Wednesday 12 June 2019

TAHTA

Tahta dpt diterjemahkan sbg kekuasaan dan jabatan. Seorang masuk di dunia kerja atau bisnis, tentu mengejar peningkatan. Kalau  masuk kerja mulai jadi klerk, bercita-cita jadi kepala kantor, tercapai atau tdk itu soal lain. Seorang pedagang asonganpun akan bercita-cita punya toko besar atau bahkan mungkin ingin punya pabrik dari barang yg diasongnya. Terwujud atau tdk itu soal lain. Bgtlah seterusnya naluri manusia mengejar TAHTA. Karena dg TAHTA,  katanya singkatan dari "apa saja yg DITITAH,  mudah menjadi NYATA". Di dlm masyarakat ada pimpinan masyarakat sejak dari rukun tetangga sampai ke kepala negara itupun namanya juga TAHTA. Wajar menjadi cita-cita banyak orang. Adapun mengenai TAHTA dlm pengertian kekuasaan Allah memberitahukan;
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ ۖ  وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ  ۗ  بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ  اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QSura: Ali 'Imran: ayat 26)

TAHTA  dpt diberikan Allah kpd siapa saja, tak peduli orang itu beramal SHALEH atau beramal SALAH, orang beragama atau atheis. Untuk di negeri-negeri  yg pemimpinnya di pilih rakyat, jelas yg akan naik Tahta tergantung mayoritas rakyatnya. Kalau rakyat banyak yg beramal shaleh insya Allah yg naik Tahta orang yg shaleh pula. Sebaliknya jika penduduknya banyak yg beramal "salah" maka yg akan mendptkan tahta tentu pemimpin yg beramal "salah" pula. Suatu hal yg wajar, karena atas dasar suara terbanyak.  Pemilih banyak yg salah yaa....., akan ber pemimpin salah. Rakyat banyak yg shaleh, insya Allah yg akan naik tahta figur yg shaleh.

Soal "shaleh" dan "salah", jika diserahkan menentukan bgmn kriteria shaleh dan salah kpd manusia tak didptkan pengertian yg sama dan sempurna.

Baik kita pakai referensi Al-Qur'an.
Orang shaleh itu memenuhi 4 syarat:
1. Beriman kpd Allah dan hari akhir.
2. Menyuruh berbuat makruf
3. Mencegah yg mungkar
4. Bersegera mengerjakan berbagai kebaikan.
يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ  ۗ  وَاُولٰٓئِكَ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
"Mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shaleh."
(QS. Ali 'Imran ayat 114)

Jika mempunyai sifat yg berlawanan dg itu, termasuk orang yg blm menenuhi syarat sbg orang shaleh. Mereka kelompok orang yg salah.

Agama, kepercayaan apapun percaya adanya pencipta seklgus penguasa alam ini dan kemudian adanya hari akhir. Buat Islam; ini yg dimaksud "beriman adanya Allah dan hari qiamat".
Agama, kepercayaan apapun kelompok orang shalehnya mesti melakukan butir 2, 3 dan 4 di atas.
Kalau dmkn; agama, kepercayaan apapun bila tdk memenuhi syarat di atas mereka terkelompok orang salah.

Siapapun yg naik Tahta, sbg rakyat kita sll harus berdo'a smg Allah memberikan taufik dan hidayahNya. Kita senantiasa yakin Allah lah yg berkuasa membolak balik kan hati manusia.
Dg dmkn, disamping kita berdo'a untuk diri seperti dicontohkan Rasulullah dg do'a di bawah ini, baik juga mungkin selipkan do'a agar pemimpin2 bangsa kita diteguhkan hati mereka di atas agama-Allah.”

Do’a di bawah ini adalah do’a sunnah rasulullah dan merupakan do’a yang paling sering dibaca Nabi Muhammad s.a.w. agar kita (qalbu) tetap tegar dan istiqamah diatas agama yang benar. Allah yang Membolak-balikkan Hati manusia.

Bukan mustahil, misalnya apaboleh buat kita terlanjur terpilih ke orang yg salah,  setelah naik tahta "berkat do'a kita" menjadi orang yg shaleh melebihi ke shalehan yg kita duga.

Bukan mustahil pula, yg kita pilih sudah kita teliti dia orang yg shaleh, setelah naik tahta "lantaran tdk kita iringi dg do'a",  berubah menjadi orang salah lebih zalim ketimbang orang salah biasanya.

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik’

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas
agama-Mu.” (HR. Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525,
Lihat Sholih Sunan Tirmidzi III No. 2792)

Dmkn, smg kiranya Allah senantiasa melindungi pemimpin2 kita dg taufiq dan hidayahNya. Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment