberian hati nurani itu nanti akan dimintai pertanggungan jawab. BERSYUKUR. Butir “1” berlaku bagi manusia dan juga hewan. Bersyukur bagi manusia meliputi 4 cara: 1. Bersyukur dengan hati, 2. Bersyukur dengan lidah, 3. Bersyukur dengan perbuatan dan 4. Bersyukur dengan menjaga nikmat. Mengingat sempitnya ruang untuk satu artikel ini, rincian teknik 4 cara bersyukur insya Allah diulas mendatang pada artikel tersendiri. Sedangkan bersyukur untuk hewan, ialah dengan perilaku mereka senantiasa bertasbih kepada Allah dengan cara mereka sendiri, contoh bebek yang kupelihara, salah satu wujud rasa syukurnya kepada Allah dengan mengeluarkan hasil berupa telur untuk dikonsumsi manusia. Rukun sesama kaumnya, berbunyi dikala tertentu. Akan hal informasi bahwa seluruh hewan dan alam semesta ini bertasbih kepada Allah baik kita simak ayat2 berikut ini: تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ  ۚ وَإِنْ مِّنْ شَىْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِۦ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ  ۗ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا "Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 44) أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰٓفّٰتٍ  ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُۥ وَتَسْبِيحَهُۥ  ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ ۢبِمَا يَفْعَلُونَ "Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nur 24: Ayat 41) Contoh lain; Nurani BURUNG. Pohon Mangga di halaman depan kediaman kami, suatu hari sejak sekitar dhuha diramaikan suara burung kecil2, mereka berbunyi bersahut-sahutan terus menerus. Cicitan burung kecil2 itu malamnya menghilang. Kejadian sama terulang esok hari, mengusik pikiranku mencari tau fenomena apa kejadian yang tak pernah2nya ini. Rupanya ada seekor burung kecil tergeletak mati di bawah pohon mangga telah dirubung semut. Sepulang putraku dari kantor, kusampaikan informasi itu sambil kusuruh anakku mengambil cangkul. Bangkai burung kami kuburkan. Begitu bangkai terkubur rombongan burung kecil2 itu langsung terbang menghilang. Rupanya dua hari kawanan burung ini terus mencicit didorong HATI NURANI mereka ingin anggota mereka yang sudah jadi bangkai itu diperlakukan dengan baik. PERTANGGUNGAN JAWAB. Untuk jenis hewan, Hati Nurani, pendengaran, penglihatan dan hati hanya berkewajiban bersyukur, namun untuk manusia, ditambah lagi dengan “harus dipertanggung jawabkan” di hadapan Allah di akhirat nanti: 1. Penglihatan digunakan untuk apa saja selama didunia. Apakah digunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Seperti membaca artikel2 yang berfaedah, menyimak vedio2 ceramah agama dan ilmu pengetahuan, atau malah menonton film2 yang tidak senonoh. 2. Pendengaran dipergunakan untuk apa saja. Apakah digunakan untuk mendengar hal2 yang tidak berguna, pembicaraan gosip dan gunjing. Atau untuk hal yang bermanfaat, seperti menambah ilmu, mengikuti pengajian dan majelis2 taklim. 3. Hati Nurani, apakah dengannya menjadikan diri menjadi bertambah iman dan taqwa. Terheyuh hati nurani melihat sesama manusia yang termarginalkan, miskin papa, dirundung musibah dan bencana, menderita. Selanjutnya melakukan tindakan nyata dengan membantu semampunya selagi bisa. Dari penggalan kisah serba singkat di atas, mudah2an menjadikan ‘itibar bagi kita para pembaca yang berhati nurani, apakah kini hati nurani kita masih hidup ataukan sudah mati, melihat situasi dan kondisi sekitar kita. Yang kadang terjadi terbolak balik, tidak sesuai dengan Hati Nurani. Yang salah terangkat malah. Yang benar kadang dicap berbuat onar. Semoga kita masih terkelompok sebagai manusia yang ber HATI NURANI yang hidup, peka terhadap lingkungan, ber-empati terhadap pihak lain tertimpa musibah atau ketidak beruntungan, Sebagai wujud dari Syukur kepada Allah telah menganugerahkan HATI NURANI. Ketahuilah bahwa HATI NURANI itu kelak akan dimintai pertanggungan jawab di yaumil mahsyar. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّاب آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 15 Sya’ban 1444 H. 8 Maret 2023. (1.110.23).

No comments:

Post a Comment