Saturday 25 March 2023

ENAM PUASA. Edisi mempuasakan TELINGA

Renungan SEBELUM berbuka: ENAM PUASA. Edisi mempuasakan TELINGA. Agar puasa yang kita laksanakan lebih berkualitas, maka hendaklah sedaya upaya, sekuat tenaga dan jiwa, puasa dilakukan dengan ENAM PUASA: • Mempuasakan mata • Mempuasakan telinga • Mempuasakan lidah • Mempuasakan anggota tubuh • Mempuasakan perut • Mempuasakan hati Dari enam Puasa di atas, di artikel ke 1.121 telah dimuat satu diantara “Enam Puasa” tersebut yaitu: MEMPUASAKAN MATA. Dilanjutkan dalam artikel sekarang dengan; MEMPUASAKAN TELINGA. Telinga diberikan Allah kepada manusia, sebagai alat untuk mengindera bunyi. Sama dengan MATA, telinga juga terdapat dua; disebelah kiri dan sebelah kanan dibatasi oleh kepala yang isinya otak sebagai pengendali sikap dan perbuatan manusia. Ahli hikmah mengandaikan bahwa; manusia tidak bijak kalau menerima sesuatu berita dari dua pihak yang berselisih paham, hanya mendengar dari sepihak, seharusnya “dengar dengan telinga kiri dan telinga kanan”, jadi harus didengar dari kedua belah pihak. Itu antara lain makna ada dua telinga. Bila dikaji lebih dalam mengenai telinga ini, betapa takjub dan bersyukurnya kita, karena Allah menciptakan daun telinga dari “tulang rawan”. Umpamanya saja diciptakan Allah dari tulang yang keras, bagaimanalah bila kita tidur miring ke kiri atau ke kanan. Dipasang Allah daun telinga mengarah agak kedepan tetapi sama sekali tidak mengabaikan ke samping. Posisi itu memudahkan menangkap sumber bunyi dari depan dan juga samping. Mengkaji ayat kauniyah berupa sesuatu yang ada dalam tubuh diri kita, sungguh seharusnya membuat kita bersyukur, seperti ayat yang kita petik di artikel mengenai “Mata” sebelum artikel ini; ayat 78 An-Nahl, Allah memberi Telinga, Mata dan Hati Nurani, ditutup Alah ayat itu dengan: " لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ " = “agar kamu bersyukur”. Dalam konteks “puasa telinga” shaimin-shaimat hendaknya harus mampu mempuasakan telinga dari mendengarkan hal2 yang tidak diperkenankan oleh Allah untuk didengarkan. Allah mempermaklumkan di dalam surat Al-Mu’minun ayat 1 sampai dengan ayat 11, bahwa orang beriman itu akan beruntung di dunia selanjutnya di akhirat nanti mendapatkan surga firdaus, bilamana memenuhi 4 perkara: 1. Khusyuk dalam shalat dan memelihara shalat tersebut secara istiqamah., 2. Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.,3. Menunaikan zakat., 4. Mampu mengendalikan syahwatnya., Titik berat tentang telinga adalah “butir kedua” syarat beruntung yaitu: وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ "dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna," (Al-Mu'minun ayat 3). “Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna”. Berarti bila mendengar orang berbincang yang tidak bermanfaat saja harus dihindari, apalagi mendengarkan orang berbincang yang tidak baik, berghibah, mem – bully (istilah sekarang ya) tentu telinga harus terpelihara. Naaah suadaraku mari puasa ini kita tingkatkan mutunya dengan mempuasakan juga telinga kita, dengan hanya mendengar hal2 yang baik. Sebagai pilihannya untuk mengalihkan telinga kita dari mendengar yang tidak baik itu. Marilah dalam suasana shaum Ramadhan ini kita isi dengan banyak mengikuti pengajian2, mendengar ceramah2 agama dan membaca serta mentadaburi Al-Qur’an, agar kita tidak terkena sindiran/ancaman Allah dalam ayat yang dikutip dibawah ini: وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ  ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ  ۚ أُولٰٓئِكَ كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ  ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ "Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 179) وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ  ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 36) Semoga Allah memeliharakan telinga kita, sehingga yang masuk keruang dengar kita, hanya hal2 yang membawa kemaslahatan dunia dan akhirat. آمِيّنْ....... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِي اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 4 Ramadhan 1444 H. 26 Maret 2023. (1.122.23).

No comments:

Post a Comment