Sunday 23 June 2019

NASIB dan DO'A.

Seorang pemuda desa, setelah test masuk suatu institusi yg diidamkannya di kota. Dapat kabar gembira lulus. ORTU pun besyukur manggil jiran tetangga syukuran. Tumbang kambing 3 ekor berikut sejumlah ayam buat hidangan.
Eee taunya selang bbrp hari diketahui berita gembira itu Hoaks.

Karena malu, si pemuda angkat koper juga menuju Jakarta. Stlh di Jakarta bgm nantilah pikirnya,  yg penting di kampung tdk menanggung malu.

Guratan nasib luar biasa, pemuda desa ini diterima di suatu instansi yg sama sekali di desanya blm pernah di dengar nama instansi tsb. Singkat cerita, karier dirintis, berkesempatan bbrp kali TUBEL ke luar negeri. Akhir jabatan menjadi petinggi utama di instansi yg cukup vital itu.

Lamunanpun melayang ke masa 40an th lalu, andaikan berita kelulusan di tempat yg di-cita2 kan tdk hoaks, blm tentu sesukses seperti sekarang dicapai dlm berkarier. Terbukti temannya seangkatan yg lulus waktu itu, ternyata kesuksesan kariernya tdk sesukses dirinya.

Sadarlah pemuda itu bahwa Allah selalu memberikan yg terbaik. Bisa saja sesuatu yg terliat tdk baik oleh kita diawalnya, sesungguhnya baik pada akhirnya. Kini dia yakin se yakin2nya; kebenaran firman Allah dlm Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 216)
 وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
"Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Kini pemuda tadi sudah terkelompok  manula, sdh purna bhakti. Tinggal kenangan untuk bahan nasihat ke anak cucu agar JANGAN BURUK SANGKA KPD ALLAH. Mensyukuri segala nikmat yg tlh Allah berikan, seraya berdo'a smg Allah memberikan kekuatan untuk intensif beribadah di usia yg masih tersisa yg diyakini tentu tak kan lama lagi.

Ketika maju ujian gagal ke institusi cita2nya dulu, berbagai ikhtiar dilakukan setara dg kemampuan. Selain itu  sabagai insan religius tak lepas dari berdo'a.

Demikian juga kisah tiga  orang pemuda sedaerah sama-sama menamatkan sekolah es em a yang sama, kebetulan searah cita2. Mereka menempuh ujian masuk perguruan tinggi pilihan mereka bertiga, guna menggapai cita2 yang sama itu.

Dua orang diantaranya diterima, seorang lainnya tidak diterima. Padahal mereka berdo’a bersama, belajar dan latihan test bersama. Pemuda yang tak keterima kemudian usaha test lagi tahun2 berikutnya sampai 3 x, namun tetap gagal. Padahal ketika es em a justru anak yg tak lolos ujian masuk ke fakultas cita2 mereka ber 3 ini malah yg terpandai.

Alhasil akhirnya si pemuda yg tdk lolos, mencari fakultas lain, ternyata keterima, kini dia menyandang gelar ilmu yg beda dari 2 sohibnya.

Waktupun bergulir, masing2 menamatkan pendidikan, terjun kemasyarakat, di dunia kerja.

Mendekati masa pensiun/ diusia senja, ternyata pemuda yang tidak keterima di  fakultas pilihan mereka  bersama itu jadi pengusaha sukses, menghidupi hampir seribu karyawan.
Sementara rekannya yang kelihatan beruntung diawal tadi hanya sekedar sampai mencapai jabatan rendahan saja, juga dlm kesuksesan kehidupanpun biasa2 saja.

Nah ini lah yang namanya nasib dan ini pula merupakan salah satu yang dimaksud dengan sabar: “Sabar menerima apapapun keputusan Allah”.

Nabi Musa pernah bertanya "Ya Allah : Manakah hambamu yang paling besar kesalahannya”. Allah menjawab:” Ialah yang hatinya cemburu dan menuduhKU, selalu dia memohon kepada KU, tetapi dia tidak redha menerima keputusanKU".

Menyaksikan ilustrasi pemuda yang merajut cita2 bersama  dicontohkan di atas. Makanya kita hendaknya tidak putus asa atas Rahmat Allah. Tidak boleh pula berprasangka buruk terhadap Allah, jika suatu ketika do’a kita belum dan bahkan tidak dikabulkan Allah. Yakinlah bahwa Allah sayang kepada kita dan akan memberikan yang paling terbaik buat kita.

Di case 3 pemuda yg kini sudah tua itu, kenyataan do'a salah seorang tak terkabul mencapai cita2 pertama, justru Allah menghendaki yg lbh baik buatnya, menghidupi banyak orang, jadi pengusaha sukses.
O.k.i. berprasangka baik lah kpd Allah.
Mengacu pd jawaban Allah atas pertanyaan nabi Musa, Orang yg "paling besar kesalahannya adlh: 
* Berprasangka buruk thdp Allah.
* Menuduh Allah yg buruk, ketika do'anya blm terkabul.
* Tidak redha menerima apa yg ditetapkan Allah baginya.

Padahal Allah tlh mewartakan di ayat 23 Al-Hadid:
لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"

Ayat di atas mengajarkan:
* kita berusaha dan berdo'a, namun Allah yg menentukan keberhasilan.
* Giliran berhasil jangan terlalu gembira apalagi sombong dan berbangga bahwa awak hebat, se-olah2 keberhasilan tsb tdk ada campur tangan Allah.
* Dalam hal tidak berhasil, tidak pula terlalu sedih, sebab semua adlh ketentuan Allah. Qt sdh usaha dan do'a, yakinlah insya Allah yg terbaik disiapkan Allah untuk qt.

Smg Allah memberikan yg terbaik buat penulis dan pembaca. Smg kita semua tdk termasuk orang yg membuat kesalahan terbesar y.i. berprasangka buruk thdp Allah. Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment