Sunday 16 June 2019

Memberi maaf lbh utama dari meminta maaf

Kalau sblm ada dunia maya menjelang Idul Fitri sdh sibuk ngirim kartu lebaran, kini  memanfaatkan dunia maya sahabat handai, saudara dekat family jauh, kolega, atasan dan bawahan, rekan sejawat saling minta maaf cukup melalui medsos, kadang dilengkapi gambar dsbnya.

Sudahkah soal maaf memaafkan ini sampai ke maksudnya? Sudah habiskah kesalahan diantara kita? Ini barang kali agaknya perlu kita telusuri.

Kenapa harus saling memaafkan.
Sbg manusia dlm berinteraksi sesama berpotensi melakukan kesalahan kepada orang lain. Kesalahan sesama manusia, dlm bahasa agama “dosa”. Dosa kepada manusia ada dalam dua jurus yaitu:
1. Dosa terhadap hartanya; penyelesaiannya dng mengembalikan harta itu kpd pemiliknya dng nilai yg sama bila perlu lebih baik lebih banyak. Jika tdk mampu, maka meminta keikhlasan dan keredhaan pemiliknya. Jika si empunya telah tiada maka penyelesaiannya hendaklah diserahkan ke ahli warisnya. Jika ahli warisnyapun tak ditemukan, hendaklah diwakafkan a.n. pemilik harta untuk kemaslahatan agama dan masyarakat. Dng niat menitipkan kpd Allah sbg pembayar dosa tsb.  Itu pendpt Imam Ghazali.
2. Dosa sesama manusia mengenai kehormatannya. Misalnya pernah memfitnahnya, menghinanya, mencaci makinya. Mintalah maaf dan redhanya. Jadi mumpung masih hidup maka hubungilah orang yg kita pernah dosa kpdnya. Mungkin kalau hanya secara umum, dng tdk menyebutkan secara spesifik, seperti  melalui dunia maya, barangkali  belum  memenuhi syarat minta keredhaan atas dosa tersebut.

Bila dosa sesama blm sempat terselesaikan didunia ini dua hal diatas,  seperti HR IMAM BUKHARI bahwa Rasulullah SAW mengatakan “Barangsiapa yg mempunyai kezaliman kpd saudaranya mengenai hartanya atau kehormatannya, maka diminta dihalalkan kepadanya dari dosanya itu sblm datang hari dimana nanti tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), dimana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sdh tdk ada lagi amal kebaikannya maka akan diambil dari dosa orang teraniaya itu lalu dipikulkan kpd orang yg menganiayanya itu.

Ternyata mhn maaf kpd orang perorang secara spesifik, bagi kita yg bersalah kpd seseorang apalagi ke banyak orang. Sulit untuk dilakukan.

Bagus kita renungkan anjuran Al Qur’an bahwa yg paling utama itu adalah memaafkan, dari pada minta maaf. Sebab dng kita memaafkan kesalahan orang kpd kita walau dia tidak minta maaf. Jelas pihak dizalimi tau persis secara spesifik kezaliman dari seseorang yg menzaliminya tersebut. Dng demikian membantu pihak yg menzalimi terbebas dari dosa. Al-Qur’an surat Al- Baqarah ayat 263
قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ  يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى  ؕ  وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ
"(Perkataan yang baik) atau ucapan yang manis (serta pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan menyakiti perasaan) dengan mencerca atau mengomelinya (Dan Allah Maha Kaya) hingga tidak memerlukan sedekah hamba-hambanya (lagi Maha Penyantun)
Menurut ayat di atas sikap memaafkan kesalahan orang kepada kita adalah sifat yg di apresiasi Allah bahkan lebih baik dari sedekah yg berbuntut disebut-sebut.

Orang yg beramalan  setiap hari sblm tidur malam memaafkan orang yg bersalah kpdnya, orang inilah yg diriwayatkan Abdullah bin Amr akan masuk surga tanpa dihisab.

Mari kita maafkan kesalahan orang, rekan kita kolega, sahabat dan saudara kita,  kendati mereka tdk minta maaf. Apalagi ktk tulisan ini kupublish sdh 10 hari bulan Syawal.  Mungkin banyak yg sdh akhiri "puasa Nam". Sayang puasa kita, jangan sampai saudara kita yg menzalimi kita terkena seperti ucapan Rasulullah:
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ
 (Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya)) (HR. Tirmidzi)

O.k.i. selain mhn kpd Allah diampuni sgl dosa, juga kpd sanak saudara, sidang pembaca, dlm tulisan ini saya ulangi lagi hal yg pernah saya tulis di akhir Ramadhan dan 1 Syawal 1440 "mhn maaf lahir dan bathin".
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين

Mudah2an shaum kita selama Ramadhan dan Syawal, misalnya ada kekurangannya Allah cukupkan shg menjadi shaum yg diterima.
Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment