Monday 3 June 2019

SHAUM hindari RISIKO

Manusia normal pasti takut terhadap risiko. Naluri manusia sadar maupun tidak sadar tetap berupaya menghindari risiko. Kendati semua orang paham bahwa ada risiko yang tidak dapat dihindari (seperti mati) semua orang pasti akan mati. (QS. Al-Jumu'ah ayat 8)
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ
(Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu)

Risiko mati memang ditakutkan, tapi takut ndak takut sama saja pasti tiba.

Risiko yang ditakutkan oleh manusia selain mati, umumnya yaitu:

a. Murni/fundamental. Adalah risiko yang tidak disengaja, misalnya kebakaran, pencurian, penggelapan, bencana alam. Untuk menghindari risiko ini manusia secara naluri berusaha melakukan pengamanan sebelum risiko itu datang, dengan berhati-hati, waspada dan melakukan persiapan penanggulangan bila risiko itu datang juga.

b. Risiko statis. Risiko yang tidak ada hubungan dengan perkembangan ekonomi dan IPTEK misalnya: Risiko hari tua Risiko Kematian. Risiko hari tua membuat manusia menyiapkan diri dengan menghimpun harta, selagi muda atau bekerja disuatu institusi yang memberikan jaminan masa tua. Tidak sama keberuntungan setiap orang menerima risiko hari tua ini. Yang sama adalah masing-masing berupaya menyiapkan diri. Ada orang yang bernasib baik, harta dihimpunnya di masa muda dapat dinikmati di masa tua sampai akhirnya ia meninggal. Sementara anak keturunannya berbakti kepada orang tuanya. Dalam pada itu ada orang yang kurang beruntung, tak berhasil menghimpun harta di masa muda untuk masa tua dan jikapun punya anak keturunan kurang dapat pula berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Risiko mati, semua manusia sadar bahwa dirinya bagaimanapun akan tutup usia, orang yang beragama dan insyaf, akan mengumpulkan bekal untuk kehidupan sesudah mati.
Shaum mrpkn salah satu ikhtiar untuk bekal, bakal persiapan menghadapi kehidupan di alam barzah.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Hasyr ayat 18).

Shaum dijalankan dg ibadah lainnya sbg bentuk takut risiko setelah kematian. Shaum yg sukses.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, Muslim, dll)

Tentu ini memotivasi ahli shaum untuk tdk takut menghadapi risiko maut. Apa lagi yg diharapkan manusia, setinggi apapun pangkat dan kedudukannya, sekaya apapun dia, bila mati, keluarga mhn do'a untuk si mayit "agar ybs diampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya". Insya Allah ini akan diperoleh ahlus shaum mengacu hadist di atas.

Sedang risiko fundamental dan risiko statis di atas bagi pengamal shaum tidaklah terlalu dikhawatirkan. Karena takut itu disebabkan keadaan yang belum pernah terjadi pada dirinya, tetapi boleh jadi akan terjadi dan bahkan ada yang pasti akan terjadi. Pada saat sesuatu yang ditakutkan itu terjadi, takut itu akan pergi, karena ditakutkan atau tidak ditakutkan sama saja sebab telah terjadi. Shaum mengontrol takut risiko karena ahli shaum selalu ingat bahwa semua terjadi atas izin Allah. Tak ada yg sanggup menghindar dari takdir Allah.
وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗۤ اِلَّا هُوَ  ۚ  وَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآ دَّ لِفَضْلِهٖ  ۗ  يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِهٖ  ۗ  وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
"Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Yunus ayat 107)

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment