Monday 3 June 2019

Shaum mencegah Buruk Sangka

Manusia di dalam menempuh hidup ini tidak akan luput dari kecenderungan yang tiga yaitu: Prasangka, Takut Risiko dan Ingin Untung.

PRASANGKA

Sejak bayi manusia sudah mempunyai pembawaan berprasangka dengan konotasi pihak lain diluar dirinya harus disikapi dengan hati-hati, karena akan dapat mencelakakan dirinya. Begitu terlahir bayi akan menangis, karena merasakan sesuatu yang asing dari yang dirasakannya selama di dalam kandungan ibunya. Selanjutnya menangis dijadikan sarana baginya untuk menolong dirinya untuk beberapa keperluan, buat menyatakan lapar dan haus, menyatakan kondisi sekeliling tubuhnya kurang enak. Perkenalan pertama terhadap manusia adalah orang-orang yang ada disekelilingnya, semula orang tersebut diduga akan membahayakan ternyata tidak, karena dari orang yang dekat dengan dirinya diperoleh minuman dan makanan serta memberikan kesegaran tubuh seperti memandikan, mengganti pakaian dan lain-lain keperluan. Bila disuatu keadaan ada orang lain yang mencoba mendekatinya selain yang biasa ia kenal, maka prasangka buruk akan timbul bagi si bayi, ia tidak langsung bersedia digendong, ia akan menangis sebagai ungkapan keraguannya untuk memberitahukan kepada orang yang biasanya ia kenal. Bahwa ada yang tidak ia suka karena akan mengancamnya. Pembawaan manusia ini terbawa sepanjang hidupnya. Kadar prasangka tinggi rendahnya tergantung pengalaman yang alami individu yang bersangkutan. Orang yang hidupnya di kota besar, prasangka negatif lebih tinggi dibanding orang yang tinggal di pedesaan.

Rumah orang di kota besar, pintunya senantiasa tertutup dan bahkan berkunci siang malam, dilengkapi pula dengan pagar tinggi pintu pagar berkunci di atas pagar ada kawat berduri. Tidak ketinggalan ada system alarm. CCTV.  Sedang rumah orang di desa, kadang tidak ditutup di siang hari, tidak ada pagar tinggi dengan pengamanan kawat berduri dan alarm. Jikapun ada pagar kadang sekedar pembatas halaman dengan jalan dan tetangga kiri kanan dan belakang rumah.

Di kota bila ada tamu yang ingin berkunjung, sebelumnya konfirmasi dulu, sedang di desa tamu datang langsung dapat ke rumah. Di Kota jika ada seseorang diluar pagar menekan bel rumah, isi rumah tidak langsung membukakan pagar, karena penuh curiga. Bukan berarti orang di desa sama sekali meninggalkan kecenderungan manusia berprasangka, hanya kadarnya lebih kecil dari orang kota. Penyebabnya adalah di kota penduduk lebih banyak sehingga tidak mudah saling kenal mengenal. Lagian banyak terjadi kejahatan dg berpura sbg tamu.

Shaum mangendalikan diri untuk tdk berprasangka buruk, walau tetap waspada. يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ  اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ
(Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa). Al- Hujurat 12.
وَاِنَّا لَجَمِيْعٌ حٰذِرُوْنَ
"dan sesungguhnya kita semua tanpa kecuali harus selalu waspada."
(Asy-Syu'ara' ayat 56).

Shaum melatih diri, untuk hati tidak berprasangka negatif kpd siapapun. Sebaliknya selalu berfikir positif. Sebab nilai puasa berkurang bila dihati ada prasangka buruk atau men-cari2 kesalahan orang.

2. TAKUT RISIKO dan 3. INGIN UNTUNG.
Insya Allah di publish di renungan Ramadhan hari berikutnya.

Dmkn renungan shaum Ramadhan hari ini. Mari qt masing2 diri berdo'a:
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ فَضْلَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَ صَيِّرْ أُمُوْرِيْ فِيْهِ مِنَ الْعُسْرِ إِلَى الْيُسْرِ وَ اقْبَلْ مَعَاذِيْرِيْ وَ حُطَّ عَنِّيَ الذَّنْبَ وَ الْوِزْرَ يَا رَؤُوْفًا بِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ
(Ya Allah, berkahilah aku di bulan ini dengan mendapatkan lailatul qadr. Ubah arah hidupku dari hidup yang susah menjadi mudah. Terimalah segala permohonan maafku dan hapuskan dosa-dosa dan kesalahanku. Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya yang saleh).

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment